Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Waralaba

serta mengakibatkan tidak terpenuhinya perjanjian. Seperti halnya contoh kasus yang telah diuraikan dalam Bab sebelumnya mengenai pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh Rudi Hadisuwarno terhadap My Salon dimana pihak Rudy menaikkan fee franchise sampai dua kali lipat secara sepihak dimana hal tersebut tidak disebutkan sebelumnya dalam perjanjian. Hal seperti contoh tersebut bisa saja terjadi karena pihak pemberi waralaba yang dalam hal ini secara ekonomi memang berada pada posisi yang lebih kuat jika dibandingkan dengan pihak penerima waralaba, karenanya tidak menutup kemungkinan dengan situasi dan kondisi yang seperti tersebut akan berdampak dan berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian waralaba dimana pihak pemberi waralaba akan mendominasi pihak penerima waralaba untuk memaksakan kehendaknya.

B. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Waralaba

Hubungan hukum antara pihak yang satu dengan pihak lainnya tidak dapat timbul dengan sendirinya. Hubungan ini tercipta karena adanya tindakan hukum yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga adanya satu pihak yang diberi hak oleh pihak lain untuk memperoleh prestasi, sedangkan pihak lain itu dibebani dengan kewajiban untuk menunaikan prestasi. 41 Pada perjanjian yang bersifat perdata, melekat prinsip pemaksaan yang apabila debitur tidak memenuhi prestasi maka kreditur berhak memaksakan pemenuhan prestasi tersebut. Kreditur diberi hak gugat atau hak aksi untuk 41 H. R Daeng Naja, Op.Cit, hal. 178. Universitas Sumatera Utara memperoleh hak materil atas prestasi dengan menggunakan upaya hukum menurut hukum acara. Dan pada waktu yang bersamaan pula, masing-masing pihak dibebani kewajiban untuk memenuhi prestasi dan tanggung jawab untuk melaksanakan prestasi kepada masing-masing pihak secara sempurna. 42 Hak dan Kewajiban masing-masing pihak serta bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada Penerima Waralaba, adalah sebagai berikut: 43 Kewajiban Pemberi Waralaba Pemberi Waralaba berkewajiban untuk: 1. Memberikan segala macam informasi yang berhubungan dengan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek Waralaba, dalam rangka pelaksanaan waralaba yang diberikan tersebut; 2. Memberikan bantuan pada Penerima Waralaba pembinaan, bimbingan dan pelatihan kepada Penerima Waralaba. Hak Pemberi Waralaba Pemberi Waralaba memiliki hak untuk: 1. Melakukan pengawasan jalannya pelaksanaan waralaba; 2. Memperoleh laporan-laporan secara berkala atas jalannya kegiatan usaha Penerima Waralaba; 42 Ibid, hal. 17. 43 Gunawan Widjaja, Op. Cit, hal. 82. Universitas Sumatera Utara 3. Melakasankan inspeksi pada daerah kerja Penerima Waralaba guna memastikan bahwa waralaba yang diberikan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya; 4. Sampai batas tertentu mewajibkan Penerima Waralaba dalam hal-hal tertentu, untuk membeli barang modal danatau barang-barang tertentu lainnya dari Pemberi Waralaba; 5. Mewajibkan Penerima Waralaba untuk menjaga kerahasiaan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba; 6. Mewajibkan agar Penerima Waralaba tidak melakukan kegiatan yang sejenis, serupa ataupun yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan kegiatan usaha yang mempergunakan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjuatan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek waralaba; 7. Menerima pembayaran royalty dalam bentuk, jenis dan jumlah yang dianggap hak olehnya; 8. Meminta dilakukannya pendaftaran atas waralaba yang diberikan kepada Penerima Waralaba; 9. Atas pengakhiran waralaba, meminta kepada Penerima Waralaba untuk mengembalikan seluruh data, informasi maupun keterangan yang diperoleh Penerima Waralaba selama masa pelaksanaan waralaba; Universitas Sumatera Utara 10. Atas pengakhiran waralaba, melarang Penerima Waralaba untuk memanfaatkan lebih lanjut seluruh data, informasi maupun keterangan yang diperoleh Penerima Waralaba selama masa pelaksanan waralaba; 11. Atas pengakhiran waralaba, melarang Penerima Waralaba untuk tetap melakukan kegiatan yang sejenis, serupa ataupun yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan mempergunakan HaKI, penemuan, atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek waralaba; 12. Pemberian waralaba, kecuali yang bersifat eksklusif tidak menghapuskan hak Pemberi Waralaba untuk tetap memanfaatkan, menggunakan atau melaksanakan Hak atas kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek waralaba. Kewajiban Penerima Waralaba Kewajiban Penerima Waralaba adalah: 1. Melaksanakan seluruh instruksi yang diberikan oleh Pemberi Waralaba kepadanya guna melaksanakan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba; 2. Memberikan keleluasaan bagi Pemberi Waralaba untuk melakukan pengawasan maupun inspeksi berkala maupun secara tiba-tiba, guna Universitas Sumatera Utara memastikan bahwa Penerima Waralaba telah melaksanakan waralaba yang diberikan dengan baik; 3. Memberikan laporan-laporan baik secara berkala maupun atas permintaan khusus dari Pemberi Waralaba; 4. Sampai batas tertentu membeli barang modal tertentu ataupun barang-barang tertentu lainnya dalam rangka pelaksanaan waralaba dari Pemberi Waralaba; 5. Menjaga kerahasiaan atas HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba, baik selama maupun setelah berakhirnya masa pemberian waralaba; 6. Melaporkan segala HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba yang ditemukan dalam praktek; 7. Tidak memanfaatkan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba selain dengan tujuan untuk melaksanakan waralaba yang diberikan; 8. Melakukan pendaftaran Waralaba; 9. Tidak melakukan kegiatan sejenis, serupa ataupun secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan kegiatan usaha yang mempergunakan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba. Universitas Sumatera Utara 10. Melakukan pembayaran royalty dalam bentuk, jenis dan jumlah yang telah disepakati secara bersama; 11. Atas pengakhiran waralaba, tidak memanfatkan lebih lanjut data, informasi maupun keterangan yang diperoleh oleh Penerima Waralaba selama masa pelaksanaan waralaba; 12. Atas pengakhiran waralaba, tidak memanfaatkan lebih lanjut seluruh data, informasi maupun keterangan yang diperoleh oleh Penerima Waralaba selama masa pelakanaan waralaba; 13. Atas pegakhiran waralaba, tidak lagi melakukan kegiatan yang sejenis, serupa ataupun secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan dengan kegiatan usaha yang mempergunakan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik yang menjadi obyek waralaba. Hak Penerima Waralaba Penerima Waralaba berhak untuk: 1. Memperolch segala macam informasi yang berhubungan dengan Hak atas Kekayaan Intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek waralaba, yang diperlukan olehnya dalam melaksanaan waralaba yang diberikan tersebut; Universitas Sumatera Utara 2. Memberikan bantuan dari Pemberi Waralaba atas segala macam pemanfaatan dan atau penggunaan HaKI, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi obyek waralaba. Dalam perjanjian waralaba antara dengan Rudy Hadisuwarno dengan Rudy Hadi Suwarno Salon Medan dimuat berdasarkan Pasal 4 PP No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba yaitu: 1. Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dengan memperhatikan hukum Indonesia. 2. Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat I ditulis dalam bahasa asing, perjanjian tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di dalam suatu penjanjian waralaba, terdapat hak dan kewajiban para pihak yang terlibat. Hak dan kewajiban antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba ini merupakan suatu hubungan yang timbal balik. Artinya, hak bagi Pemberi Waralaba merupakan kewajiban bagi Penerima Waralaba dan begitu pula sebaliknya, apa yang menjadi hak Penerima Waralaba merupakan kewajiban bagi Pemberi Waralaba. 44 Hak dan Kewajiban itu antara lain : Kewajiban Pemilik Waralaba Rudy Hadi Suwarno: 1. Menyediakan nama perusahaanmerek; 2. Menyediakan logo, desain dan fasilitas yang dapat segera dikenal konsumen; 44 Wawancara dengan Bapak Richard Telambanua bagian Administrasi Manager, 11 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan pelatihan manajemen yang profesional untuk setiap staf unit independen; 4. Memberikan bantuan secara berkelanjutan sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam kontrak kerjasama; 5. Membangun komunitas usaha bersama agar saling mendukung; 6. Menyediakan kebutuhan produkjasa dan kebutuhan operational. Kewajiban pemegang hak waralaba Penerima Waralaba: 1. Mengontrak paket usaha dengan jalan melakukan investasi keuangan dalam membantu pengoperasian usaha; 2. Membayar franchisee fee dalam persentase dan penghasilan kotor kepada Rudy Hadi Suwarno Pemberi Waralaba; 3. Memelihara hubungan usaha yang berkelanjutan dengan Rudy Hadi Suwarno 4. Memelihara kinerja mutu tertentu; 5. Memeliharamenjaga paket peralatan yang dibeli dari Pemberi Waralaba Rudy Hadi Suwarno Kewajiban Pemberi Waralaba diatur pula di dalam PP No. 42 Tahun 2007 yang dalam Pasal 7 berisi mengenai ketentuan bahwa “Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus penawaran waralaba kepada calon penerima waralaba pada saat melakukan penawaran”. Di dalam Pasal 4 Permendag No. 31 Tahun 2008, diberikan tenggang waktu paling singkat selama 2 dua minggu sebelum penandatangan perjanjian waralaba. Prospektus Penawaran Waralaba ini berupa keterangan tertulis yang paling Universitas Sumatera Utara sedikit memuat: 45 1. Data identitas Pemberi Waralaba; 2. Legalitas usaha waralaba; 3. Sejarah kegiatan usaha, yaitu uraian yang mencakup mengenai pendirian usaha, kegiatan usaha dan pengembangan usaha; 4. Struktur Organisasi Pemberi Waralaba, yaitu dimulai dari Komisaris, Pemegang Saham dan Direksi sampai ke tingkat Operasional termasuk dengan PewaralabaPenerima Waralabanya; 5. Laporan keuangan 2 dua tahun terakhir, yaitu laporan keuangan atau neraca keuangan Perusahaan Pemberi Waralaba 2 dua berturut-turut dihitung sejak permohonan Prospektus Penawaran Waralaba; 6. Jumlah tempat usaha, yaitu outletgerai usaha waralaba sesuai dengan KabupatenKota domisili untuk Pemberi Waralaba Dalam Negeri dan sesuai dengan negara domisili ouiletgerai untuk Pemberi Waralaba Luar Negeri; 7. Daftar Penerima Waralaba, yaitu daftar nama dan alamat perusahaan danatau perseorangan sebagai Penerima Waralaba dan perusahaan yang membuat prospektus penawaran baik yang berdomisili di Indonesia maupun di Luar Negeri; 8. Hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba, yaitu hak yang dimiliki baik oleh Pemberi waralaba maupun Penerima Waralaba. 45 Lampiran Peraturan Menteri Perdagangan RI. Nomor 31M-DAGPER2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba, 21 Agustus 2008 Universitas Sumatera Utara a. Pemberi Waralaba berhak menerima fee atau royalty dari Penerima Waralaba, dan selanjutnya Pemberi Waralaba berkewajiban memberikan pembinaan secara berkesinambungan kepada Penerima Waralaba. b. Penerima Waralaba berhak menggunakan Hak Kekayaan Intelektual atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba, dan selanjutnya Penerima Waralaba berkewajiban menjaga Kode Etikkerahasiaan Hak Kekayaan Intelektual atau ciri khas yang diberikan Pemberi Waralaba. Pasal 8 PP No. 42 Tahun 2007 juga menyatakan bahwa “Pemberi Waralaba wajib memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional, manajemen pemasaran, penelitian dan pengembangan kepada Penerima Waralaba secara berkesinambungan”. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mendidik dan melatih Penerima Waralaba tentang tata cara bagaimana mengelola bisnis waralaba. Pelatihan ini seragam dengan Penerima Waralaba lainnya tersebut sehingga dapat mempertahankan citra yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Menurut Pasal 11 PP No. 42 Tahun 2007 menyatakan adanya kewajiban dari pihak Penenima Waralaba untuk melakukan perjanjian waralaba. Perjanjian waralaba ini memuat paling sedikit: 1. Nama dan alamat para pihak, yaitu nama dan alamat yang jelas perusahaan atau penanggungjawab perusahaan yang mengadakan perjanjian; 2. Jenis HaKI, seperti merek dan logo perusahaan, desain outlet, sistem pemasaran atau racikan bumbu yang diwaralabakan; Universitas Sumatera Utara 3. Kegiatan Usaha, misalnya kegiatan usaha restoran, apotek, atau bengkel; 4. Hak dan Kewajiban Para Pihak, berkaitan dengan hak dan kewajiban yang dimiliki para pihak misalnya Pemberi Waralaba berhak menerima fee atau royalty dari Penerima Waralaba dan Penerima Waralaba berhak menggunakan HaKI atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba; 5. Bantuan, Fasilitas, Bimbingan Operasional, Pelatihan dan Pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba, seperti bantuan fasilitas berupa penyediaan dan pemeliharaan komputer; 6. Wilayah Usaha, berkaitan dengan batas usaha yang diberikan kepada Penerima Waralaba, 7. Jangka Waktu Perjanjian, yaitu batasan waktu mulai dari berakhirnya perjanjian, misalnya perjanjian berlaku waku 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani; 8. Tata Cara Pembayaran Imbalan, yaitu tata caraketentuan, waktu dan cara perhitungan besarnya imbalan fee atau royalty apabila disepakati dalam perjanjian yang menjadi tanggung jawab Penerima Waralaba; 9. Kepemilikan, Perubahan Kepemilikan dan Hak AhIi Waris, yaitu nama dan alamat jelas pemilik usaha apabila perseorangan, serta nama dan alamat Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi apabila berupa badan usaha; 10. Penyelesaian Sengketa, yaitu penetapan lokasi penyelesain sengketa, seperti Pengadilan Negeri atau Arbitrase dengan memperhatikan hukum Indonesia, dan Universitas Sumatera Utara 11. Tata Cara Perpanjangan, Pengakhiran dan Pemutusan Perjanjian, seperti perjanjian dapat diperpanjang kembali apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak dengan ketentuan yang disepakati bersama ataupun pemutusan perjanjian tidak dapat dilakukan secara sepihak, perjanjian berakhir dengan sendirinya apabila jangka waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak telah berakhir. Pemberi Waralaba sebagai pemberi hak waralaba mengkehendaki berbagai persyaratan, ketentuan ataupun aturan yang berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian. Dalam kenyataannya, terlihat bahwa Penerima Waralaba terikat dengan kontrak yang telah dibuat oleh Pemberi Waralaba sehingga, tampak bahwa posisi Pemberi Waralaba adalah posisi yang lebih dominan dibanding dengan posisi Penerima Waralaba yang hanya mengikuti aturan dari pihak Pemberi Waralaba.

C. Berakhirnya Perjanjian Waralaba Antara Franchise dan Franchisor