LATAR BELAKANG MASALAH PELESTARIAN BUDAYA LOKAL DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Copy

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era globalisasi seperti sekarang ini, sudut-sudut dunia seakan-akan sangat dekat di kehidupan kita sehari-hari. Melalui teknologi komunikasi dan Informasi, dari sudut dunia manapun sangat mudah untuk kita ketahui. Akibatnya tanpa disadari difusi atau persebaran ide-ide, baik berupa sistem sosial ataupun budaya dari luar masuk ataupun masyarakat luar menyebar dan mungkin ikut terinternalisasi dalam kehidupan suatu masyarakat regional tertentu, seperti masyarakat suatu negara. Persebaran ide-ide tersebut, makin intens karena didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan para penyedia informasi yang berlomba-lomba menginovasi diri sebagai penyedia jasa pemberi informasi. Pengaruh yang kompleks tersebut, sudah pasti mempengaruhi kehidupan masyarakatbangsa suatu negara, tak terkecuali masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan globalisasi yang masuk, pada akhirnya akan mempengaruhi budaya yang ada. Pada saat pengaruh globalisasi mulai masuk pada budaya lokal, maka masyarakat akan dihadapkan pada pilihan apakah akan mengikuti pengaruh globalisasi atau akan tetap mempertahankan budaya yang ada. Jika masyarakat mempertahankan budaya lokal, melalui adat istiadat, norma, bahasa, kesenian, dengan baik maka tidak pengaruhi terhadap pengaruh luar. Namun, sebaliknya jika nilai nilai budaya sudah mulai ditinggalkan maka masyarakat terpengaruh dengan budaya dari luar tersebut. Memahami budaya lokal sangat penting terutama dalam upaya untuk memahami karakteristik budaya setempat, perlu sikap saling menghargai dan menghormati budaya yang ada. Pada saat kita berbicara tentang budaya, pastilah yang ada di benak kita bahwa budaya erat kaitannya dengan wilayah atau tempat, misalnya Budaya 2 Amerika Latin, pastilah kita berpikir ketika kita akan mempelajari budaya Amerika latin berarti kita harus mempelajari wilayah yang meliputi wilayah Meksiko, Rio de Janeiro,Brazil, dsbnya. Padahal Menurut Gerry Philipsen seorang ahli komunikasi dari University Of Washington, menyatakan bahwa mempelajari budaya tidak saja terkait dengan mempelajari wilayah atau letak geografisnya saja, atau hanya terbatas pada mempelajari suku atau etnik tertentu. Meskipun,kadangkala ketika kita berpikir dalam konteks budaya kita juga mempelajarti tentang pola perilaku, adat istiadat masyarakatnya. Budaya adalah sebuah kontruksi Sosial dan memiliki nilai historis yang ada, yang disalurkan melalui simbol-simbol, gagasan, serta aturan yang terkait dengan norma yang ada. Budaya erat kaitanya dengan proses penyampaian pesan dengan kode-kode tertentu Griffin, 2000:390. Melalui berkomunikasi dan memahami bentuk komunikasi non verbalnya, yang dilakukan oleh seseorang maka kode budaya bisa dipahami. Artinya ada kesadaran dari seseorang untuk memahami budaya setempat. Dalam hal berkomunikasi, maka seseorang akan berjalan lancar jika para pelaku yang terlibat dalam komunikasi itu mempunyai latar belakang budaya yang sama. Orang Jawa akan lebih mudah berkomunikasi dengan Orang Jawa ketimbang dari budaya lain. Dengan kata lain, perbedaan latar belakang budaya cenderung menganggu komunikasi, mengapa hal ini terjadi karena adanyanya perbedaan kebiasaan, nilai, norma yang dipakai ketika komunikasi berlangsung. Maka makna pesan yang diterima pun kemungkinan besar tidak bisa sepenuhnya, bahkan bisa jadi tidak dapat dipahami oleh komunikan. Para ahli etnografi mempelajari bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan, dan komunikasi Non Verbal yang dilakukan bisa memecahkan “sandi bahasa” yang ada diantara masyarakat sekitar. Ini artinya, untuk memahami budaya lain perlu komunikasi, perlu proses pertukaran ide, gagasan, makna antara satu dengan yang lain. Komunikasi dan kebudayaan, merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Pusat perhatian bidang komunikasi dan kebudayaan terletak pada bagaimana cara manusia berkomunikasi melintasi komunikasi manusia atau 3 kelompok sosial.Jalur lintas komunikasi pastilah menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun non verbal yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi. Dalam mempelajari studi komunikasi dan kebudayaan terdapat proses untuk dapat memahami makna yang ada, pola-pola tindakan dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasi dalam sebuah kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, lingkungan pendidikan dan lingkungan yang lainnya yang melibatkan interaksi antarmanusia Alo Liliweri,2007: 12 Ketika para anggota dalam sistem sosial masyarakat bisa saling berinteraksi maka pada saat itulah kebiasaan, nilai dan norma tersebut bisa dibagikan atau sharing diantara mereka, sehingga lama kelamaan kebiasaan, nilai dan norma itu menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari para anggota sistem sosial tersebut.

B. PERUMUSAN MASALAH