32
5. STRATEGI UNTUK TETAP MENJADI JUARA
Sudah kita lihat bahwa soal-soal Olimpiade Fisika tidak mudah. Dengan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah saja tidak akan cukup untuk
meraih satupun medali bahkan honorable mention pun sulit. Agar prestasi Indonesia dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan ada 2 hal yang harus
diperhatikan: 1. Pola Seleksi untuk memilih bibit unggul siswa unggulan
2. Pola Pembinaan yang benar Sekarang mari kita lihat point ini satu persatu.
1. Pola Seleksi
Selama ini pola seleksi yang dilakukan adalah sekolah memilih 2 siswa terbaiknya, kemudian siswa-siswa ini di pertandingkan di tingkat kabupaten. Dari
hasil test ini dipilih 3 siswa terbaik yang kemudian di kirim untuk mengikuti seleksi tingkat propinsi. Akhirnya dari tiap propinsi memilih 3 siswa terbaik lagi
untuk dipertandingkan di tingkat nasional. Menurut kami pola seperti ini mengandung kelemahan-kelemahan. Biasanya
sekolah itu memilih hanya rangking 1-2 dari sekolahnya padahal yang jago fisika biasanya tidak rangking 1. Misalnya Teguh Budimulia peraih perak pertama
Indonesia, di kelasnya ia hampir rangking terakhir. Tony Tan yang mendapat medali emas di Olimpiade Fisika teluk di Turki hanya rangking ke dua dari bawah
alias hampir rangking buncit. Beberapa siswa yang mendapat mendapat medali emas dan perak bukanlah rangking 1 atau 2 disekolahnya. Made Agus Wirawan
peraih emas rangking 5, Peter Sahanggamu peraih emas rangking 3, Ferdinand peraih perak rangking 4. Memang ada juga yang rangking 1 dapat medali emas
seperti Rezy, Rangga dan Fadjar. Tetapi kalau kami bandingkan, umumnya yang bukan peringkat satu di sekolahnya kemampuan fisikanya kemampuan
berlogikanya lebih baik. Kelemahan lain adalah pada sekolah-sekolah tertentu sekolah top ada banyak
siswa yang bagus, tetapi karena 1 sekolah hanya boleh mengirimkan 2 siswa maka
33
siswa-siswa yang pintar dalam sekolah bisa tidak terpilih. Kelemahan lain lagi adalah kadang kala tidak semua sekolah tidak diundang
seleksi di tingkat kabupaten. Ada berbagai keluhan datang pada kami bahwa sekolah-sekolahnya tidak diundang seleksi padahal di sekolah itu terdapat siswa-
siswa berbakat. Hal ini bisa karena panitia tidak mau capai-capai menghubungi seluruh sekolah atau karena memang sekolah itu terlalu jauh untuk dijangkau.
Nah kalau kita tidak mendapat bibit yang unggul, bagaimana kita bisa mempertahankan prestasi kita?
2. Pola Pembinaan