REHABILITASI SOSIAL TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA.

Rehabilitasi Sosial Terhadap Anak Sebagai Korban
Penyalahgunaan Narkotika
Penulis, Daniel Mardi Utomo
Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: danielsorminnn@gmail.com

Abstract
The title of this research is: “social rehabilitation for children as drugs abuse victims”. This
purpose of this research is to know social rehabilitation to a child .This research method
used is a normative legal research. Data was collected through liter ature and interviews with
officer of BNNP and BRSPP in Yogyakarta. Based on the data analyzed, it can be concluded
that the process of social rehabilitation against children in yogyakarta was undertaken in
accordance with standard narcotics law in indonesia.
Keywords: Social rehabilitation, children, victims, drugs abuse

mengalami

1. PENDAHULUAN
Narkotika merupakan zat atau obat

kematian


karena

penyalahgunaan narkotika.

yang sangat bermanfaat dan diperlukan

Penyalahgunaan narkotika bukan

untuk pengobatan penyakit tertentu. Jika

hanya dilakukan oleh orang dewasa saja

disalahgunakan

anak

atau

digunakan


tidak

juga

telah

melakukan

sesuai dengan standar pengobatan dapat

penyalahgunaan narkotika sehingga harus

menimbulkan kerugian bagi perorangan

mendapatkan

atau masyarakat.

dilakukan rehabilitasi sosial terhadap anak


rehabilitasi

sosial.Tujuan

Pada awalnya narkotika hanya

korban penyalahgunaan narkotika yaitu

digunakan untuk ritual-ritual adat dalam

agar anak tersebut dapat sembuh atau lepas

acara tertentu di Indonesia. Oleh para

dari penyalahgunaan narkotika. Menurut

medis

sebagai


ketentuan Undang-Undang Dasar Republik

proses

Indonesia Tahun 1945 dan ketentuan

narkotika

pengobatan

digunakan

khususnya

dalam

pembiusan.

peraturan


Zaman

lainnya

orang

baik

hanya

bersifat internasional sehingga anak korban

untuk keperluan medis melainkan untuk

penyalahgunaan narkotika dapat menjalani

kesenangan semata sehingga pada zaman

rehabilitasi sosial.


menggunakan

sekaranag

sekarang

perundang-undangan

narkotika

orang-orang

bukan

banyak

yang

bersifat


nasional

maupun

yang

Dasar hukumnya yaitu Undang-

menjadi korban dalam penyalahgunaan

Undang Dasar 1945 Pasal 28b ayat (2)

narkotika dan tidak sedikit pula yang

bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan
1

hidup tumbuh dan berkembang, anak berhak


Nomor 44/25 tanggal 5 Desember 1989)

atas

yang telah diratifikasi oleh Indonesia

perlindungan

diskriminasi.

dari

Dalam

kekerasan

dan

Undang-Undang


melalui Keputusan

Presiden

Republik

Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 54, bahwa

Indonesia Nomor 36 Tahun 1990 tentang

pecandu

menjalani

Pengesahan convention on the rights of the

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

chils (konvensi hak-hak anak). Dalam


Rehabilitasi sosial sendiri yaitu suatu proses

konvensi ini hak-hak anak dibagi menjadi

kegiatan pemulihan secara terpadu untuk

4 yaitu hak untuk kelangsungan hidup, hak

korban

narkotika

wajib

penyalahgunaan

narkotika

baik


untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk

secara fisik, mental maupun sosial

agar

mendapat perlindungan, dan yang terakhir

bekas pecandu dapat kembali melaksanakan

hak untuk partisipasi. Panti sosial dalam

fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.

menjalankan rehabilitasi sosial terhadap

Anak merupakan penerus bangsa

anak harus memenuhi ke 4 kategori hak

dimasa depan. Anak menurut UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

anak ini.
2. METODE

Perlindungan Anak dalam Pasal 1angka 1

Jenis penelitian yang digunakan

yaitu seseorang yang belum berusia 18

adalah penelitia normatif. Pengertian dari

tahun,

penelitian normatif yaitu penelitian yang

termasuk

yang

masih

dalam

kandungan.
Berdasarkan

berfokus pada norma hukum positif berupa
Undang-Undang

peraturan perundang-undangan mengenai

Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas

rehabilitasi sosial terhadap anak sebagai

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

korban penyalahgunaan narkotika.

Pasal 1 angka 15

anak mendapat

Sumber data penelitian ini yaitu terdiri dari

perlindungan khusus yang artinya suatu

bahan hukum primer berupa peraturan

perlindungan yang diterima oleh anak

perundang-undangan

dalam situasi atau kondisi tertentu untuk

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

mendapat jaminan rasa aman terhadap

Pasal

ancaman yang membahayakan diri dan

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

jiwa anak tersebut.

Undan-Undang Nomor 35 Tahun 2014

28b ayat

yang terdiri

dari

(2), Undang-Undang

Hak-hak anak menurut Konvensi

perubahan atas Undang-Undang Nomor 35

Hak-Hak Anak Tahun1989 (Resolusi PBB

Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak,

2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

BNNP

DIY.

Metode

tentang sistem peradilan Pidana Anak,

digunakan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

sesuai dengan 5 tugas ilmu hukum yaitu

Nomor 25 Tahun 2011, dan Surat Edaran

deskripsi

Mahkama Agung Nomor 4 Tahun 2010.

hukum positif, interpretasi hukum positif,

yaitu

hukum

analis

dengan

positif,

yang

menganalisis

sitematisasi

yaitu

menilai hukum positif. Proses berpkir yang

bahan-bahan yang memberikan penjelasan

digunakan adalah deduktif yaitu berawal

terhadap bahan hukum primer yang terdiri

dari

dari buku-buku, website dan keterangan

kebenarannya telah diketahui/ diyakini dan

narasumber

berakhir pada suatu kesimpulan yang

Bahan

hukum

yang

sekunder

berhungan

dengan

proposisi-proposisi

umum

yang

bersifat khusus.

rehabilitasi sosial terhadap anak korban
penyalahgunaan narkotika. Bahan hukum

Dalam hal ini proposisi umum

tersier yaitu bahan yang memberikan

berupa norma hukum positif tentang

petunjuk atau penjelasaan terhadap bahan

perlindungan anak yang mengatur tentang

hukum primer dan sekunder, bentuk dari

hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan

bahan hukum tersier ini yakni Kamus

hak anak.

Besar Bahasa Indonesa.

anak korban penyalahgunaan narkotika

Metode pengumpulan data adalah

Rehabilitasi sosial terhadap

secara khusus yaitu kesimpulan penulis.

studi kepustakaan dengan mencari dan
menganalisis

buku-buku

mengenai

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

rehabilitasi sosial terhadap anak korban
penyalahgunaan

korban

penyalahgunaan

wawancara

narkotika merupakan generasi penerus

langsung

bangsa yang dijaga atau dilindungi hak-

untuk memperoleh data yang diperlukan

haknya sehingga harus di perhatikan secara

penulis

dalam

penulisan

khusus sesuai dengan Undang-Undang

hukum

ini.

yang

Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas

diwawancarai yaitu Ir. Necky Setyarini.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

B.M.Si selaku kepala seksi perlindungan

Pasal 1 angka 5 yaitu, bahwa anak

dan rehabilitasi sosial BRSPP dan Nur.

mendapat perlindungan khusus yaitu suatu

Hidayati, S.KM, M.Kes selaku kepala

perlindungan yang diterima oleh anak

seksi

dalam situasi dan kondisi tertentu untuk

terhadap

narkotika.

Anak

narasumber

penguatan

secara

melakukan
Narasumber

lembaga

rehabilitasi

3

mendapatkan jaminan rasa aman terhadap

mengetahui

ancaman yang membahayakan diri dan

memerlukan perlakuan khusus atau

jiwa dalam tumbuh kembangnya.

tidak. Tujuan dilakukan wawancara
yakni

Salah satu cara dalam memberikan

anak

untuk

tersebut

mengetaui

cara

perhatian secara khusus terhadap anak

penanganan atau terapi terhadap anak

korban penyalahgunaan narkotika yaitu

korban penyalahgunaan narkotika.
b. Tahap detoksifikasi

dengan rehabilitasi sosial. Berdasarkan

Tahap detoksifikasi yaitu tahap

hasil penelitian di BNN Daerah Istimewa
Yogyakarta

pembersihan

tahun 2014 ada 10 kasus

anak

korban

penyalahgunaan narkotika oleh anak di

penyalahgunaan narkotika dari racun

provinsi DIY kisaran umur 8 sampai

narkotika dan untuk mengantisipasi

dengan 18 tahun. Data penyalahgunaan

terjadinya sakau.
c. Tahap pemulihan awal

narkotika yang dilakukan di provinsi DIY

Tahap pemulihan awal yaitu tahap

tahun 2014 yang setatusnya sebagai pelajar
berjumlah 4 kasus. Untuk data anak korban

persiapa

penyalahgunaan narkotika di BRSPP yaitu

penyalahgunaan

berjumlah 8 orang.

kedalam tahap program rawat utama.

Berdasarkan
dengan

hasil

narasumber

Ir.

tahap

perlindungan

menjalankan

di

korban

narkotika

masuk

Tahap rawat utama ini adalah

Necky

Setyarini. B.M.Si selaku kepala seksi
rehabilitasi

anak

d. Tahap rawat utama (primary stage)

wawancara

ibu

sebelum

BRSPP

dimana

anak

korban

aktivitas-aktivitas

di

terhadap anak memiliki beberapa tahap

dalama lembaga rehabilitasi sosial

yang sama anatara anak dan orang dewasa

yaitu BRSPP dan menjalankan setiap

yaitu :

program

oleh

1) Fase pengenalan pada fase ini

narkotika

sebelum masuk ke BRSPP harus di

anak

wawancarai

narkotika

untuk

berikan

memiliki beberapa fase yaitu:

Dalam tahap penerimaan anak
penyalahgunaan

di

BRSPP. Pada tahap rawat utama

a. Tahap Penerimaan

korban

yang

mengetahui

korban
yang

penyalahgunaan
dirawat

oleh

narkotika jenis apa yang digunakan

BRSPP di perkenalkan kepada

oleh

lingkungannya.

anak

tersebut

dan

untuk

4

1) Fase

2) Fase young member pada fase ini

orientasi

yaitu

tahap

anak yang dirawat oleh BRSPP

penyesuaian para anak korban

mendapat

oleh

penyalahgunaan narkotika di

seniornya. Pada fase ini juga

BRSPP yang didampingi oleh

anak

penyalahgunaan

pendamping yang ditunjuk oleh

narkotika wajib mengikuti setiap

staf BRSPP. Pada tahap ini para

aturan yang ada di BRSPP.

korban

pembinaan

korban

narkotika tidak berhak untuk

3) Fase middle member yaitu anak
korban

meninggalkan

penyalahgunaan

narkotika

sudah

memberikan

dapat

dapat

diberikan

dan

pekerjaan

2) Fase A. Pada fase ini korban

dibawahnya.

penyalahgunaan narkotika yang

4) Fase old member yaitu anak
korban

BRSPP

BRSPP

rumah oleh pendamping.

bimbinggan

terhadap junior-junior yang ada

narkotika

penyalahgunaan

dirawat di BRSPP dapat meminta

penyalahgunaan
yang

dirawat

mendapat

haknya

oleh

berupa

uang

jajan

mingguan, dapat bertemu orang

tanggung

tua

bahkan

pulang

kerumah

jawab terhdap para junornya dan

orang tua dengan pendampingan

tanggung

satu kali dalam dua minggu.

jawab

terhadapa

operasional yang ada di BRSPP.

Tujuan dari fase A ini adalah

e. Tahap resosialisasi (re-entry stage)

agar

Tahap resosialisasi yaitu tahap
anak

korban

korban

penyalahgunaan

narkotika yang tinggal di BRSPP

penyalahgunaan

dapat terlatih untuk menghadapi

narkotika melakukan pemulihan diri,

masalah keluarga dan melatih

tanggung

jawab

dan

mereka

pisikologi

agar

anak

korban

waktu.

narkotika

dapat

penyalahgunaan

sosial

untuk

memenejemen

3) Fase B. Pada fase ini pada fase

berinteraksi secara bertahap dalam

ini korban penyalahgunaan

keluarga dan masyarakat. Tahap

narkotika yang tinggal di BRSPP

resosialisasi memiliki beberapa fase

dapat melakukan aktivitas di luar

yaitu:

seperti les, bekerja, kuliah. Pada

5

tahap ini korban penyalahgunaan

sembuh.

narkotika dapat diberikan izin

tetap mendapat pengawasan dari

tinggal di rumah orang tua

petugas

selama dua malam dalam dua

melakukan

minggu yaitu hari sabtu dan

narkotika.

minggu. Fase ini bertujuan untuk

Hasil

BRSPP

agar

tersebut

tidak

penyalahgunaan

wawancara

dengan

mengimplementasikan atau

narasumber ibu Nur. Hidayati, S.KM,

menerapkn plening yang dibuat

M.Kes selaku kepala seksi penguatan

pada fase A, sehingga bias

lembaga

mencapai karir atau tujuan hidup.

menyatakan bahwa BNNP DIY merupakan

4) Fase C. Pada fase ini korban
penyalahgunaan

narkotika

rehabilitasi

lembaga

BNNP

yang

DIY

melakukan

di

koordinasi,fasilitasi, dan penguatan dalam

memiliki

hal pembiayaan pelayanan rehabilitasi

kebebasan berupa dapat pulang

medis dan rehabilitasi sosial yang belum

kerumah orang tua dengan cara

menjadi IPWL (Institusi Penerima Wajib

memilih waktu mereka sendiri

Lapor).

BRSPP

dapat

namun

dengan

adanya

BNNP

DIY

tidak

melakukan

pendampingan. Ketika korban

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial

penyalahgunaan

terhadap

napza

telah

korban

penyalahgunaan

melewati fase A sampai dengan

narkotika. BNNP DIY dalam melakukan

fase

korban

rehabilitasi hanya melimpahkan kepada

penyalahgunaan

narkotika

dinas sosial dan dinas kesehatan (ditingkat

tersebut

konseling

provinsi) bagi korban penyalahgunaan

secara

C,

maka

mendapat
perseorangan

korban

f.

Alumni-alumni

apakah

narkotika anak dan dewasa.

penyalahgunaan

Anak

korban

penyalahgunaan

narkotika tersebut dapat tinggal

narkotika usia dibawah 18 tahun yang

dimasyarakat atau tidak.

ingin melaksakan rehabilitasi sosial, pihak

Tahap pembinaan dan lanjutan (after

BNNP DIY hanya memberikan informed

care stage)

consent yaitu persetujuan terhadap orang

Program ini ditunjuk bagi alumni
BRSPP

yang

telah

tua atau wali anak untuk melakukan

dinyatakan

rehabilitasi sosial terhadap anak dengan

6

pendampingan dari orang tua atau wali

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosia

anak. Hal tersebut guna agar anak dapat

Pasal 4 yaitu melalui tahap detokfikasi,

dirujuk ke tempat rehabilitasi sosial untuk

program primer , dan program Re-entry.

mendapatkan pengobatan.

Namun BRSPP

menjalankan

Dalam melakukan rehabilitasi sosial

rehabilitasi sosial belum ada pemisahan

anak korban penyalahgunaan di BRSPP

antara anak dan orang dewasa. Pemisahan

tidak ada pemisahan antara orang dewasa

sangat

dan anak. Seharusnya ada pemisahan

penyalahgunaan narkotika masih dalam

antara anak dan orang dikarenakan anak

masa

dalam tumbuh masa tumbuh kembang

mendapatkan perlakuan secara khusus.

penting

karena

pertumbuhan

anak

korban

sehingga

perlu

memerlukan perlakuan secara khusus.
Pemenuhan hak-hak anak di BRSPP

5. REFERENSI

telah dipenuhi secara garis besar sesuai

Buku:

dengan konvensi hak-hak anak tahun1989

Abdul Hakim G. Nusantara, dkk, 1992,

(resolusi PBB Nomor 44 tanggal 5

KUHAP Kitab Undang-Undang

desember 1989) yang telah diratifikasi oleh

Hukum

Indonesia

melalu

Keputusan

Presiden

Acara

Pidana

dan

Peraturan-Peraturan

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1989

Pelaksana , Djambatan, Jakarta.

tentang pengesahan convention on the

Andi Hamzah dan RM. Surachman,

right to survival.

1994, Kejahatan Narkotika Dan

4. KESIMPULAN

Psikotropika ,

Bedasarkan dari analisi dari bab

Sinar

Grafika,

Jakarta.

sebelumnya maka dapat disimpulakan.

Irma Setyowati Soemitro, 2001, Aspek

Pemenuhan rehabilitasi sosial terhadap
anak korban penyalahgunaan narkotika di

Hukum

provinsi DIY yang dilakukan oleh BRSPP

Quni Aksara,

telah sesuai dengan peraturan yang ada

Perlindungan

Anak,

Jakarta.

Kuesno Adi, 2009, Diversi Sebagai

yaitu Surat Edaran Mahkama Agung

Upaya

Nomor 4 Tahun 2010 tentang penempatan

Penanggulangan

penyalahgunaan, korban penyalahgunaan

Alternative
Tindak

Pidana Narkotika oleh Anak ,

dan pecandu narkotika kedalam lembaga

Penerbit Umm Pres, Malang.
7

Koesno Adi, 2014, Diversi Tindak
Pidana

Depatermen

Anak,

Narkotika

Jakarta

Setara Press, Malang.
Mardani,

2008,

Setya Wahyudi, 2011 Implementasi Ide

Penyalah

Narkoba

Gunaan

Dalam

Diversi

Prespektif

Hukum Islam dan

Hukum

Di

Hakim,

2004,

Pembaruan

Genta

Indonesia,

Publishing, Yogyakarta.

Grafindo Persada, Jakarta.
Arief

Dalam

Sistem Peradilan Pidana Anak

Pidana Nasional, PT Raja

M.

Kehakiman,

Peraturan Perundang-undangan:
Undang

Bahaya

Narkoba – Alkohol Cara Islam

Undang

Dasar

Republik

Indonesia Tahun 1945

&

Undang-Undang Republik Indonesia

melawan, Penerbit, Nuansa,

Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Bandung.

Narkotika. Lembaran Negara

Mengatasi,

Mencegah

M.Nasir Djamil, 2013 Anak bukan
Untuk

Dihukum

Republik

Indonesia

Tahun

2009 Nomor 143. Sekertaris

Catatan

Negara. Jakarta

Pembahasan Undang-Undang
Sistem Peradilan Anak (UU-

Undang-Undang Republik Indonesia

SPPA), Sinar Grafika, Jakarta.

Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Moh. Taufik Makarao, Suhasril dan

Perlindungan Anak. Lembaran

Moh.

Zakky

Tindak

A.S.,

Negara Republik Indonesia

Narkotika ,

Pidana

Penerbit

2003,

Tahun

Ghalia, Jakarta

109.

Undang-Undang Republik Indonesia

Atmasasmita,

1991-1992,

Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan

PenulisanKarya
IlmiahTentang

Atas

Undang-

Undang Nomor 23 Tahun

Masalah

Santunan Terhadap Korban

2002

Pidana ,

Anak.

Tindak

Nomor

Sekertaris Negara. Jakarta.

Indonesia.
Romli

2002

BPHN

tentang

Republik
8

Perlindungan

Lembaran
Indonesia

Negara
Tahun

2014 Nomor 297. Sekertaris

http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/p

Negara. Jakarta.

ost/2014/08/19/Jurnal_Data_P4GN_20
13_Edisi_2014_Oke.pdf di akses 2

Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2012 tentang

maret 2016

Sistem Peradilan Pidana Anak.

http://kbbi.web.id/rehabilitasi

Lembara

13 maret 2016

Negara

Republik

diakses

Indonesia Tahun 2012 Nomor

https://dfcsurabaya.files.wordpress.com

153.

/2010/06/sema_04_2010-narkotika.pdf

Sekertaris

Negara.

diakses 10 maret 2016

Jakarta.
Peraturan

Pemerintah

http://kbbi.web.id/sosial di akses 15

Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun

maret 2016

2011

http://kbbi.web.id/anak di akses 15

tentang

Wajib

Pelaksanaan

Lapor

maret 2016

Pecandu

Narkotika. Lembaran Negara

https://www.idjoel.com/pengertian-

Republik

sosial-menurut-para-ahli/ diakses 15

Indonesia

Tahun

maret 2016

2011 Nomor 46. Sekertaris
Negara. Jakarta.
Surat Edaran Mahkama Agung Nomor
4

Tahun

2010

tentang

Penempatan Penyalahgunaan,
Korban Penyalahgunaan, dan
Pecandu Narkotika Kedalam
Lembaga Rehabilitasi Medis
dan Rehabilitasi Sosial.
Web site:
http://www.psychologymania.com/201
2/08/pengertian-rehabilitasinarkoba.html di akses 1 maret 2016

9

10