11 daerah perkotaan seperti Kota Denpasar, proses alih fungsi lahan dari lahan produktif menjadi
lahan  permukiman  sangat  cepat  yang  diakibatkan  oleh  proses  urbanisasi  dan  meningkatnya taraf ekonomi masyarakat perkotaan.
Berdasarkan  interpretasi  terhadap  citra  ALOSAVNIR-2  tahun  2008  oleh  Pusat  Penelitian Lingkungan Hidup PPLH UNUD, 2009, wilayah Kecamatan Denpasar Selatan di dominasi oleh
tipe  penggunaan  lahan  pemukiman  yang  mencakup  lebih  dari  40  dari  total  wilayah,  Sawah irigasi merupakan tipe penggunaan lahan terluas kedua yaitu menyisakan lahan sawah  25.
Tipe penggunaan lahan pemukiman di Kecamatan Denpasar Selatan adalah seluas 2.091,05 ha atau 42,98 dari luas wilayah, adapun lahan sawah yang juga berfungsi sebagai ruang terbuka
hijau  memiliki  luas  1.219,27  ha.   Luas  sawah  yang terletak  di wilayah  Subak  Kerdung  saat  ini tinggal  kurang  lebih  215  Ha,  dari  awalnya  seluas  240  Ha  karena  terjadinya  alih  fungsi  lahan
sawah menjadi pemukiman.
c. Topografi
Topografi  adalah  bentuk  wilayah  dari  suatu  daerah,  termasuk  di  dalamnya  perbedaan kecuraman, bentuk lereng, dan ketinggian tempat.
Secara umum wilayah Subak Kerdung
di dominasi oleh wilayah dengan kelas lereng 0
– 8 .
Batuan permukaan berupa tanah yang berkembang  dari  batuan  gunungapi  Buyan  Beratan  Batur  Purba  Qpbb.
Berdasarkan pengamatan  lapangan  dan  peta  kelerengan  lahan  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  lokasi
Subak  Kerdung  diidentifikasi  sebagai  tipe  dataran  aluvial  yang  berasal  dari  lithologi  batuan sedimentary  rock  yang  mempunyai  indurasi  batuan  lemah  dengan  tipe  batuan  alluvium,
estuarine-marine  baru.  Tipe  lahan  ini  mempunyai  relief    2  m  dan  lereng    3  ,  umumnya mempunyai konfigurasi lereng datar sehingga tidak  berpotensi terjadinya erosi tanah. Dilihat
dari  distribusi  kemiringan  lahan  wilayah  Subak  Kerdung  memiliki  kemiringan  lahan  0  -  8 dikategorikan sebagai wilayah datar.
d. Hidrologi
Wilayah  Denpasar  bagian  selatan  dimana  Subak  Kerdung  berada  merupakan  wilayah terpusatnya aliran air bawah tanah yang mengalir ke arah selatan dari daerah yang lebih tinggi
di  sebelah  utaranya  baik  wilayah  Kota  Denpasar  maupun  Kabupaten  Badung.    Terpusatnya aliran  air  bawah  tanah    menuju  ke  laut  sehingga  wilayah  ini  mempunyai  potensi  air  bawah
tanah  yang  tinggi  seperti  yang  ditunjukkan  Peta  Hidrogeologi  Bali  1998  bahwa  wilayah  ini
12 mempunyai potensi air bawah tanah yang tinggi dengan debit 10 ltdtk. Imbuhan air bawah
tanah Kota Denpasar dari berbagai sumber penelitian menunjukkan nilai sebesar 6.141 ltdetk. Berdasarkan  DPU  1989    imbuhan  air  bawah  tanah  memasuki  akifer  Denpasar  Selatan  dan
mengalir ke arah laut sebesar 1,9 m3dtk. Wilayah Denpasar bagian selatan yang mempunyai luas wilayah 4.993 Ha atau 39,074  dari seluruh luas Kota Denpasar, dari luas tersebut diatas
lahan pertanian seluas 935 Ha dan lahan terbangun seluas 4.058 Ha. Maka imbuhan air bawah tanah adalah sebesar 2.399 ltdtk.
Jumlah curah hujan tahun 2012 di Kecamatan Denpasar Selatan berkisar 1.0 - 466.0 mm dan  rata-rata  119,4  mm.  Perhitungan  imbuhan  dari  air  hujan  adalah  diperhitungkan  bahwa
luas wilayah merupakan daerah tangkapan hujan atau catchment area  dikalikan dengan hujan yang jatuh dikalikan dengan dengan nilai koefisien run off atau nilai resapan air masuk dalam
tanah.  Dari  perhitungan  tersebut  diperoleh  nilai  imbuhan  air  bawah  tanah  dari  air  hujan sebesar    4.993  Ha  atau  49.930.000  m2  x  119,4  mm  atau  0,119  m    =  5.971.642  m3bln  atau
2.303 ltdtk.
e. Tanah