ANALISIS VOLTAMMOGRAM SIKLIK SENYAWA KLORAMBUSIL PADA VARIASI DIAMETER ELEKTRODA KERJA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK POLAR 4.2

ABSTRAK
ANALISIS VOLTAMMOGRAM SIKLIK SENYAWA KLORAMBUSIL
PADA VARIASI DIAMETER ELEKTRODA KERJA MENGGUNAKAN
PERANGKAT LUNAK POLAR 4.2
Oleh
NURMA HAYATI

Telah dilakukan analisis voltammogram siklik senyawa klorambusil pada variasi
diameter elektroda kerja menggunakan perangkat lunak Polar 4.2 untuk
menentukan nilai konstanta laju reaksi kimia susulannya dengan teliti. Senyawa
klorambusil merupakan zat pengalkil yang bersifat anti kanker dan berpotensi
karsinogenik sehingga memicu timbulnya kanker sekunder. Daya guna dan
tingkat bahaya senyawa ini berkaitan dengan nilai konstanta laju reaksi kimia
majunya (kf) menggunakan voltammogram siklik.
Analisis voltammogram siklik senyawa klorambusil pada variasi diameter
elektroda kerja (0,25 mm; 0,5 mm; 1,0 mm; dan 1,5 mm) dilakukan dengan cara
membuat voltammogram siklik tiruan dari perangkat lunak Polar 4.2 dengan
parameter instrumental yaitu Estart 0,5 volt; Eend 1,5 volt; T: 21°C; dan konsentrasi
5 mM. Berdasarkan pada nilai acuan ipa, ipc, Epa dan Epc, maka dengan mengatur
parameter ks, α, E°, dan D didapat nilai kf yang lebih teliti. Selain itu, dihitung
nilai kf berdasarkan nilai banding ipc/ipa yang dihasilkan oleh Polar 4.2

menggunakan metode Nicholson-Shain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi voltammogram siklik Polar 4.2
dapat dilakukan pada nilai banding ipc/ipa > 0,16. Nilai kf menggunakan Polar 4.2
pada variasi diameter elektroda kerja 0,25 mm, 0,5 mm, 1,0 mm, dan 1,5 mm
yaitu 1,44/s; 3,81/s; 3,33/s dan 4,16/s. Uji statistika menunjukkan bahwa pada
variasi diameter elektroda kerja (0,5 mm; 1,0 mm dan 1,5 mm) tidak ada
perbedaan yang signifikan pada nilai kfnya.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klorambusil merupakan salah satu obat antikanker yang digunakan dalam
pengobatan kanker (Sadler and Kochhar, 1975). Istilah kanker umumnya
digunakan untuk menyatakan berbagai kelainan mulai dari leukemia sampai
dengan tumor padat pada paru-paru, payudara, dan organ-organ lain. Kanker pada
umumnya menggambarkan hilangnya kontrol pada pertumbuhan dan multiplikasi
sel, sehingga jaringan yang terkena kanker memenuhi sel-sel normal.

Berbagai penelitian yang berkaitan dengan diagnosa dan terapi kanker terus

dilakukan. Selain obat-obat kimia atau sintesis juga dilakukan upaya-upaya lain
untuk memperoleh obat-obat antikanker dari bahan alam hayati (Wahyu, 2007).
Salah satu kelompok senyawa yang memiliki sifat sebagai antikanker yaitu
senyawa pengalkil. Senyawa ini berpotensi karsinogenik karena efek
sitotoksisitasnya terhadap sel kanker, sehingga memicu timbulnya kanker
sekunder yaitu terjadinya reaksi alkilasi basa DNA sel membentuk ikatan kovalen
yang tidak reversibel (Katzung, 2004).

2

Daya guna dan tingkat bahaya senyawa pengalkil ini berkaitan erat dengan
reaktivitas kimianya dan dapat dikaji dari nilai konstanta laju reaksi kimia
majunya (kf) menggunakan voltammogram siklik (Silverman, 1992).
Voltamogram siklik merupakan metode analisis kimia elektrometri, yang dewasa
ini selain dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif juga
dapat digunakan untuk melakukan studi kinetika kimia khususnya mekanisme
reaksi kimia yang terjadi pada permukaan elektroda kerja dan penentuan
konstanta laju reaksi kimianya. Metode tersebut telah digunakan untuk membuat
voltammogram siklik zat pengalkil pada berbagai variasi laju selusur potensial
(Hardoko, 2007).


Pada penelitian sebelumnya, Mulia (2008) melakukan analisis voltammogram
siklik pada variasi diameter elektroda kerja dan didapatkan nilai laju reaksi kimia
maju (kf) menggunakan metode Nicholson dan Shain yaitu untuk 0,25 mm
(1,139/s), 0,5 mm (3,868/s), 1,0 mm (4, 017/s) dan 1,5 mm (0,502/s). Hal ini
didapat nilai reaksi kimia maju (kf) yang belum terkoreksi, hal ini dikarenakan
pada penentuan nilai banding arus puncak katodik (ipc) yang dihitung merupakan
tinggi puncak reduksi dengan acuan pada garis dasar (dengan nilai nol) dari proses
terjadinya oksidasi. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikoreksi nilai reaksi
kimia maju (kf) dengan cara menentukan nilai arus puncak katodik (ipc) dengan
nilai arus puncak anodik (ipa) menggunakan metode perangkat lunak Polar 4.2 dan
dihitung pula nilai laju reaksi kimia maju (kf) menggunakan metode Nicholson
dan Shain. Sehingga diharap diperoleh laju reaksi kimia maju (kf) rata-rata
senyawa klorambusil pada variasi diameter elektroda kerja yang lebih teliti.

3

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :


1.

Menentukan nilai banding antara arus puncak anodik (ipa) dengan arus
puncak katodik (ipc) dari senyawa klorambusil dengan menggunakan
perangkat lunak Polar 4.2.

2.

Menentukan nilai konstanta laju reaksi (kf) dari senyawa klorambusil pada
variasi diameter elektroda kerja menggunakan metode Nicholson-Shain
dan perangkat lunak metode Polar 4.2.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi baru mengenai konstanta laju
reaksi kimia maju (kf) yang lebih teliti dari senyawa klorambusil pada beberapa
variasi diameter elektroda kerja menggunakan Polar 4.2.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A.

Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.

Nilai banding arus puncak katodik dengan arus puncak anodik ( ipc/ipa)
senyawa klorambusil pada laju selusur potensial dan diameter elektroda
kerja berdasarkan perangkat lunak Polar 4.2 dapat disimulasi pada nilai
ipc/ipa > 0,16.

2.

Nilai konstanta laju reaksi kimia maju (kf) senyawa klorambusil
menggunakan perangkat lunak Polar 4.2 pada variasi diameter elektroda
kerja 0,25 mm; 0,5 mm; 1,0 mm; dan 1,5 mm yaitu 1,44/s; 3,81/s; 3,33/s dan
4,16/s.


3.

Uji statistika menunjukkan bahwa pada variasi diemeter elektroda kerja (0,5
mm; 1,0 mm dan 1,5 mm) tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai kf
nya.

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan memperbaiki
perangkat lunak Polar 4.2 sehingga perbandingan nilai ipc/ipa < 0,16 dapat
dianalisis voltammogram sikliknya.