Kurikulum dalam Proses Belajar Mengajar Pembinaan Kurikulum Pengembangan Kurikulum

21 membangun kehidupan pribadi, agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya Sudjana, 1989 : 2.

2.3.3 Kurikulum dalam Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar adalah interaksi siswa dalam lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru pada siswa, sebagai akibat proses belajar mengajar. Peranan guru dalam pengajaran lebih berorientasi pada fungsi pemimpin belajar. Ia merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan dan mengawasi proses belajar mengajar. Ia harus dapat memilih dan menetapkan strategi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa, lingkungan yang tersedia, serta kondisi pada saat proses itu berlangsung.

2.3.4 Pembinaan Kurikulum

Pembinaan adalah suatu kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada, contohnya jika kita memiliki sebuah rumah maka sehari-hari kita membersihkan rumah, melengkapi perabotnya, mengganti perabotnya yang telah rusak, memperluas dan memperindah pekarangan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pembinaan kurikulum adalah bentuk kegiatan memantapkan dan menyempurnakan pelaksanaan kurikulum yang telah kita miliki agar hasil yang diperoleh lebih baik Natawidjaja, 1979 : 25.

2.3.5 Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah tahap setelah pembinaan kurikulum, yaitu upaya peningkatan nilai tambah pelaksanaan kurikulum di sekolah yang 22 disesuaikan dengan kurikulum potensial. Kurikulum potensial adalah buku kurikulum yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajara GBPP beserta petunjuk pelaksanaanya. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam program pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukanlah semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum juga menyangkut banyak faktor, mempertimbangkan isu-isu mengenai kurikulum, siapa yang dilibatkan, bagaimana prosesnya, apa tujuannya dan kepada siapa kurikulum itu ditujukan Kaber, 1988 : 75. Sekolah hanya melaksanakan kurikulum yang sudah dikembangakan oleh pakar kurikulum berdasarkan pengalaman dan koreksi terhadap kurikulum sebelumnya. Tujuan kurikulum olahraga di Sekolah Menengah Atas SMA, yaitu: 1 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2 Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajmukan budaya dan etnis dan agama. 3 Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas ajar dalam pendidikan jasmani. 4 Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktifitas jasmani dan olahraga juga memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan performan. 5 Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lain melalui pengalaman “fair play dan sportivitas”. 23 6 Menumbuhkan rasa percaya diri self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian terhadap gerak tubuh. 7 Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain. 8 Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan pengembangan jasmani dan pembiasaan pola hidup sehat. 9 Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya. 10 Menumbuhkkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dalam aktivitas jasmani Departemen Pendidikan Nasional 2001 : 8 Jadi kurikulum sangat erat kaitannya dengan keberadaan sarana dan prasarana, tanpa sarana dan prasarana yang menunjang kurikulum tidak akan berjalan dengan baik.

2.4 Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK