3. Prof. Soekanto, merumuskan hukum adat: Komplek adat adat inilah yang
kebanyakan tidak dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan mempunyai sanksi dari itu hukum, jadi mempunyai akibat hukum, komplek ini disebut Hukum
Adat. 4.
Prof. Soeripto: Hukum adat adalah semua aturan-aturan peraturan-peraturan adat tingkah laku yang bersifat hukum di segala kehidupan orang Indonesia, yang pada
umumnya tidak tertulis yang oleh masyarakat dianggap patut dan mengikat para anggota masyarakat, yang bersifat hukum oleh karena ada kesadaran keadilan umum,
bahwa aturan-aturan peraturan itu harus dipertahankan oleh petugas hukum dan petugas masyarakat dengan upaya paksa atau ancaman hukuman sanksi.
6. Suroyo Wignjodipuro: Hukum adat adalah suatu kompleks norma-norma yang
bersumber dari perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan tingkat laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,
sebagian besar tidak tertulis, karena mempunyai akibat hukum sanksi. 7.
Seminar Hukum Adat dan pembinaan Hukum Nasional: Hukum adat diartikan sebagai Hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan
Republik Indonesia, yang disana sini mengandung unsur agama. 8.
Sudjito Sastrodiharjo menegaskan: Ilmu hukum bukan hanya mempelajari apa yang disebut das sollen, tetapi pertama kali harus mengingat das sein. Hukum adat
merupakan species dari hukum tidak tertulis, yang merupakan genusnya. Jadi Hukum Adat merupakan seperangkat norma dan aturan
adatkebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. Misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. Hukum adat juga berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakatnya dari zaman ke zaman, namun proses dalam perkembangan itu berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat sesuai
dengan perkembangan masyarakat tertentu.
B. PERBEDAAN HUKUM ADAT DAN HUKUM BARAT
4
Sistem hukum adat bersendi atas dasar alam pikiran bangsa Indonesia yang sudah pasti berlainan dengan pemikiran yang menguasai hukum Barat. Dan
untuk dapat memahami serta sadar akan hukum adat, orang harus memahami dasar- dasar pemikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.
Hukum adat memiliki corak-corak sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat kebersamaan atau komunal yang kuat, artinya manusia menurut
hukum adat merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa kebersamaan ini meliputi seluruh lapangan hukum adat.
2. Mempunyai corak religio-magis yang berhubungan dengan pandangan hidup alam Indonesia.
3. Hukum adat diliputi oleh pikiran penataan serba konkrit, artinya hukum adat sangat
memperhatikan banyaknya dan berulang-ulangnya perhubungan hidup yang konkrit. 4.
Hukum adat mempunyai sifat yang visual, artinya perhubungan hukum dianggap hanya terjadi, oleh karena ditetapkan dengan suatu ikatan yang dapat dilihat.
Antara sistem hukum adat dan sistem hukum Barat terdapat beberapa perbedaan yang fundamental, seperti:
1. Hukum Barat mengenal “zakelijke rechten” dan “persoonlijke rechten”. “Zakelijke
rechten” adalah hak atas benda yang bersifat “zakelijk”, artinya berlaku terhadap tiap orang, jadi merupakan hak mutlakabsolut. “Persoonlijke rechten” adalah hak atas
sesuatu objek yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi merupakan hak relatif. Hukum adat tidak mengenal pembagian hak dalam dua
golongan seperti di atas. Hak-hak menurut sistem hukum adat perlindungannya ada di tangan hakim.
2. hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dan hukum privat. Hukum
adat tidak mengenal perbedaan ini. Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya disebabkan karena corak serta sifat yang berlainan antara hukum
adat dan hukum Barat dan pandangan hidup yang mendukung kedua macam hukum itu juga jauh berlainan.
3. Aliran dunia Barat bersifat liberalistis dan bercorak rasionalistis intelektualistis.
Aliran Timur, khususnya Indonesia bersifat kosmis, tidak ada pembatasan antara
5
dunia lahir dan dunia gaib; dunia manusia berhubungan erat dengan segala hidup di dalam alam ini.
4. Pelanggaran-pelanggaran hukum menurut sistem hukum barat, dibagi-bagi dalam
golongan peanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana atau strafrechter, dan pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat
dalam lingkup perdata, maka pelanggaran-pelanggaran itu harus diadili oleh hakim perdata.
C. SISTEM HUKUM ADAT