Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TERHADAP KESEJAHTERAAN HEWAN

BENNY KURNIAWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sikap Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan
Hewan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013
Benny Kurniawan
NIM B04080087

ABSTRAK
BENNY KURNIAWAN. Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan. Dibimbing oleh FADJAR
SATRIJA dan AGIK SUPRAYOGI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) terhadap kesejahteraan
hewan. Penelitian ini merupakan cross sectional study yang dilakukan melalui
survei. Besaran sampel pada penelitian ini adalah 200 mahasiswa aktif terdaftar
di FKH IPB pada semester 1, 5, 7, dan 9. Pengambilan data dilakukan langsung
terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mahasiswa FKH IPB memiliki sikap dengan kategori netral
sampai positif terhadap kesejahteraan hewan. Mahasiswa semester 9 memiliki

sikap positif terhadap kesejahteraan hewan secara umum. Mahasiswa semester 5
memiliki sikap yang positif terhadap kesejahteraan hewan kesayangan,
kesejahteraan satwa liar, dan kesejahteraan hewan yang digunakan untuk
kepentingan hiburan. Selanjutnya untuk kategori pertanyaan kesejahteraan hewan
ternak dan pendidikan veteriner seluruh angkatan memiliki sikap dengan kategori
baik. Dari hasil analisis korelasi, terlihat semakin tinggi angkatan, sikap terhadap
kesejahteraan hewan secara umum semakin positif, sedangkan sikap terhadap
kesejahteraan satwa liar dan penggunaan hewan untuk kepentingan komersial
semakin negatif. Berdasarkan kategori pertanyaan, mahasiswa wanita lebih
banyak memperoleh kategori positif dari mahasiswa pria pada kategori
kesejahteraan hewan secara umum, hewan kesayangan, hewan ternak, dan satwa
liar, sedangkan mahasiswa pria lebih banyak memiliki kategori positif dari
mahasiswa wanita pada kategori pertanyaan penggunaan hewan untuk
kepentingan hiburan. Pada kategori pertanyaan pendidikan veteriner, semua
responden memiliki kategori baik. Analisis korelasi memperlihatkan adanya
korelasi nyata antara mahasiswa wanita dengan kesejahteraan satwa liar. Dari
hasil penelitian, pendidikan kesejahteraan hewan perlu diadakan pada sekolah
menengah dan konsep kesejahteraan hewan perlu diterapkan pada semua mata
kuliah yang berhubungan dengan penanganan hewan secara langsung.
Kata kunci: kesejahteraan hewan, sikap, mahasiswa fakultas kedokteran hewan.


ABSTRACT
BENNY KURNIAWAN. Attitude of Bogor Agricultural University Veterinary
Students on Animal Welfare. Supervised by FADJAR SATRIJA and AGIK
SUPRAYOGI.
The aim of this study was to observe the attitude of veterinary students on animal
welfare at the Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University.
This study was cross sectional which was conducted through survey using
questionnaires. The questionnaires involved 6 categories of questions on animal
welfare. Total of 200 veterinary students was included in this study which
consisted of 4 levels of study year, i.e., 1st, 5th, 7th, and 9th semester students. The
study showed that the veterinary students had mostly attitude on animal welfare
with category from neutral to positive level. The 9th semester students had
positive attitude on general animal welfare. The students at 5th semester had
positive attitude on welfare of pets, welfare of wild animals, and welfare of
entertain use animals. All grade of students showed positive attitude on welfare
of livestock animals and veterinary education. There was a significant correlation
between sudent grade and attitude on animal welfare, whereas higher grade of
students showed more positive attitude on general animal welfare. On the other
hands, higher grade of students showed less negative of attitude on welfare of

wild animals and entertain use animals. The female students had positive attitude
on general animal welfare, welfare of pet animals, welfare of livestock animals,
and welfare of wild animals more than the male ones. Nevertheless, the male
students had positif attitude on welfare of entertain use animals more than the
female ones. Both of male and female students had positive attitude on veterinary
education. From this study, it should be suggested to deliver the animal welfare
course in lower grade of students and the animal welfare concept should be
applied to all courses in connection with animal handling.
Keywords: animal welfare, attitude, veterinary students

SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TERHADAP KESEJAHTERAAN HEWAN

BENNY KURNIAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judu\ Skripsi
Nama
NIM

Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan
Benny Kurniawan
B04080087

Disetujui oleh

,-: セ@
drh.


fセ@

·ar Satri·a M.Sc. PhD.
Pembimbing I

Prof. Dr. drh . Agik Suprayogi, MSc., AIF.
Pembimbing II

o MS. PhD. APVet.

Tanggallulus:

1b イ セ@ G 2013

Judul Skripsi : Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan
Nama
: Benny Kurniawan
NIM

: B04080087

Disetujui oleh

drh Fadjar Satrija, MSc., PhD.
Pembimbing I

Prof Dr drh Agik Suprayogi, MSc., AIF.
Pembimbing II

Diketahui oleh

drh Agus Setiyono, MS., PhD., APVet.
Wakil Dekan

Tanggal lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus Tuhan yang Maha
Esa atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah kesejahteraan hewan,
dengan judul Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor terhadap Kesejahteraan Hewan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada drh. Fadjar Satrija, MSc., PhD dan
Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc., AIF selaku pembimbing, serta drh. Denny
Widaya Lukman, MSc., PhD dan drh. Ardilasunu Wicaksono., MSi yang telah
banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
seluruh responden dan komandan tingkat yang telah membantu dalam pengisian
kuesioner dan pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ibu saya Yohanna Yetty Narsiah, ayah saya Andreas Idris, serta seluruh
keluarga besar, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2013
Benny Kurniawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
METODE
Disain penelitian
Analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan tingkat semester
Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
vii
1
1
2
2
3

3
4
5
5
8
10
11
13

DAFTAR TABEL
1

6

2

Sikap responden terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan
semester responden
Hubungan antara semester responden dengan kategori pertanyaan


3

Sikap terhadap kesejahteraan hewan berdasarkan jenis kelamin

8

4

Hubungan antara jenis kelamin responden dan tingkat sikap
kesejahteraan hewan
Tingkat sikap mahasiswa terhadap kesejahteraan hewan
berdasarkan jenis kelamin responden
Hubungan antara jenis kelamin responden dengan kategori
pertanyaan

8

5
6

7

9
9

LAMPIRAN
1

Kuesioner pemahaman mahasiswa terhadap kesejahteraan hewan

15

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesejahteraan hewan mencakup tiga aspek yang berbeda, yaitu
kesejahteraan fisik, kesejahteraan mental, dan kondisi alamiah hewan tersebut.
Aspek kesejahteraan hewan secara fisik terdiri dari indikator biologis seekor
hewan, termasuk di dalamnya adalah aspek produksi dan reproduksi.
Kesejahteraan fisik adalah status dari seekor hewan dengan upaya-upayanya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan (Fraser 1990).
Terkait dengan
kesejahteraan fisik ini McGlone (1993) menyatakan bahwa kesejahteraan seekor
hewan dalam keadaan buruk hanya bila sistem fisiologisnya terganggu hingga
pada tingkat untuk bertahan hidup. Aspek kesejahteraan yang kedua adalah
mental, yaitu suatu kondisi emosi positif dan negatif dari seekor hewan. Duncan
(1993) menambahkan bahwa seekor hewan tidak cukup dinyatakan sejahtera
hanya dari keadaan sehat, tingkat stres, dan kebugarannya saja, namun juga
bergantung pada perasaan hewan tersebut. Aspek terakhir adalah kondisi alamiah
hewan. Rollin (1999) menyatakan bahwa kesejahteraan tidak saja mengendalikan
kesakitan dan penderitaan tetapi juga harus memberikan dan memenuhi kealamian
(tingkah laku alami) hewan tersebut. Dari penjelasan di atas kesejahteraan hewan
dapat didefinisikan sebagai status kombinasi antara pikiran hewan dan tubuhnya
dan pengembangannya sedemikian rupa hingga kealamiannya terpenuhi, atau
secara singkat kesejahteraan adalah suatu keadaan bugar dan perasaan yang
nyaman (Webster 2005).
Kesejahteraan hewan erat kaitannya dengan konsep five freedom. Konsep
ini awalnya berasal dari laporan Technical Committee Farm Animal Wellfare
Counci l(FAWC) pada tahun 1965 mengenai kesejahteraan hewan ternak yang
dipelihara dalam program intensive livestock husbandry systemyang lebih dikenal
sebagai the Brambell report. Laporan tersebut menyatakan bahwa hewan ternak
harus mempunyai kebebasan untuk melakukan aktivitasnya secara normal
(berdiri, berbaring, bergerak, grooming). Konsep ini kemudian diterapkan pada
semua jenis hewan. Five freedom terdiri atas bebas dari rasa lapar dan haus,
bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit, cidera, atau penyakit, bebas
dari rasa stres dan ketakutan, dan bebas untuk mengekspresikan tingkah laku
normalnya. Adanya gangguan pada salah satu dari kelima prinsip tersebut akan
menimbulkan keadaan sakit pada hewan, baik secara fisik maupun mental dan
akan berpengaruh terhadap performa seekor hewan dan kualitas produk hewan
yang dihasilkan.
World Organisation for Animal Health (WOAH/OIE) pada tahun 2012
menyusun suatu rekomendasi standar kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter
hewan di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas layanan dalam bidang medik
veteriner sejak hari pertama dokter hewan tersebut lulus (Day 1 graduates). Salah
satu bidang kompetensi yang harus dikuasai oleh dokter hewan adalah kompetensi
yang terkait dengan kesejahteraan hewan. Dokter hewan harus bisa menerapkan
kesejahteraan hewan dalam bentuk edukasi terhadap klien serta pihak pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung menangani hewan dan juga untuk
mengidentifikasi dan menangani masalah yang terkait dengan kesejahteraan

2

hewan. Kurikulum fakultas kedokteran hewan di seluruh dunia, termasuk di
dalamnya pendidikan kesejahteraan hewan, diharapkan mampu untuk terus
mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh WOAH (WOAH 2012).
Mahasiswa kedokteran hewan perlu memahami konsep dan penerapan
kesejahteraan hewan, karena dari uraian di atas kesejahteraan hewan sangat
mempengaruhi kondisi fisiologis hewan, kemampuan hewan untuk bertingkah
laku secara normal, berproduksi maksimal dan juga mempengaruhi terjadinya
penyakit pada hewan, serta dapat mempengaruhi kebijakan kebijakan yang
berlaku secara internasional. Dari uraian di atas dokter hewan di masa mendatang,
dalam menangani hewan, baik itu hewan ternak, hewan kesayangan, atau satwa
liar harus didasarkan pada konsep five freedoms. Selain itu sebagai mahasiswa
FKH, seharusnya memahami kesejahteraan hewan sebagai dasar belajar yang baik
untuk mata kuliah lainnya serta perlukan juga untuk diketahui pemahaman
mahasiswa tingkat atas terhadap kesejahteraan hewan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka perlu dilakukan survei tentang sikap
mahasiswa kedokteran hewan terhadap kesejahteraan hewan. Survei dilakukan di
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) pada mahasiswa
semester 1, 5, dan 7, serta mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan
(semester 9) untuk mengetahui sikap mahasiswa FKH IPB terhadap kesejahteraan
hewan. Sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo 2007).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa FKH IPB
terhadap kesejahteraan hewan.yang dibandingkan berdasarkan tingkat semester
responden dan jenis kelamin responden.

Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sikap
mahasiwa FKH IPB terhadap kesejahteraan hewan dan selanjutnya dapat
dijadikan pertimbangan pengembangan kurikulum yang memasukkan
kesejahteraan hewan di tingkat sekolah menengah.

TINJAUAN PUSTAKA
Kesejahteraan hewan dapat didefinisikan sebagai usaha hewan untuk
beradaptasi baik secara fisiologis maupun secara tingkah laku dengan faktorfaktor yang dapat menimbulkan stres yang terdapat pada lingkungan tempat
hewan tersebut hidup. Kesejahteraan hewan didefinisikan dalam Terestrial
Animal Health Code (WOAH 2012) sebagai suatu kemampuan seekor hewan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, kesejahteraan
hewan juga merujuk kepada keadaan normal hewan dan perlakuan yang

3
didapatkan oleh hewan tersebut. Selain itu kesejahteraan juga dapat diartikan
sebagai hubungan individu (hewan), beserta tingkah laku alami hewan tersebut
dengan lingkungannya (Broom 1993).
Indonesia memiliki peraturan mengenai kesejahteraan hewan yang tertuang
pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009. tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan serta menurut Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang
Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Pada kedua peraturan
tersebut kesejahteraan hewan didefinisikan sebagai segala urusan yang
berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku
alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakan untuk melindungi hewan dari
perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan
manusia.
Pada era globalisasi isu kesejahteraan hewan (kesrawan) menjadi semakin
penting, terganggunya kesejahteraan hewan dapat menjadi faktor yang
menyebabkan timbulnya penyakit pada hewan. Perdagangan dilakukan pada
negara di seluruh dunia saat ini dapat menjadi sarana penularan agen penyakit dari
suatu negara ke negara lainnya. World Trade Organisation (WTO) merupakan
sebuah organisasi yang mengatur perdagangan antar negara. Salah satu aturan
WTO adalah mendorong perdangan bebas dengan menurunkan pajak impor atau
subsidi ekspor (WTO 2013). Aturan WTO ini juga membuka akses perdagangan
hewan dan produknya antar negara sehingga dapat menimbulkan peluang
terjadinya penyebaran penyakit menular.
Kesejahteraan hewan juga merupakan bagian dari kebijakan perdagangan
internasional yang diterapkan oleh negara-negara maju. Contoh dari hal ini adalah
adanya pelarangan impor sapi potong Australia ke Indonesia pada tahun 2011
yang disebabkan oleh ketidaklayakan transportasi dan penanganan sapi yang
dikirimkan ke Indonesia (Thirzano 2011). Hal ini menjadi tantangan tersendiri
untuk dokter hewan di masa mendatang untuk mampu menerapkan, mengawasi,
dan mengedukasi kesejahteraan hewan pada setiap kegiatan yang menggunakan
hewan.
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor menyampaikan materi
kesejahteraan hewan pada beberapa mata kuliah yaitu Pendidikan Profesi
Kedokteran Hewan, pada mata kuliah ini dijelaskan konsep kesejahteraan hewan
secara umum, mata kuliah Metodologi Ilmiah yang menjelaskan kesejahteraan
hewan yang digunakan sebagai hewan coba, mata kuliah Pengelolaan Kesehatan
Hewan dan Lingkungan yang menjelaskan metode penilaian kesejahteraan hewan,
mata kuliah Legislasi Veteriner yang menjelaskan peraturan perundangan terkait
kesejahteraan hewan, dan juga pada mata kuliah Higiene Pangan yang
menjelaskan kesejahteraan hewan di rumah potong hewan (IPB 2013).

METODE PENELITIAN
Disain Penelitian
Penelitian ini merupakan cross sectional study yang dilakukan melalui
survei dan dilaksanakan terhadap mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan

4

Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Kampus IPB Dramaga, Bogor pada bulan
November 2012 selama satu bulan. Populasi responden adalah mahasiswa yang
aktif terdaftar di FKH IPB pada semester 1, 5, dan 7, serta mahasiswa semester 9.
Survey tidak dilakukan pada responden semester 3 karena pada saat survey
dilaksanakan, responden semester 3 dan semester 5 telah mendapatkan materi
kuliah kesejahteraan hewan secara khusus pada mata kuliah Pendidikan Profesi
Kedokteran Hewan setahun sebelumnya (jangka waktu sama) yang dikarenakan
adanya perubahan kurikulum. Penentuan responden dilakukan secara acak.
Besaran sampel dihitung dengan menggunakan software WinEpiscope 2.0,
dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: tingkat kepercayaan 95%,
prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 10% (Billaud 2007). Dari hasil
survei diperoleh jumlah seluruh mahasiswa dari empat angkatan sebanyak 678
orang sehingga besaran sampel diperoleh sebanyak 85 sampel dan ditambah
menjadi 200 sampel. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara langsung
terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan
pada penelitian ini diambil dari World Society for the Protection of Animal
(WSPA).
Bentuk kuesioner untuk para responden terdiri dari dua bagian pokok.
Bagian pertama kuesioner digunakan untuk menjaring karakteristik dari
responden. Bagian kedua kuesioner digunakan untuk melihat sikap responden
mengenai kesejahteraan hewan. Secara umum kuesioner terdiri dari enam
subbagian yaitu pertanyaan mengenai pengetahuan kesejahteraan hewan secara
umum, pengetahuan kesejahteraan hewan kesayangan, pengetahuan kesejahteraan
hewan ternak, pengetahuan kesejahteraan satwa liar, penggunaan hewan untuk
kepentingan hiburan dan pandangan responden terhadap kurikulum kesejahteraan
hewan pada pendidikan formal.

Analisis Data
Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 45 pertanyaan yang
terbagi ke dalam 6 subbab kuesioner yang terdiri dari pertanyaan sangat setuju,
setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, jawaban dari pertanyaan
tersebut dinilai dengan menggunakan skala Likert (UNI 2013). Pertanyaan positif
berlaku cara penilaian sebagai berikut; “sangat setuju” bernilai 5, “setuju” bernilai
4, “tidak tahu” bernilai 3, “tidak setuju” bernilai 2, dan “sangat tidak setuju”
bernilai 1. Untuk pertanyaan yang bersifat negatif berlaku kebalikannya.
Berdasarkan kriteria penilaian di atas maka untuk menilai tingkat sikap responden
terhadap kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut:
• Sikap positif jika nilai >70%
• Sikap netral jika nilai 50-70%
• Sikap negatif jika nilai