Variabel Riset Dan Analisis

3. Pemolesan Elektro Mekanis Metode Reinacher Merupakan kombinasi antara pemolesan elektrolit dan mekanis pada piring pemoles. Metode ini sangat baik untuk logam mulia, Tembaga, Kuningan, dan Perunggu. e. Etching Etsa Etsa merupakan proses penyerangan atau pengikisan batas butir secara selektif dan terkendali dengan pencelupan ke dalam larutan pengetsa baik menggunakan listrik maupun tidak ke permukaan sampel sehingga detil struktur yang akan diamati akan terlihat dengan jelas dan tajam. Untuk beberapa material, mikrostruktur baru muncul jika diberikan zat etsa. Sehingga perlu pengetahuan yang tepat untuk memilih zat etsa yang tepat, yaitu: 1. Etsa Kimia Merupakan proses pengetsaan dengan menggunakan larutan kimia dimana zat etsa yang digunakan ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Contohnya antara lain: nitrid acid nital asam nitrit + alkohol 95, picral asam picric + alkohol, ferric chloride, hydroflouric acid, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa waktu etsa jangan terlalu lama umumnya sekitar 4-30 detik, dan setelah dietsa, segera dicuci dengan air mengalir lalu dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan alat pengering. 2. Elektro Etsa Etsa Elektrolitik Merupakan proses etsa dengan menggunakan reaksi elektro etsa. Cara ini dilakukan dengan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik serta waktu pengetsaan. Etsa jenis ini biasanya khusus untuk stainless steel karena dengan etsa kimia susah untuk mendapatkan detil strukturnya.

2.7 Variabel Riset Dan Analisis

Sebelum peleburan dilakukan, terlebih dahulu ditentukan Aluminium yang ingin dilebur. Pada penelitian ini ada 3 variasi yang dikerjakan. Peleburan pertama Aluminium dibutuhkan sebanyak 2,75 kg dimana Magnesium yang akan dipadu sebanyak 2, sehingga dapat diketahui kekuatan tarik yang terkandung dalam Universitas Sumatera Utara paduan Aluminium-Magnesium. Tetapi pada peleburan selanjutnya, kandungan Magnesium yang akan dicampur bervariasi. Pada peleburan pertama, total Aluminium-Magnesium yang akan dilebur 2,8 kg. Aluminium 2,75 kg, jadi Magnesium yang dibutuhkan 50 gram. Perhitungannya sebagai berikut: Keterangan: Aluminium: 2750 gram a = Magnesium yang diinginkan Magnesium: 50 gram Solusi: 2750 x � 100 = 50 jadi, a = 50 � 100 2750 = 1,818 Jadi hasil Magnesium yang diinginkan pada percobaan ini adalah 1,818, tetapi sering terjadi perbedaan hasil uji komposisi yang tidak sesuai dengan variasi yang diinginkan pada paduan Aluminium-Magnesium ini. Penyebabnya ialah pada waktu peleburan yang dilakukan banyak terdapat kotoran pada cairan Aluminium. Maka sebaiknya menggunakan bahan kimia berupa fluks. Fluks fungsinya ialah pembersih kotoran yang terkandung di dalam Aluminium- Magnesium pada waktu dilebur. Sehingga pada waktu peleburan tidak menghasilkan ampaskotoran yang banyak. Demikian pula pada peleburan selanjutnya untuk mendapatkan variasi paduan Aluminium-Magnesium yang dikerjakan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada skripsi ini. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: Melakukan pembuatan spesimen uji tarik dengan menggunakan bahan Aluminium-Magnesium, pengujian kekuatan tarik dan foto mikro.

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Tempat dilaksanakannya proses peleburan pada penelitian ini adalah disebuah industri pengecoran logam yang berada di Jln. Krakatau tepatnya Jln. Madiosantoso No. 45 C Kelurahan Pulau Brayan Darat I. Adapun pengujian kekuatan tarik dan foto mikro dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium Metallurgy Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3.2 Bahan Dan Alat Penelitian 3.2.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Aluminium Pada peleburan ini Aluminium yang digunakan adalah Aluminium sekrap yang telah didaur ulang dan dibentuk menjadi batangan ingot. Sebelum dilakukan proses peleburan, Aluminium ini dipotong sesuai ukuran yang diinginkan terlebih dahulu agar memudahkan proses peleburan. Adapun Aluminium batangan bisa dilihat pada gambar 3.1 a dan Aluminium yang sudah dipotong bisa dilihat pada gambar 3.1 b. a Universitas Sumatera Utara