PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN GURU, KONSEP DIRI, DAN CIVIC KNOWLEDGE TERHADAP SIKAP PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA DI SMA BODHI SATTVA BANDAR LAMPUNG

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN
GURU, KONSEP DIRI, DAN CIVIC KNOWLEDGE TERHADAP SIKAP
PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA
DI SMA BODHI SATTVA BANDAR LAMPUNG

(Tesis)

Oleh

Farina Baharuddin

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN
GURU, KONSEP DIRI, DAN CIVIC KNOWLEDGE TERHADAP SIKAP
PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA
DI SMA BODHI SATTVA BANDAR LAMPUNG


Oleh

Farina Baharuddin
1023031016

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012


PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN GURU,
KONSEP DIRI, DAN CIVIC KNOWLEDGE TERHADAP SIKAP
PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA
DI SMA BODHI SATTVA BANDAR LAMPUNG
Oleh :

Farina Baharuddin
Abstrak
Kehidupan sosial budaya masyarakat memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri untuk diamati, di
samping memiliki kompleksitas tetapi keunikan tersebut juga ditandai oleh suatu dinamika
kehidupan menuju suatu pola hidup tertentu. Kompleksitas kehidupan sosial budaya masyarakat
ditujukan dengan banyaknya kaitan dan integrasi terhadap kehidupan sosial lainnya, seperti idiologi,
politik, ekonomi dan keamanan.
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk menjelaskan pengaruh Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi paedagogik guru, konsep diri siswa dan pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowladge) Terhadap sikap dan kesadaran pelestarian nilai-nilai budaya bangsa siswa SMA di
Bodhi Sattva Bandar Lampung. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasional, sampel
penelitian ini berjumlah 93 orang, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket
yang selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui analisis statistic SPSS versi 17.00.
Persepsi siswa tentang kompetensi paedagogik guru mempunyai pengaruh positif, erat dan

signifikan terhadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Persepsi siswa tentang kompetensi
paedagogik guru mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap Civic Knowledge. Civic
Knowledge mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap sikap pelestarian nilai-nilai
budaya bangsa. konsep diri siswa mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap sikap
pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Persepsi siswa tentang kompetensi paedagogik guru
mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap konsep diri siswa. civic knowledge
mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap konsep diri siswa. Persepsi siswa tentang
kompetensi paedagogik guru melalui civic knowladge mempunyai pengaruh positif, erat dan
signifikan terhadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. civic knowladge melalui konsep diri
siswa mempunyai pengaruh positif, erat dan signifikan terhadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya
bangsa
Kata kunci : Persepsi siswa tentang kompetensi Pembelajaran guru, konsep diri, Civic Knowledge
dan sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa

EFFECT OF STUDENT PERCEPTIONS OF TEACHER COMPETENCE LEARNING,
SELF-CONCEPT, AND CIVIC ATTITUDES OF KNOWLEDGE PRESERVATION OF
NATIONAL CULTURAL VALUES SENIOR HIGH SCHOOL BODHI SATTVA IN
LAMPUNG
by:


Farina Baharuddin
abstract
Social and cultural life of society has its own charm and uniqueness to be observed, in addition to
complexity, but the uniqueness is also characterized by a dynamic life to a certain lifestyle.
Complexity of social and cultural life devoted to the many linkages and integration of social life,
such as ideology, politics, economics and security.
The purpose of this study was to clarify the effect of the Student Perceptions About Competence
paedagogik teacher, student self-concept and knowledge of citizenship (civic knowladge) The
attitudes and awareness of the preservation of national cultural values of high school students at the
Bodhi Sattva Bandar Lampung. The method is a descriptive correlational study, the study sample
consists of 93 people, the data collection techniques used were the questionnaire data processing is
then performed through statistical analysis SPSS version 17.00.
Student perceptions about competency paedagogik teachers have a positive effect, close and
significant impact on the attitude of the conservation values of national culture. Student perceptions
about competency paedagogik teachers have a positive influence, and significant close to the Civic
Knowledge. Civic Knowledge has a positive effect, close and significant impact on the attitude of
the conservation values of national culture. self-concept of students having a positive effect, close
and significant impact on the attitude of the conservation values of national culture. Student
perceptions about competency paedagogik teachers have a positive effect, close and significant
impact on students' self concept. civic knowledge has a positive effect, close and significant impact

on students' self concept. Student perceptions of teacher competence through civic knowladge
paedagogik have a positive effect, close and significant impact on the attitude of preservation of
cultural values of the nation. civic knowladge through self-concept of students having a positive
effect, close and significant impact on the attitude of the conservation values of national culture
Keywords: Student Perceptions Of Teacher Competence Learning, Self-Concept, Civic
Knowledge And Attitudes Of The Preservation Of National Cultural Values

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian

: Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Pembelajaran Guru, Konsep Diri Siswa, dan
Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowladge)
Terhadap Sikap dan Kesadaran Pelestarian Nilai-nilai
Budaya Bangsa Siswa SMA di Bodhi Sattva Bandar
Lampung

Nama Mahasiswa
NPM

Program Studi
Fakultas

:
:
:
:

Farina Baharuddin
1023031016
Pascasarjana Pendidikan IPS
Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing,

Pembimbing I,

Pembimbing II,


Dr. Hi. Pargito, M.Pd
NIP. 195904141986031005

Dr. Irawan Suntoro, M.S
NIP. 195603231984031003

2. Ketua PPs. Pendidikan IPS

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S
NIP 195305281981031002

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Dr. Hi. Pargito, M.Pd

…………………………


Sekretaris

: Dr. Irawan Suntoro, M.S

…………………………

Penguji I

: Prof. Dr. Sudjarwo, M.S

…………………………

Penguji II

: Dr. Edy Purnomo, M.Pd

…………………………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP 196003151985031003

3. Direktur Pascasarjana Universitas Lampung

Prof. Dr. Sudjarwo M.S
NIP. 195305281981031002

Tanggal Lulus Ujian Tesis, 27 April 2012

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Pembelajaran

Guru,

Konsep


Diri,

dan

Pengetahuan

Kewarganegaraan (Civic Knowladge) Terhadap Sikap Dan Kesadaran
Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa Siswa SMA di Bodhi Sattva
Bandar Lampung “ adalah karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara yang tidak
sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik
atau yang disebut plagiatisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada
Universitas Lampung.
Atas pernyataan ini, apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya
ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dari sanksi yang diberikan
kepada saya; saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang
berlaku.

Bandar Lampung, 3 Mei 2012

Pembuat Pernyataan
Materai
Rp. 6000,

Farina Baharuddin
NPM 1023031016

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama Farina Baharuddin di lahirkan di Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran pada tanggal 25 Juni 1958. Penulis adalah
anak sulung dari lima bersaudara pasangan Bapak Hi.
Baharuddin, S.H dan Ibu Hj. Rogaiyah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri 6 Bandar Lampung, yang di selesaikan pada tahun 1970, Sekolah
Menengah Umum Tingkat Pertama di SMP Negeri Teluk Betung Kabupaten
Tanjungkarang yang diselesaikan pada tahun 1973. Sekolah Pendidikan Guru
(SPG) di SPG Negeri 1 Tanjungkarang yang di selesaikan pada tahun 1976.

Pada tahun 1980, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi (S1)
Civics Hukum dan diselesaikan tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 2010, penulis
melanjutkan ke program pasca sarjana Pendidikan IPS dan melalui tesis ini
penulis berniat menamatkan pendidikan S-2 nya tersebut.

viii

SANWANCANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pembelajaran Guru,
Konsep Diri Siswa Dan Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowladge)
Terhadap Sikap Dan Kesadaran Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa
Siswa SMA di Bodhi Sattva Bandar Lampung”.

Tesis ini di buat untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Proses penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar
maupun dari dalam diri penulis sendiri, penulisan tesis ini pun tidak lepas dari
bimbingan, bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. M. Thoha BS Jaya M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

ix

3. Drs. Arwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus pembahas II dalam
penelitian ini.
5. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S selaku Ketua Program Pascasarjana Magister
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung Sekaligus
Pembahas I.
6. Dr. Hi. Pargito, M.Pd selaku Sekretaris Program Pascasarjana Magister
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung Sekaligus
Pembimbing I.
7. Dr. Irawan Suntoro, M.S selaku pembimbing II yang selalu memberi
bimbingan.
8. Dr. Edy Purnomo, M.Pd selaku pembahas II, yang telah memberikan saran
dan kritik demi tersempurnakannya tesis ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Magister Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.
10. Suami ku tercinta Drs. Adeham, M.Pd dan anak-anak ku tersayang yang
senantiasa melimpahkan kasih sayang sayangnya baik secara finansial maupun
mental.
11. Keluarga besar SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung (Guru berserta staf TU)
yang selalu memberi dukungan moril dan spiritual.
12. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung.

x

13. Rekan-rekan angkatan 2010 Program Pascasarjana Magister Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

Semoga amal baik yang Bapak, Ibu, Saudara berikan, akan selalu mendapat
pahala dari Allah Swt. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis berharap tesis
ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaim, Wr. Wb.
Bandar Lampung,
Penulis,

xi

April 2012

MOTTO

” Dengan Ilmu Hidup Akan Mudah”
“Dengan Agama Hidup Akan Terarah”
“Dengan Seni Hidup Akan Indah”

(FARINA BAHARUDDIN)

xii

PERSEMBAHAN

Dengan Rasa Syukur yang mendalam kepada ALLAH SWT, kupersembahkan karya
kecil ini kepada :
 Suamiku Tercinta
 Anak-anakku Tersayang
 Keluaga Besar Terkasih
 Almamater Universitas Lampung
 Keluraga Besar Social Studies dan Civic Education Universitas
Lampung
 Semua Pihak Yang Telah Mendukung Terselesaikannya Tesis ini

xiii

DAFTAR ISI

COVER
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
SANWACANA
MOTTO
PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................

Halaman
i
iii
v
vi
vii
viii
ix
xii
xiii
xiv
xvii
xix
xx

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 13
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 14
1.4 Perumusan Masalah ...................................................................................... 14
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 15
1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 15
1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 16
1.6 Ruang lingkup Peneitian ................................................................................ 16
1.6.1 Ruang Lingkup Subjek.......................................................................... 16
1.6.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian .......................................................... 17
1.6.2 Ruang Lingkup Ke-IPS-an .................................................................... 17
1.6.3 Ruang Lingkup Waktu dan Tempat Penelitian ..................................... 19
II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori .............................................................................................. 20
2.1.1 Tinjauan Tentang Pengertian Persepsi .................................................. 20
2.1.2 Kompetensi Guru ................................................................................. 24
2.1.3 Konsep Diri .......................................................................................... 37
2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................... 43
2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan IPS ......................... 53
2.1.6 Tinjauan Tentang Sikap ......................................................................... 61
2.1.7 Sistem Nilai Budaya .............................................................................. 67
2.1.8 Hubungan Masyarakat dengan Budaya ................................................. 70

2.1.9 Konsep Perubahan Sosial Budaya ......................................................... 71
2.1.10 Masyarakat Multi Etnik ........................................................................ 73
2.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 76
2.3 Kerangka Pikir ............................................................................................... 77
2.4 Hipotesis......................................................................................................... 83
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 85
3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 85
3.3 Variable dan Instrumen Penelitian ................................................................ 88
3.3.1 Persepsi siswa tentang Kompetensi Paedagogik Guru......................... 89
3.3.1.1 Definisi Konseptual Paedagogik Guru ................................... 89
3.3.1.2 Definisi Operasional Paedagogik Guru ................................... 89
3.3.1.3 Kisi-kisi Instrumen Paedagogik Guru ..................................... 89
3.3.1.4 Kalibrasi Instrumen Paedagogik Guru .................................... 92
3.3.2 Konsep Diri Siswa ............................................................................... 93
3.3.2.1 Definisi Konseptual Variabel Konsep Diri Siswa................... 93
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel Konsep Diri Siswa.................. 93
3.3.2.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Konsep Diri Siswa ................... 93
3.3.2.4 Kalibrasi Instrumen Variabel Konsep Diri Siswa ................... 94
3.3.3 Civic Knowledge .................................................................................. 95
3.3.3.1 Definisi Konseptual Variabel Civic Knowledge ..................... 95
3.3.3.2 Definisi Operasional Variabel Civic Knowledge .................... 95
3.3.3.3 Kisi-Kisi Instrumen Civic Knowledge .................................... 96
3.3.3.4 Kalibrasi Instrumen Variabel Civic Knowledge ...................... 96
3.3.4 Sikap Dan Kesadaran Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa ............ 97
3.3.4.1 Definisi Konseptual Variabel Sikap
Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa. .................................. 98
3.3.4.2 Definisi Operasional Variabel Sikap
Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa ................................... 98
3.3.4.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Sikap
Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa ................................... 98
3.3.4.4 Kalibrasi Instrumen Sikap
Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa ................................... 99
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 100
3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 101
3.5.1 Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 101
3.5.1.1 Uji Normalitas ......................................................................... 101
3.5.1.2 Uji Homogenitas ..................................................................... 102
3.5.1.3 Uji Linieritas ........................................................................... 102
3.5.1.4 Uji Regresi .............................................................................. 103
3.5.1.5 Analisis Jalur (Path Analysis) .................................................. 103
3.6 Uji Hipotesis ................................................................................................. 104
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................... ............ 107
4.1.1 Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Paedagogik Guru ........... 109
4.1.2 Konsep Diri Siswa .......................................................... ............ 112

4.2

4.3
4.4
4.5

4.6

4.1.3 Civic Knowledge ............................................................ ............ 115
4.1.4 Sikap Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa ................ ............ 118
Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... ............ 121
4.2.1 Uji Normalitas ................................................................ ............ 121
4.2.2 Uji Homogenitas............................................................. ............ 122
4.2.3 Uji Linearitas .................................................................. ............ 123
4.2.4 Uji Korelasi .................................................................... ........... 126
4.2.5 Uji Regresi ..................................................................... ........... 129
Pengujian Hipotesis..................................................................... ........... 142
Perhitungan Pengaruh ................................................................. ........... 150
Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... ........... 153
4.5.1 Pembahasan Temuan Deskriptif ..................................... ........... 153
4.5.2 Pembahasan Temuan Model Penelitian ......................... ........... 178
Keterbatasan Penelitian .............................................................. ........... 192

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................... ........... 194
5.2 Implikasi ...................................................................................... ........... 196
5.3 Saran............................................................................................ ........... 198

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam konteks kurikulum persekolahan
mempunyai kedudukan yang amat penting dan strategis dalam rangka proses
pembinaan terhadap warganegara Indonesia. Hal ini dikarenakan salah satu tugas
dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan proses
pembangunan

karakter

bangsa

(National

and

Character

Building).

Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah harus
membantu siswa dalam mengembangkan potensi serta kompetensi yang
dimilikinya, baik potensi kognitif, afektif maupun perilaku dalam menghadapi
lingkungan hidupnya, baik fisik maupun lingkungan sosial-budayanya.

Walaupun kurikulum tingkat satuan pendidikan telah memasukkan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi salah satu bagian dari mata pelajaran ilmu
Pengetahuan Sosial, tetapi diharapkan tidak melupakan visi dan misi mata
pelajaran Kewarganegaraan yang sebenarnya. Pendidikan Kewarganegaraan tetap
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultur,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945.

2
Pembinaan terhadap warganegara Indonesia memiliki pemahaman dan kesadaran
sosial budaya dalam konteks pelestarian nilai-nilai budaya bangsa mengandung
arti upaya agar masyarakat Indonesia seluruhnya memiliki keuletan dan
ketangguhan untuk mempertahankan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya tanpa melupakan
nilai-nilai budaya bangsa. Kalau nilai-nilai budaya bangsa berdimensi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan bangsa, maka kedudukan pelestarian nilainilai budaya bangsa merupakan hal yang sangat vital. Kondisi sosial budaya ikut
menjadi penentu kelangsungan hidup untuk masyarakat dan bangsa.

Kehidupan sosial budaya masyarakat memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri
untuk diamati, di samping memiliki kompleksitas tetapi keunikan tersebut juga
ditandai oleh suatu dinamika kehidupan menuju suatu pola hidup tertentu.
Kompleksitas kehidupan sosial budaya masyarakat ditunjukan dengan banyaknya
kaitan dan integrasi terhadap kehidupan sosial lainnya, seperti idiologi, politik,
ekonomi dan keamanan. Ini berarti perubahan kehidupan sosial yang satu akan
berpengaruh terhadap kehidupan sosial lain. Dengan kata lain secara teoritis
perubahan kehidupan sosial budaya juga dapat berpengaruh terhadap kehidupan
sosial lainnya., demikian pula dengan kehidupan sosial lainya akan saling
berpengaruh mempengaruhi.

Kebijakan pembangunan di bidang sosial budaya secara nasioanal diarahkan
“untuk memberikan wawasan budaya dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap dimensi kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara serta

3
ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia serta
memperkuat jati diri kepribadian bangsa” (Udin s. winataputra, 2003).
Kebudayaan nasional yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur
bangsa perlu terus dipelihara, dibina dan dikembangkan dengan memperkuat
penghayatan dan pengalaman Pancasila, memperkokoh akar kebudayaan,
meningkatkan wawasan kebangsaan dan kualitas kehidupan, memperkuat jati diri
dan kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional,
memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi penggerak masyarakat
untuk maju dan mandiri serta penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa.

Revitalisasi pelestarian nilai-nilai budaya bangsa disaat kondisi kehidupan sosial
budaya pasca reformasi belum menampakkan perubahan yang positif. Salah satu
langkah awal yang dapat dilakukan oleh kita semua adalah dengan memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pelestraian nilai-nilai budaya
bangsa melalui pendidikan. Peran sekolah dalam hal ini sangat besar. Sekolah
merupakan jalur pembinaan yang paling efektif karena dapat menjangkau semua
lapisan masyarakat, baik dari segi usia maupun status kehidupan warga negara
Indonesia, terutama bagi generasi muda yamg menjadi tumpuan harapan mampu
menjaga dan mengembangkan kualitas kehidupan sosial bangsa di masa kini dan
masa yang akan datang.

Banyak sekali kehidupan yang eksklusif-destruktif terjadi di masyarakat dalam
beberapa dasawarsa terakhir yang tidak terlepas dari peran pendidikan di
dalamnya. Karena itu, kehidupan yang harmonis, inklusif dan toleran harus bisa
diciptakan saat ini juga. Tentu yang paling sistematis dan efektif adalah melalui

4
pendidikan dengan berbagai pendekatan, yakni pendidikan dengan pendekatan
multikultur dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur budaya bangsa,
dengan harapan terwujudnya sebuah kehidupan yang harmonis, damai, selaras dan
berperadaban. Mengedepankan semangat saling bekerja sama dalam menegakkan
kebenaran dan kebaikan serta menjauhi segala bentuk kerusakan dan sangat
membahayakan bagi eksistensi kemanusiaan manusia itu sendiri, seperti
perpecahan kelompok yang disebabkan karena adanya konflik yang berhubungan
dengan perbedaan secara kultur yang dibawa sejak lahir secara kodrati.

Sekolah sebagai suatu masyarakat dengan skala kecil, dalam hal ini tidak
terkecuali dengan SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung, dimana di dalamya
terdapat adanya keberagaman dari segi etnik maupun sosial ekonomi seperti yang
terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1 Jumlah Etnis Siswa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung
Etnis
Kelas
Jumlah
X
XI
XII
Cina (Tiong Hwa)
27
23
23
73
Non Cina
15
12
21
48
42
35
44
121
Sumber : Arsip Siswa SMA Bodhi Sattva

Tabel 1.2 Jumlah Sosial Ekonomi Siswa SMA Bodhi Sattva
Bandar Lampung
Sosek
PNS
Dagang
Lain-Lain
X

XI

XII

X

XI

XII

X

XI

XII

Cina (Tiong Hwa) 21
Non Cina
4
3
6
6
Sumber : Arsip Siswa SMA Bodhi Sattva

17
4

18
7

6
5

6
5

5
9

5
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat keberagaman latar
belakang siswa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung, baik dari segi etnis maupun
latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa. Dimana kondisi sosial dan kultur
tersebut dimungkinkan berpengaruh dan memegang peranan yang besar dalam
menentukan perkembangan seseorang dalam bertingkah laku dan melestarikan
nilai-nilai budaya bangsa. Pluralisme yang ada di SMA Bodhi Sattva Bandar
Lampung merupakan konsekuensi dari letak sekolah yang berada di daerah
Kuripan Kecamatan Teluk Betung. Di daerah ini mayoritas masyarakatnya adalah
keturunan Cina (Thiong Hwa) dan berbaur dengan beberapa suku pribumi
(Lampung) dan Jawa serta suku Melayu lainnya. Masyarakat di lingkungan ini
bukanlah masyarakat yang tergolong berekonomi mapan.

SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung merupakan sekolah yang didirikan yayasan
yang berbasis agama Budha untuk kemaslahatan masyarakat umum dengan tujuan
agar masyarakat keturunan Cina yang kurang mampu dapat bersekolah dengan
layak. Walaupun demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan siswa dari etnis
lain untuk bersekolah ditempat ini. Kita sering berasumsi bahwa masyarakat yang
berketurunan cina adalah orang yang berekonomi menengah ke atas. Namun, di
daerah ini masyarakatnya baik yang berketurunan Thiong Hwa atau non Thiong
Hwa sama-sama memiliki keadaan ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas
masyarakatnya berprofesi sebagai pedagang kelontong, tukang becak dan kuli
pasar dan pendapatan mereka tergolong tidak menentu.

Sebagai sekolah yang merupakan bagian/unit suatu yayasan yang berbasis agama
Budha tentu saja dalam interaksi pembelajaran maupun interaksi sosial dalam

6
lingkungan sekolah tak lepas dari nafas keagamaan Budhisme seperti salam, doa,
pembelajaran agama Budha dan lain-lain. Namun, seiring berjalannya waktu dan
perkembangan zaman kini SMA Bodhi Sattva juga telah melaksanakan
pembelajaran pendidikan agama Islam, pendidikan Kristen dan Katolik karena
dewasa ini siswa SMA Bodhi Sattva tidak hanya beragama Budha saja namun ada
juga yang beragama Islam, Kristen, dan Katolik. Hal ini tentu saja akan membuat
semakin beragamnya siswa yang ada di SMA Bodhi Sattva. Masing-masing
keberagaman tentu memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, keadaan seperti ini
tentu saja rawan dengan perselisihan, pertentangan atau bahkan konflik.
Keberagaman akan membuat anak menjadi terkotak-kotak dalam bergaul dan
cenderung mempunyai sikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya.

Kenakalan dan sikap anti sosial pada remaja misalnya, sangat terpengaruh oleh
keadaan sosial yang buruk dan bahkan terpengaruh oleh keadaan perubahan
kemajuan teknologi dan lingkungan sosial. Pengaruh lingkungan pergaulan yang
beraneka ragam budaya ditambah kontrol sosial dan kontrol diri yang semakin
lemah, dapat mempercepat pertumbuhan kelompok-kelompok yang suka atau
sering melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan hukum dan nilainilai sosial lainnya yang seyogyanya dapat hidup berdampingan.

Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah krisis nilai-nilai budaya bangsa,
misalnya banyaknya siswa yang tidak mengikuti upacara bendera, perkelahian
antar pelajar dan kurangnya rasa mencintai siswa terhadap produk dari indonesia
seperti pakaian batik, makanan, produk-produk Indonesia dan budaya bangsa
Indonesia yang lainya. Seharusnya dilakukan oleh seorang siswa dalam nilai-nilai

7
budaya bangsa. Tidak terkecuali dengan SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung,
pemahaman akan nilai-nilai budaya bangsa pada praktiknya masih banyak siswa
yang salah dalam memaknainya, bahkan ada kecenderungan pelestaraian nilainilai budaya bangsa yang mereka terapkan cenderung masih kurang, hal tersebut
dapat terlihat dari hasil pra survei yang penulis lakukan di SMA Bodhi Sattva
Bandar Lampung, diperoleh data pelestaraian

nilai-nilai budaya bangsa oleh

siswa sebagai berikut :

Tabel 1.3 Sikap Siswa Terhadap Pelestaraian Nilai-Nilai Budaya
Bangsa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung
No
Aspek yang diobservasi
Tinggi
Sedang Rendah
(%)

(%)

(%)

1

Menghormati perbedaan
latar belakang suku dalam
pergaulan siswa

25

65

10

2

Tidak membeda-bedakan
teman dan bertoleransi
beragama dalam bergaul

14

10

76

3

Memahami kebudayaan
daerah sebagai bagian dari
kebudayaan nasional

37

50

13

4

Memahami berbagai arti
simbol/lambang kenegaraan
sebagai pemersatu bangsa

15

25

60

Sumber : Data pra-survey (Juni 2011)
Hasil pra-survey menunjukkan kecenderungan pelestaraian

nilai-nilai budaya

bangsa budaya pada SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung berada pada tingkat
sedang dan rendah. Pada Tabel poin pertama tentang “menghormati perbedaan
latar belakang suku dalam pergaulan siswa di SMA Bodhi Sattva Bandar
Lampung” berada dalam katagori sedang, tampak bahwa mayoritas siswa bergaul

8
dengan suku yang sama misalnya siswa yang berketurunan Cina cenderung akan
bergaul dengan siswa yang berketurunan Cina juga. Selanjutnya pada tabel point
kedua tentang “tidak membeda-bedakan teman dan bertoleransi beragama dalam
bergaul” berada dalam katagori rendah”, tampak bahwa mayoritas siswa kurang
bertoleransi antar umat beragama. Misalnya pada waktu siswa muslim
melaksanakan ibadah puasa, para siswa yang beragama non muslim makan dan
minum sembarangan dihadapan siswa muslim.
Pada point ketiga tentang “memahami kebudayaan daerah sebagai bagian dari
kebudayaan nasional” berada dalam katagori sedang, tampak bahwa mayoritas
siswa lebih menonjolkan kebudayaan daerah masing-masing sebagai kebudayaan
yang dianggap terbaik. Hal ini tercermin dari sikap siswa terhadap berbagai
kegiatan sekolah yang bernuansakan Cina, seperti perayaan Cap Go Meh. Maka
siswa dari suku lain tak turut aktif dalam mensukseskan perayaan tersebut. Dan
point terakhir adalah tentang “Memahami berbagai arti simbol/lambang
kenegaraan sebagai pemersatu bangsa” berada dalam katagori rendah, tampak
bahwa mayoritas siswa kurang memahami makna dari lambang negara Pancasila
dan konsep Bhinika Tunggal Ika. Hal ini tercermin dari sikap siswa yang enggan
saling tolong menolong antar siswa lain yang saling membutuhkan pertolongan,
dan sulit sekali untuk melaksanakan pembelajaran dengan berkelompok karena
mereka cenderung individualis.

Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat pada tingkat sekolah menengah ini
diharapkan hasil pembinaan dapat menunjukkan tingkat nilai-nilai budaya bangsa

9
yang tinggi, sebab hasil ini dijadikan dasar/ pondasai yang kuat untuk
pembangunan ketahanan nasional secara lebih luas.

Berdasarkan data di atas, terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi
sikap dan pelestaraian nilai-nilai budaya bangsa tumbuh dan dipahami secara
positif oleh seseorang, terutama para pelajar yang notabene merupakan generasi
yang menjadi harapan bangsa, diantaranya adalah sebagai berikut : Faktor konsep
diri siswa, dalam kenyataannya siswa cenderung sering menghadapi masalahmasalah dalam menentukan sikap dalam melestarikan nilai-nilai sosial budaya.
Masalah-masalah yang dialami siswa sering kali dan bahkan hampir semua
sebenarnya berasal dari dalam diri. Siswa tanpa sadar menciptakan masalah yang
berasal dari konsep diri. Dengan kemampuan berfikir dan menilai siswa lebih
suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun orang lain dan
bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu objektif. Dari situlah muncul
masalah seperti kurang percaya diri dan mengkritik diri sendiri.

Secara psikologis, konsep diri merupakan perasaan dan keyakinan seseorang akan
kemampuan yang dimiliki dari kehidupan semenjak kecil yang ditanamkan oleh
orang tua maupun dari sekolah serta dari pengalaman sehari-hari. Konsep diri
yang sehat tidak hanya positif, tetapi merupakan gambaran tentang diri yang
sesuai dengan kenyataan dirinya. Membantu siswa memiliki konsep diri yang
sehat berarti berupaya membuat siswa memperkecil kesenjangan antara ideal self
dan real self nya, atau antara seharusnya dan sesungguhnya.

10
Konsep diri sangat diperlukan bagi siswa untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan di luar lingkungan keluarganya. Ketika seseorang masuk dalam
lingkungan di luar keluarganya, bekal yang berupa konsep diri yang realistis serta
keterampilan sosial yang dimilikinya akan menjadi dasar bagi siswa untuk
berinteraksi dengan teman-temannya termasuk dalam

pembentukan sikap

pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Dengan demikian seseorang siswa dengan
konsep diri realistis dan keterampilan sosial akan lebih mampu menentukan sikap
yang sesuai dengan kondisi lingkungannya, sehingga dengan sendirinya akan
lebih mudah dalam menentukan sikap dikehidupan sehari-hari. Selanjutnya
kemungkinan kesadaran untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa pun akan
semakin besar.

Faktor Keluarga ; Orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang
beragama, menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis dimana hubungan
antara Ayah, Ibu dan anak tidak terdapat percekcokan atau pertentangan, adanya
kesamaan norma-norma yang dipegang antara ayah, ibu dan keluarga lainnya di
rumah tangga dalam mendidik anak-anak, memberikan perhatian yang memadai
terhadap kebutuhan anak-anak, memberikan pengawasan secara wajar terhadap
pergaulan anak remaja di lingkungan masyarakat.

Faktor Lingkungan Masyarakat; Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga
setelah rumah dan sekolah. Ketiganya haruslah mempunyai keseragaman dalam
mengarahkan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan. Apabila salah satu tidak
mendukung maka yang lain akan turut terpengaruh pula.pendidikan di masyarakat
biasanya diabaikan karena banyak orang berpendapat bahwa jika anak telah

11
disekolahkan berarti semuanya sudah beres dan gurulah yang memegang segala
tanggung jawab soal pendidikan. Pendapat seperti ini perlu dikoreksi, karena
apalah artinya pendidikan yang diberikan di sekolah dan di rumah jika di
masyarakat terdapat pengaruh-pengaruh negatif yang merusak tujuan pendidikan
tersebut. Karena itu pula perlu ada sinkronisasi diantara ketiga tempat pendidikan
itu.

Faktor Lingkungan Sekolah; merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah
tangga. Karena itu ia cukup berperan dalam membina anak untuk menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab. Khusus mengenai tugas kurikuler, maka sekolah
berusaha memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sebagai
bekal untuk kelak jika anak telah dewasa dan terjun ke masyarakat. Akan tetapi
tugas kurikuler saja tidaklah cukup untuk membina anak menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab. Karena itu sekolah bertanggung jawab pula dalam
kepribadian anak didik. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan sekali. Jika
kepribadian guru buruk, dapat dipastikan akan menular kepada anak didik.

Pendidikan di sekolah, guru khususnya guru mata pelajaran PKn sangatlah
menentukan dalam pembentukan sikap dan pelestaraian nilai-nilai budaya bangsa
siswa, posisi dan peran guru sebagaimana ditegaskan oleh Sardiman (1987: 123)
“tidak semata-mata trasfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang
melakukan transfer of value dan sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan
menuntun siswa dalam belajar”.

Hal ini berarti keberhasilan dalam proses

pembelajaran tidak hanya diukur dari meningkatnya pengetahuan anak, tetapi juga
harus meningkat pemahamanya terhadap pembentukan sikap dan pelestaraian

12
nilai-nilai budaya bangsa. Keadaan yang demikian ini menuntut guru PKn untuk
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui berbagai macam kegiatan
konstruktif sehingga dapat memaksimalkan hasil pembelajaran yang mengarah
pada pembentukan sikap dan pelestaraian nilai-nilai budaya bangsa sebagai tujuan
akhir pembelajaran PKn, karena hanya melalui pembelajaran PKn warga negara
diberikan pemahaman tentang pengetahuan kewarganegaraan baik mengenai hak
dan kewajibannya maupun peran serta mereka dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Singkatnya, pembelajaran PKn menumbuhkan sikap persatuan dan
kesatuan warga negara dalam wadah NKRI yang sama-sama memiliki hak dan
kewajiban yang setara.

Ditinjau dari peran dan tanggung jawab guru dalam mewujudkan keberhasilan
pembelajaran di kelas, guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Hal ini
menunjukkan bahwa peran guru sangat menentukan karakteristik dan kemampuan
anak didik dalam memahami materi pelajaran. Jika guru rendah motivasi
mengajarnya dan sempit pengetahuannya, maka anak didik pun akan rendah
motivasi belajarnya dan sempit pula pengetahuan yang dimiliki.

Posisi guru memegang peranan penting untuk mengolah isi materi yang akan
disampaikan kepada siswa di kelas. Semakin berkualitas paedagogis seorang guru,
maka akan semakin baik hasilnya bagi siswa. Mengkaji masalah sikap pelestarian
nilai-nilai budaya bangsa oleh siswa memiliki sisi penting

dalam cara

menemukan bagaimana sikap tersebut ditumbuh kembangkan pada diri siswa. Hal
ini sangat dibutuhkan dalam rangka pembinaan karakter para generasi muda
umumnya. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan melihat

13
faktor paedagogik guru, konsep diri siswa dan pengetahuan kewarganegaraan
(civic knowladge) yang mempengaruhi sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa
siswa SMA di Bodhi Sattva Bandar Lampung Tahun 2011.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi, penulis membatasi masalah
yang akan menjadi fokus penelitian ini agar sesuai dengan tujuan penelitian ini,
yaitu :
1.

Siswa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung cenderung kurang
menghormati perbedaan latar belakang suku dalam pergaulan siswa di
SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung.

2.

Siswa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung membeda-bedakan teman
dan kurang bertoleransi beragama dalam bergaul.

3.

Siswa SMA Bodhi Sattva Bandar Lampung cenderung kurang
memahami berbagai arti simbol/lambang kenegaraan sebagai pemersatu
bangsa

4.

Pemahaman tentang pengetahuan kewarganegaraan (civic knowladge)
yang dimilki siswa cenderung masih kurang mendalam berhubungan
dengan nilai-nilai budaya bangsa.

5.

Pemahaman guru dalam memahami konsep keilmuan PKn yang kurang
mendalam

berhubungan

dengan

pembentukan

pengetahuan

kewarganegaraan (civic knowladge).
6.

Sikap siswa dalam melelestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang
dimilki siswa cenderung masih kurang dalam kehidupan siswa.

14
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi, penulis membatasi masalah
yang akan menjadi fokus penelitian ini agar sesuai dengan tujuan penelitian ini,
yaitu
1. Persepsi siswa tentang kemampuan paedagogik guru.
2. Konsep diri siswa.
3. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowladge).
4. Sikap dan kesadaran siswa dalam pelestarian nilai-nilai budaya bangsa.

1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalahnya dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.

Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi
pembelajaran guru tehadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya
bangsa?

2.

Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi
pembelajaran guru tehadap civic knowladge?

3.

Apakah terdapat pengaruh civic knowladge terhadap sikap pelestarian
nilai-nilai budaya bangsa ?

4.

Apakah terdapat pengaruh konsep diri siswa tehadap sikap pelestarian
nilai-nilai budaya bangsa ?

5.

Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi
pembelajaran guru tehadap konsep diri siswa ?

6.

Apakah terdapat pengaruh civic knowladge tehadap konsep diri siswa?

15
7.

Apakah terdapat pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi
pembelajaran guru melalui civic knowladge tehadap sikap pelestarian
nilai-nilai budaya bangsa ?

8.

Apakah terdapat pengaruh civic knowladge melalui konsep diri siswa
tehadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa ?

1.5 Tujuan dan Manfaat
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi pembelajaran
guru tehadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa ?
2. Mengetahui pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi pembelajaran
guru tehadap civic knowladge?
3. Mengetahui pengaruh civic knowladge terhadap sikap pelestarian nilainilai budaya bangsa ?
4. Mengetahui pengaruh konsep diri siswa tehadap sikap pelestarian nilainilai budaya bangsa ?
5. Mengetahui pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi paedagogik guru
tehadap konsep diri siswa ?
6. Mengetahui pengaruh civic knowladge tehadap konsep diri siswa?
7. Mengetahui pengaruh Persepsi siswa tentang kompetensi paedagogik guru
melalui civic knowladge tehadap sikap pelestarian nilai-nilai budaya
bangsa ?
8. Mengetahui pengaruh civic knowladge melalui konsep diri siswa tehadap
sikap pelestarian nilai-nilai budaya bangsa ?

16
1.5.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Bagi siswa adalah :
a. Meningkatkan kemampuan memahami dan menjelaskan konsep dan
nilai dalam materi Kewarganegaraan.
b. Menumbuhkan tehadap sikap dan kesadaran pelestarian nilai-nilai
budaya bangsa dalam rangka pembentukan karakter kewarganegaraan.
c. Menumbuhkan pembentukan konsep diri siswa dalam rangka
pembentukan sikap dan kesadaran pelestarian nilai-nilai budaya
bangsa.
2. Bagi guru adalah :
a. Meningkatkan

kemampuan

pemahaman

konsep

pegetahuan

kewarganegaraan.
b. Meningkatkan kemampuan paedagogis guru dalam sesuai dengan
prinsip metodologis mengajar PKn.
c. Memaksimalkan tujuan pembelajaran ranah terpadu dalam mata
pelajaran PKn.
d. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pembelajaran terpadu
dalam Pendidikan IPS.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Subjek
Subjek dan Objek penelitian ini adalah guru PKn dan siswa SMA Bodhi
Sattva di Bandar Lampung.

17
1.6.2 Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru, konsep diri
siswa, civic knowledge, dan kesadaran pelestarian nilai-nilai budaya bangsa

1.6.3 Ruang Lingkup Ke-IPS-an (Social Studies as Citizenship
Transmision)
Kurikulum ilmu sosial, tujuan utamanya adalah kajian yang berhubungan
dengan pengembangan intelektual. Hal – hal yang kurang berhubungan
dengan pengembangan intlektual menjadi sesuatu yang kurang penting.
Marsh dalam Sujarwo (2011:94) menyatakan kurikulum yang demikian
sebagai “Value-free approach”. Dalam konteks ini, kiranya pernyataan
Marsh berikut dapat memberikan suatu bahan pertimbangan pemikiran.
Marsh menyatakan bahwa ; over time the „structure‟ of a discipline may be
comprehended by students if they are taught in such away as to get inside
the discipline to do history as a historian and to inquire as a sociologist; to
think as an economist does and to observe and explain patterns in terms of
processes like a geographer. Dengan demikian tingkat kedisiplinan dan
pemahaman siswa atau peserta didik di dalam kelas dapat pula
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.

Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time,
continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual
development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power,
authority and govermance; (7) production, distribution and consumption;
(8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic

18
idealsand

practices.

(NCSS

dalam

http://www.socialstudies

.org/standar/exec.html)

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship
Education)

merupakan

mata

pelajaran

yang

memfokuskan

pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia, dan suku bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu dari lima tradisi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yakni citizenship tranmission, saat ini
sudah berkembang menjadi tiga aspek pendidikan Kewarganegaraan
(citizenship education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler, dan aspek
social budaya. Secara akademis pendidikan kewarganegaraan dapat
didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya
pada seluruh dimensi psikologis dan sosial budaya kewarganegaraan
individu, dengan menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai
landasan kajiannya atauan penemuannya intinya yang diperkaya dengan
disiplin ilmu lain yang relevan, dan mempunyai implikasi kebermanfatan
terhadap instrumentasi dan praksis pendidikan setiap warga negara dalam
konteks sistem pendidikan nasional (Wiranataputra, 2004).

19
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu Pendidikan IPS dengan
wilayah kajian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, karena Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu dari lima tradisi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yakni citizenship tranmission, yaitu dalam rangka
mentransmisikan/ transfer nilai-nilai luhur budaya bangsa yang meliputi
Pengetahuan/ pemahaman budaya bangsa, Sikap dan prilaku dalam
kehidupan sosial, Mempertahankan budaya bangsa, dan Mengembangkan
budaya bangsa secara berkesinambungan agar dapat menciptakan kecintaan
kepada tanah airnya.

1.6.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian difokuskan pada SMA Bodhi Sattva di Bandar Lampung
yang dilakukan pada Tahun Pelajaran 2011/2012.

II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
2.1.1.1 Tinjauan Tentang Pengertian Persepsi
Menurut Bimo Walgito (1993:53) “Persepsi adalah merupakan suatu proses yang
didahului oleh penginderaan , yang merupakan proses yang berwujud diterimanya
stimulus melalui alat reseptornya ”.

Yang dimaksud proses disini adalah

kemampuan untuk membeda-bedakan antara benda satu dengan yang lainya,
mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa serta dapat
mefokuskan perhatiannya pada suatu objek.
Rakhmat (1991:51) berpendapat bahwa ”persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan
impormasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada

stimulus inderawi, menafsirkan makna inderawi tidak hanya melibatkan sensasi,
tetapi juga etensi, ekspektasi motivasi dan memori”. Pengalaman akan muncul
sebagai akibat tanggapan atau pandangan seseorang terhadap suatu objek, yang
dipengaruhui pengenderaannya, lingkungan, pengalaman, kebiasan dan kebutuhan
sehingga dapat memberikan makna sebagai hasil dari pengamatan.

21
Menurut MC Mahon dalam Isbandi Rukminto Adi (1994:105) persepsi adalah
“proses menginterpretasikan rangsangan input dengan menggunakan alat
penerima informasi”. Persepsi termasuk proses berpikir untuk memberikan
penilaian kepada sesuatu yang dapat di pengaruhui melalui jalur formal mau pun
non formal. persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari
komponen kognisi. Persepsi itu dipengaruhui oleh faktor- faktor pengalaman,
proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu objek
psikologik dengan kaca matanya sendiri yang di warnai oleh nilai diri
kepribadiannya. Sedangkan objek psikologik ini dapat berupa ke