2 Makna 3 Puisi Pencarian Hakikat Ketuhanan dalam Kumpulan Puisi O Amuk Kapak Karya Sutardji Calzoum Bachri.

16 interpretasi luas dan terbuka. Proses interpretasi dilakukan dengan melihat sebuah karya dari lapisan terluar sampai paling dalam. Pemikiran hermeneutik lebih merupakan perpaduan pendapat yang memandang hermeneutik pada aspek kehidupan, sebab dalam konteks ini penelitian terkait erat dengan pendekatan aspek fenomenologis atau gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia.

2. 2 Makna

Makna memiliki beberapa pengertian yaitu 1 maksud pembicara, 2 pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, 3 hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antarbahasa dan alam di luar bahasa, atau antar ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, 4 cara menggunakan lambang-lambang bahasa Kridalaksana 2001:132. Eco dalam Budiman 1999:7 yang menyatakan bahwa makna merupakan bahasan tersulit setelah arti. Makna adalah wahana tanda sign- vehicle yaitu satuan-satuan cultural yang diperagakan wahana-wahana tanda yang lain serta dengan secara semantik menunjukkan ketidaktergantungannya pada wahana tanda sebelumnya. Dapat dikemukakan bahwa makna dalam karya sastra adalah maksud atau pesan tersirat dibalik kata-kata, bahasa yang dibuat pengarang dengan tujuan tertentu. Sekalipun apa yang sesungguhnya ingin disampaikan 17 pengarang sangat mungkin berbeda dengan apa yang ditangkap atau dipahami pembaca. Penelitian ini selanjutnya mengkaji makna dalam upaya mengetahui aspek kehidupan dan pengalaman batin yang ada dalam sebuah teks puisi, khususnya puisi Sutardji Calzoum Bachri dalam O, Amuk, Kapak. Namun, sebelumnya akan diuraikan pengertian puisi secara umum seperti yang dijelaskan pada sub bab berikut.

2. 3 Puisi

Secara etimologis, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “membuat“ atau poeisis “perbuatan“ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat“ dan “perbuatan“ karena lewat puisi pada dasarnya seeorang telah menciptakan dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah Aminuddin, 2000: 134. Puisi merupakan karya estetis yang bermakna dan mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna Pradopo 1987. Definisi lama tentang puisi menyebutkan bahwa puisi adalah karangan yang terikat oleh baris dan bait, oleh karena rima dan irama, dan oleh jumlah kata dan suku kata, sebenarnya tidak relevan lagi untuk dikenakan pada semua bentuk puisi, terlebih lagi pada puisi modern yang dinamis, inovatif dan kreatif. Definisi tersebut dapat berlaku hanya untuk puisi lama yang statis, yang cenderung mematuhi konvensi puisi Atmazaki, 1993: 4. 18 Puisi adalah karya seni yang puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Puisi merupakan ekspresi pemikiran dan pengalaman manusia yang dapat membangkitkan perasaan dan perangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama Pradopo, 1987: 13. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua. Sejak kelahirannya puisi memang sudah menunjukkan ciri-ciri yang khas, seperti yang kita kenal sekarang, meskipun puisi telah mengalami perkembangan dan perubahan tahun demi tahun Waluyo, 1991: 3. Kehidupan puisi terus berkembang sejalan dengan perkembangan bahasa dan kebudayaan masyarakat, sehingga dewasa ini puisi mampu mendominasi dunia sastra. Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra, dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu oleh pengarang kepada pembacanya. Puisi mempunyai batasan yang sangat beragam, namun pada dasarnya tetap berorientasi pada arah yang sama, hanya saja cara tinjauannya yang berbeda. Dalam hubungannya dengan tujuan pembahasan skripsi ini penulis mengacu pada pendapat Waluyo 1991: 29, yang mengatakan bahwa puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkap pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi dapat pula sebagai penjelmaan pengalaman pengarang ke dalam medium bahasa Baribin, 1990: 13. Struktur fisik puisi yang berupa bahasa merupakan medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. Oleh Richart 19 dalam Waluyo, 1991: 106 dikemukakan bahwa makna atau struktur batin puisi diberi istilah hakikat puisi yang meliputi: tema sense, perasaan penyair feeling, nada atau sikap penyair terhadap pembaca tone, dan amanat intention. Keempat unsur itu menyatu dalam wujud penyampaian bahasa penyair. Sehubungan dengan faktor kebahasaan dalam puisi, Alterbern dan Lewis Badrun, 1989: 6 menyebutkan bahawa unsur kebahasaan dalam puisi meliputi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, dan sarana retorika. Pengertian tentang puisi begitu banyak dan berbagai macam definisi muncul. Sesungguhnya makna kata pengertian itu merupakan kebebasan dari siapa yang memiliki pendapat, mendefinisikan, bahkan penikmat sekalipun. Meski demikian diungkapkan oleh Shahnon Ahmad dalam Pradopo 1993: 7 bahwa bila unsur-unsur dari pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garis-garis besar tentang pengertian puisi yang sebenarnya. Unsur- unsur tersebut menurut Pradopo, meliputi : emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan, pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Karena itu, puisi senantiasa memiliki tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi; kedua, bentuknya; dan ketiga, kiasan. Ketiganya terungkap dalam media bahasa Triyanto 2004. Mengacu pada berbagai pengertian, pendapat dan definisi di atas maka dapat dikemukakan puisi adalah kata-kata yang mengungkapkan pikiran, ide dan perasaan penyair yang disusun sebaik-baiknya dan indah melalui media 20 bahasa, sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati apa yang diungkapkan penyair dalam puisinya. 2. 4 Religiositas dalam Sastra 2. 4. 1 Pengertian Religiositas