GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

(1)

GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

Terdapat tiga jenis gaya belajar untuk memproses informasi yaitu gaya belajar visual, auditory, kinesthetic. siswa dapat berkembang dengan lebih baik jika pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen yang penting dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik. Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik secara fisik dan psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu pendidikan di keluarga, sekolah, atau lingkungan.

Dalam mengembangkan potensi (kemampuan) dasar perlu adanya pendidik sebagai seseorang yang membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar peserta didik menjadi manusia dewasa. Idealnya pendidikan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik dapat membantu peserta didik menuju kedewasaanya, namun pada kenyataannya banyak faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah karena perbedaan individual pada peserta didik dalam menyerap proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Secara umum perbedaan individual ini disebabkan karena dua sumber, diantaranya: gen ( bawaan ) dan lingkungan dimana pesera didik itu di besarkan, sedangkan macam-macam yang menjadi perbedaan individu pada peserta didik, yaitu : jenis kelamin atau gender, kemampuan peserta didik, kepribadian dan gaya belajar. Agar materi tidak terlalu melebar kami akan membahas mengenai gaya belajar peserta didik serta motivasi belajar peserta didik.


(2)

Berdasarkan latar belakang masalah, agar pembahahasan dalam paper ini tetap fokus terhadap pengaruh gaya belajar peserta didik, penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa yang dimaksud dengan gaya belajar peserta didik ? 2) Apa saja klasifikasi gaya belajar peserta didik ?

3) Apa yang di maksud dengan motivasi belajar ? 4) Apa saja aspek – aspek motivasi belajar ?

5) Apa saja unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi belajar ? C. Tujuan dan Kegunaan

1 Tujuannya

1) Unuk mengetahui pengertian gaya belajar peserta didik; 2) Untuk mengetahui klasifikasi gaya belajar peserta didik; 3) Untuk mengetahui pengertian motivasi belajar;

4) Untuk mengetahui unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi belajar 2. Kegunaan

1) Memberikan masukan terhadap peserta didik, pendidik, dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan pendidikan agar perbedaan peserta didik tidak menjadi masalah yang serius dalam proses pembelajaran;

2) Menjadi salah satu sumber bahan bacaan serta rujukan mengenai peserta didik.

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Gaya Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, peserta didik menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi


(3)

atau pelajaran yang sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel:2005:164).

Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Mereka berkesimpulan, bahwa :

1. Tiap peserta didik belajar menurut caranya masing-masing yang disebut gaya belajar. Juga guru mempunyai gaya mengajar masing-masing.

2. Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar ( membuat proses pembelajarn menjadi lebih efektif dan efisien ).

Dari pengertian-pengertian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang ditempuh oleh peserta didik dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, cara ini bisa saja hanya efektif untuk dirinya sendiri namun tidak efektif bagi orang lain.

1.2 Klasifikasi gaya belajar

Mengenali gaya belajar peserta didik mempunyai manfaat bagi seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran karena dengan mengetahui gaya belajar peserta didik kita mengetahui metode seperti apa yang tepat dalam mengajar peserta didik, manfaat lainnya yaitu menciptakan gaya belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, menimbulkan motivasi belajar dan mengurangi konflik yang timbul sebagai akibat dari belajar.

Klasifikasi gaya belajar ini tidak berarti bahwa peserta didik hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik gaya belajar yang lain. Pengklasifikasian ini hanya sebagai pedoman bahwa peserta didik memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol dalam gaya belajarnya sehingga jika peserta didik tersebut mendapatkan rangsangan yang sesuai dengan gaya belajar yang menonjol pada dirinya maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Secara umum ada tiga jenis gaya belajar pada peserta didik yaitu visual, auditori, dan kinestetik (VAK). Teori dan metode ini pertama kali dikembangkan oleh psikolog dan spesialis pengajar seperti Fernald, Keller, Orton, Gillingham, Stillman dan Montessori,


(4)

dimulai pada tahun 1920-an. Adapun cirri-ciri individu dengan karakteristik gaya belajar VAK yaitu sebagai berikut :

1. VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima sulit mengikuti anjuran secara lisan.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :

1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar 2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi

3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak

4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.

5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan 6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan

7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu Cara belajar visual :

 Catatan

 Buku berilustrasi  Baca sendiri

 Gunakan warna untuk pointers  Gambar, peta, grafik, table, dll  Belajar ditempat yang sepi

 Menghafal dengan asosiasi gambar  Multimedia


(5)

2. AUDITORI (Auditory Learners )

Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini untuk memperoleh semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :

1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas

2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio 3. Cenderung banyak omong

4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya

5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis 6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain

7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

Cara belajar auditori :

 Lebih mengutamakan mendengarkan penjelasan guru ketika sedang menerangkan  Merekam lebih efektif

 Berpartisipasi dalam pidato, diskusi dan presentasi

 Membaca dengan bersuara, merangkai materi dengan musik  Menghafal dengan bersuara

 Menulis dengan bersuara atau mendiktekan 3. KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai


(6)

alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :

1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar 2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak

3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar 4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar

5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang 6. Menyukai praktek/ percobaan

7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik

Cara belajar kinestetik :

 Aktifitas fisik selama menghafal atau belajar  Berbicara lambat, angota tubuh bergerak  Membaca dengan jari

 Umum ke khusus

2. Motivasi Belajar

2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya,dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).


(7)

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).

Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

2.2 Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:

1. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam


(8)

menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. 2. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu

itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

a. Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.

b. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu:

a. Harapan guru b. Instruksi langsung

c. Umpanbalik (feedback) yang tepat d. Penguatan dan hadiah

e. Hukuman

Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:


(9)

1. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

2. Persaingan/kompetisi

3. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.

4. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

5. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.

Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012 ;80) Motivasi sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar.

Ada tiga kompenen utama dalam motivasi yaitu : (i) kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apaya yang ia harapkan.(ii) Dorongan  merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. (iii) Tujuan  merupakan inti motivasi.

2.3 Unsur-Unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar

Di dalam kehidupan sehari-hari motivasi banyak dipelajari, termasuk motivasi dalam belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat timbul tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

¶ Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.


(10)

¶ Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

¶ Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

¶ Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagi guru hal ini penting, karena guru terlibat langsung dalam pembelajaran siswa. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk memotivasi belajar siswa.

¶ Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam belajar, dan lain-lain.

¶ Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.


(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik secara fisik dan psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu pendidikan di keluarga, sekolah, atau lingkungan.

Gaya belajar adalah cara seseorang yang digunakan untuk memahami informasi yang diberikan oleh pendidik. Cara ini bisa efektif untuk seorang individu tapi tidak efektif untuk orang lain. Macam-macam gaya belajar secara umum ada 3, yaitu : visual, auditori, dan kinestik.


(12)

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam kehidupan kita. Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi siswa dan juga guru , maka di harapkan bagi guru agar selalu menjaga motivasi belajar siswanya . Guru juga harus paham akan kebutuhan motivasi anak didiknya. Karena motivasi yang di butuhkan masing-masing siswa itu berbeda.

2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pendidik sebaiknya lebih memahami karakteristik gaya belajar peserta didik, agar ada kecocokan antara gaya belajar peserta didik dengan metode yang digunakan oleh pendidik

2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.

3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maulida, Dina. 2008. Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial,& Kinestetik)Terhadap Prestasi

2. Ardiman, A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada

3. Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia press.

4. Dimyati & Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 5. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


(13)

(1)

menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. 2. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu

itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

a. Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.

b. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa, yaitu:

a. Harapan guru b. Instruksi langsung

c. Umpanbalik (feedback) yang tepat d. Penguatan dan hadiah

e. Hukuman

Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:


(2)

1. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

2. Persaingan/kompetisi

3. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.

4. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

5. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.

Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2012 ;80) Motivasi sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar.

Ada tiga kompenen utama dalam motivasi yaitu : (i) kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apaya yang ia harapkan.(ii) Dorongan  merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. (iii) Tujuan  merupakan inti motivasi.

2.3 Unsur-Unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar

Di dalam kehidupan sehari-hari motivasi banyak dipelajari, termasuk motivasi dalam belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat timbul tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

¶ Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.


(3)

¶ Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

¶ Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

¶ Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagi guru hal ini penting, karena guru terlibat langsung dalam pembelajaran siswa. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk memotivasi belajar siswa.

¶ Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam belajar, dan lain-lain.

¶ Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik secara fisik dan psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu pendidikan di keluarga, sekolah, atau lingkungan.

Gaya belajar adalah cara seseorang yang digunakan untuk memahami informasi yang diberikan oleh pendidik. Cara ini bisa efektif untuk seorang individu tapi tidak efektif untuk orang lain. Macam-macam gaya belajar secara umum ada 3, yaitu : visual, auditori, dan kinestik.


(5)

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam kehidupan kita. Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi siswa dan juga guru , maka di harapkan bagi guru agar selalu menjaga motivasi belajar siswanya . Guru juga harus paham akan kebutuhan motivasi anak didiknya. Karena motivasi yang di butuhkan masing-masing siswa itu berbeda.

2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pendidik sebaiknya lebih memahami karakteristik gaya belajar peserta didik, agar ada kecocokan antara gaya belajar peserta didik dengan metode yang digunakan oleh pendidik

2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi.

3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maulida, Dina. 2008. Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial,& Kinestetik)Terhadap Prestasi

2. Ardiman, A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada

3. Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia press.

4. Dimyati & Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 5. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


(6)