OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI KADAR DALAM BASIS GEL CMC-Na

(1)

SKRIPSI

INAYAH

OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN

JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI

ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI KADAR

DALAM BASIS GEL CMC-Na

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

Lembar Pengesahan

OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN JERUK

NIPIS (

CITRUS AURANTIFOLIA

) SEBAGAI

ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI KADAR

DALAM BASIS GEL CMC Na

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2011

Oleh:

INAYAH NIM: 07040002

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D. NIP UMM. 11407040448 NIP.


(3)

Lembar Pengujian

OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN JERUK

NIPIS

(Citrus aurantifolia)

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

DENGAN BERBAGAI KADAR DALAM

BASIS GEL CMC-Na

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 23 Juli 2011

Oleh :

INAYAH NIM : 07040002

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph. D NIP UMM. 114.0704.0448

Penguji III Penguji IV

Ika Ratna H. S.Farm., Apt Dian Ermawati,S.Farm., Apt NIP UMM.112.0907.0480 NIP UMM.112.0907.0481


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karuniaNyasehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN JERUK NIPIS (Citrus

aurantifolia) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI KADAR

DALAM BASIS GEL CMC Na”.Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan dorongan moral kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya sebagai penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., sebagai Pembimbing I dan Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D, sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas, penuh kesabaran, dan telah berkenan meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberi dorongan moral maupun materikepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ika Ratna, S. Farm, Apt., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt., sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

4. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si, Apt., Sp.FRS., yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm, Apt., sebagai Dosen Wali yang telah

memberikan bimbingan dan nasehat-nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.


(5)

7. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., dan Drs. H. Harjana, Apt., M. Sc. Dan Engrid Juni A., S. Farm,Apt.,yang telah memberikan masukan, nasehat dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

9. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Kimia Terpadu II: Mas “pegawai” Ferdi, Mba’ Susi dan Mba’ Sri yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Keluarga, motivasi hidupku, kedua orang tuaku tercinta Ibrahim Hosen Tharmun dan Sahlah Tharmum, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa yang tak pernah putus. Kakakku Ika dan adik-adikku Mawaddah, Wirda, Jihan dan Rizka atas dukungan semangatnya. Semoga ini adalah awal untuk selalu dapat membanggakan dan membahagiakan kalian.

11.Kakek dan nenekku Ali Tharmum, Tija Tharmum, dan (alm) Nur Jannah yang telah mendoakan dan memberikan nasehat-nasehatnya.

12.Keluarga besarku Latih yeyeh, latih Sidah, Latih Hanik, Latik Wiwik, Latih Lalah dan sepupu-sepupuku Lia, Fadiyah, Halif, Hasan dan Zee zee serta yang lainny yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas dukungan semangat, nasehat dan doanya sehingga saya jadi seperti sekarang ini.

13.Genk Semz “Trio Macan” : Karlina ”Iena407” dan Fahniyah “Vanduin” atas semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.

14.Teman-teman yang telah menemani kami “Genk Semz” di lab selama 3 bulan ini (Genk Solida 1 dan 2, Genk liquid, Genk Steril, Power Ranger, Anak Alam, Pujon, adiknya Ina, Ira, Ephix, Hanifah, Neti dan Via), terima kasih atas bantunnya.

15.Teman-teman Farmasi 2007 yang pasti saya rindukan, terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini dan lebih dekat lagi walau terpisah oleh jarak dan waktu.

16.Kakak Tingkat Farmasi 2006, terima kasih atas bantuan dukungan dan motivasinya.


(6)

17.Teman-Teman KKN 27 Bantoer (Umi, Hasna, Yusli, Zya, Tutus. Sofi dll) persahabatan yang cukup singkat hanya 1 bulan itu tidak akan dilupakan. 18.Teman-Teman Kos 385a (Mbak Lisa, Mbak Galis, Mbak Eni dan Gladis)

terima kasih telah membuat saya betah tinggal di Malang selama 4 tahun ini. 19.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, Juli 2011 Penyusun


(7)

RINGKASAN

OPTIMASI FORMULASI GEL PERASAN JERUK NIPIS (Citrus

aurantifolia) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI KADAR

DALAM BASIS GEL CMC-Na Inayah

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah suatu tanaman obat yang berkhasiat dan sering digunakan masyarakat. Kandungan dari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sangat banyak diantaranya minyak atsiri “Limonen” (Rukmana, 1997) dan asam sitrat sekitar 7% - 8% dari berat daging buah (Sarwono, 2000). Asam sitrat ini berfungsi sebagai antioksidan (Rowe, 2009). Pada jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang digunakan sebagai bahan aktif adalah air perasannya. Pada umumnya masyarakat telah menggunakan perasan jeruk nipis secara topikal yaitu dengan mengoleskannya ke seluruh bagian kulit. Cara pemakaian ini menyebabkan kulit menjadi perih (tidak aseptabilitas) karena pH jeruk nipis sangat asam ± 2,33 dibawah pH kulit sekitar 4 - 6,5. Dengan demikian diperlukan penggunaan sediaan yang aseptabilitas maka dalam penelitian ini dibuat sediaan semisolid yaitu gel perasan jeruk nipis dengan basis gel CMC-Na.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan menentukan kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang dapat menghasilkan suatu sediaan gel dengan basis gel CMC- Na yang memiliki karakteristik fisik (meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas, dan efektivitas yang optimal. Kadar perasan jeruk nipis yang digunakan yaitu formula I 10%, formula II 20%, dan formula III 30%.

Hasil pemeriksaan karakteristik fisik organoleptis didapatkan bahwa sediaan pada formula I , II, dan III memiliki tekstur yang kental dan lembut. Pada pengamatan warna dan bau formula I tidak berwarna dan tidak berbau, formula II berwarna agak kekuningan dan sedikit berbau, sedangkan pada formula III berwarna kuning dan berbau jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Pada pemeriksaan pH menunjukkan hasil rata- rata pH formula I (4,64 ± 0,05), formula II (4,39 ± 0,15), dan formula III (3,77 ± 0,09). Kemudian diuji statistik dengan menggunakan One Way Anova diperoleh F hitung (54,150) > F tabel (5,143). Untuk mengetahui signifikansi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD

(Honestly Significant Diffence) didapatkan hasil formula I = formula II > formula III.

Berdasarkan pengukuran kapasitas penyebaran didapatkan diameter konstan yaitu pada beban 7 gram. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hasil rata-rata kapasitas penyebaran (cm) formula I (6,70 ± 0,17), formula II (6,27 ± 0,06), dan formula III (6,07 ± 0,12). Kemudian diuji statistik dengan menggunakan One Way Anova diperoleh F hitung (20,214) > F tabel (5,143). Untuk mengetahui signifikansi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD (Honestly Significant Diffence) didapatkan hasil formula I > formula II = formula III. Dari pengukuran penyebaran didapatkan harga daya sebar (fluks). Hasil dari rata-rata daya sebar (g/cm) menunjukkan formula I (0,1845 ± 0,0018), formula II (0,1700 ± 0,0300), dan formula III (0,1033 ± 0,0167). Kemudian diuji statistik dengan menggunakan


(8)

One Way Anova diperoleh F hitung (14,610) > F tabel (5,143). Untuk mengetahui signifikansi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD (Honestly Significant Diffence) didapatkan hasil formula I = formula II > formula III. Pada pemeriksaan viskositas menunjukkan hasil rata- rata viskositas formula I (500 ± 0,00) = formula II (500 ± 0,00) dan formula II (500 ± 0,00) < formula III (600 ± 0,00).

Dari hasil uji aseptabilitas yang dilakukan bahwa formula yang memiliki persentase terbanyak pada kriteria kelembutan adalah formula III. Untuk persentase terbanyak dari kriteria sensasi dingin adalah formula III. Untuk persentase terbanyak dari kriteria kemudahan diratakan adalah formula II. Berdasarkan total persentase aseptabilitas dari ketiga kriteria yang diamati diambil kesimpulan bahwa formula III merupakan sediaan yang paling aseptabel dari ketiga formula.

Pada uji pelepasan asam sitrat sediaan gel didapatkan kurva yang tidak linear maka dihitung nilai luas area di bawah kurva (AUC). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan One Way Anova diperoleh F hitung (0,636) < F tabel (5,143), berarti tidak terdapat perbedaan bermakna dari ketiga formula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) tidak meningkatkan nilai AUC pada uji pelepasan asam sitrat dari sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan kadar perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yaitu 10%, 20% dan 30% suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC Na berpengaruh terhadap karakteristik fisik (organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas), aseptabilitas, dan tidak berpengaruh terhadap efektivitas sediaan. Berdasarkan karakteristik fisik (pH, daya sebar, viskositas), dan aseptabilitas sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

dari ketiga formula yang dibuat, formula II dengan kadar 20% merupakan formula yang terbaik karena memberikan karakteristik fisik sediaan dan aseptabilitas yang optimal.


(9)

ABSTRACT

OPTIMIZATION GEL FORMULATION SQUEEZED Citrus aurantifolia

LIME AS ANTIOXIDANTS WIHT VARIOUS CONSENTRATION IN BASE GEL CMC-Na

Citrus aurantifolia lime is a medicinal plants which is efficacious and frequently used community. lime which is used as the active ingredient is squeezed lime. Squeezed lime contains citric acid concentration of 7 - 8% by weight of fruit meats that act as antioxidants. This research was conducted to determine the influence of squeezed lime and determine the concentrations of how much Citrus aurantifolia lime can produce a gel with base gel CMC-Na that has physical characteristics (including organoleptis, pH, viscosity and spread power), acceptability and optimal effectiveness. Concentrations of squeezed lime used is formula I 10%, formula II 20%, and formula III 30%. Evaluation of preparations includes organoleptis, pH, spread power, viscosity, acceptability, and effectiveness of the preparations.

The result of the examinat physical characteristics organoleptis obtained the best formula that is formula III preparations which has thick and soft texture, yellow colored and smelled of Citrus aurantifolia lime. From the analysis it was found out that there are significant differences to the increased consentrations of Squeezed Citrus aurantifolia lime for evaluation of pH, spread power, and viscosity. But no significant difference to the effectiveness of preparations. For the evaluation of acceptability formula III is the most acceptabel preparations from those three formula. By considering the physical characteristics (including organoleptis, pH, viscosity and spread power) and the acceptability of preparations from those three formula made, formula II with concentrations of 20% is the best formula because it provides the best physical characteristics of preparations and acceptability.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan tentang Jeruk Nipis ... 5

2.1.1. Deskripsi ... 6

2.1.2. Kegunaan ... 6

2.1.3. Kandungan ... 7

2.2 Gel ... 7

2.2.1. Definisi Gel ... 7

2.2.2. Karakteristik Gel ... 8

2.2.3. Stabilitas Gel ... 8

2.2.4. Klasifikasi Gel ... 9

2.2.5. Kegunaan Gel ... 10

2.3 Kulit ... 11

2.3.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit ... 11

2.3.2. Fungsi Kulit ... 12

2.4 Antioksidan ... 14

2.4.1. Radikal Bebas dan Antioksidan ... 14


(11)

2.4.3 Klasifikasi Antioksidan ... 15

2.5 Tinjauan Tentang Asam Sitrat ... 16

2.6 Uji Sediaan Semisolid ... 17

2.6.1. Uji Karakteristik Fisik ... 17

2.6.2. Uji Aseptabilitas ... 17

2.6.3. Uji Efektifitas ... 17

2.7 Bahan Tambahan ... 23

2.7.1. CMC Na ... 23

2.7.2. Propilenglikol ... 24

2.7.3. Nipagin ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

3.1 Kerangka Konseptual ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 29

4.1 Jenis Penelitian ... 29

4.2 Variabel Penelitian ... 29

4.2.1. Variabel Bebas ... 29

4.2.2. Variabel Tergantung ... 29

4.3 Definisi Operasional ... 29

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

4.5 Bahan dan Alat ... 30

4.5.1. Bahan – bahan ... 30

4.5.2. Alat Penelitian ... 30

4.6 Metode Kerja ... 30

4.7 Identifikasi Bahan Aktif ... 33

4.8 Pembuatan Perasan Jeruk Nipis ... 33

4.9 Rancangan Formula ... 33

4.9.1. Rancangan Formula ... 33

4.9.2. Cara Pembuatan Formula Gel... 34

4.10 Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 33

4.10.1. Uji Organoleptis ... 34

4.10.2. Uji pH ... 35


(12)

4.10.4. Uji Viskositas ... 35

4.11 Uji Aseptabilitas Sediaan ... 35

4.12 Uji Efektivitas Sediaan ... 36

4.12.1. Penetapan Kadar Baku Asam Sitrat ... 36

4.12.2. Uji Pelepasan Bahan Obat Dalam Sediaan Gel ... 37

4.12.3. Pengukuran Asam Sitrat yang Terlepas dari Sediaan Gel ... 38

4.12.4. Penentuan Jumlah Kumulatif Asam Sitrat ... 39

4.12.5. Penentuan Pelepasan Asam Sitrat dari Basis Gel ... 39

4.13 Analisis Data Hasil percobaan ... 40

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 41

5.1 Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 41

5.1.1. Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan ... 42

5.1.2. Hasil Pengukuran pH Sediaan ... 40

5.1.3. Hasil Pengukuran Kapasitas Penyebaran dan Daya Sebar Sediaan .. 43

5.1.4. Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan ... 46

5.2 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan ... 47

5.3 Hasil Evaluasi Efektivitas Sediaan... 49

5.3.1. Hasil Penetapan Kurva Baku Asam Sitrat ... 49

5.3.2 Hasil Perhitungan Laju Pelepasan (AUC) Asam Sitrat dari Sediaan 50 BAB 6 PEMBAHASAN ... 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 58


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1. Rancangan formula gel perasan jeruk nipis ... 33

IV.2. Kriteria penilaian uji aseptabilitas ... 36

V.1. Hasil pengamatan organoleptis sediaan ... 41

V.2 Hasil pengukuran pH sediaan ... 42

V.3 Hasil pengukuran kapasitas penyebaran ... 43

V.4 Hasil pengukuran daya sebar sediaan ... 44

V.5 Hasil pengukuran viskositas sediaan ... 46

V.6 Perbandingan persentase parameter aseptabilitas ... 47

V.7 Harga absorbansi asam sitrat pada berbagai kadar dalam metanol pada panjang gelombang 512 nm ... 50


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) ... 5

2.2. Anatomi Kulit ... 11

2.3. Proses difusi suatu zat dari kompartemen donor masuk ke dalam kompartemen reseptor ... 20

2.4. Perbedaan konsentrasi zat dalam kompartemen donor (C1) dan dalam kompartemen reseptor (C2) yang dibatasi oleh suatu membran dengan tebal h ... 21

2.5 Skema pelepasan obat dari suatu matriks untuk menggambarkan pelepasan obat dari basis yang diasumsikan sebagai matriks homogen ... 21

3.1. Diagram alir kerangka konseptual ... 28

4.1. Skema metode kerja ... 32

4.2. Skema pembuatan gel perasan jeruk nipis ... 34

4.3. Alat uji pelepasan ... 37

4.4. Sel Difusi ... 38

5.1. Sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 41

5.2. Histogram harga pH formula sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada Formula I, II dan III. Data merupakan rata-rata dari 3 kali replikasi ± SD ... 42

5.3. Histogram harga daya sebar sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada Formula I, II dan III. Data merupakan rata-rata dari 3 kali replikasi ± SD ... 45

5.4 Histogram harga viskositas formula sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada Formula I, II dan III. Data merupakan rata-rata dari 3 kali replikasi ± SD ... 46

5.5. Histogram nilai persentase kelembutan Formula I, II, dan III sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 48

5.6. Histogram nilai persentase sensasi dingin Formula I, II, dan III sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 48


(15)

5.7. Histogram nilai persentase kemudahan dibersihkan Formula I,

II, dan III sediaan gel perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 49 5.8. Kurva hubungan antara kadar dan absorbansi asam sitrat pada

berbagai kadar dalam metanol pada panjang gelombang 512

nm ... 50 5.9. Histogram nilai AUC asam sitrat yang terlepas dari sediaan gel

perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada Formula I, II dan


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Pernyataan ... 43

3 Determinasi Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 63

4 Data Pengukuran Penyebaran Sediaan Gel Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 64

5 Form Informed Consent Untuk Uji Aseptabilitas ... 70

6 Prosedur Uji aseptabilitas ... 71

7 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan Gel Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) ... 72

8 Hasil Penentuan Jumlah Kumulatif Asam Sitrat yang Terlepas dari Sediaan Gel Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 74

9 Hasil Perhitungan Laju Pelepasan (AUC) ... 83

10 Hasil Uji Statistik Pengukuran pH ... 85

11 Hasil Uji Statistik Pengukuran Kapasitas Penyebaran ... 86

12 Hasil Uji Statistik Pengukuran Daya Sebar ... 87

13 Hasil Uji Statistik Perhitungan Laju Pelepasan (AUC) ... 88

14 Tabel Distribusi r ... 89


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar penyakit Kulit. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press, hal 1-5.

Ansel, H. C., 1985. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms,. 4nd edition. Lea and Febiger Philadelphia, p. 201-294.

Aulton, M. E., 2002. Pharmacetics The Science of Dossage Form Design, Ed 2nd, Chorchil livingstone, p. 85-86, 531.

Barry B. W., 1983, Dermatological Formulation, Percutaneous Absorbtion, Marcell Dekker Inc., p.1-2, 300-304, 311-333.

Dalimartha, Setiawan., 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta : Trubus Agriwidya, hal 86-89.

Deny, Fitra., Sri Lestari KS., Zainal Hakim., 2006. Penggunaan Vitamin E dan Vitamin C Topikal dalam Bidang Kosmetik. Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol.30, hal 42-44.

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal 7-8, 48, 175, dan 715.

Hidayat. Wahyu. 2006. Penentuan Harga Parameter Termodinamika Proses Pelepasan Klorfeniramin Maleat dari Sediaan dengan Basis Vanishing Cream (Tipe Krim Minyak dalam Air). Skripsi. Surabaya: UNAIR.

Kumalaningsih, Sri., 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana, hal 16-22.

Lachman L., Lieberman H.A., and Kang J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II Terjemahan Siti Suyatmi, Ed. ketiga, Jakarta, Universitas Indonesia Press, hal.1091-1119.

Martin, A., dkk., 1993. Farmasi Fisik : Dasar – Dasar Kimia Dalam Ilmu Farmasetik, Edisi-3, Jakarta : Universitas Indonesia, hal 830 – 835 ; 854


(18)

Perez, L.E., Angel R., Miguel V., 1998. Flow-injection spectrophotometric determinantion of citric acid in beverages based on a photochemical reaction, Analytica Chimica Acta, 366, p. 231 – 240

Rukmana, Rahmat., 1996. Jeruk Nipis. Yogyakarta : Kanisius, hal 14-15

Rowe, Raymond C., Paul J. S., Marian E. Quinn., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., London : American Pharmaceutical Association.

Sarwono B., 2000. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta : Agromedia Pustaka, hal 1-5.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press.

The departement of Health., 2002. British Pharmacopoeia, Vol.2, London : The Stationery office, p. A242-A243.

Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 805.

Wasitaatmadja, Syarif M, 2007. Anatomi Kulit. Faal Kulit. In : Adhi Djuanda, M. Hamzah, S. Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal 3-8

Winarsi, Hery., 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius, hal 16-20, 77-81.

Zatz, J.L and Kushla., 1996. Gels. In : H. A. Lieberman, M. M. Rieger and G. S Banker. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System, Ed. 2nd Vol.2, New York : Marcel Dekker,Inc. p . 399-421.


(19)

1

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu tumbuhan tanaman obat yang sudah dikenal sejak lama. Tidak hanya sebagai minuman yang menyegarkan tetapi jeruk nipis juga memiliki banyak manfaat diantaranya untuk pemakaian luar. Caranya adalah dengan mencampurkan air jeruk nipis dengan ditambah bahan lain, misalnya bawang merah, daun kendal, dan daun sembung untuk dikompreskan atau dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti demam pada anak-anak, sakit perut, diare, sakit gigi, nyeri haid, kepala pusing, rematik, kurap, ketombe, jerawat, mengecilkan perut, mengecilkan pori-pori di wajah, dan membersihkan lemak di kulit wajah. Air jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan atau abses tenggorokan (Dalimartha, 2000).

Selain kaya vitamin dan mineral, buah jeruk nipis juga mengandung zat bioflavonoid yang berguna untuk mencegah terjadinya pendarahan pada pembuluh nadi, kemunduran mental dan fisik, serta mengurangi luka memar (bruise). Sari buah jeruk nipis mengandung asam sitrat sekitar 7% - 8% dari berat

daging buah (Sarwono, 2000) dan minyak atsiri “Limonen” (Rukmana, 1997).

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang banyak ditemukan dalam genus Citrus (jeruk – jerukan) terutama banyak terkandung pada jeruk nipis. Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami. Asam sitrat tersebut biasa digunakan oleh banyak industri di dunia sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Selain itu, asam sitrat ini juga digunakan sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan efek dari antioksidan lainnya.

Sebagai organ paling luar tubuh, kulit langsung terpapar dengan lingkungan pro oksidatif seperti radiasi ultra violet, obat – obatan, polusi udara, asap rokok, radiasi, alkohol dan paparan zat tertentu (Deny, 2006).

Radikal bebas di bentuk secara alamiah melalui metabolisme normal tetapi dapat juga dihasilkan oleh efek dari luar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa


(20)

2

2

terjadinya penurunan enzim dan nutrisi antioksidan dengan cepat akibat paparan dari sinar ultra violet. (Deny, 2006)

Radikal bebas yang merusak tubuh ini dapat dinetralisir oleh senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksigen reaktif dan radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga menjadi bentuk molekul yang normal kembali dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan. Kulit secara alamiah juga menggunakan antioksidan untuk melindungi dari efek kerusakan sinar matahari.

Antioksidan dapat bersumber dari zat-zat sintetis atau zat-zat alami hasil isolasi. Nutrisi antioksidan dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan tanaman lainnya yang mengandung senyawa antioksidan. Antioksidan bekerja melindungi kulit baik intra seluler maupun ekstra seluler .

Saat ini telah banyak diteliti antioksidan topical yang digunakan untuk melawan stres oksidatif yang disebabkan sinar UV. Meskipun antioksidan dapat diberikan melalui diet tetapi adanya pengaruh absorbsi, kelarutan dan perjalanan obat sehingga yang sampai ke kulit hanya dalam jumlah terbatas. Pemakaian langsung pada kulit akan menambah perlindungan terhadap paparan pro oksidatif (Deny, 2006).

Dalam kesehariannya masyarakat sudah menggunakan perasan jeruk nipis secara topical yaitu dengan mengoleskannya ke seluruh bagian kulit. Cara pemakaian ini menyebabkan kulit menjadi perih (tidak aseptabilitas) karena pH jeruk sangat asam, yakni ± 2, pH ini adalah dibawah pH kulit yang sekitar 4 - 6,5. Sediaan yang baik harus sesuai dengan pH kulit. Untuk penggunaan yang aseptabilitas maka dalam penelitian ini dibuat sediaan semisolid yaitu gel. Sediaan semisolida ada berbagai macam bentuknya misalnya cream, pasta, ointment atau gel, dipilih bentuk sediaan gel karena gel lebih mudah dioleskan, transparan dan memberikan rasa dingin setelah dioleskan (Zats, 1996). Gel itu sendiri merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 1995).


(21)

3

3

Untuk dapat membuat sediaan gel dibutuhkan adanya bahan pendukung yaitu gelling agent. Gelling agent dapat di bagi menjadi 3 sesuai dengan cara memperolehnya yaitu : dari bahan alam (tragakan, pektin, agar, asam alginat), semi sintetis dan sintetis (metil selulose, HPC, HPMC, CMC-Na) (Lachman, 1994). Dipilih CMC-Na sebagai gelling agent karena termasuk dalam bahan yang semisintesis (tidak mudah ditumbuhi mikroba), stabil pada range pH yang luas yaitu 2 -10, dan tidak menyebabkan toksik dan iritasi (Rowe, 2009).

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakter fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas (uji pelepasan) perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pada kadar berapakah perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) yang dapat menghasilkan suatu sediaan gel antioksidan yang memiliki karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas dalam basis gel CMC-Na.

2. Apa pengaruh kadar perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabbilitas dan efektivitas sediaan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh kadar perasan jeruk nipis suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas sediaan.

2. Menentukan pada kadar jeruk nipis berapa yang dapat menghasilkan suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na yang memiliki karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas yang optimal.


(22)

4

4

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh formulasi gel jeruk nipis sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakter fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas sediaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi data ilmiah untuk pengembangan formulasi gel jeruk nipis sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na sehingga dihasilkan suatu gel antioksidan dengan kualitas yang optimal.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar penyakit Kulit. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press, hal 1-5.

Ansel, H. C., 1985. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms,. 4nd edition. Lea and Febiger Philadelphia, p. 201-294.

Aulton, M. E., 2002. Pharmacetics The Science of Dossage Form Design, Ed 2nd, Chorchil livingstone, p. 85-86, 531.

Barry B. W., 1983, Dermatological Formulation, Percutaneous Absorbtion, Marcell Dekker Inc., p.1-2, 300-304, 311-333.

Dalimartha, Setiawan., 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta : Trubus Agriwidya, hal 86-89.

Deny, Fitra., Sri Lestari KS., Zainal Hakim., 2006. Penggunaan Vitamin E dan Vitamin C Topikal dalam Bidang Kosmetik. Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol.30, hal 42-44.

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal 7-8, 48, 175, dan 715.

Hidayat. Wahyu. 2006. Penentuan Harga Parameter Termodinamika Proses Pelepasan Klorfeniramin Maleat dari Sediaan dengan Basis Vanishing Cream (Tipe Krim Minyak dalam Air). Skripsi. Surabaya: UNAIR.

Kumalaningsih, Sri., 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana, hal 16-22.

Lachman L., Lieberman H.A., and Kang J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II Terjemahan Siti Suyatmi, Ed. ketiga, Jakarta, Universitas Indonesia Press, hal.1091-1119.

Martin, A., dkk., 1993. Farmasi Fisik : Dasar – Dasar Kimia Dalam Ilmu Farmasetik, Edisi-3, Jakarta : Universitas Indonesia, hal 830 – 835 ; 854


(2)

Rukmana, Rahmat., 1996. Jeruk Nipis. Yogyakarta : Kanisius, hal 14-15

Rowe, Raymond C., Paul J. S., Marian E. Quinn., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., London : American Pharmaceutical Association.

Sarwono B., 2000. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta : Agromedia Pustaka, hal 1-5.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press.

The departement of Health., 2002. British Pharmacopoeia, Vol.2, London : The Stationery office, p. A242-A243.

Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 805.

Wasitaatmadja, Syarif M, 2007. Anatomi Kulit. Faal Kulit. In : Adhi Djuanda, M. Hamzah, S. Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal 3-8

Winarsi, Hery., 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius, hal 16-20, 77-81.

Zatz, J.L and Kushla., 1996. Gels. In : H. A. Lieberman, M. M. Rieger and G. S Banker. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System, Ed. 2nd Vol.2, New York : Marcel Dekker,Inc. p . 399-421.


(3)

1

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu tumbuhan tanaman obat yang sudah dikenal sejak lama. Tidak hanya sebagai minuman yang menyegarkan tetapi jeruk nipis juga memiliki banyak manfaat diantaranya untuk pemakaian luar. Caranya adalah dengan mencampurkan air jeruk nipis dengan ditambah bahan lain, misalnya bawang merah, daun kendal, dan daun sembung untuk dikompreskan atau dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti demam pada anak-anak, sakit perut, diare, sakit gigi, nyeri haid, kepala pusing, rematik, kurap, ketombe, jerawat, mengecilkan perut, mengecilkan pori-pori di wajah, dan membersihkan lemak di kulit wajah. Air jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan atau abses tenggorokan (Dalimartha, 2000).

Selain kaya vitamin dan mineral, buah jeruk nipis juga mengandung zat bioflavonoid yang berguna untuk mencegah terjadinya pendarahan pada pembuluh nadi, kemunduran mental dan fisik, serta mengurangi luka memar (bruise). Sari buah jeruk nipis mengandung asam sitrat sekitar 7% - 8% dari berat

daging buah (Sarwono, 2000) dan minyak atsiri “Limonen” (Rukmana, 1997).

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang banyak ditemukan dalam genus Citrus (jeruk – jerukan) terutama banyak terkandung pada jeruk nipis. Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami. Asam sitrat tersebut biasa digunakan oleh banyak industri di dunia sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Selain itu, asam sitrat ini juga digunakan sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan efek dari antioksidan lainnya.

Sebagai organ paling luar tubuh, kulit langsung terpapar dengan lingkungan pro oksidatif seperti radiasi ultra violet, obat – obatan, polusi udara, asap rokok, radiasi, alkohol dan paparan zat tertentu (Deny, 2006).

Radikal bebas di bentuk secara alamiah melalui metabolisme normal tetapi dapat juga dihasilkan oleh efek dari luar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa


(4)

2

terjadinya penurunan enzim dan nutrisi antioksidan dengan cepat akibat paparan dari sinar ultra violet. (Deny, 2006)

Radikal bebas yang merusak tubuh ini dapat dinetralisir oleh senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksigen reaktif dan radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga menjadi bentuk molekul yang normal kembali dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan. Kulit secara alamiah juga menggunakan antioksidan untuk melindungi dari efek kerusakan sinar matahari.

Antioksidan dapat bersumber dari zat-zat sintetis atau zat-zat alami hasil isolasi. Nutrisi antioksidan dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan tanaman lainnya yang mengandung senyawa antioksidan. Antioksidan bekerja melindungi kulit baik intra seluler maupun ekstra seluler .

Saat ini telah banyak diteliti antioksidan topical yang digunakan untuk melawan stres oksidatif yang disebabkan sinar UV. Meskipun antioksidan dapat diberikan melalui diet tetapi adanya pengaruh absorbsi, kelarutan dan perjalanan obat sehingga yang sampai ke kulit hanya dalam jumlah terbatas. Pemakaian langsung pada kulit akan menambah perlindungan terhadap paparan pro oksidatif (Deny, 2006).

Dalam kesehariannya masyarakat sudah menggunakan perasan jeruk nipis secara topical yaitu dengan mengoleskannya ke seluruh bagian kulit. Cara pemakaian ini menyebabkan kulit menjadi perih (tidak aseptabilitas) karena pH jeruk sangat asam, yakni ± 2, pH ini adalah dibawah pH kulit yang sekitar 4 - 6,5. Sediaan yang baik harus sesuai dengan pH kulit. Untuk penggunaan yang aseptabilitas maka dalam penelitian ini dibuat sediaan semisolid yaitu gel. Sediaan semisolida ada berbagai macam bentuknya misalnya cream, pasta, ointment atau gel, dipilih bentuk sediaan gel karena gel lebih mudah dioleskan, transparan dan memberikan rasa dingin setelah dioleskan (Zats, 1996). Gel itu sendiri merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 1995).


(5)

3

3

Untuk dapat membuat sediaan gel dibutuhkan adanya bahan pendukung yaitu gelling agent. Gelling agent dapat di bagi menjadi 3 sesuai dengan cara memperolehnya yaitu : dari bahan alam (tragakan, pektin, agar, asam alginat), semi sintetis dan sintetis (metil selulose, HPC, HPMC, CMC-Na) (Lachman, 1994). Dipilih CMC-Na sebagai gelling agent karena termasuk dalam bahan yang semisintesis (tidak mudah ditumbuhi mikroba), stabil pada range pH yang luas yaitu 2 -10, dan tidak menyebabkan toksik dan iritasi (Rowe, 2009).

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakter fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas (uji pelepasan) perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pada kadar berapakah perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) yang dapat menghasilkan suatu sediaan gel antioksidan yang memiliki karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas dalam basis gel CMC-Na.

2. Apa pengaruh kadar perasan jeruk nipis (10%, 20%, dan 30%) suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabbilitas dan efektivitas sediaan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh kadar perasan jeruk nipis suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas sediaan.

2. Menentukan pada kadar jeruk nipis berapa yang dapat menghasilkan suatu sediaan gel antioksidan dalam basis gel CMC-Na yang memiliki karakteristik fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas yang optimal.


(6)

4 1.4 Hipotesis

Ada pengaruh formulasi gel jeruk nipis sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na terhadap karakter fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar), aseptabilitas dan efektivitas sediaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi data ilmiah untuk pengembangan formulasi gel jeruk nipis sebagai antioksidan dalam basis gel CMC-Na sehingga dihasilkan suatu gel antioksidan dengan kualitas yang optimal.


Dokumen yang terkait

PENGARUH BERBAGAI KADAR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS, DAN EFEKTIVITAS SEDIAAN CREAM O/W (Cream O/W Dengan Basis Vanishing Cream dan Humektan Gliserin)

0 38 22

PENENTUAN KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN EFEKTIVITAS SEDIAAN ANTIOKSIDAN PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN BERBAGAI KADAR DALAM BASIS CREAM O/W (Formula Modifikasi Basis Vanishing Cream dengan Humektan Propilen glikol)

0 3 20

Uji aktivitas antioksidan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 31 48

FORMULASI GEL ANTI NYAMUK MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DENGAN BASIS Na CMC DAN Formulasi Gel Anti Nyamuk Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dengan Basis Na CMC Dan Uji Aktivitasnya.

0 2 12

FORMULASI GEL ANTI NYAMUK MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DENGAN BASIS Na CMC DAN Formulasi Gel Anti Nyamuk Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dengan Basis Na CMC Dan Uji Aktivitasnya.

0 2 12

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI CAIR MINYAK ATSIRI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dengan Cocamid Dea Sebagai Surfaktan.

1 8 12

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI TRANSPARAN MINYAK ATSIRI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN Formulasi Sediaan Sabun Mandi Transparan Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dengan Cocamid Dea Sebagai Surfaktan.

0 2 12

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI TRANSPARAN MINYAK ATSIRI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN Formulasi Sediaan Sabun Mandi Transparan Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dengan Cocamid Dea Sebagai Surfaktan.

0 1 17

Formulasi gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana l.) dalam berbagai variasi konsentrasi CMC-NA dan gliserin.

4 30 127

Optimasi CMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan pada formula sediaan gel antiacne perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dengan desain faktorial - USD Repository

1 3 112