Uji Adaptabilitas Paspalum Conjugatum Berg, Setaria Splendida Stapf, Dan Vetiveria Zizanoides (L.) Nash Pada Toksisitas Aluminium

UJI ADAPTABILITAS Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf,
DAN Vetiveria zizanoides (L.) Nash PADA TOKSISITAS ALUMINIUM

JENNY RUMONDANG

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Uji Adaptabilitas
Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria
zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2016
Jenny Rumondang
NIM. E451130171

RINGKASAN
JENNY RUMONDANG. Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria
splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium.
Dibimbing oleh YADI SETIADI dan IWAN HILWAN.
Tambang mineral yang dilakukan oleh PT. Holcim Tbk mengambil
mineral pasir kuarsa sebagai bahan baku dalam pembuatan semen. Dalam proses
penambangan, banyak mineral tanah yang teraduk dan terbuka ke luar, salah
satunya adalah Al. Menurut Setiadi (2012), Al > 3 me/100 g tanah merupakan
toxic. Permasalahan yang ada pada PT.Holcim setelah kegiatan penambangan
antara lain nilai Al yang mencapai 15,89 me/100 g, tekstur tanah yang kompak,
dan nilai Ca < Mg yang berakibat pada pertumbuhan yang stagnan. Keberadaan
Al dapat menghambat pertumbuhan akar, yang ditandai dengan mengbengkaknya
akar lateral dan berwarna kecoklatan. Untuk menurunkan Al diperlukan biaya
mahal, maka dibutuhkan alternatif lain secara biologis yang efektif dan murah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat daya adaptasi tanaman pada media

yang mengandung Al dan dijadikan sebagai tanaman indikator. Penggunaan P.
conjugatum, S. splendida, dan V. Zizanoides yang diberikan perlakuan pemberian
lolime dan humic substances complex, dan dianalisis dengan rancangan dua
faktorial. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa ketiga jenis rumput
yang ditanam pada tanah tailing memberikan hasil yang variatif. P. conjugatum
lebih sensitif terhadap Al dibandingkan dengan jenis lainnya, sedangkan S.
splendida dan V.zizanoides adaptif pada Al. S.splendida dapat menurunkan Al
61.23%, dan kombinasi penggunaaan V.zizanoides dengan Lolime 3g/L + HSC
2.5% dapat menurunkan Al sebesar 60.03%. V.zizanoides mempunyai potensi
untuk dijadikan sebagai tanaman phytoremediasi.
Kata kunci : Aluminium ; P. conjugatum ; S.splendida ; V.zizanoides

SUMMARY
JENNY RUMONDANG. Adaptability Trial of Paspalum conjugatum Berg,
Setaria splendida Stapf, and Vetiveria zizanoides (L.) Nash on Aluminium
Toxicity. Supervised by YADI SETIADI and IWAN HILWAN.
Quartz sand mining operated by PT Holcim creates the soil minerals such
as aluminium (Al). Setiadi (2012) explained that Al > 3 me/100 g soil is a toxic.
Problem safter mining operational PT HolcimTbk are: 1) Al which reached 15,89
me/100 g becomes soil toxic. 2) compacted soil texture; 3) unbalance ratio of

calcium (Ca) and magnesium (Mg) which lead to stagnant growth. The presence
of Al affected root growth, signed by swelling and browning root. Reducing Al
concentration needs expensive cost. Thus, other biological alternatives which
more effective and cost less are needed.
This research objective is to observe plant adaptation in media which
contained by Al and its plant can be used as an indicator plant. Using of P.
conjugatum, S. splendida, and V. zizanoides which given two treatments such
lolime and humic substances complex, analyzed by two factorial experimental
design. The result shows that the performances of three grass species that planted
in tailing soil give varied result. P.conjugatum is more sensitive to Al than two
others, where as S. splendida and V. zizanoides are adaptive to Al. S. splendida
can reduce Al 61.23% and combination V.zizanoides and lolime 3g/L + HSC
2.5% can reduce Al 60.03%. V. zizanoides is and S.splendida are potential for
phytoremediation.
Keywords : Aluminium; P. conjugatum ; S. splendida ; V. zizanoides

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

UJI ADAPTABILITAS Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf,
DAN Vetiveria zizanoides (L.) Nash PADA TOKSISITAS ALUMINIUM

JENNY RUMONDANG

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Silvikultur Tropika

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2016

Penguji pada Ujian Tesis: Dr Ir Arum Sekar Wulandari, MS

JudulTesis
Nama
NIM

: Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida
Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas
Aluminium
: Jenny Rumondang
: E451130171

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc
Ketua


Dr. Ir. Iwan Hilwan, MS
Anggota

Diketahuioleh

Ketua Program Studi
Silvikultur Tropika

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Sri Wilarso Budi R, MS

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 29 Januari 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala

berkatNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian ini ialah toksisitas, dengan judul Uji Adaptabilitas Paspalum
conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash
pada Toksisitas Aluminium.
Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Dr.Ir.Yadi Setiadi, MSc selaku Ketua Komisi
Pembimbing dan Bapak Dr.Ir.Iwan Hilwan, MS selaku Anggota Komisi
Pembimbing. Ibunda R. Siregar dan Ayahanda P. Rajaguguk dan seluruh saudara
saudari yang telah memberikan doa, perhatian, dan nasihat selama Penulis
menempuh pendidikan S2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang
telah memberikan beasiswa pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri Tahun 2013.
Bapak-bapak/Ibu Dosen pada Program Pascasarjana IPB yang telah membimbing
Penulis dalam perkuliahan dan praktikum selama Program S2. Rekan Mahasiswa
S2 Pascasarjana Silvikultur Tropika 2013 atas kerjasama dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis
Sebagai penutup, Penulis berharap agar Tesis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Bogor, Februari 2016
Jenny Rumondang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Rancangan Percobaan
Analisis Data
HASIL
Penurunan aluminium
Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah
Presentase hidup
Pertambahan tinggi
Berat kering akar dan tajuk
Jumlah akar lateral

PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

x
x
1
1
2
2
3
2
2
2
3
5
5
6
6
7

8
9
10
11
12
18
20

DAFTAR TABEL
1 Hasil analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk
2 Penurunan Al tanpa penggunaan rumput
3 Penurunan Al menggunakan rumput tanpa perlakuan
4 Penurunan Al menggunakan perlakuan dan rumput
5 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (tanpa rumput)
6 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (P. conjugatum)
7 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (S. splendida)
8 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (V. zizanoides)
9 Presentase (%) hidup ketiga jenis rumput
10 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap
pertambahan tinggi pada taraf α = 0.05

11 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap
berat kering akar dan tajuk pada taraf α = 0.05
12 Nilai standar kondisi lahan bermasalah

3
6
6
6
7
7
7
8
9
9
10
12

DAFTAR GAMBAR
1 Rataan pertambahan tinggi
2 Pengaruh jenis rumput terhadap nilai berat kering akar dan tajuk
3 Berat kering akar
4 Berat kering tajuk
5 Jumlah akar lateral
6 Gejala nekrosis pada daun P. conjugatum
7 Kondisi fisik akar S. splendida
8 Kondisi fisik akar V. zizanoides
9 Kondisi fisik akar P. conjugatum

9
10
11
11
12
14
16
17
18

1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kegiatan yang dilakukan dalam tailing memberikan dampak bagi kualitas
tanah yaitu terjadinya perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu
perubahan kualitas tanah yang terjadi adalah peningkatan kadar alumunium (Al)
dalam tanah. Menurut Setiadi (2015), nilai Al > 3 me per 100 g tanah berpengaruh
toksik bagi tanaman. Unsur yang bersifat toksik dapat mengakibatkan
penyimpangan fisiologis dan proses biokimia saat pertumbuhan tanaman (Barchia
2009).
Kegiatan tailing yang dilakukan oleh PT. Holcim Tbk menimbulkan
penurunan kualitas tanah, salah satunya adalah nilai Al yang bersifat
toksiksebesar 15.89 me/100g. Al merupakan elemen ketiga terbanyak di bumi
setelah oksigen dan silikon (Hock dan Erich 2005), dan Al akan terurai di tanah
pada pH < 5.0 sampai 5.5 (Halvin et al 2005) . Al menjadi faktor pembatas dalam
pertumbuhan vegetasi, hal ini dikarenakan terhambatnya perpanjangan dan
pertumbuhan akar untuk mengambil nutrisi dari tanah sehingga mempengaruhi
beberapa interaksi serapan unsur hara oleh tanaman, yaitu menekan penyerapan
unsur hara esensial oleh tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, Zn, Fe.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No:
07 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, PT. Holcim berkewajiban melakukan
revegetasi. Untuk keberhasilan kegiatan revegetasi diperlukan perhatian kepada
kondisi tanah sebelum tanam. Sebelum dilakukan penanaman tumbuhan berkayu,
tanah ditanam oleh tumbuhan bawah. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi
kandungan Al dalam tanah dan laju erosi serta memperbaiki stabilitas tanah.
Pada kondisi sebenarnya, tanaman yang tumbuh di PT. Holcim Tbk dalam
keadaan stagnan hingga mati. Berdasarkan hasil uji laboratorium tanah yang
dilakukan, kondisi tekstur tanah kompak dengan nilai presentase debu+liat
74.62% dan nilai Ca < Mg yang berakibat pada pertumbuhan tanaman yang
stagnan.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian
mengenai perbaikan kualitas tanah, khususnya untuk menurunkan kadar Al,
dengan menggunakan tanaman indikator seperti rumput-rumputan sebagai
penutup tanah. Pada penelitian ini dilakukan pemberian perlakuan Lolime dan
humic sustances complex (HSC) dengan aplikasi penggunaan jenis- jenis rumput
adaptif Al yaitu Paspalum conjugatum, Setaria splendida, dan Vetiveria
zizanoides.
Perumusan Masalah
Keberadaan Al pada tanah dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Kondisi lahan pada PT. Holcim Tbk tidak kondusif
untuk pertumbuhan tanaman. Hal tersebut dikarenakan nilai Al yang
toksikmencapai 15.89 me per 100 g, nilai pH sebesar 3.50 dan tekstur tanah yang
kompak dengan presentase debu+liat sebesar 74.62%. Selain itu juga berdampak
pada keadaan unsur tanah dengan nilai Ca < Mg yang mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi stagnan. Selama ini untuk mengurangi kandungan
logam, seringkali membutuhkan biaya yang mahal sehingga diperlukan langkah

2
yang efektif dan murah untuk menurunkan kandungan logam Al. Secara biologis,
digunakan tanaman yang adaptif dan mempunyai daya absorpsi yang baik dalam
menurunkan kandungan Al dalam tanah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana daya adaptasi rumput pada media tanah toksik Al dengan
pemberian Lolime dan humic substantces complex ?
2. Bagaimana ketahanan rumput pada media tanah yang mengandung Al ?
3. Bagaimana kemampuan rumput pada media tanahtoksik Al dengan
pemberian Lolime dan humic substantces complex dalam mengurangi
kandungan Al ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menilai daya adaptasi rumput pada media tanah toksik Al dengan pemberian
Lolime dan humic substantces complex
2. Mengukur daya ketahanan rumput pada media tanah yang mengandung Al
3. Menguji kemampuan rumput pada media tanah toksik dalam mengurangi
kandungan Al dengan pemberian Lolime dan humic substantces complex
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka
kegiatan revegetasi lahan pasca tambang, terutama di PT. Holcim Tbk yang
berhubungan dengan toksik Al. Penelitian ini akan memberikan rekomendasi
mengenai jenis rumput yang adaptif dan mampu menurunkan kandungan Al
dalam tanah.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca bagian Ekologi Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli
2015.
Alat dan Bahan
Bahan tanaman yang digunakan adalah anakan Paspalum conjugatum,
Setaria splendida, dan Vetiveria zizanioides yang diperoleh dari Laboratorium
Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB, tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk,
pasir, Lolime, Humate Substances Complex (HSC), biostimulan, polibag (20 x 20
cm).
Alat yang digunakan adalah: timbangan, penggaris, ayakan tanah 1 cm x1cm,
kamera, gelas ukur, gunting, alat tulis, kamera, label, tally sheet, kertas lakmus,
gelas ukur 500 mL, desikator, dan oven.

3
Prosedur Penelitian
1. Pengambilan tanah di lahan pasca tambang PT. Holcim Tbk
Tanah diambil berdasarkan prosedur baku pengambilan tanah. Tanah
berasal dari kegiatan pasca tambang di PT. Holcim Tbk. Tanah yang sudah
diambil kemudian disaring dengan menggunakan ayakan 1x1 cm, untuk
memisahkan batuan dari tanah. Kemudian sampel tanah dianalisis di
Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian IPB .
2. Analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk
Tanah yang telah diambil kemudian dianalisis di Laboratorium
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB .
Tabel 1 Hasil analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk

Parameter analisis tanah
pH (H2O)
KTK
Al
Mg

Nilai parameter
3.50
9.34 me per 100 g
15.89 me per 100 g
1.72 me per 100 g

Ca
0.70 me per 100 g
Pasir
25.38%
Debu
50.67%
Liat
23.95%
Hasil perhitungan: Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian IPB

3. Persiapan anakan rumput
Anakan P. conjugatum, S. splendida, dan V. zizanioides didapatkan dari
Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB. Anakan diambil dengan
rataan tinggi yang seragam. Anakan tersebut ditanam terlebih dahulu di tanah
normal untuk diberi biostimulant. Satu liter biostimulan dilarutkan ke dalam
60 liter air, kemudian larutan tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan.

4. Penentuan dosis Lolime dan HSC
Penentuan dosis Lolime dilakukan dengan tujuan mendapatkan gambaran
waktu perubahan pH, dan menjadi indikator untuk pemberian humic
substantces complex. Pengujian Lolime dilakukan dengan cara melarutkan 1 g,
2 g, 3 g, dan 4 g Lolime ke dalam 1000 ml air. Kemudian masing-masing
larutan tersebut diuji pada tanah Holcim dan yang diberikan pasir dengan
perbandingan berat 2:1 (1.5 kg), dan disiram sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian pH masing-masing tanah diukur pada 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 24
jam, dan 48 jam setelah pemberian larutan Lolime. Perubahan kenaikan pH
pada setiap percobaan larutan Lolime menjadi acuan untuk status pemberian
humic substantces complex. Dosis humic substantces complex yang diberikan
pada masing-masing polibag sebesar 1.25% (1 liter HSC dilarutkan ke dalam
80 liter air) dan 2.5% (2 liter HSC dilarutkan ke dalam 80 liter air) dan
pemberian HSC dilakukan setelah 24 jam pemberian Lolime. Berdasarkan hasil
pengujian, media campuran tanah Holcim dan pasir kemudian diberikan larutan
Lolime3 gL-1air.

4
5. Penanaman
Dua anakan dengan tinggi seragam (± 20 cm) ditanam pada media
campuran tanah Holcim dan pasir yang sudah diberikan Lolime terlebih
dahulu. Pemberian humic substantces complex dilakukan setelah 24 jam
pemberian Lolime. Dosis HSCyang diberikan pada masing-masing polibag
sebesar 1.25% dan 2.5%.
.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, dan
pemberantasan hama penyakit. Penyiraman dilakukan sehari setelah
pemberian humic substantces complex, dan setelah itu penyiraman dilakukan
setiap hari.
.
7. Pengamatan parameter dan pengambilan data
Parameter yang diamati dan diukur selama pengamatan yaitu:
a. Presentase daya hidup (%)
Presentase daya adaptasi dilakukan untuk mengetahui daya adapatasi
masing- masing jenis rumput terhadap kandungan Al. Prosentase didapatkan
dari jumlah pols rumput hidup per jumlah rumput yang ditanam dengan
perhitungan sbb:
(%) hidup = ∑ pols rumput hidup
x 100%
∑ pols rumput yang ditanam
b. Pertambahan tinggi vertikal
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun
tertinggidengan cara mengatupkan seluruh daun ke atas dengan tangan
sampai tegak luruskemudian dilakukan pengukuran secara vertikal pada
bagian tanaman yang paling tinggi dari permukaan tanah. Pengukuran
dilakukan setiap satu minggu sekali (Windyaningrum 2008).
c. Berat kering akar dan Berat kering tajuk
Pengukuran berat kering akar dan tajuk dilakukan pada saat pemanenan.
Bobot kering akar dan tajuk diukur dengan cara mengeringkan dalam oven
pada suhu 70 0C selama 48 jam (Karti 2003).
8. Pemanenan
Pemanenan dilakukan saat rumput berumur delapanminggu setelah tanam.
Pemanenan meliputi seluruh bagian tanaman. Untuk pemotongan bagian atas
tanaman dilakukan dari bagian batang hingga tajuk, sedangkan untuk
pemotongan akar dilakukan pada pangkal akar.
9. Analisis Al pada tanah pascapanen
Analisis tanah dilakukan kembali setelah panen untuk melihat perubahan
kandungan Al pada tanah.

5
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap faktorial. Penelitian ini menggunakan 3 jenis rumput dan
1 kontrol (R0, R1, R2, dan R4) yang diberikan 5 jenis perlakuan (T0, T1, T2, T3,
dan T4). Dengan demikian banyaknya perlakuan yang dicobakan ada 4x5 = 20
perlakuan, masing-masing perlakuan ditanam pada polibag 20x20 cm dan diulang
sebanyak 5 kali. Banyaknya unit percobaan yang digunakan adalah 20x5 = 100
unit.
Faktor pertama adalah jenis rumput yang terdiri atas 4 taraf yaitu: tanpa
rumput (R0), Paspalum conjugatum (R1), Setaria splendida (R2), dan Vetiveria
zizanoides (R3). Faktor kedua adalah kombinasi penggunaan Lolime dan HSC
yang terdiri dari 5 taraf yaitu: tanpa perlakuan (T0), tanah toksik (T1), tanah
toksik+Lolime
3gL-1,tanah
toksik+Lolime
3gL-1+HSC
1.25%+tanah
-1
toksik+Lolime 3gL +HSC 2.5%.
Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah
yang diamati, maka dilakukan analisis data menggunakan software SAS 9.0 (SAS
Institute Inc 2006). Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan yang
nyata selanjutnya akan dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan
Model Rancangan Acak Lengkap Faktorial:
Keterangan:

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Yijk = nilai pengamatan pada faktor A (jenis rumput) taraf ke-i faktor B
(perlakuan media) taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ
= nilai rata-rata pengamatan
αi
=pengaruh utama faktor A (jenis rumput) ke-i
βj
= pengaruh utama faktor B (perlakuan media) ke-j
(αβ)ij = komponen interaksi dari faktor A ke-i dan faktor B ke-j
εijk
= pengaruh acak ijk

6
HASIL
Penurunan Aluminium
Berdasarkan hasil uji laboratorium dan perhitungan penurunan Al
menghasilkan variasi penurunan Al yang beragam selama periode 8 minggu.
Penurunan Al hanya menggunakan perlakuan dan tanpa rumput disajikan pada
Tabel 2, penurunan Al hanya menggunakan rumput tanpa perlakuan disajikan
pada Tabel 3, dan penurunan Al menggunakan kombinasi perlakuan dan rumput
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 2 Penurunan Al tanpa penggunaan rumput
No
Perlakuan
Al awal (me/100 g)
Al akhir (me/100 g)
Penurunan Al (%)
1
T1
11.32
28.76
2
T2
10.92
31.27
15.89
3
T3
8.54
46.25
4
T4
8.14
48.77
T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL1
+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.

Tabel 3 Penurunan Al menggunakan rumput tanpa perlakuan

Penurunan Al
(%)
1
P. conjugatum
7.35
53.74
2
S. splendida
6.16
61.23
15.89
3
V. zizanoides
6.75
57.52
T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL1
+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.
No

Jenis rumput

Al awal (me/100 g)

Al akhir (me/100 g)

Tabel 4 Penurunan Al menggunakan perlakuan dan rumput

Perlakuan
T2
T3
T4
No Jenis rumput
Al
Penurunan
Al
Penurunan
Al
Penurunan
akhir
Al (%)
akhir
Al (%)
akhir
Al (%)
1 P.conjugatum
7.74
51.29
7.75
48.77
8.74
55.00
2
S. splendida
15.89
8.34
47.51
8.54
53.74
8.74
55.00
3
V. zizanoides
6.95
56.26
8.74
55.00
6.35
60.03
T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL1
+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.
Al awal
(me/100g)

Pada Tabel 2, menunjukkan nilai penurunan Al pada perlakuan (T1, T2,
T3, dan T4) dan tanpa penggunaan rumput. Pemberian kapur nano 3 gL -1dengan
HSC 2,5 % (T4) menghasilkan penurunan Al tertinggi yaitu sebesar 48.77%.
Penurunan Al terendah dengan pemberian perlakuan tanah toxic tanpa perlakuan
(T1) yaitu sebesar 28.76%. Penurunan Al juga terjadi pada penggunaan ketiga
jenis rumput tanpa diberikan perlakuan yang memberikan hasil penurunan nilai Al
tertinggi pada penggunaan jenis S. splendida sebesar 61.23%, sedangkan
penurunan nilai Al terendah pada penggunaan jenis P. conjugatum sebesar
53.74% (Tabel 3). Kombinasi penggunaan jenis rumput dan Lolime serta HSC
juga dapat menurunkan kandungan Al dalam tanah (Tabel 4). Kombinasi
pemberian P. conjugatum dengan perlakuan T4 (Lolime 3 gL-1dengan HSC 2.5

7
%) memberikan nilai penurunan Al tertinggi sebesar 55.00% dan dengan
perlakuan T3 (lolime 3 gL-1dengan HSC 1,25 % ) memberikan penurunan Al
terendah sebesar 48.77%. Penurunan Al terendah juga terdapat pada kombinasi
perlakuan lolime 3g/L (T2) dengan S. splendida sebesar 47.51% sedangkan
dengan pemberian perlakuan T4 (lolime 3 gL1dengan HSC 2,5 %) memberikan
penurunan Al tertinggi sebesar 55.00%. Pada penggunaan V. zizanoides dengan
perlakuan T4memberikan penurunan Al tertinggi sebesar 60.03% dan penurunan
Al terendah sebesar 55.00% dengan perlakuan T3 (lolime 3 gL -1dengan HSC 1.25
%). Penggunaan perlakuan T4 (lolime 3 gL-1dengan HSC 2,5 %) pada ketiga jenis
rumput memberikan hasil penurunan Al tertinggi jika dibandingkan dengan
penggunaan perlakuan lainnya.
Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah
Berdasarkan uji analisis tanah, terdapat perubahan unsur kimia tanah
(KTK, pH, Ca, Mg, Fe, Al) dan unsur fisik tanah (pasir, debu, liat) sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan seperti yang disajikan pada Tabel 5 hingga Tabel 8.
Tabel 5 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (tanpa rumput)
Ca

Perlakuan

pH

Tanah toxic

3.50

0.70

T2
T3
T4

3.90
3.80
3.90

1.11
1.04
1.22

Mg
KTK
Al
Fe
(me/100 g)
(ppm)
Sebelum perlakuan
1.72
9.34
15.89 117.52
Sesudah perlakuan
0.44
4.97
10.92
38.68
0.36
3.78
8.54
29.18
0.45
3.78
8.14
29.12

Pasir

Tekstur (%)
Debu
Liat

25.38

50.67

23.95

65.95
72.21
73.92

25.32
25.14
20.06

8.73
2.65
6.02

Tabel 6 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (P. conjugatum)
Perlakuan

pH

Tanah
toxic

3.50

T2
T3
T4

3.80
3.80
3.80

Ca

Mg
KTK
Al
Fe
(me/100 g)
(ppm)
Sebelum perlakuan

Pasir

0.70

1.72

9.34

117.52

25.38

50.67

23.95

1.20
0.85
1.54

0.38
0.29
0.30

Sesudah perlakuan
4.17
7.74
17.39
4.57
8.14
22.12
4.17
7.15
17.80

68.51
70.01
76.16

19.38
23.15
21.24

12.11
6.84
2.60

15.89

Tekstur (%)
Debu
Liat

Tabel 7 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (S. splendida)
Ca

Mg
KTK
Al
Fe
(me/100 g)
(ppm)
Sebelum perlakuan

Tekstur (%)
Debu
Liat

Perlakuan

pH

Tanah
toxic

3.50

0.70

1.72

9.34

117.52

25.38

50.67

23.95

T2
T3
T4

3.60
3.40
3.70

5.79
0.67
0.82

1.26
0.25
0.25

Sesudah perlakuan
10.13
8.34
19.08
4.17
7.35
7.35
5.36
7.15
22.09

79.61
73.84
71.81

13.87
16.39
14.85

6.52
9.77
13.34

15.89

Pasir

8
Tabel 8 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (V. zizanoides)
Perlakuan

pH

Tanah
toxic

3.50

Ca

0.70

Mg
KTK
Al
Fe
(me/100 g)
(ppm)
Sebelum perlakuan

Pasir

1.72

25.38

9.34

15.89

117.52

Tekstur (%)
Debu
Liat
50.67

23.95

Sesudah perlakuan
T2
3.40
0.56
0.24
5.76
6.95
24.73
73.41
22.14
4.45
T3
3.50
0.68
0.24
4.57
7.15
23.57
73.97
18.39
7.64
T4
3.50
0.89
0.33
5.76
6.35
17.61
72.59
23.34
4.07
Hasil analisis: Laboratorium Departemnen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian
IPB

Tabel 5,6,7,8 menunjukkan perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik
tanah sebelum dan sesudah pemberian Lolime dan humic substances complex. P
ada Tabel 5, nilai Ca dan pH meningkat ketika diberikan perlakuan Lolime
dan HSC, yaitu nilai Ca menjadi > 0.70 dan nilai pH menjadi 3.80-3.90.
Peningkatan nilai pH juga diikuti dengan penurunan nilai Fe. Pada Tabel 6,
perubahan unsur kimia dan fisik tanah juga terjadi yang diberikan perlakuan
Lolime dan HSC dengan jenis rumput P. conjagatum. Peningkatan nilai Ca terjadi
pada semua perlakuan (T2, T3, dan T4), dan nilai pH meningkat menjadi 3.80
serta diikuti dengan penurunan nilai Fe.
Kombinasi penggunaan rumput S. splendida dan perlakuan T2, T3, dan T4
juga memberikan perubahan unsur kimia dan fisik tanah (Tabel 7). Nilai Ca dan
pH meningkat pada pemberian perlakuan T2 dan T4. Penurunan nilai Fe juga
terjadi pada setiap perlakuan, dan pemberian T3 memiliki nilai Fe terendah
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Tabel 8, juga terlihat perubahan
unsur kimia dan fisik tanah yang dikombinasikan dengan rumput V. zizanoides.
Peningkatan nilai Ca hanya terjadi pada perlakuan T4, sedangkan nilai pH tidak
mengalami kenaikan.
Pada umumnya nilai Fe dan KTK mengalami penurunan pada setiap
kombinasi perlakuan dengan ketiga jenis rumput, dan kondisi nilai Ca > Mg
terdapat pada setelah pemberian Lolime dan HSC dengan ketiga jenis rumput.
Pada Tabel 5-8, pemberian perlakuan T2 (Lolime 3 gL-1) belum mampu
menurunkan Al dengan baik. Pada perlakuan T4 (lolime 3 gL1dengan HSC 2.5 %)
mampu memberikan penurunan Al terbaik.
Presentase hidup (%)
Presentase tanaman hidup pada ketiga jenis tanaman pada tanah
mengandung Al 15.89 me per 100 g ditunjukkan pada Tabel 9. P. conjugatum
memiliki presentase tumbuh yang rendah jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Pada pemberian perlakuan T2 memiliki presentase hidup yang rendah yaitu 70%.
S.splendida memiliki presentase ≥ 80% pada semua perlakuan, sedangkan V.
zizanoides memiliki presentase hidup 100% pada perlakuan T0, T1, T3, dan T4,
dan 80% pada perlakuan T2.

9
Tabel 9 Presentase (%) hidup ketiga jenis rumput
Presentase hidup (%)
Jenis tanaman
T0

T1

T2

T3

T4

P. conjugatum

90

80

70

90

80

S. splendida

90

100

80

90

80

V. zizanoides

100

100

80

100

100

T0 (tanah normal); T1 (tanahtoksik T2 (tanah toksik + Lolime 3gL-1); T3 (tanah toksik + Lolime
3gL-1+ HSC 1.25%); T4 (tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%

Pertambahan tinggi
Pada ketiga jenis rumput yang diujicobakan menghasilkan pertambahan
tinggi yang berbeda-beda, seperti yang ditampilkan pada hasil analisis varian
berikut:
Tabel 10 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap
pertambahan tinggi
pada taraf α = 0.05
Rumput

Sumber keragaman

Pertambahan tinggi (p< 0.05)
0. 0001**

Perlakuan

0. 0678ns

Interaksi rumput dan perlakuan

0. 1229ns

** sangat nyata; ns tidak nyata

Pada hasil analisis varian di atas (Tabel 10) terlihat bahwa penggunaan
suatu jenis rumput berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi di
tanah yang mengandung Al tinggi. Saat dilakukan uji lanjut Duncan terhadap
ketiga jenis rumput, bahwa rumput V.zizanoides memiliki pertumbuhan tinggi
yang terbaik dibandingkan dengan rumput S.splendida dan P.conjugatum
(Gambar 1). Gambar 1 menunjukkan bahwa jenis V. zizanoides memiliki
pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan kedua jenis lainnya. Untuk jenis P.
conjugatum dan S. splendida memiliki pertumbuhan tinggi kurang baik.

Gambar 1 Rataan pertambahan tinggi.
V.zizanoides

:P.conjugatum,

:S.splendida,

:

10
Berat kering akar dan tajuk
Nilai berat kering menjadi indikator kemampuan tanaman dalam
mengakumulasi polutan dan juga dapat sebagai ukuran keefektivan suatu tanaman
dalam membersihkan polutan dari dalam tanah. Nilai hasil uji statistik pada berat
kering akar dan tajuk ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11 Analisis varian pengaruh rumput dan perlakuan terhadap berat kering
akar dan tajuk rumput pada taraf α = 0.05
Sumber keragaman

Berat kering akar

Berat kering tajuk

Rumput

0.0007*

0.0001**

Perlakuan

0.6462ns

0.0129ns

interaksi rumput dan perlakuan

0.2660ns

0.0006ns

**sangat nyata, * nyata, ns tidak nyata

Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel 11) menunjukkan bahwa jenis
rumput berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan sangat nyata terhadap
berat kering tajuk. Uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 menunjukkan nilai berat
kering akar jenis rumput S. splendida dan V. zizanoides berpengaruh nyata dengan
jenis rumput P. conjugatum, dan berat kering tajuk S. splendida berpengaruh
nyata terhadap jenis rumput P. conjugatum dan V. zizanoides (Gambar 2).

a

b

Gambar 2 Pengaruh jenis rumput terhadap nilai berat kering akar (a) dan tajuk (b)
Pengaruh pemberian perlakuan (Lolime dan HSC) terhadap nilai berat
kering akar dan tajuk disajikan pada Gambar 3. Nilai berat kering akar tertinggi
terdapat pada tanah toksik tanpa perlakuan (T1) yang menggunakan rumput S.
splendida, dan pemberian perlakuan T2 (Lolime 3gL-1) pada S. splendida juga
memberikan nilai berat kering akar tertinggi. Pemberian Lolime 3gL -1+HSC
1.25% (T3) dan Lolime 3gL-1+HSC 2.5% (T4) pada V. zizanoides memberikan
nilai berat kering akar tertinggi.
Nilai berat kering tajuk tertinggi terdapat pada tanah toxic tanpa perlakuan
(T1) yang menggunakan rumput S. splendida, dan pemberian perlakuan T2
(Lolime 3gL-1) dan T4 (Lolime 3gL-1+HSC 2.5% ) pada S. splendida
memberikan nilai berat kering tajuk tertinggi. Pemberian Lolime 3gL-1+HSC
1.25% (T3) pada V. zizanoides memberikan nilai berat kering akar tertinggi
(Gambar 4)

11

Gambar 3 Berat kering akar. T menunjukkan perlakuan dan R jenis rumput. T1:
tanah toksik, T2:tanah toksik+ Lolime 3g/1L, T3:tanah toksik +
Lolime 3g/1L + HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3g/1L + HSC
2.5%,
: P.conjugatum,
: S.splendida,
: V.zizanoides

Gambar 4 Berat kering tajuk. T menunjukkan perlakuan dan R jenis rumput. T1:
tanah toksik, T2:tanah toksik+ Lolime 3g/1L, T3:tanah toksik +
Lolime 3g/1L + HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3g/1L + HSC
2.5%,
: P.conjugatum,
: S.splendida,
: V.zizanoides
Jumlah akar lateral
Ketiga jenis rumput yang diteliti, S.splendida mempunyai rata-rata jumlah
akar lateral terbanyak sebesar 28 unit pada perlakuan T3 seperti yang disajikan
pada Gambar 5.

12

Gambar 10 Jumlah akar lateral

Gambar 5 Jumlah akar lateral.
V.zizanoides

:P.conjugatum,

:S.splendida,

:

PEMBAHASAN
Keracunan Al merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman
pada tanah masam. Al merupakan element ketiga terbanyak di bumi setelah
oksigen dan silikon (Hock dan Erich 2005). Pada tanah mineral masam, toksisitas
terhadap tanaman muncul karena adanya Al yang dapat dipertukarkan, serta
konsentrasi Fe dan Mn dalam terlarut. Keracunan Al yang tinggi pada tanah dapat
menyebabkan penurunan penyerapan unsur hara esensial oleh tanaman seperti N,
P, K, Ca, Mg, Zn, dan Fe.
Hasil pengujian tanah (Tabel 1) menunjukkan bahwa tanah pasca tambang
PT. Holcim Tbk memiliki nilai Al sebesar 15.89 me per 100 g, KTK 9.34 me/100
g, nilai persen fraksi pasir debu liat sebesar 25.38%, 50.67%, dan 23.95%.
Beberapa parameter tersebut sudah melewati batas ambang normal pada suatu
lahan (Tabel 12).
Berdasarkan pada Tabel 12, nilai Al , KTK, presentase debu liat, dan
perbandingan Ca:Mg pada tanah PT. Holcim bermasalah. Permasalahan tersebut
berdampak pada pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan tanaman menjadi
stagnan hingga mati dan menghambat pertumbuhan akar. Teknik penggunaan
tanaman yang adaptif dan pemberian perlakuan pada tanah dapat menjadi langkah
awal dalam perbaikan fisik dan kimia tanah, khususnya menurunkan kandungan
Al pada tanah.
Tabel 12 Nilai standar kondisi lahan bermasalah*
Parameter tanah
pH
Kekompakan tanah
Al
Fe
KTK
Kejenuhan basa
Ca dan Mg
TPH

*Sumber: Setiadi (2012)

Ambang batas
< 2,7
∑ debu + liat > 70 %
>60 % atau > 3 me/100 g
12000 ppm
< 8 me/100 g
< 20%
Ca < Mg
>2-3 %

13
Pada Tabel 2, menunjukkan nilai penurunan Al pada perlakuan T0, T2,
T3, dan T4 dan tanpa penggunaan rumput. Pemberian Lolime 3g/L dengan HSC
2.5 % (T4) menghasilkan penurunan Al tertinggi yaitu sebesar 48.77%. Menurut
Heylar dan Anderson (1973), penggunaan kapur (CaCO3) dapat menaikkan Ca,
dan menurunkan Al dan Mg yang dapat dipertukarkan. Pemberian kapur dapat
melepaskan kation Ca2+ sehingga ketersediaan kalsium meningkat, selain itu
kapur dapat membantu melepaskan ion hidroksil OH-1 yang akan menetralisir
kemasaman tanah, dan meningkatkan pH tanah (Barchia 2009).
Penurunan Al juga terjadi pada pengaplikasian ketiga jenis rumput tanpa
diberikan perlakuan (Tabel 3). Penggunaan rumput S.splendida memberikan
penurunan Al tertinggi dibandingkan dengan jenis rumput lainnya yaitu sebesar
61.23%. Hal ini menunjukkan bahwa S.splendida adaptif dan mampu menurunkan
kandungan Al pada tanah. Berdasarkan Karti (2011), toleransi S.splendida
terhadap toksisitas Al dicapai dengan cara mensekresikan asam oksalat dan asam
sitrat dari akar ke larutan eksternal dan dengan mengakumulasikan asam oksalat
dan asam malat pada akar dan tajuk. Berdasarkan kemampuan S.splendida
tersebut, menjadikan jenis rumput ini tahan pada kondisi toksik Al.
Kombinasi penggunaan jenis rumput dan Lolime serta humic substances
complex juga dapat menurunkan kandungan Al dalam tanah (Tabel 4). Pemberian
perlakuan Lolime 3g/L dan HSC 2.5% (T4) memberikan penurunan Al terbaik
pada ketiga jenis rumput jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kombinasi
V. zizanoides dengan perlakuan T4 (Lolime 3g/L dan HSC 2.5%) memberikan
nilai penurunan Al tertinggi sebesar 60.03%. Humic substantces complex
merupakan bagian dari bahan organik tanah yang dapat larut pada pH tanah < 2
maupun pada pH yang tinggi. Humic subtances memiliki banyak fungsi, salah
satunya adalah untuk mengikat (chelating agent) ion logam berat. Penggunaan
kapur membantu melepaskan Al yang terikat menjadi Aldd, akan tetapi Aldd
tersebut masih bebas berada dalam tanah. Menurut Winarso et al. (2009),
perlakuan kombinasi CaCO3 dengan senyawa humik meningkatkan pH tanah
menjadi lebih dari 6.5, sehingga Aldd tidak terdeteksi. Penggunaan humic
substantces complex dapat membantu mengikat Aldd sehingga kekarutan Aldd
dapat berkurang dalam tanah. Hal ini terbukti dalam penggunanan perlakuan T4
(Lolime 3g/L dan HSC 2.5% ) pada Tabel 5 hingga Tabel 8, penambahan HSC
2.5% dapat membantu menurunkan nilai Al tertinggi jika dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Oleh karena itu kombinasi penggunaan Lolime dan HSC dapat
dijadikan solusi dalam upaya menurunkan kandungan Al pada tanah.
Pada Tabel 5 hingga Tabel 8, sebelum diberikan perlakuan nilai Ca < Mg
yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman stagnan. Ketersedian Ca bagi
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pasokan Ca total, kemasaman
tanah, KTK, derajat kejenuhan Ca, dan perbandingan antara Ca dengan kation lain
di dalam tanah (Munawar 2011). Kalsium bagi tanaman berperan dalam
pembelahan dan pembentukan sel-sel baru (Havlin et al. 2005 dalam Munawar
2011) serta proses metabolisme tanaman (Gergichevich et al. 2010). Setelah
pemberian perlakuan Lolime dan HSC, terjadi peningkatan nilai Ca pada beberapa
perlakuan. Kenaikan nilai Ca juga diikuti dengan kenaikan nilai pH dan
penurunan nilai Fe pada tanah.
Pada Tabel 5, dihasilkan nilai Ca yang meningkat setelah pemberian
perlakuan Lolime dan HSC tanpa menggunakan rumput. Berdasarakan Munawar

14
(2011), pemberian kapur dapat meningkatkan nilai kandungan Ca pada tanah dan
nilai pH. Keberadaan Ca yang tetap tinggi juga diperngaruhi pada tidak adanya
penggunaan rumput, sehingga Ca pada tanah tetap naik dan tidak diserap oleh
rumput.
Pada Tabel 6, penggunaan rumput P. conjugatum yang diberikan Lolime
dan HSC juga meningkatkan nilai Ca dalam tanah lebih tinggi dibandingkan
dengan menggunakan jenis rumput S. splendida (Tabel 7) dan V. zizanoides
(Tabel 8). Hal tersebut menjelaskan bahwa Ca banyak diserap oleh S.splendida
dan V. zizanoides. Pada P. conjugatum, Ca tidak diserap sempurna, hal ini
dikarenakan perkembangan akar yang terhambat (Gambar 9) sehingga
kemampuan akar dalam menyerap unsur hara berkurang. Pada Tabel 5 hingga
Tabel 8, pada umumnya nilai Fe mengalami penurunan seiring dengan kenaikan
pH. Menurut Munawar (2011), kelarutan Fe berkurang dengan meningkatnya
nilai pH.
Parameter persentase hidup, menunjukkan kemampuan tanaman dapat
tumbuh baik pada tanah mengandung Al. V. Zizanoides memiliki presentase hidup
hingga 100% pada perlakuan T0, T1, T3, dan T4; sedangkan pada perlakuan T1
(tanah toxic), S.splendida dan V.zizanoides memiliki presentase hidup hingga
100%, hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut adaptif pada tanah
mengandung Al 15.89 me per 100 g.
Pada Tabel 9 menunjukkan presentase hidup P. conjugatum antara 70-90%
pada seluruh pemberian perlakuan, hal ini menunjukkan P. conjugatum tidak
adaptif pada tanah yang mengandung Al. Pada proses pengamatan, tanaman ini
menunjukkan tanda-tanda bintik kuning merata pada permukaan daun sampai
kekeringan. Pada tanaman yang kekurangan Ca akan menimbulkan gejala
nekrosis seperti bintik-bintik kekuningan pada daun (Gambar 6).

Gambar 6 Gejala nekrosis pada daun P. conjugatum
Hasil uji statisitik menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian Lolime dan
HSC berpengaruh tidak nyata pada parameter pertambahan tinggi tanaman (Tabel
10). V. zizanoides memiliki pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan jenis
lainnya. Pada S.splendida dan V. zizanoides secara umum mengalami peningkatan
pertambahan tinggi (Gambar 1).
Biomassa tanaman adalah jumlah berat kering dari seluruh bagian tanaman
yang hidup yaitu berupa bunga, ranting, cabang, dan batang. Nilai berat kering
menjadi indikator kemampuan tanaman dalam mengakumulasi polutan dan juga

15
dapat sebagai ukuran keefektifan suatu tanaman dalam membersihkan polutan dari
dalam tanah, sehingga diharapkan dengan produksi biomassa yang tinggi tanaman
dapat mengakumulasi polutan dalam jumlah lebih besar sehingga dapat lebih
efektif untuk membersihkan polutan dari dalam tanah. Berdasarkan hasil uji
statistik (Tabel 11) menunjukkan bahwa jenis rumput berpengaruh nyata terhadap
berat kering akar dan sangat nyata terhadap berat kering daun. Berdasarkan uji
Duncan, rumput S. splendida berpengaruh nyata pada berat kering tajuk dan
rumput S. splendida dan V. zizanoides berpengaruh nyata terhadap berat kering
akar (Gambar 2). Berdasarkan nilai berat kering akar yang diperoleh, S. splendida
dan V. zizanoides mampu mengakumulasi Al pada akar tanaman.
Tanaman yang toleran terhadap Al mempunyai mekanisme tertentu untuk
menekan pengaruh buruk Al sehingga tidak menggangu pertumbuhan (Karti
2003). S .splendida adalah tanaman yang memiliki toleransi terhadap toksisitas
Al, yaitu dengan cara mensekresikan asam oksalat dan asam sitrat dari akar ke
larutan eksternal, dan mengakumulasikan asam-asam oksalat dan asam malat pada
akar dan tajuk (Karti 2011). Menurut Anwar (2003), dari sepuluh tanaman
rumput pakan ternak yang diuji pada cekaman Al, S. splendida memiliki derajat
toleransi moderat terhadap Al.
Rata-rata jumlah akar lateral terbanyak ada pada jenis rumput S. splendida
sebesar 28, dengan jenis perkaran serabut dapat membantu dalam menyerap air
dan hara. Menurut Priambodo (2002), percabangan akar lateral membantu
tanaman dalam mengikat air dan hara lebih tinggi. Brady et al. (1993) menyatakan
bahwa panjang rambut akar dan kerapatan rambut akar dapat membantu
menurunkan kandungan Al dalam tanah. Pada Gambar 6 hingga Gambar 8a dan
8b disajikan penampakan fisik akar dari ketiga jenis rumput yang digunakan.
Pada Gambar 7, terlihat bahwa volume akar S. splendida lebih besar jika
dibandingkan dengan kondisi fisik dari rumput lainnya. Pada Gambar 8 kondisi
fisik akar P. conjugatum lebih kecil dibandingkan lainnya, hal ini juga terlihat dari
presentase hidup P. conjugatum yang kurang baik (Tabel 9), dan gejala nekrosis
pada daunnnya (Gambar 6). Hal tersebut dikarenakan P. conjugatum tidak
adapatif hidup pada tanah mengandung Al, sehingga pertumbuhan akar terhambat
dan juga menghambat penyerapan unsur hara bagi tanaman salah satunya Ca.
Tanaman yang mengalami keracunan, biasanya diawali dengan perubahan
atau penyimpangan fisiologis dan proses biokimia saat pertumbuhan (Barchia
2009). Al menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer serta
menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Keracunan Al dapat
disebabkan oleh Al yang terlarut terakumulasi dari jaringan akar dan
menghambat aktivitas enzim dalam mensintesis senyawa-senyawa dalam dinding
sel (Rorison 1973).

16

A

C

B

D

Gambar 7 Kondisi fisik akar S.splendida (a) tanah toksik (b) tanah toksik +Lolime
3g/1L (c) tanah toksik+Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah
toksik+Lolime 3g/1L+HSC 2.5%

17

A

B

C

D

Gambar 8 Kondisi fisik akar V. zizanoides (a) tanah toksik (b) tanah toksik
+Lolime 3g/1L (c) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah
toksik +Lolime 3g/1L+HSC 2.5%

18

A

C

B

D

Gambar 9 (a) tanah toksik (b) tanah toksik +Lolime 3g/1L (c) tanah toksik
+Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC
2.5%
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari ketiga jenis rumput yang diuji, S. splendida dan V. zizanoides adaptif
pada tanah dengan kandungan Al sebesar 15.89 me per 100 g tanah. Nilai
penurunan Al tertinggi terdapat pada penggunaan S.splendida yakni sebesar
61.23%. pada tanah toksik tanpa perlakuan. Kombinasi V. zizanoides dengan
perlakuan T4 (tanah toksik + Lolime 3 gL-1+HSC 2.5%) merupakan kombinasi
terbaik, dan dapat menurunkan Al sebesar 60.03%. Penurunan Al tertinggi pada

19
perlakuan tanpa rumput dihasilkan oleh perlakuan T4 (tanah toksik + Lolime 3
gL-1+HSC 2.5%) sebesar 48.77%.Berdasarkan data terjadinya penurunan Al
dalam tanah S.splendida dan V. zizanoides mempunyai potensi untuk digunakan
sebagai phytoremediant plant.
Saran
Diperlukan uji lanjut untuk S. splendida dan V. zizanoides sebagai phytoremediant
plant dan analisis mekanisme adaptabilitas dan daya abrsorpsi rumput pada media
toksik aluminium.

20
DAFTAR PUSTAKA
Anwar S. 2003. Toleransi morfologi dan fisiologi tanaman rumput pakan terhadap
cekaman alumunium. J Indon Trop Anim Agric 28 (1):20-26
Barchia MF. 2009. Agroekosistem Tanah Mineral Masam. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Chen Yahua, Zhenguo Shen, Xiangdong Li. 2004. The use of vetiver grass
(Vetiveria zizanoides) in the phytoremediation of soils contaminated with
heavy metals. Applied Geochemistry 19:1553-1565.
Halvin JL, Beaton JD, Nelson SL, Nelson WL. 2005. Soil Fertility and Fertilizers.
An Introduction to Nutrient Management. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.
Hardjowigeno S. 2010, Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pr.
Hidayati N. 2009. Tumbuhan Berpotensi Akumulator Di Lingkungan
Penambangan Emas. Rahmansyah M, Nuril H, Titi J, editor. Cibinong (ID):
LIPI Pr.
HockB, Erich FE. 2005. Plant Toxicology. Fourth Edition. New York: Marcel
Dekker.
Karti PDMH 2003. Respon morfofisiologi rumput toleran dan peka aluminium
terhadap penambahan mikroorganisme dan pembenah tanah [disertasi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Karti PDMH 2011. Mekanisme toleransi alumunium pada rumput pakan Setaria
splendida. J. Agron Indonesia 39(2) :144-148.
Pellet DM, Grunes DL, Kochian LV. 1995. Organic acid exudation as an
aluminium tolerance mechanism in Maize (Zea mays L.). Planta 196:788795.
Priambodo S. 2002. Fitoremediasi logam berat menggunakan kultur akar rambut
Solanum nigrum L [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rorison JW. 1973. The effect of soil acidity on the nutrient uptake and Physiology
of plant.
SAS Institute Inc. 2006. Base SAS® 9.1.3 Procedures Guide Edisi ke-2. North
Carolina (US): SAS Institute Inc.
Wijaya KA. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Fitri, editor. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor (ID): IPB Pr.

21

LAMPIRAN

22

23
Lampiran 1 Hasil uji analisis tanah

Lampiran 1 Hasil uji analisis tanah

24

25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cimanggis, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor
pada tanggal 03 Februari 1989. Terlahir sebagai anak sulung dari pasangan
Parsaoran Rajaguguk dan Rusmaida Siregar. Pendidikan sarjana ditempuh di
Program Studi Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, pada tahun 2007 dan lulus
pada tahun 2011. Pada tahun 2013, penulis diterima di Program Studi Silvikultur
Tropika pada Program Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana
diperoleh dari Beasiswa Unggulan Dikti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia.
Untuk memperolEh gelar Magister Sains di IPB penulis meneliti dan
menulis tesis dengan judul “Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria
splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium”
di bawah bimbingan Dr.Ir. Yadi Setiadi, MSc dan Dr.Ir. Iwan Hulwan, MS.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Tanam dan Panjang Slip Bahan Tanaman Terhadap Pembibitan Tanaman Vetiver (Vetiveria zizanoides (L.) Nash)

0 35 47

Studi Banding Penggunaan Centro (Centrosema pubescan, Benth.) dan Setaria (Setaria splendida, stapf) dalam Pertanaman dengan Jagung (Zea mays, L.)

0 6 8

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria (Setaria splendida Stapf.) yang Mengalami Cekaman Kekeringan

0 7 75

Penambahan Pembenah Tanah Dan Mikroorganisme Tanah Terhadap Produktivitas Rumput Setaria Splendida Stapf Pada Tanah Podsolik Merah Kuning

0 7 90

Pengaruh Dosis Dan Waktu Aplikasi Pupuk Pelengkap Cair Bioton Pada Tumpangsari Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Setaria Gajah (Setaria splendida Stapf.)

0 7 60

PRODUKSI MASSAL CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA PADA MEDIA TANAH, PASIR, ZEOLIT DENGAN TANAMAN INANG Setaria splendida Stapf DAN Sorghum bicolor (L.) Moench

0 20 8

Perbandingan Daya Simpan dan Daya Tumbuh Pols Rumput Setaria (Setaria splendida Stapf) pada Panjang Daun dan Suhu Simpan Berbeda

1 7 80

Pertumbuhan Rumput Kerbau (Paspalum conjugatum Berg.) yang Diinokulasi Beberapa Dosis Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Media yang Mengandung Merkuri (Hg) The Growth of Buffalo Grass (Paspalum conjugatum Berg.) Inoculated with Several Doses of Arbuscul

0 0 6

Pengaruh Media Tanam dan Panjang Slip Bahan Tanaman Terhadap Pembibitan Tanaman Vetiver (Vetiveria zizanoides (L.) Nash)

0 0 7

Pengaruh Media Tanam dan Panjang Slip Bahan Tanaman Terhadap Pembibitan Tanaman Vetiver (Vetiveria zizanoides (L.) Nash)

0 5 12