BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Korelasi antara sosiologi dan ilmu hukum adalah saling berkaitan. Keduanya dimaknai sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Hal
tersebut diakibatkan oleh disiplin ilmu oleh masing-masing keduanya. Meskipun perbedaan disiplin ilmu terjadi, namun keduanya memiliki
hubungan erat dengan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu hukum lebih mengkaji mengenai konsep yang menjadikan aturan
sebagai pagar untuk membatasi tingkah laku manusia. Sedangkan ilmu sosiologi lebih berkutat pada proses perilaku manusia itu sendiri. Inilah
mengapa kausalitas ini menyebabkan sosiologi dan ilmu hukum tak dapat dipisahkan.
Sosiologi diambil dari bahasa latin yakni ‘socios’ yang memiliki arti ‘kawan’ dan kata ‘logos’ yang berarti lmu. Dengan demikian, sosiologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari manusia yang hidup bersama atau ilmu tentang tata cara manusia berinteraksi dengan
sesamanya sehingga tercipta hubungan timbal balik dan pembagian tugas serta fungsinya masing-masing.
Soerjono Soekanto
1
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Masyarakat sebagai objek sosiologis bersifat empiris,
realistik, dan tidak bersandar pada kebenaran spekulatif. Sedangkan Menurut Juhaya S. Pradja
2
, sosiologi mengkaji berbagai gejala sosial yang akan dihubungkan satu sama lainnya dan dicari signifikansinya terhadap
kehidupan manusia secara sistematis dengan teori yang sudah terbangun, tentang hubungan timbal balik dan sebab akibat casuality sehingga
1
Soerjono Soekanto, 1987, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, hlm.11.
2
Beni Ahmad Saebani, 2007, Sosiologi Hukum, CV Pustaka Setia, Bandung, hlm.10.
dampak atau pengaruh sosialnya dapat ditemukan. Pendapat serupa juga ditambahkan oleh Anthony Giddens
3
mengatakan bahwa sosiologi merupakan disiplin ilmu yang telah mapan dan kuat yang tidak bersifat
normatif karena sosiologi tidak menggali apa yang seharusnya terjadi, melainkan apa yang sedang terjadi yang dapat disaksikan oleh semua
orang pengetahuan murni pure science dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan applied science.
Jika dikaitkan ke dalam ilmu hukum, ilmu sosiologi memiliki fungsi yang relatif besar. Teutama dalam menciptakan perspektif baru di
dalam masyarakat dalam menilai dan melihat ilmu hukum. Dalam definisi hukumnya, Roscoe Pound menekankan bahwa hukum merupakan realitas
sosial. Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan oleh Satjipto Rahardjo bahwa hukum harus dipandang sebagai pranata sosial. Hal ini yang
menjadikan disiplin baru di bidang hukum yakni sosiiologi hukum untuk dijadikan pijakan kajiannnya. Ilmu ini kemudian dikenal lebih lanjut
dengan sebutan sosiologi hukum. keberadaan sosiologi hukum adalah alat bantu bagi ilmu hukum
dalam memperbaiki sehingga hukum itu dapat tegak Dari sinilah juga kelihatan bahwa sosiologi hukum bersifat deskriptif. Ia hanya
memaparkan fakta-fakta dan gejala-gejala yang mempengaruhi hukum sehingga ia tidak otonom. Sosiologi hukum bebas nilai pada pencarian
benar salah dari suatu perilaku atau tata kelakuan. Berangkat dari argumen
tersebut, penulis ingin mengangkat makalah berjudul “Telaah Kritis Urgensi Penerapan Pendekatan Sosiologi Hukum Dalam Melihat
Suatu Permasalahan Hukum” secara lebih mendalam dan komprehensif.
II. Rumusan Masalah