Studi Awal : Gambaran Status Gizi dan Asupan Kalsium Pada Anak Sekolah Usia 13-15 Tahun

(1)

GAMBARAN STATUS GIZI DAN ASUPAN KALSIUM PADA

ANAK USIA 13

15 TAHUN

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Syarat Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

LULU ZAKIAH

NIM : 1112103000069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW, yang membawa cahaya kebenaran sampai akhir zaman.

Penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancer jika tidak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Prof Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Yanti Susianti, Sp.A (K) dan dr. Achmad Luthfi, Sp.B KBD selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan mengarahkan selama pembuatan skripsi ini.

4. dr. Flori R, Ph.D selaku ketua penanggung jawab riset Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2012.

5. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT yang selalu membantu dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi ini.

6. dr. Witri Ardini, Sp.GK, M.Gizi yang telah membantu dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya tercinta Bapak H. Dadang S dan Ibu Hj. Suryani serta adik saya Anis, Rizqi, Ratu yang selalu memberikan semangat, nasihat, dukungan selama hidup saya dan pembuatan skripsi ini.

8. Teman-teman satu kelompok riset saya yang telah berjuang bersama-sama dalam pembuatan skripsi ini.


(6)

vi

9. Seluruh angkatan PSPD 2012 sebagai teman sejawat dan seperjuangan dalam pembuatan skripsi ini.

10.Seluruh staf dan dosen pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11.Sekolah Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta selaku tempat pengambilan sampel dalam penelitian ini.

Ciputat, 29 September 2015


(7)

vii ABSTRAK

Lulu Zakiah. Program Studi Pendidikan Dokter. Studi Awal : Gambaran Status Gizi dan Asupan Kalsium Pada Anak Sekolah Usia 13-15 Tahun.

Masalah status gizi pada remaja meliputi masalah gizi kurang dan status gizi lebih. Gizi kurang dan gizi lebih bisa disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sosial ekonomi, makanan bergizi, dan pola makan. Status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu asupan kalsium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status gizi dan asupan kalsium pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13-16 April 2015 dan 8 September 2015. Hasil penelitian didapatkan nilai tengah usia anak yaitu 13 tahun 8 bulan. Nilai tengah berat badan anak 46,4 kg dengan range 32,2-121,8 kg dan nilai rerata tinggi badan 157,4 cm. Sebagian besar anak memiliki status gizi normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Hasil nilai asupan kalsium didapatkan dengan asupan kalsium kurang sebanyak 31 anak (44,%) dan asupan kalsium cukup sebanyak 39 anak (55,7%). Dari penelitian ini didapatkan hasil status gizi normal dan terbanyak asupan kalsium cukup.


(8)

viii ABSTRACT

Lulu Zakiah. Medical Education Program . Preliminary studies : Overview of Nutritional Status and Calcium Intake in Children School Age 13-15 Years.

The nutritional problems that suffering among teenegers are about malnutrition and overnutrition. Both of nutritional problems can be caused by

some factors, they are economic status, nutrition’s food and dietary habit. Someone’s nutritional status can be caused by some factors, such as calcium

intake. The aim of this research is to know about the nutritional status and calcium intake of the students with 13-15 years old at Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta. The method which used in this research is cross sectional desaign. The data was taken on April, 13-16 and September, 8 2015. The data in this research which was gotten by calculating median is come from children in 13 year-8 month old from that data, writer got the median of eweight is 46,4 kg 32,2 – 121,8 kg and the mean of height is 157,4 ± 8,,4 ccm. Based on weight for age, height for age, and body mass index for age indicator, can be concluded that mostly the nutritional status of teenager is normal. The result of calcium intake can be concluded that 31 (44%) with calcium deficiency and 39 (55,7%) with good calcium intake.


(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Hipotesis ... 2

1.4. Tujuan Penelitian ... 2

1.4.1. Tujuan Umum Peneliti ... 2

1.4.2. Tujuan Khusus Peneliti ... 2

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

1.5.1. Manfaat Bagi Masyarakat ... 3

1.5.2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ... 3


(10)

x

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Status Gizi ... 5

2.1.1. Pengertian Status Gizi ... 5

2.1.2. Cara Penentuan Status Gizi ... 5

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ... 8

2.2. Asupan Kalsium ... 8

2.2.1. Kalsium ... 8

2.2.2. Sumber Kalsium ... 9

2.2.3. Fungsi dan Peranan Kalsium ... 11

2.2.4.Dampak defisiensi kalsium terhadap pertumbuhan ... 11

2.3. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Survei Konsumsi Makanan ... 12

2.4. Kerangka Konsep ... 12

2.5. Deffinisi Operasional ... 13

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 14

3.1. Desain Penelitian ... 14

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.2.1. Tempat Penelitian ... 14

3.2.2. Waktu Penelitian ... 14

3.3. Sumber Data ... 14

3.4. Populasi ... 14

3.4.1. Populasi Target ... 14

3.4.2. Populasi Terjangkau ... 15

3.5. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ... 15

3.6. Estimasi Besar Sampel ... 15

3.7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 16


(11)

xi

3.7.2. Kriteria Eksklusi ... 16

3.8. Cara Kerja ... 16

3.8.1. Pengumpulan Data ... 16

3.8.1.1. Data Umum ... 16

3.8.1.2. Data Antropometri ... 17

3.8.1.3. Data Wawancara Konsumsi Makanan ... 17

3.8.2. Pengolahan dan Analisa Data ... 18

3.8.2.1. Pengolahan Data Antropometri ... 18

3.8.2.2. Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan ... 18

3.8.2.3. Analisis Statistik ... 18

3.8.3. Penyajian Data ... 19

3.8.4. Pelaporan Data ... 19

3.9. Identifikasi Variabel ... 19

3.10. Etika Penelitian ... 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Sebaran Karakteristik Sosiodemografik Subyek ... 20

4.2. Status Gizi ... 21

4.3. Asupan Kalsium ... 23

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1. Simpulan ... 25

5.2. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26


(12)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indikator BB/U,

TB/U, BB/TB ... 7 Tabel 2.2. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Kurva CDC 2000 ... 7 Tabel 3.3. Bahan Makanan Sumber Kalsium Tinggi ... 10


(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Informed Consent ... 30

Lampiran 2 Formulir Food Frequency Questionnare ... 33

Lampiran 3 Food Model ... 37


(14)

xiv DAFTAR SINGKATAN

WHO = World Health Organization

Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar

Depkes = Departemen Kesehatan

WHO-NCS = World Health Organization National Center for Health Statistic

AKG = Angka Kecukupan Gizi

FFQ = Food Frequency Questionnare

BB = Berat Badan

TB = Tinggi Badan


(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) 2012, diperkirakan 165 juta anak usia di bawah 5 tahun di seluruh dunia mengalami penurunan gizi.1 Faktor kemiskinan seringkali menjadi penyebab kurang gizi di masyarakat. Beberapa faktor penyebab kurang gizi yaitu kondisi sosial ekonomi, pola pengasuhan, dan penyakit infeksi.1

Menurut penelitian tahun 2012 dan 2003, kalsium penting bagi tubuh manusia karena merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan bagi proses biologis. Sembilan puluh sembilan persen terdapat pada tulang rangka dan gigi dalam bentuk kristal hydroxyapatite.3,4 Satu persen dalam bentuk ion pada cairan intraseluler dan ekstraseluler, terikat dengan protein dan membentuk kompleks dengan ion organik.3-5

Menurut Almatsier S tahun 2011, usia remaja 10-18 tahun merupakan periode rentan gizi. Berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan, kegiatan berolahraga, memerlukan asupan kalsium yang lebih dari orang dewasa.6

Untuk menilai kondisi atau asupan kalsium, maka penelitian akan dilaksanakan terhadap siswa usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tempat tersebut karena bisa terjangkau dari kampus dan tidak memerlukan waktu lama untuk menuju ke tempat penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan dan penanganan masalah gizi.


(16)

2

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan pertanyaan bagi peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta ?

2. Bagaimana asupan kalsium dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta ?

3. Bagaimana gambaran asupan kalsium dan status gizi dari makanan pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta ?

1.3Hipotesis

Terdapat gambaran asupan kalsium yang kurang pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.

1.4Tujuan Peneliti

1.4.1 Tujuan Umum Peneliti

Mengetahui gambaran status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun dan asupan kalsium dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

1.4.2 Tujuan Khusus Peneliti

1. Mengetahui sebaran karakteristik anak usia 13-15 tahun berdasarkan usia dan jenis kelamin di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.

2. Mengetahui sebaran status gizi anak usia 13-15 tahun berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.


(17)

3

3. Mengetahui sebaran asupan kalsium dari makanan pada anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.

4. Mengetahui gambaran asupan kalsium dan status gizi dari makanan pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.

1.5Manfaat Peneliti

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat bagi masyarakat

1. Menghasilkan data tentang status gizi dan asupan kalsium yang memberikan dan membantu pengetahuan dalam memahami masalah gizi pada anak sekolah usia 13-15 tahun.

2. Memberitahu kepada kepala puskesmas atau bidang pelayanan kesehatan mengenai status gizi dan asupan kalsium pada anak sekolah usia 13-15 tahun.

3. Memberi masukkan positif bagi Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta.

1.5.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

1. Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Sarana dalam menjalin kerjasama antara staf dosen, mahasiswa, pimpinan prodi dan fakultas, dan Universitas.


(18)

4

1.5.3 Manfaat bagi peneliti

1. Sebagai tugas akhir kuliah di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Jakarta.

2. Sebagai pengetahuan dan sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu penelitian dalam bidang kesehatan.

3. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi.

4. Meningkatkan kemampuan berfikir luas dan sistematis.


(19)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Pengertian status gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dalam bentuk variabel tertentu.7 Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi terdapat keseimbangan jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan ke luar sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak, dan zat gizi lainnya.8

Status gizi kurang atau undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang, dengan jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu.9 Status gizi lebih atau overnutrition merupakan keadaan gizi seseorang saat jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan.8

2.1.2 Cara penentuan status gizi

Departemen Kesehatan (Depkes) 2000 menyebutkan bahwa standar penilaian status gizi yang digunakan adalah baku antropometri mengikuti standard

World Health Organization National Center for Health Statistic (WHO-NCS).10 Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks antropometri yang dikaitkan dengan variabel lain yaitu umur, berat badan, dan tinggi badan.2


(20)

6

Menurut Depkes 2004 umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, jika salah akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Kesalahan yang sering muncul adalah kecenderungan untuk memilih angka yang mudah misalnya 1 tahun, harusnya 12 bulan. Perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan.11

Menurut Depkes 2004 berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan (cairan tubuh). Berat badan sangat berpengaruh apabila sedang terinfeksi dan mengalami penyakit maka akan menurun. Berat badan banyak digunakan karena hanya melakukan satu kali pengukuran, tetapi tidak dapat menggambarkan status gizi dari waktu ke waktu.11

Menurut Depkes 2004 Tinggi badan yaitu pertumbuhan fungsi tubuh dapat dilihat dari tinggi, kurus, dan pendek. Pengukuran tinggi badan jarang dilakukan karena perubahannya terjadi sangat lambat, biasanya dilakukan satu tahun sekali.11


(21)

7

Tabel 2.1 Penelitian status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB standart baku antropometri WHO-NCHS.

NO Indeks yang

dipakai

Batas Pngelompokan Sebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

-3 s/d <-2 SD Gizi kurang

-2 s/d +2 SD Gizi baik

>+2 SD Gizi lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat pendek

-3 s/d <-2 SD Pendek

-2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

3 BB/TB < -3 SD Sangat kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber: Depkes, 2002.

Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Kurva CDC 2000

Anthropometric Index Percentile Cut-off

Values

Nutritional Status Indicator

BMI for age ≥ 95th Obesity BMI for age ≥85th and < 95th Overweight BMI for age <5th Underweight Stature for age <5th Short Stature


(22)

8

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi status gizi

Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung.12

a. Faktor langsung:

1. Ketersedian dan asupan makanan 2. Infeksi

b. Faktor tidak langsung: 1. Ekonomi

2. Perawatan anak 3. Pelayanan kesehatan 4. Umur dan jenis kelamin

5. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu 6. Status sosial

7. Kebiasaan makan

8. Banyak anggota keluarga12

2.2Asupan Kalsium 2.2.1 Kalsium

Kalsium merupakan salah satu zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kalsium dapat dibedakan berdasar jenis kelamin dan usia. Menurut dokter ahli gizi, kebutuhan kalsium yang dibutuhkan orang Indonesia rata-rata 500-800 mg/hari. Pada usia lanjut dan menopause disarankan asupan kalsium tiap hari 1000 mg.13, 14

Kalsium merupakan mineral yang banyak dalam tubuh manusia. Sembilan puluh sembilan persen kalsium terdapat dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. Satu persen kalsium terdapat pada darah dan jaringan lunak. Jika tanpa 1% kalsium, akan mengalami gangguan kontraksi otot, pembekuan darah akan sulit, dan transmisi saraf terganggu.15


(23)

9

2.2.2 Sumber kalsium

Kalsium dihasilkan oleh dua sumber yaitu sumber hewani dan nabati. Bahan makanan hewani yang mengandung kalsium adalah ikan, udang, susu, kuning telur, dan daging sapi. Tetapi daging sapi jika dikonsumsi berlebihan akan menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Maka dari itu makanan hewani dikonsumsi secukupnya saja.14


(24)

10

Tabel 3 Bahan Makanan Sumber Kalsium Tinggi.

No Bahan

Makanan Sumber Nabati Kandungan kalsium per100 mg

1 Kacang

tanah

316

2 Bayam 267

3 Sawi 220

4 Selada air 182

5 Daun

singkong

165

6 Tempe 129

7 Tahu 124

8 Ocom 96

9 Kacang

merah

84

10 Singkong 77

11 Biskuit 62

12 Susu kedelai 50

13 Jeruk 33

14 Toge 29

15 Jambu biji 28

16 Papaya 12

17 Roti 10

Sumber: Atmarita, 2005. No Bahan

Makanan Sumber Hewani

Kandungan Kalsium per 100 mg

1 Ikan bandeng

presto

1422

2 Udang kering 1209

3 Ikan teri kering 1200

4 Keju 777

5 Tepung susu 770

6 Sarden kaleng 354

7 Susu kental

manis

300

8 Kuning telur

bebek

150

9 Kuning telur

ayam

147

10 Susu sapi 143

11 Udang segar 136

12 Es krim 123

13 Yoghurt 120

14 Belut 48

15 Ikan rebon

segar

31

16 Daging ayam 13


(25)

11

2.2.3 Fungsi dan peranan kalsium

Kalsium mempunyai banyak fungsi dalam tubuh yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi. Kalsium memperkuat tulang dan gigi. Kalsium pada tulang mempunyai fungsi yaitu sebagai tempat penyimpanan kalsium.17

Kalsium pada gigi merupakan mineral pembentukan dentin dan email.18 Kalsium juga mempunyai fungsi mengatur pembekuan darah. Jika terjadi luka, ion kalsium di dalam darah akan merangsang pembebasan tromboplastin yang mengkatalisis perubahan protombin menjadi trombin kemudian akan membantu perubahan fibrinogen menjadi fibrin yang merupakan gumpalan darah.19

Kalsium mengatur metabolisme glikogen di hati dengan bantuan vasopresin. Kalsium juga membantu absorbsi vitamin B12, membantu enzim memecah lemak, lipase pankreas, ekskresi insulin oleh pankreas, dan pembentukan dan pemecahan asetilkolin.19

2.2.4 Dampak defisiensi kalsium terhadap pertumbuhan

Dampak defisiensi kalsium terhadap tubuh manusia yaitu menyebabkan abnormalitas terutama pada usia dini, gangguan pertumbuhan yaitu seperti tulang kurang kuat, mudah bengkok, dan rapuh. Pada orang usia di atas 50 tahun akan kehilangan kalsium dari tulangnya, sehingga menjadi rapuh dan mudah patah (osteoporosis). Jika kelebihan kalsium akan berisiko terhadap tubuh menyebabkan batu ginjal, kanker prostat, dan sulit buang air besar.18


(26)

12

2.3 Penilaian gizi berdasarkan survei konsumsi makanan

Dalam penelitian ini untuk menilai konsumsi makanan dalam penilaian status gizi yaitu menggunakan metode FFQ (Food Frequency Questionnare) yang merupakan metode retrospektif. Dalam metode ini menanyakan berapa banyak konsumsi makanan dalam satu periode yaitu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Dalam FFQ ini berisi daftar makanan, frekuensi konsumsi, dan ukuran yang dikonsumsi.30

2.4 Kerangka Konsep

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Yang diteliti

Yang tidak diteliti

Faktor makanan

pemberian

keluarga Asupan kalsium

Status gizi

Faktor kesehatan

Kebiasaan makan sehari-hari


(27)

13

2.5Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang memiliki batasan sebagai berikut:

1. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi yang diukur berdasarkan berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan indeks masa tubuh terhadap umur (IMT/U). Hasil yang diperoleh dari pengukuran antropometri dimasukkan ke dalam

kurva CDC 2000 dan dinyatakan dalam status gizi kurang (p<5th), status gizi normal (5th<p<95th) dan status gizi lebih (p>95th).

2. Tinggi badan yaitu hasil dari pengukuran tinggi badan yang dilakukan dengan cara melepas alas kaki, membuka topi (jika subjek menggunakan topi) lalu subjek berdiri tegak lurus dan menghadap ke depan dengan menggunakan alat GM-TD 150.

3. Berat badan yaitu hasil dari pengukuran berat badan dilakukan dengan cara melepas alat yang mengganggu hasil seperti alas kaki, jam tangan, topi, ikat pinggang, dan diukur dengan alat GM-TD 150.

4. Usia merupakan selisih dari tanggal pengambilan data primer dengan tanggal lahir yang didapatkan menggunakan aplikasi MsExcel . Hasil dari perhitungan usia dinyatakan dalam tahun dan bulan.

5. Anak usia sekolah adalah anak-anak berusia 13 – 15 tahun dan sedang menjalani pendidikan formal di sekolah.

6. Asupan kalsium dinilai dari asupan makanan sehari-hari yaitu susu dan sayuran hijau.

7. Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan angka kecukupan asupan gizi seseorang berdasarkan usia, jenis kelamin, dan ukuran tubuh.

8. Kuisioner yang digunakan untuk wawancara siswa yaitu (FFQ) di dalam kuisioner tersebut terdapat jenis makanan, dengan cara mewawancarai siswa satu persatu dalam waktu 15-20 menit dan menanyakan pertanyaan dengan food model. Pada kuisioner ini sudah divalidasi dengan Fakultas Gizi Universitas Indonesia dan sudah dipakai banyak penelti, tetapi kami tidak mendapatkan hasil validasinya.


(28)

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode potong lintang menggunakan data primer untuk mengetahui asupan kalsium dan status gizi anak sekolah usia 13 - 15 tahun dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat pengambilan data dilaksanakan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat Tangerang Selatan, pengelolah data bertempat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta, tahun 2015.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 13 April - 8 September 2015.

3.3 Sumber Data

Data yang diperoleh adalah data primer, pengambilan data menggunakan antropometri yang terdiri dari tinggi badan dan berat badan, dengan menggunakan metode FFQ pada subyek.

3.4 Populasi

3.4.1 Populasi Target


(29)

15

3.4.2 Populasi Terjangkau

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini pada anak usia 13-15 tahun dan bertempat di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta tahun 2015.

3.5 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Pemilihan sampel dengan cara random sampling pada anak sekolah usia 13-15 tahun yang bertempat di Madarsah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta yang memiliki dan memenuhi kriteria penelitian ini.

3.6 Estimasi Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus pengambilan sampel sebagai berikut:

(Zα)2 x P Q n= ____________________

d2

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan rumus diatas sudah di tentukan seperti berikut ini:

n = besar sampel

P = proporsi subyek dengan asupan kalsium kurang bernilai 76,2 %

Q = 1 - P

L = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki bernilai 0,1 α = tingkat kemaknaan bernilai 0,05


(30)

16

Jika seluruh nilai-nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan mendapatkan nilai sebagai berikut:

(1,96)2 x 0,762 x(1-0,762) n = ___________________________

(0,1)2 n = 69,6 ≈ 70

Jadi, besar sampel minimal yang digunakan untuk penelitian ini adalah 70.

3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.7.1 Kriteria Inklusi

Kriteria subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Bersekolah di Madrasah Pembangun Tsanawiyah UIN Jakarta.

2. Anak sekolah yang berusia 13 – 15 tahun dengan jenis kelamin laki - laki dan perempuan.

3. Bersedia mengikuti penelitian.

3.7.2 Kriteria Eksklusi 1. Anak yang sedang sakit.

2. Berat badan (BB) sulit diukur karena udem. 3. Tinggi badan (TB) sulit diukur karena kaki cacat.

3.8 Cara Kerja

3.8.1 Pengumpulan Data 3.8.1.1Data Umum

Pengumpulan data umum didapatkan dari data yang dimiliki oleh sekolah dan memintanya kepada guru bimbingan konseling yaitu meliputi usia, jenis kelamin, dan tingkatan kelas anak sekolah usia 13 – 15 tahun di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015. Data tersebut diperoleh dua


(31)

17

minggu sebelum penelitian dilakukan yaitu saat survei lapangan ke lokasi pengambilan data.

3.8.1.2Data Antropometri a. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat GM-TD 150 yang ditempatkan di lantai yang rata. Data tinggi badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu lalu bersandar dengan kedua kaki dirapatkan. Punggung, pantat, dan tumit kaki menempel pada alat tersebut, dengan kepala dan pandangan lurus ke depan. Alat ditarik ke bawah hingga menyentuh kepala/ubun anak. Lalu membaca angka pada alat.29

b. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat GM-TD 150. Data berat badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu, berdiri di atas timbangan dan pandangan lurus ke depan. Anak naik ke atas timbangan lalu baca angka yang muncul pada timbangan.29

3.8.1.3Data Wawancara Konsumsi Makanan

Wawancara konsumsi makanan dilakukan dengan metode FFQ. Dari metode tersebut didapatkan data mengenai pola dan jumlah asupan makanan selama periode harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Wawancara ini dibantu dengan food model untuk memudahkan subyek memberikan gambaran mengenai besar asupan makanannya. Wawancara berlangsung sekitar 20 – 40 menit untuk setiap anak.


(32)

18

3.8.2 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.2.1 Pengolahan Data Antropometri

Data yang didapatkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan dimasukkan dan dianalisis menggunakan kurva CDC tahun 2000. Data umum yang lain berupa jenis kelamin, tanggal lahir dan tanggal pengambilan data dilakukannya penelitian juga dimasukkan ke dalam Ms Excel. Selisih dari tanggal lahir dan tanggal penelitian akan didapatkan data usia subyek dalam hitungan bulan. Data persentil tersebut dimasukkan ke dalam analisis statistik untuk menentukan status gizi subyek. Dimana status gizi berdasarkan BB/U dan TB/U dianggap baik jika berada pada persentil 5 – 95 dan berdasarkan IMT/U dianggap baik jika berada pada persentil 5 – 85.

3.8.2.2 Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan

Data yang didapatkan melalui FFQ dimasukkan dan dianalisis menggunakan aplikasi Nutrisurvey yang akan menghasilkan jumlah asupan kalsium dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari pada subyek. Jumlah asupan kalsium yang baik ditentukan berdasarkan tabel AKG 2013 mengenai asupan kalsium anak laki-laki dan perempuan usia 13 – 15 tahun dan dianggap sebagai 100% AKG. Data jumlah asupan kalsium per hari dari penelitian ini dimasukkan ke dalam analisis statistik dan ditentukan tingkat asupan kalsiumnya berdasarkan persen AKG. Asupan kalsium dianggap cukup jika > 65% AKG.

3.8.2.3 Analisis Statistik

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 22. Pada analisis univariat menggunakan variabel yang diolah yaitu umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks masa tubuh (IMT), dan nilai asupan kalsium. Analisis univariat menggunakan uji normalitas yaitu meliputi uji Kolmogorov-Smirnov p > 0,05 dan uji Shapiro-Wilk p < 05. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah data lebih dari 50 dan memiliki nilai p > 0,05. Hasil dari uji normalitas yaitu di sebut distribusi normal dan distribusi tidak normal. Jika di dapatkan uji normalitas nilai p < 0,05 maka data disebut distribusi


(33)

19

tidak normal dan menggunakan median (min – max). Jika didapatkan uji normalitas nilai p > 0,05 maka data di sebut dikatakan normal dan menggunakan mean

3.8.3Penyajian Data

Data dikaji dalam bentuk tabel dengan penjelasan deskriptif dan dilaporkan sebagai skripsi.

3.8.4 Pelaporan Data

Data dan hasil analisis dilaporkan dalam bentuk makalah laporan penelitian atau skripsi lalu dipresentasikan kepada penguji skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.9Identifikasi Variabel

Variabel bebas : asupan kalsium Variabel terikat : status gizi

3.10 Etika Penelitian

1. Penelitian ini telah mendapat izin etik dari pembimbing etik modul riset.

2. Responden sudah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan dilakukan, setelah itu responden diberikan informed concent untuk orang tua. Hasil dari pengambilan data akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian. Responden berhak menolak mengikuti penelitian ini.


(34)

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 April - 8 September 2015. Dengan sampel sebanyak 70 orang siswa dan siswi pada usia 13-15 tahun dikelas 2. Semua sampel digunakan dan dimasukan dalam pengelohan data.

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin (n=70)

JENIS KELAMIN

Dari 70 sampel terdiri dari laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun. Dari anak yang diteliti memiliki nilai median usia 13 tahun 18 bulan. Dari penelitian tersebut bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Pada penelitian Sarah S tahun 2011 dengan menggunakan sampel sebanyak 73 sampel yaitu terdiri dari laki-laki 42 (57,5%) dan perempuan 31 (42,5%) disebutkan bahwa responden lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.20 Pada penelitian tahun 2013 dengan menggunakan sampel 150 siswa yaitu terdiri dari laki-laki 75 (50%) dan perempuan 75 (50%) disebutkan bahwa sampel pada penelitian tersebut dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama banyak.27

Dibandingkan dengan penelitia Sarah S pada tahun 2011 dan penelitian ini sangat berbeda sekali, jika penelitian ini sampel lebih banyak perempuan dan jumlah sampel juga berbeda. Jika dibandingkan dengan penelitian Yulni, Hadju V, Virani D pada tahun 2013 dan penelitian ini jumlah total sampel laki-laki dan perempuan sangat jauh berbeda, karena di lihat dari total sampel saja berbeda jauh jumlahnya.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 30 42,9


(35)

21

4.2Status Gizi

Tabel 4.2 Sebaran subyek berdasarkan indikator status gizi BB/U, TB/U, dan IMT/U (n=70)

BB/U, TB/U, dan IMT/U

Dari tabel 4.2 dan terdiri 70 sampel dari indikator status gizi BB/U, TB/U, dan IMT/U didapatkan hasil terbanyak yaitu dalam kategori normal semuanya. Dalam penelitian pada tahun 2014 dikatakan bahwa terdapat status gizi normal 89,09%, kurus 1,81%, dan gemuk 3,63%.21

Berdasarkan Riset kesehatan dasar 2010 prevalensi status gizi berdasarkan IMT pada usia 13-15 tahun di Provinsi Sulawesi Utara menunjukan angka 0,7% sangat kurus, 5,3% kurus, 90,5% normal, dan 3,4% gemuk.22

Bahwa terdapat persamaan hasil dengan penelitian ini dan penelitian tahun 2014 dinyatakan banyak yang normal dan yang kurus hanya sedikit (1,81%). Dan Riskesdas tahun 2010 menyebutkan berdasarkan indikator IMT/U bahwa terdapat 5,3% kurus, angka terebut berbeda sedikit dengan penelitian ini karena dari jumlah sampel saja berbeda dan lingkungan yang berbeda.

Indikator Status Gizi

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

BB/U BB Kurang (<p5) 4 5,7

BB Normal (p5-p95) 58 82,9

BB Lebih (>p95) 8 11,4

TB/U Pendek (<p5) 9 12,9

Normal (p5-p95) 58 82,9

Tinggi (>p95) 3 4,3

IMT/U Kurus (<p5) 4 5,7

Normal (p5-p85) 50 71,4


(36)

22

Tabel 4.3 Sebaran indeks antropometri subyek (n=70) SEBARAN INDEKS ANTROPOMETRI

Indeks Antropometri

Jenis

Kelamin Nilai

Berat badan (kg) Laki-laki Median (min – max) 51,4 (32,2 – 121,8) Perempuan Median (min – max) 45,0 (34,2 – 74,7) Tinggi badan (cm) Laki-laki Rata – rata (±SD) 161,0 (±9,0)

Perempuan Rata – rata (±SD) 154,5 ( 6,5)

Pada anak laki-laki berat badan (BB) median 51,4 dan tinggi badan (TB) rata-rata 161,0 dan pada perempuan terdapat berat badan (BB) median 45,0 dan tinggi badan (TB) rata-rata 154,5. Dari penelitian pada tahun 2007 dengan menggunakan sampel pada usia 4-13 tahun terdapat tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar dari pada perempuan di usia 4-13 tahun di wilayah Karawang. Prosedur antropometri yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, berat badan, dan perhitungan indeks masa tubuh. Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan di usia 4-8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 9-11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12-13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan melambat di usia 12-12-13 tahun. Perbedaan tinggi badan anak laki-laki Karawang sangat terlihat jelas pada usia 10-13 tahun.23


(37)

23

4.3 Asupan Kalsium

Tabel 4.3 Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kalsium menurut persen AKG

ASUPAN KALSIUM

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa dari 70 subyek terdapat asupan kalsium yang kurang 31 subyek (44,3%) dan terdapat asupan kalsium yang cukup 39 subyek (55,7%). Selain itu, subyek dalam penelitian ini memiliki rerata asupan kalsium cukup yaitu 823 mg/hari atau lebih dari 80%.

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menilai asupan kalsium subyek adalah FFQ. Dari tabel AKG 2013 diketahui asupan kalsium yang dianjurkan untuk anak usia 13-15 tahun untuk laki-laki dan perempuan 1200 mg/hari yang dianggap sebagai 100% AKG. Dalam penelitian ini, asupan kalsium yang dianggap baik adalah 80-100% dari AKG sehingga subyek dapat dikatakan memiliki asupan kalsium baik jika asupan kalsiumnya 500-800 mg/hari.

Dari penelitian ini diketahui rata-rata asupan kalsium subyek 823 mg/hari. Bila dilihat dan dibandingkan dengan tabel AKG 2013, nilai ini adalah 100% dari persen AKG yaitu tergolong asupan kalsium cukup. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian pada tahun 2010 pada siswi SMPN 1 Mande Cianjur tahun 2010 didapatkan bahwa rata-rata konsumsi kalsium masih kurang dari AKG yaitu sebesar 769,61 mg/hari atau hanya 76,96% AKG.25

Hal berbeda juga ditunjukkan pada penelitian pada tahun 2005 pada siswa kelas 1 dan 2 SMUN Kota Bandung 2004 didapatkan rata-rata asupan kalsium kurang dari AKG yaitu hanya 55,9% atau sebesar 559,05% mg/hari. Sebanyak 76,2% siswa mengkonsumsi kalsium kurang dari 755 AKG.26

Asupan kalsium kurang pada siswa SMPN 1 Mande Cianjur dipengarungi oleh faktor ekonomi keluarga dan makanan yang disajikan oleh orang tua masing-masing.25 Terdapat perbedaan pengaruh asupan kalsium kurang pada siswa kelas 1

AKG Frekuensi Persentase (%)

Asupan Kurang 31 ( 44,3


(38)

24

dan 2 SMUN Kota Bandung yaitu dipengarungi oleh perilaku memilih makanan, pengaruh teman pergaulan, dan kebiasaan makan dalam keluarga.26

Dalam penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta yang merupakan sekolah ekonomi menengah ke atas dan lingkungan bersih, tidak padat, lapangan luas, terdapat beberapa ekstrakurikuler, dan fasilitas siswa terpenuhi. Maka dari itu dalam penelitian ini subyek ditemukan dengan asupan kalsium yang cukup berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U.


(39)

25

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Rata-rata anak usia sekolah 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta, adalah subyek berasal dari kelas 2. Subyek perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Sebagian besar subyek memiliki berat badan dan tinggi badan sama rata.

2. Prevalensi status gizi normal terbanyak berdasarkan indikator persentil BB/U, TB/U, IMT/U, pada anak sekolah usia 13-15 tahun.

3. Tingkat asupan kalsium dan rata-rata asupan kalsium perhari anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Jakarta terdapat asupan kalsim yang kurang 44,3% dan asupan kalsium yang cukup 55,7%.

5.2 Saran

1. Tingkatkan dan pertahankan status gizi normal

2. Tingkatkan dan pertahankan asupan makanan yang sumber kalsium

3. Perlunya dilakukan lebih lanjut penelitian mengenai faktor lain yang mempengaruhi status gizi yaitu seperti gizi buruk agar dapat mengetahui dan menengani segera.


(40)

26

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Trends in Maternal Mortality 1990-2010. Geneva: WHO; 2012.

2. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri. Departemen Kesehatan RI. 2002.

3. Shoback DM, Sellmeyer DE. Disorders of The Parathyroids and Calcium Metabolism. In: McPhee SJ, Gannong WF. Pathophysiology of Disease, An Introduction to Clinical Medicine. Edisi ke-5. Mc. Graw-Hill; 2006.

4. Schlenker ED. Minerals. Dalam: William SW, Schlenker ED, penyunting. Essential of Nutrition and Diet Therapy. Edisi ke-8. Missouri: Mosby; 2003.

5. Charoenphandu N. Physical Activity and Exercise Affect Intestinal Calcium Absorption: A Perspective Review J. Sports Sci. Technol. 2007;7 (1).

6. Almatsier S. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum; 2011. h.200.

7. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. h.8.

8. Nix, S. Nutrition and Physical Fitness in: Williams Basic and Diet Therapy; 2005. h.254.

9. Wardlaw, G.M and Jeffery, S. H. Perspectives in Nutrition. Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill Companies Inc; 2007. h.50.

10.Depkes RI. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat; 2002.


(41)

27

11.Depkes RI. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. Jakarta. 2004.

12.Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2003. h.60-2.

13.Sediaoetama AD. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat; 2008. h.187-9.

14.Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2002. h.132-9.

15.Ernes. Tips Kesehatan. Jakarta: Restu Agung; 2006. h.70.

16.Atmarita. Daftar Konsumsi Bahan Makanan. Jakarta: Persatuan Ahli Gizi Indonesia; 2005.

17.Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI. Gizi dan Kesehatan mayarakat. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

18.Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedai Pustaka Umum; 2004. h.80-9.

19.Tucker et. al. Development and Validation of a Stages of Change Algorith for Calcium Intake for College Female Students. J Am Coll Nutr 2002 ; 2.

20.Salim S. Status Gizi Anak Usia Sekolah 7-12 Tahun dan Hubungannya dengan Tingkat Asupan Kalsium Harian di Yayasan Kampung Kids Pejaten [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2011.


(42)

28

21.Dangkua A I, Dachlan D M, Fatimah S. Gambaran Asupan Status Gizi dan Tingkat Kepuasan Siswa Man Insan Cendekia Gorontalo [skripsi]. Makasar: Universitas Hasanuddin; 2014.

22.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Kementerian

Kesehatan RI. Riskesdas 2010. Diunduh dari:

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010. pdf.

23.Hermawan C. Pola Pertumbuhan Anak Usia 4-13 Tahun di Wilayah Karawang. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2007.

24.Muhilal JF dan Hardinsyah. Kategori Tingkat Asupan Berdasarkan Persen AKG. Widya Karya Nasional Pangandaran Gizi Indonesia. Edisi 8. Jakarta: LIPI; 1998.

25. Agustisni R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Kalsium Pada Siswi di SMPN 1 Mande Kabupaten Cianjur Tahun 2010 [skripsi]. Jakarta: Universitas UIN Syarif Hidayatullah; 2010.

26.Fikawati S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Asupan Kalsium Pada Remaja di Kota Bandung [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2005.

27.Yulni, Hadju V, Virani D. Hubungan Asupan Zat Makro Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makasar [skripsi]. Makasar: Universitas Hasanuddin; 2013.

28.CDC Growth Charts 5th and 95th Percentile. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion [internet]. 2013 May (diakses tanggal 2 Februari 2015). Diunduh dari : www.cdc.gov.


(43)

29

29.Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan RI Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 2007.h.13-7 (diakses tanggal : 27 September 2015). Diunduh dari :

riskesdas.litbang.depkes.go.id.

30.Brantsaeter AL. Design, Use, and Interpretation of Food Frequency Questionnaires. Sept 15th, 2010. Norwegian Institute of Public Health.


(44)

30

Lampiran 1. Formulir Informed Consent

Yth

Orangtua/ Wali Murid Tsanawiyah

di tempat

Ciputat, 6 April 2015

Assalamualaikum wr.wb

Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah baru. Penelitian juga menjadi salah satu syarat untuk lulus dari sebuah universitas.

Kami sebagai mahasiswa/I pendidikan tinggi di UIN akan melakukan penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi.

Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data dari putra/I Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/I Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan penelitian.

Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum wr.wb Muhammad Zikri 1112103000050 Safira Indriakasia 1112103000058 Nuraisah Septiarini 1112103000059 Lulu Zakiah 1112103000069 Fajr Muzammil 1112103000099


(45)

31

LEMBAR PERIZINAN PERSETUJUAN

Nama Orangtua : …... Nama Murid : …... Kelas : …...

Dengan ini menyetujui putra/i kami untuk diwawancarai dan diambil datanya oleh mahasiswa/I Program Studi Pendididkan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data putra/I kami hanya dipakai sebagai bahan penelitian dan nama putra/I kami tetap dirahasiakan.

Orangtua/Wali Murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah ………, …. April 2015


(46)

32

BIODATA MURID MADRASAH PEMBANGUNAN TSANAWIYAH

Nama : …... TTL : …... Alamat : …... No. telepon : …... No. HP : …... Kelas : …... Wali Kelas : …... No. Wali Kelas : …... Ekskul : …... Pembimbing Ekskul : …... No. Pembimbing Ekskul : …... Hari Ekskul : …...


(47)

33

Lampiran 2. Formulir Food Frequency Questionnare

FORMULIR

FOOD FREQUENCY QUESTIONNARE

Nama peneliti : Tanggal:

Nama Siswa : Kelas :

Jenis Kelamin : L / P

Tanggal lahir : Usia:

ANTROPOMETRI N

NO PEMERIKSAAN I II RATA-RATA

1 BERAT BADAN 2 TINGGI BADAN 3 LINGKAR LENGAN ATAS

4 IMT

Bahan Makanan

Frekuensi Jumlah Kete

rangan

Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram KARBOHIDRAT Nasi Mie bihun roti tawar kentang singkong Ubi Talas jagung ketan tepung PROTEIN HEWANI


(48)

34 daging sapi daging ayam daging kambing Ikan segar ikan asin ikan kalengan udang segar hati sapi hati ayam hati kambing Otak telur ayam telur bebek telur puyuh PROTEIN NABATI tempe Tehu kacang tanah kacang hijau kacang kedelai kacang merah oncom selai kacang LEMAK margarin mentega santan minyak kelapa sawit minyak kelapa minyak jagung minyak zaitun lemak sapi


(49)

35 SUSU DAN PRODUKNYA susu formula Susu kental manis susu pasteurisasi Keju es krim yogurt susu segar Milo dancow SAYURAN bayam kangkung buncis kacang panjang daun singkong sawi hijau sawi putih caisin touge Kol kembang kol brokoli labu siam wortel tomat seledri daun bawang


(50)

36 BUAH-BUAHAN pisang pepaya jeruk semangka melon Apel mangga Pir jambu air jambu biji rambutan Duku nangka kelengkeng durian anggur manggis buah naga LAIN- LAIN gula pasir gula merah madu Selai Teh Kopi Sirup kecap saus tomat saus sambel agar-agar permen biskuit


(51)

37


(52)

38


(53)

(1)

34 daging sapi daging ayam daging kambing Ikan segar ikan asin ikan kalengan udang segar hati sapi hati ayam hati kambing Otak telur ayam telur bebek telur puyuh PROTEIN NABATI tempe Tehu kacang tanah kacang hijau kacang kedelai kacang merah oncom selai kacang LEMAK margarin mentega santan minyak kelapa sawit minyak kelapa minyak jagung minyak zaitun lemak sapi


(2)

35 SUSU DAN PRODUKNYA susu formula Susu kental manis susu pasteurisasi Keju es krim yogurt susu segar Milo dancow SAYURAN bayam kangkung buncis kacang panjang daun singkong sawi hijau sawi putih caisin touge Kol kembang kol brokoli labu siam wortel tomat seledri daun bawang


(3)

36 BUAH-BUAHAN pisang pepaya jeruk semangka melon Apel mangga Pir jambu air jambu biji rambutan Duku nangka kelengkeng durian anggur manggis buah naga LAIN- LAIN gula pasir gula merah madu Selai Teh Kopi Sirup kecap saus tomat saus sambel agar-agar permen biskuit


(4)

37


(5)

38


(6)