PENGARUH PENERAPAN NILAI-NILAI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGENAI EKOSISTEM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA.

PENGARUH PENERAPAN NILAI-NILAI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
MENGENAI EKOSISTEM TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Biologi
Program Studi S1

Oleh
SITI PRASETYANTI PUTRI
0901951

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015


PENGARUH PENERAPAN NILAI-NILAI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
MENGENAI EKOSISTEM TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA

Oleh
Siti Prasetyanti Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siti Prasetyanti Putri 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

SITI PRASETYANTI PUTRI


PENGARUH PENERAPAN NILAI-NILAI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
MENGENAI EKOSISTEM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN
SIKAP SISWA SMA

Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing 1

H. Suroso Adi Yudianto, Prof., Dr., M.Pd
NIP. 195305221980021001

Pembimbing II

Mimin Nurjhani K., Dr., M.Pd
NIP. 195002011984011001

Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M.Si
NIP. 197606052001122001


Pengaruh Penerapan Nilai-Nilai Pada Pembelajaran Biologi Mengenai
Ekosistem Terhadap Pemahaman Konsep dan Sikap Siswa SMA

ABSTRAK

Hakikat pendidikan bukan hanya proses kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari
guru kepada siswa, melainkan pula adanya upaya pembentukan pribadi siswa
yang dikembangkan pada suatu pendidikan nilai. Nilai-nilai sains yang dimaksud
adalah nilai praktis, nilai intelektual, nilai pendidikan, nilai sosial-politik, dan nilai
religi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan
desain penelitian non equivalent control group design. Penelitian dilakukan di
MAN 1 Bandung. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas X yang diambil
dua kelas (sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol) pada semester II sebanyak
32 siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes pemahaman konsep, skala
sikap, dan angket respon siswa. Penentuan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol baik dalam pemahaman
konsep maupun sikap siswa. Pemahaman konsep kelas eksperimen memiliki ratarata lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 81,25 > 67,69 (Uji
Wilcoxon: zhitung > ztabel atau 4,49 > 1,96). Selain itu, dapat dilihat dari hasil N-gain

kelas eksperimen sebesar 0,72 (Kriteria tinggi) dan kelas kontrol 0,59 (Kriteria
sedang). Sikap siswa kelas eksperimen menunjukkan rata-rata skor lebih besar
dari kelas kontrol sebesar 48,00 > 37,75 (Uji Wilcoxon: zhitung > ztabel atau 4,15 >
1,96). Dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai pada pembelajaran Biologi
mengenai ekosistem memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep dan
sikap siswa SMA.

Kata kunci: Penerapan nilai pada pembelajaran Biologi, Pemahaman konsep,
Sikap siswa.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Effect of Application of Values In Biology Learning Concepts Concerning
Human Understanding and Attitudes Of High School Students

ABSTRACT


The essence of education is not only the process of transfer of knowledge from
teacher to students, but also their personal efforts to establish a student who
developed the educational value. The values of science in question is of practical
value, intellectual value, the value of education, socio-political values, and
religious values. The method used is a quasi-experimental research design with
non-equivalent control group design. The study was conducted in MAN 1
Bandung. Samples were students of class X is taken two classes (a class of
experimental and control classes) in the second half as many as 32 students.
Instruments in this study is a matter of understanding the concept test, attitude
scale, and student questionnaire responses. Determination of the samples was
done by purposive sampling method. The results showed that there is a difference
between the average posttest experimental and control classes both in the
understanding of concepts and attitudes. Understanding the concept of
experimental class had an average greater than the control class is 81.25> 67.69
(Wilcoxon test: zhitung> ztabel or 4.49> 1.96). In addition, it can be seen from the
results of the experimental class of N-gain of 0.72 (high criteria) and the control
class 0.59 (Criterion being). The attitude of the experimental class students
showed an average score of greater than control class is 48.00> 37.75 (Wilcoxon
test: zhitung> ztabel or 4.15> 1.96). It can be concluded that the application of the
values in learning about ecosystems Biology give effect to the understanding of

the concepts and attitudes of high school students.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keywords: Application of Biology value on learning, understanding concepts,
attitudes of students

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................

i


ABSTRAK...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 4
1.4 Tujuan .............................................................................................. 5
1.5 Manfaat ............................................................................................ 6
1.6 Asumsi ............................................................................................. 6
1.7 Hipotesis .......................................................................................... 7

BAB II PENERAPAN NILAI-NILAI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
MENGENAI EKOSISTEM TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP DAN SIKAP SISWA SMA
2.1 Pembelajaran Biologi
2.1.1 Karakteristik Pembelajaran Biologi........................................ 8
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Biologi di SMA.......................... 9
2.2 Nilai-Nilai dalam Pembelajaran Biologi
2.2.1 Pengertian Nilai dalam Pendidikan........................................ 10
2.2.2 Penerapan Nilai Sains dalam Pembelajaran Biologi.............. 12
2.3 Analisis Materi Ekosistem............................................................... 16
2.3.1 Kandungan Nilai dalam Konsep Ekosistem.......................... 23
2.4 Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan............................................... 26
iv
Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.5 Pemahaman Konsep dan Sikap Siswa
2.5.1 Pemahaman Konsep............................................................. 27
2.5.2 Sikap Siswa
2.5.2.1 Definisi Sikap.......................................................... 30

2.5.2.2 Pembentukan Sikap................................................. 32
2.5.2.3 Pengukuran Sikap.................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional...................................................................... 42
3.2 Metode dan Desain Penelitian....................................................... 43
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................... 44
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Tes Pemahaman Konsep...................................................... 45
3.4.2 Angket sikap........................................................................ 46
3.4.3 Angket Respon Siswa.......................................................... 48
3.5 Prosedur Penelitian......................................................................... 48
3.5.1 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep..... 50
3.5.2 Analisis Instrumen Angket Sikap......................................... 55
3.6 Analisis Data
3.6.1 Analisis Tes Pemahaman Konsep......................................... 61
3.6.2 Analisis Angket Sikap........................................................... 66
3.6.3 Analisis Angket Respon Siswa............................................. 69
3.7 Alur Penelitian................................................................................. 70


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Pemahaman Konsep................................................ 71
4.1.1.1 Hasil Analisis Pretest&posttest Pemahaman Konsep.71
4.1.2 Analisis Sikap Siswa
4.1.2.1 Hasil Analisis Pretest&posttest Sikap Siswa............ 74
v
Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.3 Analisis Respon Siswa........................................................... 76

4.2 Pembahasan
4.2.1Pembelajaran ekosistem dengan pendekatan nilai terhadap
pemahaman konsep siswa.................................................... 78
4.2.2 Pembelajaran ekosistem dengan Pendekatan Nilai terhadap
Sikap Siswa.......................................................................... 82
4.2.3 Respon Siswa terhadap Pembelajaran ekosistem dengan

Pendekatan Nilai.................................................................. 90
4.2.4 Kendala yang dihadapi dalam Pembelajaran ekosistem dengan
Pendekatan Nilai................................................................... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 93
5.2 Saran.............................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 95
LAMPIRAN................................................................................................... 99
RIWAYAT HIDUP........................................................................................ 257

vi
Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana, saat ini menghadapi
tantangan yang cukup serius dalam menghasilkan output yang berkualitas yang
tidak hanya handal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saja, namun
juga berkepribadian yang islami (Yusanto, 2004, hlm. 52-55). Hal tersebut
sependapat dengan Yudianto (2006, hlm. 7) yang mengungkapkan bahwa hakikat
pendidikan bukan hanya proses kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari guru
kepada siswa, melainkan pula adanya upaya pembentukan pribadi siswa agar
menjadi manusia berakhlak mulia. Berbagai cara sudah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hasil pendidikan tersebut, misalnya saja dengan cara
dilakukannya perubahan kurikulum, pengangkatan guru menjadi pegawai negeri
dan lain-lain yang semua ini dilakukan untuk membentuk manusia yang handal
dalam Iptek, iman dan taqwa (IMTAQ), berperilaku mulia terhadap sesama
manusia, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan karakter siswa, namun
kenyataan di lapangan masih jauh dari harapan (Ain, 2004, hlm. 1).
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sebagaimana yang kita ketahui
sebagian moral masyarakatnya mulai merosot, misalnya saja di kalangan remaja
saat ini banyak tingkah lakunya yang tidak baik, keras kepala, banyak berbuat
keonaran, maksiat, dan lain-lain yang semua itu terjadi karena kurangnya
pembinaan nilai, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan
sekolah, hal ini jelas bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional
(Daradjat, 1985, hlm. 10). Faktor lain dari permasalahan-permasalahan tersebut,
diantaranya:
1.
2.

Kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang di dalam masyarakat
Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial, dan
politik

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

3.

Pendidikan moral tidak terlaksana, baik di rumah, sekolah, maupun
masyarakat
(Daradjat, 1985, hlm. 10-13)
Menurut Sukarno (2005, hlm. 40) permasalahan-permasalahan tersebut
seharusnya dikembangkan pada suatu pendidikan nilai, seperti pendidikan di
sekolah dimana pada setiap mata pelajaran yang diberikan harus terkait dengan
nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, dan akidah. Upaya pembinaan nilai-moral siswa
di sekolah dapat diwujudkan melalui integrasi pendidikan nilai yang sesuai
dengan tujuan dari pendidikan yang diberlakukan di Indonesia yaitu untuk
membentuk manusia yang seutuhnya yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya bangsa dan agama, sebagaimana diketahui bahwa pendidikan budaya dan
karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai atau kebajikan yang menjadi
nilai dasar dan karakter bangsa (BPP PUSKUR, 2010, hlm. 6). Pemaparan tentang
pentingnya pendidikan bernuansa nilai, dalam praktek pengintegrasian nilai-nilai
ke dalam materi pembelajaran tidaklah mudah, karena hal-hal berikut:
1.

Keinginan guru untuk memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam mata
pelajaran terbentur dengan perasaan lemahnya dalam penguasaan nilai-nilai
2. Misi sekolah yang menekankan pada pemahaman konsep untuk peningkatan
domain kognitif dengan tujuan nilai UN tinggi atau Lulus SNMPTN
(Rahim dalam Ain, 2004, hlm. 4)
Pendidikan di sekolah sebagian besar hanya memikirkan bagaimana siswasiswanya dapat lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Rachman (dalam
Meiliastuti, 2005, hlm. 3) pada wawancaranya di sebuah surat kabar nasional,
sebagaimana dikemukakannya bahwa: “Tolak ukur keberhasilan pendidikan
jangan hanya dinilai dari hasil berapa sarjana yang dihasilkan, berapa persen yang
lulus ujian nasional, tidak hanya itu tetapi harus kembali lagi bahwa akhlak mulia
dan moral harus menjadi nyawa dan ruh dari pembinaan pendidikan di setiap mata
pelajaran”. Pendapat tersebut senada dengan Yudianto (2005, hlm. 7) yang
mengemukakan pendidikan yang bernuansakan nilai tidak hanya mengajarkan
aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan semata, melainkan juga aspek
penanaman nilai-nilai, sikap, dan moral kepada siswa.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

Pada setiap mata pelajaran dapat diambil nilai-nilai sains yang terkandung
di dalamnya. Menurut Wahl (dalam Meiliastuti, 2005, hlm. 5), IPA merupakan
bidang studi yang memberikan banyak kesempatan untuk mengungkapkan nilainilai sains. Biologi merupakan salah satu cabang sains (Natural Science) sama
seperti astronomi, geologi, fisika, dan kimia (Rustaman, 2003, hlm. 14). Mata
pelajaran biologi seharusnya dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk lebih
menyadari akan keberadaan Allah SWT serta meningkatkan kualitas Imtaq
kepada-Nya. Yudianto (2009, hlm. 3) mengemukakan bahwa diperlukan
pengajaran sains yang holistik, dimana pembelajaran sains bukan hanya materinya
saja akan tetapi mengajarkan sistem nilai-nilai dan moralnya dengan cara
mengambil perumpamaan-perumpamaan dari suatu konsep. Hal ini menunjukkan
bahwa sains merupakan suatu produk dan proses. Nilai-nilai sains yang akan
dikembangkan adalah nilai instrinsik yang diungkapkan oleh Albert Einstein
(dalam Yudianto, 2009, hlm.1), terdapat lima nilai instrinsik yaitu nilai praktis,
nilai intelektual, nilai sosial-politik, nilai pendidikan, dan nilai religi. Nilai-nilai
instrinsik tersebut merupakan nilai yang dimiliki oleh sains itu sendiri, dan bukan
dampak dari sains terhadap kehidupan manusia. Dalam Al-Qur’an disebutkan
bahwa: “Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami lukiskan untuk manusia,
tetapi tiadalah yang memahaminya melainkan orang-orang yang berilmu” (QS.
Al-Ankabuut: 43). Surat tersebut menjelaskan bahwa pada setiap materi
pembelajaran dapat dikembangkan pemodelan dari nilai- nilai sains tersebut.
Dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu
memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Menurut Paul (2007, hlm. 43) kompetensi merupakan kemampuan yang
dapat berupa keterampilan dan nilai hidup siswa yang mempengaruhi cara mereka
berpikir dan bertindak. Upaya penanaman nilai juga dapat dilakukan secara

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

implikatif pada setiap kompetensi dengan menganalisis Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar (SK-KD).
Konsep IPA dalam pembelajaran biologi yang akan diteliti adalah konsep
ekosistem. Konsep ini dipilih karena memiliki cakupan materi yang cukup luas
untuk mengembangkan nilai-nilai sains tersebut, karena dalam hal ini pemahaman
siswa tentang menjaga lingkungan harus ditanamkan oleh guru melalui
pembelajaran karakternya di sekolah dengan harapan akan meningkatkan
pemahaman konsep serta perubahan sikap siswa kearah yang lebih baik. Atas
dasar inilah peneliti mengambil konsep ekosistem di dalam penelitiannya dengan
menerapkan nilai-nilai sains didalamnya. Berdasarkan alasan tersebut, maka
peneliti membuat suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan NilaiNilai

Pada

Pembelajaran

Biologi

Mengenai

Ekosistem

Terhadap

Pemahaman Konsep dan Sikap Siswa SMA”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh
Penerapan Nilai-Nilai pada Pembelajaran Biologi Mengenai Ekosistem Terhadap
Pemahaman Konsep dan Sikap Siswa SMA”.
Selanjutnya, agar menghindari terlalu luasnya pembahasan maka pokok
permasalahan dirinci menjadi pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1.

Bagaimana pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah melaksanakan pembelajaran ekosistem dengan penerapan
nilai,

2.

Bagaimana sikap siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
melaksanakan pembelajaran ekosistem dengan penerapan nilai,

3.

Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran ekosistem dengan
penerapan nilai,

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

4.

Bagaimana

cara

menyikapi

kendala-kendala

yang

dihadapi

dalam

menerapkan pembelajaran ekosistem dengan penerapan nilai.

1.3. Batasan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkupnya
dibatasi sebagai berikut:
1.

Menurut Paul (2007) secara global ada dua model penilaian, yaitu penilaian
kuantitatif dan penilaian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
penilaian secara kuantitatif.

2.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penanaman nilai dimana
siswa menganalogikan nilai-nilai yang terkandung dalam teori dengan
lingkungan sekitar.

3.

Nilai-nilai yang dimuat dalam pembelajaran biologi ini dibatasi pada nilai
praktis yang dikembangkan menjadi nilai intelektual, nilai sosial-politik, nilai
pendidikan, dan nilai religi; serta sikap siswa terhadap kelima nilai yang
terkandung dalam konsep ekosistem (Yudianto, 2008).

1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi dan menganalisis penerapan pembelajaran biologi
bernuansa nilai pada konsep ekosistem terhadap pemahaman konsep dan sikap
siswa.
1.4.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini, diantaranya:
a.

Untuk memberikan gambaran kepada para pendidik mengenai penerapan
nilai-nilai dalam pembelajaran Biologi pada konsep ekosistem.

b.

Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol sesudah melaksanakan pembelajaran Biologi dengan menerapkan
nilai pada konsep ekositem.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

c.

Untuk mengetahui sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah
melaksanakan pembelajaran Biologi dengan menerapkan nilai pada konsep
ekositem.

d.

Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran Biologi dengan
menerapkan nilai pada konsep ekosistem.

e.

Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pembelajaran biologi dengan menerapkan nilai pada konsep ekositem.

1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Siswa
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi siswa, antara lain:
a.

Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk lebih mencari tahu nilai-nilai
yang terkandung dalam setiap materi pembelajaran.

b.

Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dengan tertanamnya
nilai-nilai sains pada materi pembelajaran ke dalam diri siswa.

1.5.2. Bagi Guru Biologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru
biologi, yaitu menjadikan pembelajaran dengan penerapan nilai-nilai sains sebagai
pembelajaran yang bermakna bagi siswa untuk menanamkan nilai-nilai sains
dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.3. Bagi Calon Peneliti Lain
Bagi peneliti lain, hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat
menjadi informasi yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan ketika peneliti lain

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

akan melakukan penelitian yang relevan (pada konsep yang lain dan bidang
pengetahuan yang berbeda).

1.6. Asumsi
Adapun asumsi yang mendukung dalam penelitian ini, antara lain:
1.

Menurut Yudianto (2008), metode pembelajaran bernuansa pendidikan nilai
(nilai intelektual, nilai sosial-politik, nilai pendidikan, dan nilai religi) selalu
berpijak kepada pengetahuan konsepnya. Dengan demikian, seseorang dapat
memahami nilai-nilai dalam Biologi jika sudah memahami konsep/ teorinya.

2.

Menurut Krech (1984 dalam Yudianto), sikap individu dibentuk oleh
informasi yang diperoleh, kebutuhan, keinginan, dan kepribadiannya.

3.

Salah satu pengukuran sikap secara langsung menggunakan skala sikap
(Walgito, 2003, hlm.156). Skala sikap berisi kumpulan pernyataan mengenai
suatu objek sikap.

1.7. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dikemukakan, maka hipotesis
penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :”Penerapan nilai-nilai
pada Pembelajaran Biologi pada konsep ekosistem dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan sikap siswa”.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam
penafsiran beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka perlu
penjelasan dari istilah-istilah tersebut agar lebih efektif dan operasional. Istilahistilah tersebut, diantaranya:
1.

Penerapan nilai sains dalam pembelajaran biologi tidak hanya mengajarkan
aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan tentang biologi semata,
melainkan juga aspek penanaman nilai-nilai, sikap, dan moral kepada siswa.
Penerapan nilai sains ini disisipkan pada saat guru menerangkan materi di
depan kelas dan terdapat di dalam LKS yang akan dikerjakan oleh siswa
secara berkelompok.

2.

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
belajar siswa atau pemahaman konsep siswa yang diperoleh dalam
pembelajaran biologi pada konsep komponen penyusun ekosistem, hubungan
antara komponen biotik dan komponen abiotik serta hubungan antara
komponen biotik dengan biotik lainnya, rantai makanan, jaring-jaring
makanan, mekanisme aliran energi pada ekosistem, dan proses dalam daur
biogeokimia, yang selanjutnya akan diukur melalui alat evaluasi berupa
pretest dan post-test berupa 20 butir soal pilihan berganda (PG) dengan lima
alternatif pilihan jawaban. Evaluasi ini dilakukan pada saat sebelum
pembelajaran (pretest) dan akhir pembelajaran pada pertemuan ke-2 (posttest).

3.

Sikap siswa yang dimaksud adalah sikap atau perilaku siswa terhadap
kandungan nilai-nilai yang terdapat dalam konsep ekosistem. Adapun urutan
dalam

pembentukan

sikap

diantaranya

penerimaan

terhadap

objek,

memahami, merasakan, lalu berperilaku. Pada penelitian ini sikap yang

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

43

diteliti pada pemahaman terhadap nilai yang nantinya akan menimbulkan
suatu sikap pada siswa. Sikap siswa ini diukur dengan menggunakan skala

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

sikap model Likert dengan empat alternatif jawaban. Skala sikap ini berisi
pernyataan-pernyataan positif dan pernyataan negatif terkait materi ekosistem
tersebut. Respon siswa terhadap pernyataan disimpulkan sbagai indikator
sikap. Skala sikap ini diberikan pada saat awal pembelajaran sebelum
pembelajaran dimulai (pertemuan ke-1) dan akhir pembelajaran (pertemuan
ke-2).

3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode quasy exsperimental
(eksperimental semu) dengan menggunakan desain penelitian non equivalent
control group design, yaitu satu kelompok subjek diberi perlakuan tertentu
(eksperimen) dan satu kelompok yang lain dijadikan sebagai kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. Dalam
penelitian ini dilakukan dua kali perlakuan, yaitu sebelum perlakuan (O1) disebut
pretest (tes awal) yang berfungsi untuk mengukur kemampuan awal siswa dan
sesudah perlakuan (O2) disebut posttest (tes akhir) yang berfungsi untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Adapun
rancangan penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Non Equivalent Control Group Design
E

O1

X

O2

K

O3

-

O4
(Sugiyono, 2002, hlm. 56)

Keterangan:
E
K
O1
O2
X
O3
O4

= Kelas eksperimen
= Kelas kontrol
= Pretest pada kelas eksperimen
= Posttest pada kelas eksperimen
= Perlakuan/ treatment
= Pretest pada kelas kontrol
= Posttest pada kelas kontrol

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

45

Dalam

penelitian

ini,

kelas

eksperimen

merupakan

kelas

yang

mendapatkan suatu perlakuan dalam pembelajaran yaitu dengan menyisipkan
nilai-nilai sains pada saat pembelajaran pada materi ekosistem. Dalam
pembelajaran ekosistem yang bernuansakan nilai ini selalu bertumpu pada nilai
praktisnya yaitu pemahaman konsep pada materi ekosistem tersebut. Kandungan
nilai praktis yang terdapat dalam materi ekosistem lalu dikembangkan menjadi
nilai intelektual, nilai sosial-politik, nilai pendidikan, dan nilai religi (Yudianto,
2008, hlm. 13). Kelas kontrol dalam pembelajaran pada materi ekosistem hanya
menjelaskan pada nilai praktisnya saja (konsep) tanpa menyisipkan nilai
intelektual, nilai sosial-politik, nilai pendidikan, dan nilai religi yaitu dengan
metode ceramah dan diskusi kelas.

3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di salah satu MAN Kota Bandung. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014. Dari
seluruh kelas X di MAN 1 Bandung yang akan diambil dalam penelitian ini hanya
dua kelas. Satu kelas sebagai kelas eksperimen (dalam pembelajaran disisipkan
nilai-nilai sains) dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol (proses belajar tidak
disisipkan nilai-nilai sains). Penentuan kelas dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan (Sudjana, 2005, hlm 168). Dalam penelitian ini pengambilan dua
kelas X yang akan dijadikan sampel tersebut dilakukan secara purposive karena
dengan pertimbangan bahwa seluruh kelas X bersifat heterogen yang artinya tanpa
ada penggolongan menjadi kelas khusus dan juga dalam pemilihannya kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan pertimbangan dari guru bersangkutan.

3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

46

dalam artian cermat, lengkap, dan sistematis sehingga dapat dengan mudah diolah
(Arikunto, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas tes
pemahaman konsep, skala sikap, dan angket respon siswa.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

47

3.4.1. Tes pemahaman konsep
Tes pemahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan
soal pilihan berganda dengan lima alternatif jawaban. Ranah kognitif pemahaman
konsep pada ekosistem yang digunakan dalam tes ini meliputi aspek mengingat
(C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6). Penyebaran soal berdasarkan jenjang
kognitif (tabel 3.2). Pada awal pembuatan soal, soal dibuat 40 pernyataan pilihan
berganda yang di judgement kepada dua dosen ahli, setelah di judgement
diujicobakan pada kelas XI lalu didapatkan 20 soal pilihan berganda yang layak
diberikan pada saat penelitian. 20 soal tersebut sudah berisikan pertanyaanpertanyaan yang menyangkut pada jenjang C1 sampai dengan C6.
Tes tersebut diberikan kepada siswa baik di kelas eksperimen (dengan
menyisipkan nilai-nilai sains) maupun di kelas kontrol (tidak menyisipkan nilainilai sains). Baik soal pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang sama. Tes tersebut diberikan sebelum pembelajaran
(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Pretest diberikan untuk mengukur
kemampuan awal siswa sedangkan posttest diberikan untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan Tes Pemahaman Konsep
Indikator

Jenjang Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5
Mendeskripsikan komponen
24, 13,
penyusun ekosistem
27
18
Mendeskripsikan
hubungan 4, 9 17,
3
34
antara komponen biotik dan
22
abiotik serta hubungan antara
komponen biotik dan biotik
lainnya
Medeskripsikan
rantai
10,
6
11, 16
makanan,
jaring-jaring
36
31
makanan, dan mekanisme
aliran energi pada ekosistem
Mendeskripsikan proses dalam 7
14
32
-

Jumlah
C6
39
-

5
6

6

-

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

48

Indikator
C1

C2

Jenjang Kognitif
C3 C4 C5

Jumlah
C6

daur biogeokimia
Jumlah
3
7
4
4
1
1
20 soal
Berdasarkan tabel 3.2 dari 40 soal pilihan berganda yang dibuat setelah
dilakukan uji coba didapatkan hanya 20 soal pilihan berganda yang memenuhi
kriteria pengujian. Maka dari itu, hanya 20 soal pilihan berganda tersebut yang
dipakai dalam penelitian ini. Soal-soal tersebut secara keseluruhan di dalamnya
memiliki jenjang kognitif dari C1 hingga C6. Pada ranah kognitif C1 terdapat tiga
soal yang mencakup dua soal mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik
dan abiotik serta hubungan antara komponen biotik dan biotik lainnya serta satu
soal mendeskripsikan proses dalam daur biogeokimia; ranah kognitif C2 terdapat
tujuh soal meliputi dua soal mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem, satu
soal mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara komponen biotik dan biotik lainnya, dua soal mendeskripsikan
rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan mekanisme aliran energi pada
ekosistem, serta satu soal mendeskripsikan proses dalam daur biogeokimia; ranah
kognitif C3 terdapat empat soal; ranah kognitif C4 terdapat empat soal; ranah
kognitif C5 terdapat satu soal; ranah kognitif C6 terdapat satu soal

3.4.2. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Likert
dengan empat alternatif jawaban. Dengan adanya skala sikap ini peneliti dapat
mengetahui sikap atau perilaku siswa terhadap nilai-nilai sains yang terkandung
dalam materi ekosistem. Pada awalnya (saat melakukan judgement) skala sikap ini
terdiri atas 30 butir pernyataan yang dilakukan dengan cara memberikan tanda
ceklis pada salah satu jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS). Empat kategori jawaban ini dipilih agar
dapat mengetahui kedudukan sikap siswa secara jelas. Pernyataan-pernyataan
tersebut terdiri atas 15 butir pernyataan positif (favorable) dan 15 butir pernyataan

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

49

negatif (unfavorable) yang mencakup nilai-nilai sains yang meliputi nilai
intelektual, nilai sosial-politik, nilai pendidikan, dan nilai religi.

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

50

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Sikap
Sub Teori
Komponen ekosistem

Teori
Populasi

Produsen
Satuan Makhluk Hidup
Pengurai
Komponen Penyusun Ekosistem
Interaksi Biotik dan Abiotik
Abiotik
Interaksi antarkomponen biotik

Kompetisi
Netral
Parasitisme

Aliran Energi

Nilai yang dibahas
Nilai Intelektual
Nilai Sosial-Politik
Nilai Religi
Nilai Sosial-Politik
Nilai Religi
Nilai Religi
Nilai Sosial-Politik
Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan
Nilai Sosial-Politik
Nilai Pendidikan
Nilai Pendidikan
Nilai Sosial-Politik

No. soal
Positif Negatif
1
28
30
5
8
10
11
12
22
17
-

Jumlah
soal
3

1
1
1
1
1
1

14, 21
18
-

2

-

1

1
1

Rantai makanan

Nilai Intelektual

19
2

Tingkat trofik

Nilai Pendidikan

13

-

1

Piramida ekologi

Nilai Intelektual
Nilai Religi
Nilai Pendidikan

-

4
6
-

2
1

Suksesi

Suksesi sekunder

Daur Biogeokimia

Daur karbon dan oksigen
Jumlah

Nilai Religi

7
10

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

15
10

1
1
20
butir

51

Berdasarkan tabel 3.3 diatas dari 30 soal skala sikap yang diujicobakan
terdapat 20 soal pernyataan yang diterima, karena telah memenuhi kriteria
pengujian. Kriteria pengujian tersebut, yaitu pernyataan yang mempunyai nilai t
hitung > nilai t tabel (Edward dalam Azwar, 2012, hlm.151) itu dapat diterima
atau layak untuk dipakai. Soal pernyataan yang digunakan mengandung tiga
pernyataan yang mengandung nilai intelektual, enam pernyataan yang
mengandung nilai sosial-politik, lima pernyataan yang mengandung nilai religi,
dan enam pernyataan yang mengandung nilai pendidikan.

3.4.3. Angket Respon Siswa
Dalam penelitian ini angket respon siswa berisikan pertanyaan terhadap
tanggapan siswa selama belajar biologi dengan penerapan nilai-nilai sains.
Pertanyaan tersebut mencakup pertanyaan positif dan pertanyaan negatif dengan
jumlah yang seimbang. Pada angket respon siswa ini tidak dilakukan uji coba,
angket ini langsung diberikan pada saat penelitian. Pada indikator ke-1 terdapat
tiga pertanyaan positif; indikator ke-2 terdapat satu pertanyaan positif dan dua
pertanyaan negatif; indikator ke-3 terdapat tiga pertanyaan positif dan empat
pertanyaan negatif; indikator ke-4 terdapat empat pertanyaan negatif; serta
indikator ke-5 terdapat tiga pertanyaan positif. Adapun indikator yang terkait,
diantaranya mengenai pengalaman siswa setelah belajar pembelajaran biologi
dengan menerapkan nilai, mengenai pandangan siswa terhadap materi biologi
yang disisipkan nilai-nilai sains, mengenai penerimaan terhadap pembelajaran
biologi dengan menerapkan nilai, mengenai kesulitan dalam menyisipkan nilainilai pada materi biologi, dan mengenai kemudahan belajar dengan penerapan
nilai.
Angket respon ini digunakan untuk mengetahui umpan balik siswa dari
kegiatan pembelajaran biologi. Angket ini hanya diberikan kepada siswa dalam
kelompok eksperimen saja dan diberikan setelah pembelajaran materi ekosistem
berakhir (pada pertemuan ke-2).

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
No

INDIKATOR

1.

Pengalaman siswa setelah belajar
pembelajaran
biologi
dengan
menerapkan nilai
Pandangan siswa terhadap materi biologi
yang menerapkan nilai-nilai sains
Penerimaan
terhadap
pembelajaran
biologi dengan menerapkan nilai

2.
3.

No. Pertanyaan
Positif
Negatif
5, 8, 10
-

Jumlah
3

1

6, 7

3

3, 11,
13

2, 17,
18, 19

7

4.

Kesulitan dalam menyisipkan nilai-nilai
pada materi biologi

-

4, 9, 12,
14

4

5.

Kemudahan belajar dengan penerapan
nilai
Jumlah

15, 16,
20
10 butir

-

3

10 butir

20 butir
pertanyaan

Pada tabel 3.4 Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup 10 pertanyaan
positif dan 10 pertanyaan negatif. Dari indikator-indikator yang telah dipaparkan
diatas dari ke-20 soal pertanyaan tersebut mencakup indikator mengenai
pengalaman siswa setelah belajar pembelajaran biologi dengan menerapkan nilai
sebanyak tiga pertanyaan; mengenai pandangan siswa terhadap materi biologi
yang disisipkan nilai-nilai sains sebanyak tiga pertanyaan; mengenai penerimaan
terhadap pembelajaran biologi dengan menerapkan nilai sebanyak tujuh
pertanyaan; mengenai kesulitan dalam menyisipkan nilai-nilai pada materi biologi
sebanyak empat pertanyaan; serta mengenai kemudahan belajar dengan penerapan
nilai sebanyak tiga pertanyaan.

3.5. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian yang akan dilakukan dibagi menjadi beberapa
tahap, diantaranya tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data
hasil penelitian.
1.

Tahap Persiapan

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

49

Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan penelitian terdiri atas:
a.

Melakukan kajian tentang pendidikan dengan penerapan nilai dan
implementasinya terkait materi ekosistem.

b.

Merancang RPP untuk 2 kali pertemuan dan kelengkapannya sesuai dengan
prinsip pembelajaran penerapan nilai.

c.

Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga bentuk,
diantaranya: 1) 40 soal pemahaman konsep berupa pilihan ganda dengan
lima alternatif jawaban yang digunakan untuk melihat pemahaman konsep
siswa; 2) Skala sikap model Likert yang terdiri atas 30 perrnyataan dengan
empat alternatif jawaban untuk melihat kedudukan sikap siswa terhadap nilainilai sains dalam konsep ekosistem; dan 3) Angket respon siswa sebanyak 20
pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran Biologi dengan menerapkan nilai sains. Soal pemahaman
konsep dan skala sikap diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
sedangkan angket respon hanya diberikan kepada kelas eksperimen saja pada
akhir pembelajaran materi ekosistem.

d.

Judgement oleh dosen ahli
Sebelum melakukan uji coba instrumen soal pemahaman konsep dan skala
sikap siswa. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti di judgement dahulu
oleh dua dosen ahli dalam bidang ekosistem. Hasil dari judgement tersebut
akan diujicobakan kepada siswa/i kelas XI yang sudah mempelajari materi
ekosistem tersebut sebelumnya. Aspek-aspek yang dilihat dalam proses
judgement yaitu mengenai keselarasan antara soal dengan jenjang
kognitifnya, kedalaman materi, serta tata bahasa dalam instrumen tersebut,

e.

Uji coba instrumen penelitian
Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bandung pada kelas
XI IPA B dan X1 IPA E. Setelah di judgement oleh dosen ahli maka

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

50

instrumen tersebut dapat diujicobakan kepada dua kelas yang sudah
ditentukan sebanyak 64 siswa. Uji coba soal pemahaman konsep dan skala
sikap ini dilakukan pada tanggal 20 maret 2014.

f.

Analisis hasil uji coba instrumen penelitian
Instrumen yang sudah diujicobkan kemudian dianalisis. Instrumen yang tidak
valid sebanyak delapan soal karena option yang digunakan kurang
menantang, maka dari itu soal tersebut diperbaiki; terdapat enam soal yang
diganti karena tidak sesuai dengan jenjang kognitifnya.

3.5.1 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep
Instrumen tes pemahaman konsep dibuat sebanyak 40 soal pilihan
berganda untuk dilakukan judgement pada kelas yang sudah belajar materi
ekosistem sebelumnya. Analisis hasil uji coba instrumen dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas butir soal, dan reliabilitas
dengan bantuan software ANATES versi 4.9.0TM. Setelah dihitung menggunakan
software ANATES versi 4.9.0TM tersebut didapatkan 20 butir soal pilihan
berganda yang sesuai dengan kriteria pengujian. Berikut ini terdapat penjelasan
dan penjabaran dari setiap kriteria:
a) Tingkat Kesukaran (Menggunakan ANATES versi 4.9.0TM )
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui mudah tidaknya suatu
soal. Menurut Arikunto (2005) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar
dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran suatu soal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

P=

B

Js

(Arikunto, 2005, hlm. 208)
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu benar
Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

51

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh diinterpretasi dengan
menggunakan indeks kesukaran pada Tabel 3.5, sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran

Kategori

0,00 – 0,30

Sukar

0,30 – 0,70

Sedang

0,70 – 1,00

Mudah
(Arikunto, 2005, hlm. 210)

Berdasarkan perhitungan menggunakan ANATES versi 4.9.0TM didapatkan
hasil butir soal mulai dari soal yang mudah sampai sukar sebagaimana yang
tercantum dalam Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Distribusi Butir Soal berdasarkan Tingkat Kesukaran
Kategori Tingkat
Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah
Jumlah Soal

Banyak Soal

Persentase (%)

1
15
4
20

5
75
20
100

b) Daya Pembeda (Menggunakan ANATES versi 4.9.0TM )
Menurut Arikunto (2005) daya pembeda merupakan kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan
berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus
sebagai berikut:
=

B

B

=

B

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

52

(Arikunto, 2005, hlm. 213)
Keterangan:
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Selanjutnya nilai daya pembeda yang telah diketahui kemudian
diinterpretasikan melalui Tabel 3.7 klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Rentang
< 0,00
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00

Kategori
Sangan Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali

(Arikunto, 2005, hlm. 218)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda dengan menggunakan ANATES
versi 4.9.0TM . Didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.8 Distribusi Butir soal Berdasarkan Daya Pembeda
Kategori Daya
Pembeda
Baik Sekali
Baik
Cukup
Jumlah Soal

Banyak Soal

Persentase (%)

2
11
7
20

10
55
35
100

c) Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan suatu instrumen sehingga instrumen
tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur. Sebuah butir soal dikatakan
valid atau memiliki validitas yang tinggi apabila mempunyai kesejajaran dengan
skor total (Arikunto, 2009). Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

sehingga untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar:
fxy =



Keterangan:
Fxy
= Koefisien korelasi variabel x dengan variabel y
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y
∑X
= Jumlah nilai setiap item
∑Y
= Jumlah nilai konstan
N
=Jimlah subyek peneltian
Koefisien validitas yang didapatkan dari hasil perhitungan diinterpretasi
dengan menggunakan kategori indeks validitas butir soal yang ditunjukan pada
Tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kategori Validitas Butir Soal
Rentang
0,800 – 1,00
0,600 – 0,800
0,400 – 0,600
0,200 – 0,400
0,00 – 0,200

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2005, hlm. 75)

Berdasarkan perhitungan uji validitas butir soal dengan menggunakan
software ANATES versi 4.9.0TM didapatkan jumlah butir soal yang akan
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini sebanyak 20 butir soal, adapun
sebaran tingkat validitas yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Tingkat Validitas
Kategori Validitas
Cukup
Rendah
Jumlah Soal

Banyak Soal
9
11
20

Persentase (%)
45
55
100

d) Uji Reliabilitas

Siti Prasetyanti Putri,2015
Pengaruh penerapan nilai-nilai pada pembelajaran biologi mengenai ekosistem terhadap
pemahaman konsep dan sikap siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

Reliabilitas instrumen merupakan suatu instrumen dapat dipercaya atau
konsisten untuk dipergunakan sebagai alat dalam pengumpulan data. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2005, hlm. 86). Untuk mengetahui
reliabilitas soal digunakan rumus K-R 20 (Arikunto, 2006, hlm. 187) sebagai
berikut:

r11= [

][

]

Harga varians total (Vt) dihitung dengan menggunakan rumus:
Vt=
Keterangan:
∑X
= Jumlah skor total
N
= Jumlah responden
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen dengan bantuan software
ANATES versi 4.9.0TM, nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian
diinterpretasikan melalui Tabel 3.11 Klasifikasi reliabilitas tes berikut ini:
Tabel 3.11 Klasifikasi Reliabilitas Tes
Nilai
Arti
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
0,60 – 0,79
Tinggi
0,40 – 0,59
Cukup
0,20 – 0,39
Rendah