Mediakom Edisi 19 Agustus 2009 - [MAJALAH]



Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

Etalase
SuSunan REDaKSI

Mediakom
Penanggung Jawab:
dr. Lily S. Sulistiyowati, MM
Pemimpin Umum:
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
Pimpinan Redaksi:
Drs. Sumardi
Redaksi:
Prawito, SKM, MM (koordinator)
Dra. Hikmandari A., M. Ed.
drg. Anitasari SM
Busroni, S.IP
Dra. Isti Ratnariningsih, MARS
Mety Setiowati, SKM

Aji Muhawarman, ST
Reporter:
Resty Kiantini, SKM, M. Kes.
Sri Wahyuni, S. Sos
Giri Inayah, S. Sos
R. Yanti Ruchiati
Fotografi:
Wayang Mas Jendra, S.Sn
Rifani Sastradipraja, S.Sos
Produksi:
Tim Inke Maris & Associates
Alamat Redaksi:
Pusat Komunikasi Publik
Gedung Departemen Kesehatan RI
Blok A, Ruang 107
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
Telepon:
021-5201590; 021-52907416-9
Fax:

021- 5223002; 021-52960661
Email:
info@puskom.depkes.go.id
kontak@ puskom.depkes.go.id

Redaksi menerima naskah dari
pembaca: dapat dikirim ke alamat
email redaksi

aSI
dan Prestasi
Pembaca yang Budiman,

S

etiap medio Agustus diperingati
sebagai Pekan ASI Sedunia (World
Breastfeeding Week). Sebuah peringatan untuk membangun kesadaran masyarakat dunia betapa
pentingnya ASI bagi kesehatan dan kecerdasan anak-anak.
Kita melihat, kemajuan zaman telah

mempengaruhi perilaku hidup kita, termasuk
perilaku pemberian susu kepada anak-anak.
Faktor kepraktisan, kesibukan, waktu yang terdr. Lily S. Sulistiyowati, MM
batas, ditambah bombardir iklan-iklan, mendorong para ibu-ibu mengambil jalan pintas
memberikan susu formula kepada anak-anak. Terutama bagi wanita pekerja,
terselip anggapan, bahwa susu formula baik-baik saja buat anak mereka.
Oleh karena itu, dalam Mediakom kali ini, kami mengangkat topik utama
tentang ASI dan manfaatnya bagi ibu dan anak. Kami ingin menegaskan
sekali lagi, bahwa ASI adalah asupan gizi yang sangat dibutuhkan anakanak, dan ASI dapat menurunkan angka kematian bayi. Tidak benar jika ada
anggapan memberikan ASI akan menganggu aktivitas sang Ibu. Selain itu,
ada manajemen Laktasi, informasi seputar pemberian ASI.
Masih di bulan Agustus, kita tahu, merupakan hari istimewa bagi bangsa
kita. Seperti biasa menjelang hari kemerdekaan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menyampaikan pidato pengantar RAPBN di hadapan Rapat
Paripurna Luar Biasa DPR. Bagaimana isi pidatonya? Kami tampilkan dalam
rubrik Sorot, berikut dengan pendapat dr. Sjafii Ahmad, MPH, Sesjen Depkes
tentang topik yang sama.
Di samping kedua topik di atas, kami juga menyertakan sebuah penilaian terhadap kinerja Departemen Kesehatan. Bahwa dari hasil survei
mengatakan, hasil pembangunan kesehatan menunjukan perbaikan yang
menggembirakan. Tentu sebuah prestasi membanggakan selayaknya kebanggaan kita terhadap 132 Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan Nasional

yang hadir ke Jakarta baru-baru ini. Mereka terpilih karena telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya.
Harapan kami, semoga apa yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca
setia. Dan, sebagai salam penutup, kami mengucapkan Selamat hari Raya
Idul Fitri; 1 Syawal 1430 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin. l
Redaksi

No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom



Daftar Isi
13
8

34

10

22


28
Cover
Kayla Nastiti Ardiyanto
Foto
Wayang Mas Jendra, S.Sn

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca

7


Stop Press

8

Info Sehat
Suara Keras Hambat Perkembangan Bayi
air Putih amankan Kandung Kemih



Pola Hidup Sehat Menangkal
Penyakit Mematikan

10 Ragam
Menkes Terima Bintang Penghargaan Legiun
Veteran Republik Indonesia
Penghargaan Prada Prameswari untuk
Ibu Siti Fadilah Supari
Peresmian Teater nyamuk,
Pertama Di Indonesia

Karyawan Depkes Peringati
Detik-Detik Proklamasi

13 Media utama
Pekan aSI Sedunia 2009

Olah Raga Berlebihan Menyebabkan Pikun

Releksi Pekan ASI Sedunia

Pengaruh Musik Pada anak

asi Menurunkan angka Kematian Bayi

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

Daftar Isi
49

52


41

60
49
58
42
asi Ekslusif Oleh Ibu Bekerja
Manajemen Laktasi

22 Sorot
Pidato Presiden Pengantar RaPBn 2010
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-64:
Penghargaan Kepada 132 Tenaga Kesehatan
Depkes Siap Melayani Kesehatan Jemaah
Haji Indonesia
Penyakit Miningitis dan Ibadah Haji

34 Potret
Dr utami Rusli Sp.a, MBa,IBCLC

Ketua Sentra Laktasi Indonesia
“ayo, Kembali ke aSI!”

38 Peristiwa
Indonesia Masuki Epidemi Terkonsentrasi
Penularan HIV/aIDS
Global Fund Hibahkan 240 Milyar untuk
Tanggulangi TB di Indonesia
Vaksin Meningitis Dibolehkan MuI
Hati-hati Penggunaan Kantong Plastik
“KRESEK” dan Plastik PVC

Telkomsel Gelar Program “Peluk asa”
Dukung Departemen Kesehatan Perangi
Demam Berdarah

44 nasional
Kesehatan Masyarakat Makin Baik
Kongres Internasional aIDS di Bali:
Indonesia Berhasil Turunkan angka Kematian


52 Daerah
Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
Sulawesi Selatan
Pertama & Satu-satunya di Indonesia
RS Stroke nasional Bukittinggi

60 Siapa Dia
Tika Bisono
dr.Jack
Dr. S. K. amdani Hendarman Supandji,
Sp.S(K), Msc

62 Lentera
Menghargai Orang Lain
Menduduki Kursi

No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom




Surat Pembaca
Tanya :
Bagaimana kiat menjaga kebugaran
tubuh selama menjalankan ibadah
haji secara khusu’ di Tanah Suci ? Terimakasih, kami menantikan jawaban
Redaksi.
Abdullah, Jakarta

Jawab:
Pelaksanaan ibadah haji sebagian
besar adalah aktifitas fisik, sehingga
memerlukan dukungan fisik yang
prima. Untuk memperoleh fisik yang
prima perlu melakukan kegiatan
sebagai berikut:
• Pelihara kesehatan dengan cara
makan, minum dan istirahat yang
cukup.
• Selalu menggunakan masker
untuk melindungi diri dari infeksi
saluran nafas, debu dan penyakit
menular yang menyebar melalui
udara.
• Hindari sengatan / udara dingin
dengan menggunakan, sarung
tangan, kaos kaki, dan pakaian
tebal.
• Banyak minum air putih untuk
mencegah kekurangan cairan
atau dehidrasi.
• Selalu konsultasi masalah kesehatan dengan petugas kesehatan
yang mendampingi.
• Menghindari keracunan makanan, perhatikan warna, bau dan
rasa makanan sebelum dikonsumsi.
• Perhatikan tanggal kadaluarsa
bila membeli makanan.

Tanya :
Apa yang harus dilakukan untuk
menjaga kebugaran bagi jamaah haji
yang sudah berusia lanjut.? Terimakasih
Ammar, Bekasi


Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

Jawab :
Untuk menjaga kebugaran, sebaiknya mengikuti tahapan sebagai
berikut:
• Enam bulan sebelum berangkat
haji, Jamaah harus memeriksakan
diri ke Puskesmas setempat
untuk mengetahui status kesehatan sedini mungkin. Bila ada
penyakit, maka akan dilakukan
perawatan, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan.
• Tiga bulan sebelum berangkat
haji, jamaah harus memeriksakan
diri untuk pemeriksaan lanjutan
di rumah sakit setempat yang
telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan setempat dan pemberian
vaksin miningitis.
• Jamaah harus menjaga kesehatannya dengan melakukan:
a. Berolah raga secara teratur
sesuai dengan kondisi kesehatannya.

b. Melakukan pola makan sesuai
dengan kondisi penyakit.
c. Melakukan konsultasi kesehatan kepada dokter secara berkala sampai keberangkatan.
• Sesampainya di Embarkasi,
jemaah melaporkan kondisi kesehatannya kepada dokter kloter
sehingga mendapat perhatian
dari dokter.
• Di Arab Saudi, jemaah memelihara kesehatan dengan mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dan melakukan ibadah sesuai
dengan kondisi kesehatannya.
• Jika ada keluhan tentang kesehatan, segera mengunjungi
petugas kesehatan pedamping
pada kloter masing-masing.

Stop Press

Lydia Olivia,
Dokter PTT Meninggal Tertembak

S

eorang dokter pegawai
tidak tetap (PTT) Lydia
Olivia Pieter ( 24 tahun),
yang bertugas di Puskesmas Taniwel, Seram
Bagian Barat Provinsi
Maluku meninggal tertembak oleh oknum TNI, pada medio
Agustus lalu. Peristiwa itu terjadi ketika
seorang oknum TNI bernama Lettu Inf.
DRK yang siang itu bertamu di rumah
dinas dr. Lydia hendak mengosongkan
senjatanya, tanpa disengaja senjata itu
meletus dan mengenai dada kiri tubuh
dokter yang baru bertugas sejak April
2009.
Lidya sempat dilarikan ke Puskesmas, tetapi
jiwanya tidak tertolong lagi. Jenazah Dokter PTT
lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tahun 2008 siang itu juga dievakuasi dari Puskesmas
Taniwel melalui jalan darat ke Pendopo Kabupaten
Seram Bagian Barat. Dari pendopo Kabupaten Seram,
jenazah dibawa ke Ambon menggunakan feri. Dari
Ambon jenazah dengan diantar Wagub Maluku Ir. Said
Assegaff dan Kepala Dinas Kesehatan Prov. Maluku dr.
Basalama Atma, M.Kes diterbangkan ke Jakarta untuk
diserahkan kepada Menteri Kesehatan.
Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng
tanggal 13/08/09, jenazah dr. Lydia disambut dr. Budihardja, MPH, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI mewakili Menkes
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) dan Brigjen TNI
Husein Malik mewakili Pengkostrad untuk diserahkan
kepada orang tua almarhum.
”Kita semua kehilangan salah satu putri terbaik
bangsa yang dengan penuh semangat dan dedikasi
yang tinggi mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala pengabdian
terhadap bangsa dan negara”, ujar Menkes dalam
sambutan yang dibacakan dr. Budihardja.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam disertai ucapan terima kasih
atas semua pengabdian yang telah
diberikan almarhumah kepada masyarakat di daerah sangat terpencil,
tambah Menkes.
Pada kesempatan tersebut almarhum dr. Lidya dianugerahi tanda
penghargaan bagi individu yang berjasa dalam bidang kesehatan berupa
Lencana Kestaria Bakti Husada Arutala
yang diterima Ir. Yunus Pieter, ayahanda almarhum. Jenazah disemayamkan
di rumah duka Kompleks TVRI Blok C
No. 50 Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat
sebelum dimakamkan keesokan harinya di Pondok
Rangon Bekasi, Jawa Barat.
Dengan meninggalnya dr. Lidya, 4 pahlawan
kesehatan pada tahun 2009 gugur dalam tugas.
Sebelumnya, pada Januari 2009, dr. Hendy Prakoso, dr.
Boyke Mowoka, dan dr. Wendyansah Sitompul, Sp.OG
juga gugur. Ketika itu “Kapal Motor Risma Jaya” yang
mengangkut 3 dokter dan 24 penumpang lainnya
mengalami kerusakan setelah dihantam ombak besar
dan tenggelam di Muara Kali Aswet Distrik Agast Kabupaten Asmat Provinsi Papua. Ketiganya ditemukan
meninggal dunia. l Smd

No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom



Info Sehat
Suara Keras Hambat Perkembangan Bayi

L

arangan bicara keras-keras
di dekat bayi ternyata ada
dasarnya. Suara percakapan
yang terlampau keras terbukti
bisa menghambat perkembangan bayi. Terutama pada bayi prematur atau yang sedang sakit.
Menurut Dr William Engle, ahli neonatologis dari Riley Hospital, Indianapolis,
AS, suara yang keras membuat jantung
bayi berdenyut terlalu cepat atau sebaliknya, sangat lambat.
Hal itu membuat bayi tidak bisa
beristirahat atau tidur nyenyak. Padahal, semua proses

perkembangan bayi, baik otak maupun
fisik, terjadi justru pada saat bayi istirahat atau tidur.
Fakta itu terungkap dalam penelitiannya di unit perawatan khusus di rumah
sakit tersebut.
’’Bayi tumbuh di antara kondisi tersebut,
selain makan tentunya,’’ ujar Engle.
Karena itu, dia menganjurkan agar
orang tua menyediakan tempat yang
tenang bagi bayi mereka. Tempat yang
tenang, menurutnya, bisa mendorong
otak bayi memproses suara yang masuk
serta mengenal suara ibu mereka. lgiri

air Putih amankan
Kandung Kemih

P

enelitian di AS membuktikan, minum air enam
gelas atau lebih dapat
mengurangi risiko kanker
kandung kemih. Tubuh
kita setiap hari membutuhkan air
sebanyak 2,4 - 2,8 liter agar organorgan tubuh berfungsi sebagaimana
mestinya.



Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

Memang, beberapa makanan
mengandung air, namun sebaiknya
kita minum air putih sebanyak 6 - 8
gelas per harinya agar keseimbangan
cairan tubuh dapat selalu terjaga.
Di Amerika Serikat, penyakit
kanker kandung kemih merupakan
jenis kanker utama keempat yang
umumnya dialami kaum pria. Untuk
kaum perempuan diagnosis kasus kanker kandung kemih hanya
ditemukan seperempat dari kasus di
kalangan laki-laki.
Hingga kini, faktor-faktor pencetus terjadinya risiko kanker kandung
kemih yang sudah terbukti adalah
kebiasaan merokok dan zat kimia penimbul kanker, yang dikenal sebagai
arilamin. Penelitian yang dilakukan di
Universitas Harvard, Boston, Amerika
Serikat, membuktikan bahwa 47.909
laki-laki profesional yang berumur
40 - 75 selama 10 tahun (1986-1996)
mengalami lima kali siklus kanker
kandung kemih. lgiri

Olah Raga
Berlebihan
Menyebabkan Pikun

T

ernyata apa saja yang
berlebihan, selalu
berisiko. Termasuk olah
raga, latihan fisik berat
dalam jangka panjang
bisa memicu penurunan daya
ingat.
Kajian terbaru menunjukkan
para wanita yang berolahraga
keras, seperti lari, renang, dan
senam selama beberapa hari akan
mengalami penurunan memori
dan kemampuan kognisi lainnya. “Padahal, orang terkadang
berpikir porsi banyak berarti lebih
baik,” kata Mary C. Tierney, PhD,
peneliti University of Toronto.
Dalam penelitian yang dipres-

Info Sehat
Pengaruh Musik Pada anak

P

enelitian membuktikan
bahwa musik, terutama
musik klasik, sangat mempengaruhi perkembangan
IQ (Intelegent Quotien) dan
EQ (Emotional Quotien) pada anak.
Seorang anak yang sejak kecil
terbiasa mendengarkan musik
akan lebih berkembang kecerdasan
emosional dan intelegensinya
dibandingkan dengan anak yang
jarang mendengarkan musik. Tingkat
kedisiplinan anak yang sering
mendengarkan musik juga lebih
baik dibandingkan anak yang jarang

mendengarkan musik. Bukan sembarang musik. Yang dimaksud musik
di sini adalah musik yang memiliki
irama dan nada-nada yang teratur.
Dasar-dasar musik klasik secara
umum berasal dari ritme denyut nadi
manusia sehingga ia berperan besar
dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga
manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa
musik klasik yang mengandung
komposisi nada berfluktuasi antara
nada tinggi dan nada rendah akan
merangsang kuadran C pada otak.

Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan
C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik.
Musik sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Musik memiliki
tiga bagian penting yaitu beat, ritme,
dan harmony. Beat mempengaruhi
tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,
sedangkan harmony mempengaruhi
roh. lgiri

Pola Hidup Sehat Menangkal
Penyakit Mematikan

K
entasikan pada Alzheimer’s
Association International Conference on Alzheimer’s Disease,
Juli 2009, disebutkan bahwa responden adalah wanita usia 5063 tahun. Mereka diminta merinci latihan fisik yang dijalani
sejak muda, kemudian di tes
dengan delapan tes daya ingat
dan daya fungsi otak. Hasilnya,
para wanita yang melakukan
latihan fisik keras memiliki daya
ingat dan kemampuan kognisi lebih buruk dibandingkan
mereka yang menjalani latihan
secara moderat. lgiri

ebanyakan kita mengabaikan berbagai anjuran
untuk berhenti merokok,
menjauhi junk food, jaga
berat badan, olahraga
ringan, dan seterusnya. Karena anjuran
itu terlalu sering kita dengar, maka
yang terjadi: masuk telinga kiri keluar
telinga kanan.
Tapi, kali ini anjuran itu harus
didengar. Sebab, penelitian terbaru
menunjukkan orang yang mengikuti
pola hidup sehat bisa menangkal serangan beragam penyakit mematikan.
Penelitian yang dimulai pertengahan 1990-an oleh Earl S. Ford dan
koleganya dari Pusat pemantauan dan
Pencegahan Penyakit Amerika Serikat itu diterbitkan dalam Archives of
Internal Medicine. Para peneliti menganalisis kesehatan, pola hidup, dan
diet pada 23.513 orang berusia 35-65
tahun.
Hasilnya, delapan tahun kemudian,
responden yang menjalankan pola
hidup sehat lebih aman dari penyakit

seperti kanker, diabetes, dan sakit jantung. Rata-rata risiko mereka terkena
penyakit etrsebut 78% lebih rendah
dibandingkan yang tidak melakukan
kebiasaan sehat itu. Sedangkan risiko
penyakit jantung 81% lebih rendah,
serta untuk stroke 50% lebih rendah.
Rekomendasi penelitian: jangan
merokok, berlatih kebugaran, sedikitnya tiga setengah jam per minggu,
tidak kelebihan berat badan, dan terakhir, menajga asupan dengan buahbuahan dan sayuran, serat membatasi
asupan daging. lgiri
(dari berbagai sumber)
No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom



Ragam
Menkes Terima Bintang
Penghargaan Legiun
Veteran Republik Indonesia

M

enteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP
(K) menerima bintang penghargaan dari Legiun
Veteran Republik Indonesia (LVRI yang diberikan
langsung oleh Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Purn.)
Rais Abin Senin, 24 Agustus 2009 di Jakarta.
Menurut Rais Abin, Bintang penghargaan ini diberikan
karena Menkes berjasa luar biasa untuk perkembangan
dan kemajuan LVRI serta kegigihan dalam memperjuangkan kedaulatan bangsa Indonesia di forum internasional
sejalan dengan dharma LVRI. Penghargaan diberikan atas
dasar Surat Keputusan LVRI No. Skep-19/MBLV/IX/04/2009
tentang Penetapan Penganugerahan Bintang Legiun
Veteran Republik Indonesia
Rais Abin mengatakan, Menkes juga dinilai berhasil
meningkatkan efisiensi jaminan kesehatan bagi masyarakat termasuk para veteran, serta berani dalam menentang
hegemoni negara maju di WHO dan juga NAMRU.
Lebih lanjut Rais Abin juga mengharapkan agar
Menkes menindaklanjuti SK Menkes No. 812 tahun 2007
tentang Kebijakan Perawatan Paliatif dengan secepatnya
mengeluarkan petunjuk pelaksanaan (juklak) agar para
pelaksana di lapangan (hospice) dapat lebih efektif dalam
menjalankan tugasnya.
Dalam kesempatan tersebut Siti Fadilah Supari mengatakan sangat tersanjung karena diberikan penghargaan
layaknya seorang pejuang walaupun ia bukan dari kalangan militer. Ia memohon doa mudah-mudahan Allah SWT
masih memperkenankan ia terus berjuang demi kemajuan negara ini karena masih banyak tugas yang belum
selesai dengan tuntas, contohnya mengenai NAMRU. l
Smd/Dodi
10

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

Penghargaan Prada
Prameswari untuk
Siti Fadilah Supari

I

bu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono dan
Menkes Siti Fadilah Supari bersama 6 wanita
lainnya menerima penghargaan sebagai sosok wanita Indonesia yang cantik, anggun, bijaksana, cerdas,
dicintai serta dikagumi keluarga maupun masyarakat
(Prada Prameswari). Penghargaan diserahkan CEO
Mustika Ratu Puteri Kuswisnuwardhani disaksikan
Direktur Utama Mustika Ratu Mooryati Soedibyo di
Jakarta (14/8/2009).
Penghargaan Prada Prameswari diselenggarakan
Mustika Ratu Group sebagai perusahaan jamu dan
kosmetika nasional sebagai wujud kepedulian dan
menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi budaya bangsa
Indonesia. Prada Prameswari bisa diartikan sebagai
“Permaisuri Emas”, tetapi bukan permaisuri sebagai
istri raja. Prada Prameswari dicitrakan sebagai sosok
perempuan Indonesia yang cantik, anggun, bijaksana,
cerdas, dicintai serta dikagumi keluarga maupun
masyarakat.
Pemilihan dilakukan berdasarkan polling yang
dilakukan majalah Femina dan tabloid Nyata selama
Januari – Maret 2009. Selain Ibu Negara dan Menkes,
juga terpilih 6 tokoh lainnya yaitu : Ny. Hartati Murdaya
- Pengusaha Wanita, Krisnina Akbar Tanjung - Penggiat
Budaya, Widyawati Sopan Sopian - Aktris Film, Titiek
Puspa - Artis & Penyanyi, Artika Sari Devi - Aktris Film &
Presenter, serta Nurul Arifin - Artis & Politisi Wanita.
Menkes Siti Fadilah Supari mendapatkan penghar-

Ragam
gaan atas dedikasi, kerja keras dan keberaniannya dalam
bekerja sebagai pribadi, ibu rumah tangga dan juga
pejabat negara. Prestasi Siti Fadilah yang banyak dikagumi terutama kiprahnya sebagai Menkes yang banyak
menghasilkan program-program kesehatan yang pro
rakyat, keberaniannya menghentikan kegiatan NAMRU
di Indonesia serta mereformasi mekanisme virus sharing
yang berlaku di WHO. lSmd/Dodi

Peresmian Teater nyamuk,
Pertama Di Indonesia

Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor.
Masing-masing genus terdiri dari spesimen stadium
telur, larva, pupa dan nyamuk.
Teater yang dibangun dengan dana APBN Departemen Kesehatan didukung penuh pengembangan
dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh
Pemda Kab. Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat
. Sinergi antar sektor menjadi ciri nyata dalam ikon
wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH,
Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis. l
Smd/Iwan

Karyawan Depkes
Peringati Detik-Detik
Proklamasi

D

D

alam upaya memadukan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni antara bidang kesehatan dan
kegiatan pariwisata, tanggal 20 Agustus 2009 lalu
telah diresmikan Mosquito Theater (Teater Nyamuk) di
desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis, Jawa Barat
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Badan Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, Msi, Sp. F(K), keberadaan Teater Nyamuk adalah
upaya Litbangkes mendekatkan diri kepada masyarakat
agar hasil penelitian Badan Litbangkes berdaya guna dan
berhasil guna.
Jadi, dalam Teater Nyamuk ini diberikan fasilitas
gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas
120 orang, ruang multimedia yang berfungsi untuk proses
editing dan dubbing, pusat pelayanan yang berfungsi
sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan tiket serta
penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyimpanan koleksi dan dokumen. Selain itu, sebagai musium
nyamuk pertama di Indonesia, dihiasi replikasi nyamuk
ukuran besar pada dinding utamanya. Ada enam genus
koleksi nyamuk yang dimiliki museum ini yaitu : Aedes,

alam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
ke-64 Proklamasi Republik Indonesia tanggal
17 Agustus 2009, Departemen Kesehatan RI
menyelenggarakan Upacara Bendera yang dipimpin
langsung Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari,
Sp.JP (K) dan dihadiri oleh para pejabat Eselon I, II, III, IV
dan pejabat di lingkungan UPT Depkes di Jakarta serta
para pegawai di lingkungan Departemen Kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut Menkes secara simbolis menyerahkan penghargaan kepada 9 orang
yang berjasa di bidang kesehatan. Penghargaan
yang diserahkan berupa 7 orang memperoleh tanda
kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden

Karyawan Depkes mengikuti
peringatan detik-detik proklamasi.

No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom

11

Ragam
yaitu : dr. H. Suwandi Makmur, MM,
Pembina Utama Madya, Inspektur
III pada Itjen Depkes, (30 tahun), dr.
Nani Kurniani, Sp.S (K), Pembina
Tingkat I, Dokter Madya pada RSUP
Hasan Sadikin Bandung, (30 tahun),
Drs. Baim Heryadie, M.Pd, Pembina
Tingkat I, Widyaiswara Madya pada
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto, (30 tahun), Dwi Ngaipah, Penata,

Analis Kepegawaian Penyelia pada
Biro Kepegawaian Setjen Depkes,
(30 tahun), Bagus Abimanyu, S.Si,
M.Pd, Penata, Lektor pada Poltekkes
Semarang, (20 tahun), Yeni Sukmaheryani, Penata, Perawat Penyelia
pada RSUP Persabahatan, (20 tahun),
dan Ni Kadek Efriyani Penata Muda,
Perawat Pelaksana Lanjutan pada
RSUP Sanglah Denpasar.

Sedangkan yang menerima
kehormatan Bakti Karya Husada Tri
Windu dan Dwi Windu dari Menkes
yaitu Supandi, Penata Muda Tingkat
I, Pelaksana Tata Usaha pada RSUP
Persahabatan Jakarta dan Ati Surya
Mediawati, S.Kp, M.Kep, Pembina
pada RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. lSmd/iw

Konsolidasi Puskom Publik

U

ntuk meningkatkan kualitas
kerja, menambah daya tahan
dan stamina kerja, bulan Juli
2009 lalu , seluruh karyawan Puskom
Publik melakukan kegiatan bersama
“konsolidasi staf di pulau Dewata,
Bali. Kegiatan ini sekaligus untuk
refreshing bersama, mengingat ritme
kerja Unit Depkes sangat padat, harus cepat dan tepat, dan menguras
tenaga serta pikiran.
Demi mendapatkan penyegaran
sekaligus pencerahan pemikiran
mengelola pekerjaan, sekaligus
rekreasi bersama, maka Puskom
Publik meluangkan waktu untuk
kegiatan bersama, yang diisi dengan
pelatihan dan pencerahan internal.
Pada hari pertama, seluruh staf
mendapat pencerahan tentang
“Leadership in Team Building” oleh Dr.
Abdullah Rudolf Smit, CTM. Digambarkannya, bahwa kepemimpinan
1

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

model Elang itu memang baik, tapi
kepemimpinan Angsa lebih baik lagi.
Mengapa? Elang, memang kuat, hebat, berani tapi seorang diri. Banyak
kelemahan, apalagi Elang itu mati,
tak ada pengganti. Berbeda dengan
Angsa. Ia akan selalu bekerja dalam
tim yang solid. Satu sama lain saling
menguatkan, mengisi. Bila ada salah
satu anggota yang lemah, kemudian
beristirahat, maka anggota lain akan
segera mengisi formasi kekosongan.
“Kepemimpinan model Angsa lebih
unggul,” tegas Rudolf.
Selain itu, berlangsung pula
acara “Curhat”. Kegiatan ini dimasudkan untuk mengeluarkan seluruh
perasaan duka, penat dan kekesalan akibat pekerjaan dan interaksi
selama bekerja. Pada sesi ini, Ibu Lily
Sulistyowati, sebagai Kepala Puskom
Publik memberi pengantar terlebih
dahulu. Berikutnya seluruh per-

wakilan bagian dan bidang menyampaikan uneg-uneg. Awalnya, mereka
merasa enggan, tapi sesi berikutnya
suasana menjadi terbuka dan penuh
kekeluargaan. Semua yang mengganjal perasaan terungkap dalam
sesi ini tanpa beban.
Untuk menambah soliditas,
peserta mengunjungi berbagai tempat wisata. Mulai dari museum Goa
gajah, Ulu Watu, Legian, Tampak siring dan Dream Land. Tak ketinggalan
menyaksikan pertunjukan tari Kecak
yang melibatkan personil 80 an
orang. Dalam setiap kesempatan sisipan kegiatannya memang belanja.
Bali memang bukan hanya tempat
wisata, tapi juga surga belanja bagi
mereka yang punya kantong tebal
untuk menebar uang di toko-toko
dan pasar-pasar yang tersebar di
setiap tempat. lpra

Media Utama

Media
utama

Pekan ASI
Sedunia 2009:

Mereka
Berhak
Mendapatkannya
Dengan tema ”Breastfeeding: A Vital Emergency Response” (Menyusui : Respon Vital dalam Keadaan Darurat) pada peringatan
Pekan ASI Sedunia 2009 yang jatuh pada bulan Agustus 2009, dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan dukungan kita terhadap keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya secara eksklusif
selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom

1

Media Utama

T

ema di atas mengandung makna bahwa
dalam situasi apapun,
ibu harus senantiasa didukung untuk
tetap dapat menyusui bayinya. Sebab,
mendapatkan ASI merupakan hak
anak agar dapat bertumbuh kembang secara optimal. Pemberian ASI
juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani, dan
perkembangan emosional. Karena
selama disusui dalam dekapan ibu,
bayi bersentuhan langsung dengan
ibu, dan mendapatkan kehangatan
kasih sayang dan rasa aman.
Namun, harus diakui, masih banyak bayi yang belum mendapatkan
ASI. Di Indonesia, hanya 40% bayi
yang diberikan ASI eksklusif. Promosi
susu formula yang gencar menyebabkan banyak ibu maupun petugas
kesehatan memilih memakai susu
formula yang mahal daripada menggunakan ASI. Dukungan keluarga
juga masih kurang. Padahal, seorang
ibu yang ingin menyusui bayinya
dengan sukses perlu mendapat

dukungan, gizi yang baik dan perawatan sejak ia hamil sampai melahirkan dan menyusui.
Terkait dengan tema besar pekan
ASI Sedunia 2009, kebutuhan ASI
semakin mutlak dibutuhkan karena
Indonesia sering menghadapi situasi
darurat. Pada saat itu, seringkali pemberian ASI kepada bayi-bayi justru
sering dilupakan. Dalam keadaan darurat, semua sibuk menyediakan susu
formula yang bisa berakibat diare
yang membahayakan bayi itu sendiri.
Ada banyak alsan mengapa
penggunaan ASI di Indonesia khususnya dalam situasi darurat masih
terbatas. Pertama, faktor sosial
budaya; Kedua, kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
tetap memberikan ASI dalam situasi
darurat; Tiga, jajaran kesehatan yang
belum sepenuhnya mendukung
penggunaan ASI saat terjadi situasi
darurat; Empat, gencarnya bantuan
susu formula yang masuk; Lima,
kurangnya pengetahuan dan komitmen pemberi bantuan dan penerima
bantuan akan pentingnya tetap
menyusui dalam situasi darurat; dan

enam, kurangnya dukungan dari masyarakat termasuk dalam hal memberikan tempat dan kesempatan
bagi ibu menyusui berupa shelter
khusus untuk memerah ASI nya.
Sesungguhnya, dalam situasi
apapun, hampir semua ibu dapat
menyusui bila dibantu untuk memperoleh rasa percaya diri, rasa aman,
rasa tenang serta diberi informasi
mengenai tehnik menyusui yang
benar serta adanya shelter/ tempat
dan prioritas mendapatkan air bersih
untuk ibu dan anaknya saat situasi
darurat terjadi. Untuk itu, sejalan dengan Tema Pekan ASI Sedunia tahun
2009 ini, yang mengangkat pentingnya dukungan bagi ibu tetap menyusui dalam situasi darurat, diharapkan
komitmen dan tekad yang kuat dari
berbagai pihak untuk bersama-sama
memberikan dukungan bagi ibu
untuk tetap menyusui dan mengupayakan peningkatan pemberian
ASI Ekslusif 6 bulan dan dilanjutkan
Pemberian ASI dengan makanan
pendamping ASI yang berkualitas
hingga anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar. ldhp

Releksi
Pekan aSI
Sedunia

1

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

S

esibuk dan setinggi apa pun karier seorang
ibu, ia memiliki tugas melekat memberikan Air
Susu Ibu (ASI) kepada anak-anaknya. Karena itu
adalah hal yang logis jika mereka berusaha agar
ASI tetap lancar. Lebih dari itu, ASI adalah karunia
Tuhan yang sangat besar untuk diberikan kepada anak, mudah dicerna, siap pakai setiap saat,

Media Utama
aman dari kuman, tidak basi, serta
tersedia dalam suhu optimal sesuai
kebutuhan bayi. Di samping itu ASI
merupakan dasar hidup sehat dan
makanan terbaik di awal kehidupan
seorang anak. Sekaligus hak yang
mendasar bagi anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,
demi kepentingan kesehatan dan
kualitas kehidupan masa depannya.
Bagaimana tidak? Karena menurut ahli kesehatan, ASI mengandung
semua zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan bayi. Kandungan
tersebut antara lain 87 persen air, 700
kalori/lt, 1,2 persen protein, 3,8 persen
lemak, dan 7,0 persen laktosa, serta
beberapa jenis vitamin, mineral, dan
gizi yang sesuai kebutuhan bayi.
ASI juga mengandung berbagai
zat kekebalan, seperti imunoglobulin,
lisosim, faktor bifiduz, dan zat-zat lain
yang memberikan kekebalan pasif
terhadap beberapa penyakit tertentu, serta berguna untuk menekan
pertumbuhan bakteri usus. Beberapa
penelitian juga menunjukkan, bahwa
ASI dapat mengurangi risiko kesukaran seperti gangguan pernapasan
seperti batuk, pilek, dan pnemonia,
gangguan pencernaan, dll.
Lebih dari itu juga mengandung
zat-zat yang diperlukan untuk
perkembangan kecerdasan otak.
Demikian pula bagi ibu yang menyusui, pemberian ASI memiliki banyak
manfaat, khususnya yang berkaitan
dengan pemulihan kesehatan. Antara
lain mencegah pendarahan setelah
melahirkan, sehingga mengurangi
kemungkinan anemia, menjarangkan/
menunda kehamilan, serta mengurangi risiko terkena kanker rahim dan
kanker payudara.
Pemberian ASI juga dapat mempererat jalinan kasih sayang antara
ibu dan anak, serta menimbulkan rasa
aman dan kedekatan emosional yang
kuat. Dalam dekapan ibu, bayi akan
merasakan kehangatan dan perlindungan. Begitu pula sebaliknya, ibu
menyusui akan merasakan puas dan

ASI turut serta berpengaruh terhadap
kepribadian anakanak. Bahkan RA
Kartini, tokoh emansipasi wanita pun
menyebutkan, bahwa kejahatan dan
kebaikan manusia
terberikan melalui
air susu ibu

bahagia, karena dapat memberikan
yang terbaik bagi buah hatinya. Sesungguhnya apabila dalam menyusui
dihayati, akan menumbuhkan kebahagiaan yang terwujud dalam bentuk
kasih sayang murni.
Sentuhan kulit, detak jantung ibu
yang telah lama dikenal bayi, akan
meningkatkan kemesraan. Berpadunya unsur fisik dan psikis antara ibu
dan anak tersebut, semakin memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang
di antara mereka. Dalam kaitan ini,
Sigmund Freud, tokoh terapi psikoanalitik menyatakan, bahwa menghisap buah dada ibu (menyusu)
dalam tahun pertama kehidupan,
yang disebut fase oral, memuaskan
kebutuhan bayi akan makanan dan
kesenangannya.
Dampak psikologisnya, menimbulkan rasa sayang, nyaman, percaya
dan berani menjangkau orang lain,
sehingga menumbuhkan kemampuan membangun dan memelihara
hubungan yang akrab. Semua itu
berdayaguna sebagai dasar perkembangan emosi anak di kemudian hari.
Sebaliknya, kerakusan dan keserakahan bisa berkembang sebagai
akibat kurang memperoleh makanan

dan cinta pada tahun-tahun awal
kehidupan. Ini karena tugas perkembangan pertama fase oral adalah
memperoleh rasa percaya, percaya
kepada orang lain, dunia, dan kepada
diri sendiri. Dan cinta adalah perlindungan terbaik dari ketakutan, dan
ketidakamanan.
Itu mengandung makna, betapa
ASI turut serta berpengaruh terhadap
kepribadian anak-anak. Bahkan RA
Kartini, tokoh emansipasi wanita pun
menyebutkan, bahwa kejahatan dan
kebaikan manusia terberikan melalui
air susu ibu (Nota Kartini untuk Rooseboom dalam Sulastin, 1977:388).
Selain itu, dari sisi ekonomi pun
menyusui banyak manfaatnya. Secara
ekonomis, jelas lebih murah karena
tidak perlu membeli susu formula,
botol, dan perlengkapannya, sehingga
mengurangi biaya pengeluaran
belanja dan menghemat. Terlebih ASI
dapat mencegah infeksi, sehingga
mengurangi pengeluaran biaya untuk
bayi sakit. Di samping itu juga ramah
lingkungan karena tidak menimbulkan sampah sisa kaleng atau dos susu.
Pun, praktis karena tidak perlu repot
mencuci botol dan dot.
Bagi negara, pemberian ASI
mendukung terwujudnya SDM yang
berkualitas, mengurangi sampah,
menekan angka kesakitan dan
kematian bayi, serta meningkatkan
ekonomi keluarga. Ironisnya, kenyataan menunjukkan masih adanya
sebagian kaum ibu yang enggan
memberikan ASI kepada putra-putrinya, seperti menunda menyusui, membatasi dan memberikan
makanan/minuman lain sebelum
bayi berusia enam bulan. Alasannya
antara lain, tidak mau repot, tidak
yakin kalau dapat menyusui, kurang
percaya diri bahwa ASI cukup untuk
bayinya, takut jika bentuk tubuh utamanya payudara berubah sehingga
kelangsingan tubuh dan kemolekannya menjadi berkurang, ibu kembali bekerja setelah cuti, gencarnya
promosi susu formula, dll.
No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom

1

Media Utama
Belum lagi adanya perilaku menyusui yang kurang mendukung, misalnya membuang kolostrum karena
dianggap tidak bersih, dsb. Disinilah
perlunya dukungan suami dan
keluarga dalam membantu menyelesaikan masalah pemberian ASI. Suami
dalam hal ini memiliki peran yang
besar, khususnya dalam memberikan
perhatian, cinta dan kasih sayang
kepada istri yang menyusui.
Ini karena hampir semua ibu dapat
menyusui bila dibantu dengan me-

numbuhkan rasa percaya diri, serta
teknik menyusui yang benar. Perhatian tersebut di antaranya melalui
pemberian motivasi kepada istri agar
mau menyusui bayinya, serta jangan
mengkhawatirkan perubahan bentuk
mamae.
Kesetiaan untuk tidak akan
mengurangi cinta dan tidak akan
berpaling meski bentuk tubuh mengalami perubahan, adalah dukungan
yang sangat diperlukan bagi istri. Dukungan lainnya yaitu saat ibu harus

menyusui pada malam hari dalam
kondisi mengantuk, terlebih saat
bayi dalam keadaan rewel.
Untuk itulah, peningkatan pemberian ASI harus terus digalakkan.
Mendukung Deklarasi Innocenti 1990
(Italia) tentang perlindungan, promosi
dan dukungan terhadap pemberian
ASI, antara lain melalui Pekan ASI sedunia, yang berlangsung dari tanggal
1 Agustus setiap tahunnya. l
(Sumber: http://www.wawasandigital.com)

aSI Menurunkan
angka Kematian Bayi
Dalam empat tahun terakhir pemerintah
berhasil menurunkan angka kematian bayi
(AKB) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2004 menjadi 26,9 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007

P

enurunan ini menurut Direktur Bina Gizi
Masyarakat dr. Ina
Hernawati karena ibu
hamil dan ibu menyusui sudah semakin
paham mengenai
pentingnya pemberian ASI eklsusif
(hanya ASI saja) sampai bayi berusia
6 bulan.
Untuk memastikan setiap ibu
hamil mengerti tentang pentingnya
pemberian ASI ekslusif, Depkes telah
mengeluarkan buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA). Penerbitan buku
ini merupakan salah satu kebijakan
dan komitmen Menteri Kesehatan
untuk menurunkan angka kematian

1

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

ibu dan bayi. Setiap ibu hamil wajib
memilikinya. Di dalam buku tersebut
termuat pesan-pesan tentang ASI.
“Melalui buku ini, informasi untuk
memberikan ASI eksklusif mulai
diberikan sejak dini, yaitu sejak awal
kehamilan. Setiap ibu hamil begitu
kontak pertama dengan tenaga
kesehatan akan mendapat buku KIA.
Tahun ini sudah dicetak 5 juta buku
yang diberikan kepada ibu hamil
di seluruh Indonesia. Distribusinya
bisa lewat bidan praktek swasta,
Puskesmas, fasilitas ksesehatan dan
sebagainya,” jelas dr. Ina.
Dr. Ina mengakui, sosialisasi
menyusui ekslusif perlu waktu untuk
mencapai hasil optimal karena ini

menyangkut perubahan perilaku.
“Perlu strategi untuk memuluskan
program ini, yaitu melalui permberdayaan masyarakat. Saat ini sudah
mulai ada kelompok-kelompok ASI.
Konselor ASI juga sudah mulai banyak. Sekarang sedang ada pelatihan
lagi di Bandung. Pesertanya dari 6
propinsi”, jelas dr. Ina.

Media Utama
"Sosialisasi menyusui
ekslusif perlu waktu
untuk mencapai hasil
optimal karena ini
menyangkut perubahan perilaku."
dr. Ina Hernawati

Menurut dr. Ina, sedikit demi
sedikit perilaku masyarakat sudah
mulai berubah.
“Sudah semakin banyak orang
yang sadar, semakin banyak orang
yang minta pelayanan. Hal ini ditunjukan dari angka-angka yang terus
meningkat dibandingkan sebelumnya. Media massa juga mulai berperan”, jelasnya.
Dr. Utami Rusli, Sp.A dari Indonesian Breastfeeding Center menghitung andai dalam satu tahun, selama
6 bulan bayi diberikan ASI Exclusive
saja, maka 18,03 trilyun dana pemerintah dapat dihemat.
Jika melihat persentase, angka
kematian bayi baru lahir bisa ditekan
22% jika diberi ASI selama 6 bulan,
Jika bayi diberi ASI sampai 11 bulan
diturunkan lagi tingkat kematian
13% dan jika dilanjutkan sampai usia
bayi 2 tahun bisa diturunkan lagi 6%
angka kematian. Totalnya 41% kematian balita dapat ditekan jika diberi
ASI sampai usia 2 tahun tentunya
ditambah makanan pendamping ASI
setelah bayi berusia 6 bulan keatas.
AKB di Indonesia memang masih
lebih tinggi dibandingkan dengan
negara tetangga. Di Filiphina AKB
mencapai 18 per 1.000 kelahiran
hidup sementara di Singapura hanya
1 bayi meninggal per 1.000 kelahiran
hidup.
Sementara menurut laporan The
World Health Report tahun 2005, tiap

6 menit 1 bayi Indonesia dibawah
usia 28 hari meninggal dunia. Ini
lebih kecil dibanding laporan yang
sama untuk tingkat dunia bahwa
setiap hari 430 balita meninggal dan
jika dikalkulasi setiap 2,5 menit, 1
balita meninggal.
Kesadaran ibu untuk memberikan
ASI eksklusif dan kesadaran tenaga
kesehatan untuk tidak mempromosikan penggunaan susu formula bagi
bayi baru lahir akan berperan besar
untuk semakin menurunkan AKB di
negeri ini. Sesungguhnya Menkes
sudah membuat aturan tentang
pemasaran susu formula melalui
Surat Keputusan No. 237/Menkes/SK/
IV/1997.
Dr. Dien Sanyoto Besar dari Badan
Pekerja Peningkatan Penggunaan
ASI menambahkan, susu formula
yang gencar dipromosikan di berbagai media dengan berbagai kemasan
dan manfaat yang dapat menarik
perhatian para orang tua, membuat
mereka memilih mengonsumsi susu
formula bagi bayinya.
Selain melalui iklan di media dan
promosi di pertokoan, para produsen
susu formula juga aktif berpromosi
di rumah sakit serta melalui petugas
pelayan kesehatan, seperti dokter
dan bidan.
“Seharusnya bayi yang baru

dilahirkan ditaruh di dada ibunya
agar refleksnya berkembang dan
produksi susu ibunya meningkat,
tapi ini malah justru dipisahkan, ada
yang sehari kemudian baru dipertemukan,” tuturnya.
Padahal berdasarkan rekomendasi internasional, bayi yang baru lahir
harus langsung diberi ASI, maksimal
satu jam setelah lahir. “Nyatanya banyak yang justru diberi susu formula
dengan alasan susu ibu tidak keluar”,
tambah dr. Dien.
Ditambahkan oleh Dien, pelanggaran lain yang dibuat pihak RS
adalah pemberian sampel susu
kaleng secara gratis pada pasien. “Ibu
yang baru pulang dari RS banyak
yang diberi oleh-oleh susu kaleng
gratis,” ujarnya.
Menurut Dien, kini semakin banyak ibu-ibu yang tidak percaya diri
dengan manfaat dari kandungan ASI
akibat pengaruh iklan yang mengidealkan kandungan zat gizi terdapat
dalam susu formula. “Tidak ada ASI
yang tidak bagus, bahkan ASI mengandung zat yang meningkatkan
kekebalan tubuh bayi,” paparnya.
Padahal, hanya ASI yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan bayi,
dan keunggulannya tidak bisa digantikan oleh susu lain. ASI aman, bersih,
dan mengandung zat-zat kekebalan
No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom

1

Media Utama
“Tidak ada ASI yang
tidak bagus, bahkan
ASI mengandung zat
yang meningkatkan
kekebalan tubuh
bayi,”
Dr. Dien Sanyoto

tubuh yang dapat melindungi bayi
dari berbagi macam penyakit dan
infeksi. ASI juga tersedia setiap saat
dan gratis.
Semua ibu bisa memberi ASI bagi
bayinya. Hanya 1 dari 1.000 yang ASI-

nya tidak keluar karena benar-benar
bermasalah. Kegagalan pemberian
ASI ekslusif terkait informasi yang belum sampai dan belum banyak tenaga kesehatan yang bisa menolong.
Tuhan telah menciptakan ASI se-

bagai sumber kehidupan bagi bayi. Di
dalamnya lengkap terdapat berbagai
kandungan gizi, vitamin dan mineral
serta lemak. Maka tak terbantahkan,
bahwa ASI memang yang terbaik bagi
bayi, termasuk pada wanita dengan
gizi buruk sekalipun, ASI tetap yang
terbaik untuk anaknya.
gi dari berbagai sumber

ASI Ekslusif

untuk Ibu Bekerja

D

r. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar
ASI, meyakinkan bahwa setelah masa
cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu
hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan
belum siap mencerna makanan selain
air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan
sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika
diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih
cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya,”
tegas Utami.
Pemberian ASI selama di tempat kerja telah diatur
pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Bersama
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri
tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan.
Dalam Peraturan Bersama tersebut, pemerintah men1

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

dorong pengusaha dan serikat pekerja termasuk serikat
buruh untuk memasukkan tata cara pemberian ASI
dalam perjanjian kerja antara perusahaan dengan karyawannya. Pengusaha juga diminta untuk menyediakan
fasilitas bagi ibu yang ingin menyusui atau memeras
ASInya. Dengan kebijaksanaan perusahaan dan fasilitas
yang memadai seperti ruangan tertutup untuk menyusui
atau memeras ASI dan lemari es untuk menyimpan ASI
perah, ibu bekerja tidak perlu khawatir lagi.
Setiap bayi berhak untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal baik fisik, mental spiritual maupun
kecerdasannya. Delapan puluh persen perkembangan
otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia
3 tahun. Oleh karena itu, pemberian ASI ekslusif selama
6 bulan dan diteruskan sampai anak berusia 2 tahun,
merupakan upaya ibu memenuhi hak anak dan bayinya.

Media Utama
Beri aSI Perah
Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah
halangan untuk memberikan yang
terbaik bagi bayi, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. “Ibu tetap
bisa memberikan ASI perah, yakni
ASI yang diperas dari payudara, lalu
diberikan pada bayi saat ibu bekerja
di kantor,” jelas dr. Utami Rusli.
ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk disimpan dan nantinya
diberikan pada bayi. Apa tidak basi?
Menurut Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang
benar, ASI tidak akan basi. Misalnya,
ASI tahan disimpan di dalam suhu
ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan
di thermos yang diberi es batu, bisa
tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau
disimpan di lemari es ketahanannya
meningkat hingga 2 minggu dengan
suhu kulkas yang bervariasi. Jika
disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka,
ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada
freezer dengan pintu terpisah dari
kulkas dan suhu bisa dijaga dengan
konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.
Memerah ASI bukan hal yang sulit,
bahkan tidak selalu membutuhkan
alat khusus atau pompa ASI. Cukup
dengan pijitan dua jari sendiri, ASI
bisa keluar lancar. Memang membutuhkan waktu, yakni masingmasing payudara 15 menit. ASI ini
bisa diberikan untuk bayi keesokan
harinya. Tampung ASI tersebut di
sebuah wadah, lalu tandai setiap
wadah dengan spidol sesuai waktu
pemerahan, misal plastik pertama,
kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai
urutan pemerahan.

Persiapan dan
Pemberian
Untuk memberi bayi ASI perahan,
jauh-jauh hari sebelum masa cuti ber-

akhir ibu memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi
jika si buah hati merupakan anak
pertama. Berat meninggalkannya.
Apalagi siang hari tak bersama dan
tak menyusui.
Mempersiapkan diri sendiri
menjadi penting. Pertama, adalah
mempersiapkan mental untuk
meninggalkan bayi dan memupuk
rasa percaya bahwa ia akan baikbaik saja di rumah. Kedua, persiapan
dengan mulai belajar memerah dua
minggu sebelum cuti berakhir. Ketika
bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah
payudara lalu simpan di kulkas. Esok
siang, ASI perah tersebut bisa ibu
berikan pada bayi.
Untuk mempersiapkan bayi, ibu
harus memulai membiasakan bayi
diberi ASI perahan dengan sendok,
bukan botol susu. “Berikan dengan
cara menyuapinya dengan sendok
agar bayi tidak bingung puting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bingung puting,” jelas Utami. Bingung
puting terjadi jika ibu yang biasa
memberi ASI lewat payudara, lalu
bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat payudara
lagi bayi kemungkinan menolaknya.
Ini lantaran, dot botol lebih lancar
mengeluarkan susu dibandingkan
lewat payudara.

Persiapkan
Mental ‘Pengasuh’
Tetap memberi ASI selama ibu
bekerja di kantor berarti ibu harus
menjalin kerjasama dengan pengasuh. Ini tentu tidak mudah. Apalagi
jika yang ibu percayai merawatnya
adalah orangtua sendiri atau mertua.
Kalau mereka tidak punya pemahaman yang sama tentang pemberian
dan manfaat ASI eksklusif, ditambah
pengalaman mereka dulu mungkin
akan sedikit menyulitkan.
“Tapi, jangan menyerah. Pelanpelan jelaskan sama ibu atau ibu
mertua tentang pentingnya ASI
eksklusif, dan bahwa usus bayi belum
siap mencerna makanan. Begitu juga
jelaskan pada pengasuh, kerjasama
orangtua dengan pengasuh di rumah ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif”, terang
dr. Utami.
Memang di hari-hari pertama
pemberian susu perah dengan
sendok, bayi mungkin menolaknya.
Ia bahkan bisa cemas dan gelisah.
Namun, jangan khawatir, 3 atau 4
hari setelahnya bayi akan terbiasa.
Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu
dengan sendok. Jadi, tak perlu resah
jika harus kembali bekerja, bukan? l
gi dari berbagai sumber

No.XIX/AGUSTUS/2009 Mediakom

1

Media Utama
Tia N. Ardianto

M

bak Tia, begitu panggilan dari wanita bernama Tia N.Ardianto,
karyawan MedcoEnergi Oil dan Gas yang
juga puteri Menteri Kesehatan ini.
Ia tetap memberi ASI kepada tiga
anaknya, walau harus bekerja sebagai
wanita karir. Bahkan sejak melahirkan
anak pertama, Naila Nastiti Ardianto
yang lahir tahun 2002 , mbak Tia sudah memberikan ASI eksklusif. “Sesibuk apapun, saya tetap menyusui, “
begitu akunya. Bagaimana caranya?
Memompa ASI dan menyimpannya
ke dalam botol yang telah disediakan
khusus. ASI tersebut kemudian disimpan dalam suhu tertentu sehingga
terjamin mutunya.
Menurut mbak Tia, Naila, puteri pertamanya, menyusu hingga 15 bulan.
Sementara,putera kedua,Muhammad
Dipo Ardianto, menyusu hingga 10
bulan. Sedangkan puteri ke tiga, Kayla
Nastiti Ardianto yang lahir tahun 2008,
lebih tertata lagi dalam pemberian ASI.
MbakTia mengaku, paska kelahiran
putera ketiganya ia lebih berpengalaman dan percaya diri. Salah satu
contohnya, saat melahirkan, keluarga
sengaja mencari RS yang menerapkan
rawat gabung,sehingga selama 24 jam
pertama bayi terus menyusu.Kondisi ini
diakuinya berdampak positif terhadap
produksi ASI berikutnya.“ASInya deras
dan terus-menerus,” tambahnya.
Puteri pertama Menteri Kesehatan
Dr. dr. Siti Fadilah Supari ini menceritakan bahwa untuk keberlangsungan
pemberian ASI, ia sengaja memompa
air susu 2 kali setiap hari di kantor.

0

Mediakom No.XIX/AGUSTUS/2009

“Menyusui Tidak
Mengurangi Keindahan”
Kegiatan seperti ini dilakukan kurang
lebih 7 bulan.Bahkan ketika rapat-rapat
pun, mbak Tia tetap menyempatkan
memompa ASI.“Alhamdulillah, kantor
sangat toleran terhadap ibu menyusui,
sehingga Kayla mendapat ASI penuh,
tidak ada susu formulanya. Sudah beberapa kali ditinggal ke luar kota, tidak
ada masalah, semua lancar, tetap ASI,”
ungkap wanita cantik ini.
Diceritakannya, walau cukup sibuk
sering ke luar kota, pemberian ASI
sangat bermanfaat bagi bayi,terutama
secara psikologis dan untuk daya tahan
tubuh. Dari pengalamannya, anakanak yang mendapat ASI dengan baik,
mereka akan sangat dekat dengan ibu
dan tidak mudah sakit panas. Daya
tahan tubuh anak juga akan lebih
baik, dan secara fisik berat badan anak
juga menjadi ideal: tidak kegemukan
atau sebaliknya terlalu kurus. “Semua
berkembang normal. Saya sebagai ibu
merasa tidak mendapat kesusahan,”
akunya tidak disibukkan dengan
memberikan berbagai macam vitamin
tambahan.
Terkait dengan daya tahan tubuh,
mbak Tia punya pengalaman tersendiri. Ketika kedua puteranya baru-baru
ini terkena cacar air, alhamdulillah
justru si bungsu tidak tertular, padahal
ia belum vaksinasi.“Saya kira ini karena
faktor pemberian ASI sehingga Kayla
tak tertular cacar air, “ imbuhnya.
Selama ini ASI memang kalah
bersaing ketat dengan promosi susu
formula di rumah sakit-rumah sakit
maupun media massa. Mbak Tia ingat,
sewaktu anak pertama dan kedua
keluar dari rumah sakit bersalin, ia

sempat diberikan susu formula. Namun belakangan pendekatan seperti
itu sudah tak ada lagi. Kegiatan promosi mulai berkurang. Bahkan setiap
akan memberi susu formula, rumah
sakit akan minta izin terlebih dahulu.
“Beruntunglah, anak saya nomor tiga
ini benar-benar full eksklusif sampai 6
bulan, “ katanya.
Mbak Tia berkantor di Gedung
Bidakara ini mengakui, sebagai wanita
karier yang sedang aktif bekerja, menyusui pasti terasa repot. Tapi, sebagai
ibu, kita harus melihat definisi repot itu
seperti apa, karena repot tidaknya seseorang tergantung cara pandangnya.
“Kalau mau dibilang repot pasti repot.
Tapi kalau dianggap ringan juga tidak
masalah,” tandasnya.
Selama berada di luar rumah,
mbak Tia sengaja meluangkan waktu
memompa ASI dua kali sehari.“Begitu
lunch time, pasti saya mengambil jam
makan siang untuk ke kamar memompa ASI,” ceritanya. Begitu di sore
hari, ketika menjelang sore, mbak
Tia memompa ASI kembali, sebelum
beraktivitas di luar kantor. “Pokoknya,
kemana-mana saya tetap membawa
alat pompa itu. Untung bentuknya
mirip kotak LCD. Jadi seperti membawa alat kantor saja.Saya senang, jadi