Keabsahan Data METODE PENELITIAN

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Bhakti Wiyata yang terletak di Jalan Pahlawan Graulan Giripeni Wates Kulon progo Yogyakarta. SLB Bhakti Wiyata berada di bawah Yayasan Bhakti Wiyata. Memiliki siswa dengan berbagai kategori ketunaan, baik dari tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, dan bahkan tunaganda. Secara keseluruhan tercatat 50 siswa yang didominasi kategori tunagrahita dan tunarungu wicara, dengan jumlah guru sebanyak 18 orang, di tambah dengan seorang pegawai tata usaha dan seorang penjaga sekolah. Pada hari-hari tertentu, sekolah juga mendatangkan 2 tenaga pengajar tambahan yang khusus mengajar ketrampilan dan vokasional. Seorang tenaga pengajar lulusan seni rupa ditunjuk untuk mengajar melukis, dan seorang lagi merupakan pemilik salonahli rias yang ditunjuk mengajar tata rias. SLB Bhakti Wiyata memiliki jenjang pendidikan dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB. Seluruhnya terbagi dalam 18 rombongan belajar rombel atau sesuai dengan jumlah tenaga pengajar. Dalam setiap rombongan belajar terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan dan kelas sendiri-sendiri. Beberapa siswa dengan kelas dan umur yang berbeda-beda dapat menempati satu kelas dengan catatan memiliki kemampuan yang hampir sama. Pembagian ruangan pun dibagi sesuai dengan kategori ketunaan siswa. Dari lima ruangan besar bersekat terbagi menjadi; satu ruangan untuk anak tunadaksa, satu ruangan untuk anak tunarungu, satu ruangan untuk tunagrahita ringan-tunanetra-autis kelas 44 besar, satu ruangan untuk tunagrahita sedang, satu ruangan untuk tunagrahita kelas kecil. Bentuk bangunan fisik SLB Bhakti Wiyata terlihat seperti rumah, yakni tidak bertingkat dan terdiri dari satu gedung utama dan dua gedung penunjang. Kantor guru, ruang kepala sekolah, ruang kelas, perpustakaan, mushola, dapur, toilet, tempat parkir, dan tempat penyimpanan peralatan dan bahan ajar yang terletak pada gedung utama. Sedangkan dua gedung penunjang digunakan sebagai asrama, aula, ruang binadiri sekaligus vokasional, dan juga kantin. Bangunan masih cenderung baru, dan secara bertahap terus mengalami perbaikan-perbaikan. Lingkungan luar gedung, terdapat halaman yang cukup luas dan ditanami beberapa jenis tanaman hias maupun palawijo. Untuk budidaya lele, sekolah meletakkan media kolam di halaman belakang. Sarana Prasarana penunjang kegiatan pembelajaran juga dimiliki oleh SLB Bhakti Wiyata. Mendesain model bangunan yang banyak kaca dan ventilasi untuk menciptakan ruangan yang lebih terang, tiap kelas juga dilengkapi jam dinding, meja kursi, white board, peralatan pembelajaran, almari, kalender, poster-poster, bahan-bahan ketrampilan, bahan ajar, dan administrasi kelas. Penunjang yang digunakan secara umum oleh siswa maupun guru juga dapat ditemui, seperti alarm bencana, bel masuk, alat kebersihan, alat musik, alat perbengkelan, alat rias, alat lukis, computer, laptop, mesin jahit, peralatan memasak, kipas angin, alat peraga, dan buku penunjang pembelajaran. Alat penunjang tersebut secara bertahap tentu mengalami penambahan dan perbaikan, demi kelangsungan dan kelancaran pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus.