Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal

EFEK PENAMBAHAN CASSABIO DALAM RANSUM
TERHADAP PERFORMA ANAK DOMBA LOKAL

RICKY RINALDI THAHER

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Penambahan
Cassabiodalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokaladalah benar karya
saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Ricky Rinaldi Thaher
NIM D24070176

ABSTRAK
RICKY RINALDI THAHER. Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap
Performa Anak Domba Lokal.Dibimbing olehAHMAD DAROBIN LUBISdanDIDID
DIAPARI.
Onggok merupakan limbah industri tapioka yang berbahan dasar singkong dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Kualitas onggok relatif rendah sehingga
dibutuhkan strategi untuk meningkatkan kualitasnya yaitu melalui proses fermentasi
menggunakan Aspergillus nigerdengan penambahan zeolit, urea, dan ammonium sulfat
untuk dihasilkan produk bernama cassabio.Penelitian tentang cassabio pada ayam broiler
memberikan hasil yang baik, namun pada ruminansia belum pernah dilakukan.Penelitian
ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan cassabio terhadap performa anak domba
lokal.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan
tiga ulangan. Perlakuan pada penelitian ini berdasarkan penambahan cassabio dalam
konsentrat dengan taraf 0% (P0), 20% (P1),40% (P2), dan 60% (P3). Penggunaan
konsentrat 60% dengan penambahan rumput gajah sebanyak 40% dari total pemberian

pakan. Peubahyang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan
bobot badan (PBB), dan efisiensi pakan.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
analisis varian (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan akan di uji
lanjut dengan uji Duncandengan menggunakan program SPSS 16.0.Hasil penelitian
pengaruh level cassabio berturut-turut P0,P1, P2, dan P3untuk PBB adalah 76.19; 81.43;
84.29; dan 96.90 gekor-1hari-1; untuk konsumsi pakan adalah 444.34; 463.13; 483.03; dan
493.52 g ekor-1hari-1; serta nilai efisiensi pakan adalah 0.17; 0.18; 0.17; dan 0.20.
Penggunaan cassabio hingga taraf 60% pada konsentrat tidak pengaruh terhadap PBB,
konsumsi pakan, dan efisiensi pakan sehingga penggunaan cassabio hingga 60% dari
konsentrat memberikan hasil yang baik dan aman dikonsumsi pada domba lokal.
Kata Kunci: cassabio, domba lokal, konsumsi, onggok, pertambahan bobot badan

ABSTRACT
RICKY RINALDI THAHER. The Effect of Cassabio Addition in Feed on
Performance of Local Lamb.Supervised by AHMAD DAROBIN LUBIS andDIDID
DIAPARI.
Cassava pulp isone of the tapioca industry by-product that can be used as animal
feed. However, the quality of cassava pulp is relatively low due to its low protein and
high crude fiber content. Cassava pulp with addition of zeolite, urea, ammonium sulphate,
that fermented by Aspergillus niger produced the product that called cassabio. The

experiment of using cassabio on broiler have been done. However, there is no experiment
of using cassabio on performance of ruminants. The objective of this research is to
evaluate the effect of levels cassabio in concentrate on performance of local lamb. The
experiments design was randomized block design with four treatments and three
replications, and local lambs were used as replications. The treatments were addition
levels of cassabio into concentrate at levels of 0% (P0), 20% (P1), 40% (P2), and 60% (P3).
Variables that measured were feed consumption, average body weight gain, and feed
efficiency. Data were analysed by analysis of variance (ANOVA)and differences among
treatments were determined by Duncan test. The result showed that the cassabio levels P0,
P1, P2, dan P3 for BWG was76.19; 81.43; 84.29; and 96.90 g head-1 day-1respectively; for
intake was 444.34; 463.13; 483.03 and 493.52 g head-1 day-1respectively; feed efficiency
was 0.17; 0.18; 0.17; and 0.20 respectively. The conclusion of the research was using
cassabio up to 60% (P3) in concentrate produced the good results without negative effect
on local lamb performance.
Key words: body weight gain, cassabio,cassava pulp, consumption, locallamb

EFEK PENAMBAHAN CASSABIO DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA ANAK DOMBA LOKAL

RICKY RINALDI THAHER


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa
Anak Domba Lokal
: Ricky Rinaldi Thaher
Nama
: D24070176
NIM


Disetujui oleh

セu「ゥ[G

Dr lr A.
Pembimbing I

Tanggal Lulus: (

o

Dr Ir Didid Diapari, MS.
Pembimbing II

MSc.

)

Judul Skripsi :Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak
Domba Lokal

Nama
: Ricky Rinaldi Thaher
NIM
: D24070176

Disetujui oleh

Dr Ir A. Darobin Lubis, MSc.
Pembimbing I

Dr Ir Didid Diapari, MSi.
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ()


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul Efek
Penambahan Cassabiodalam Ransumterhadap Performa Anak Domba Lokal dan
disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan MeiAgustus 2012.
Skripsi ini memuat informasi tentang peningkatan kualitas nutrisi bahan
pakan yang berasal dari limbah agroindustri ubi kayu (onggok) dan
pemanfaatannya sebagai pakan alternatif ternak ruminansia pada berbagai taraf.
Peningkatan kualitas nutrisi dengan proses fermentasi menggunakan starter
kapang Aspergillus nigerdengan penambahan urea, zeolit, dan ammonium sulfat
(cassabio). Proses fermentasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein
dan kecernaan bahan pakan serta menurunkan kandungan serat kasar. Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh taraf pemberian cassabio ke dalam
konsentrat terhadap performa anak domba lokal.
Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan tulisan ini.
Penulis berharap karya kecil ini dapat menjadi salah satu karya terbaik yang dapat
penulis persembahkan untuk ayah dan ibunda tercinta. Demikian pengantar ini
penulis sampaikan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua

pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus2013
Ricky Rinaldi Thaher

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

vi
vi
vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
METODE
Waktu dan Lokasi
Materi
Alat

Bahan
Ternak percobaan
Prosedur
Pembuatan cassabio
Penyusunan ransum
Penyediaanpakan
Persiapan kandang
Tahap adaptasi ternak
Pemeliharaan
Rancangan percobaan dan analisis data

1
1

2
2
2
2
2
2

2
3
5
5
6
6
7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian
Konsumsi Pakan
Pertambahan Bobot Badan
Efisiensi Pakan

8
8
10
11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran

11
12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH

12
14
15
15

DAFTAR TABEL
Nomor
1
2
3
4
5
6

Kandungan zat makanan onggok dan cassabio
Kandungan zat makanan ransum penelitian
Komposisi bahan pakan di dalam konsentrat penelitian
Rataan konsumsi pakan anak domba penelitian
Rataan pertambahan bobot badan (PBB) anak domba penelitian
Rataan efisiensi pakan anak domba penelitian

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1a Fermentasi cassabio
1b Penjemuran cassabio
2a Ransum perlakuan
2b Pakan hijauan
3a Kandang individu
3b Kondisi kandang penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot
badan
2 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap konsumsipakan
3 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap efisiensi pakan

Halaman
3
4
5
9
10
11

Halaman
3
3
4
4
6
6

Halaman
14
14
14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan pakan nasional saat ini sebagian besar masih bergantung pada
bahan baku impor. Peningkatan kualitas bahan baku pakan lokal dan penyediaan
pakan alternatif terutama dari pemanfaatan limbah pertanian dan agroindustri
dapat mengurangi ketergantungan bahan baku pakan impor. Bahan baku pakan
alternatif yang melimpah adalah limbah dari industri pengolahan
singkong.Singkong(Manihot esculenta) merupakan salah satu sumber karbohidrat
yang penting dalam makanan. Produksi singkong di Indonesia pada tahun 2012
sebanyak 24 juta ton (BPS 2012).Produk pengolahan singkong yang paling
banyak adalah tepung tapioka. Hasil proses pembuatan tepung tapioka
menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Onggok merupakan limbah padat
pengolahan tapioka dengan produksi 10 sampai 15% dari singkong yang diolah
(Sriroth et al. 2000), sehingga total produksi onggok pada tahun 2012 adalah
sekitar 2.5 juta ton. Onggok merupakan limbah pertanian yang sering
menimbulkan masalah lingkungan, karena berpotensi sebagai polutan di daerah
sekitar pabrik.
Onggok merupakan sumber energi dengan kandungan karbohidrat mudah
larut (BETA-N) yang cukup tinggi, namun kandungan protein onggok masih
sangat rendah dengan kadar serat kasar yang cukup tinggi (Rasyid 1995). Hingga
saat ini penggunaan onggok sebagai bahan pakan masih belum optimal sehingga
diperlukan suatu teknologi alternatif untuk mengolah onggok menjadi produk
yang berkualitas, yaitu melalui proses fermentasi. Fermentasi onggok dapat
meningkatkan kandungan protein dan menurunkan kandungan serat kasar.
Fermentasi onggok yang ditambah dengan zeolit, urea, dan ammonium
sulfat menghasilkan produk yang disebut Cassabio dan mempunyai kualitas yang
baik yaitu memiliki kandungan proteinmencapai 13% (Purwanti 2012).Cassabio
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber energi dan sebagai substitusi
bahan pakan lain serta sebagai pelengkap pada ransum ternak. Menurut Fajrinalar
(2011), pemberian cassabio hingga taraf 40% dari ransum ternak ayam broiler
dapat memberikan hasil yang baik pada ternak unggas tanpa menyebabkan
penurunan performa dan kondisi fisiologis.Namun uji coba penggunaan cassabio
pada ternak ruminansia seperti pada domba lokal belum pernah dilakukan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisispengaruhtaraf penggunaan
cassabiodalam konsentrat pada performa anak domba lokal.

2

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulanAgustus 2012.
Lokasi penelitian di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak dan
Laboratorium Lapang Ternak Sapi Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Materi
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sekop, timbangan
digital, timbangan gantung, peralatan kandang (baki plastik, ember, selang air,
sikat, dan sapu lidi), dan peralatan fermentasi.Kandang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kandang individu dengan atap kandang berupa asbes.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah
(Pennisetum purpureum), onggok, pollard, bungkil kelapa, bungkil kedelai,
premix, molases, cassabio (fermentasi dari onggok, urea 3% BK onggok, zeolit
sebesar 2.5% BK onggok, amonium sulfat 1.5% BK onggok, kapang Aspergillus
niger 0.2% BK onggok, dan aquades), dan ransum komplit.
Ternak Percobaan
Ternak yang digunakan adalah ternak domba ekor tipis (DET) jantan umur 6
sampai 8 bulan sebanyak 12 ekor dengan bobot badan 13 sampai 16 kg yang
terbagi ke dalam empat perlakuan dan tiga ulangan.Ternak domba dikandangkan
secara individu dengan ukuran kandang 1x1.5 m.

Prosedur
Pembuatan Cassabio
Proses pembuatan cassabio melalui suatu proses fermentasi dengan
pencampuran beberapa bahan antara lain, onggok, urea 3% BK onggok, zeolit
sebesar 2.5% BK onggok, amonium sulfat 1.5% BK onggok, kapang Aspergillus
niger 0.2% BK onggok, dan aquades. Onggok diperoleh dari industri rumah
tangga di daerah Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bahan onggok yang
digunakan dalam kondisi kering dan sudah berbentuk tepung, hal ini dimaksudkan
agar mempermudah proses fermentasi. Onggok dalam bentuk tepung dicampur
hingga homogen dengan zeolit kemudian disterilisasi menggunakan autoclave
dengan suhu 120oC dan tekanan 250 psi selama 15 menit, kemudian dicampur
dengan urea, ammonium sulfat, starter Aspergillus niger hingga homogen dan
ditambahkan aquades hingga mencapai kadar air 75%. Hasil campuran tersebut
dimasukkan ke dalam ruang fermentasi dan diinkubasi pada suhu 28 sampai 32oC

3
selama enam hari (Gambar 1a). Selanjutnya proses pemanenan dilakukan dengan
menghentikan aktifitas kapang dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari
selama 2 sampai 3 hari (Gambar 1b).Komposisi kimia onggok dibandingkan
dengan cassabio diperlihatkan pada Tabel 1.

(a)
(b)
Gambar 1Proses pembuatan cassabio. (a) adalah fermentasi cassabio; (b) adalah
penjemuran cassabio
Tabel 1 Kandungan Zat Makanan Onggok dan Cassabio (%BK)
Kandungan Nutrien (%)*
Variabel

Onggok

Cassabio

Bahan Kering

98.40

96.76

Abu

1.44

2.80

Protein Kasar

3.43

11.60

Serat Kasar

5.12

2.80

Lemak Kasar

0.92

0.30

BETN

89.09

82.50

TDN**

77.01

68.10

Protein Murni

3.31

10.69

Keterangan:*Hasil analisa laboratorium PPSHB IPB (2012);
rumus Harris et al.(1972).

**

Hasilperhitungan berdasarkan

Penyusunan Ransum
Proses penyusunan ransum dilakukan dengan menentukan bahan pakan yang
akan digunakan sebagai pakan, lalu dihitung jumlah bahan pakan yang akan
digunakan sesuai dengan perhitungan kebutuhan nutrisi domba penelitian. Bahan
pakan diperoleh dari pabrik pakan PT. Indofeed, Bogor.Pembelian bahan pakan
dilakukan secara bertahap seiring ketersediaan pakan, sehingga pakan yang
dikonsumsi oleh ternak masih dalam kondisi baik.Pembuatan ransum dilakukan
sebelum waktu pemeliharaan, setiap pembuatan ransum cukup untuk dikonsumsi
semua ternak selama sebulan, namun pembuatan ransum dilakukan kembali
seminggu sebelum pakan yang tersedia habis. Selama pemeliharaan pembuatan
ransum dilakukan sebanyak tiga kali, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi

4
penurunan kualitas pada ransum sehingga ternak mengkonsumsi pakan yang
memiliki kualitas relatif sama.
Pakan diberikan dalam bentuk ransum dengan pencampuran antara cassabio
dan bahan pakan lain yaitu onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, pollard,
molases, dan premix (Gambar 2a). Ransum yang digunakan dibuat dengan cara
mencampur bahan pakan secara manual di area kandang pemeliharaan.
Pencampuran bahan pakan tidak dilakukan dalam satu tahap akan tetapi sesuai
dengan taraf pada masing-masing perlakuan, sehingga ransum dibedakan
berdasarkan taraf pemberian cassabio dalam konsentrat yang digunakan yaitu 0%,
20%, 40%, dan 60%. Hijauan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput
gajah Pennisetum purpureumyang diberikan dalam bentuk segar dan dipotong
dalam ukuran kecil sekitar 5cm (Gambar 2b). Adapun komposisi konsentrat dan
kandungan nutrisi ransum yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

(a)
(b)
Gambar 2 Pakan yang diberikan ke ternak. (a) adalah ransum perlakuan; (b)
adalahhijaun pakan

Tabel 2 Komposisi Konsentrat Penelitian (%BK)

Pollard

48.0

Perlakuan (%)
P1
P2
31.5
10.0

Onggok

14.6

0.0

0.0

0.0

Bungkil Kelapa

16.8

30.0

28.5

8.5

Bungkil Kedelai

13.0

11.0

14.0

21.0

Molases

7.1

7.0

7.0

7.0

Premix

0.5

0.5

0.5

0.5

Cassabio

0.0

20.0

40.0

60.0

Bahan Pakan

Total

P0

100.0

100.0

100.0

P3
3.0

100.0

Keterangan:P0 = Ransum yang mengandung 0% cassabio dalam konsentrat; P1=Ransum yang
mengandung 20% cassabio dalam konsentrat; P2 = Ransum yang mengandung 40%
cassabio dalam konsentrat; P3= Ransum yang mengandung 60% cassabio dalam
konsentrat.

5
Tabel 3 Kandungan Zat Makanan Pakan Penelitian (%BK)*
Perlakuan
Nutrien
P0

P1

P2

P3

Bahan Kering

57.84

55.92

55.75

56.61

Protein Kasar

15.93

15.62

14.78

14.55

Lemak Kasar

4.61

4.29

3.27

3.03

Serat Kasar

14.80

14.83

14.36

13.77

BETN

56.47

56.78

59.15

60.32

8.19

8.48

8.44

8.33

71.11
2787

71.49
2779

72.25
2730

71.66
2742

Abu
**

TDN
GE (calg-1)***

Keterangan: *Hasil analisa laboratorium PPSHB IPB (2012);**Perhitungan berdasarkan Harriset
al. (1972);***Hasil analisa laboratorium ITP FAPET IPB (2012);P0 = 0%cassabio
dalam konsentrat + rumput; P1=20% cassabio dalam konsentrat + rumput; P2 =
40% cassabiodalam konsentrat + rumput; P3= 60% cassabio dalam konsentrat +
rumput.

Penyediaan Pakan
Pakan diberikan kepada domba sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul
06.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-16.00 WIB. Pakan yang diberikan
sudah dalam bentuk ransum dengan campuran antara cassabio dan bahan pakan
lain yaitu onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, pollard, molasses, dan premix.
Hijauan juga diberikan kepada ternak domba, hijauan jenis rumput gajah
Pennisetum purpureum diberikan setelah pemberian konsentrat.
Jumlah ransum yang diberikan yaitu sebanyak 3 sampai 5% bahan kering
dari bobot badan sedangkan perbandingan hijauan dengan konsentrat adalah
40:60.Pakan yang diberikan berdasarkan dengan taraf pemberian cassabio dalam
konsentrat yang digunakan yaitu P0(mengandung 0% cassabio dalam konsentrat),
P1 (mengandung 20% cassabio dalam konsentrat), P2 (mengandung 40% cassabio
dalam konsentrat), dan P3 (mengandung 60% cassabio dalam konsentrat),
sedangkan air minum diberikan pada ternak secara ad libitum. Kondisi fisiologis
ternak yang baik dan stabil akan menciptakan performa ternak tetap optimal maka
kebersihan tempat pakan dan minum harus selalu terjaga. Kebersihan ternak,
peralatan kandang, dan lingkungan kandang selalu terjaga, dimana kandang setiap
hari dibersihkan pada saat pagi hari sebelum pakan diberikan kepada ternak.
Persiapan Kandang
Persiapan kandang dilakukan selama 2 minggu sebelum penelitian
dilaksanakan.Persiapan kandang dilakukan dengan membersihkan lingkungan
sekitar kandang, mencuci kandang, dan penyediaan peralatan penelitian
diantaranya tempat pakan dan minum, timbangan, thermometer ruangan, dan
tambang.Pada saat domba datang, dilakukan penimbangan untuk mengetahui
bobot awal, setelah itu dilakukan pengacakan untuk ditempatkan pada kandang
individu sesuai dengan perlakuan yang diterapkan dan diberikan penamaan di
setiap kandang.Ternak dipelihara dalam kandang individu selama 2 minggu untuk
masa adaptasi dan 10 minggu untuk pengukuran parameter.

6
Tahap Adaptasi Ternak
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan setelah masa adaptasi,
dimana anak domba harus menyesuaikan lingkungan kandang, pakan perlakuan,
dan mengembalikan kondisi fisiologis menjadi normal. Proses adaptasi pakan
pada anak domba dilakukan selama dua minggu. Adaptasi pakan dilakukan secara
bertahap dengan mensubstitusi pakan baru mulai dari 25%, 50%, 75%, hingga
100% domba dapat mengkonsumsi pakan baru.Setelah domba dapat
mengkonsumsi pakan baru sebanyak 100% maka sudah termasuk waktu
pengambilan data.
Pemeliharaan
Ternak domba dipelihara dalam kandang individu (Gambar 4a) selama 2
minggu untuk masa adaptasi dan 10 minggu pengukuran parameter. Pada saat
domba datang dilakukan penimbangan terlebih dahulu untuk mengetahui bobot
badan awal domba karena selama pemeliharaan, domba akan ditimbang setiap 14
hari sekali untuk mengetahui perubahan bobot badannya sehingga diketahui
pertumbuhan domba selama pemeliharaan. Selama pemeliharaan pakan diberikan
pada saat pagi dan sore hari.Pakan yang diberikan berdasarkan jumlah kebutuhan
nutrisi domba.Pemberian pakan sebesar 3% bahan kering dari bobot badan (BB),
akan tetapi seiring bertambahnya BB maka konsumsi pakan dinaikkan sampai 5%
dari BB ataupun hingga memenuhi kebutuhan nutrisi.Setiap hari dilakukan
pencatatan pakan yang diberikan dan sisa pakan, adapun pencatatan sisa
pakandengan menimbang dari ransum yang tersisa dalam tempat pakan dan
tercecer di kandang.Hal ini digunakan untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan
yaitu dengan cara menghitung selisih antara pakan yang diberikan dengan sisa
pakan. Selama pemeliharaan kebersihan kandang tetap terjaga dimana sebelum
diberikan pakan pada saat pagi hari, tempat pakan dan minum juga kotoran ternak
dibersihkan (Gambar 4b).Hal ini diperlukan untuk menjaga kesehatan ternak
selalu dalam performa yang baik.

(a)

(b)

Gambar 3Kondisi kandang penelitian.(a) adalahkandang individu; (b) adalah
kondisi kandang.

7
Rancangan Percobaan dan Analisa Data
Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, perlakuan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
P0 : Ransum yang mengandung 0% cassabio dalam konsentrat + rumput.
P1 : Ransum yang mengandung 20% cassabio dalam konsentrat + rumput.
P2 : Ransum yang mengandung 40% cassabio dalam konsentrat + rumput.
P3 : Ransum yang mengandung 60% cassabio dalam konsentrat + rumput.
Rancangan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak
kelompok (RAK)berdasarkan bobot badan dengan empat perlakuan taraf
penambahan cassabioyaitu 0%, 20%,40%, dan 60% dalam konsentrat dan setiap
perlakuan mempunyai tiga kali ulangan, setiap ulangan terdiri atas 1 ekor.
Kelompok ternak pada penelitian ini antara lain kecil(13.87, 14.65, 13.75 14.45),
sedang(15.25, 14.85, 15.45, 15.5), dan besar(16.75, 16.4, 15.3, 17.1).Model
matematika dari rancangan percobaan ini adalah :
Yij = µ + τi + βj + εij
Keterangan :
Yij: Respon percobaan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ : Rataan umum percobaan
τi : Efek perlakuan ke-i (i = 0,1,2,3)
βj : Efek kelompok ke-j
εij : Eror perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis
of Variance, ANOVA) dan bila adaperbedaan diantara perlakuan diuji lanjut
dengan uji Duncan dengan menggunakan program SPSS 16.0.
Peubah yang Diamati
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan (PBB), efisiensi pakan, dan nilai ekonomi pakan.
Konsumsi Pakan
Pakan sebelum diberikan ke ternak ditimbang terlebih dahulu berdasarkan
persentase bobot badan, yaitu 4% dari bobot badan.Pakan diberikan pada pagi dan
sore hari.Sisa pakan yang diberikan ditimbang pada keesokan
harinya.Penimbangan pakan yang diberikan dan sisa pakan dilakukan setiap hari
untuk mengetahui rataan konsumsi setiap ternak.Konsumsi pakan dihitung dari
pemberian pakan dikurangi sisa pakan yang diberikan.
Konsumsi pakan
= Pemberian (g) – sisa (g)
Konsumsi pakan per hari = Konsumsi pakan (g ekor-1)
70 hari
Konsumsi BK
= Konsumsi pakan x persen kadar BK pakan (%)

8
Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Pengukuran pertambahan bobot badan (PBB) dilakukan dengan
penimbangan ternak setiap 2 minggu sekali selama pemeliharaan.Penimbangan
dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan dengan menggunakan
timbangan digital.Pertambahan bobot badan selama penelitian ini dihitung
berdasarkan bobot akhir pemeliharaan yaitu bobot badan selama 70 hari dikurangi
dengan bobot awal setelah preliminary.
PBB (g ekor-1hari-1) =

Bobot badan akhir (g) – bobot awal perlakuan (g)
Lama Pemeliharaan (70 hari)

Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan dihitung dari pertambahan bobot badan selama penelitian
(g)dibagi dengan konsumsi pakan selama penelitian.
Efisiensi pakan =

Pertambahan Bobot Badan (g)
Konsumsi Pakan (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Penelitian
Domba dipelihara menggunakan kandang individu dan pakan selama
pemeliharaan diberikan sebanyak 4% bahan kering dari bobot badan domba,
dimana persentase pemberian pakan dalam jumlah tersebut sudah mencukupi
kebutuhan domba.Setelah masa adaptasi, diperoleh rataan bobot badan domba
pada masing-masing perlakuan sebagai berikut P0 (13.90 ± 0.21), P1 (14.78 ±
0.42), P2 (15.42 ± 0.10), dan P3 (16.75 ± 0.35).Suhu dan kelembaban udara selama
pemeliharaan berkisar antara 24 sampai 33oC dan 80 sampai 92%.Kondisi suhu
dan kelembaban selama pemeliharaan tidak mempengaruhi performa ternak dan
masih dapat beradaptasi dengan lingkungan, sehingga selama pemeliharaan
kondisi fisiologis ternak secara umum sehat.Suhu dan kelembaban udara
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status fisiologis ternak.Menurut
Kartasudjana (2001), suhu optimal untuk domba yang berada di daerah tropis
berkisar antara 24 sampai 26oC, sedangkan kelembaban udara untuk domba
berada di bawah 75%. Keadaan lingkungan yang kurang nyaman akibat suhu dan
kelembaban udara yang tinggi dapat mempengaruhi performa ternak serta domba
yang dipelihara di wilayah lembab cenderung mudah terkena penyakit
(Tomazweska et al. 1993).
Konsumsi Pakan
Pakan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pertumbuhan,
reproduksi, dan kesehatan ternak.Jumlah pakan yang dimakan oleh ternak dan
digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi disebut
konsumsi pakan.Pada ternak ruminansia, konsumsi merupakan faktor penting
dalam menentukan produktivitas dan ukuran tubuh ternak (Aregheore 2000).

9
Penggunaan cassabio ke dalam konsentrat dengan taraf yang berbeda pada
tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi bahan
kering.(Tabel 4). Konsumsi bahan kering yang diperoleh berkisar antara 444.34
sampai 493.52 g ekor-1 hari-1, yaitu sekitar 2.8% dari bobot badan. Haryanto dan
Djajanegara (1992) yang mengutarakan bahwa kebutuhan bahan kering per ekor
per hari untuk domba Indonesia dengan bobot 10 sampai 20kg adalah 3.1 sampai
4.7% dari bobot badan.
Konsumsi merupakan tolak ukur dalam penilaian palatabilitas suatu bahan
pakan yang diberikan pada ternak. Menurut Mulyono (2005), palatabilitas
dicerminkan dari organoleptik seperti bau, rasa, dan tekstur. Hal ini yang menjadi
faktor dalam meningkatkan rangsangan bagi ternak untuk mengkonsumsi
pakan.Penggunaan cassabio dalam ransum pada penelitian ini tidak menyebabkan
gangguan palatabilitas pakan bagi ternak.Jumlah konsumsi bahan kering pakan
pada tiap perlakuan masih dalam kondisi normalyaitu P0= 444.34 g ekor-1 hari-1,
P1= 463.13 g ekor-1 hari-1,P2= 483.03 g ekor-1 hari-1,dan P3=493.52g ekor-1 hari-1.
Penambahan cassabio pada ransum dengan taraf (0%, 20%, 40%, 60%)
yang semakin tinggi berbanding lurus dengan konsumsi bahan kering oleh ternak.
Hal ini menandakan bahwa penambahan cassabio dengan konsumsi bahan kering
cenderung memiliki pengaruh meskipun tidak secara signifikan, terlihat pada
konsumsi bahan kering pada penggunaan cassabio taraf 60% (P3) sebesar 493.52 g
ekor-1 hari-1 merupakan yang tertinggi dan terendah pada taraf 0% (P0) sebesar
444.34 g ekor-1 hari-1. Konsumsi bahan kering pada penelitian ini belum dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi bahan kering, dimana NRC (2006) menyatakan
bahwa domba dengan bobot badan 10 sampai 20kg membutuhkan bahan kering
sebesar 500 sampai 1000 g ekor-1 hari-1 atau 4 sampai 5% dari bobot badan.
Konsumsi bahan kering yang belum memenuhi kebutuhan konsumsi menjadi
salah satu penyebab pertambahan bobot badan harian anak domba pada penelitian
ini tidak dapat mencapai 100g ekor-1 hari-1.Penambahan cassabio ke dalam
konsentrat tidak mempunyai pengaruh yang nyata, karena kandungan zat makanan
pada cassabio tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi
ternak.Kandungan protein kasar dalam ransum menjadi peranan penting dalam
menentukan jumlah konsumsi bahan kering.Menurut Okmal (1993), kandungan
protein kasar dalam ransum dapat mempengaruhi nilai konsumsi bahan kering.
Semakin tinggi kandungan protein kasar dalam ransum maka konsumsi bahan
kering akan semakin meningkat.
Tabel4

Rataan konsumsi pakanpada domba lokal jantan yang mendapat ransum
dengan penambahan taraf cassabio yang berbeda dalam konsentrat

Konsumsi
Segar (g)
BK (g)

P0

P1

Perlakuan
P2

1367.21±145.74 1463.89±103.36 1491.55±207.90
444.34 ± 33.40

463.13 ± 28.05

483.03 ± 42.95

P3
1501.31±175.81
493.52 ± 34.74

Keterangan: P0= 0% cassabio dalam konsentrat + rumput, P1= 20% cassabio dalam konsentrat
+rumput, P2= 40% cassabio dalam konsentrat + rumput, P3= 60% cassabio dalam
konsentrat + rumput.

10
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan (PBB) merupakan salah satu kriteria untuk
mengukur pertumbuhan dengan mengevaluasi kualitas pakan ternak. Pertumbuhan
yang diperoleh merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat-zat nutrisi dalam
pakan untuk diubah menjadi daging. Kecepatan pertumbuhan dapat diketahui
dengan melakukan penimbangan berulang setiap hari, minggu atau bulan
(Tillmann et al. 1991). Kelebihan makanan yang berasal dari kebutuhan hidup
pokok akan digunakan untuk meningkatkan bobot badan (Nurjannah 2006).
Rataan pertambahan bobot badan (PBB) pada anak domba lokal yang diberikan
penambahan cassabio pada ransum tidak terdapat pengaruh yang nyata (Tabel
5).Parakkasi (1999) menyatakan bahwa konsumsi dan kecernaan pakan
merupakan faktor yang menentukan ada ataupun tidak adanya pengaruh nyata
pada PBB, jika konsumsi tidak berpengaruh nyata maka PBB juga tidak
berpengaruh nyata.
PBB dari keempat perlakuan yang diberikan penambahan cassabio dalam
ransum dengan taraf berbeda memiliki nilai rataan yang hampir sama yaitu
berkisar 76.19 sampai 96.90g ekor-1 hari-1. Pertambahan bobot badan pada
masing-masing taraf perlakuan yaitu P0=76.19g ekor-1 hari-1, P1= 81.43g ekor-1
hari-1, P2= 84.29g ekor-1 hari-1, dan P3= 96.90g ekor-1 hari-1. Menurut Haryanto
dan Djajanegara (1992), kebutuhan BK domba dengan bobot badan 12 sampai
20kg dan PBB 100g adalah sebesar 730 sampai 950 g. Hasil penelitian ini
diperoleh PBB yang relatif sama dan konsumsi BK yang lebih rendah dibanding
penelitian Haryanto dan Djajanegara (1992) tersebut, sehingga pakan yang
digunakan dalam penelitian ini lebih efisien. Hasil penelitian ini lebih tinggi
dibanding hasil penelitian Prawoto et al. (2001) yang memberikan pakan ampas
tahu kering sebagai bahan pakan campuran pada domba ekor tipis, dan
mendapatkan PBB sebesar 43.25 sampai 78.57g. Lebih tingginya PBB yang
dihasilkan pada penelitian ini, karena pakan penelitian ini memiliki kandungan
nutrisi dan konsumsi pakan yang lebih baik. Konsumsi BK penelitian ini berkisar
444.34 sampai 493.52 g ekor-1 hari-1, sedangkan rata-rata konsumsi BK penelitian
Prawoto et al. (2001) adalah 599.70g ekor-1 hari-1. Peningkatan dan penurunan
konsumsi pakan dan zat makanan biasanya diikuti dengan peningkatan dan
penurunan bobot badan setiap minggunya.Hal ini menunjukkan bahwa
pertambahan bobot badan berkorelasi positif dengan konsumsi pakan dan zat
makanan.
Tabel 5 Rataan pertambahan bobot badan (PBB)pada anak domba lokal yang
mendapat ransum dengan penambahan taraf cassabio yang berbeda
dalam konsentrat
Peubah

Perlakuan
P0

P1

P2

P3

Bobot awal (g)

13.90 ± 0.21

14.78 ± 0.42

15.42 ± 0.10

16.75 ± 0.35

Bobot akhir (g)

19.20 ± 0.56

20.40 ± 1.41

20.43 ± 0.70

21.65 ± 0.80

PBB (g)

76.19 ± 7.05

81.43 ± 19.73

84.29 ± 13.03

96.90 ± 12.00

11
Keterangan: P0= 0% cassabio dalam konsentrat + rumput, P1= 20% cassabio dalam konsentrat +
rumput, P2= 40% cassabio dalam konsentrat + rumput, P3= 60% cassabio dalam
konsentrat + rumput.

Efisiensi Pakan
Rataan efisiensi pakan juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara
statistik (Tabel 6).Efisiensi pakan yang didapat berkisar antara 0.17 sampai 0.20.
Nilai efisiensi pakan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian
Mulyaningsih (2006) dengan perlakuan 100% konsentrat, 75% konsentrat 25%
rumput gajah, 50% konsentrat 50% rumput gajah, dan 25% konsentrat 75%
rumput gajah yang menghasilkan efisiensi pakan sebesar 0.17, 0.10, 0.09, dan
0.04.Pond et al. (1995) menyatakan bahwa efisiensi pakan dipengaruhi oleh
jumlah pakan yang dikonsumsi, bobot badan, gerak atau aktivitas tubuh, musim
dan suhu dalam kandang.Penelitian Elia (2005) yang menyimpulkan bahwa
domba di UP3 Jonggol yang dikandangkan dengan pakan kombinasi rumput
Brachiaria humidicola dapat mencapai angka efisiensi pakan sebesar 0.03 hingga
0.04.Rendahnya efisiensi pakan dalam penelitian tersebut disebabkan rendahnya
konsumsi bahan kering dan protein kasar, sehingga menyebabkan rendahnya nilai
efisiensi pakan domba.Orskov (2001) menjelaskan bahwa kandungan zat makanan
dalam ransum yang dikonsumsi mempengaruhi kecernaan zat makanan untuk
diubah menjadi produk ternak.
Kualitas pakan juga berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pakan,
semakin baik kualitas pakan yang dikonsumsi, maka akan diikuti dengan
pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dan semakin efisien penggunaan
pakannya. Hal ini ditegaskan Haryanto (1992) yang mengungkapkan bahwa
semakin tinggi kualitas pakan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan zat-zat
makanan meskipun belum tentu efisien secara ekonomis.
Tabel 6

Rataan efisiensipakan pada anak domba lokal yang mendapat
ransumdengan penambahan taraf cassabio yang berbeda dalam
konsentrat

Peubah
PBB (g)
Konsumsi BK (g)
Efisiensi pakan

Perlakuan
P0

P1

P2

P3

76.19 ± 7.05

81.43 ± 19.73

84.29 ± 13.03

96.90 ± 12.00

444.34 ± 33.40

463.13 ± 28.05

483.03 ± 42.95

493.52 ± 34.74

0.17 ± 0.028

0.18 ± 0.04

0.17 ± 0.021

0.20 ± 0.022

Keterangan: P0= 0% cassabio dalam konsentrat + rumput, P1= 20% cassabio dalam konsentrat +
rumput, P2= 40% cassabio dalam konsentrat + rumput, P3= 60% cassabio dalam
konsentrat + rumput.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

12
Pemberian cassabio ke dalam konsentrat hingga taraf 60% tidak
memberikan pengaruh negatifterhadap PBB, konsumsi pakan, dan efisiensi pakan
sehinggamasih aman untuk dikonsumsi pada anak domba lokal.

13
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan taraf cassabio
60% pada jenis domba yang lain dan waktu yang lebih lama serta jumlah ulangan
yang lebih banyak sehingga terlihat pengaruh yang signifikan dan diketahui batas
maksimum penggunaan pada ternak domba jenis lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aregheore EM. 2000. Crop residues and agroindustrial byproduct in four Pasific
Island countries: availability, utilization and potensial value in ruminant
nutrition. Asian-Aust. J. Anim. Sci.13 : 266-269.
[BPS]Badan Pusat Statistik. 2012. Production of secondary food crops in
Indonesia. [Internet]. [diunduh 2012 Mei 12]. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id/statbysection/agri/pangan/table2/html.
Elia I. 2005.Penampilan domba yang dikandangkan dengan pakan kombinasi
macam rumput (Brachiaria humidicola, Brachiaria decumbens, dan rumput
alam) di UP3 Jonggol[Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Fajrinnalar D. 2011. Performa ayam broiler yang diberi ransum dengan
penambahan cassabio[
Skripsi].Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Haryanto B, Djajanegara A. 1992. Energy and Protein Requirements for Small
Ruminants in The Humid Tropic. In New Technologies for Small Ruminants
Production in Indonesia. P. Ludgate and S. Scholz (eds.).Morrilton,
Arkansas (US) : Winrock International Institute of Agriculture Development.
Kartasudjana R. 2001. Teknik Budidaya Ternak. Proyek Pengembangan Sistem
Standar Pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian
Peternakan. Jakarta [ID] : Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyono S. 2005. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba.Jakarta [ID] :Penebar
Swadaya.
[NRC]National Research Council.2006. Nutrient Requirement of Sheep. 6th Ed.
Washington DC[US] :National Academy Press.
Nurjannah. 2006. Evaluasi nutrisi hijauan lahan gambut Kalimantan Tengah pada
kambing kacang[Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Okmal. 1993. Manfaat Leguminosa Pohon Sebagai Suplemen Protein dan Minyak
Kelapa sebagai Agensia Defaunasi Dalam Ransum Pertumbuhan
Domba[Laporan]. Padang (ID) :Program Pascasarjana KPK IPB-UNAND.
Orskov ER. 2001. The Feeding of Ruminants. Aberdeen. (UK) : Rowett Research
Institute.
Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID) :
Universitas Indonesia Press.
Pond WG,Church DC, Pond KR. 1995.Basic Animal Nutrition and Feeding.4th
edition. New York (US):John Wiley and Ponds Press.
Prawoto J, Lestari CMS, Purbowati E. 2001.Keragaan dan kinerja domba lokal
yang dipelihara intensif dengan memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan
pakan campuran. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Edisi Khusus
Bulan April 2001. Semarang (ID) : Universitas Diponogoro. 277-285.

14
Purwanti FB. 2012. Kualitas Nutrien Onggok yang Difermentasi Aspergillus niger
dengan penambahan level Urea dan Zeolit yang Berbeda[Skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Rasyid G, Sudarmadji AB, Sriyana. 1995. Pembuatan dan Pemanfaatan Onggok
sebagai Pakan Ternak. Karangploso Malang (ID) :Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.
Sriroth K, Chollakup R, Chotineeranat S, Piyachomkwan K, Oates CG. 2000
Processing of cassava waste for improved biomass utilization.Biotech.71:
63-69.
Tabrani H, Kusumanti E, Surono, Setiatin ET, Waluyo B, Prasetyono HE. 2002.
Pemanfaatan limbah onggok dengan biofermentasi dalam meningkatkan
daya gunanya sebagai pakan ternak. Semarang (ID) :Puslit Bangtek/LPN
Undip. www. undip. ac. id/riset/riset-put-bangtek. [14 Januari 2013].
Tillman AD,Hartadi H, Reksohadiprojo S, Prawirokusumo S,Lebdosoekotjo S.
1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke- V. Yogyakarta
(ID) :Gadjah Mada University Press.
Tomaszewska MW, Mastika IM,Djajanegara A, Gardiner S,Wiradarya TR. 1993.
Produksi Kambing dan Domba di Indonesia.Surakarta (ID) :Sebelas Maret
University Press.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot badan
(PBB)
SK

JK

db

KT

Fhit

Sig.

Model Terkoreksi

1681.658

5

336.332

3.875

.065

Intercept

86097.550

1

86097.550

992.059

.000

Perlakuan

696.689

3

232.230

2.676

.141

Kelompok

984.969

2

492.484

5.675

.041

Galat

520.720

6

86.787

Total

88299.929

12

Total Terkoreksi

2202.378

11

Keterangan: SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah.

Lampiran 2. Hasil Analisis Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan
SK

JK

db

KT

Fhit

Sig.

Model Terkoreksi

.015

5

.003

.156

.970

Intercept

9.952

1

9.952

515.464

.000

Perlakuan

.010

3

.003

.173

.911

Kelompok

.005

2

.002

.129

.881

Galat

.116

6

.019

Total

10.083

12

.131

11

Total Terkoreksi

Keterangan: SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah.

Lampiran 3. Hasil Analisis Pengaruh Perlakuan terhadap Efisiensi Pakan
SK

JK

db

KT

Fhit

Sig.

Model Terkoreksi

.002

5

.000

1.593

.292

Intercept

.105

1

.105

539.674

.000

Perlakuan

.001

3

.000

.926

.483

Kelompok

.001

2

.001

2.594

.154

Galat

.001

6

.000

Total

.108

12

Total Terkoreksi

.003

11

Keterangan: SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah.

16
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 10Juni 1989 diJakarta.
Penulis adalahanak kedua dari lima bersaudara dari pasangan
Bapak Herry Thaher dan Ibu Haryani.Pendidikan taman
kanak-kanak penulis selesaikan pada tahun 1995 di TK Tiara
Bunda Tebet Barat, pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan
padatahun 2001 di SD Negeri 08 Tebet Barat, pendidikan
Sekola Menengah Pertamadiselesaikan pada tahun 2004 di
SLTP 73 Tebet Timur dan pendidikan Sekolah Menengah
Atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMAN 3 Jakarta.Penulis diterima sebagai
mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) pada tahun 2007. Kemudian diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2008.
Selama mengikuti pendidikan penulis aktif dalam organisasi, diantaranya
Himpunan Pengurus Mushala 2007-2008 saat di Tingkat Persiapan Bersama
(TPB).Setelah masuk departemen, penulis aktif dalam kepengurusanBadan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas sebagai staf divisi POLKASTRA periode
2008-2009. Penulis juga aktif dalam organisasi lingkungan luar kampus, antara
lain organisasi berbasis lingkungan PAPPY LISNA periode 2008-2009 sebagai
anggota dalam kepengurusan, periode 2009-2010 penulis diangkat sebagai ketua
organisasi. Kemudian penulis berkesempatan untuk sekolah komunikasi non
formal di KAHFI Communication School Bintaro Jakarta Selatan tahun 20082009.Penulis juga pernah menjadi asisten untuk mata kuliah Kebijakan dan
Pengawasan Mutu Pakan pada tahun ajaran 2010-2011 dan mata kuliah formulasi
ransum pada tahun ajaran 2011-2012.
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirobbil’alamiin, ucapan syukur senantiasa penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan ridho Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak
Domba Lokal.”
Penelitian dan penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua,M. Herry
Thaher dan Haryani yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moril
maupun materil, kakak dan adik yaitu Rengga, Reggy, Annisa, dan Andhika, serta
Milna Rossa P. yang telah mendampingi dan mendukung setiap kegiatan dalam
penyelesaian skripsi sehingga penulis dapat bertahan dan berjuang menyelesaikan
studi di Institut Pertanian Bogor. Rasa terimakasih juga penulis ucapkan kepada
Dr. Ir. A. Darobin Lubis, MSc. selaku pembimbing utama sekaligus pembimbing
akademik dan Dr. Ir. Didid Diapari MSi.selaku pembimbing anggota yang telah
membimbing,mengarahkan, dan membantu dalam penyusunan proposal,
penelitian hingga penulisan skripsi, serta kepada Dr. Ir. Jajat Jachja FA, M.Agr
sebagai penguji seminar, Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MScAgr dan Ir Sri Rahayu,
MSi. sebagai penguji sidang tugas akhir yang telah memberikan masukkan untuk
kesempurnaan dalam penulisan skripsi.

17
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada keluarga besar tim penelitian
cassabio (Sanda, Wahyu R., Safira A., Febrina W., Widya L., Widya A., dan
Amalia) yang telah bekerjasama dengan baikdalam kelancaran penelitian ini serta
teman dekat penulis antara lain, Nicky PD., Ari P, Fajar, Ainol, Lusia, Zaky,
Gilang, Desi, dan Riki yang selalu mendukung setiap kegiatan hingga penelitian
ini selesai. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman keluarga
besar INTP 44 dan IPTP 44 atas kebersamaannya selama ini, segenap dosen dan
karyawan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, keluarga besar Institut
Pertanian Bogor, dan KAHFI Communication School Bintaro atas semua
kenangan dan ilmu yang telah diberikan. Harapan besar penulis, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta
semua pihak yang membutuhkan.