Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten

ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP POTENSI WISATA DI
SITU CIPONDOH KOTA TANGERANG BANTEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ARIF PUTRANTO
NIM : 1110015000104

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016/1438 H

ABSTRAK

Arif Putranto, 1110015000104. “Analisis Geografi Terhadap Potensi
Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”. Skripsi Program Studi

Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Tujuan Penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi pengembangan
kawasan Situ Cipondoh dengan mengkaji beberapa faktor yaiu, karakter fisik,
sosial budaya, aksesbilitas, fasilitas, dan keadaan ekologi di kawasan Situ
Cipondoh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik aksidental,
lalu data yang telah dianalisis kemudian di sajikan dalam analisis deskriptif
menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian
diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan presentase.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ
Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor
potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi
aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan
fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang
berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.

Kata kunci: Potensi, pengembangan, situ, objek wisata.


i

ABSTRACT

Ariif Putranto 1110015000104. “Geographical Analysis About Potential
Tourism at Situ Cipondoh, Tangerang City, Banten” Skripsi department of social
science, faculty of tarbiyah and teachers training of State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta.
The objective of this study is to know the identify the potential development
of Situ Cipondoh by examining several factors, physical, social and cultural
rights, accesbility, facilities and ecological conditions in Situ Cipondoh area. The
method was used in this research is descriptive qualitative analyisis method,the
sampling technique in this research is accidental technique, then this study has
analyzed data later presented in a descriptive analysis using a single frequency
table. The data prented is then interpreted based on existing theories and
measured by percentage. The data of this research is gathered from
questionnaire, interview, observation, and documentation.
Results of this research that The physical potential of the Situ Cipondoh
has the score 11. It means that this condition is less support. Furthermore, the

scoreof social and culture potential is 40 that means is support. And then, the
score of accessibility potential is 13 that means is very support, and the score of
facilities existence is 10 that means is support. The sum of the score of eligibility
category is 74 which means that the Situ Cipondoh is support and feasible to be a
tourism destination.
Keywords: potency, development, situ, tourism object.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota
Tangerang

Banten”,

ini


dapat

terselesaikan

walaupun

banyak

keterbatasan yang dialami penulis.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial .
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak
akan terselesaikan. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran
penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Wuryono dan Ibu Sri Mulyani, yang
selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, kesabaran dan
pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada
penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan
kesehatan.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Prof. Dr. H
Ahmad Thib Raya, MA. serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS
yang telah menjadi fasilitator dalam memperoleh ilmu selama kuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK, Bapak Drs.
Syaripulloh, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, beserta seluruh staff jurusan IPS dan seluruh dosen di
lingkungan FITK yang telah menyampaikan ilmunya selama penulis
menjalani kuliah. Semoga bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat
dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan terus

bermanfaat di kehidupan kedepannya.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen pembimbing saya
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Bapak Jack Sani selaku Kepala pengelola Situ Cipondoh yang
memberikan izin dan menerima dengan sangat baik.
8. Pihak Kecamatan Cipondoh yang telah membantu penulis dalam
memperoleh data.
9. Terima kasih juga untuk, adik penulis Ratna Evania Fitriyani yang
selalu memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2010 ATK Fams
yaitu Arib Jaudi, Aldian Kurnia, Aidil Jufri, M. Rizki, Choerul Imam,
Ardi Muhammad, M. Faishal, Afin Rizal, Febrianto, M. Fariz, Ibnu
Mustaqim, Farid Iqbal, Dinar Risprabowo, Lukmanul Hakim, M. Riza,
Ipan Sunarya, Bani Rohman, Fazri Shobari, Tarmizih Ubadillah, Syarif
Hidayatullah, dan adik junior Achmad Fauzi yang selalu mengisi harihari kuliah dengan canda tawa, pengalaman pertemanan yang luar
biasa. Semoga hubungan pertemanan ini akan terus berlanjut sampai
kapanpun.


iv

11. Teman-teman pengajian HAMASAH yaitu Ustadz Dwi, Mas Donny,
Mbak Tyas, Anthony, Fathoni, Hari, Anas, Aris, Daffa, Decky, Agung,
Septi, Cahyo, Fandy dan Irfan yang turut memberikan motivasi serta
pengalaman hidup.
12. Terima kasih yang spesial untuk Faiza Yonefri yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala apresiasi dan kebaikan akan diberkahi oleh Allah SWT.

Jerih payah, perjuangan, pengorbanan, darah, keringat, air mata,
serta harapan, begitu panjang proses perjalanan untuk meraih semua
kebanggan.
Semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin.

Jakarta, 19 Oktober 2016


Arif Putranto

v

DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
UJI REFERENSI
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT.............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xi
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................


1

B. Identifikasi Masalah...............................................................

5

C. Pembatasan Masalah..............................................................

5

D. Perumusan Masalah................................................................

6

E. Tujuan Penelitian....................................................................

6

F. Manfaat Penelitian..................................................................


6

BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Geografis
1. Pengertian Analisis............................................................

8

2. Geografi………………………………………………….

8

3. Pendekatan Ekologi……………………………………… 11
4. Geografi Dalam Pariwisata………………………………. 12
vi

B. Potensi Wisata
1. Pengertian Potensi……………………………………….. 14
2. Pariwisata ………………………………………………... 15

C. Wisatawan…….,..................................................................... 20
D. Daya Tarik Wisata................................................................... 21
E. Fasilitas ……………………………………………………... 23
F. Situ
1. Pengertian Situ………..………………………………….. 25
2. Situ Cipondoh…………………………………………….. 28
G. Penelitian Relevan…………………………………………… 28
H. Kerangka Berpikir…………………………………………… 31
I. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….. 34
B. Metode Penelitian.................................................................... 35
C. Populasi .................................................................................. 36
D. Sampel Penelitian........................................... ........................ 36
E. Variabel Penelitian.................................................................. 36
F. Metode Pengumpulan Data..................................................... 37
G. Teknik Pengolahan Data......................................................... 39

BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Aspek Fisik……………………………………………..... 55
2. Aspek Sosial dan Budaya ...... ........................................... 59
3. Aspek Aksesbilitas……………………………………….. 62
4. Aspek Fasilitas.................................................................... 62
B. Analisis Potensi Situ Cipondoh Sebagai Objek Wisata
1. Analisis Kondisi Fisik Kawasan Objek Wisata
Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata.................. 63
vii

2. Analisis Kondisi Sosial dan Budaya Kawasan
Objek Wisata Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata..... 65
3. Analisis Kondisi Aksesbilitas Kawasan Objek
Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…… 69
4. Analisis Kondisi Fasilitas Kawasan Objek Wisata
Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…….………71
C. Analisis Ekologi Terhadap Potensi Wisata Situ Cipondoh.….. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................... 81
B. Saran......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 82
LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian........................................................................... 35
Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian..................................................... 37
Tabel 3.3 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik...................................... 41
Tabel 3.4 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya................. 42
Tabel 3.5 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksesbilitas........................... 46
Tabel 3.6 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fasilitas.................................. 46
Tabel 3.7 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik.......... 47
Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan
Budaya…………………………………………………............. 48
Tabel 3.9 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor
Aksesbilitas................................................................................. 49
Tabel 3.10 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor
Fasilitas..................................................................................... 49
Tabel 3.11 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik........... 50
Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan
Budaya....................................................................................... 51
Tabel 3.13 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor
Aksesbilitas…………..………………………………………... 52
Tabel 3.14 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fasilitas...... 53
Tabel 3.15 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesianan pada Objek
Wisata......................................................................................... 53
Tabel 4.1 Status Mutu Air Situ Cipondoh.................................................... 58
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh...................................... 59
Tabel 4.3 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik………………….. 63
ix

Tabel 4.4 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik............. 64
Tabel 4.5 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya......... 65
Tabel 4.6 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan
Budaya………………………………………………………...... 69
Tabel 4.7 Hasil Harkat Kelas dan Kriiteria Aksesbilitas.............................. 70
Tabel 4.8 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas..................... 71
Tabel 4.9 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas..................................... 72
Tabel 4.10 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas….. 73
Tabel 4.11 Jumlah Hasil Pengharkatan…………………………………….. 75
Tabel 4.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaiann pada Objek
Wisata………………………………………………………….. 76

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir…………………......................................... 32
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh....................................... 34
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh....................................... 55
Gambar 4.2 Dampak lingkungan sebagai akibat dari tindakan manusia....... 74

xi

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah penduduk laki-laki se-Kecamatan Cipondoh………….60
Grafik 4.2 Jumlah penduduk perempuan se-Kecamatan Cipondoh……….61

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

:Foto Dokumentasi Lapangan

Lampiran 2

:Hasil Kuesioner

Lampiran 3

:Pedoman Kuesioner Pengunjung

Lampiran 4

:Hasil Wawancara

Lampiran 5

:Pedoman Wawancara

Lampiran 6

:Surat Izin Penelitian

Lampiran 7

:Surat Keterangan Penelitian/Survei dari Kecamatan

Lampiran 8

:Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9

:Lembar Uji Referensi

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan
Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu
pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu
menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan
tersebut agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan
akhirat.Allah SWT menurunkan air (hujan) adalah untuk kehidupan makhkuk
hidup termasuk manusia.
Dengan air (hujan) tumbuhlah segala macam tumbuhan yang akan
membantu kehidupan manusia. Air (hujan) lalu meresap ke bawah tanah,
kelak menjadi danau. Ada yang mengalir menjadi sungai, untuk mengairi
sawah dan lading, dan alirannya bermuara di lautan. Dengan adanya hujan
atau turunnya air dapatlah segala-galanya hidup, baik tumbuhan, atau
binatang berbagai jenis, termasuk manusia sendiri. Dan berusahalah manusia
membuat irigasi, bendungan air, danau buatan, dan dam besar. Sesuai Fiman
Allah SWT menjelaskan:

         
             
           
        

1

2

“Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan bumi dan perubahan
malam dan siang dan kapal yang berlayar di lautan membawa barang
yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit
dari ada air, maka dihidupkan-Nya dengan (air) itu bumi, sesudah
matinya , seraya disebarkan-Nya padanya dari tiap-tiap jenis binatang,
dan peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan
bumi; adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal. AlQuran, 2 (Al-Baqarah): 164”
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di
Indonesia. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam
pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis,
17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai
terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia.
Pariwisata merupakan kegiatan yang telah menjadi sektor yang
cukup strategis di dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan karena
berkontribusi besar dalam meningkatkan devisa dan pendapatan negara. Nilai
manfaat yang dihasilkan dari kegiatan wisata mampu mendongkrak sistem
perekonomian di suatu wilayah karena kegiatan wisata dapat berkembang
menjadi kegiatan industri yang nantinya akan menggerakkan sektor
perekonomian di suatu wilayah tersebut. Nilai manfaat itu nantinya akan
teraplikasikan seperti penyerapan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
dan berkembangnya sarana-sarana penunjang pariwisata seperti penginapan,
rumah makan, transportasi, jasa dan lain-lain.
Kegiatan wisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat
yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagian usaha mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Dengan hal ini kegiatan wisata harus

3

didukung oleh sarana, layanan dan fasilitas yang memadai dari pemerintah,
pengusaha atau masyarakat.1
Pengembangan pariwisata adalah menjual daya tarik daerah berupa
keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah dengan demikian memiliki potensi pariwisata yang cukup
besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut. Dewasa ini
banyak daerah di Indonesia yang tengah giat membangun potensi
pariwisatanya dengan cara pemanfaatan sumber daya alam.
Untuk menjadi destinasi pariwisata suatu daerah harus memiliki
setidaknya lima syarat yang harus terpenuhi, yaitu culture atau kebudayaan,
nature atau alam, kuliner atau makanan, people atau masyarakatnya, dan
syarat terakhir adalah transportasi atau akses jalan dan juga sarana prasarana
seperti hotel dan penginapan juga pusat perbelanjaan khas yang harus
memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.2
Situ digolongkan sebagai sumber air permukaan, yang merupakan istilah
dalam bahasa Sunda yang berarti danau alam atau buatan namun ukuran situ
relatif kecil dibandingkan danau. Situ adalah suatu wadah tampungan air di
atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang
airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang
merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.3
Kawasan situ merupakan daerah potensial sebagai daerah wisata
air yang nantinya dapat menarik wisatawan namun tidak melupakan fungsi
aslinya sebagai daerah resapan air dan sebagai irigasi. Selanjutnya dengan
berkembangnya situ sebagai daerah wisata nantinya dapat menopang
pembangunan keberlanjutan pembangunan dengan mempertimbangkan faktor
ekologis kawasan situ dan hidrologi pada setiap kegiatan pembangunan.

1

James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius:
1991), h. 21.
2
Hermawan, Lima Kriteria Menuju Kota Wisata, diakses pada 15 November 2014,
(http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news/2012/6136/lima-kriteria-menuju-kotawisata.html).
3
Perpres No 54 tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek, Puncak dan
Cainjur.

4

Dengan adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah, pemerintah daerah diharuskan dapat mengembangkan
potensi yang ada didaerahnya dengan baik sehingga mampu untuk mandiri
dan mampu untuk melaksanakan pemerintahannya sendiri.
Kota Tangerang yang berada dalam wilayah administratif Provinsi
Banten dan secara regional mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan
Ibu Kota Jakarta, saat ini berkembang menjadi kota yang mengandalkan dari
sektor jasa, pariwisata, perdagangan dan permukiman. Pada saat ini kondisi
objek wisata di Kota Tangerang belum tertata secara maksimal.
Situ Cipondoh, adalah situ yang paling terawat di Tangerang dekat
dengan stasiun dan terminal Poris dan juga masih termasuk dekat dengan
Jakarta Barat. Luas Situ Cipondoh 50 hektare dan telah menjadi obyek
wisatawan lokal, anak-anak dan orang dewasa terutama di sore hari.
Letaknya mudah dijangkau dari beberapa arah:4
1. Keluar tol Kebon Nanas, Cikokol, RS Usada Insani, Situ Cipondoh
2. Keluar tol Puri Kembangan, Duri Kosambi, Gondrong, Situ Cipondoh
3. Keluar tol Green Lake City, Gondrong, Situ Cipondoh
4. Terminal Kali Deres, Ampera, Poris, Situ Cipondoh
5. Terminal Blok M, Ciledug, Situ Cipondoh
Selanjutnya, situ Cipondoh merupakan Situ atau danau buatan
yang terdapat di Wilayah Kota Tangerang, tepatnya berada di Jalan K.H
Hasyim Ashari, Tangerang, Banten dengan luas 126 kilometer persegi.
Letaknya yang strategis di sisi jalan utama seharusnya membuat Situ
Cipondoh menjadi objek wisata yang. Namun, kondisi yang kurang
diperhatikan oleh pemerintah tersebut membuat potensi situ sebagai objek
wisata tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga minat wisatawan
untuk berkunjung sedikit. Lalu, sarana dan prasarana yang menunjang
didalamnya seperti wahana perahu, sepeda air, toilet, air bersih, tata letak
parkir, promosi atau pemasaran dan pengelolaannya yang belum optimal
membuat
4

Situ

Cipondoh

belum

menjadi

tujuan

wisata.

Upaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Cipondoh,_Tangerang diakses tanggal 12 September 2015.

5

mengembangkan situ Cipondoh menjadi objek wisata air harus dilakukan
dengan pengelolaan dan program yang sistematis agar kawasan situ
berkembang menjadi objek wisata andalan di Kota Tangerang. Salah satunya
dengan melakukan identifikasi terhadap kondisi situ saat ini dan menilai
potensi situ sebagai objek wisata. Sehingga diharapkan dapat memberikan
arahan untuk pengembangan situ yang mendukung aktivitas industri
pariwisata serta menjadi ciri khas pariwisata di Kota Tangerang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
kondisi obyek wisata tersebut dari sudut geografi dengan mengambil judul
”Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota
Tangerang Banten”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Potensi wisata Situ Cipondoh yang belum optimal.
2. Rendahnya perhatian Pemerintah Kota Tangerang terhadap sarana dan
prasarana Situ Cipondoh.
3. Karakteristik fisik, fasilitas, aksesbilitas, sosial dan budaya Situ Cipondoh
yang belum dikelola dengan baik.
4. Pemasaran atau promosi yang belum optimal.

C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penulis pada waktu, tenaga dan biaya. Serta
untuk memudahkan pembahasan dalam meneliti juga untuk menjaga agar
penelitian lebih fokus dan terarah, disamping itu agar tidak menimbulkan
keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah.
Untuk itu penelitian ini dibatasi pada:
1. Karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.
2. Analisis geografi terhadap potensi wisata Situ Cipondoh.

6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimanakah karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh?

2.

Bagaimanakah analisis geografi terhadap potensi wisata di Situ
Cipondoh?

E. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan di atas, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1.

Mengetahui karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.

2.

Mengetahui analisis geografi terhadap potensi wisata di situ Cipondoh.

F. Manfaat penelitian
Dari penelitian yang dilakukan di Situ Cipondoh diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.

Secara teoritik
a. Usulan tentang potensi wisata Situ Cipondoh diharapkan menjadi
salah satu masukkan yang berarti bagi masyarakat Kota Tangerang
dan Pemerintah Daerah pada khususnya.
b. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu kepariwisataan.

2.

Secara praktik
a. Bagi penelitian dapat dijadikan untuk penelitian selanjutnya agar
dapat membandingkan teori serta menambah wawasan.
b. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diharapkan penelitian ini menjadi
masukan untuk mengembangkan Situ Cipondoh menjadi kawasan
wisata dan menarik untuk dikunjungi.

7

c. Bagi masyarakat sekitar kawasan Situ Cipondoh, dapat ikut serta
dalam mengembangkan Situ Cipondoh menjadi sektor pariwisata
dan turut serta dalam menjaga pelestarian Situ Cipondoh.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jaringan di
dunia pendidikan.
e. Bagi penulis, dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat
mengidentifikasi potensi wisata dan memberi gambaran mengenai
solusi perencanaan pengembangan wisata Situ Cipondoh.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Analisis Geografi
1. Pengertian analisis
Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian(karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan; pemecahan persoalan
yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.1
Jadi yang dimaksud dengan analisis adalah penelitian suatu peristiwa
atau kejadian yang diawali dengan dugaan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya dan memperoleh pemahaman arti keseluruhan.
2. Geografi
a) Pengertian Geografi
Masyarakat perlu memahami beberapa tinjauan disiplin ilmu
untuk

meningkatkan

pemahaman

masyarakat.

Pemahaman

yang

dimaksud tidak hanya untuk mengetahui suatu gejala atau peristiwa di
dalam lingkungan masyarakat, mampu menganalisis bagaimana suatu
gejala tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengambil jalan keluar
terhadap permasalahan terhadap suatu gejala tersebut, salah satunya
adalah ilmu geografi.
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta
persamaan dan

perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka. 2007). Cet. 4

8

9

manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa
Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").2
Ada beberapa pengertian geografi menurut para ahli diantaranya:
Murphey mendefinisikan “geography come from a greek worf meaning
literally “description of the earth”. But modern geography is concerned
with man as well as with the earth and with relationships and analysis as
well as with description”.3 Dalam pengertiannya, Murphey menjelaskan
bahwa geografi tidak hanya menjelaskan mengenai bumi atau permukaan
bumi, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara lingkungan alam
dengan manusia.
Menurut Bintarto, Geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang
menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan.4
Kemudian, satu definisi geografi yang cukup terkenal di Indonesia
adalah definisi hasil seminar dan Lokakarya geografi di Semarang tahun
1988 yang menyatakan bahwa geografi adalah,”ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (litosfer, hidrosfer, atmosfer,
dan antroposfer) dengan sudut pandang atau pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan kompleks wilayah.”5 Dapat disimpulkan, bahwa
geografi tidak hanya terbatas sebagai suatu deskripsi tentang permukaan
bumi saja, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara faktor/aspek
lingkungan, wilayah serta hakekat umat manusia.

2

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi diakses tanggal 15 Februari 2015.
Nursid Sumaatmadja, Geografi pembangunan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1988), h.6.
4
Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987).
5
Iwan Hermawan,Geografi Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), H. 58.
3

10

b) Pendekatan Geografi
Ada beberapa pendekatan yang umum dan menjadi ciri khas dari
studi geografi diantaranya pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan
pendekatan kompleks wilayah regional. Yang dimaksud dengan
pendekatan adalah cara menghampiri suatu fenomena, fakta atau masalah,
atau suatu cara mengembangkan kebijakan dalam memanfaatkan ruang
dan wilayah.
1). Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam
geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi
dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspekaspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan
kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek
tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak,
distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh
pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya
mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh
tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas
pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai
ruangnya yaitu letak yang strategis.
2). Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip
dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan
geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen
fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi
melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan
abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu

11

padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan
rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi
penghuninya.
3). Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan
di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan
lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif.
Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik
wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

3. Analisis Pendekatan Ekologi
Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=Rumah Tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati
disekitarnya.6Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungan disebut ekologi.

7

Jadi, ekologi adalah pola interaksi hubungan

timbal balik antara organisme makhluk hidup dengan lingkungan alam sekitar.
Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu ekologi manusia yang
menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan
aktivitas manusia. Pokok geografi berkenaan dengan studi tentang ekologi
manusia pada daerah yang khusus. Interelasi manusia dengan lingkungan
sekitar dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.
Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan interaksi dalm ruang terutama
terhadap lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut:8
6

Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta:
UI-Press, 2008), h.2.
7
Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987), h. 18.
8
http://www.sridianti.com/pendekatan-geografi.html diakses tanggal 23 Juni 2015.

12

a. Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam
(fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup
sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada
di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga
pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah
atau mungkin punah (kehidupan jaman purba)
b. Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam
yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga
lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia.
Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam
tapi manusia juga masih membutuhkan alam. Contohnya. Para petani
zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany
sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim
hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah,
kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya
bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa
sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian
dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus
dengan usia dan masa panen cukup pendek.
c. Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan
budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya.
Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesarbesarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin
digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di
buat alam.
4. Geografi dalam Pariwisata
Setiap Setiap ilmu pengetahuan yang dikaji tidak dapat berdiri sendiri,
ilmu tersebut memerlukan ilmu pengetahuan lain sebagai ilmu bantu bagi
sempurnanya ilmu pengetahuan tersebut. Sama halnya dengan geografi dan
pariwisata, keduanya memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.
Geografi membahas pariwisata sebagai salah satu fenomena yang dikaji, dan
pariwisata membutuhkan geografi untuk bisa menentukan kebijakankebijakan
dalam pariwisata. Terdapat 6 alasan yang melatarbelakangi geografi mengkaji
pariwisata:

13

1. Kegiatan pariwisata menggunakan aspek ruang didalamnya dan geografi
sangat memperhatikan ruang, khususnya persamaan dan perbedaan ruang
di permukaan bumi.
2. Di dalam aktivitas pariwisata terdapat penggunaan lahan dan geografi
dapat melihat bagaimana suatu lahan dapat didayagunakan dan disesuaikan
dengan bentuk penggunaan lahan dan daya dukung lahan.
3. Dalam kegiatan pariwisata terdapat aktiviitas manusia dan geografi selalu
memperhatikan aktivirtas manusia yang bersifat komersial dalam
memanfaatkan ruang yang dapat dilihat secara lokal, regional, nasional,
bahkan internasional.
4. Dalam kegiatan pariwisata mencerminkan interaksi dua tempat yang
berbeda, yaitu daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata.
5. Geografi selalu melihat gerakan, aliran barang dan orang sebagai wujud
dari adanya dan perbedaan potensi wilayah, baik alami maupun hasil dari
aktivitas manusia. Aktivitas pariwisata selalu berkaitan dengan wisatawan,
barang, dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mengadakan
perjalanan.
6. Aktivitas pariwata dapat berdampak positif maupun negatif yang
ditimbulkan dari interaksi antar kehidupan manusia sebagai wisatawan
dengan lingkungan alam sekitar dan geografi selalu tertarik dengan dampak
suatu gejala terhadap gejala lain di dalam maupun di tempat yang berbeda.9
Merujuk pada 6 alasan di atas maka antara geografi dan pariwisata
tidak dapat dipisahkan dan saling membantu, untuk itu terdapat kajian lain
dalam geografi berupa geografi pariwisata.
Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan potensi wisata di permukaan bumi, dengan selalu melihat
9

HO_GEOPAR_2 pdf. 2014. h.8.
(file.upi.edu/...GEOGRAFI/.../GEOGRAFI_PARIWISA).

14

keterkaitan antara alam, antar aspek manusia dan manusia dengan alam.
Persamaan dan perbedaan ini menimbulkan interaksi antar wilayah, dan
gerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Geografi pariwisata pun selalu
melihat dampaknya terhadap lingkungan alam, sosial ekonomi, dan budaya
penduduk. Konsep-konsep geografi seperti lokasi, jarak, keterjangkauan,
interaksi, keterkaitan, dan nilai guna selalu menjadi dasar dalam menjelaskan
fenomena pariwisata.10
Dari aspek geografi, pariwisata merupakan suatu usaha pemanfaatan
sumber daya (baik manusia, alam, teknologi, dan lain-lain), dimana
pemanfaatan sumber daya itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki
nilai apabila sesuai dikelola dengan baik.11
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara
geografi dan pariwisata tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terkait dan
saling membantu karena memiliki aspek kajian yang sama yaitu lingkungan
dan manusia. Dengan adanya geografi di dalam kajian pariwisata maka
pengelolaan pariwisata akan sesuai dengan daya dukung lahan dan menjadi
efektif serta efisien.
B. Potensi Wisata
1. Pengertian Potensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi adalah kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan;
daya.12 Lalu pengertian potensi wisata menurut Mariotti adalah segala sesuatu

10

Ibid,. h.4.
Ibid,. h.9
12
Kbbi.web.id.
11

15

yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orangorang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.13
Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat
dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.

2. Pariwisata
a. Teori Pariwisata
Arti pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.
Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata
berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau
bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.14
Pengertian wisata yang terdapat di Undang-Undang No 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan adalah: “Wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan

oleh

seseorang

atau

sekelompok

orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi,atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam jangka waktu sementara”15.
Menurut H. Kodhyat , “pariwisata adalah perjalanan dari suatu
tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam, dan ilmu”.16

13

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), h. 171.
Muljadi, kepariwisataan dan perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 8.
15
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pasal 1 ayat 1.
16
James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius:
1991), h 21.
14

16

Selanjutnya pariwisata adalah hal-hal yang berhubungan dengan
perpindahan sementara manusia ke suatu tempat di luar tempat asalnya,
kegiatan yang dilakukannya selama berada di tempat tujuan dan fasilitasfasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.17
Sedangkan

menurut

World

Tourism

Organization

(WTO),

pariwisata atau Tourism adalah;
“The activities of persons travelling to and staying in places
outside their usual environment for leisure, business, and other
purposes”,18 atau kegiatan seseorang berpergian dan tinggal ke suatu
tempat diluar lingkungan yang biasa mereka tempati untuk bersenangsenang, bisnis, dan tujuan lainnya.
Melihat beberapa pengertian tentang pariwisata tersebut bisa ditarik
kesimpulan bahwa pariwisata membicarakan suatu perjalanan oleh
seseorang atau sekelompok orang ke suatu tempat/objek wisata yang
dilakukan untuk sementara waktu untuk bertamasya dan menikmati segala
fasilitas dan pelayanan yang disediakan tempat tujuan tersebut. Apabila
dikaitkan dengan pariwisata air maka segala sesuatu yang dikaitkan dengan
bertamasya dengan kegiatan menikmati objek wisata kawasan perairan
dengan fasilitas dan pelayanan tersedia yang mendukung kegiatan wisata
air.
b. Jenis Pariwisata
Sebagai sebuah

indutri, pariwisata harus mempunyai modal

kepariwisataan yang dapat menarik wisatawan tertarik berkunjung dan
kembali datang lagi ke tempat yang sama di lain waktu. Menurut Pendit,
17

Thamrin B. Bachri, Pariwisata Gagasan dan Pandangan, ( Jakarta, Koleksi Media
Tour:1995), h. 13.
18
Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.

17

ada motif wisatawan mengunjungi suatu tempat yang diklasifikasikan
berdasarkan jenis-jenis pariwisata yang adalah sebagai berikut19:
1) Wisata Budaya yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan atas
keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain untuk
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat, cara hidup,
budaya dan seni mereka.
2) Wisata Tirta yaitu jenis wisata dengan kegiatan yang ditunjang oleh
sarana dan prasarana di suatu badan air seperti di danau, pantai, laut,
sungai. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah olahraga air berupa
berlayar, menyelam, berselancar, memancing, mendayung, ataupun
kegiatan menikmati keindahan alam di danau, pantai, maupun
kehidupan bawah laut.
3) Wisata Cagar Alam yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempattempat yang telah dilindungi oleh undang-undang seperti daerah cagar
alam, taman margasatwa, hutan lindung. Wisata ini dilalukan dalam
kaitannya dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa
udara, keajaiban kehidupan liar hewan maupun tumbuhan.
4) Wisata Agrowisata yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat
proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan
sebagainya, dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan
peninjauan untuk studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil
menikmati segarnya tanaman beranekaragam warna dan suburnya
pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija di lokasi yang
dikunjungi.
5) Wisata Buru yaitu jenis wisata yang dilakukan pada daerah daerah
yang telah disetujui oleh pemerintah sebagai tempat berburu hewan
liar. Biasanya dilakukan pada musim tertentu dan jangka waktu yang
terbatas sehingga tidak menggangu keseimbangan ekosistem maupun
lingungan.
6) Wisata Ziarah yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah dan adat istiadat. Biasanya dilakukan ke tempat-tempat suci,
makam orang besar atau pemimpin besar, wali, atau tempat-tempat
keramat lainnya.
7) Wisata lainnya berupa jenis wisata lainnya yang sesuai perkembangan
industri pariwisata seperti wisata kuliner, musium, konvensi ataupun
wisata belanja dan lain lain.

19

: 1999).

Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta, Pradnya Paramita

18

Selanjutnya jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane yang terdapat
di daerah tujuan wisata yang menarik customer untuk mengunjunginya
sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk
dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk
mengendorkan ketegangan syaraf, untuk menikmati keindahan alam,
untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan
dan sebagainya.
2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali
kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan
kelelahan.
3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis pariwisata ditandai adanya rangkaian motivasi seperti
keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk
mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan
sebagainya.
4) Pariwisata untuk olahraga (sport tourism)
Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik untuk
hanya menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta
ditujukan bagi mereka yang mempraktekkannya sendiri.
5) Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)
Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah
kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang
menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai

19

wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis
pariwisata lain.
6) Pariwisata untuk konvensi (convention tourism)
Wisatawan melakukan perjalanan wisata dengan macam-macam
motivasi. Variasi motivasi ini menimbulkan bentuk-bentuk pariwisata
sebagai berikut (Salah Wahab, 1989):
a) Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai
Motif pariwisata ini adalah untuk memulihkan kemampuan
fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan
kesempatan santai bagi mereka dari kebosanan dan keletihan kerja
selama di tempat rekreasi.
b) Pariwisata budaya
Motif pariwisata ini adalah untuk memperkaya informasi
pengetahuan tentang suatu daerah atau negara lain dan untuk
memuaskan kebutuhan hiburan. Dalam hal ini termasuk pula
kunjungan ke pameran-pameran dan festival, perayaan-perayaan
adat, tempat-tempat cagar budaya dan lain-lain.
c) Pariwisata pulih sehat
Motif pariwisata ini adalah untuk memuakan kebutuhan
perawatan

medis

di

daerah/tempat

lain

dengan

fasilitas

penyembuhan. Misalnya sumber air panas, tempat-tempat
kubangan lumpur yang berkasiat dan lain-lain. Pariwisata ini
memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti kebersihan,
ketenangan, dan taraf hidup yang pantas.
d) Pariwisata olah raga
Motif pariwisata ini adalah untuk memuaskan hobi orangorang seperti memancing, berburu, bermain ski dan mendaki
gunung.

20

e) Pariwisata temu wicara
Pariwisata ini disebut juga pariwisata konvensi yang
mencakup pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan bisnis, dan
bahkan pertemuan politik. Pariwisata ini memerlukan fasilitas
pertemuan di negara tujuan dan factor-faktor lain yang penting
seperti letak strategis, tersedianya transportasi yang mudah, iklim
yang cerah dan sebagainya. Seorang yang berperan serta dalam
konferensi itu akan meminta fasilitas wisata yang lain misalnya
tour dalam dan luar kota, tempat-tempat membeli cindera mata,
dan obyek-obyek wisata yang lain.

C. Wisatawan
Pengertian mengenai wisatawan memiliki banyak penafsiran, menurut
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, “wisatawan adalah
orang yang melakukan kegiatan wisata”.20 United Conference on Travel and
Tourism di Roma (1963) memberikan batasan yang lebih umum, tetapi
menggunakan istilah visitors (pengunjung), yaitu setiap orang yang mengunjungi
negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi
pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi.21
Berdasarkan asal atau tempat tinggal wisatawan, “wisatawan dapat
dikategorikan menjadi wisatawan domestic (domestic tourist) dan wisatawan
mancanegara (international tourist). Wisatawan domestik adalah wisatawan yang
berkunjung ke tempat tujuan wisata yang masih berada di dalam wilayah negara
asalnya, sedangkan wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang berkunjung
ke tempat tujuan wisata yang berada di luar wilayah negara asalnya.22

20

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 2.
Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.
22
Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata, sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 1990), h. 34.
21

21

Jadi melihat dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa wisatawan

adalah orang yang melakukan kegiatan wisata yang

berkunjung ke suatu tempat wisata baik dari dalam maupun dari luar negara
dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, maupun tujuan lainnya.

D. Daya Tarik Wisata
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam berupa keanekaragaman kekayaan alam,budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jenderal Pemerintah di bagi
menjadi 3 macam, yaitu :
1. Objek Wisata Alam
Objek wisata alam

adalah sumber daya alam yang berpotensi serta

memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah
ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat di