Rancangan Percobaan dan Analisis Data Aplikasi Komarasca

60

3.4.2 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Aplikasi Komarasca

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan komarasca pada pertumbuhan dan bobot biomassa tanaman daun dewa dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor-faktor perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Campuran media, yaitu: 100 tanabu M0; 90 tanabu ditambah 10 pupuk kandang M1; 90 tanabu ditambah 10 kompos M2; 86,67 tanabu ditambah 10 kompos ditambah 3,33 arang M3; 86,67 tanabu ditambah 10 kompos ditambah 3,33 arang aktif hasil aktivasi dengan panas M4; 86,67 tanabu ditambah 10 kompos ditambah 3,33 arang aktif hasil aktivasi dengan dengan uap H 2 O M5; 86,67 tanabu ditambah 10 kompos ditambah 3,33 arang aktif hasil aktivasi dengan KOH 1M M6; dan 86,67 tanabu ditambah 10 kompos ditambah 3,33 arang aktif hasil aktivasi dengan H 3 PO 4 1M M7. 2. Pengendali hama yaitu: kontrol air P0; asap cair larutan 0,5 fraksi metanol P1; dan pestisida sintetik larutan 0,5 sidamethin P2. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ijk = µ + M i + P j + MP ij + ε ijk Y ijk = Pengamatan karena pengaruh bersama taraf ke-i faktor M dan taraf ke-j faktor P pada ulangan ke-k µ = Nilai rata-rata umum M i = Pengaruh sebenarnya dari taraf-i faktor M P j = Pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor P MP ij = Pengaruh sebenarnya dari interaksi antara taraf ke-i faktor M dan taraf ke-j faktor P ε ijk = Pengaruh galat dari taraf ke-i faktor M dan ke-j faktor P pada ulangan ke-k Data yang diperoleh berdasarkan rancangan percobaan di atas dianalisis secara sidik ragam. Jika hasilnya menunjukkan signifikansi pada taraf α = 0,05, maka dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil BNT dengan cara Duncan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan dan interaksinya Mattjik Sumertajaya 2000; Sudjana 1985.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konversi Sampah Organik Menjadi Kompos

Konversi sampah organik pasar menjadi kompos difokuskan untuk jenis sampah lunak, seperti sayur-sayuran, dedaunan dan kulit buah-buahan. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat proses penanganan atau minimisasi jumlah timbunan sampah di pasar yang kian hari terus meningkat dan juga untuk sampah yang sudah menumpuk di TPA. Proses ini akan optimal, bila sampah yang akan diolah, diambil langsung dari sumbernya di pasar pada waktu pagi, sebelum sampah dicampur dan dibuang ke TPS. Jika hal itu dapat dilakukan, maka proses pemilahannya tidak sukar dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga.

4.1.1 Karakteristik Bahan Baku

Hasil karakterisasi bahan baku sampah organik pasar yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Kadar air dan nisbah CN sampah organik pasar Kadar Contoh Ulangan Air Karbon Nitrogen Nisbah CN 1 60,76 34,98 1,82 19,22 2 55,63 39,14 1,74 22,49 Sampah Organik Pasar Rataan 58,20 37,06 1,78 20,86 Dari data Tabel 8 diketahui bahwa rata-rata kadar air sampah organik pasar, yaitu 58,20, hasil ini masih dalam batas yang dikemukakan oleh Djuarnani et al. 2005 bahwa pada umumnya sampah pasar mengandung air berkisar 30-60. Proses pengomposan suatu bahan secara aerobik akan berlangsung cepat dan optimal, jika bahan baku yang digunakan mengandung 40-50 air, sedangkan secara anaerobik lebih baik mengandung kadar air 50 ke atas Yuwono 2006. Menurut Sahwan 1997, pengomposan sampah lunak akan berlangsung lebih cepat jika kandungan airnya berkisar 50-55. Jika bahan baku mengandung kadar air terlalu rendah pada proses pengomposan secara aerobik, maka bahan cepat kering sehingga pengomposan berjalan lambat,