Uji aktivitas antioksidan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAUN

JERUK NIPIS (

Citrus aurantifolia

) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DPPH

( 1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Nilam Fajarwati

ala

NIM : 1110103000083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan pembantu dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memimbing dan memberikan kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Ketua Program Studi dan untuk seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan mengajarkan saya selama menjalani masa didik di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

3. Dr. Mukhtar Ikhsan, SpP(K), MARS dan Zeti Harriyati, M. Biomed selaku dosen pembimbing, dimana selain mengarahkan juga memberikan motivasi kepada saya sehingga penelitian ini bisa selesai pada waktunya 4. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Mariman dan Ibu Ramilah serta adik saya

tersayang Sofiana Puspitasari yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan penelitian ini

5. Suryani, S.Si yang banyak mengarahkan dan mengajari saya dalam melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini bisa selesai pada waktunya


(6)

vi

6. Juniarti, S.Si dan Yuhernita, S.Si, M.Si yang telah memberi arahan, petunjuk serta bahan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.

7. Zuwwidatul Husna, Nabilla Ayesha Putri, Leliana Nurul Wachidah, Achmad Ali Machfud selaku kakak tingkat di PSPD yang juga selalu memberi nasihat dan pengarahan dalam melaksanakan penelitian ini. 8. Akhmad Hudan Eka Prayoga, Fithriyah, Naufal Farisatrianto, Nurazminah

Alwi dan Khoirul Ahmada Putra yang selalu mengingatkan, membantu dan menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini

9. Seluruh mahasiswa PSPD 2010 dan juga sahabat serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun untuk penelitian ini

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga bermanfaat bagi masyarakat dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 13 September 2013


(7)

vii ABSTRAK

Nilam Fajarwati. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji aktivitas antioksidan daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).2013

Banyak penyakit yang pada awalnya disebabkan oleh radikal bebas, sehingga radikal bebas dan antioksidan banyak diteliti di dunia kesehatan. Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) diduga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat seperti halnya buah jeruk nipis yang mampu meredam aktivitas dari radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun jeruk nipis metode dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Penelitian ini dilakukan secara observasional. Ekstrak daun jeruk nipis didapatkan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun jeruk nipis dilakukan pada konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm dan 100 ppm. Ekstrak daun jeruk nipis ditambah dengan DPPH (634µM). Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun jeruk nipis menggunakan spektrofotomerer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 515 nm. Hasil penelitian ini didapatkan perubahan warna secara kualitatif baik pada esktrak daun jeruk nipis dan vitamin C. Nilai IC50 ekstrak daun jeruk nipis senilai 93,41 ppm dan termasuk aktivitas

antioksidan kuat berdasarkan klasifikasi Blois.

Kata Kunci : antioksidan, ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia), DPPH

ABSTRACT

NilamFajarwati. Medical Education Study Program. Antioxidant Activity Assay of Key Lime Leaves (Citrus aurantifolia) Extract by DPPH (

1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method.2013.

Many health problems caused by free radical production so recent studies focused on it. Key lime (Citrus aurantifolia) leaves has been predicted has a strong antioxidant activity as strong as its fruit to reduce free radical activity. The aim of this study is to know antioxidant activity of key lime leaves extract by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. Key lime leaves extracted by maceration with methanol as its solvent. Antioxidant activity tested in different concentration 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm and 100 ppm. Key lime leaves extract was added by DPPH (634µM). This study used vitamin C as positive control. Absorbance measurement used spectrophotometer UV-Vis in maximum wave length 515 nm to show the antioxidant activity. Result of this study shows color differences both key lime leaves and vitamin C on a qualitative scale. IC50 value of key lime leaves is 93,41

ppm and classified as strong antioxidant according to Blois classification. Keywords: Antioxidant, Key Lime Leaves (Citrus aurantifolia) Extract, DPPH


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 2


(9)

ix

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Landasan Teori ... 4

2.1.1 Tanaman Jeruk Nipis ... 4

2.1.2 Simplisia ... 6

2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi ... 6

2.1.3.1 Ekstrak ... 6

2.1.3.2 Ekstraksi ... 6

2.1.4 Radikal bebas ... 7

2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan ... 8

2.1.5 Antioksidan ... 9

2.1.5.1 Vitamin C ... 10

2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan ... 10

2.1.6.1 Metode DPPH ... 10

2.1.6.2 Metode ABTS ... 12

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa ... 12

2.1.6.4 Metode Xantin Oksidase ... 12

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi ... 13

2.2 Kerangka Teori... 14

2.3 Kerangka Konsep ... 15

2.4 Definisi Operasional ... 15

Bab 3. METODE PENELITIAN ... 16


(10)

x

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

3.3 Sampel... 16

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 16

3.4.1 Alat Penelitian ... 16

3.4.2 Bahan Penelitian ... 17

3.5 Cara Kerja Penelitian ... 17

3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati . 17 3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Jeruk Nipis ... 17

3.5.3 Pembuatan Larutan ... 17

3.6 Pengukuran Absorbansi ... 19

3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan ... 20

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Hasil Ekstraksi Daun Jeruk Nipis ... 21

4.2 Absorbansi dan % Penghambatan ... 22

4.3 Penetapan Nilai IC50... 25

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ... 27

5.1 Simpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan ... 20

Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan

ekstrak daun jeruk nipis ... 23

Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C ... 23

Tabel 4.3 Nilai IC50 ... 25

Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50

ekstrak daun jeruk nipis ... 32

Tabel 6.2 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman jeruk nipis ... 5

Gambar 2.2 Daun jeruk nipis ... 5

Gambar 2.3 Rumus kimia DPPH dan DPPH-H ... 11

Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm ... 22

Gambar 4.2 Larutan seri vitamin C 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm,4 ppm ... 22

Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak daun jeruk nipis ... 24

Gambar 4.4 Persamaan regresi linier vitamin C ... 24

Gambar 6.1 Hasil determinasi ... 31

Gambar 6.2 Pengeringan daun jeruk nipis ... 34

Gambar 6.3 Larutan hasil maserasi ... 34

Gambar 6.4 Proses evaporasi ... 34

Gambar 6.5 Ekstrak kental daun jeruk nipis ... 34


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Determinasi ... 31

Lampiran 2 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50

Ekstrak Daun Jeruk Nipis... 32

Lampiran 3 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50

Vitamin C ... 33

Lampiran 4 Gambar Alat dan Bahan Penelitian ... 34


(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak penyakit pada awalnya disebabkan karena reaksi oksidasi yang berlebihan, sehingga saat ini radikal bebas dan antioksidan banyak dibahas dan diteliti dalam dunia kedokteran dan kesehatan.1 Radikal bebas sudah sejak lama dikenal bisa menyebabkan kerusakan membran sel, retikulum endoplasma dan bisa mengganggu deoxyribonucleic acid (DNA) sel.2 Berbagai keadaan yang mempengaruhi terbentuknya radikal bebas misalnya infeksi, rokok, terpajan polutan, sinar ultraviolet (UV), olah raga, kekurangan gizi dan lain-lain.1,3 Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan pada orbita luarnya, sehingga akan mencari reaksi agar mendapatkan elektron pasangannya yang berujung pada kerusakan sel dan jaringan.4

Meningkatnya produksi dan menurunnya eliminasi radikal bebas bisa berakibat terjadinya stres oksidatif sehingga menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Stres oksidatif juga dapat berkonstribusi pada proses penuaan dan berbagai macam penyakit kronis seperti kanker dan neurodegenerasi.1,4,5

Didalam tubuh terdapat mekanisme kimiawi yang berperan dalam mengontrol stres oksidatif yaitu antioksidan.1,4 Antioksidan yang ada dalam tubuh atau yang biasa disebut dengan antioksidan endogen yaitu enzim katalase, glutation peroksidase dan superoksida dismutase.1,6 Selain antioksidan yang terdapat secara alami dalam tubuh, juga terdapat antioksidan yang berasal dari diet sehari-hari atau antioksidan eksogen.1 Beberapa sumber antioksidan eksogen, yaitu buah-buahan, sayur, biji-bijian karena mengandung vitamin E, vitamin A, vitamin C dan beta karoten.7

Berdasarkan data di atas, buah juga termasuk sumber makanan yang kaya antioksidan, Salah satu buah yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) karena mengandung fenol dan flavonoid.8


(15)

2

Penggunaan buah jeruk nipis untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Selain buah jeruk nipis, daun jeruk nipis juga sering digunakan sebagai obat oleh masyarakat.9

Penelitian yang sebelumnya menyebutkan bahwa daun jeruk nipis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai medianinhibitory concentration (IC50) 76,9 ppm. Medianinhibitory concentration (IC50) adalah

konsentrasi ekstrak dalam µg/ml (ppm) yang dapat menghambat aktivitas oksidasi radikal sebanyak 50 %. Adanya aktivitas antioksidan pada daun jeruk nipis karena kandungannya kaya akan alkaloid, fenol, saponin, tannin, steroid dan flavonoid.9

Penelitian mengenai daun jeruk nipis di Indonesia sangat terbatas dan belum ada publikasi. Sehingga perlu dilakukan penelitian karena ketersediaannya yang berlimpah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui aktivitas antioksidan dengan metode DPPH(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan konsentrasi larutan uji yang berbeda untuk dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Metode DPPH dipilih karena sederhana, akurat, cepat dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian: Apakah ekstrak daun jeruk nipis ( Citrus aurantifolia) memiliki aktivitas antioksidan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

 Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun jeruk nipis menggunakan metode DPPH dengan berbagai konsentrasi larutan uji

1.3.2 Tujuan Khusus

 Mengetahui nilai IC50 dari daun jeruk nipis

 Mengetahui apakah ekstrak daun jeruk nipis memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat, kuat, sedang, lemah atau tidak bisa digolongkan


(16)

3

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Institusi

 Mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada daun jeruk nipis sehingga bermanfaat untuk pengembangan obat alami untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas

 Memberi informasi tentang manfaat daun jeruk nipis bagi penelitian selanjutnya sehingga manfaat daun jeruk nipis bisa dikembangkan lebih jauh lagi.

1.4.2 Bagi Peneliti

 Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

 Menambah wawasan peneliti tentang daun yang mengandung antioksidan

 Sebagai pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian di bidang kesehatan

1.4.3 Bagi Masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan ekstrak daun jeruk nipis untuk mencegah penyakit yang disebabkan radikal bebas.


(17)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2..1.1 Tanaman Jeruk Nipis

Citrus aurantifolia atau biasa disebut jeruk nipis merupakan tanaman buah yang berasal dari Asia. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim tropis. Di Indonesia sendiri keberadaannya sudah ratusan tahun yang lalu dan hingga saat ini sering digunakan sebagai bumbu masakan.11 Tanaman ini memiliki ketinggian 150-350cm.12 Tanaman ini memiliki buah yang berasa sangat asam dan berkulit tipis serta bunga yang berwarna putih. Tanaman ini akan merontokan bunga dan buahnya bila kecepatan angin > 40-48%. Temperatur optimal untuk tanaman ini antara 25-30oC dan kelembapan yang ideal sekitar 70-80%. Tanah yang baik untuk tanaman ini adalah tanah lempung sampai lempung berpasir, humus cukup, air dan udara baik. pH tanah optimum sekitar 6. Tanaman ini juga menyukai air yang mengandung garam 10% dan tumbuh baik dengan kemiringan tanah sekitar 30o.11

Menurut klasifikasi botani, tanaman jeruk nipis adalah sebagai berikut11:

 Divisi : Spermatophyta

 Sub divisi : Angiospermae

 Kelas : Dicotyledonae

 Ordo : Rutales

 Keluarga : Rutaceae

 Genus : Citrus

 Spesies :Citrus sp.

Tanaman jeruk nipis memiliki daun dengan panjang berkisar 4-6 cm, berwarna hijau sampai kuning tua, berbentuk bulat panjang dan tumpul bagian


(18)

5

ujung serta bertekstur agak kaku dengan bagian tepi daun berlekuk keatas.12,13 Berikut ini gambar morfologi tanaman jeruk nipis:

Gambar 2.1 Tanaman Jeruk Nipis

Sumber: www.goree.rice.edu

Gambar 2.2Daun Jeruk Nipis

Sumber :http://www.discoverlife.org

Ekstrak daun Citrus aurantifolia memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti : alkaloid, fenolik, saponin, tannin, steroid dan flavonoid. Senyawa fenolik dan flavonoid tersebut bisa bersifat sebagai antioksidan. Selain bersifat antioksidan daun jeruk nipis juga mempunyai sifat antimikrobakterial.9 Seperti daun jeruk nipis, buah jeruk nipis juga mempunyai efek antioksidan. Buah jeruk nipis juga memiliki efek antimikrobakteri, mencegah penyakit kanker dan


(19)

6

degeneratif karena mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, kumarin dan psoralen.14,15

2.1.2 Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan. Terbagi menjadi dua yaitu simplisia nabati dan hewani.16

2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi 2.1.3.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sedian pekat yang didalamnya terdapat zat aktif yang telah disaring dari simplisia nabati atau hewani menggunakan bantuan pelarut yang sesuai. lalu, semua atau hampir semua pelarut diuapkan hingga tersisa massa atau serbuk yang diperlakukan sedemikian rupa agar memenuhi standar baku yang sudah ditetapkan.16

2.1.3.2 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat-zat dari bahan padat maupun cair menggunakan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan hanya mengekstrak substansi tanpa menyebabkan material lainnya ikut larut. Beberapa pelarut yang sering digunakan adalah etanol, metanol, n-hexana, aseton, benzena, etil asetat dan kloroform.16

Metode ekstraksi menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan panas, yaitu :

 Cara dingin a) Maserasi

Maserasi adalah suatu proses perendaman menggunakan pelarut untuk menyaring simplisia dengan beberapa kali pengadukan. Ada 2 macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik apabila pada saat maserasi dilakukan pegadukan terus-menerus sedangkan


(20)

7

remaserasi adalah dengan menambahkan pelarut setelah maserat pertama disaring dan seterusnya.

b) Perkolasi

Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia dengan memakai pelarut yang selalu baru. Tahapan perkolasi, yaitu : pelembaman bahan, tahap perendaman antara, perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) yang berakhir bila perkolat sudah mencapai 1-5 kali bahan. Perkolasi biasanya dilakukan pada temperatur kamar.16

 Cara panas terdiri dari refluks, digesti, sokletasi, infludasi dan dekoktasi.16 2.1.4 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya, sehingga menyebabkan elektron yang tidak berpasangan berusaha mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang dan berikatan dengan elektron disekitarnya. Bila radikal bebas berikatan dengan elektron dari senyawa kovalen yang umumnya adalah molekul besar seperti lipid, protein dan DNA, maka kerusakan yang terjadi akan lebih parah. Dampak yang terjadi akibat kerja radikal bebas untuk mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil. Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron oleh radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal bebas lainnya. Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat aktivitas radikal bebas, seperti gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang memicu terjadi berbagai penyakit.1

Secara umum terdapat 3 tahapan pembentukan radikal bebas, yaitu1 :

1) Inisiasi (awal pembentukan)

Fe++ + H2O2  Fe+++ + OH-+ .OH


(21)

8

2) Propagasi (pemanjangan rantai radikal)

R2-H + R1.  R2. + R1-H

R3-H + R2.  R3. + R2-H

3) Terminasi (radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lainnya atau dengan penangkapan radikal yang menyebabkan pemanjangan rantainya rendah)

R1. + R1.  R1-R1

R2. + R1.  R2-R1

R2. + R2.  R2-R2dst

2.1.4.1Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan

Pada kondisi fisiologis, jumlah radikal bebas yang rendah dibutuhkan untuk ekspresi gen, pertumbuhan sel dan sebagai pertahanan terhadap infeksi.2 Dampak negatif dari radikal bebas akan terjadi bila mekanisme pertahanan tubuh terhadap radikal bebas menurun.17

Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dengan cara bereaksi dengan nitrat oksida menjadi peroksinitrit1. Pembuluh darah diseluruh tubuh dapat terkena efeknya seingga bisa timbul keadaan seperti:

 Kerusakan pada pembuluh darah yang ada di retina mata menyebabkan penurunan daya penglihatan sampai bisa terjadi kebutaan.

 Kerusakan pada pembuluh darah ginjal di glomerulus menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan bisa berakhir pada gagal ginjal tahap terminal.

 Menurunnya sistem pertahanan tubuh.

 Kerusakan pada pembuluh darah koroner dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.1,5


(22)

9

2.1.5 Antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek negatif radikal bebas dalam tubuh dengan memberikan satu elektronnya kepada senyawa radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan cara mencegah dan menghambatterbentuknya radikal bebas baru, menangkap radikal bebas, pemutusan rantaian dengan memotong propagasi dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Secara umum antioksidan digolongkan menjadi 2 yaitu :

 Antioksidan enzimatis: enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase

 Antioksidan non-enzimatis

-Larut lemak: tokoferol, karatenoid, flavonoid dan quinon

-Larut air: asam askorbat (Vitamin C), asam urat, protein pengikat logam dan aprotein pengikat heme1

Selain itu, antioksidan juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya menjadi 3 kelompok, yaitu :

 Antioksidan Primer

Antioksidan primer adalah senyawa yang mampu dengan cepat memberikan atom hidrogen kepada senyawa radikal bebas sehingga berubah menjadi senyawa stabil dan mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai (polimerasi). Antioksidan primer disebut juga antioksidan enzimatis.

 Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogen atau non-enzimatis. Mekanisme kerjanya dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai radikal bebas atau dengan menangkapnya, sehingga efek negatif radikal bebas bisa dicegah. Sumber makanan yang mengandung antioksidan tersier contohnya adalah sayuran, buah-buahan dan daging merah.


(23)

10

 Antioksidan Tersier

Enzim DNA repair dan metionin sulfoksida reduktase merupakan kelompok antioksidan tersier. Enzim-enzim ini berfungsi sebagai perbaikan biomolekuler sel yang rusak akibat efek radikal bebas.1

Ada juga yang menggolongkan antioksidan berdasarkan sumbernya :

 Antioksidan Alami

Antioksidan yang berasal dari alam didapatkan dari tumbuhan dan telah diisolasi seperti Vitamin C, vitamin E, karoten, polienol bioflavonoid dan katekin.

 Antioksidan Sintetik

Antioksidan Sintetik digunakan untuk memelihara kualitas makanan karena proses oksidasi terutama pada saat penyimpanan. Contohnya BHA (Butylated Hidroxyanisol), BHT (Butylated Hydroxytoluene), TBHQ ( TertierButyl Hidroxy Quinon).18

2.1.5.1 Vitamin C

Vitamin C atau L-asam askorbat termasuk antioksidan yang larut dalam air. Pada keadaan murni, vitamin C (C6H6O6) berbentuk kristal putih dan

mempunyai berat molekul 176,13. Antioksidan vitamin C dapat bereaksi dengan radikal bebas dengan memindahkan satu elektron dan menghasilkan radikal askorbil. Kemudian, radikal askorbil akan berubah menjadi askorbat dan dehidroaskorbat.1

2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan 2.1.6.1 Metode DPPH

DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) merupakan radikal bebas dengan massa molar relatif 394.33 (MrC18H12N5O6 = 394.33), bersifat stabil pada suhu

kamar dan mempunyai panjang gelombang maksimum 515-517 nm.19,20,21 Antioksidan akan memberikan sebagian atom hidrogen ke radikal bebas DPPH agar menjadi lebih stabil (DPPH-H).19 Salah satu senyawa bioaktif yang dapat


(24)

11

diisolasi dan bersifat antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid akan menangkap radikal bebas DPPH. Radikal bebas DPPH akan mengoksidasi flavonoid sehingga terbentuk radikal dengan kereaktifan yang rendah. Flavonoid mendonorkan radikal hidrogen dari cincin aromatik dan menghasilkan radikal flavonoid yang bersifat tidak toksik.22 Berikut ini mekanisme penangkapan aktivitas DPPH oleh antioksidan:

Gambar 2.3 Mekanisme DPPH menjadi DPPH stabil (DPPH-H)

Sumber :EkstrakMethanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. makara sains

Prinsipnya pada metode DPPH melihat perubahan warna DPPH dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas sampel yang mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam, warna larutan semakin berubah menjadi pucat. Perubahan warna selain dapat dilihat secara kualitatif juga bisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis (spektrofotometer ultraviolet visibel) dan dinilai absorbansinya. Pada spektrofotometer akan dilihat perubahan serapan warna (nilai absorbansi). Absorbansi yang baik untuk larutan DPPH adalah kurang dari 1. Tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada sampel dilihat dari nilai efficient concentration (EC50) atau Inhibition Contentration (IC50) yaitu nilai dimana 50% DPPH kehilangan sifat radikal bebasnya. Semakin kecil nilai IC50

semakin tinggi aktivitas antioksidan pada sampel.19,23 Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul DPPH mudah terdegradasi oleh cahaya dan oksigen. Namun, metode DPPH lebih sederhana, akurat, cepat dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.10


(25)

12

2.1.6.2 Metode ABTS

Metode ABTS(2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic acid)untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada makanan atau minuman. Secara kimia, reagen ABTS bersifat stabil, larut dalam air dan lipid. ABTS yang merupakan subtrat peroksidase dapat dioksidasi oleh H2O2 (peroksida) membentuk radikal

kation. Radikal ABTS stabil dapat dibentuk dengan oksidasi kalium persulfat ABTS. Aktivitas penghambatan oleh antioksidan terlihat dari semakin hilang warna ABTS yang diukur absorbansinya dengan spektrofotometer. 24

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa

Deoksiribosa bila terdegradasi akan menghasilkan produk karbonil dan dikarbonil seperti MDA atau malondialdehid. Dalam suasana asam MDA dengan Thiobarbituric acid (TBA) menghasilkan kromagen berwarna merah muda. Semakin banyak deoksiribosa yang terdegradasi maka semakin tinggi kromogen MDA-TBA.25

2.1.6.4 Xantin Oksidase

Uji aktivitas antioksidan metode xantin oksidase menggunakan enzim superoksida dismutase (SOD). Enzim SOD adalah salah satu dari antioksidan endogen yang bekerja dengan mengkatalis radikal O2 (superoksida) menjadi H2O2.

Larutan hasil pencampuran antara larutan ekstrak dengan enzim SOD dan xantin diukur absorbansinya.26

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi

Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang biasa digunakan untuk analisa kuantitatif dan semikualitatif pada laboratorium biokimia. Prinsip kerjanya adalah interaksi cahaya dan materi yaitu adanya penyerapan ultraviolet atau sinar tampak oleh molekul sehingga terjadi eksitasi elektron pada orbital molekul. Spektrofotometer UV-Vis akan melewatkan sinar pada kuvet (wadah berisi larutan), kemudian akan terbaca panjang gelombang larutan dalam satuan nm. Daerah spektrofotometer dibagi menjadi tiga yaitu near UV, Visible dan Very


(26)

13

near Infrared (185-400 nm, 400-700 nm dan 700-1100 nm). Namun seringnya pada rentang 185-900 nm. Dasar pengukuran absorbansi adalah hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi tergantung diameter kuvet (dalam cm), konsentrasi larutan dan koefisien absorpsi molar (L mol-1cm-1). 27


(27)

14

2.2 Kerangka Teori

Daun jeruk nipis memiliki aktivitas antioksidan tergolong

kuat Radikal Bebas

Antioksidan

Endogen Eksogen

Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Terdapat senyawa bioaktif seperti fenol dan flavonoid

Bersifat antioksidan dengan mendonorkan atom hidrogen

DPPH

DPPH menjadi DPPH-H yang lebih stabil

Memiliki elektron yang tidak berpasangan

Semakin banyak aktivitas antioksidan terhadap DPPH

Perubahan warna larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat

Absorbansi diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum DPPH yaitu 515 nm. Absorbansi

baik <1

Perhitungan IC50


(28)

15

2.3 Kerangka konsep

Keterangan : = diteliti

= tidak diteliti

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur

Hasil ukur

1 Konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis

Konsentrasi larutan uji dalam ppm (1 ppm = 1

μg/mL)

V1M1=V2M2 (perbandingan ekstrak dengan mL metanol)

- Numerik 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm 2 Absorbansi

sampel

Nilai absorbansi pada masing-masing sampel

Diukur panjang gelombang dengan alat spektofotometer

Spektofoto meter

Numerik nm

3 IC50 Nilai konsentrasi

ekstrak yang mampu

menghambat aktivitas proses oksidasi sebesar 50 %

Persamaan regresi linier

- Kategorik Ordinal

Klasifikasi Blois:

IC50 < 50

µg/ml = sangat kuat

IC50 50-100

µg/ml = kuat IC50 101-150

µg/ml= sedang IC50 151-200

µg/ml = lemah IC50> 200

µg/ml = tidak aktif Ekstrak daun jeruk nipis Kandungan senyawa bioaktif Bersifat antioksidan Metode DPPH Spektrofotometer UV-Vis analisis


(29)

16

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun jeruk nipis dengan menggunakan metode DPPH.

3.2 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada bulan Maret sampai Agustus 2013

3.3 Sampel

Sebanyak 500 gram daun jeruk nipis yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari pekarangan rumah daerah Jakarta Selatan. Daun dipilih yang tidak terlalu muda dan tua, tidak kering, tidak berjamur, sudah dibersihkan. Kemudian, dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Determinasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan identitas sampel. Hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang diuji benar spesies Citrus aurantifolia. (lampiran 1). Kemudian dibuat larutan ekstraknya dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm yang masing-masing dibuat secara triplo.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat penelitian

Timbangan analitik; tabung reaksi; tabung Erlenmeyer; cawan; gelas ukur; labu ukur 10 mL; kaca arloji; batang pengaduk; botol gelap; gelas beaker;

mikropipet 10, 100, dan 1000 μl; tip 10, 100, 1000 μl; alumunium foil; shaker waterbath; kuvet dan spektrofotometer UV-Vis Hitachi 2,2 solution


(30)

17

3.4.2 Bahan Penelitian

Simplisia, metanol, DPPH, air aquades dan Vitamin C

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati

Daun jeruk nipis basah diambil dari pekarangan rumah daerah Jakarta Selatan (sudah dideterminasi) kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Daun yang telah kering diblender menjadi serbuk daun jeruk nipis. 28

3.5.2 Pembuatan ekstrak daun jeruk nipis

Pembuatan ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dilakukan oleh peneliti di laboratorium biologi dengan menggunakan metode maserasi dan remaserasi yaitu menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. 28 Setelah dilakukan maserasi selama 24 jam dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat kemudian dilakukan evaporasi (penguapan) menggunakan rotator evaporator pada suhu 37oC untuk memisahkan pelarut metanol sehingga didapatkan ektrak kental daun jeruk nipis. Kemudian residu direndam lagi dalam pelarut metanol untuk dilakukan remaserasi.13

3.5.3 Pembuatan Larutan

a) Pembuatan Larutan DPPH 634 μM9

Timbang DPPH sebanyak 0,0015 gram

Larutkan dalam 6 mL metanol

Larutan dikocok hingga homogen kemudian dimasukan ke dalam botol gelap

 Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk memperoleh panjang gelombang maksimum.

b) Pembuatan Larutan kontrol

 Dalam 1800 μL metanol ditambahkan 200 μL larutan DPPH


(31)

18

c) Pembuatan Larutan uji

1. Larutan Induk (1000 ppm)

10 mg ekstrak daun jeruk nipis dilarutkan kedalam 10 mL metanol= 10mg/10 mL = 1 mg/mL = 1000 μg/mL = 1000 ppm 2. Larutan Seri

a) 100 ppm

200 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1800 μL. Kemudian tambahkan 200 μL larutan

DPPH. b)75 ppm

150 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1800 μL. Kemudian tambahkan 200 μL larutan DPPH.

c) 50 ppm

100 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

volumenya 1800 μL. Kemudian tambahkan 200 μL larutan

DPPH. d)25 ppm

50 μL dari larutan 1000 ppm ditambahkan metanol sampai

volumenya 1800 μL. Kemudian tambahkan 200 μL larutan

DPPH.

a. Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)29

Vitamin C berupa serbuk putih didapatkan dari Laboratorium Kimia Obat Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Vitamin C yang digunakan merupakan produk perusahaan VWR.

1. Larutan Induk (100 ppm)

1 mg Vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol = 0,1

mg/mL = 100 μg/ml (ppm).

2. Larutan seri (1,2,3,4 ppm) a) 1 ppm


(32)

19

20 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1800 μL. Kemudian ditambahkan 200 μL larutan DPPH.

b) 2 ppm

40 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1800 μL. Kemudian ditambahkan 200 μL larutan DPPH.

c) 3 ppm

60 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1800 μL. Kemudian ditambahkan 200 μL larutan DPPH.

d) 4 ppm

80 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1800 μL.Kemudian ditambahkan 200 μL larutan DPPH.

3.6 Pengukuran Absorbansi

Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daun jeruk nipis dan larutan standar positif (vitamin C) dikocok menggunakan shaker waterbath dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit dalam keadaan gelap (ditutup alumunium foil). Hal ini dilakukan karena radikal DPPH mudah didegradasi oleh cahaya. Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 515 nm.9 Setelah nilai absorbansinya didapat, dihitung persen hambatan masing-masing larutan dengan menggunakan rumus:9,19,30

% Hambatan = (Abs0– Abssample) x 100%

Abs0

Setelah didapatkan % aktivitas hambatan dicari nilai IC50 melalui persamaan


(33)

20

3.7 Manajemen Analis Data Antioksidan

Data antioksidan pada radikal DPPH (% penghambatan) ekstrak daun jeruk nipis dianalisis dan dihitung nilaiIC50. Semakin kecil nilai IC50 berarti

aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini nilai IC50 dianalisis dan

dihitung mengunakan persamaan regresi linear.19,30,31

Data % hambatan dankonsentrasi larutan digunakan untuk mencari nilai IC50 dengan persamaan regresi linear y= a + bx, dimana y adalah % hambat 50

(senilai 50) dan x adalah nilai IC50. 9,32 Berikut ini tabel mengenai klasifikasi

aktivitas antioksidan menurut Blois:

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan19,21:

No. Nilai IC50 Antioksidan

1. < 50 ppm Sangat kuat

2. 50-100 ppm Kuat

3. 100-150 ppm Sedang


(34)

21 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Daun Jeruk Nipis

Dari hasil ekstraksi didapatkan 31 gram simplisia dari 500 gram daun jeruk yang dikeringkan. Dimana setelah maserasi didapatkan larutan ekstrak sebanyak 480 mL. Metode maserasi dipilih karena prosedurnya sederhana, mudah, murah, cepat dan dapat menghindari kerusakan senyawa bioaktif akibat panas.28,33 Kemudian setelah dilakukan evaporasi didapatkan ekstrak kental daun jeruk nipis sebesar 3,6 gram. Dalam penelitian ini menggunakan pelarut metanol karena berdasarkan penelitian sebelumnya, aktivitas antioksidan daun jeruk nipis lebih baik dengan menggunakan pelarut metanol dibandingkan pelarut lainnya.9 Selain itu, metanol merupakan pelarut polar yang bisa menarik senyawa bioaktif yang bersifat polar seperti flavonoid. Pembuatan ekstrak pada penelitian ini tidak mengukur kadar air dan kadar abu.

Hasil ekstraksi ditentukan oleh luas permukaan dan jenis pelarut. Jenis pelarut dipilih berdasarkan sifat dari senyawa bioaktif simplisia yang akan diambil.29

4.2 Absorbansi dan % Penghambatan

Hasil ekstraksi daun jeruk nipis selanjutnya diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Kemudian dibuat larutan kontrol, larutan seri ekstrak daun jeruk nipis dan larutan seri vitamin C. Setelah diinkubasi akan terlihat secara kualitatif ada tidaknya perubahan warna pada larutan. Berikut ini gambar yang menunjukan perubahan warna larutan seri ekstrak daun jeruk nipis:


(35)

22

Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak konsentrasi 25 ppm ,50 ppm,75 ppm,100 ppm

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa semakin besar konsentrasi semakin terlihat perubahan warna ungu pekat menjadi lebih pucat. Pada konsentrasi 25 ppm dan 50 ppm terlihat warna ungu yang lebih pekat. Hal ini disebabkan baru sedikit elektron bebas pada DPPH yang diikat oleh antioksidan. Pada konsentrasi 75 ppm warna larutan menjadi ungu pucat menunjukan lebih banyak elektron yang diikat. Pada konsentrasi 100 ppm terlihat warna kuning keunguan menunjukan bahwa hampir semua elektron bebas pada DPPH telah berikatan dengan atom hidrogen antioksidan yang ada dalam sampel sehingga mengubah DPPH menjadi DPPH-H yang sudah kehilangan sifat radikal bebasnya.19

Vitamin C sebagai antioksidan digunakan sebagai kontrol positif karena terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat.9 Berikut ini adalah gambar perubahan warna berbagai larutan seri vitamin C:

Gambar 4.2 Larutan seri vitamin C 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm

25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm


(36)

23

Pada gambar 4.2 terlihat pada rangkaian seri tabung adanya perubahan warna menjadi lebih pucat, berarti vitamin C sudah memperlihatkan aktivitas antioksidan pada konsentrasi kecil. Hal ini bisa menunjukan bahwa vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat.

Setelah diamati secara kualitatif, larutan kontrol, larutan seri ekstrak daun jeruk nipis dan larutan seri vitamin C diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang maksimum DPPH yaitu 515 nm. Hal ini untuk mendapatkan nilai absorbansi yang maksimum juga.9 Kemudian dicari % penghambatan masing-masing konsentrasi. Berikut ini nilai absorbansi dan % penghambatan dari setiap konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis dan vitamin C:

Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun jeruk nipis

No Konsentrasi (ppm)

Rata-rata nilai absorbansi

% Penghambatan

1 25 ppm 0,561 9,3 %

2 50 ppm 0,472 23,7 %

3 75 ppm 0,396 36,02 %

4 100 ppm 0,273 55,89 %

*Larutan kontrol = 0,619 nm

Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C

No Konsentrasi (ppm)

Rata-rata nilai absorbansi

% Penghambatan

1 1 ppm 0,561 9,3 % 2 2 ppm 0,498 19.5 %

3 3 ppm 0,389 37,15 %

4 4 ppm 0,283 54,28 % *Larutan kontrol = 0,619

Berdasarkan 4.1 dan 4.2 terlihat semakin besar konsentrasi semakin kecil absorbansinya karena semakin besar konsentrasi larutan, aktivitas antioksidan semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan semakin pudarnya warna DPPH dan semakin besarnya nilai % penghambatan.


(37)

24

Setelah mendapatkan data % penghambatan maka dibuat grafik antara konsentrasi larutan (x) dan % penghambatan (y) dan didapatkan persamaan regresi liniernya. Berikut persamaan regresi linier ekstrak daun jeruk nipis dan vitamin C:

Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak daun jeruk nipis


(38)

25

4.3 Penetapan Nilai IC50

Nilai IC50 dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi linier.

Untuk memudahkan input data maka digunakan microsoft excel untuk mencari persamaan regresi linier. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas

antioksidan.19 Setelah melakuan perhitungan, IC50 daun jeruk nipis dan vitamin C

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai IC50

No Bahan Nilai IC50

1. Ekstrak Daun Jeruk Nipis 93,41 ppm 2. Vitamin C 3,8 ppm

Tabel 4.4 menunjukan ekstrak daun jeruk memiliki nilai IC50 sebesar

93,41 ppm. Berdasarkan klasifikasi Blois termasuk dalam kategori antioksidan kuat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya dimana dengan menggunakan pelarut metanol didapatkan nilai IC50 sebesar 76,9 ppm dan

tergolong antioksidan kuat.9 Lingkungan yang baik dapat mempengaruhi senyawa bioaktif yang terkandung, daun jeruk nipis pada penelitian ini didapatkan dari tanaman jeruk nipis yang tumbuh bebas di pekarangan, berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya daun jeruk nipis berasal dari herbarium yang lingkungan untuk tumbuh sudah dikondisikan dengan baik. Sehingga hasil nilai IC50 lebih kecil dari pada penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan

konsentrasi larutan seri ekstrak daun jeruk nipis yang lebih kecil dari penelitian sebelumnya dan didapatkan hasil aktivitas antioksidan kuat juga. Aktivitas antioksidan yang kuat disebabkan karena daun jeruk nipis banyak mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid.9 Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang tersebar pada tumbuhan dan termasuk senyawa fenolik sehingga cenderung mudah larut dalam pelarut polar.29 Flavonoid bersifat antioksidan sehingga mampu meredam aktivitas radikal hidroksil, superoksidase dan sebagai antilipoperoksidan.14 Berdasarkan tabel diatas juga menunjukan nilai IC50 vitamin


(39)

26

Penelitian uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada daun Citrus aurantium dan Citrus limetta tergolong sedang, sama dengan hasil pada buahnya. Sedangkan untuk aktivitas antioksidan biji kedua jeruk tersebut tergolong kuat.34

Penelitian lain dengan metode yang sama buah jeruk nipis juga memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. 14,15 Pada jeruk keprok, bali dan lemon aktivitas antioksidan dalam pelarut metanol lebih baik dibandingkan pelarut etil asetat dan n-heksana. Pada pelarut metanol tergolong aktivitas antioksidan sedang sedangkan pada etil asetat dan n-heksana aktivitas antioksidan tidak bisa digolongkan dalam kriteria Blois.35

Uji aktivitas antioksidan daun surian dengan metode DPPH didapatkan aktivitas antioksidan tergolong sangat kuat dengan nilai IC50 lebih kecil

dibandingan vitamin C.10

Firman Allah dalam Surah Thaahaa :

"Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan, dan Yang telah menjadikan bagi kalian di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatang kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, bagi orang-orang yang berakal."(Thaahaa [20]: 53-54)

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk implementasi ayat di atas, dimana sebagai orang yang berakal seharusnya kita banyak mencari tahu potensi yang ada di bumi Allah ini. Penelitian ini menunjukan salah satu tanaman yang diturunkan oleh Allah ternyata memiliki dampak yang baik bagi kesehatan.


(40)

27 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada berbagai konsentrasi larutan uji ekstrak daun jeruk nipis didapatkan aktivitas antioksidan. Nilai IC50 ekstrak daun

jeruk nipis sebesar 93,41 ppm tergolong sebagai antioksidan kuat menurut Kriteria Blois.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan antioksidan daun jeruk nipis dengan pelarut air, karena penggunaan pada masyarakat daun jeruk nipis sering direbus untuk dijadikan obat.

2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif ekstrak daun jeruk nipis yang bersifat antioksidan

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai efek daun jeruk nipis lainnya seperti toksisitas dan antimikrobakterial.


(41)

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Winarsi H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: potensi dan aplikasi dalam kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. 2007

2. Kunwar A, Priyadarsini KI. Free radicals, oxidative stress and importance of antioxidants in human health. Journal medical and allied sciences. July 2011;1(2): 53-60

3. Yao Y, Vieira A. Comparative antioxidant properties of citrus species: evidence for potent, non vitamin antioxidants in C.aurantifolia. International journal of food, nutrion and public health. 2011;4(1)

4. Corwin J. E. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2009

5. Kumar V, cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi robbins. Edisi 7. Volume 1. Jakarta: EGC. 2007

6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC. 2000

7. National Cancer Institute. Antioxidant and cancer prevention: fact sheet [serial online] 2004 july [cited 2013 june 15]. available from: URL: www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/prevention/antioxidant

8. Loizzo MR, Tundis R, Bonesi M, Menichini F, De Luca D, Colica C et al. Evaluation of Citrus aurantifolia peel and leaves extracts for their chemical composition, antioxidant and anti-cholinesterase activities. J Sci Food Agric.2012 Dec;92(15):2960-7.

9. Reddy LJ, Jalli RD, Jose B, Gopu S. Evaluation of Antibacterial & Antioxidant Activities of The Leaf Essential Oil & Leaf Extract of Citrus aurantifolia. Asian Journal of Biochemical and Pharmaceutical Research. May 2012;2:346-53

10.Yuhernita, Juniarti. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Methanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Makara Sains. April 2011;15(1): 48-52

11.Prihatman K, editor. Jeruk [serial online] 2000 Pebruary [cited 2013July 22]. Available from: URL: http://www.warintek.ristek.go.id/

12.Rukmana R. Jeruk nipis: prospek agribisnis, budidaya dan pasca panen. Yogyakarta: kanisius. 2003

13.Muhlisah F. Tanaman obat keluarga. Jakarta: penebar swadaya. 1999

14.Sidana J, Saini V, Dahiya S, Nain P, Bala S. A review on citrus: the boon of nature.Journal pharmacy science review and research. Jan-Peb 2013 18(2): 20-27


(42)

29

15.Ghafar MFA, Prasad N, Weng KK, Ismail A. Flavonoid, hespiridine, total phenolic content and antioxidant activities from citrus species. African Journal of Biotechnology. January 2010;9(3) : 326-30

16.Departemen Kesehatan RI. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta : Depkes RI. 2000.hal. 1-12.

17.Gitawati R. Radikal Bebas- Sifat dan Perannya dalam Menimbulkan Kerusakan/Kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran.1995;No.102: 33-36.

18.Ardiansyah. Antioksidan dan Peranannya bagi Kesehatan. Artikel IPTEK.2007 19.Molyneux P. The use of the stable free radical diphenylpicrylydrazyl (DPPH) for

estimating antioxidant activity. Jurnal Science Technology. Mar-Apr 2004;26(2): 212-8

20.Reynertson KA. Phytochemical Analysis of Bioactive Constituens from edible Myrtaceae Fruit, Dissertation. New York : The City University of New York.2007 21.Blois, MS.Antioxidant Determinations By The Use of a Stable Free Radical,

Nature. 1958:1199-200

22.Amic D, Beslo D, Trinajstic, Davidovic. Structure-radical scavenging activity relationships of flavonoids. Croatia Chem Acta 76 (1) : 55-61

23.Kistiana HD, ariviani S, Khasanah LU. Ekstraksi pigmen antosianin buah senggani (Melastoma malabathricum auct. Non linn) dengan variasi jenis pelarut. Jurnal teknosains pakan. Oktober 2012;1(1): 107

24.Ozgen M, Reese Neil R, Artemio Z et al. Modified 2,2-Azino-bis-3 ethylbenzothiazoline-6-sulfonic Acid (ABTS) Method to Measure Antioxidant Capacity of Selected Small Fruits and Comparison to Ferric Reducing Antioxidant

Power (FRAP) and 2,2′-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) Methods. Journal of Agriciultural and Food Chemistry. 2006: 1151-57

25.Halliwell B, Gutteridge JMC. Free Radical in Biology and Medicine. New York: Oxford University Press.2000

26.Mun’im, Negishi O, Ozawa T. Antioxidative compounds from Crotalaria sessiflora. Biosci Biotechnol Biochem. Pebruary 2003;67 (2)

27.Rouessac A. Chemical Analysis Modern Instrumentatiom Methods and Techniques. England : Willey.2004

28.Harborne JB. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata Edisi II. Bandung: ITB Press. 2006.


(43)

30

29.Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The Antioxidant Activity of Wild Medlar (Mespilus germanical) Fruits, Stem Bark and Leaf. African Journal of Biotechnology 10 January 2011;Vol.10(2): 283-9.

30.Widiyarti G, Sundowo A, Hanafi M. The free radical scavenging and anti-hyperglycemic activities of various gambiers available in Indonesian market. Makara Sains.November 2011; 15(2): 129-134

31.Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey and Their Combination. Journal of Pharmacy Research 2009;2(12):1875-1878.

32.Karamian R, Ghasemlou F. Screening of total phenol and flavanoid content, antioxidant and antibacterial activities of the methanolic extracts of three silene species from Iran. Journal of agriculture and crop sciences.2013;5: 305-312

33.Dhiya A, Monica M. Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Buah Jeruk Bali (Citrus maxima Burm.Fz) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazyl). UNESA Journal of Chemistry. September 2012;1(2)

34.Umamaheswari M, Asokkumar K. In Vitro Antioxidant Activities Of Leaves, Fruits And Peel Extract Of Citrus. International Journal of Phytopharmacy. Jan-Peb 2012;2(1): 13-20

35.Wulandari RA , Winarti W. Penampisan Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH Dari Ekstrak Tiga Jenis Daun Jeruk, Suku Rutaceae. FFUP.2011


(44)

31

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Determinasi


(45)

32

Lampiran 2 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50Ekstrak Daun Jeruk Nipis

Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 ekstrak daun jeruk

nipis Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm) Rata-rata Absorbansi (nm)

% penghambatan(Abs0– Abs sampel/

Abs0) x 100% (%)

25  0,559

 0,559

 0,566

0,561

0,619– 0,561x100% = 9,3 % 0,619

50  0,462

 0,463

 0,491

0,472

0,619 – 0,472x100% = 23,7 % 0,619

75  0,385

 0,362

 0,442

0,396

0,619 – 0,396x100% = 36,02 % 0,619

100  0,268

 0,264

 0,288

0,273

0,619 – 0,273x100% = 55,89 % 0,619

Y = a + bx

50 = -6,795 + 0,608X 56,795 = 0,608 X X = IC50 = 93.41


(46)

33

Lampiran 3 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50 Vitamin C

Tabel 6.2 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 Vitamin C

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm) Rata-rata Absorbansi (nm)

% Penghambatan (Abs0– Abs sampel/

Abs0) x 100% (%)

1  0,578

 0,602

 0,503

0,561

0,619– 0,561x100% = 9,3 % 0,619

2  0,484

 0,482

 0,528

0,498

0,619 – 0,498x100% = 19.5 % 0,619

3  0,387

 0,388

 0,392

0,389

0,619 – 0,389x100% = 37,15 % 0,619

4  0,281

 0,280

 0,289

0,283

0,619 – 0,283x100% = 54,28 % 0,619

Y = a + bx

50 = -8,09 + 15,25 x 58.09 = 15,25 x X = IC50 = 3.8


(47)

34

Lampiran 4 Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 6.2 Pengeringan Daun Jeruk Nipis Gambar 6.3 Larutan hasil maserasi

Gambar 6.4 Proses Evaporasi Gambar 6.5 Ekstrak Kental Daun Jeruk Nipis


(48)

35

Lampiran 5 Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Nilam Fajarwati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 06 November 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanah Kusir II RT 10/09 No. 21A, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

E-mail : nilamfw@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

 1999 – 2005 : Sekolah Dasar Negeri 07 Pagi Jakarta

 2005 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Jakarta

 2007 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 06 Jakarta

 2010- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(1)

29.Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The Antioxidant Activity of Wild Medlar (Mespilus germanical) Fruits, Stem Bark and Leaf. African Journal of Biotechnology 10 January 2011;Vol.10(2): 283-9.

30.Widiyarti G, Sundowo A, Hanafi M. The free radical scavenging and anti-hyperglycemic activities of various gambiers available in Indonesian market. Makara Sains.November 2011; 15(2): 129-134

31.Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and Antibacterial Activity of Lichen Extracts, Honey and Their Combination. Journal of Pharmacy Research 2009;2(12):1875-1878.

32.Karamian R, Ghasemlou F. Screening of total phenol and flavanoid content, antioxidant and antibacterial activities of the methanolic extracts of three silene species from Iran. Journal of agriculture and crop sciences.2013;5: 305-312

33.Dhiya A, Monica M. Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Buah Jeruk Bali (Citrus maxima Burm.Fz) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhidrazyl). UNESA Journal of Chemistry. September 2012;1(2)

34.Umamaheswari M, Asokkumar K. In Vitro Antioxidant Activities Of Leaves, Fruits And Peel Extract Of Citrus. International Journal of Phytopharmacy. Jan-Peb 2012;2(1): 13-20

35.Wulandari RA , Winarti W. Penampisan Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH Dari Ekstrak Tiga Jenis Daun Jeruk, Suku Rutaceae. FFUP.2011


(2)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Determinasi


(3)

Lampiran 2 Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50Ekstrak Daun Jeruk Nipis

Tabel 6.1 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 ekstrak daun jeruk

nipis Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm) Rata-rata Absorbansi (nm)

% penghambatan(Abs0– Abs sampel/ Abs0) x 100% (%)

25  0,559

 0,559  0,566

0,561

0,619– 0,561x100% = 9,3 % 0,619

50  0,462

 0,463  0,491

0,472

0,619 – 0,472x100% = 23,7 % 0,619

75  0,385

 0,362  0,442

0,396

0,619 – 0,396x100% = 36,02 % 0,619

100  0,268

 0,264  0,288

0,273

0,619 – 0,273x100% = 55,89 % 0,619

Y = a + bx

50 = -6,795 + 0,608X 56,795 = 0,608 X X = IC50 = 93.41


(4)

Nilai Absorbansi, % Penghambatan dan IC50 Vitamin C

Tabel 6.2 Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50 Vitamin C

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm) Rata-rata Absorbansi (nm)

% Penghambatan (Abs0– Abs sampel/ Abs0) x 100% (%)

1  0,578

 0,602  0,503

0,561

0,619– 0,561x100% = 9,3 % 0,619

2  0,484

 0,482  0,528

0,498

0,619 – 0,498x100% = 19.5 % 0,619

3  0,387

 0,388  0,392

0,389

0,619 – 0,389x100% = 37,15 % 0,619

4  0,281

 0,280  0,289

0,283

0,619 – 0,283x100% = 54,28 % 0,619

Y = a + bx

50 = -8,09 + 15,25 x 58.09 = 15,25 x


(5)

Lampiran 4 Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 6.2 Pengeringan Daun Jeruk Nipis Gambar 6.3 Larutan hasil maserasi

Gambar 6.4 Proses Evaporasi Gambar 6.5 Ekstrak Kental Daun Jeruk Nipis


(6)

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Nilam Fajarwati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 06 November 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanah Kusir II RT 10/09 No. 21A, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

E-mail : nilamfw@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

 1999 – 2005 : Sekolah Dasar Negeri 07 Pagi Jakarta

 2005 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Jakarta

 2007 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 06 Jakarta

 2010- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daging daun lidah buaya (aloe vera) menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

9 74 51

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kunyit (curcuma domestica val) dengan menggunakan metode dpph ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 18 42

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

4 21 80

STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) DENGAN REAGEN 1,1 - DIPHENYL - 2 -PICRYLHYDRAZYL (DPPH).

5 19 17

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN CEPLIKAN (Ruellia tuberosa L.) DENGAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl).

0 1 2

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 14

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 2

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 4

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 13

Pemeriksaan Flavonoid dan Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan (Annona muricata Linn.) Dengan Metode Pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

0 0 3