Cognition Intelegensi The geographic metaphor The computational metaphor

yang menstimulasi arahan. Masalah-masalah seperti depresi, penarikan diri, bingung, atau dapat di diagnosis pada kebutuhan dasar internal. Fokus pada kebutuhan individu memunculkan gambaran klinis untuk memperlebar analisis yang terintegrasi termasuk behavior, pengalaman dan klarifikasi fungsi internal. Ketika semua analisis aspek personalitas ini cukup diintegrasi, kesimpulan diagnostik dan prognostik dapat diformulasikan. Akhir dari diagnostik dan prognostik mewakikan puncak komunikasi yang jelas dan ringkas antara psikolog dan pengarah.  Reality Orientation Selama diagnosa, seberapa jauh individu tersadarsiaga dapat terlihat dari respon pertanyaan, tingkah laku, dan jawaban atas pertanyaan dari pemeriksa. Dalam wawancara psikiatrik konvensional, data ini dianalisis dalam hal hubungan pasien dengan realitas. Kesadaran pasien bisa jernih, keruh, bingung, atau bahkan “melayang”, misalnya, terjadi pada alkoholisme, delerium, trauma kepala, dan keterlibatan fisis lainnya. Mendeteksi dan mengevaluasi keadaan kesadaran pasien selama wawancara membantu psikolog untuk membedakan antara kondisi psikosis dan nonpsychosis dalam laporan. Selain itu, temuan mengenai keadaan pasien dari kesadaran dapat menunjukkan sebuah hipotesis diagnostik awal yang melibatkan kejanggalan tertentu. Reality orientation terdiri atas orientasi waktu, orientasi tempat, dan orientasi individual.

2. Cognition

Kognisi bermakna sebagai seluruh kemampuan penalaran rasional manusia yang mempengaruhi berbagai pandangan dan perilaku manusia. Dalam Psikodiagnostik, kemampuan kognitif bisa dipandang sebagai kemampuan manusia untuk membentuk apa yang dirasakan, dipikirkan, diterima, dan dipersepsikan dalam bentuk kenyataan dan kepercayaan Self-Logic baik yang berorientasi pada kenyataan ataupun tidak. Kenyataan ini penting untuk diketahui agar para psikolog dapat menentukan wujud persepsi individu akan kondisi lingkungannya. Kognisi sendiri meliputi bentuk pemikiran, penalaran, ingatan, rasio, daya khayal, dan kemampuan pengambilan keputusan. Struktur-struktur ini penting untuk mengetahui gambaran keseluruhan yang utuh dari kepribadian secara kognitif.

3. Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan dalam memberi alasan, menyelesaikan masalah, menangani situasi yang baru, belajar, mengingat, menerapkan apa yang telah dipelajari, dan memecahkan suatu tantangan baru dengan tepat. Intelegensi ataupun prilaku intelegensi dapat di observasi, dinilai dan diukur oleh psikodiagnostik. Tes inteligensi ialah suatu metode yang umum untuk mengetes kemampuan kognitif, nilai- nilai seperti pada tes IQ tidaklah terfokus hanya pada kepintaran individu tapi sebenarnya dapat di aplikasikan untuk membentuk hipotesa kepribadian, mengetahui efek budaya dan etnis, serta untuk lebih mendalami pola dan struktur berpikir. Sternberg 1990 menyatakan bahwa satu cara untuk memahami teori intelgensi adalah dengan mengkategorikan inteligensi sesuai dengan metaforanya. Berikut adalah enam metafora yang diajukan oleh Stenrberg :

1. The geographic metaphor

Intelegensi diibaratkan seperti peta dari pikiran. Teori ini berusaha untuk menemukan fitur utama dari intelegensi dan berusaha menilai perbedaan individu didalam faktor tersebut.

2. The computational metaphor

Inteligensi seperti sebuah komputer. Teori ini berfokus pada bagaimana seseorang itu menyelesaikan masalah, memproses informasi dan persamaan diantara individu.

3. The biological metaphor