Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN

2012-2014

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

DWI RAHMAWATI

1111101000090

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HHIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI

Skripsi, 19 Agustus 2015

Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

xxii + 164 halaman, 28 tabel, 2 bagan, 9 lampiran ABSTRAK

Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit - penyakit degeneratif dan dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012-2014.

Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional. Sampel penelitian ialah 93 mahasiswa yang diperoleh secara acak. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ialah pengukuran lingkar pinggang, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, keadaan mental emosional, dan asupan gizi. Obesitas sentral yang dimaksud ialah lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80cm untuk perempuan. Uji t-test independen dan Chi-square digunakan pada saat menganalisis data.

Prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa ialah 34,4 %, dimana obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada mahasiswa perempuan (39,2%) dibandingkan laki-laki (7,1%). Umur, kondisi mental emosional, dan asupan vitamin D diketahui tidak memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Faktor - faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa diantaranya jenis kelamin (p=0,030), aktivitas fisik (p=0,000), asupan energi (p=0,000), asupan karbohidrat sederhana (p=0,000), asupan protein (p=0,000), asupan lemak (p=0,000), asupan serat (p=0,000), dan asupan kalsium (p=0,017).

Disimpulkan bahwa rendahnya aktivitas fisik, tingginya asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak, serta rendahnya asupan serat merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Disarankan kepada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak serta meningkatkan asupan serat dan kalsium.

Kata kunci : Obesitas sentral, mahasiswa, asupan gizi Daftar bacaan : 54 (2000-2015)


(4)

iii

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM SPECIALIZATION OF NUTRITION Undergraduated Thesis, August 19, 2015 Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090

Related Factors To Central Obesity of Public Health’s Students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Of 2012-2014

xxii + 164 pages, 28 tables, 2 charts, 9 attachments ABSTRACT

Central obesity is a public health and nutrition problems that can be occured in the world. This is one of the causes of the degenerative diseases and it is influences by many factors. The objective of this research is determining factors related to central obesity of Public Health‟s students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta of 2012-2014.

The research uses cross sectional for its study design. The sample are 93 students, are chosen randomly. The collected data are waist circumference assessment, age, sex, physical activity, mental emotional disorder, and dietary intake. Central obesity is defined for men waist circumference is more equal to 90 cm and for women waist circumference is more equal to 80 cm. Independen t – test and chi-square are used in analyzing the data.

The prevalence of central obesity is 34,4 % and it is significantly higher in women (39,2 %) than men (7,1 %). Age, mental emotional disorder, and vitamin D intake are not related to central obesity. The related factors to central obesity which are derived from this research are sex (p=0,030), physical activity (p=0,000), energy intake (p=0000), simple carbohydrate intake (p=0000), protein intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), fiber intake (p=0,000), and calcium intake (p=0,017).

The conclusion is low physical activity, high energy intake, high simple carbohydrate intake, high protein intake, high fat intake, low fiber intake, and low calcium intake are related factors to central obesity of Public Health‟s students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. That is the reason why the Public Health‟s students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta are suggested to not only increase physical activity, fiber intake, and calcium intake but also to decrease energy intake, simple carbohydrate intake, and fat intake.

Keywords : central obesity, student, and nutritional intake References : 54 (2000-2015)


(5)

(6)

(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dwi Rahmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 November 1993

Alamat : Jalan Batutulis VIII No.12 RT. 008 RW. 03, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Email : dwirahmawati1993@gmail.com

Telepon : 08567583395

Riwayat Pendidikan

1999 – 2000 TK Gelatik Jakarta Pusat

2000 – 2006 SDN Pasar Baru 011 Pagi

2006 – 2009 SMPN 1 Jakarta

2009 – 2011 SMAN 3 Jakarta


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

Dalam pembuatan skripsi ini, saya ingin menjelaskan tentang distribusi obesitas sentral dan faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa, dukungan, dan bimbingan yang diberikan. Ucapan terima kasih saya berikan kepada :

1. Bapak H. Anes dan Ibu Hj. Nurjanah, selaku kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

3. Ibu Febrianti, M.Si dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM, MMA, selaku dosen pembimbing skripsi, yang senatiasa memberikan waktu, dukungan, dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D, Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D, dan Hera Nurlita, S.Si.T, M.Kes, selaku dosen penguji skripsi, yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kakak dan adikku yang juga selalu memberikan doa dan semangat dalam segala hal.

6. Sahabat-sahabatku tercinta: Harum, Renita, dan Yarra yang telah memberikan semangat selama kuliah.


(9)

viii

7. Dan teman- teman seperjuangan angkatan 2011 yang tidak dapat ku sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semangat dan dukungan kalian. Semoga kita dapat lulus bersama – sama.

Akhir kata, saya menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan skripsi ini menjadi lebih baik dikemudian hari.


(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Obesitas Sentral ... 11

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral ... 15

C. Kerangka Teori ... 31

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS... 33


(11)

x

B. Definisi Operasional ... 39

C. Hipotesis ... 42

BAB IV METODE PENELITIAN... 44

A. Desain Penelitian ... 44

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 44

C. Populasi & Sampel ... 44

D. Pengumpulan Data ... 48

E. Manajemen Data ... 52

F. Analisa Data ... 54

BAB V HASIL ... 56

A. Gambaran Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56

B. Gambaran Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56

C. Gambaran Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57

D. Gambaran Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57

E. Gambaran Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 58

F. Gambaran Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 60

G. Gambaran Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 62

H. Gambaran Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 63

I. Gambaran Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64

J. Gambaran Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64


(12)

xi

K. Gambaran Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 65 L. Gambaran Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 66 M. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2012-2014 ... 67 N. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 67 O. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 68 P. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. ... 69 Q. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 70 R. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral

pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 70 S. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 71 T. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 71


(13)

xii

U. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 . ... 72 V. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. ... 72 W. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 73 BAB VI PEMBAHASAN ... 74 A. Keterbatasan Penelitian ... 74 B. Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 . 75 C. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2012-2014 ... 77 D. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 78 E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 79 F. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 81 G. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 83 H. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral

pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 85


(14)

xiii

I. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 88

J. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 90

K. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 92

L. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 94

M. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 95

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. SIMPULAN ... 98

B. SARAN ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 39 Tabel 4.1 Besar Sampel... 46 Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sampel Per Angkatan Masuk Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat ... 47 Tabel 4.3 Analisa Data Menggunakan Uji Chi-Square ... 55 Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 56 Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 57 Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 57 Tabel 5.4 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 58 Tabel 5.5 Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 58 Tabel 5.6 Distribusi Gejala-Gejala Gangguan Mental Emosional pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 59 Tabel 5.7 Distribusi Gejala Depresi Menurut Angkatan Masuk pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 60 Tabel 5.8 Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan


(16)

xv

Tabel 5.9 Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 62 Tabel 5.10 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 63 Tabel 5.11 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 64 Tabel 5.12 Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 65 Tabel 5.13 Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 65 Tabel 5.14 Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 66 Tabel 5.15 Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 67 Tabel 5.16 Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 68 Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 68 Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 69 Tabel 5.19 Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 70 Tabel 5.20 Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral

pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 70


(17)

xvi

Tabel 5.21 Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 71 Tabel 5.22 Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 71 Tabel 5.23 Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 72 Tabel 5.24 Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 73 Tabel 5.25 Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ... 73


(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman

Bagan

Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 32 Bagan 3.1 Kerangka Konsep ... 33


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Responden ... 109

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 110

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 111

Lampiran 4 Kuesioner IPAQ- SF ... 112

Lampiran 5 Kuesioner Kondisi Mental Emosional ... 114

Lampiran 6 Kuesioner Food Recall 1x24 Jam ... 115

Lampiran 7 Langkah-Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang ... 117

Lampiran 8 Poster Obesitas Sentral ... 119


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam tubuh bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut. Penumpukkan lemak pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak subkutan dalam menghadapi ketidakseimbangan energi pada tubuh (Tchernof dan Despres, 2013). Ketidakseimbangan energi pada tubuh disebabkan oleh terjadinya peningkatan asupan gizi dan kurangnya aktivitas fisik.

Pada penelitian Bowen dkk (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein dengan obesitas sentral. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa sampel yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein yang tinggi. Selain itu, penelitian Harikedua dan Naomi (2012), menunjukan bahwa asupan karbohidrat sederhana dan serat juga berhubungan dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan tinggi karbohidrat sederhana dan asupan rendah serat. Selain itu, penelitian Lenders dkk (2009) menunjukkan bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh seseorang. Penelitian Zemel dkk (2000) juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral,


(21)

dimana asupan kalsium dapat menurunkan risiko obesitas dan berhubungan dengan distribusi lemak tubuh.

Selain asupan gizi, aktivitas fisik juga berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Aktivitas fisik yang rutin diketahui dapat mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak dalam tubuh seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan aktivitas fisik dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak dan menurunkan massa jaringan lemak. Pada penelitian Pujiati (2010) diketahui bahwa aktivitas fisik memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada orang dewasa. Selain itu, pada penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa obesitas sentral lebih banyak terjadi pada seseorang yang tidak memiliki aktivitas fisik berat.

Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral ialah umur (Tchernof dan Despres, 2013). Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh seseorang. Pada umur 20-30 tahun diketahui terjadi penurunan pada massa jaringan bebas lemak dan peningkatan pada massa jaringan lemak (Tchernof dan Despres, 2013). Faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral ialah jenis kelamin, hormon, genetik, ras/etnisitas dan keadaan stres seseorang. Selain itu, status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan kondisi mental emosional juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral (Sugianti dkk, 2009).


(22)

3

Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan review yang dilakukan Howel (2012) terhadap hasil survei nasional tahun 1993 - 2008 tentang obesitas sentral menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada penduduk Inggris usia >18 tahun mengalami peningkatan. Pada survei nasional tersebut diketahui bahwa prevalensi obesitas sentral tahun 1998 baik laki-laki maupun perempuan ialah 19,2 % dan 23,8 %, sedangkan prevalensi obesitas sentral tahun 2008 pada laki-laki maupun perempuan ialah 35,7 % dan 43,9 %. Selain di Inggris, prevalensi obesitas sentral pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 7,8 % dari tahun 2007 sampai 2013. Pada tahun 2007, diketahui prevalensi obesitas sentral di Indonesia ialah 18,8 %, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,6 % (Balitbangkes, 2007; 2013).

Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya usia, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Mahasiswa masuk kedalam kelompok usia dewasa awal. Hasil penelitian Victor (2013) menunjukkan bahwa prevelansi obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tamale, Ghana ialah 9,8 %. Dalam penelitian tersebut, obesitas sentral terjadi pada mahasiswi yang memiliki aktivitas fisik kurang dan suka mengonsumsi minuman beralkohol serta mengonsumsi kopi. Selain itu, pada penelitian Eka dkk (2012) juga ditemukan kasus obesitas sentral pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011 sebesar 13,5 % pada laki-laki dan 4,1 % pada perempuan.


(23)

Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit - penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009).

Pada hasil studi pendahuluan diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014 berjumlah 966 orang. Pemilihan sampel studi pendahuluan dilakukan secara proporsional disesuaikan dengan jumlah populasi mahasiswa pada setiap program studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses pengambilan sampel pada setiap program studi menggunakan metode probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling.

Studi pendahuluan dilakukan pada bulan April 2015 terhadap 50 mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 yang terdiri dari 16 mahasiswa Program Studi Kedokteran, 6 mahasiswa Program Studi Keperawatan, 11 mahasiswa Program Studi Farmasi, dan 17 mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Hasil studi pendahuluan ditemukan 13 orang (26 %) mahasiwa mengalami obesitas sentral. Prevalensi obesitas sentral tertinggi terdapat pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, yaitu 35,3 %, sedangkan Program Studi Kedokteran, Keperawatan dan Farmasi memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar 18,8 %, 16,7 %, dan 27,3 %. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor


(24)

5

yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

B. Rumusan Masalah

Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya umur, jenis kelamin, status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, hormon, genetik, ras, kondisi mental emosional, aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan rendah serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit - penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik.

Pada studi pendahuluan terhadap 50 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angakatan 2012-2014, ditemukan 13 (26 %) mahasiswa mengalami obesitas sentral. Selain itu, prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 tahun 2015.


(25)

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana distribusi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

2. Bagaimana distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 3. Bagaimana distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

4. Bagaimana distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

5. Bagaimana distribusi aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

6. Bagaimana distribusi asupan gizi (asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, lemak, serat, vitamin D, dan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

7. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?


(26)

7

8. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

9. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

10.Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

11.Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.


(27)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

b. Mengetahui distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

c. Mengetahui distribusi akifitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

d. Mengetahui distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

e. Mengetahui distribusi asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. f. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

g. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.


(28)

9

h. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

i. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. j. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi

(asupan karbohidrat sederhana, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.

E. Manfaat Penelitian

1. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai bahan masukan bagi pihak Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dengan membantu dalam memperbaiki masalah obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(29)

2. Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh wawasan dan pengetahuan baru dalam ilmu kesehatan masyarakat mengenai obesitas sentral dan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan.

3. Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan perencanaan dan evaluasi program penanggulangan masalah kesehatan, khususnya bidang gizi pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. Penelitian akan dilakukan pada bulan April - Mei 2015 menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data primer dikumpulkan dengan cara mengukur lingkar pinggang, dan menyebarkan kuesioner kepada responden, serta melakukan food recall 1x24 jam yang dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengukur asupan zat gizinya.


(30)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas Sentral

1. Pengertian Obesitas Sentral

Pada tubuh manusia, lemak disimpan didalam jaringan lemak atau jaringan adiposa (Almatsier, 2010). Jaringan adiposa dapat dijumpai dalam semua jaringan subkutan, kecuali di kelopak mata, penis, dan didalam rongga tengkorak (Pearce, 2009). Jaringan adiposa dibagi menjadi 2, yaitu jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak viseral. Jaringan lemak subkutan pada umumnya terletak dibawah kulit, sedangkan lemak viseral terletak di intra-abdominal atau di dalam perut dan berfungsi sebagai pelapis organ dalam tubuh (Tchernof dan Despres, 2013).

Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi 2 bentuk atau fenotip, yaitu obesitas viseral dan obesitas perifer (Mccance dan Sue, 2014). Menurut Tchernof dan Despres (2013), obesitas viseral atau yang biasa disebut dengan obesitas intra-abdominal, sentral, atau maskulin terjadi ketika distribusi lemak terlokalisasi pada bagian perut atau bagian atas tubuh. Obesitas viseral ini biasanya dihasilkan bentuk tubuh seperti buah apel. Sedangkan obesitas perifer terjadi ketika distribusi lemak tubuh terlokalisasi pada bagian bawah tubuh, seperti pinggul dan paha.


(31)

Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam tubuh bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut. Menurut Tchernof dan Despres (2013), penumpukan lemak pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak subkutan dalam menghadapi kelebihan energi akibat konsumsi lemak berlebih. Kelebihan energi terjadi ketika seseorang memiliki aktivitas fisik kurang dan tingginya perilaku sedentari. Selain itu, ketidakmampuan jaringan lemak subkutan sebagai penyangga energi berlebih akan menyebabkan produksi lemak yang dapat menumpuk pada bagian - bagian tubuh yang tidak diinginkan, seperti hati, jantung, ginjal, otot, dan kelenjar pankreas.

2. Penilaian Obesitas Sentral

Pada umumnya, penilaian status gizi, seperti obesitas menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh ini merupakan alat yang sederhana dalam memantau status gizi, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa dkk, 2012). Akan tetapi, IMT ini tidak dapat digunakan dalam mengukur status obesitas sentral seseorang. Hal tersebut dikarenakan IMT tidak dapat menilai distribusi timbunan lemak tubuh sehingga kurang sensitif dalam menentukan obesitas sentral (Sunarti dan Maryani, 2013).

Penilaian obesitas sentral dapat dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang atau rasio lingkar pinggang-pinggul. Menurut WHO,


(32)

13

pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir, sedangkan lingkar pinggul diukur pada lingkaran pinggul terbesar (WHO, 2008). Pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul dihitung dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul (Sunarti dan Maryani, 2013).

Laki- laki dikatakan mengalami obesitas sentral apabila memiliki Lingkar Pinggang (LP) > 90 cm dan wanita LP > 80 cm (WHO, 2008). Selain itu, rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) yang berisiko terhadap obesitas sentral ialah RLPP > 0,85 untuk perempuan dan RLPP > 0,90 untuk laki-laki (WHO, 2008). Pengukuran lingkar pinggang dapat menggambarkan penimbunan lemak dalam tubuh (Sunarti dan Maryani, 2013). Hal ini dikarenakan lingkar pinggang baik pada laki-laki maupun perempuan berhubungan dengan lemak pada bagian subkutan dan viseral perut (Power dan Jay, 2008).

3. Dampak Obesitas Sentral

Obesitas sentral dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009). World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa seseorang mengalami sindrom metabolik


(33)

apabila memiliki sedikitnya tiga dari lima kriteria dalam NCEP-ATP III (The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel III), yaitu obesitas sentral, kenaikan kadar trigliserida, penurunan HDL, kenaikan kadar gula puasa dan kenaikan tekanan darah (Hartono, 2006).

Menurut Gibney dkk (2009), sindrom metabolik merupakan kelompok faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Pada penelitian Sunarti dan Maryani (2013), diketahui bahwa ada hubungan antara rasio lingkar pinggang pinggul dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSUD Kabupaten Sukkoharjo. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien yang memiliki rasio lingkar pinggang pinggul tidak normal berisiko 1,76 kali menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan pasien yang memiliki rasio lingkar pinggang pinggul normal. Selain itu, lingkar pinggang juga diketahui memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik tekanan darah diastolik maupun sistolik. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa lingkar pinggang merupakan faktor prediktor dari kematian akibat penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.

Obesitas sentral juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kelebihan jaringan lemak akan menyebabkan terbentuknya asam lemak tidak diesterifikasi (NEFA), sitokin, plasminogen activator inhibitor (PAL-1) dan adiponektin. Tingginya kadar NEFA ini akan membebani otot dan hati dengan lemak sehingga menyebabkan resistensi insulin (Grundy dkk, 2004). Menurut Grundy dkk (2004), peningkatan resistensi insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar lemak dalam tubuh.


(34)

15

Tchernof dan Despres (2013) juga menjelaskan bahwa obesitas sentral memiliki hubungan dengan kanker. Kanker yang paling banyak berhubungan dengan obesitas sentral ialah kanker kolorektal atau kanker yang menyerang usus besar dan rektum, yaitu bagian kecil dari usus besar sebelum anus. Selain itu, obesitas sentral juga berhubungan dengan terjadinya obstruktif sleep apnea (OSA). OSA terjadi karena adanya penumpukkan lemak pada bagian dada atau saluran pernafasan, sehingga menyebabkan berhentinya aliran udara pada hidung dan mulut walaupun dengan usaha nafas (Supriyatno dkk, 2005). Menurut Tchernof dan Despres (2013), OSA dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik, kurangnya kualitas tidur dan meningkatnya nafsu makan.

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral

Obesitas sentral pada setiap individu disebabkan oleh bayak faktor. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan kondisi mental emosional (Sugianti dkk, 2009). Hubungan antara status ekonomi dengan obesitas sentral terletak pada ketersediaan dalam membeli dan kemampuan dalam memanfaatkan akses seperti, transportasi, kecanggihan komunikasi, ketersediaan pangan, dan pendidikan. Seseorang dengan status ekonomi tinggi memiliki kemudahan dalam akses sehingga cenderung mendorong untuk kurang dalam melakukan aktivitas fisik (Sugianti dkk, 2009).


(35)

Status perkawinan diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Berdasarkan penelitian Sugianti dkk (2009), menunjukkan bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada sampel yang bestatus cerai dikarenakan stres yang dialami ketika bercerai. Seseorang yang telah cerai mengalami kondisi stres yang dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak baik, seperti konsumsi minuman beralkohol dan makanan tinggi lemak.

Pada penelitian Sugianti dkk (2009) juga diketahui bahwa kebiasaan merokok memiliki hubungan negatif dengan obesitas sentral, dimana prevalensi obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada sampel yang tidak merokok. Seseorang yang berhenti merokok akan membuat sensasi makanan bertambah sehingga menyebabkan berat badan meningkat (Pujiati, 2010). Selain itu, perokok juga diketahui memiliki rangsangan lapar yang lebih rendah dibandingkan yang tidak merokok.

Hasil penelitian Romanzini dkk (2011) menunjukkan bahwa seseorang yang mengkonsumsi alkohol berisiko 2,12 kali mengalami obesitas sentral. Hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan obesitas sentral diperkirakan karena kontribusi alkohol terhadap total energi dan pengaruhnya pada metabolisme energi (Sugianti dkk, 2009). Etil alkohol (etanol) merupakan zat yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan memberikan jumlah energi yang besar untuk kehidupan organisme (Watson dkk, 2013).

Obesitas sentral juga dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, hormon, genetik, ras, stres, asupan gizi, dan aktivitas fisik (Tchernof dan Despres, 2013). Sebuah penelitian pada manusia menunjukkan bahwa tingkat dan sekresi hormon pertumbuhan mengalami perubahan pada seseorang yang


(36)

17

mengalami obesitas sentral dengan risiko tinggi terhadap penyakit kardiometabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan pada seseorang yang mengalami obesitas terjadi penurunan pada sekresi hormon pertumbuhan. Penyebab utama terjadinya gangguang sekresi pada hormon pertumbuhan ini ialah adanya perubahan pada hipotalamus, fungsi kelenjar pituitari yang tidak normal, atau adanya gangguan dari sinyal perifer yang bertindak baik pada hipofisis maupun hipotalamus (Cordido dkk, 2010).

Genetik dapat mempengaruhi tingkat obesitas seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Jika seseorang berasal dari keluarga yang obesitas sentral, maka orang tersebut memiliki kemungkinan mengalami obesitas sentral 2-8 kali dibandingkan berasal dari keluraga yang tidak obesitas (Soegih dan Wiramidhardja, 2009). Selain itu, ras, khusunya warna kulit memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Wanita kulit hitam memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas sentral dibandingkan wanita kulit putih (Despres dkk, 2000). Hal ini dikarenakan, pada wanita kulit hitam memiliki kadar HDL yang tinggi, trigliserida rendah dan penumpkan lemak viseral yang lebih sedikit dibandingkan dengan wanita kulit putih.

Obesitas sentral juga diketahui memiliki hubungan dengan vitamin D dan asupan kalsium. Pada penelitian Lenders dkk (2009) diketahui bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh seseorang. Selain itu, asupan kalsium juga diketahui berhubungan dengan distribusi lemak tubuh dan dapat menurunkan risiko obesitas (Zemel dkk, 2000).


(37)

1. Umur

Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal. Dewasa awal ialah seseorang yang memiliki umur 17 – 33 tahun. Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya umur, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral.

Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Selain itu, perubahan umur juga diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada usia 20-30 tahun terjadi penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa lemak.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dibedakan menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki maupun perempuan memiliki distribusi lemak yang berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki banyak terdapat pada bagian atas tubuh, seperti bagian abdominal atau perut, sedangkan proporsi lemak pada wanita lebih banyak pada bagian bawah tubuh, seperti pada pinggang dan panggul (Pujiati, 2010).

Pada pria, total lemak viseral pada umumnya meningkat dengan total lemak tubuh, sedangkan pada wanita, lemak viseral ini kurang dipengaruhi oleh jumlah total lemak tubuhnya (Tchernof dan Despres, 2013). Estimasi lemak tubuh viseral yang dimiliki laki-laki ialah 5,23 ±


(38)

19

2,39 liter, sedangkan perempuan ialah 3,61 ± 1,91 liter (Tchernof dkk, 2013).

Penelitian Eka dkk (2012) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Angkatan 2011 menunjukkan bahwa 13,5% mahasiswa dan 4,1% mahasiswi mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian Eka dkk tersebut tidak sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada penelitian Veghari dkk (2010) terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran bagian utara, diketahui bahwa 57,2% wanita dan 15,8% laki-laki mengalami obesitas sentral. Selain itu, hasil penelitian Howel (2012) pada penduduk dewasa usia > 18 tahun dalam survei nasional Inggris tahun 1993-2008 menunjukkan bahwa 35,7% laki-laki dan 43,9% perempuan mengalami obesitas sentral. Di Indonesia, prevalensi obesitas sentral pada usia > 15 tahun juga banyak dialami oleh perempuan, yaitu sebesar 42,1 %, sedangkan laki-laki sebesar 11,3 % (Balitbangkes, 2013).

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi (Gibney dkk, 2008). Berdasarkan International Activity Questionnaire (IPAQ), aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Aktivitas fisik ringan

Aktivitas fisik ringan ialah ketika seseorang memiliki aktivitas fisik yang tidak termasuk kedalam kategori aktivitas fisik berat atau


(39)

sedang. Seseorang yang termasuk ke dalam kategori ini juga dapat dikatakan memiliki aktivitas fisik kurang atau tidak aktif.

b. Aktivitas fisik sedang

Dikatakan aktivitas fisik sedang apabila seseorang melakukan aktivitas fisik berat 3 hari atau lebih dalam seminggu minimal 20 menit per hari. Selain itu, seseorang dikatakan memiliki aktivitas fisik sedang apabila melakukan aktivitas fisik sedang atau berjalan 5 hari atau lebih dalam seminggu selama minimal 30 menit per hari dan dapat pula melakukan kombinasi antara berjalan, aktivitas fisik sedang dan berat selama 5 hari atau lebih dan memiliki minimal 600 MET (The Metabolic Equivalent of Task) per menit dalam seminggu. Beberapa jenis aktivitas fisik sedang yang dilakukan seseorang ialah berjalan cepat, menari, berkebun, melakukan pekerjaan rumah tangga (seperti menyapu, mengepel), berburu, melakukan permainan atau olahraga dengan anak, berjalan dengan hewan peliharaan, melakukan pekerjaan membangun rumah (seperti mengecat), dan membawa atau memindahkan beban <20kg.

c. Aktivitas fisik berat

Seseorang dikatakan memiliki aktivitas fisik berat apabila memenuhi 2 kriteria. Pertama, apabila melakukan aktivitas fisik berat 3 hari atau lebih dalam seminggu atau memiliki minimal 1500 MET-detik/minggu. Kedua, melakukan kombinasi antara berjalan, melakukan aktivitas fisik sedang atau berat setiap hari atau minimal


(40)

21

memiliki 3000 MET-detik/minggu. Beberapa jenis aktivitas fisik berat antara lain berlari, mendaki, bersepeda cepat, aerobik, berenang cepat, melakukan pertandingan olahraga (seperti sepakbola, voli, dan basket), menyekop atau menggali parit, dan membawa atau memindahkan beban >20 kg (Patterson, 2010; WHO, 2014).

Aktivitas fisik/ olahraga yang rutin dapat mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini dikarenakan olahraga dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang dewasa, dimana dihasilkan nilai p<0,05 dan orang yang memiliki aktivitas fisik kurang berisiko obesitas sentral sebesar 1,2 kali atau OR=1,202 (Pujiati, 2010). Sedangkan, pada penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan obesitas sentral, dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisk berat, mengalami obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan aktivitas fisik berat mengalami obesitas sentral sebesar 18%..

4. Kondisi Mental Emosional

Obesitas sentral berhubungan dengan kondisi mental emosional seseorang. Pada penelitian Sugianti dkk (2009), diketahui prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang kondisi emosionalnya terganggu. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sampel


(41)

dengan kondisi emosional terganggu berisiko 1,135 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan sampel yang tidak memiliki gangguan mental emosional.

Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis (Idaiani dkk, 2009). Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami stres dapat meningkatkan kadar kortisol dan mengaktifkan saraf simpatik. Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak. Seseorang yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan kemudian otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu makan (Purnamasari, 2013). Kombinasi antara peningkatan kortisol dan asupan makanan inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang.

5. Asupan Gizi

a. Asupan Energi

Energi merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Pujiati, 2010). Manusia membutuhkan energi untuk melakukan metabolisme, pengaturan suhu tubuh, pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier, 2010). Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan untuk menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari-hari. Sumber makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan


(42)

23

yang mengandung lemak, seperti minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni juga merupakan bahan makanan sumber energi (Almatsier, 2010).

Kebutuhan energi pada setiap orang berbeda-beda. Selain aktivitas fisik, kebutuhan energi juga dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Di Indonesia, kebutuhan energi total sehari untuk usia 16-18 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2675 kkal dan 2125 kkal, sedangkan untuk usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2725 kkal dan 2250 kkal (Kemenkes RI, 2013). Dalam rangka untuk memelihara kesehatan, WHO menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari ialah 10-20 % berasal dari protein, 20-30 % dari lemak, dan 50-65 % dari karbohidrat (Almatsier, 2010).

Seseorang memiliki berat badan yang normal atau ideal apabila asupan energi yang masuk kedalam tubuh, seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Jika asupan energi melebihi energi yang dikeluarkan, maka energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kelebihan berat badan, kegemukan, atau obesitas (Almatsier, 2010). Selain itu, kelebihan asupan makanan, baik karbohidrat, lemak dan protein dengan disertai aktivitas fisik kurang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.

Asupan energi yang tinggi berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Bowen dkk (2015) diperoleh nilai


(43)

p < 0,001, dimana ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Hal ini dikarenakan, sampel yang mengalami obesitas sentral pada penelitian tersebut memiliki asupan energi yang tinggi. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Jaime dkk (2006), dimana tidak ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa sampel yang memiliki asupan tinggi tinggi energi merupakan sampel yang tidak mengalami obesitas sentral.

b. Asupan Karbohidrat (KH) Sederhana

Karbohidrat memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi tubuh (Almatsier, 2010). Dalam tubuh seseorang, sebagian karbohidrat berada pada sirkulasi darah dalam bentuk glukosa, sebagian pada hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.

Karbohidrat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Menurut WHO, 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010). Karbohidrat sederhana terdiri dari 4 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida.

Asupan karbohidrat yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap obesitas sentral ialah karohidrat sederhana. Salah satu karbohidrat sederhana, yaitu gula sukrosa, memiliki risiko 4,2 kali


(44)

25

lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi >50 g/hari (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Harikedua dan Naomi (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengonsumsi karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Khiqmah dan Sulchan (2014), dimana asupan gula sederhana tidak memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral.

Selain sebagai penyedia energi, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan, dimana karbohidrat sederhana memiliki tingkatan rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks (Almatsier, 2010). Makanan manis dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut seseorang, dimana terdapat hubungan antara lingkar perut dengan makanan manis (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Sugianti dkk (2009), menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis.

c. Asupan Protein

Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan memelihara sel-sel, serta jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Protein ini merupakan zat gizi yang terbesar kedua yang berada dalam tubuh setelah air. Angka Kecukupan protein yang dianjurkan untuk usia 16-18 tahun di Indonesia ialah 66 gram/hari pada laki-laki dan


(45)

62 gram/hari pada perempuan, sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62 gram/hari pada laki-laki dan 56 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013). Menurut Balitbangkes (2010), seseorang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal apabila mengkonsumsi protein <80% dari energinya.

Pada penelitian Harikedua dan Naomi menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral (p<0,05). Asupan protein yang tinggi memiliki risiko 13,2 kali mengalami obesitas sentral (Harikedua dan Naomi, 2012). Sedangkan pada penelitian Merchant, peningkatan asupan protein memiliki hubungan terbalik dengan obesitas sentral, dimana apabila asupan protein tinggi, maka obesitas sentral menurun (Merchant dkk, 2005). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat karena dapat menurunkan obesitas sentral.

d. Asupan Lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, dimana 1 gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein (Almatsier, 2010). Lemak adalah cadangan energi terbesar tubuh (Burhan dkk, 2013). Simpanan lemak didalam tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat gizi lain, seperti karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2010).


(46)

27

Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral (Burhan dkk, 2013). Hasil penelitian Pujiati menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan terjadinya obesitas sentral (Pujiati, 2010). Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Burhan dkk (2013), dimana ada hubungan antara asupan lemak yang tinggi dengan obesitas sentral (p<0,05). Pada penelitian Burhan juga diketahui bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan asupan lemak rendah. Sedangkan penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak.

Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50% lemak dalam jaringan bawah kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier, 2010). Angka kecukupan lemak yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 91 gram/hari pada laki-laki dan 75 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013).

e. Asupan Serat

Serat merupakan bagian dari karbohidrat dan masuk kedalam jenis polisakarida non-pati (Almatsier, 2010). Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat membantu


(47)

penurunan berat badan, dimana makanan yang mengandung tinggi serat ini biasanya mengandung rendah kalori (Pujiati, 2010).

Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat menurunkan risiko obesitas sentral. Serat dapat mempengaruhi jaringan adiposa perut melalui dampaknya pada sesitivitas insulin, khusunya serat larut air. Serat larut air ini dapat menumpulkan respons post-prandial glikemik dan insulinemik di usus kecil yang berhubungan dengan penurunan tingkat pengembalian rasa lapar dan asupan energi berikutnya (Koh-Banerjee dkk, 2003). Selain itu, dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja (Burhan dkk, 2013). Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi konsumsi serat larut air, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.

Lembaga Kanker Amerika menganjurkan untuk mengkonsumsi serat setiap hari sebanyak 20-30 gram (Almatsier, 2010). Menurut Kemenkes RI (2013), angka kecukupan serat untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 38 gram/hari bagi laki-laki dan 32 gram/hari bagi perempuan. Pada penelitian Harikedua dan Naomi (2012), dihasilkan p < 0,05 yang menunjukkan bahwa asupan serat berhubungan dengan obesitas sentral. Sedangkan pada penelitian Pujiati (2010) menunjukkan p>0,05 yang berarti asupan serat tidak berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral.


(48)

29

f. Asupan Vitamin D

Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk (2009), status vitamin D dalam tubuh seseorang berhubungan dengan distribusi lemak. Kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat mendukung peningkatan jaringan lemak melalui reaksi metabolik, seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi adipogenesis (Resenblum dkk, 2012). Pembentukan hormon paratiroid dalam tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju lipogenesis (sintesis lemak). Sedangkan, perubahan morfologi, perkembangan sel, dan penumpukan lemak dapat terjadi pada saat proses adipogeesis.

Vitamin D dalam tubuh diperoleh melalui sinar matahari dan asupan makanan (Almatsier, 2012). Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan. Selain itu, vitamin D juga dapat diperoleh melalui suplemen vitamin D. Akan tetapi, dalam keadaan normal, suplemen vitamin D ini sebetulnya tidak diperlukan. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 19-29 tahun baik pada laki-laki maupun perempuan ialah 15 mikrogram per hari (Kemenkes RI, 2013).


(49)

g. Asupan Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didalam tubuh, yaitu 1,5-2% berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2010). Di Indonesia, angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun baik laki-laki mapun perempuan ialah 1100 mg/hari (Kemenkes, 2013). Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti tindakan enzim pemecah lemak.

Hubungan antara kalsium dengan obesitas sentral belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penelitian Zemel dkk (2000) menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas. Pada penelitian Parikh dan Jack (2003) menunjukkan bahwa asupan kalsium mempengaruhi laju lipogenesis (sintesis lemak) dan lipolisis (pemecahan lemak). Asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi hormon kalsitropik (1,25(OH)2 dan hormon paratiroid. Peningkatan hormon kalsitropik ini dapat meningkatkan laju lipogenesis dan menghambat lipolisis. Selain itu, kalsium bersama dengan vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya (Rosenblum dkk, 2012). Pada penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D dapat menurunkan lemak viseral dalam tubuh seseorang.


(50)

31

C. Kerangka Teori

Kerangka teori ini merupakan adaptasi atau kolaborasi dari hasil-hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penggunaan hasil penelitian dalam kerangka teori dikarenakan belum adanya teori baku tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Kerangka teori penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1. Berikut ini penjabaran dari penelitian-penelitian yang digunakan untuk kerangka teori:

1. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, genetik, ras/ etnisitas, hormon, aktivitas fisik, stres, dan faktor nutrisi.

2. Bowen dkk (2015) menjelaskan bahwa asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein memiliki hubungan dengan obesitas sentral.

3. Harikedua dan Naomi (2012) menjelaskan bahwa asupan gizi yang berhubungan dengan obesitas sentral ialah asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat.

4. Lenders dkk (2009) menjelaskan bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh.

5. Zemel dkk (2000) menjelaskan bahwa asupan kalsium berhubungan dengan distribusi lemak tubuh dan dapat menurunkan risiko obesitas. 6. Sugianti dkk (2009) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang berhubungan

dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, status perkawinan, status ekonomi, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, konsumsi serat, konsumsi karbohidrat sederhana, konsumsi makanan berlemak, dan kondisi mental emosional.


(51)

Sumber : Tchernof dan Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000) Bagan 2.1 Kerangka Teori

Obesitas

Sentral

PenumpukkanLemak

Viseral Penumpukkan Lemak

Subkutan

Faktor lain yang mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh ialah umur, jenis kelamin, ras,

dan hormon Asupan Makanan dan Gizi:

Asupan Energi

Asupan Karbohidrat Sederhana

Asupan Protein

Asupan Lemak

Asupan Serat

Asupan Vitamin D

Asupan Kalsium

Minuman beralkohol Ketidakseimbangan

Enenrgi

Aktivitas Fisik

Status Ekonomi Status Merokok

Status Perkawinan

Genetik

Kondisi mental emosional Stres


(52)

33 BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep berasal dari adaptasi antara kerangka teori Tchernof dan Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000). Berikut ini variabel yang akan diteliti :

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Asupan Serat

Asupan Lemak

Asupan Karbohidrat Sederhana

Aktivitas Fisik Kondisi mental emosional

Umur Jenis Kelamin

Asupan Protein

Asupan Vitamin D Asupan Energi

Variabel Independen Variabel

Dependen

OBESITAS

SENTRAL

Asupan Kalsium Asupan Serat Asupan Lemak

Asupan Karbohidrat Sederhana

Aktivitas Fisik Kondisi mental emosional

Umur Jenis Kelamin

Asupan Protein

Asupan Vitamin D Asupan Energi


(53)

Berdasarkan bagan kerangka konsep, diketahui bahwa variabel yang akan diteliti pada penelitian ini, diantaranya:

1. Umur

Variabel umur akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Perubahan umur memiliki hubungan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang.

2. Jenis kelamin

Variabel ini akan diteliti karena laki-laki dan perempuan memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan proporsi lemak pada laki-laki lebih banyak terdapat pada daerah abdominal atau perut. Selain itu, variabel ini juga digunakan untuk mengukur aktivitas fisik dan asupan gizi mahasiswa.

3. Aktivitas fisik

Variabel aktivitas fisik akan diteliti karena variabel ini berperan dalam penurunan atau peningkatan jaringan lemak. Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan. Selain itu, seseorang yang memiliki aktivitas fisik kurang diketahui lebih berisiko mengalami obesitas sentral dibandingkan seseorang yang memiliki aktivitas fisik berat.

4. Kondisi mental emosional

Variabel kondisi mental emosional akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Seseorang dengan


(54)

35

kondisi emosional yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya kadar kortisol dalam tubuh. Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh diketahui dapat meningkatkan nafsu makan seseorang. Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan mental emosional juga diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki gangguan mental emosional.

5. Asupan energi

Variabel asupan energi akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Jika seseorang memiliki asupan energi yang berlebih, maka kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. Pada penelitian sebelumnya juga diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral ialah seseorang yang memiliki asupan energi yang tinggi atau berlebih.

6. Asupan karbohidrat sederhana

Variabel asupan karbohidrat sederhana akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Karbohidrat sederhana memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks. Makanan yang manis akan meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan seseorang. Hal inilah yang akan menyebabkan peningkatan pada berat badan dan lingkar perut seseorang.


(55)

7. Asupan protein

Variabel asupan protein akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Asupan protein yang tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kelebihan protein dalam tubuh akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Seseorang yang memiliki asupan protein tinggi diketahui berisiko mengalami obesitas sentral.

8. Asupan lemak

Variabel asupan lemak akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral. Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang berisiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral apabila memiliki asupan lemak yang tinggi. 9. Asupan serat

Variabel asupan serat akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi serat dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas sentral. Serat diketahui memiliki peran dalam menurunkan tingkat pengembalian rasa lapar. Selain itu, serat juga dapat membantu dalam mengeluarkan asam empedu (produk akhir kolesterol) dan lemak dari dalam tubuh. Semakin tinggi asupan serat, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan dari dalam tubuh.


(56)

37

10.Asupan vitamin D

Variabel ini akan diteliti karena status vitamin D diketahui memiliki hubungan dengan distribusi lemak tubuh. Kekurangan vitamin D dapat mendukung peningkatan jaringan lemak. Vitamin D yang rendah dalam tubuh akan meningkatkan laju lipogenesis (pembentukan lemak) dan menghambat laju lipolisis (pemecahan lemak).

11.Asupan kalsium

Variabel ini akan diteliti karena asupan kalsium diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral. Selain itu, asupan kalsium bersama vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya

Berdasarkan kerangka konsep, diketahui bahwa tidak semua faktor yang terdapat dalam kerangka teori menjadi variabel dalam penelitian ini. Hal ini berdasarkan asumsi-asumsi, seperti:

1. Variabel status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan ras/etnisitas

Variabel tersebut tidak diteliti karena karakteristik variabel tersebut pada responden penelitian ialah sama atau homogen, belum menikah, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan termasuk kedalam ras yang sama, yaitu memiliki warna kulit yang sama, yaitu sawo matang atau cokelat.


(57)

2. Variabel status ekonomi

Variabel status ekonomi dapat diukur melalui 3 cara, yaitu pendapatan, pengeluaran, dan kepemilikan barang tahan lama. Pengukuran pendapatan memiliki akurasi yang rendah dikarenakan tidak semua orang bersedia menjawab dengan jujur pendapatan per bulannya. Pengukuran pengeluaran memiliki akurasi yang cukup baik, tetapi dalam memperoleh informasinya membutuhkan data rinci tentang berbagai jenis pengeluaran dan hal ini dapat membingungkan responden. Pengukuran kepemilikan barang tahan lama lebih mudah ditanyakan dan diobservasi, tetapi memerlukan perhitungan yang lebih kompleks untuk menyusun satu indeks kepemilikan.

3. Variabel genetik

Variabel genetik tidak diteliti karena peneliti tidak dapat mengetahui riwayat keluarganya mengalami obesitas sentral tanpa melakukan pengukuran, seperti lingkar pinggang ataupun rasio lingkar pinggang-pinggul pada orang tua responden.

4. Variabel hormon

Pada variabel hormon juga tidak dilakukan penelitian karena untuk mengukur variabel tersebut dibutuhkan tes laboratorium.


(58)

39

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skor

Skala Ukur Variabel Dependen

1 Obesitas Sentral Ukuran lingkar pinggang (LP) mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012-2014. Pengukuran pada lingkar pinggang

Pita ukur seca 1. Obesitas sentral, jika LP > 80 cm pada

perempuan dan LP > 90 cm pada laki-laki 2. Tidak obesitas sentral,

jika LP ≤ 80 cm pada perempuan dan LP ≤ 90 cm pada laki-laki (WHO, 2008)

Ordinal

Variabel Independen

2. Umur Lamanya waktu

hidup mahasiswa dalam tahun yang dimulai sejak dilahirkan sampai dengan waktu penelitian ini berlangsung.

Wawancara Kuesioner 1.Berisiko (umur ≥ 20 tahun)

2.Tidak berisiko (umur < 20 tahun)

(Tchernof dan Despres, 2013)

Ordinal

3. Jenis Kelamin Karakteristik yang dimiliki mahasiswa, terdiri dari laki – laki dan perempuan

Wawancara Kuesioner 1.laki –laki 2.Perempuan


(59)

4. Kondisi Mental Emosional

Keadaan mental emosional responden dalam satu bulan terakhir dari pengukuran.

Wawancara Kuesioner Self Reporting Questionnare (SRQ)

1. Terganggu, jika menjawab ya ≥ 6 pertanyaan

2. Normal, jika menjawab pertanyaan < 6

pertanyaan

(Balitbangkes, 2013)

Ordinal

5. Aktivitas Fisik Jumlah energi yang dikeluarkan tubuh per menit-nya dalam satu minggu.

Wawancara Kuesioner IPAQ (International Physical Activity

Questionnaire)

1. Ringan, jika METs-min/minggu < 600 2. Sedang, jika METs-min/minggu 600 - <1500

3. Berat, jika METs-min/minggu ≥1500 (Patterson, 2010)

Ordinal

6. Asupan Energi Jumlah rata-rata dari asupan energi pada makanan atau minuman yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah rata-rata asupan energi dalam kilokalori (kkal)

Rasio

7. Asupan Karbohidrat Sederhana

Jumlah rata-rata dari karbohidrat sederhana pada makanan atau minuman yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah rata-rata asupan Karbohidrat sederhana dalam gram (gr)


(60)

41

8. Asupan Protein Jumlah rata-rata protein yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah asupan protein dalam gram (gr)

Rasio

9. Asupan lemak Jumlah rata-rata lemak yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah asupan lemak dalam gram (gr)

Rasio

10. Asupan Serat Jumlah rata-rata serat yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah asupan serat dalam gram (gr)

Rasio

11. Asupan Vitamin D

Jumlah rata-rata vitamin D yang dikonsumsi mahasiswa per harinya

Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah asupan vitamin D dalam gram (gr)

Rasio

12. Asupan Kalsium Jumlah rata-rata kalsium yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda

Food Recall 1 x 24 jam

Jumlah asupan kalsium dalam gram (gr)


(61)

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

3. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

4. Ada hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

5. Ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

6. Ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

7. Ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.


(62)

43

8. Ada hubungan antara asupan lemak dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

9. Ada hubungan antara asupan serat dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

10. Ada hubungan antara asupan vitamin D dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.

11. Ada hubungan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.


(63)

44 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Desain cross sectional merupakan desain studi penelitian yang meneliti variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) secara bersamaan. Variabel dependen pada penelitian ini ialah obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 dan variabel independen pada penelitian ini ialah umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Populasi & Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berstatus


(1)

Asupan Kalsium

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

asup_kalsium 93 100.0% 0 .0% 93 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

asup_kalsium Mean 5.5479E2 24.31640

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.0649E2

Upper Bound 6.0308E2

5% Trimmed Mean 5.3981E2

Median 5.0017E2

Variance 5.499E4

Std. Deviation 2.34499E2

Minimum 174.63

Maximum 1375.43

Range 1200.80

Interquartile Range 302.09

Skewness 1.016 .250

Kurtosis 1.044 .495

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

asup_kalsium .139 93 .000 .935 93 .000


(2)

Asupan Kalsium Laki-Laki (umur 16-18 tahun)

Statistics

asup_kalsium

N Valid 1

Missing 0

Mean 5.4577E2

Median 5.4577E2

Minimum 545.77

Maximum 545.77

Asupan Kalsium Lak-Laki (umur 19-22 tahun)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

asup_kalsium 13 100.0% 0 .0% 13 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

asup_kalsium Mean 5.7245E2 60.16681

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.4136E2

Upper Bound 7.0354E2

5% Trimmed Mean 5.5587E2

Median 5.2773E2

Variance 4.706E4

Std. Deviation 2.16935E2

Minimum 349.20

Maximum 1094.10

Range 744.90

Interquartile Range 294.81

Skewness 1.338 .616


(3)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

asup_kalsium .214 13 .106 .875 13 .062

a. Lilliefors Significance Correction

Asupan Kalsium Perempuan (umur 16-18 tahun)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

asup_kalsium 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

asup_kalsium Mean 5.2202E2 36.89819

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.4505E2

Upper Bound 5.9899E2

5% Trimmed Mean 5.1998E2

Median 5.1660E2

Variance 2.859E4

Std. Deviation 1.69089E2

Minimum 248.53

Maximum 834.10

Range 585.57

Interquartile Range 215.54

Skewness .063 .501

Kurtosis -.579 .972

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

asup_kalsium .078 21 .200* .965 21 .627

a. Lilliefors Significance Correction


(4)

Asupan Kalsium Perempuan (umur 19-22 tahun)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

asup_kalsium 58 100.0% 0 .0% 58 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

asup_kalsium Mean 5.6285E2 34.31136

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.9414E2

Upper Bound 6.3155E2

5% Trimmed Mean 5.4676E2

Median 4.8335E2

Variance 6.828E4

Std. Deviation 2.61308E2

Minimum 174.63

Maximum 1375.43

Range 1200.80

Interquartile Range 371.26

Skewness .985 .314

Kurtosis .640 .618

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

asup_kalsium .158 58 .001 .926 58 .002


(5)

Bivariat Asupan Kalsium

Tests of Normality

Obes_sentral

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

asup_kal sium

obesitas sentral .115 32 .200* .953 32 .179

tidak obesitas sentral .128 61 .015 .946 61 .009

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality

Obes_sentral

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TRANS _KALSI UM

obesitas sentral .105 32 .200* .979 32 .774

tidak obesitas sentral

.060 61 .200* .991 61 .932

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Group Statistics

Obes_sentral N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

asup_kalsium obesitas sentral 32 6.4435E2 279.27810 49.36986

tidak obesitas sentral 61 5.0780E2 193.64129 24.79323

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

asup_ kalsiu m Equal variances assumed

7.550 .007 2.762 91 .007 136.54810 49.43475 38.35203 234.74417

Equal

variances not assumed


(6)

Korelasi antara asupan kalsium dengan asupan energi dan asupan karbohidrat sederhana

Correlations

asup_kalsium asup_energi

asup_kalsium Pearson Correlation 1 .333**

Sig. (2-tailed) .001

N 93 93

asup_energi Pearson Correlation .333** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

asup_kalsium asup_sukrosa

asup_kalsium Pearson Correlation 1 .315**

Sig. (2-tailed) .002

N 93 93

asup_sukrosa Pearson Correlation .315** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 93 93


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185