Perancangan Desain Pembelajaran dan Hasil Penelitian

5 Tabel 3.1 Indikator Partisipasi Siswa No. Indikator Partisipasi 1 Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas 2 Siswa menentukan cara belajarnya sendiri 3 Siswa menjaga hubungan baik dengan guru dan teman di dalam kelas 4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap terkendali 5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru 6 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 7 Siswa berani mengajukan pendapat 8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa lain yang tidak sesuaitidak benar 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan 10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi ketua dalam kelompok 11 Siswa berani berbicara di depan kelas 12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan guru atau teman Dokumen dokumentasi adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis [14]. Sugiyono menyatakan bahwa studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi atau wawancara [10]. Data yang diperoleh dari observasi tingkat partisipasi siswa yang didapat melalui rating scale angka dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus berikut [15]: Persentase = n N × Keterangan: n = jumlah yang diperoleh siswa dalam sekali observasi N = jumlah maksimal yang diperoleh siswa dalam sekali observasi Kriteria partisipasi siswa menurut Lingga adalah sebagai berikut [16]: 75 : partisipasi tinggi A 61 - 75 : partisipasi baik B 55 - 60 : partisipasi cukup C 55 : partisipasi kurang D

4. Perancangan Desain Pembelajaran dan Hasil Penelitian

Sesuai dengan tahapan metode RD yang dijabarkan oleh Brog dan Gall, penelitian ini juga melalui empat tahap utama. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan. Tahap pendahuluan terdiri dari studi pustaka dan studi lapangan. Teori-teori tentang partisipasi siswa, roleplay dan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan peneliti lain dikumpulkan dan dipelajari pada tahap studi pustaka. Dalam studi lapangan dilakukan observasi siswa kelas XI di SMA N 1 Grabag untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Observasi dilakukan terhadap 10 kelas XI di SMA N 1 Grabag. Didapat satu kelas dengan tingkat partisipasi terendah yaitu kelas XI IPS 2 dengan hasil observasi sebagai berikut: 6 Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Awal Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag Partisipasi Awal N = 100 No. Indikator n Tingkat Partisipasi 1 Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas 33 33 Kurang 2 Siswa menentukan cara belajarnya sendiri 35 35 Kurang 3 Siswa menjaga hubungan baik dengan guru dan teman di dalam kelas 46 46 Kurang 4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap terkendali 30 30 Kurang 5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru 38 38 Kurang 6 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 32 32 Kurang 7 Siswa berani mengajukan pendapat 37 37 Kurang 8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa lain yang tidak sesuaitidak benar 34 34 Kurang 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan 46 46 Kurang 10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi ketua dalam kelompok 30 30 Kurang 11 Siswa berani berbicara di depan kelas 40 40 Kurang 12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan guru atau teman 39 39 Kurang Rata-rata Keaktifan Kelas 36,67 36,67 Kurang Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan. Tujuan dari dikembangkannya desain pembelajaran ini, dirumuskan pada tahap ini. Desain pembelajaran dengan konsep roleplay dikembangkan dengan mempertimbangkan hasil dari observasi awal. Setelah itu, peneliti mulai membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Di dalam RPP tersebut, dijelaskan bagaimana desain penelitian dengan konsep roleplay digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris. Indikator partisipasi yang sudah dirancang dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa. Setelah tahap pengembangan selesai, dilakukan tahap uji lapangan. Instrumen pembelajaran yang sudah dibuat peneliti pada tahap pengembangan, diteliti oleh guru mata pelajaran untuk mengetahui apa instrumen tersebut layak dan bisa digunakan. Penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan dengan acuan RPP yang telah diperiksa oleh guru mata pelajaran. Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan penelitian di dalam kelas XI IPS 2 yang dinilai memiliki tingkat partisipasi terendah. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memberikan penjelasan tentang desain pembelajaran yang dipakai. 7 Pada pertemuan pertama ini, peneliti yang juga bertindak sebagai pengajar memberikan materi pelajaran dan tugas reading agar dikerjakan siswa di rumah. Tugas ini akan dikoreksi pada pertemuan selanjutnya. Materi yang diajarkan adalah Analytical Exposition Text. Pertemuan pertama lebih banyak digunakan untuk mengenalkan desain pembelajaran yang dipakai dan materi yang diajarkan. Pertemuan kedua dimulai dengan mengkoreksi hasil pekerjaan dari tugas reading yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Jawaban dikoreksi dengan membiarkan siswa membaca dan menjawab pertanyaan secara bergantian. Dalam kegiatan ini, partisipasi siswa dalam mendominasi kegiatan di dalam kelas diamati. Seberapa banyak siswa tersebut merespon kata-kata guru. Bagaimana siswa tersebut merespon saat salah seorang siswa menjawab dengan salahbenar, bagaimana siswa tersebut berusaha menonjolkan dirinya di dalam kelas. Setelah soal selesai dikoreksi, guru memberikan tugas writing yang nantinya akan berlanjut menjadi tugas proyek yang berhubungan dengan roleplay. Guru meminta siswa untuk menyusun sebuah analytical exposition text sesuai dengan topik yang sudah diberikan. Selanjutnya pada pertemuan ketiga, sebagai salah satu tugas writing, guru meminta siswa untuk membuat skenario drama pendek sesuai dengan topik. Pada pertemuan ini, sebagian langkah-langkah pelaksanaan roleplay sudah diterapkan, antara lain mempersiapkan situasi, menentukan tujuan roleplay, membagi peran serta konsultasi dan koordinasi antar peran. Situasi dan tujuan dari roleplay ditentukan oleh guru dengan menimbang tujuan pembelajaran yang sudah tercantum di RPP. Selanjutnya, guru akan menyerahkan pembelajaran hari itu kepada siswa untuk menyelesaikan tugas writing dan skenario tersebut. Dalam tugas writing ini, beberapa indikator partisipasi terjadi, diantaranya: siswa dapat menentukan cara belajarnya sendiri dengan mengembangkan tugas writing ke dalam skenario drama yang menurut mereka cocok untuk mempelajari sebuah analytical exposition text ; siswa bisa menjaga ketertiban kelas disaat guru memberikan tugas diskusi dan guru hanya mendampingi mereka dalam belajar; siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru terkait dengan skenario drama yang mereka buat, apa alur yang mereka buat sudah benar, apa tata bahasa mereka benar, dan lain sebagainya; serta keberanian siswa untuk menjadi ketua kelompok bisa dilihat pada pertemuan ketiga ini. Dalam waktu satu minggu hingga pertemuan selanjutnya, siswa diminta untuk membagi peran, konsultasi dan koordinasi antar peran, dan membuat video roleplay . Setiap siswa diwajibkan memiliki porsi dialog yang rata di dalam roleplay yang mereka buat. Hal ini dimaksudkan agar setiap siswa memiliki kesempatan untuk berbicara. Setelah peran dibagi, dilakukan konsultasi dan koordinasi antar peran dengan mendiskusikan tiga aspek utama dalam roleplay, yaitu role-taking, role-making dan role-negotiation. Dalam role-taking, siswa akan bergantian mencoba memerankan tokoh yang mereka perankan di depan teman kelompoknya. Kemudian jika salah seorang siswa salah memerankan suatu tokoh, siswa lainnya akan mengoreksinya dengan memberikan contoh bagaimana memerankan tokoh tersebut. Dalam hal ini, siswa melakukan role-making. Setelah semua siswa menemukan cara bagaimana memerankan bagian mereka, mereka melakukan role-negotiation untuk menempatkan bagaimana sebuah peran bisa 8 dihubungkan dengan peran lainnya. Setelah itu, siswa mulai membuat video roleplay dengan merekam adegan drama mereka dan diedit ke dalam sebuah video cerita pendek. Gambar 4.1 Video roleplay yang dibuat siswa Pada pertemuan terakhir, guru meminta siswa untuk menjelaskan ulang tentang video roleplay yang sudah dibuat di depan kelas. Penjelasan harus menggunakan Bahasa Inggris dan sesuai dengan isi video. Reka ulang adegan video juga kadang dilakukan di depan kelas untuk mencairkan suasana tegang dan melatih siswa agar tidak malu berakting di depan kelas. Hubungan baik yang terjalin antara satu siswa dengan guru atau siswa lainnya, bisa dilihat pada pertemuan ini. Bagaimana seorang siswa menanggapi pertanyaan, komentar, bahkan kritik dari guru atau siswa dengan lapang dada tanpa emosi. Tanggungjawab siswa akan tugas yang diberikan akan terlihat dari bagaimana siswa tersebut berkontribusi dalam proses pengerjaan tugas secara kelompok. Dengan melakukan presentasi, keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas bisa diamati. Siswa mana yang berani, siswa mana yang malu-malu, siswa mana yang tidak serius, semua bisa dilihat dari sikap masing-masing siswa saat melakukan presentasi. Saat melakukan presentasi, partisipasi siswa dalam menjawab setiap pertanyaan juga bisa diamati dengan seberapa banyak mereka menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau siswa lain. 9 Gambar 4.2 Salah satu kelompok sedang presentasi Ketika satu kelompok mempresentasikan videonya, kelompok lain akan melakukan penilaian listening dengan menuliskan laporan tentang video yang baru saja dipresentasikan. Pada pertemuan ini, dilakukan tahap akhir pelaksanaan roleplay yaitu penilaian bersama oleh pemeran dan penonton dengan melakukan diskusi bersama untuk mengkoreksi struktur penulisan serta pengucapan yang dilakukan oleh kelompok presentasi. Pada tahap ini, partisipasi siswa dalam keberaniannya mengajukan pendapat, menyangkal pendapat yang salah dan mengoreksinya, bisa diamati. Misalkan, ketika salah satu kelompok memiliki kesalahan dalam pengucapan suatu kata dalam Bahasa Inggris, siswa lain akan menyalahkannya dan mengoreksi bagaimana seharusnya kata tersebut diucapkan. Setelah penelitian berakhir, dilakukan observasi akhir untuk melihat perubahan tingkat partisipasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Guru mata pelajaran yang bertindak sebagai observer, juga turut serta dalam setiap penelitian agar bisa memberikan penilaian dalam lembar observasi. Dari observasi akhir ini, didapat hasil observasi sebagai berikut: 10 Tabel 4.2 Tingkat Partisipasi Akhir Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag Partisipasi Akhir N = 100 No. Indikator n Tingkat Partisipasi 1 Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas 84 84 Tinggi 2 Siswa menentukan cara belajarnya sendiri 75 75 Baik 3 Siswa menjaga hubungan baik dengan guru dan teman di dalam kelas 84 84 Tinggi 4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap terkendali 80 80 Tinggi 5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru 80 80 Tinggi 6 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 80 80 Tinggi 7 Siswa berani mengajukan pendapat 77 77 Tinggi 8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa lain yang tidak sesuaitidak benar 75 75 Baik 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan 79 79 Tinggi 10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi ketua dalam kelompok 76 76 Tinggi 11 Siswa berani berbicara di depan kelas 78 78 Tinggi 12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan guru atau teman 65 65 Baik Rata-rata Keaktifan Kelas 77,75 77,75 Tinggi Partisipasi siswa secara keseluruhan dari observasi awal, penelitian ke-1, penelitian ke-2, penelitian ke-3, penelitian ke-4 dan observasi akhir dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 4.1 Grafik Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag 36,67 37,83 42,50 56,50 66,50 77,75 Observasi Awal Penelitian ke-1 Penelitian ke-2 Penelitian ke-3 Penelitian ke-4 Observasi Akhir Partisipasi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag Partisipasi Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag 11 Setelah itu, ditarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisa dan dikaitkan dengan masalah serta tujuan dari penelitian. Desain pembelajaran, proses dan hasil akhir penelitian dituliskan ke dalam sebuah laporan penelitian agar bisa disosialisasikan. Tahap ini adalah tahap diseminasi yang merupakan tahap akhir dalam metode RD.

5. Simpulan