KELAS MAMALIA

  12. Ciri Khusus Spesialisasi Mamalia berhubungan dengan sistem integumen. Kelenjar susu. kulit. rambut, tanduk, kuku cakar dan kelenjar kuku pada donya merupakan bagian dari integumentum atau asesorisnya In egumentum berupa kulit yang tersusun atas lapisan luar yang tipis disebut epidermis dan lapisan lebh tebal di dalam dinamakan dermis. Sccara embriologis integumentum berasal dan lapisan ekoderm. Sistem integumentum berfungsi untuk melindungi tubuh terutama agar tidak teradi infeksi. Rambut juga membantu memberikan keamanan bagi tubuh. Berkanngnya rambut pada Mamalia terestrial biasanya akibat dan tebalnya kulit. Fungsi paling penting dan sistem integumentum Mamalia adalah membantu pengaturan suhu tubuh oleh karena fungsi dan kelenjar kenngat. Kulit Juga berperan dalam perlindungan

  1. Ciri Umum Asal usul Mamalia adalah dari bangsa reptil, muncul pada era

  Mesozoikum. Mamalia telah menyebar di setiap relung ekologi di bumi dan ditemukan di laut, sepanjang pantau, di danau, sungai, di bawah tanah, di atas tanah, di pohon dan bahkan di uda. Daerah penyebaran Mamalia sejak dari kutub sampai daerah tropis, jumlah spesiesnya melebhi semua vertebrata teresterial lain hingga mencapai ±4060. Namun demikian jumlah ini dapat mayusut, apabila spesies tidak didasarkan pada variasi geografis (Sukiyah, 2001).

  Mamalia memiliki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vartebrata lain. Ciri utama Mamalia adalah adanya kelenjar susu, yang berfungsi memberi makanan pada anaknya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudorifera). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua sepeti pada paus. Mamalia, seperti hanya burung adalah endotermis, karena memiliki mekanisme intemal pengontrol suhu (Sukiyah, 2001).

  2. Sistem Rangka Sistem rangka pada Mamalia banyak mengalami proses penulangan tetapi juga terjadi pengurangan jumllah penguangan elemen rangka tubuh, contohnya padda tulang tengkorak. Tulang seperti prefrontal, postfrontal, postorbital, dan kuadratojugal sangat kurang dan pada beberapa Mamalia empat tulang oksipital bergabung. Berbagai penggabungan terdapat di daerah

  sfenoidal. Prefenoid, orbitosfenoid, basisfenoid dan alisfenoid mungkin

  terbagi atau tergabung dengan squamosal membentuk tulang temporal (Sukiyah, 2001).

  Kranium Mamalia relatif besar, untuk mengakomodasi perkembangan otak. Palatum (langi-langit mulut) umumnya kears untuk menjaga posisi koana (lubang hidung dalam) di posterior. Tengkorak bersambung dengan tulang servik pertama. Premaksila dan maxila tumbuh gigi, rahang bawah tersusun atas pasangan tulang-tulang dentari. Bagian akhir dari tulang belalang umumnya rata atau accelous atau amfiplatian. Tulang belakang pada

  servix (tulang leber) bejumlah 7 tetapi ada juga yang hanya 4 buah. Tulang

  yang berhubungan dengan rahim bersifat fleksibe, tetapi pada kelompok

  Cetacea kurang fleksibel akibat dari berbagai macam tingkat penggabungan (Sukiyah, 2001).

  Hubungan tulang rusuk dengan rongga dada kurang fleksibel, jumlahnya pasangan rusuk bervariasi, sekitar 9-24 pasang. Di arah posterior rongga dada pinggul merupakan tulang belakang yang sangat penting yang bergabung bersama membentuk sakum atau tulang selangkang. Tulang ekor jumlahnya bermacam-macam menurut panjang ekor. Tulang rusuk Mamalia memiliki 2 kepala yaitu capitulum pada sambungan vertebra dan tuberculum bersambung dengan stemum. Tulang iga anterior atau sering disebut true ribs, berhubungan langsung dengan sternum atau tulang dada (Sukiyah, 2001).

  Mamalia pada dasarnya memiliki 4 kaki bejari 5, tetapi banyak terjadi modifikasi. Reduksi sering terjadi dalam jumlah jari kaki, tetapi pada cetacea (paus dan sirenia) bagian luar dari kaki belakang telah hilang Mamalia di atas Monotremata, terjadi pengurangan korakoid pada gelang bahu, interklavikula juga berkurang pada Marsupialia dan Plasentalia. Tulang selangka berkembang baik pada beberapa Mamalia tetapi berkurang atau tidak ada pada Mamalia lainnya. Pengecualian pada kelompok paus dan sirenia, gelang pinggul terdiri atas 3 elemen tulang pada masing-masing sisi yang pada umumnya digabungkan membentuk tulang innominate (Sukiyah, 2001).

  3. Sistem otot Deskripsi sistem otot pada Mamalia sangat sulit karena sangat beranekaragam bentuknya dan mungkin susunan metameriknya mereduksi tidak seperti umumnya otot. Otot pada ikan dikonsentrasikan pada gerakan lengkung insang, sedangkan perkembangan otot Mamalia terpusat pada wajah, leher dan punggung. Pembungkus otot yang sangat berkembang meliputi oto-otot ekspresi wajah, otot kelopak mata, hidung dan bibir. Otot- otot mampu bergerak atau menggerakkan kulit dan menegakkan rambut. Otot spinkter berperan untuk mengontrol lubang atau celah tubuh (Sukiyah, 2001).

  4. Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi Mamalia lebih maju daripada vertebrata lain, memiliki empat ruangan jantung yang terdin atas 2 atrium dan 2 ventrikel. pembagian yang sempurna antara darah venosus dan darah arteriel. Atrium kanan terbagi dengan ventrikel kanan oleh katub trikuspidalis, sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri oleh katub mitral atau bikuspidalis (Sukiyah, 2001).

  Sistem aorta berasal dari bagian lengkung aorta sebelah kiri, lengkung aorta sebelah kanan menjadi arteri subklavia kanan. Semua vena kava langsung masuk ke atrium kanan, sedangkan sinus venosus mereduksi pada saat embrio. Tidak ada sistem portal renalis, meskipun sistem vena portal hepatik sangat mirip dengan vertebrata lain. Eritrosit Mamalia bersifat enukleat (tidak berinti sel) (Sukiyah, 2001).

  5. Sistem Pencernaan Ada sejumlah ciri unik yang merupakan karakteristik sistem pencemaan

  Mamalia. Umumnya Mamalia mempunyai gigi. bibir umumnya dapat digerakikan kecuali pada monotremata dan paus. Kelenjar oral khususnya berhubungan dengan sekresi atau pengeluaran lendir. Oleh karena umumnya Mamalia hidup terestrial maka kelenjar ini untuk menjaga kelembaban mulut, tunas kecap dan membantu menelan makanan. Beberapa kelenjar yang ada di oral antara lain kelenjar parotid, submaksilaris dan kelenjar sublingual, dikhususkan sebagai kelenjar saliva (air ludah). Kelenjar saliva pada beberapa spesies mampu memproduksi enzim amilase yang kemudian diaktifkkan oleh asam klorida untuk mengubah pati menjadi gula saat makanan di dalam mulut (Sukiyah, 2001).

  Beberapa jenis Mamalia yang frekuensi nafasnya pendek atau bernafas cepat biasanya dengan mulut terbuka untuk membantu mengatur temperatur tubuh. Pengaturan temperatur tubuh ini sebagai hasil dari evaporasi saliva dan juga evaporasi dari dalam paru-paru. Evaporasi saliva cenderung membantu mendinginkan tubuh. Penggunaan ekstrim dari kelenjar saliva sebagai pengatur panas dapat dijumpai pada tupai tanah. Spesies gurun seperti

  Citellus tereticaudus secara teratur mengeluarkan air udah atau liur dan

  menggosok- gosokkan air ludah di tubuh mereka ketika menderita kepanasan

  Lidah pada sebagian besar Mamalia, kecuali paus, berkembang sangat baik dan bisa bergerak menjulur dan retraksi (ditarik kembali) karena adamya sejumlah otot intrinsik. Bagian permukaan lidah terdapat beberapa tipe papilae yang terhubung dengan tunas kecap. Esofagus mudah dibedakan dari perut kelenjar dan panjangnya tergantung pada panjang leher. Perut Mamalia menunjukkan berbagai macam bentuk dan ukuran yang berhubungan dengan kebiasaan makan, yaitu dari yang relatif sederhana hanya semacam sruktur yang terdiri atas sekelompok ruangan dan ada yang sangat kompleks. Vampirebat (Demodus rotundus) yang makanannya darah segar dari korbannya, mempunyai ukuran perut yang luas untuk penyimpanan. Spesialisasi perut ditemukan pada tikus grasshoppe (Onichomys), yang merupakan hewan pengerat kecil. Hewan ini hidupnya tergantung dari serangga dan dengan demikian harus mampu memproses kitin dalam sistem pencernaan. Kelenjar pencernaannya dikonsentrasikan di bagian fundus Bagian kandiak dan pilorus dilindungi epitelium yang mampu bertahan dari efek abrasi kitin (Sukiyah, 2001).

  Perut sangat kompleks ditemukan pada ruminansia (pemamah biak), paus dan sirenian. Perut hewan pemanah biak ada 4 bagian, yaitu pertama ruangan penyimpanan temporer disebut rumen Makanan dikunyah dan masuk dalam

  bagian ini dibasahi dan diaduk sampai berkali-kali kemudian dari sini masuk perut kedua yang disebut retikulum, Kunyahan ini kemudian dimuntahkan ketika binatang itu sedang istirahat, dan vegetasi di kunyah lagi, kemudian ditelan kedua kalinya dan masuk ke dalam perut ketiga yaitu omasum atau psalterium. Di sini pengadukan dilanjutkan sebagai akibat dari gerak peristaltik dan masuk keruangan keempat disebut abomasum. Selanjutnya makanan yang sudah tercampur dengan sekresi dari kelenjar pencernaan pada dinding abomasum, kemudian masuk ke dalam duodenum atau bagian anterior usus kecil usus. Usus kecil secara proporsional panjang dan bergulung-gulung, panjangnya berhubungan dengan kebiasaan makan. Usus kecil hewan herbivora cenderung lebih panjang daripada insektivora atau karnivora. Ada kaekum (usus buntu) pada sambungan antara kolon dan usus pada herbivora. Pada monotremata masih mempunyai kloaka, tetapi bangunan ini tidak ditemukan lagi pada Mamalia yang lebih tinggi (Sukiyah, 2001).

  6. Sistem Pernafasan Sistem pernafasan (respirasi) pada Mamalia tidak sekompleks pada burung. Di depan celah semacam glotis pada dasar farink terdapat katup tulang rawan dikenal sebagai epiglotis. Udara masuk melewati glotis masuk ke larink dan kemudian masuk dalam trakhea. Gerakan udara di dalam trakhea didorong masuk oleh cincin tulang rawan.

  Udara dari trakhea melewati pasangan bronklus utama kemudian ke dalam cabang bronkus dan bronkheolus yang lebih kecil, dan akhimya berhenti dalam alveoli atau kantong gelap dimana tejadi pertukaran gas. Ada frekuensi nafas, misalnya tikus berekor panjang bernafas 850 kali permenit dan pulsa rata-rata 800 hentakan permenit. Beberapa Mamalia yang hidup di perairan teradi modifikasi bagian-bagian adaptif tertentu dari sistem terutama berupa perkembangan katup untuk menutup lubang di dinding luar (Sukiyah, 2001).