Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

8 7. Revisi Produk 8. Uji Coba Pemakaian 9. Revisi Produk 10. Pembuatan Produk Massal Borg dan Gall dalam Setyosari 2012 menyatakan bahwa tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan yaitu: 1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal 2. Perencanaan 3. Pengembangan format produk awal 4. Uji coba awal 5. Revisi Produk 6. Uji coba lapangan 7. Revisi Produk 8. Uji lapangan 9. Revisi produk akhir 10. Desiminasi dan Implementasi Sementara itu, Suyanto Sartinem 2009: 1 menyatakan bahwa tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan yaitu: 1. Analisis kebutuhan 2. Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan 3. Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna 4. Pengembangan produk 5. Uji internal: uji kelayakan produk 6. Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna 7. Produksi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk harus melalui beberapa tahapan agar produk yang dihasilkan memilki kualitas baik, bermanfaat, dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan beberapa ahli di atas, pula, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian pengembangan yang digunakan mengadaptasi dari model pengembangan media menurut Suyanto Sartinem 2009: 1. Peneliti memilih model tersebut karena langkah-langkah pengembangannya sesuai 9 dengan garis besar penelitian pengembangan yang akan dilakukan. Selain itu, uji yang dilakukan pun bertahap sesuai dengan komponen yang akan diuji secara spesifik, sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan komponen yang diujikan.

B. E-learning

Perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini telah memberikan banyak kemudahan dan kemungkinan dalam merancang dan mengembangankan sistem pendidikan, khususnya model dan konsep pembelajaran online atau disebut juga dengan e-learning. Pengertian e- learning menurut Horton 2006: 1 adalah: Pemanfaatan teknologi internet dan laman web yang bertujuan agar terciptanya pengalaman belajar. E-learning dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan yang inovatif untuk dijadikan sebagai media dengan penyampaian yang baik, interaktif, terpusat pada pengguna, dan sebagai lingkungan belajar yang memiliki berbagai kemudahan bagi siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Sementara itu, e-learning menurut Comerchero 2006: 19 adalah: Sarana pendidikan yang mencakup komunikasi, efisiensi, teknologi, dan motivasi diri sendiri. Karena terdapat keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus membuat diri mereka tetap termotivasi. e-learning efisien digunakan karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah pembelajaran untuk mentransformasikan proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan TIK. Penggunaan teknologi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi, akuntabilitas pembelajaran, dan kenyamanan belajar; yang obyeknya memberikan layanan pembelajaran yang lebih baik, menarik, interaktif, dan atraktif. Hasil akhir yang dituju adalah meningkatnya kecakapan