2.2 Kepribadian Konselor
2.2.1 Pengertian
Kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan dan nilai-nilai yang
dimilikinya yang akan memudahkannya dalam menjalankan proses konseling sehingga mencapai tujuan dengan berhasil efektif.
Kualitas pribadi konselor adalah kriteria yang menyangkut segala aspek kepribadian yang mat penting dan menunjukan keefektifan konselor
jika dibandingkan dengan pendidikan dan latihan yang diperoleh, Sofyan, 2004: 79.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian konselor adalah komponen atau kriteria-kritaeria yang
menyangkut aspek kepribadian yang harus dimiliki dalam profesinya sebagai konselor agar memudahkannya dalam menjalankan konseling
perorangan sehingga dapat mencapai tujuannya dengan berhasil. 2.2.2
Ciri-ciri Kepribadian Konselor Menurut latipun 2005 : 46-51 kriteria atau komponen pribadi yang
harus dimiliki konselor adalah : a
Fleksibilitas Fleksibilitas adalah kemampuan atau kemauan konselor untuk
mengubah, memodifikasi dan menetapkan cara-cara yang digunakan jika keadaan mengharuskan. Bagi konselor tidak ada cara yang “tetap”
atau “pasti” untuk mengatasi masalah. b
Konsentrasi Kepedulian konselor kepada kliennya dapat ditunjukkan dengan
kemampuan berkonsentrasi. Konsentrasi berarti keadaan konselor untuk berada “di sini, saat ini”.
Konsentrasi mencakup dua dimensi yaitu verbal dan non-verbal. Konsentrasi secara verbal berarti konselor mendengarkan apa isi
verbalisai klien, cara verbalisasi itu diungkapkan. Sedangkan konsentrasi secara non-verbal adalah konselor memperhatikan seluruh
gerakan, ekspresi, intonasi dan perilaku yang lainnya yang ditunjukkan oleh klien dan semuanya berhubungan dengan pribadi klien.
c Keterbukaan
Keterbukaan tidak bermakna konselor menyetujui atau tidak menyetujui apa yang dipikirkan, dirasakan atau yang dikatakan klien.
Keterbukaan mengandung arti kemauan konselor bekerja keras untuk menerima pandangan klien sesuai dengan yang dirasakan dan atau
yang dikomunikasikan. Keterbukaan juga merupakan kemauan konselor untuk secara terus menerus menguji kembali dan menetapkan nilai-
nilainya sendiri dalam pertumbuhan dan perkembangannya. d
Stabilitas Emosi Secara emosional pribadi konselor dalam keadaan sehat, tidak
mengalami gangguan mental yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Stabilitas emosional tidak berarti konselor harus
selalu tampak senang dan gembira, tetapi keadaan konselor menunjukkan sebagai pribadi yang dapat menyesuaikan diri dan
terintegratif. Pengalaman emosional yang tidak stabil dapat saja dialami setiap orang termasuk konselor. Pengalaman ini dapat dijadikan sebagai
kerangka untuk lebih dapat memenuhi klien dan sikap empati dan jangan sampai pengalaman ini dapat berefek negatif dalam hubungan
konseling. Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional 2003:49 kompetensi kepribadian yang harus dimiliki dalam
profesinya sebagai konselor yang harus memiliki keahlian dalam pelayanan konseling agar dapat berjalan dengan lancar, antara lain :
1 Memiliki pandangan positif dn dinamis tentang manusia sebagai
makhluk spiritual, bermoral, sosial dan individual. 2
Menghargai harkat dan martabat manusia dengan hak-hak asasinya , serta bersikap demokratis.
3 Menampilkan nilai, norma dan moral yang berlaku dan berakhlak mulia
4 Memiliki integritas dan stabilitas kepribadian, serta kematangan
emosional. 5
Cerdas, kreatif, mandiri dan berpenampilan menarik. Sofyan 2004: 86 menyatkan bahwa karakteristik kepribadian
konselor khususnya untuk kondisi indonesia, adalah : a
Menyenangi manusia. b
Komunikator yang terampil; pendengar yang baik. c
Memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial, budaya,; merupakan narasumber yang kompeten.
d Fleksibel, tenang dan sabar.
e Menguasai keterampilan teknik; memiliki intuisi.
f Memahami etika profesi.
g Respek, jujur, asli, menghargai, tidak menilai.
h Empati, memahami, menerima hangat, bersahabat.
i Fasilitator, motivator.
j Emosi stabil; pikiran jernih; cepat dan mampu.
k Objektif, rasional, logis, konkrit.
l Konsisten, tanggung jawab.
Dalam hal ini Mohamad Surya 2003 : 58-67 kuga akan mengemukakan karakteristik kepribadian konselor yang terkait dengan
keefektifan konseling, antara lain : 1
Dapat dipercaya trustworthtness Dapat dipercaya mempunyai makna bahwa konselor sebagai pihak
yang memberikan rasa aman. Melalui layanan konseling perorangan, klien merasa bahwa masalah yang sedang dialaminya bisa terselesaikan
selain itu, klien merasa nyaman dan aman berada di dekat konselor karena permasalahan yang diungkapkan dapat terjaga kerahasiaannya.
Apabila klien sudah memiliki kepercayaan penuh terhadap konselor akan memudahkan jalannya konseling, karena klien sudah percaya
dengan konselor sehingga klien menjadi terbuka untuk menceritakan masalahnya tanpa harus ditutup-tutupi.
Konselor dapat dipercaya memiliki kulitas sebagai berikut : a dapat dipercaya dan konsisten seperti menepati janji dalam setiap
perjanjian konseling, dalam ucapan dan perbuatan, b baik secara verbal maupun non-verbal menyatakan jaminan kerahasiaan klien, c
membuat klien tidak merasa menyesal membuka rahasia dirinya, d bertanggung jawab terhadap semua ucapannya dalam konseling
sehingga klien mendapatkan lingkungan yang bersifat mendukung. 2
Kehangatan warmth Kehangatan mempunyai makna sebagai satu kondisi yang mampu
menjadi pihak yang ramah, pedulidan dapat menghibur orang lain. Kehangatan pada umumnya dikomunikasikan dengan cara-cara non-
verbal seperti tekanan suara, ekspresi mata, mimik wajah dan isyarat badan. Disaat klien seang merasa sedih dengan datang kepada konselor
dan disambut dengan ramahdapat membuat klien merasa senang dan nyaman berada di ruang konseling.
Konselor yang memiliki kehangatan, menunjukkan kualitas sebagai berikut : a mendapatkan kehangatan yang cukup dalam
kehidupan pribadinya, sehingga mampu untuk berbagi dengan orang lain, b mampu membedakan antara kehangatan dengan kelembaban,
c tidak menakutkan dan membiarkan orang merasa nyaman dengan kehadirannya, d memiliki sentuhan manusiawi yang mendalam
terhadap kemanusiaan dirinya. 3
Pendengar yang aktif active responsiseness Menjadi pendengar yang aktif bagi konselor sangat penting karena
menunjukkan komunikasi dengan penuh kepedulian. Klien datang kepada konselor untuk melakukan konseling perorangan berharap agar
memperoleh masukan-masukan dari konselor yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi klien. Agar konselor mengetahui titik
permasalahan dari klien dan mampu merespon dengan baik perlu pendengaran yang baik. Sehingga saat melakukan konseling, konselor
harus berkonsentrasi dan mencurahkan semua pikirannya pada saat itu hanya untuk klien agar mampu mendengarkan dengan baik.
4 Kesabaran
Dalam konseling, konselor dapat membiarkan situasi-situasi berkembang secara alami, tanpa memasukkan gagasan pribadi, perasaan
atau nilai-nilai secara prematur. Untuk itu diperlukan kesabaran konselor karena hal itu memberikan peluang bagi klien untuk
berkembang dan memperoleh kemajuan dalam tahapan-tahapan secara alami. Pada saat membantu klien, konselor harus sabar dakam
mengubah cara berpikir atau gagasan klien yang salah.
Konselor yang sabar memiliki kualitas sebagai berikut : a memiliki toleransi terhadap ambiguitas bermakna ganda yang terjadi
dalam konseling sebagai konsekuensi dari kompleksnya manusia, b mampu berdampingan dengan klien dan membiarknnya untuk mengikuti
arahnya sendiri meskipun konselor mengetahui adanya jalanyang lebih singkat, c tidak takut akan pemborosan waktu dalam minatnya
terhadap pertumbuhan klien. Kartono 1985 : 42-45 juga mengungkapkan sifat dan sikap
konselor yang berpengaruh positif pada proses konseling, sifat dan sikap konselor tersebut antara lain :
1 Ramah
Keramahan sangat diperlukan bagi konselor di dalam proses konseling. Keramahan konselor dapat membuat klien merasa enak,
aman, dan kerasan berhadapan dengan konselor, serta merasa diterima oleh konselor.
2 Hangat
Kehangatan juga mempunyai pengaruh yang penting di dalam suksesnya proses konseling. Oleh karena itu, sikap hangat juga
diperlukan oleh konselor. Sikap hangat dari konselor dapat menciptakan hubungan intim baik antara konselor dengan klien; sehingga oleh
hubungan yang baik ini klien dapat lebih merasa enak, aman dan erasan berhadapan dengan konselor.
3 Bersungguh-sungguh
Di dalam program konseling agar tujuan tercapai, maka konselor harus mempunyai sikap yang bersungguh-sungguh dalam menangani
masalah yang dihadapi oleh kliennya. Artinya, konselor harus bersungguh-sungguh mau melibatkan diri dan berusaha menolong
kliennya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Kesungguhan dari konselor ini sangat mempengaruhi suksesnya proses konseling.
4 Kreatif
Sikap kreatif konselor sangat berguna bagi suksesnya proses konseling. Hal ini disebabkankarena obyek dari dunia bimbingan adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang itu pasti berbeda; berbeda dalam sikapnya, cita-citanya, nilai-nilai yang dianutnya, latar belakang
kehidupannya, dan sebagainya. Oleh karena itu suatu gejala yang sama, belum tentu menunjukkan masalah yang sama; dan suatu masalah yang
sama belum tentu dapat diselesaikan atau ditolong dengan cara yang sama. Mengingat akan hal itu, maka kreatif dari konselor sangat
diperlukan. Artinya konselor harus kreatif dalam bersikap untuk menghadapi klien yang berbeda-beda, kreatif dalammencari jalan keluar
dari berbagai masalah yang berbeda, atau masalah yang samayang dihadapi oleh klien yang berbeda; berbeda dalam sikapnya, cita-citanya,
nilai-nilai yang dianutnya, latar belakang kehidupannya dan sebagainya. Oleh karena itu suatu gejala yang sama belum tentu menunjukkan
masalah yang sama; dan suatu masalah yang sama belum tentu dapat diselesaikan atau ditolong dengan cara yang sama. Mengingat akan hal
itu, maka kreatif dari konselor sangat diperlukan. Artinya, konselor harus kreatif dalam bersikap untuk menghadapi klien yang berbeda-
beda, atau masalah yang sama yang dihadapi oleh klien yang berbeda. 5
Fleksibel Sikap fleksibel atau luwes dari konselor sangat menolong
tercapainya tujuan konseling. Hal ini disebabkan karena konselor tidak selalu berhadapan dengan individu-individu yang berasal dari berbagai
zaman, dimana setiap zaman mempunyai nilai-nilai yang berbeda.
Mengingat akan hal itu, maka seorang konselor harus fleksibel, artinya dapat mengikuti perubahan zaman. Ini tidak berarti bahwa konselor
harus selalu mengubah sistem nilai yang diikutinya; tetapi ia harus dapat memahami dan menerima sistem nilai yang dimiliki oleh kliennya.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar di atas tentang ciri-ciri atau kriteria kepribadian yang harus dimiliki
konselor sebagai salah satu keahlian dalam melaksanakan konseling perorangan untuk dapat mencapai tujun yang diharapkan dan berhasil,
dapat disimpulkan sebagai berikut : 1
Dapat dipercaya 2
Hangat atau ramah 3
Pendengar yang baik dan konsentrasi 4
Emosi stabil atau sabar 5
Terbuka 6
Bersungguh-sungguh 7
Kreatif Kepribadian yang baik sangat penting sekali dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru pembimbing di sekolah. Dengan memiliki ciri-ciri atau kepribadian yang baik seperti yang telah dikemukakakn di atas dapat
memperlancar pelaksanaan bimbingan dan konseling, khususnya layanan konseling perorangan. Dengan kepribadian yang baik tersebut, guru
pembimbing akan lebih disegani dan dihormati oleh para siswa. Setidaknya siswa memiliki rasa takut atau kurang senang terhadap guru pembimbing.
Selain itu akan memicu siswa untuk berminat mengikuti layanan bimbingan dan konseling baik layanan yang diberikan secara klasikal di
dalam kelas maupun secara individual yakni melalui layanan konseling perorangan.
2.2.3 Persepsi Siswa tentang Ciri-ciri Kepribadian Konselor pada Guru
Pembimbing Persepsi siswa tentang iri-ciri kepribadian konselor pada guru
pembimbing berkenaan dengan pengertian persepsi dan ciri-ciri kepribadian konselor, maka persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian
konselor pada guru pembimbing dapat diartikan sebagai pemberian makna atau tanggapan siswa terhadap kepribadian guru pembimbing.
Pemberian makna atau tanggapan siswa terhadap ciri-ciri kepribadian konselor pada guru pembimbing dipengaruhi oleh sikap yang
ditunjukkan oleh guru pembimbing dalam menjalankan tugasnya sebagai guru bimbingan dan konseling di sekolah, sikap yang ditunjukkan dalam
hal ini adalah kepribadian dari guru pembimbing tersebut. Baik buruknya persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian konselor ditentukan oleh proses
pemaknaan yang mereka lakukan berdasarkan informasi atau stimulus yang mereka dapatkan.
Dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa persepsi siswa tentang kepribadian guru pembimbing
dapat dilihat dari ciri-ciri kepribadian konselor, meliputi : a.
Dapat dipercaya b.
Hangat atau ramah c.
Pendengar yang baik dan konsentrasi d.
Emosi stabil atau standar e.
Terbuka f.
Bersungguh-sungguh g.
Kreatif
2.3 Minat Siswa Mengikuti Layanan Konseling Individu