Analisis Regresi Curah Hujan Analisis Partial Least Square PLS

dengan wilayah yang dibutuhkan. Informasi numerik tersebut diperoleh dengan mengkonversi informasi hujan format shapefile menjadi format text Lampiran 2 sehingga akan diperoleh nilai curah hujan yang diinginkan. Keluaran estimasi curah hujan dari CMORPH yang berskala global membuat data ini kurang kompatibel digunakan langsung dalam skala regional untuk menduga hujan lokal. Oleh karena itu, dilakukan teknik downscalling informasi curah hujan skala global yang meliputi empat domain, yaitu domain 3x3 9 grid, domain 5x5 25 grid, domain 7x7 49 grid, dan domain 9x9 81 grid untuk setiap wilayah kajian. 3.4.3 Analisis Pola Hubungan Curah Huajn Observasi dan Curah Hujan CMORPH Analisis pola hubungan data observasi dan CMORPH dilakukan untuk melihat kemampuan data hujan CMORPH dalam estimasi curah hujan di permukaan. Setelah cukup yakin bahwa data CMORPH dapat mengikuti pola curah hujan observasi, maka dilakukan uji dua regresi untuk meninjau apakah perlu dilakukan pemisahan model estimasi curah hujan musim hujan dan musim kemarau dengan membangun persamaan regresi sederhana dan mengganggap intersep = 0 sehingga persamaannya menjadi Y = bx. Uji dua regesi dilakukan dengan persamaan : z = .......................... 1 dimana : b 1 = slope persamaan 1 b 2 = slope persamaan 2 sb 1 = SE Coef b 1 sb 2 = SE Coef b 2 Jika z taraf nyata berarti kedua persamaan tidak berbeda nyata, sehingga tidak perlu dilakukan pemisahan antara musim hujan dan musim kemarau. Sebaliknya jika z taraf nyata berarti kedua persamaan berbeda nyata sehingga perlu dilakukan pemisahan antara musim hujan dan musim kemarau. Taraf nyata yang digunakan pada penelitian ini adalah 5.

3.4.4 Analisis Regresi Curah Hujan

Observasi dan Curah Hujan CMORPH Regresi linier merupakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara peubah terikat peubah respon ; y dengan satu atau lebih peubah bebas prediktor ; x Kurniawan 2008. Apabila banyaknya peubah bebas hanya ada satu maka disebut regresi linier sederhana, sedangkan jika terdapat lebih dari satu peubah bebas maka disebut regresi linier berganda. Pembangunan model estimasi berdasarkan regresi sederhana untuk setiap titik pengamatan dibangun dari hubungan antara curah hujan observasi sebagai peubah terikat dan rataan curah hujan CMORPH sebagai peubah bebas sesuai dengan ukuran domainnya.

3.4.5 Analisis Partial Least Square PLS

Curah Hujan Observasi dan Curah Hujan CMORPH Model estimasi curah hujan dibangun berdasarkan data CMORPH harian dengan periode Januari 2003 – Desember 2008. Data tersebut kemudian dikonversi menjadi data dasarian 10 harian. Hal ini dilakukan karena fluktuasi dan variabilitas curah hujan terlihat lebih jelas dibandingkan dengan menggunakan data harian. Pembangunan model estimasi pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Partial Least Square PLS. Metode ini bertujuan untuk mengatasi adanya multikolinieritas dari model regresi sederhana sehingga data tidak menjadi bias. Multikolinieritas dapat diketahui berdasarkan nilai VIF Variation Inflation Factor, dimana VIF merupakan faktor yang mengukur seberapa besar kenaikan varian dari koefisien regresi dibandingkan dengan peubah bebas lain yang saling orthogonal Fitriani 2010. VIF dapat dihitung dengan persamaan : VIF ..........................2 dengan R i 2 adalah koefisien determinasi R 2 dari peubah bebas x lainnya di dalam model. Model yang dihasilkan oleh PLS mengoptimalkan hubungan prediksi antara dua kelompok peubah. Proses penentuan model pada PLS dilakukan secara iterasi dengan melibatkan keragaman pada peubah x dan y. Struktur ragam dalam y mempengaruhi perhitungan komponen kombinasi linier dalam x dan sebaliknya, struktur ragam dalam x berpengaruh terhadap kombinasi linier dalam Y Bilfarsah 2005. Persamaan model PLS adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +......+ b n X n

3.4.6 Validasi Model