Analisis penerapan tax planning dalam usaha mengefisienkan beban pajak pada Badan Usaha Koperasi : Studi kasus pada PRIMKOPPOLRES Metro Jakarta Selatan
ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING
DALAM USAHA MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK
PADA BADAN USAHA KOPERASI
(Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)
Oleh:
Erick Darmawan
NIM : 109082000114
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M
ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING
DALAM USAHA MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK
PADA BADAN USAHA KOPERASI
(Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi)
Oleh:
Erick Darmawan
NIM : 109082000114
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Diri
1. Nama Lengkap
: Erick Darmawan
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Agustus 1991
3. Alamat
: Jl. Karya Utama RT/RW 008/003
No.
12,
Kel.
Gandaria
Utara,
Kec.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
II.
III.
4. Telepon
: 085716418797
5. Email
: [email protected]
Pendidikan Formal
1. TK Arti Petogogan
Tahun 1994 – 1996
2. SDN Pulo 05 Pagi Kebayoran Baru
Tahun 1996 – 2003
3. SMP Negeri 13 Tirtayasa
Tahun 2003 – 2006
4. SMA Negeri 97 Jagakarsa
Tahun 2006 – 2009
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009 – 2015
Pendidikan Non Formal
1. Peserta Workshop Software akuntansi Zahir “Zahir Accounting Edisi
Standar 5.1”
2. Peserta training IDEA data analysist software “IDEA Overview for
TOADS (Training of Accounting & Auditing Software)”.
iv
IV.
Pengalaman Organisasi
1. Ketua
Koordinator
Divisi
Kemahasiswaan
Badan
Eksekutif
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2012
2. Bendahara Depok Scorpio Family (DSF) periode 2013-2014
3. Divisi Peralatan Propesa 2011-2012
V.
Latar Belakang Keluarga
Ayah
: Junari
Ibu
: Warsini
Adik
: Tika Andiani Utami
Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
v
ABSTRACT
This research aims to know whether there are significant differences between
the influence of before and after the application of tax planning to efficiently
cooperative tax expense on business entities. Methods used to research this is
descriptive method to a draft analysis case study. A kind of quantitative research
chosen is descriptive. Analyzing data obtained by means of cooperative financial
report in 2010, 2011 and 2012 and interviews to the competent parties of the related
to the calculation of income tax agency. An analysis of data obtained by the
reconciliation of fiscal and divert the cost of that cannot be deducted to the cost can
be deducted, then compare the expense of tax planning to do before and after tax
Research conclusions this has been proven that tax planned capable of
efficiently of tax charges and to be able to clarify the way the tax calculation in
accordance with the rules a tax whose effect. Tax Planning it turns out that impact
was positive and negative for these cooperatives, namely his positive impact
efficiency cooperatives can the tax charges in 2011 and 2012, the negative impact of
his cooperatives can have tax charges larger so it could give clarification on the size
of the tax is supposed to pay and paid off in 2010 by these cooperatives. Based on the
conclusion above, should be more cooperative carefully and thoroughly in counting
the size of tax, occurred less pay or not to pay more tax burden.
Keywords: Tax planning, income tax expense cooperative, efficiency
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara pengaruh sebelum dan sesudah penerapan perencanaan pajak untuk
mengefisiensikan beban pajak terhadap badan usaha koperasi. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan rancangan
penelitian studi kasus. Jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kuantitatif. Data
diperoleh dengan cara menganalisis laporan keuangan koperasi tahun 2010, 2011 dan
2012 dan wawancara kepada pihak pihak yang berkompeten dari bagian yang terkait
dengan perhitungan PPh badan. Analisis data diperoleh dengan rekonsiliasi fiskal dan
mengalihkan biaya yang tidak bisa dikurangkan menjadi biaya yang dapat
dikurangkan, kemudian membandingkan beban pajak sebelum dan sesudah
melakukan perencanaan pajak.
Kesimpulan penelitian terbukti bahwa perencanaan pajak mampu
mengefisiensikan beban pajak tetapi dan memperjelas cara perhitungan pajak yang
sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku. Perencanaan pajak ternyata berdampak
positif dan negatif pada koperasi tersebut, yaitu dampak positif nya koperasi dapat
mengefisiensikan beban pajak pada tahun 2011 dan 2012, dampak negatif nya
koperasi bisa memiliki beban pajak yang lebih besar sehingga mampu memberikan
kejelasan tentang besarnya pajak yang memang seharusnya dibayar dan dilunasi pada
tahun 2010 oleh koperasi tersebut. Berdasarkan kesimpulan diatas, sebaiknya
koperasi lebih cermat dan teliti dalam menghitung besarnya pajak, agar tidak terjadi
kurang bayar atau lebih bayar beban pajak.
Kata Kunci: tax planning, beban PPh koperasi, efisiensi
vii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabatnya, serta para pengikutnya
yang selalu tetap istiqomah sampai akhir zaman. Dengan mengucap syukur
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Penerapan Perencanaan Pajak dalam Usaha Mengefisiensikan Beban Pajak pada
Badan Usaha Koperasi (Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)”
telah peneliti selesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Uiversitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan
banyak doa, bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang Maha Esa, hanya kepada-Nya aku memohon ampun, hanya
kepada-Nya aku bersyukur atas semua nikmat yang telah Dia berikan. Dia-lah
pemilik hidup dan mati ku.
2. Bapak dan Ibu ku, ( Junari dan Warsini), yang telah memberikan semangat
dan dukungan baik material maupun non material serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis.
3. Adikku Tika Andiani Utami yang telah memberikan doa dan semangat selama
ini.
viii
4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku dosen pembimbing
1 yang telah rela meluangkan waktu untuk membimbing peneliti hingga
skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini hingga
akhirnya biasa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingannya.
6. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Kepala Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama perkuliahan selama ini,
semoga ilmu tersebut menjadi bermanfaat dan berkah bagi kita semua hingga
sukses di dunia dan akhirat.
9. Bapak Haji Damanhuri SH. yang terus membimbing dan memberi semangat,
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beliau.
10. Teman-teman seperjuangan Akuntansi kelas C angkatan 2009 alias ACID (
Accounting C’s Indescribable Democracy).
11. Teman-teman seperjuangan jurusan akuntansi angkatan 2009 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
12. Pengurus Primkoppolres Metro Jakarta Selatan yang membantu dalam
penyediaan data penelitian.
13. Keluarga Besar Depok Scorpio Family (DSF) yang terus memberikan
motivasi dan semangat.
14. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
ix
peneliti selama ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 1 Maret 2015
Erick Darmawan
x
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................. ii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................... iii
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... iv
Abstract ....................................................................................................... vi
Abstrak....................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar Isi ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...............................................................................................xv
Daftar Gambar .......................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ...................................................................................... xvii
BAB.I. PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Perumusan Masalah ...........................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................6
BAB.II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................8
A. Teori ..................................................................................................8
1. Teori Tentang Kemakmuran .........................................................8
2. Teori Tentang Efisiensi................................................................10
xi
3. Eisiensi Beban Pajak ................................................................. 12
B. Koreksi Fiskal ..................................................................................13
1. Beda Tetap .................................................................................13
2. Beda Waktu ...............................................................................14
C. Perencanaan Pajak ...........................................................................14
1. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning) .........................14
2. Tujuan Perencanaan Pajak .........................................................15
3. Manfaat Perencanaan Pajak .......................................................17
4. Motivasi Perencanaan Pajak ......................................................17
5. Strategi dalam Perencanaan Pajak .............................................17
6. Aspek-Aspek dalam Perencanaan Pajak ...................................22
7. Dasar Hukum Perencanaan Pajak .............................................22
8. Teknis Perencanaan Pajak ........................................................23
9. Perencanaan Pajak Berdasarkan Undang-undang Domestik .....24
10.Jenis-jenis Perencanaan Pajak ...................................................25
11.Aspek Kebijakan Akuntansi dan Administrasi .........................26
12.Pajak Khusus Koperasi .............................................................26
D. Koperasi ..........................................................................................27
1. Pengertian Koperasi ...................................................................27
2. Prinsip-Prinsip Koperasi ............................................................28
3. Fungsi dan Peran Koperasi ........................................................29
4. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi........................................29
xii
5. Bentuk dan Jenis Koperasi ........................................................32
6. Sumber Modal Koperasi ............................................................32
7. Perangkat Organisasi Koperasi ..................................................33
E. Penelitian Terdahulu ........................................................................34
F. Skema Kerangka Pemikiran .............................................................38
G. Dampak Perencanaan Pajak Terhadap Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan ..............................................................................................38
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................40
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 40
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 41
D. Metode Analisis Data .................................................................... 41
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 43
BAB.IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 46
1. Sejarah Singkat Koperasi........................................................ 46
2. Visi dan Misi .......................................................................... 48
3. Struktur Organisasi ................................................................. 48
4. Kebijakan Akuntansi Koperasi ............................................... 49
B. Analisis dan Pembahasan Simulasi Tax Planning pada Primkoppolres
Metro Jakarta Selatan ...................................................................... 51
xiii
1. Perhitungan Pajak Penghasilan Sebelum Perencanaan
Pajak ......................................................................................... 51
2. Perhitungan PPh Badan ............................................................ 64
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 68
A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 71
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
Tabel 1.1. Perbedaan antara Koperasi dengan Badan Usaha Lain ............... 3
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................. 35
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................. 36
Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu .................................................................. 37
Tabel 4.1. Masa Manfaat Aktiva Tetap ....................................................... 50
Tabel 4.2. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2010 ....................52
Tabel 4.3. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2011 ....................56
Tabel 4.4. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2012 ....................60
Tabel 4.5. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2010 ................................................................................64
Tabel 4.6. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2011 ................................................................................65
Tabel 4.7. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2012................................................................................. 66
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1. Strategi-Strategi dalam Meminimalkan Jumlah Pajak yang
harus dibayar ...........................................................................21
Gambar 2.2. Penerapan Perencanaan dalam Mengefisiensikan beban
Pajak Koperasi ...................................................................... 38
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan ... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Revisi
(Revisi 1998) (Reformat 2007) ...............................................75
2
Peraturan Pemerintah Keuangan Nomor 131 Tahun 2000
Tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan
Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia ...............88
3
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor 51/KMK.04/2001 Tentang Pemotongan Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto Sertifikat Bank Indonesia ..........................................96
4
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009
Tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok
Harta
Berwujud
bukan
Bangunan untuk Keperluan
Penyusutan ...............................................................................100
5
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian ...................................................105
6
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang - undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan ..................127
7
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2012 Tentang Perkoperasian ...................................................137
xvii
8
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010...140
9
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011...141
10
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012...142
11
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2010 .........................................................................................143
12
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2011 .........................................................................................144
13
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2012 .........................................................................................145
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan adalah pajak.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut:
“Segala pajak dipungut berdasarkan undang undang demi kepentingan negara dan
ditunjukan kesejahteraan rakyat”. Di Indonesia sendiri, pemerintah menggunakan
sistem self assessment system. Sistem pemungutan pajak yang menuntut Wajib
Pajak untuk mematuhi kewajiban perpajakan (tax compliance) dengan secara pro
aktif mengelola administrasi perpajakannya. Self assesment system memberikan
wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
terutang mulai dari menghitung, melapor dan menyetor jumlah pajak terutang,
sedangkan sistem pembayaran (payment) berlaku dapat dilakukan sendiri oleh
wajib pajak maupun melalui pemotongan pihak ketiga (witholder system).
Di Indonesia, pajak menjadi sumber penerimaan utama untuk kegiatan
pembiayaan negara. Bagi negara besarnya jumlah pajak yang diterima maka
kondisi keuangan negara akan semakin baik. Bagi wajib pajak, membayar pajak
malah dijadikan sebuah beban. Akibatnya semakin sedikit pajak yang dibayar
akan semakin menguntungkan. Bagi suatu badan usaha, pajak merupakan beban
yang akan mengurangi laba bersih. Kemudian, muncullah cara atau usaha untuk
meminimalisasi beban pajak yang ditanggung badan usaha tersebut. Hanya ada
dua cara untuk meminimalisasi beban pajak, secara legal yaitu masih dalam
1
bingkai undang-undang perpajakan maupun dengan cara melanggar undang–
undang yang berlaku.
Menurut Noviandi Librata (2013) meminimalisasi beban pajak dengan baik
secara legal, dengan tidak melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan
dikenal dengan perencanaan pajak (tax planning). Tujuan yang diharapkan dengan
adanya tax planning ini adalah mengefisiensikan pembayaran pajak terutang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen
pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin
untuk memperolah laba dan likuiditas yang diharapkan. Selanjutnya tinggal
melaksanakan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak
(tax control).
Sebelum perencanaan pajak, pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
perpajakan
harus
dilakukan.
Wajarnya,
tax
planning
bertujuan
untuk
meminimumkan kewajiban pajak yang berdasarkan harus memenuhi syaratsyarat, diantaranya tidak melanggar ketentuan perpajakan, secara bisnis mampu
diterima dan bukti-bukti pendukungnya memadai.
Mencari keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya seminimal mungkin
yang sesuai dengan prinsip ekonomi, maka untuk pelaksanaan perencanaan pajak
pada suatu badan usaha sangat dibutuhkan dalam mengurangi beban pajak yang
mengurangi laba bersih yang akan diperoleh. Koperasi adalah salah satu bentuk
badan usaha yang perlu menerapkan perencanaan pajak. Koperasi yang
2
mempunyai asas kekeluargaan tidak semata-mata mencari keuntungan, tapi
sebagai badan usaha yang berbadan hukum, koperasi juga memerlukan
perencanaan pajak yang baik agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi bisa
berjalan lancar dan mampu mencapai tujuan yang menjadi cita-cita koperasi.
Tabel 1.1
Perbedaan antara Koperasi dengan Badan Usaha Lain
Indikator
Perorangan
Firma
PT
Bukan
Umumnya
Umumnya
Pengguna
pemilik
bukan
bukan pemilik
jasa
pemilik
Individu
Sekutu usaha Pemegang
Pemilik usaha
saham
Tidak perlu
Para sekutu
Pemegang
Punya
saham
hak suara
Tidak perlu
Biasanya
Menurut
Pelaksanaan
menurut
besarnya
voting
besarnya
saham yang
modal
dimiliki
penyertaan
melalui RUPS
Penentuan
kebijaksanaan
Balas jasa
terhadap
modal
Penerima
keuntungan
Koperasi
Umum /
anggota
Anggota
Anggota
Orang yang
Para sekutu
bersangkutan
Tidak
Tidak
terbatas
terbatas
Direksi
Satu
anggota
satu suara
dan
tidak boleh
diwakilkan
Pengurus
Tidak terbatas
Terbatas
Orang yang
Para sekutu
bersangkutan secara
proporsional
Pemegang
saham
secara
proporsional
Pemegang
saham
sejumlah
saham
yang dimiliki
Anggota
sesuai
jasa/
partisipasi
Anggota
sejumlah
modal
equity
Pemilik
Bertanggung
jawab
terhadap Rugi
Para sekutu
Sumber : Ruly Destiyanningsih, 2013.
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong menolong. Selanjutnya dikemukakan bahwa gerakan
koperasi adalah perlambang harapan bagi kaum ekonomi lemah, berdasarkan self-
3
help dan tolong menolong diantara anggota-anggotanya, sehingga dapat
melahirkan rasa saling percaya kepada diri sendiri dalam persaudaraan koperasi
yang merupakan semangat baru dan semangat menolong diri sendiri. Kemudian
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan, berdasarkan prinsip “satu
untuk semua dan semua untuk satu”.
Berarti, koperasi mempunyai beberapa peran yaitu sebagai gerakan ekonomi
dan badan usaha. Peran yang dimiliki koperasi diharapkan dapat menghadapi
distorsi pasar serta menciptakan keseimbangan sebagai akibat berlakunya prinsip
bisnis yang semata-semata bermotif ekonomi. Status hukum koperasi yaitu
tunduk pada peraturan-peraturan yang mengatur tentang kewajiban sebagai badan
usaha, seperti akta pendirian dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), badan
usaha lain pun mempunyai kewajiban yang sama. Pada umumnya, koperasi
mempunyai perbedaan dengan badan usaha lainnya, yang terletak pada tujuan,
pengambil keputusan, permodalan, kepemilikan, balas jasa, pengawasan dan asas.
Perbedaan yang muncul antara koperasi dan badan usaha bukan koperasi
menjelaskan bahwa perbedaan yang terjadi ada pada prinsip. Hal ini menunjukan,
koperasi sebagai bentuk badan usaha bagi perorangan yang umumnya berskala
mikro dan kecil akan lebih maksimal dalam mewujudkan demokrasi ekonomi.
Nita Fhikniati Hidayat (2012), melakukan penelitian mengenai pengaruh
penerapan pajak atas pajak penghasilan badan dalam upaya meningkatkan
efisiensi pembayaran beban pajak pada PT. Agricon Putra Citra Optima . Hasil
dari menggunakan perencanaan pajak, terjadi efisiensi pajak perusahaan sebesar
Rp 79.334.216 dan meningkatkan laba setelah pajak sebesar Rp 5.669.082.
4
Suryanti (2008), melakukan penelitian mengenai perencanaan pajak untuk
meminimalkan pembayaran pajak pada PT. Arta Design. Penggunaan
perencanaan pajak menghasilkan efisiensi pajak sebesar 24,60%.
Berdasarkan hal tersebut tax planning bisa diartikan juga sebagai proses
pengambilan tax factor yang relevan dan non tax factor yang material untuk
melakukan menentukan apakah, kapan, bagaimana, dan dengan siapa (pihak
mana) untuk melakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax event yang se-efisien mungkin
dan sejalan dengan tujuan perusahaan.
Penulis memilih koperasi sebagai objek penelitian karena penelitian
mengenai tax planning yang pernah dilakukan sebelumnya lebih banyak
dilakukan pada badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Selain itu,
koperasi merupakan badan usaha yang tidak mencari keuntungan semata, tetapi
juga mempunyai tujuan untuk menciptakan dan mengembangan perekonomian
nasional, yang sudah pasti berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Studi Kasus dilakukan di Koperasi Primkoppolres karena koperasi tersebut
memiliki penghasilan bruto dan penghasilan kena pajak (PKP) yang tidak kecil
sehingga penulis berasumsi perlunya penerapan pajak pada koperasi. Penelitian
yang dilakukan sebelumnya hanya meneliti penerapan pajak dalam satu dan dua
tahun, sedangkan penelitian selanjutnya akan dilakukan dalam tiga tahun, yaitu
tahun pajak 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan uraian-uraian diatas penelitian ini
diberi judul “ Analisis penerapan Tax Planning dalam Usaha Mengefisiensikan
5
Beban Pajak pada Badan Usaha Koperasi (Studi Kasus pada Koperasi
Primkoppolres Metro Jakarta Selatan) “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana dampak perencanaan pajak terhadap kewajiban perpajakan pada
Primkoppolres Metro Jakarta Selatan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pajak pada Primkoppolres
Metro Jakarta Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a.
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, masukan, dan pertimbangan dalam memperkaya
konsep penerapan tax planning dalam usaha mengesfisiensikan beban
pajak pada badan usaha koperasi dengan tidak melanggar Undang-undang
dan peraturan perpajakan yang berlaku.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penguat teori tentang tax planning
dalam usaha mengefisiensikan beban pajak pada beban usaha koperasi
6
yang sesuai dengan Undang-undang dan peraturan perpajakan yang
berlaku.
c.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pembanding penerapan tax
planning yang dilakukan pada koperasi dengan yang dilakukan pada
badan usaha lain dengan tujuan mengefisiensikan beban pajak.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meningkatkan dan
memperbaiki keadaan koperasi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
melalui tax planning dalam usaha untuk mengefisiensikan beban pajak
yang sesuai dengan peraturan dan Undang-undang yang berlaku.
Karena pajak salah satu sumber pendapatan pemerintah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penerapan tax
planning dalam usaha untuk mengefisiensikan beban pajak pada badan
usaha koperasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
1. Teori tentang Kemakmuran
Pengertian welfare state, Welfarestate atau negara kesejahteraan adalah
negara yang pemerintahannya menjamin terselenggaranya kesejahteraan
rakyat. Dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya harus didasarkan pada
lima pilar kenegaraan, yaitu : Demokrasi (Democracy). Penegakan Hukum
(Rule of Law), perlindungan Hak Asasi Manusia, Keadilan Sosial (Social
Juctice) dan anti diskriminasi.
Ide mengenai sistem kesejahteraan negara yang berkembang di Indonesia
biasanya lebih sering bernuansa negatif ketimbang positif. Misalnya, sering
kita dengar bahwa sistem kesejahteraan negara adalah pendekatan yang boros,
tidak
kompatibel
dengan
pembangunan
ekonomi,
dan
menimbulkan
ketergantungan pada penerimanya (beneficiaries). Akibatnya, tidak sedikit
yang beranggapan bahwa sistem ini telah menemui ajalnya, alias sudah tidak
dipraktekan lagi di negara manapun. Meskipun anggapan ini jarang disertai
argumen dan riset yang memadai. banyak orang menjadi kurang berminat
membicarakan, dan apalagi, memperhitungkan pendekatan ini.
Setiap orang haruslah membayar bagiannya (pajak) sesuai dengan
kemampuannya untuk membayar. Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk
mengukur kemakmuran seseorang (atau kemampuan seseorang membayar
pajak) atau sebuah perusahaan atau badan usaha adalah:
8
1.
Pendapatan
2.
Pengeluaran konsumsi
3.
Kekayaan
Didalam perencanaan pajak selain untuk mengefisiensikan beban pajak,
namun juga secara tidak langsung akan mencerminkan dan meningkatkan
tingkat kemakmuran koperasi pada umumnya dan anggota koperasi pada
khususnya. Masyarakat sekitar yang secara tidak langsung ikut meningkat
tingkat kemakmuran nya dengan cara berbelanja di koperasi tersebut tanpa
harus menjadi anggota koperasi. Semakin banyak koperasi, anggota koperasi
dan masyarakat yang secara tidak langsung menggunakan fasilitas koperasi
seperti warung toserba, foto kopi, simpan pinjam dan produk atau fasilitas
koperasi lainnya sehingga meningkat tingkat kemakmuran nya menyebabkan
negara mengalami peningkatan kemamkuran yang menjadi salah satu cita-cita
semua negara.
Ketika koperasi, anggota koperasi dan masyarakat makmur, maka mereka
akan mampu membayar pajak sesuai peraturan yang berlaku seperti di
Indonesia yang menggunakan sistem pajak self assessment dimana pemerintah
yang menerapkan untuk memberi tanggung jawab penuh kepada wajib pajak
yang mana untuk memenuhi kewajiban membayar pajak semua prosedur dan
tahapannya dilakukan sendiri oleh pihak yang wajib membayar pajak tersebut.
Tingkat kemakmuran di Primkoppolres Metro Jakarta Selatan baik koperasi itu
sendiri maupun anggota nya cukup baik, maka sudah mampu melaksanakan
kewajiban dalam membayar pajak.
9
Namun, di masa modern ini dengan harga pokok yang semakin mahal,
tidak stabilnya harga bahan bakar minyak, dan beberapa masalah ekonomi
yang menyebabkan sebagian kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah
kebawah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup muncul lah berbagai
macam cara untuk menghindari dan mengurangi jumlah pajak. Berbagai
macam cara yang ilegal sampai legal dilakukan, salah satu cara legal dan tidak
melanggar peraturan undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku
adalah perenacanaan pajak (tax planning), Perencanaan pajak lah yang
digunakan untuk mengurangi beban pajak pada Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan.
2. Teori tentang Efisiensi
Menurut Setyono (2013) efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan
dari segi besarnya sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan. Menurut pengertian ini, efisiensi terdiri atas dua unsur yaitu
kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut:
a. Unsur Kegiatan
Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi jika suatu hasil tertentu
tercapai dengan kegiatan terkecil. Unsur kegiatan terdiri dari lima sub
unsur, yaitu pikiran, tenaga, bahan, waktu, dan ruang.
b. Unsur Hasil
Suatu hasil dianggap mewujudkan efisien jika dengan suatu kegiatan
tertentu mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari dua
subunsur, yaitu jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas).
10
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajarai
kepuasan
atau
kenikmatan
yang
diperoleh
seorang
konsumen
dari
mengkonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi nilai guna
atau utility–nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka
utilitynya semakin rendah pula.
Nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu:
i. Marginal utility (kepuasan marginal) adalah pertambahan/pengurangan
kepuasan
sebagai
akibat
adanya
pertamabahan/pengurangan
penggunaan satu unit barang tertentu.
ii. Total utility adalah keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
Tingkat efisiensi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Jika hasilnya lebih besar
atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi. Namun sebaliknya, jika
hasilnya kurang dari 1 (satu) maka tidak terjadi efisiensi.
Efisiensi maupun produktivitas keduanya dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi, meskipun secara prinsip
kedua pengukuran tersebut berbeda. Konsep efisiensi lebih berkaitan dengan
seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan
keluaran tertentu, sementara konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa
jauh suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan
tertentu.
Efisiensi dan produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa
11
efisien suatu proses mengkonsumsi masukan dan seberapa produktif suatu
proses menghasilkan keluaran. Efisiensi merupakan rasio antara keluaran
dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi
masukan. Produktivitas merupakan rasio antara masukan dengan keluaran,
dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.
Ada tiga kegunaan mengukur efisiensi. Pertama, sebagai tolak ukur untuk
memperoleh efisiensi relatif, mempermudah memperbandingkan antara unit
ekonomi satu dengan lainnya. Kedua, apabila terdapat variasi tingkat efisiensi
dari beberapa unit ekonomi yang ada maka dapat dilakukan penelitian untuk
menjawab faktor-faktor apa yang menentukan perbedaan tingkat efisiensi.
Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena
manajer dapat menentukan kebijakan perusahaan secara tepat.
3. Efisiensi Beban Pajak
Secara finansial, pajak dapat mengurangi laba yang dihasilkan oleh
seseorang atau suatu badan usaha. Pajak yang harus ditanggung oleh wajib
pajak merupakan beban yang dapat mempengaruhi besarnya laba bersih yang
diperoleh. Jika beban adalah suatu penurunan atau berkurangnya nilai modal
akibat penggunaan aset, maka hal tersebut seharusnya dapat ditekan seminimal
mungkin. Penurunan nilai modal karena penggunaan aset yang disebabkan oleh
penggunaan yang tidak perlu merupakan suatu pemborosan yang harus
diminimalkan ataupun dihindari karena dapat mempengaruhi besarnya laba
yang diperoleh.
12
Upaya untuk menghindari pemborosan sumber daya yang dapat
mempengaruhi besarnya laba usaha adalah tujuan dari efisiensi. Penghindaran
pemborosan tersebut meupakan upaya optimalisasi alokasi sumber daya dengan
melakukan aktivitas dengan benar disamping melakukan aktivitas yang
seharusnya dilakukan. Salah satu cara efisiensi beban pajak yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan pajak.
B. Koreksi Fiskal
Menurut Delima (2013) koreksi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba
komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan
neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Koreksi fiskal terjadi
karena adanya perbedaan perlakuan atau pengakuan penghasilan maupun biaya
antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Perbedaan tersebut terdiri
dari dua macam yaitu:
1. Beda Tetap (Permanent Difference)
Beda tetap adalah penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan
laba bersih untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan
akuntansi pajak.
2. Beda Waktu (Time Difference)
Beda waktu adalah penghasilan dan biaya yang dapat diakui saat ini oleh
akuntansi pajak,biasanya karena perbedaan metode pengakuan. Menurut
Rumuy (2013), ada dua macam penyesuaian fiskal, yaitu:
13
i. Penyesuaian Fiskal Positif adalah koreksi atau penyesuaian yang akan
mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan
membuat PPh Badan terutangnya juga akan meningkat.
ii. Penyesuaian Fiskal Negatif adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan
menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh Badan terutangnya juga
akan menurun.
Koreksi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan antara laba atau rugi
menurut perhitungan akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal, maka
sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, terlebih dahulu
laba/rugi komersial tersebut harus dilakukankoreksi-koreksi fiskal sesuai
dengan Undang-undang yang berlaku. Untuk keperluan perpajakan wajib pajak
tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu
pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Koreksi fiskal
dilakukan baik terhadap penghasilan maupun terhadap biaya-biaya atau
pengurangan penghasilan bruto.
C. Perencanaan Pajak
1. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Menurut Resmi (2014:6) perencanaan pajak adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan
pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax
planning) adalah untuk meminimalkan kewajiban pajak.
14
Menurut Zain (2008:67) mengungkapkan bahwa perencanaan pajak
merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi
pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada
konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut
dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah,
melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan
bukan penyelundupan pajak (tax evasion).
Berdasarkan dua definisi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pajak adalah suatu proses organisasi usaha wajib pajak atau
kelompok wajib pajak sedemikian rupa, sehingga hutang pajaknya, baik pajak
penghasilan maupun pajak lainnya berada di posisi paling efisien, sepanjang
hal itu mungkin dilakukan baik oleh peraturan perundangan perpajakan
maupun secara komersil.
Jadi perencanaan pajak diajukan bukanlah untuk mengurangi atau
menghindari kewajiban pajak yang harus segera dibayar, melainkan sesuatu
yang dibuat oleh perusahaan untuk menghindari suatu kelebihan pajak yang
tidak diantisipasi atau direncanakan sebelumnya. Dengan merencanakan pajak
maka pengambilan keputusan keuangan dan manajerial dengan sepenuhnya
akan diambil yang dapat memperhatikan konsekuensi bagi perusahaan.
2. Tujuan Perencanaan Pajak
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax
burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi
berbeda dengan tujuan pembuatan undang-undang maka tax planning disini
15
sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya
berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return)
karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk
dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
Menurt Suandy (2011:7) tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa
agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat
undang – undang, maka perencanaan pajak disini dengan tax avoidance karena
secara
hakikat
ekonomis
keduanya
berusaha
untuk
memaksimalkan
penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur
pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham
maupun untuk diinvestasikan kembali.
Tujuan tax planning secara lebih khusus ditujukan untuk memenuhi halhal sebagai berikut:
a. Menghilangkan atau menghapus pajak dalam tahun berjalan.
b. Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dengan membentuk
badan usaha baru.
c. Menunda pengakuan penghasilan.
d. Menghilangkan atau menghapus pajak sama sekali.
e. Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur atau
membentuk, memperbanyak, atau mempercepat pengurangan pajak.
f. Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain.
g. Menghindari pengenaan pajak ganda.
16
3. Manfaat Perencanaan Pajak
Menurut Wulansari (2013), manfaat perencanaan pajak pada prinsipnya
adalah sebagai berikut:
a. Mengatur alur kas, merupakan perencanaan yang dapat mengestimasi
kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga
perusahaan dapat menyusun anggaran kasnya dengan lebih akurat.
b. Penghematan kas keluar, adalah perencanaan pajak yang dapat menghemat
pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan.
4. Motivasi Perencanaan Pajak
Menurut Suandy (2011:10) mengungkapkan, bahwa motivasi yang
mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari
tiga unsur perpajakan, yaitu:
a. Kebijakan perpajakan (tax policy).
b. Undang-undang perpajakan (tax law).
c. Administrasi perpajakan (tax administration).
5. Strategi dalam Perencanaan Pajak
Menurut Sumarsan (2011), strategi perencanaan pajak ada lima, atau yang
biasa di sebut model perencanaan pajak SAVANT, yaitu:
a. Strategi (Strategy)
Merupakan sebuah perusahaan tidak mengubah bentuk transaksi kegiatan
usahanya dengan alasan untuk melakukan manajemen pajak. Strategi yang
dapat digunakan untuk mengefisiensi beban PPh badan adalah sebagai
berikut:
17
i.
Pemilikan alternatif dasar pembukuan, basis kas, atau basis akrual.
ii.
Pengolahan
transaksi
yang
berkaitan
dengan
pemberian
kesejahteraan pada karyawan.
iii.
Pemilihan metode penilaian persediaan.
iv.
Pemilihan sumber dana dalam pengedaran asset.
v.
Pemilihan metode penyusutan asset tetap dan amortisasi asset tidak
berwujud.
vi.
Transaksi dengan pemungut pajak (Witholding Tax).
vii.
Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar.
viii.
Permohonan penurunan pembayaran angsuran masa (PPh pasal 25
bulanan)
ix.
Penyertaan modal pada perseroan terbatas dalam negeri
b. Antisipasi (Anticipation)
Merupakan wajib pajak berantisipasi terhadap penurunan tarif pajak
penghasilan yang akan dibayar menjadi lebih kecil. Jika perusahaan
mengalami kerugian bersih operasional, maka rugi bersih operasional
perusahaan dapat dikompensasikan selama 5 tahun berdasarkan Undangundang Pajak Penghasilan.
c. Bernilai Tambah (Value Adding)
Perusahaan mengukur apakah perencanaan pajak meningkatkan arus kas
bersih setelah pajak dapat meningkatkan nilai pemegang saham. Dengan
menggunakan metode arus kas bersih yang didiskontokan dapat mengukur
apakah metode manajemen pajak akan meningkatkan nilai perusahaan.
18
d. Negosiasi (Negotiating)
Perusahaan dapat menggeser penghasilan atau biaya melalui negosiasi
harga beli produk atau harga jual produk. Penggeseran pajak dikenal
sebagai kemampuan perusahaan untuk membagikan beban pajak kepada
pihak lain. Pemerintah dapat meringankan beban pajak perusahaan dengan
tujuan untuk menciptakan lapangan kerja.
e. Transformasi (Transforming)
Perencanaan pajak termasuk melakukan transformasi biaya yang tidak
dapat dikurangkan menjadi biaya yang dapat dikurangkan (Deductible
Expense).
Selain model strategi perencanaan pajak diatas, terdapat metode lain untuk
melakukan perencanaan pajak, yaitu:
a. Metode Shifting
Wajib pajak dapat menggunakan metode ini untuk menggeser jumlah beban
pajak pada periode fiskal yang lebih menguntungkan.
b. Metode Splitting
Wajib pajak dapat menggunakan metode splitting untuk membedakan
penerapan tarif normal perhitungan neto yang lebih rendah dengan
membagi penghasilannya.
c. Metode Combination
Merupakan
kebalikan
dari
metode
splitting,
yaitu
dengan
cara
menggabungkan penghasilan bruto wajib pajak maka wajib pajak dapat
menghemat pembayaran.
19
Beberapa strategi yang dianggap ampuh dan sudah banyak digunakan
dalam tax planning.
a. Tax saving
Yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya dengan jalan
menahan diri untuk tidak membeli produk – produk yang ada pajak
pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang
besar, misalnya penghindaran atas pengenaan sanksi perpajakan yang
berlaku.
b. Tax avoidance
Merupakan upaya efisiensi untuk meminimkan atau menghilangkan beban
pajak dengan memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang
ditimbulkan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
c. Mengindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan yaitu:
1) Sanksi administrasi berupa denda, bunga atau kenaikan.
2) Sanksi denda pidana atau kurungan.
d. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan berlaku
dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPn. Penundaan ini
20
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas
waktu yang diperkenankan.
e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran
pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka.
Misalnya PPh Pasal 22 atau pembelian solar dan impor dan fiskal luar
negeri atas perjalanan dinas pegawai.
Pengelakan Pajak Dalam
Strategi penghematan Pajak
Yang Tidak Merugikan
Penerimaan Negara
Melalui
Transaksi
Melalui
Proses
Produksi
Kapitalisasi
Pergeseran
Merugikan Penerimaan
Negara
Cara Yang
Diperkenank
an oleh
UndangUndang
Cara Yang
Tidak
Diperkenank
an oleh
UndangUndang
Melalui
UndangUndang
Perjanjian
Pajak
Konvensi
Internasional
Transformasi
Pengelakan
(Avoidance)
Penyelundupan
(Evasion)
Pengecualian
Gambar 2.1
Strategi-Strategi dalam Meminimalkan Jumlah Pajak yang Harus Dibayar
21
Sumber: Mangonting, Yeni. “Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai
Alternantif Meminimalkan Pajak”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Universitas Kristen Petra, Vol. 1, No. 1, Hal 4353,1999.
6. Aspek – Aspek dalam Perencanaan Pajak
Menurut Ibrahim (2010) aspek-aspek dalam perencanaan pajak terbagi
menjadi aspek formal dan administratif serta aspek material.
a. Aspek Formal dan Administratif
Aspek Formal dan Administratif yang harus dilaksanakan suatu badan
usaha untuk dapat melakukan perencanaan pajak antara lain:
1) Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP).
2) Menyelenggaraan pembukuan atau pencatatan.
3) Memotong dan atau memungut pajak.
4) Membayar pajak.
5) Menyampaikan Surat Pemberitahuan.
b. Aspek Material
Aspek material untuk perhitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka
optimalisasi alokasi sumber dana manajemen akan merencanakan
pembayaran pajak yang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek pajak
harus dilaporkan secara benar dan lengkap.
7. Dasar Hukum Perencanaan Pajak
Perencanan pajak mempunyai dasar hukum yang jelas dan saling berkaitan
satu dengan yang lainnya yaitu:
22
a. PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Revisi (Revisi 1998)
(Reformat 2007).
b. Peraturan Pemerintah Keuangan Nomor 131 Tahun 2000 Tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat
Bank Indonesia.
c. Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
51/KMK.04/2001 Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga
Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-jenis
Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud bukan Bangunan
untuk Keperluan Penyusutan.
e. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.
f. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Keempat atas Undang - undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Pajak Penghasilan.
g. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian.
8. Teknis Perencanaan Pajak
Teknis dalam membuat perencanaan pajak antara lain sebagai berikut:
a. Menganalisis informasi (basis data) yang ada.
b. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.
c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak.
23
d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak.
e. Memutakhirkan rencana pajak.
Perencanaan
pajak
(Tax
Planning)
mencakup
pemahaman
dan
implementasi dari berbagai strategi yang dapat meminimalisir jumlah beban
pajak dalam beberapa periode. dengan perencanaan pajak yang baik akan
menjadi sumber bagi penyediaan modal kerja koperasi. Pada dasarnya usaha
mengefisiensikan beban pajak berdasarkan the least dan latest rule yaitu wajib
pajak selalu berusaha menekan pajak sekecil mungkin dan menunda
pembayaran selambat mungkin sebatas masih diperkenankan Undang-undang
dan peraturan perpajakan. Perencaan pajak (Tax Planning) sebagai suatu
langkah yang tepat untuk koperasi, dalam melakukan efisiensi pajak sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan, peraturan dan Udang-undang yang
b
DALAM USAHA MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK
PADA BADAN USAHA KOPERASI
(Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)
Oleh:
Erick Darmawan
NIM : 109082000114
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M
ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING
DALAM USAHA MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK
PADA BADAN USAHA KOPERASI
(Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi)
Oleh:
Erick Darmawan
NIM : 109082000114
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Diri
1. Nama Lengkap
: Erick Darmawan
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Agustus 1991
3. Alamat
: Jl. Karya Utama RT/RW 008/003
No.
12,
Kel.
Gandaria
Utara,
Kec.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
II.
III.
4. Telepon
: 085716418797
5. Email
: [email protected]
Pendidikan Formal
1. TK Arti Petogogan
Tahun 1994 – 1996
2. SDN Pulo 05 Pagi Kebayoran Baru
Tahun 1996 – 2003
3. SMP Negeri 13 Tirtayasa
Tahun 2003 – 2006
4. SMA Negeri 97 Jagakarsa
Tahun 2006 – 2009
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009 – 2015
Pendidikan Non Formal
1. Peserta Workshop Software akuntansi Zahir “Zahir Accounting Edisi
Standar 5.1”
2. Peserta training IDEA data analysist software “IDEA Overview for
TOADS (Training of Accounting & Auditing Software)”.
iv
IV.
Pengalaman Organisasi
1. Ketua
Koordinator
Divisi
Kemahasiswaan
Badan
Eksekutif
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2012
2. Bendahara Depok Scorpio Family (DSF) periode 2013-2014
3. Divisi Peralatan Propesa 2011-2012
V.
Latar Belakang Keluarga
Ayah
: Junari
Ibu
: Warsini
Adik
: Tika Andiani Utami
Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
v
ABSTRACT
This research aims to know whether there are significant differences between
the influence of before and after the application of tax planning to efficiently
cooperative tax expense on business entities. Methods used to research this is
descriptive method to a draft analysis case study. A kind of quantitative research
chosen is descriptive. Analyzing data obtained by means of cooperative financial
report in 2010, 2011 and 2012 and interviews to the competent parties of the related
to the calculation of income tax agency. An analysis of data obtained by the
reconciliation of fiscal and divert the cost of that cannot be deducted to the cost can
be deducted, then compare the expense of tax planning to do before and after tax
Research conclusions this has been proven that tax planned capable of
efficiently of tax charges and to be able to clarify the way the tax calculation in
accordance with the rules a tax whose effect. Tax Planning it turns out that impact
was positive and negative for these cooperatives, namely his positive impact
efficiency cooperatives can the tax charges in 2011 and 2012, the negative impact of
his cooperatives can have tax charges larger so it could give clarification on the size
of the tax is supposed to pay and paid off in 2010 by these cooperatives. Based on the
conclusion above, should be more cooperative carefully and thoroughly in counting
the size of tax, occurred less pay or not to pay more tax burden.
Keywords: Tax planning, income tax expense cooperative, efficiency
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara pengaruh sebelum dan sesudah penerapan perencanaan pajak untuk
mengefisiensikan beban pajak terhadap badan usaha koperasi. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan rancangan
penelitian studi kasus. Jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kuantitatif. Data
diperoleh dengan cara menganalisis laporan keuangan koperasi tahun 2010, 2011 dan
2012 dan wawancara kepada pihak pihak yang berkompeten dari bagian yang terkait
dengan perhitungan PPh badan. Analisis data diperoleh dengan rekonsiliasi fiskal dan
mengalihkan biaya yang tidak bisa dikurangkan menjadi biaya yang dapat
dikurangkan, kemudian membandingkan beban pajak sebelum dan sesudah
melakukan perencanaan pajak.
Kesimpulan penelitian terbukti bahwa perencanaan pajak mampu
mengefisiensikan beban pajak tetapi dan memperjelas cara perhitungan pajak yang
sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku. Perencanaan pajak ternyata berdampak
positif dan negatif pada koperasi tersebut, yaitu dampak positif nya koperasi dapat
mengefisiensikan beban pajak pada tahun 2011 dan 2012, dampak negatif nya
koperasi bisa memiliki beban pajak yang lebih besar sehingga mampu memberikan
kejelasan tentang besarnya pajak yang memang seharusnya dibayar dan dilunasi pada
tahun 2010 oleh koperasi tersebut. Berdasarkan kesimpulan diatas, sebaiknya
koperasi lebih cermat dan teliti dalam menghitung besarnya pajak, agar tidak terjadi
kurang bayar atau lebih bayar beban pajak.
Kata Kunci: tax planning, beban PPh koperasi, efisiensi
vii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabatnya, serta para pengikutnya
yang selalu tetap istiqomah sampai akhir zaman. Dengan mengucap syukur
Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Penerapan Perencanaan Pajak dalam Usaha Mengefisiensikan Beban Pajak pada
Badan Usaha Koperasi (Studi Kasus pada Primkoppolres Metro Jakarta Selatan)”
telah peneliti selesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Uiversitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan
banyak doa, bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang Maha Esa, hanya kepada-Nya aku memohon ampun, hanya
kepada-Nya aku bersyukur atas semua nikmat yang telah Dia berikan. Dia-lah
pemilik hidup dan mati ku.
2. Bapak dan Ibu ku, ( Junari dan Warsini), yang telah memberikan semangat
dan dukungan baik material maupun non material serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis.
3. Adikku Tika Andiani Utami yang telah memberikan doa dan semangat selama
ini.
viii
4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku dosen pembimbing
1 yang telah rela meluangkan waktu untuk membimbing peneliti hingga
skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini hingga
akhirnya biasa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingannya.
6. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Kepala Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama perkuliahan selama ini,
semoga ilmu tersebut menjadi bermanfaat dan berkah bagi kita semua hingga
sukses di dunia dan akhirat.
9. Bapak Haji Damanhuri SH. yang terus membimbing dan memberi semangat,
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beliau.
10. Teman-teman seperjuangan Akuntansi kelas C angkatan 2009 alias ACID (
Accounting C’s Indescribable Democracy).
11. Teman-teman seperjuangan jurusan akuntansi angkatan 2009 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
12. Pengurus Primkoppolres Metro Jakarta Selatan yang membantu dalam
penyediaan data penelitian.
13. Keluarga Besar Depok Scorpio Family (DSF) yang terus memberikan
motivasi dan semangat.
14. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
ix
peneliti selama ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 1 Maret 2015
Erick Darmawan
x
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................. ii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................... iii
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... iv
Abstract ....................................................................................................... vi
Abstrak....................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar Isi ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...............................................................................................xv
Daftar Gambar .......................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ...................................................................................... xvii
BAB.I. PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Perumusan Masalah ...........................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................6
BAB.II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................8
A. Teori ..................................................................................................8
1. Teori Tentang Kemakmuran .........................................................8
2. Teori Tentang Efisiensi................................................................10
xi
3. Eisiensi Beban Pajak ................................................................. 12
B. Koreksi Fiskal ..................................................................................13
1. Beda Tetap .................................................................................13
2. Beda Waktu ...............................................................................14
C. Perencanaan Pajak ...........................................................................14
1. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning) .........................14
2. Tujuan Perencanaan Pajak .........................................................15
3. Manfaat Perencanaan Pajak .......................................................17
4. Motivasi Perencanaan Pajak ......................................................17
5. Strategi dalam Perencanaan Pajak .............................................17
6. Aspek-Aspek dalam Perencanaan Pajak ...................................22
7. Dasar Hukum Perencanaan Pajak .............................................22
8. Teknis Perencanaan Pajak ........................................................23
9. Perencanaan Pajak Berdasarkan Undang-undang Domestik .....24
10.Jenis-jenis Perencanaan Pajak ...................................................25
11.Aspek Kebijakan Akuntansi dan Administrasi .........................26
12.Pajak Khusus Koperasi .............................................................26
D. Koperasi ..........................................................................................27
1. Pengertian Koperasi ...................................................................27
2. Prinsip-Prinsip Koperasi ............................................................28
3. Fungsi dan Peran Koperasi ........................................................29
4. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi........................................29
xii
5. Bentuk dan Jenis Koperasi ........................................................32
6. Sumber Modal Koperasi ............................................................32
7. Perangkat Organisasi Koperasi ..................................................33
E. Penelitian Terdahulu ........................................................................34
F. Skema Kerangka Pemikiran .............................................................38
G. Dampak Perencanaan Pajak Terhadap Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan ..............................................................................................38
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................40
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 40
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 41
D. Metode Analisis Data .................................................................... 41
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 43
BAB.IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 46
1. Sejarah Singkat Koperasi........................................................ 46
2. Visi dan Misi .......................................................................... 48
3. Struktur Organisasi ................................................................. 48
4. Kebijakan Akuntansi Koperasi ............................................... 49
B. Analisis dan Pembahasan Simulasi Tax Planning pada Primkoppolres
Metro Jakarta Selatan ...................................................................... 51
xiii
1. Perhitungan Pajak Penghasilan Sebelum Perencanaan
Pajak ......................................................................................... 51
2. Perhitungan PPh Badan ............................................................ 64
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 68
A. Kesimpulan ................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 71
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
Tabel 1.1. Perbedaan antara Koperasi dengan Badan Usaha Lain ............... 3
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................. 35
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................. 36
Tabel 2.4. Penelitian Terdahulu .................................................................. 37
Tabel 4.1. Masa Manfaat Aktiva Tetap ....................................................... 50
Tabel 4.2. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2010 ....................52
Tabel 4.3. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2011 ....................56
Tabel 4.4. Primer Koperasi Polres Metro Jaksel Rekonsiliasi Laba
Rugi Komersial dan Fiskal Per 31 Desember 2012 ....................60
Tabel 4.5. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2010 ................................................................................64
Tabel 4.6. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2011 ................................................................................65
Tabel 4.7. Perhitungan PPh Badan Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan 2012................................................................................. 66
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1. Strategi-Strategi dalam Meminimalkan Jumlah Pajak yang
harus dibayar ...........................................................................21
Gambar 2.2. Penerapan Perencanaan dalam Mengefisiensikan beban
Pajak Koperasi ...................................................................... 38
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan ... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Revisi
(Revisi 1998) (Reformat 2007) ...............................................75
2
Peraturan Pemerintah Keuangan Nomor 131 Tahun 2000
Tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan
Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia ...............88
3
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor 51/KMK.04/2001 Tentang Pemotongan Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto Sertifikat Bank Indonesia ..........................................96
4
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009
Tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok
Harta
Berwujud
bukan
Bangunan untuk Keperluan
Penyusutan ...............................................................................100
5
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian ...................................................105
6
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang - undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan ..................127
7
Undang - undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2012 Tentang Perkoperasian ...................................................137
xvii
8
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010...140
9
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011...141
10
Laporan Laba Rugi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012...142
11
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2010 .........................................................................................143
12
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2011 .........................................................................................144
13
Rincian Beban Primkoppolres Metro Jakarta Selatan tahun
2012 .........................................................................................145
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan adalah pajak.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut:
“Segala pajak dipungut berdasarkan undang undang demi kepentingan negara dan
ditunjukan kesejahteraan rakyat”. Di Indonesia sendiri, pemerintah menggunakan
sistem self assessment system. Sistem pemungutan pajak yang menuntut Wajib
Pajak untuk mematuhi kewajiban perpajakan (tax compliance) dengan secara pro
aktif mengelola administrasi perpajakannya. Self assesment system memberikan
wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
terutang mulai dari menghitung, melapor dan menyetor jumlah pajak terutang,
sedangkan sistem pembayaran (payment) berlaku dapat dilakukan sendiri oleh
wajib pajak maupun melalui pemotongan pihak ketiga (witholder system).
Di Indonesia, pajak menjadi sumber penerimaan utama untuk kegiatan
pembiayaan negara. Bagi negara besarnya jumlah pajak yang diterima maka
kondisi keuangan negara akan semakin baik. Bagi wajib pajak, membayar pajak
malah dijadikan sebuah beban. Akibatnya semakin sedikit pajak yang dibayar
akan semakin menguntungkan. Bagi suatu badan usaha, pajak merupakan beban
yang akan mengurangi laba bersih. Kemudian, muncullah cara atau usaha untuk
meminimalisasi beban pajak yang ditanggung badan usaha tersebut. Hanya ada
dua cara untuk meminimalisasi beban pajak, secara legal yaitu masih dalam
1
bingkai undang-undang perpajakan maupun dengan cara melanggar undang–
undang yang berlaku.
Menurut Noviandi Librata (2013) meminimalisasi beban pajak dengan baik
secara legal, dengan tidak melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan
dikenal dengan perencanaan pajak (tax planning). Tujuan yang diharapkan dengan
adanya tax planning ini adalah mengefisiensikan pembayaran pajak terutang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen
pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin
untuk memperolah laba dan likuiditas yang diharapkan. Selanjutnya tinggal
melaksanakan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak
(tax control).
Sebelum perencanaan pajak, pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
perpajakan
harus
dilakukan.
Wajarnya,
tax
planning
bertujuan
untuk
meminimumkan kewajiban pajak yang berdasarkan harus memenuhi syaratsyarat, diantaranya tidak melanggar ketentuan perpajakan, secara bisnis mampu
diterima dan bukti-bukti pendukungnya memadai.
Mencari keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya seminimal mungkin
yang sesuai dengan prinsip ekonomi, maka untuk pelaksanaan perencanaan pajak
pada suatu badan usaha sangat dibutuhkan dalam mengurangi beban pajak yang
mengurangi laba bersih yang akan diperoleh. Koperasi adalah salah satu bentuk
badan usaha yang perlu menerapkan perencanaan pajak. Koperasi yang
2
mempunyai asas kekeluargaan tidak semata-mata mencari keuntungan, tapi
sebagai badan usaha yang berbadan hukum, koperasi juga memerlukan
perencanaan pajak yang baik agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi bisa
berjalan lancar dan mampu mencapai tujuan yang menjadi cita-cita koperasi.
Tabel 1.1
Perbedaan antara Koperasi dengan Badan Usaha Lain
Indikator
Perorangan
Firma
PT
Bukan
Umumnya
Umumnya
Pengguna
pemilik
bukan
bukan pemilik
jasa
pemilik
Individu
Sekutu usaha Pemegang
Pemilik usaha
saham
Tidak perlu
Para sekutu
Pemegang
Punya
saham
hak suara
Tidak perlu
Biasanya
Menurut
Pelaksanaan
menurut
besarnya
voting
besarnya
saham yang
modal
dimiliki
penyertaan
melalui RUPS
Penentuan
kebijaksanaan
Balas jasa
terhadap
modal
Penerima
keuntungan
Koperasi
Umum /
anggota
Anggota
Anggota
Orang yang
Para sekutu
bersangkutan
Tidak
Tidak
terbatas
terbatas
Direksi
Satu
anggota
satu suara
dan
tidak boleh
diwakilkan
Pengurus
Tidak terbatas
Terbatas
Orang yang
Para sekutu
bersangkutan secara
proporsional
Pemegang
saham
secara
proporsional
Pemegang
saham
sejumlah
saham
yang dimiliki
Anggota
sesuai
jasa/
partisipasi
Anggota
sejumlah
modal
equity
Pemilik
Bertanggung
jawab
terhadap Rugi
Para sekutu
Sumber : Ruly Destiyanningsih, 2013.
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong menolong. Selanjutnya dikemukakan bahwa gerakan
koperasi adalah perlambang harapan bagi kaum ekonomi lemah, berdasarkan self-
3
help dan tolong menolong diantara anggota-anggotanya, sehingga dapat
melahirkan rasa saling percaya kepada diri sendiri dalam persaudaraan koperasi
yang merupakan semangat baru dan semangat menolong diri sendiri. Kemudian
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan, berdasarkan prinsip “satu
untuk semua dan semua untuk satu”.
Berarti, koperasi mempunyai beberapa peran yaitu sebagai gerakan ekonomi
dan badan usaha. Peran yang dimiliki koperasi diharapkan dapat menghadapi
distorsi pasar serta menciptakan keseimbangan sebagai akibat berlakunya prinsip
bisnis yang semata-semata bermotif ekonomi. Status hukum koperasi yaitu
tunduk pada peraturan-peraturan yang mengatur tentang kewajiban sebagai badan
usaha, seperti akta pendirian dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), badan
usaha lain pun mempunyai kewajiban yang sama. Pada umumnya, koperasi
mempunyai perbedaan dengan badan usaha lainnya, yang terletak pada tujuan,
pengambil keputusan, permodalan, kepemilikan, balas jasa, pengawasan dan asas.
Perbedaan yang muncul antara koperasi dan badan usaha bukan koperasi
menjelaskan bahwa perbedaan yang terjadi ada pada prinsip. Hal ini menunjukan,
koperasi sebagai bentuk badan usaha bagi perorangan yang umumnya berskala
mikro dan kecil akan lebih maksimal dalam mewujudkan demokrasi ekonomi.
Nita Fhikniati Hidayat (2012), melakukan penelitian mengenai pengaruh
penerapan pajak atas pajak penghasilan badan dalam upaya meningkatkan
efisiensi pembayaran beban pajak pada PT. Agricon Putra Citra Optima . Hasil
dari menggunakan perencanaan pajak, terjadi efisiensi pajak perusahaan sebesar
Rp 79.334.216 dan meningkatkan laba setelah pajak sebesar Rp 5.669.082.
4
Suryanti (2008), melakukan penelitian mengenai perencanaan pajak untuk
meminimalkan pembayaran pajak pada PT. Arta Design. Penggunaan
perencanaan pajak menghasilkan efisiensi pajak sebesar 24,60%.
Berdasarkan hal tersebut tax planning bisa diartikan juga sebagai proses
pengambilan tax factor yang relevan dan non tax factor yang material untuk
melakukan menentukan apakah, kapan, bagaimana, dan dengan siapa (pihak
mana) untuk melakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax event yang se-efisien mungkin
dan sejalan dengan tujuan perusahaan.
Penulis memilih koperasi sebagai objek penelitian karena penelitian
mengenai tax planning yang pernah dilakukan sebelumnya lebih banyak
dilakukan pada badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Selain itu,
koperasi merupakan badan usaha yang tidak mencari keuntungan semata, tetapi
juga mempunyai tujuan untuk menciptakan dan mengembangan perekonomian
nasional, yang sudah pasti berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Studi Kasus dilakukan di Koperasi Primkoppolres karena koperasi tersebut
memiliki penghasilan bruto dan penghasilan kena pajak (PKP) yang tidak kecil
sehingga penulis berasumsi perlunya penerapan pajak pada koperasi. Penelitian
yang dilakukan sebelumnya hanya meneliti penerapan pajak dalam satu dan dua
tahun, sedangkan penelitian selanjutnya akan dilakukan dalam tiga tahun, yaitu
tahun pajak 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan uraian-uraian diatas penelitian ini
diberi judul “ Analisis penerapan Tax Planning dalam Usaha Mengefisiensikan
5
Beban Pajak pada Badan Usaha Koperasi (Studi Kasus pada Koperasi
Primkoppolres Metro Jakarta Selatan) “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana dampak perencanaan pajak terhadap kewajiban perpajakan pada
Primkoppolres Metro Jakarta Selatan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pajak pada Primkoppolres
Metro Jakarta Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a.
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, masukan, dan pertimbangan dalam memperkaya
konsep penerapan tax planning dalam usaha mengesfisiensikan beban
pajak pada badan usaha koperasi dengan tidak melanggar Undang-undang
dan peraturan perpajakan yang berlaku.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penguat teori tentang tax planning
dalam usaha mengefisiensikan beban pajak pada beban usaha koperasi
6
yang sesuai dengan Undang-undang dan peraturan perpajakan yang
berlaku.
c.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pembanding penerapan tax
planning yang dilakukan pada koperasi dengan yang dilakukan pada
badan usaha lain dengan tujuan mengefisiensikan beban pajak.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meningkatkan dan
memperbaiki keadaan koperasi Primkoppolres Metro Jakarta Selatan
melalui tax planning dalam usaha untuk mengefisiensikan beban pajak
yang sesuai dengan peraturan dan Undang-undang yang berlaku.
Karena pajak salah satu sumber pendapatan pemerintah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penerapan tax
planning dalam usaha untuk mengefisiensikan beban pajak pada badan
usaha koperasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
1. Teori tentang Kemakmuran
Pengertian welfare state, Welfarestate atau negara kesejahteraan adalah
negara yang pemerintahannya menjamin terselenggaranya kesejahteraan
rakyat. Dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya harus didasarkan pada
lima pilar kenegaraan, yaitu : Demokrasi (Democracy). Penegakan Hukum
(Rule of Law), perlindungan Hak Asasi Manusia, Keadilan Sosial (Social
Juctice) dan anti diskriminasi.
Ide mengenai sistem kesejahteraan negara yang berkembang di Indonesia
biasanya lebih sering bernuansa negatif ketimbang positif. Misalnya, sering
kita dengar bahwa sistem kesejahteraan negara adalah pendekatan yang boros,
tidak
kompatibel
dengan
pembangunan
ekonomi,
dan
menimbulkan
ketergantungan pada penerimanya (beneficiaries). Akibatnya, tidak sedikit
yang beranggapan bahwa sistem ini telah menemui ajalnya, alias sudah tidak
dipraktekan lagi di negara manapun. Meskipun anggapan ini jarang disertai
argumen dan riset yang memadai. banyak orang menjadi kurang berminat
membicarakan, dan apalagi, memperhitungkan pendekatan ini.
Setiap orang haruslah membayar bagiannya (pajak) sesuai dengan
kemampuannya untuk membayar. Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk
mengukur kemakmuran seseorang (atau kemampuan seseorang membayar
pajak) atau sebuah perusahaan atau badan usaha adalah:
8
1.
Pendapatan
2.
Pengeluaran konsumsi
3.
Kekayaan
Didalam perencanaan pajak selain untuk mengefisiensikan beban pajak,
namun juga secara tidak langsung akan mencerminkan dan meningkatkan
tingkat kemakmuran koperasi pada umumnya dan anggota koperasi pada
khususnya. Masyarakat sekitar yang secara tidak langsung ikut meningkat
tingkat kemakmuran nya dengan cara berbelanja di koperasi tersebut tanpa
harus menjadi anggota koperasi. Semakin banyak koperasi, anggota koperasi
dan masyarakat yang secara tidak langsung menggunakan fasilitas koperasi
seperti warung toserba, foto kopi, simpan pinjam dan produk atau fasilitas
koperasi lainnya sehingga meningkat tingkat kemakmuran nya menyebabkan
negara mengalami peningkatan kemamkuran yang menjadi salah satu cita-cita
semua negara.
Ketika koperasi, anggota koperasi dan masyarakat makmur, maka mereka
akan mampu membayar pajak sesuai peraturan yang berlaku seperti di
Indonesia yang menggunakan sistem pajak self assessment dimana pemerintah
yang menerapkan untuk memberi tanggung jawab penuh kepada wajib pajak
yang mana untuk memenuhi kewajiban membayar pajak semua prosedur dan
tahapannya dilakukan sendiri oleh pihak yang wajib membayar pajak tersebut.
Tingkat kemakmuran di Primkoppolres Metro Jakarta Selatan baik koperasi itu
sendiri maupun anggota nya cukup baik, maka sudah mampu melaksanakan
kewajiban dalam membayar pajak.
9
Namun, di masa modern ini dengan harga pokok yang semakin mahal,
tidak stabilnya harga bahan bakar minyak, dan beberapa masalah ekonomi
yang menyebabkan sebagian kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah
kebawah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup muncul lah berbagai
macam cara untuk menghindari dan mengurangi jumlah pajak. Berbagai
macam cara yang ilegal sampai legal dilakukan, salah satu cara legal dan tidak
melanggar peraturan undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku
adalah perenacanaan pajak (tax planning), Perencanaan pajak lah yang
digunakan untuk mengurangi beban pajak pada Primkoppolres Metro Jakarta
Selatan.
2. Teori tentang Efisiensi
Menurut Setyono (2013) efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan
dari segi besarnya sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan. Menurut pengertian ini, efisiensi terdiri atas dua unsur yaitu
kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut:
a. Unsur Kegiatan
Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi jika suatu hasil tertentu
tercapai dengan kegiatan terkecil. Unsur kegiatan terdiri dari lima sub
unsur, yaitu pikiran, tenaga, bahan, waktu, dan ruang.
b. Unsur Hasil
Suatu hasil dianggap mewujudkan efisien jika dengan suatu kegiatan
tertentu mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari dua
subunsur, yaitu jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas).
10
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajarai
kepuasan
atau
kenikmatan
yang
diperoleh
seorang
konsumen
dari
mengkonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi nilai guna
atau utility–nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka
utilitynya semakin rendah pula.
Nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu:
i. Marginal utility (kepuasan marginal) adalah pertambahan/pengurangan
kepuasan
sebagai
akibat
adanya
pertamabahan/pengurangan
penggunaan satu unit barang tertentu.
ii. Total utility adalah keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
Tingkat efisiensi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Jika hasilnya lebih besar
atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi. Namun sebaliknya, jika
hasilnya kurang dari 1 (satu) maka tidak terjadi efisiensi.
Efisiensi maupun produktivitas keduanya dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi, meskipun secara prinsip
kedua pengukuran tersebut berbeda. Konsep efisiensi lebih berkaitan dengan
seberapa jauh suatu proses mengkonsumsi masukan untuk menghasilkan
keluaran tertentu, sementara konsep produktivitas berkaitan dengan seberapa
jauh suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan
tertentu.
Efisiensi dan produktivitas merupakan suatu ukuran tentang seberapa
11
efisien suatu proses mengkonsumsi masukan dan seberapa produktif suatu
proses menghasilkan keluaran. Efisiensi merupakan rasio antara keluaran
dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi
masukan. Produktivitas merupakan rasio antara masukan dengan keluaran,
dengan fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan oleh suatu proses.
Ada tiga kegunaan mengukur efisiensi. Pertama, sebagai tolak ukur untuk
memperoleh efisiensi relatif, mempermudah memperbandingkan antara unit
ekonomi satu dengan lainnya. Kedua, apabila terdapat variasi tingkat efisiensi
dari beberapa unit ekonomi yang ada maka dapat dilakukan penelitian untuk
menjawab faktor-faktor apa yang menentukan perbedaan tingkat efisiensi.
Ketiga, informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena
manajer dapat menentukan kebijakan perusahaan secara tepat.
3. Efisiensi Beban Pajak
Secara finansial, pajak dapat mengurangi laba yang dihasilkan oleh
seseorang atau suatu badan usaha. Pajak yang harus ditanggung oleh wajib
pajak merupakan beban yang dapat mempengaruhi besarnya laba bersih yang
diperoleh. Jika beban adalah suatu penurunan atau berkurangnya nilai modal
akibat penggunaan aset, maka hal tersebut seharusnya dapat ditekan seminimal
mungkin. Penurunan nilai modal karena penggunaan aset yang disebabkan oleh
penggunaan yang tidak perlu merupakan suatu pemborosan yang harus
diminimalkan ataupun dihindari karena dapat mempengaruhi besarnya laba
yang diperoleh.
12
Upaya untuk menghindari pemborosan sumber daya yang dapat
mempengaruhi besarnya laba usaha adalah tujuan dari efisiensi. Penghindaran
pemborosan tersebut meupakan upaya optimalisasi alokasi sumber daya dengan
melakukan aktivitas dengan benar disamping melakukan aktivitas yang
seharusnya dilakukan. Salah satu cara efisiensi beban pajak yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan pajak.
B. Koreksi Fiskal
Menurut Delima (2013) koreksi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba
komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan
neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Koreksi fiskal terjadi
karena adanya perbedaan perlakuan atau pengakuan penghasilan maupun biaya
antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak. Perbedaan tersebut terdiri
dari dua macam yaitu:
1. Beda Tetap (Permanent Difference)
Beda tetap adalah penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan
laba bersih untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan
akuntansi pajak.
2. Beda Waktu (Time Difference)
Beda waktu adalah penghasilan dan biaya yang dapat diakui saat ini oleh
akuntansi pajak,biasanya karena perbedaan metode pengakuan. Menurut
Rumuy (2013), ada dua macam penyesuaian fiskal, yaitu:
13
i. Penyesuaian Fiskal Positif adalah koreksi atau penyesuaian yang akan
mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan
membuat PPh Badan terutangnya juga akan meningkat.
ii. Penyesuaian Fiskal Negatif adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan
menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh Badan terutangnya juga
akan menurun.
Koreksi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan antara laba atau rugi
menurut perhitungan akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal, maka
sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, terlebih dahulu
laba/rugi komersial tersebut harus dilakukankoreksi-koreksi fiskal sesuai
dengan Undang-undang yang berlaku. Untuk keperluan perpajakan wajib pajak
tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu
pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Koreksi fiskal
dilakukan baik terhadap penghasilan maupun terhadap biaya-biaya atau
pengurangan penghasilan bruto.
C. Perencanaan Pajak
1. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Menurut Resmi (2014:6) perencanaan pajak adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan
pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax
planning) adalah untuk meminimalkan kewajiban pajak.
14
Menurut Zain (2008:67) mengungkapkan bahwa perencanaan pajak
merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi
pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada
konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut
dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah,
melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan
bukan penyelundupan pajak (tax evasion).
Berdasarkan dua definisi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pajak adalah suatu proses organisasi usaha wajib pajak atau
kelompok wajib pajak sedemikian rupa, sehingga hutang pajaknya, baik pajak
penghasilan maupun pajak lainnya berada di posisi paling efisien, sepanjang
hal itu mungkin dilakukan baik oleh peraturan perundangan perpajakan
maupun secara komersil.
Jadi perencanaan pajak diajukan bukanlah untuk mengurangi atau
menghindari kewajiban pajak yang harus segera dibayar, melainkan sesuatu
yang dibuat oleh perusahaan untuk menghindari suatu kelebihan pajak yang
tidak diantisipasi atau direncanakan sebelumnya. Dengan merencanakan pajak
maka pengambilan keputusan keuangan dan manajerial dengan sepenuhnya
akan diambil yang dapat memperhatikan konsekuensi bagi perusahaan.
2. Tujuan Perencanaan Pajak
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax
burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi
berbeda dengan tujuan pembuatan undang-undang maka tax planning disini
15
sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya
berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return)
karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk
dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
Menurt Suandy (2011:7) tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa
agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat
undang – undang, maka perencanaan pajak disini dengan tax avoidance karena
secara
hakikat
ekonomis
keduanya
berusaha
untuk
memaksimalkan
penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur
pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham
maupun untuk diinvestasikan kembali.
Tujuan tax planning secara lebih khusus ditujukan untuk memenuhi halhal sebagai berikut:
a. Menghilangkan atau menghapus pajak dalam tahun berjalan.
b. Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dengan membentuk
badan usaha baru.
c. Menunda pengakuan penghasilan.
d. Menghilangkan atau menghapus pajak sama sekali.
e. Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur atau
membentuk, memperbanyak, atau mempercepat pengurangan pajak.
f. Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain.
g. Menghindari pengenaan pajak ganda.
16
3. Manfaat Perencanaan Pajak
Menurut Wulansari (2013), manfaat perencanaan pajak pada prinsipnya
adalah sebagai berikut:
a. Mengatur alur kas, merupakan perencanaan yang dapat mengestimasi
kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga
perusahaan dapat menyusun anggaran kasnya dengan lebih akurat.
b. Penghematan kas keluar, adalah perencanaan pajak yang dapat menghemat
pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan.
4. Motivasi Perencanaan Pajak
Menurut Suandy (2011:10) mengungkapkan, bahwa motivasi yang
mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari
tiga unsur perpajakan, yaitu:
a. Kebijakan perpajakan (tax policy).
b. Undang-undang perpajakan (tax law).
c. Administrasi perpajakan (tax administration).
5. Strategi dalam Perencanaan Pajak
Menurut Sumarsan (2011), strategi perencanaan pajak ada lima, atau yang
biasa di sebut model perencanaan pajak SAVANT, yaitu:
a. Strategi (Strategy)
Merupakan sebuah perusahaan tidak mengubah bentuk transaksi kegiatan
usahanya dengan alasan untuk melakukan manajemen pajak. Strategi yang
dapat digunakan untuk mengefisiensi beban PPh badan adalah sebagai
berikut:
17
i.
Pemilikan alternatif dasar pembukuan, basis kas, atau basis akrual.
ii.
Pengolahan
transaksi
yang
berkaitan
dengan
pemberian
kesejahteraan pada karyawan.
iii.
Pemilihan metode penilaian persediaan.
iv.
Pemilihan sumber dana dalam pengedaran asset.
v.
Pemilihan metode penyusutan asset tetap dan amortisasi asset tidak
berwujud.
vi.
Transaksi dengan pemungut pajak (Witholding Tax).
vii.
Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar.
viii.
Permohonan penurunan pembayaran angsuran masa (PPh pasal 25
bulanan)
ix.
Penyertaan modal pada perseroan terbatas dalam negeri
b. Antisipasi (Anticipation)
Merupakan wajib pajak berantisipasi terhadap penurunan tarif pajak
penghasilan yang akan dibayar menjadi lebih kecil. Jika perusahaan
mengalami kerugian bersih operasional, maka rugi bersih operasional
perusahaan dapat dikompensasikan selama 5 tahun berdasarkan Undangundang Pajak Penghasilan.
c. Bernilai Tambah (Value Adding)
Perusahaan mengukur apakah perencanaan pajak meningkatkan arus kas
bersih setelah pajak dapat meningkatkan nilai pemegang saham. Dengan
menggunakan metode arus kas bersih yang didiskontokan dapat mengukur
apakah metode manajemen pajak akan meningkatkan nilai perusahaan.
18
d. Negosiasi (Negotiating)
Perusahaan dapat menggeser penghasilan atau biaya melalui negosiasi
harga beli produk atau harga jual produk. Penggeseran pajak dikenal
sebagai kemampuan perusahaan untuk membagikan beban pajak kepada
pihak lain. Pemerintah dapat meringankan beban pajak perusahaan dengan
tujuan untuk menciptakan lapangan kerja.
e. Transformasi (Transforming)
Perencanaan pajak termasuk melakukan transformasi biaya yang tidak
dapat dikurangkan menjadi biaya yang dapat dikurangkan (Deductible
Expense).
Selain model strategi perencanaan pajak diatas, terdapat metode lain untuk
melakukan perencanaan pajak, yaitu:
a. Metode Shifting
Wajib pajak dapat menggunakan metode ini untuk menggeser jumlah beban
pajak pada periode fiskal yang lebih menguntungkan.
b. Metode Splitting
Wajib pajak dapat menggunakan metode splitting untuk membedakan
penerapan tarif normal perhitungan neto yang lebih rendah dengan
membagi penghasilannya.
c. Metode Combination
Merupakan
kebalikan
dari
metode
splitting,
yaitu
dengan
cara
menggabungkan penghasilan bruto wajib pajak maka wajib pajak dapat
menghemat pembayaran.
19
Beberapa strategi yang dianggap ampuh dan sudah banyak digunakan
dalam tax planning.
a. Tax saving
Yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya dengan jalan
menahan diri untuk tidak membeli produk – produk yang ada pajak
pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang
besar, misalnya penghindaran atas pengenaan sanksi perpajakan yang
berlaku.
b. Tax avoidance
Merupakan upaya efisiensi untuk meminimkan atau menghilangkan beban
pajak dengan memerhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang
ditimbulkan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
c. Mengindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan yaitu:
1) Sanksi administrasi berupa denda, bunga atau kenaikan.
2) Sanksi denda pidana atau kurungan.
d. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan berlaku
dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPn. Penundaan ini
20
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas
waktu yang diperkenankan.
e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran
pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka.
Misalnya PPh Pasal 22 atau pembelian solar dan impor dan fiskal luar
negeri atas perjalanan dinas pegawai.
Pengelakan Pajak Dalam
Strategi penghematan Pajak
Yang Tidak Merugikan
Penerimaan Negara
Melalui
Transaksi
Melalui
Proses
Produksi
Kapitalisasi
Pergeseran
Merugikan Penerimaan
Negara
Cara Yang
Diperkenank
an oleh
UndangUndang
Cara Yang
Tidak
Diperkenank
an oleh
UndangUndang
Melalui
UndangUndang
Perjanjian
Pajak
Konvensi
Internasional
Transformasi
Pengelakan
(Avoidance)
Penyelundupan
(Evasion)
Pengecualian
Gambar 2.1
Strategi-Strategi dalam Meminimalkan Jumlah Pajak yang Harus Dibayar
21
Sumber: Mangonting, Yeni. “Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai
Alternantif Meminimalkan Pajak”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Universitas Kristen Petra, Vol. 1, No. 1, Hal 4353,1999.
6. Aspek – Aspek dalam Perencanaan Pajak
Menurut Ibrahim (2010) aspek-aspek dalam perencanaan pajak terbagi
menjadi aspek formal dan administratif serta aspek material.
a. Aspek Formal dan Administratif
Aspek Formal dan Administratif yang harus dilaksanakan suatu badan
usaha untuk dapat melakukan perencanaan pajak antara lain:
1) Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP).
2) Menyelenggaraan pembukuan atau pencatatan.
3) Memotong dan atau memungut pajak.
4) Membayar pajak.
5) Menyampaikan Surat Pemberitahuan.
b. Aspek Material
Aspek material untuk perhitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka
optimalisasi alokasi sumber dana manajemen akan merencanakan
pembayaran pajak yang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek pajak
harus dilaporkan secara benar dan lengkap.
7. Dasar Hukum Perencanaan Pajak
Perencanan pajak mempunyai dasar hukum yang jelas dan saling berkaitan
satu dengan yang lainnya yaitu:
22
a. PSAK Nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Revisi (Revisi 1998)
(Reformat 2007).
b. Peraturan Pemerintah Keuangan Nomor 131 Tahun 2000 Tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat
Bank Indonesia.
c. Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
51/KMK.04/2001 Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga
Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 Tentang Jenis-jenis
Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud bukan Bangunan
untuk Keperluan Penyusutan.
e. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.
f. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Keempat atas Undang - undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Pajak Penghasilan.
g. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian.
8. Teknis Perencanaan Pajak
Teknis dalam membuat perencanaan pajak antara lain sebagai berikut:
a. Menganalisis informasi (basis data) yang ada.
b. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.
c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak.
23
d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak.
e. Memutakhirkan rencana pajak.
Perencanaan
pajak
(Tax
Planning)
mencakup
pemahaman
dan
implementasi dari berbagai strategi yang dapat meminimalisir jumlah beban
pajak dalam beberapa periode. dengan perencanaan pajak yang baik akan
menjadi sumber bagi penyediaan modal kerja koperasi. Pada dasarnya usaha
mengefisiensikan beban pajak berdasarkan the least dan latest rule yaitu wajib
pajak selalu berusaha menekan pajak sekecil mungkin dan menunda
pembayaran selambat mungkin sebatas masih diperkenankan Undang-undang
dan peraturan perpajakan. Perencaan pajak (Tax Planning) sebagai suatu
langkah yang tepat untuk koperasi, dalam melakukan efisiensi pajak sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan, peraturan dan Udang-undang yang
b