PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS

ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

FAUZIA FARRASSINTA ZAHRA 20120340014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS

ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

FAUZIA FARRASSINTA ZAHRA 20120340014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii HALAMAN PENGESAHAN KTI

PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS

ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN

Disusun oleh :

FAUZIA FARRASSINTA ZAHRA 20120340014

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal :

Dosen pembimbing Dosen Penguji

drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc drg. Novitasari Ratna Astuti,MPH NIK : 19681108200910 173 106 NIK : 19791121201404 173 229

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

drg. Hastoro Pintadi, Sp. Prost NIK. 19680212200410173071


(4)

iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Fauzia Farrassinta Zahra

NIM : 20120340014

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benas-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 08 Juni 2016 Yang membuat pernyataan

Tanda tangan


(5)

iv MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah: 216)

"Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-kepada-Ku."

[HR.Turmudzi] “Man Jadda Wa Jadda”


(6)

v HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada,

Ayahanda tersayang Drs.H Nur Wahyuntoro , Ibunda tersayang Hj. Mayasari Hidayah S.Pd yang selalu memberikan yang terbaik untuk saya. Adik-adikku tersayang Alfia Rizqina Farrasita, Muhammad Faishal Faras, Noorma Shabrina


(7)

vi KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada Pengguna Gigi Tiruan Lepasan Berdasarkan Jenis Kelamin” dengan lancar.

Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa bimbingan, pengarahan, nasihat maupun dukungan moral dan material. Maka pada kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu : 1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. drg. Hastoro Pitandi, Sp. Pros., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

4. drg. Dwi Suhartiningtyas., selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.


(8)

vii 5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kedua orang tua saya, Bapak H. Drs. Nur Wahyuntoro dan Ibu Hj. Mayasari Hidayah S.Pd yang sangat saya cintai yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak terhingga dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Saudaraku Azizah Choirunnisa, Alfia Rizqina Farrasita, Muhammad Faishal

Faras, Noorma Shabrina Farrassintya yang selalu memberikan motivasi, canda, tawa, dan semangat.

8. Seluruh subyek penelitian yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini.

9. Sheina Widyaningrum, Memed Nurrohman, dan Gali Armadhana Ibnu Hasbi, teman seperjuangan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Sahabat- sahabat seperjuanganku Juwita Tiara, Paramita, Putri Rahmasari, Shofiati, Nisa Nafi’ah, Renny Richah, Reni Sapitri yang selalu memberikan semangat dan doa.

11. Teman- teman KG 2012 yang saling memberikan semangat dari penyusunan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Karya Tulis ilmiah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.


(9)

viii Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran sangat diperlukan. Akhirnya, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada ilmu kedokteran gigi dan bagi semua pembaca.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Yogyakarta, 8 Juni 2016


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iii

MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN………..xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Telaah Pustaka ... 8

1. Gigi Tiruan ... 8

2. Jamur candida ... 9

3. Kandidiasis Oral ... 11

4. Jenis Kelamin sebagai faktor predisposisi .... Error! Bookmark not defined. B. Landasan Teori ... 17

C. Kerangka Konsep ... 19

D. Hipotesis ... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel... 21

C. Tempat Dan Waktu Penelitian... 22

D. Variabel Penelitian ... 22

E. Kriteria Penelitian ... 23

F. Definisi Operasional ... 23

G. Instrumen Penelitian ... 24

H. Jalannya Penelitian ... 24

I. Alur Penelitian ... 26

J. Analisis Data ... 27

K. Etika Penelitian ... 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 32


(11)

x

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... ..35


(12)

xi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Proses tunals sel melepaskan diri dari induknya ... 10

Gambar 2 : Kandidiasis Pseudomembranosis ... 12

Gambar 3 : Kandidiasis hiperplastik ... 13

Gambar 4 : Kandidiasis hiperplastik pada komisura mukosa bukal ... 13

Gambar 5a: Aspek klinis palatal dengan stomatitis ... 14

Gambar 5b: Aspek klinis palatal normal dan sehat ... 14


(13)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data dasar subyek

Tabel 2. Temuan Kandidiasis Eritematosa Kronis berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3.Hasil Uji Chi-Square pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin


(14)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pemeriksaan.

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Kepada Subyek Penelitian. Lampiran 3. Lembar Informed Consent

Lampiran 4. Ethical Clearance Lampiran 5. Dokumentasi Gambar


(15)

xiv INTISARI

Pendahuluan. Kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis , psikologis dan fungsional. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat di lakukan dengan penggunaan gigi tiruan. Penggunaan gigi tiruan yang terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak dijaga kebersihannya dapat menyebabkan akumulasi plak. Plak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme dan merupakan faktor penting terjadinya inflamasi pada mukosa mulut, seperti kandidiasis oral. Tujuan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.

Metode penelitian.Ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna gigi tiruan lepasan di Yogyakarta yang berjumlah 25 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016 di Yogyakarta. Instrumen penelitian ini adalah 1 set alat diagnostik dan lembar pemeriksaan.

Hasil penelitian. Analisis menggunakan statistik uji Chi-Square. Hasil dari penelitian adalah tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan

Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan prevalensi kandidiasis eritematosa kronis. Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama.


(16)

xv ABSTRACT

Background. The impact of teeth loss can cause the changes in anatomical, physiological, psychological and functional. The efforts to overcome these problems can be done with the use of denture. The use of denture continuously for a long time, while are not kept clean can cause the accumulation of plaque. Plaque is a good medium for the growth of microorganisms and it is an important factor in inflammation of the mucosa of the mouth, such as Oral Candidiasis.. Objective. This study aimed to determine the differences in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis on removable denture users based on gender.

Research Method. This type of research is observational analytic using cross sectional design. Samples are removable denture users in Yogyakarta totaling 25 men and 25 women. The study was conducted in November 2015 until January 2016 in Yogyakarta. The instrument of this study is the a set of diagnostic tools and sheet inspection.

Result.Statistical analysis using Chi-Square test. The result of this study proves that there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis removable denture users between men and women.

Conclusion.The conclusion from this study is there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis. Men and women have the same risk.


(17)

(18)

(19)

INTISARI

Pendahuluan. Kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis , psikologis dan fungsional. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat di lakukan dengan penggunaan gigi tiruan. Penggunaan gigi tiruan yang terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak dijaga kebersihannya dapat menyebabkan akumulasi plak. Plak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme dan merupakan faktor penting terjadinya inflamasi pada mukosa mulut, seperti kandidiasis oral. Tujuan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.

Metode penelitian.Ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna gigi tiruan lepasan di Yogyakarta yang berjumlah 25 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016 di Yogyakarta. Instrumen penelitian ini adalah 1 set alat diagnostik dan lembar pemeriksaan.

Hasil penelitian. Analisis menggunakan statistik uji Chi-Square. Hasil dari penelitian adalah tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan

Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan prevalensi kandidiasis eritematosa kronis. Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama.


(20)

ABSTRACT

Background. The impact of teeth loss can cause the changes in anatomical, physiological, psychological and functional. The efforts to overcome these problems can be done with the use of denture. The use of denture continuously for a long time, while are not kept clean can cause the accumulation of plaque. Plaque is a good medium for the growth of microorganisms and it is an important factor in inflammation of the mucosa of the mouth, such as Oral Candidiasis.. Objective. This study aimed to determine the differences in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis on removable denture users based on gender.

Research Method. This type of research is observational analytic using cross sectional design. Samples are removable denture users in Yogyakarta totaling 25 men and 25 women. The study was conducted in November 2015 until January 2016 in Yogyakarta. The instrument of this study is the a set of diagnostic tools and sheet inspection.

Result.Statistical analysis using Chi-Square test. The result of this study proves that there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis removable denture users between men and women.

Conclusion.The conclusion from this study is there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis. Men and women have the same risk.


(21)

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gigi adalah bagian keras yang terdapat didalam rongga mulut. Gigi memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik, dan fungsi berbicara (Siagian dkk, 2015). Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling umum karena karies dan penyakit periodontal. Dampak dari hilangnya gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan fungsional, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan trauma psikologis. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat di lakukan dengan penggunaan gigi tiruan (Gaib, 2013). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Agtini (2007) Prevalensi penduduk yang menggunakan gigi tiruan di Indonesia mencapai 4,5% , sedangkan di DIY mencapai 5,9% dari total jumlah penduduk.

Berdasarkan dapat dilepas atau tidaknya gigi tiruan dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat (Gaib, 2013). Gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua, yaitu gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan Gigi tiruan lengkap. Gigi tiruan lengkap di indikasikan ketika tidak terdapat gigi yang dapat dipertahankan. Gigi tiruan sebagian lepasan diindikasikan untuk menggantikan beberapa gigi yang telah hilang dan terdapat gigi yang dapat menyokong GTSL (Herwanda dkk, 2013). Ada banyak bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan lepasan. Resin akrilik merupakan salah


(23)

2

satu bahan yang hingga saat ini masih digunakan di bidang Kedokteran Gigi untuk pembuatan gigi tiruan. Wahyuningtyas (2008) melaporkan tingginya penggunaan bahan resin akrilik mencapai lebih dari 95%. Resin akrilik sering digunakan sebagai bahan pembuatan gigi tiruan dikarenakan resin akrilik memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, estetik baik, harga relatif murah, dapat direparasi, mudah cara memanipulasi dan pembuatannya. Disamping memiliki kelebihan, resin akrilik juga memiliki kekurangan, yaitu mudah terbentuk pori, mudah fraktur dan elastisitasnya tinggi (Hasibuan dkk, 2012). Selain itu penggunaan gigi tiruan yang terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak dijaga kebersihannya dapat menyebabkan akumulasi plak. Plak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme dan merupakan faktor penting terjadinya inflamasi pada mukosa mulut, seperti kandidiasis oral (Herwanda dkk, 2013).

Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari Candida. Maharani dan Santoso (2012) melaporkan bahwa sekitar 85-95% terjadinya Kandidiasis di rongga mulut disebabkan oleh spesies Candida albicans. Candida merupakan organisme komensal dari floral normal dalam rongga mulut. Organisme ini dapat menyebabkan infeksi oportunistik bila terdapat faktor predisposisi yang mendukung. Secara umum faktor predisposisi terjadinya infeksi candida di rongga mulut dapat dikelompokkan menjadi faktor lokal dan sistemik. Faktor predisposisi yang dimaksud seperti immunosupresi, diet, merokok, pemakaian


(24)

3

gigi tiruan, keganasan dan penggunaan antibiotik spekrum luas (Irmagita & Paskalis, 2012).

Kandidiasis oral dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Kandidiasis Pseudomembran Akut (oral trush), Kandidiasis Eritematosa Akut, Kandidiasis Eritematosa Kronis, Kandidiasis Hiperplastik, dan Angular Cheilitis (John & Lewis, 1998). Pada pemakai gigi tiruan, kandidiasis yang paling banyak ditemui adalah Kandidiasis Eritematosa Kronis (Denture stomatitis). Kandidiasis Eritematosa Kronis yaitu perubahan patologik yang terjadi pada permukaan mukosa rongga mulut yang tertutup oleh plak gigi tiruan. Alfina. L (2007) dan Karthik dkk (2010) melaporkan sebanyak 35-50% pengguna gigi tiruan mengalami Kandidiasis Eritematosa Kronis. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Kandidiasis Eritematosa Kronis diantaranya usia , jenis kelamin, jamur candida, dan lama pemakaian.

Terdapat sejumlah penelitian sebelumnya yang menghubungkan jenis kelamin sebagai faktor penyebab terjadinya Kandidiasis oral. Chaudhary dkk (2009) melaporkan prevalensi terjadinya Kandidiasis di rongga mulut pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, 77% dari total perempuan yang menderita Kandidiasis Oral disebabkan pemakaian gigi tiruan dari pagi hingga malam hari. Penelitian lain yang dilakukan di Nigeria melaporkan bahwa Kandidiasis Eritematosa yang terjadi pada pasien HIV perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Obuekwe dan Onunu, 2006). Menurut Chaudhary dkk (2009) kemungkinan penyebab Kandidiasis di rongga mulut pada perempuan jauh lebih tinggi karena adanya anemia defisiensi zat besi, pengaruh perubahan hormon saat


(25)

4

proses menopause dan pemakaian gigi tiruan secara continue karna mementingkan estetik (Chaudhary dkk, 2009). Pendapat berbeda dari Bhat dkk (2013) adalah prevalensi kandidiasis pada pengguna gigi tiruan laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Dilaporkan 61% pengguna gigi tiruan laki-laki mengalami kandidiasis, sedangkan 28% untuk perempuan. Pemakai gigi tiruan laki-laki yang mengalami kandidiasis oral lebih tinggi disebabkan kurangnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Hadits yang berkaitan dengan penelitian ini menyebutkan:

“Jika aku tidak memberatkan umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak sholat” (HR Bukhari).

Hadits tersebut menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara bersiwak setiap hendak menunaikan shalat. Bersiwak atau menggosok gigi bertujuan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Selain itu juga bertujuan untuk menghindarkan dari segala jenis penyakit di rongga mulut.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan.


(26)

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : apakah terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pengguna gigi tiruan lepasan laki-laki dan perempuan ?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui ada tidaknya prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

a) Untuk memberikan tambahan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya.

b) Untuk perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

c) Digunakan sebagai referensi untuk menyusun sebuah penelitian. 2. Bagi masyarakat

a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada pengguna gigi tiruan.

b) Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya gigi tiruan lepasan yang tidak dijaga kebersihannya.


(27)

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh :

1. “Perilaku Pemakai Gigi Tiruan Terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi

Tiruan Lepasan” oleh Herwanda dkk, pada tahun 2013. Penelitian tersebut bersifat deskriptif cross sectional. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui persentase perilaku pengguna gigi tiruan di Gampong Peuniti Banda Aceh. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa perilaku perempuan dalam menjaga kebersihan gigi tiruan lebih baik dibanding laki-laki. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan dengan menggunakan metode observasional analitik.

2. “Effect of Gender, Day and Night use of complete denture on Oral Candidal Growth” oleh Chaudhary dkk pada tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap pertembuhan Kandidiasis di rongga mulut pada pengguna gigi tiruan penuh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase Kandidiasis di rongga mulut pada perempuan jauh lebih besar dibanding laki-laki. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini difokuskan pada prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan dengan desain penelitian observasional analitik.


(28)

7

3. “Prevalence of Candida Associated Denture Stomatitis (Cads) and Speciation of Candida Among Complete Denture Wearers of South West Coastal Region of Karnataka” oleh Bhat dkk pada tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persentase Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan penuh antara laki-laki dan perempuan di wilayah barat daya Karnataka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki memiliki prosentase lebih tinggi untuk terjadi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan ( GTL maupun GTSL ) antara laki-laki dan perempuan.


(29)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka 1. Gigi Tiruan

Prostodonsia adalah salah satu cabang dari ilmu di kedokteran gigi yang mempelajari gigi tiruan untuk menggantikan gigi maupun jaringan mukosa mulut yang hilang (Bhat, 2014). Gigi tiruan terdiri dari gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat (Herwanda, 2013). Menurut Bhat (2014) gigi tiruan lepasan terdiri dari gigi tiruan lepasan lengkap (GTL) dan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dengan bagian-bagiannya adalah penahan (retainer), cengkeram, sandaran, konektor, elemen, basis, dan penahan tidak langsung.

Gigi tiruan dibuat dengan tujuan : a. mengembalikan struktur jaringan rongga mulut yang berubah akibat hilangnya gigi; b.memperbaiki fungsi pengunyahan; c. memperbaiki fungsi pengecapan; d. estetis; e. menjaga kesehatan jaringan; f. mencegah kerusakan lebih lanjut dari struktur rongga mulut yang terjadi akibat hilangnya gigi; g. memelihara kesehatan dan fungsi sistem pengunyahan terutama pada usia lanjut (Gaib, 2013).

Dalam pembuatan gigi tiruan terdapat banyak material yang dapat digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dari material gigi tiruan adalah sifat bahan, baik secara fisik maupun mekani. Sifat material yang baik adalah : a. daya serap air yang rendah; b. kekuatan mekanik tinggi; c.harga yang terjangkau; d.stabilitas warna yang baik; dan e. tahan terhadap cairan asam (Hasibuan dkk, 2012). Basis gigi tiruan dapat dibuat dari logam, non logam


(30)

9

atau kombinasi logam dan non logam (Gaib, 2013). Sejak tahun 1940 bahan yang paling sering digunakan untuk pembuatan gigi tiruan adalah resin akrilik (Bhat, 2014). Resin akrilik banyak digunakan karna memiliki keuntungan seperti ringan saat di bawa, warna yang sama dengan warna gingiva, mudah pembuatannya, mudah dilakukan preparasi, bentuk stabil, tidak mengiritasi mukosa dan tidak toksik dan mudah dimanipulasi. Namun disamping memiliki banyak kelebihan, resin akrilik juga memiliki kerugian yaitu memiliki pori-pori yang membuat sisa makanan atau bakteri masuk ke dalamnya (Gaib, 2013).

2. Jamur Candida

Jamur adalah organisme uniseluler gram positif yang memiliki bentuk oval ataubulat dan berdiameter 2-5 pm. Jamur memiliki tunas lateral yang biasa disebut sel anak. Tunas lateral berfungsi untuk perkembang biakan. Secara bertahap sel anak akan memperbesar ukuran sampai mampu untuk memisahkan diri dari induk dan menjadi jamur baru seperti pada gambar 1. Bila sel anak gagal untuk melepaskan diri, akan membentuk pseudohifa. Pseudohifa adalah tunas-tunas sel yang memanjang. Selain itu, jamur juga dapat membentuk hifa sejati. Jamur termasuk dalam genus Candida merupakan patogen paling penting dalam rongga mulut. Setengah dari organisme dalam rongga mulut adalah dari genus candida. Selain hidup dalam rongga mulut, candida juga dapat hidup subur di dalam kulit dan usus (Samaranayake, 2012).


(31)

10

Gambar 1. Proses tunals sel melepaskan diri dari induknya (Samaranayake, 2012).

Taksonomi dari jamur candida adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi

Phylus : Ascomycota Subphylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetaceles Family : Saccharomycetaceae Genus : Candida

Spesies : Albicans

Candida merupakan mikroorganisme yang memiliki sifat dapat tumbuh optimal pada suhu 37°C dengan pH netral. Candida merupakan organisme di-morfik (organisme yang dapat berbentuk miselium) jika berada pada lingkungan dengan suhu 37-40°C dan pH yang relati. Candida dapat berbentuk ragi jika berada pada lingkungan dengan pH yang relatif lebih rendah. Dinding


(32)

11

sel Candida tersusun dari manoprotein dan protein-protein spesifik, seperti chitinase, enolase, helicase dan HSP70, yang menempel pada lapisan-lapisan glucans dan kitin (Susantinadkk, 2006).

Spekrum Spesies Candida yang dapat di temukan dalam rongga mulut adalah Candida albicans, Candida glabrata, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida Guillerimondi dan Candida krusei. Setiap spesies Candida dapat menimbulkan infeksi dalam rongga mulut, sebagian besar infeksi yang terjadi disebabkan oleh spesies Candida albicans (John & Lewis, 1998).

3. Kandidiasis Oral

Kandidiasis oral adalah suatu penyakit di rongga mulut yang di sebabkan infeksi Candida (Irmagita & Paskalis, 2012). Faktor-faktor predisposisi dari kandidiasis oral adalah defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, diabetes melitus yang belum terdiagnosis atau tidak terkontrol, hipotiroidisme, leukemia, pemakaian gigi palsu, agranulositosis, infeksi HIV, xerostomia, diet kaya karbohidrat (John & Lewis, 1998).

Secara umum Kandidiasis oral dapat dibedakan menjadi :

a. Kandidiasis Pseudomembranosis Akut (KPA)

Kandidiasis jenis ini disebut juga trush. Secara klinis tampak sebagai bercak kuning krem, lunak pada mukosa mulut yang luas seperti tampak pada gambar 2. Bercak ini tidak melekat dan bisa dikeruk untuk memperlihatkan daerah Eritematosa dibawahnya. KPA


(33)

12

menyerang kira-kira 5% untuk bayi yang baru lahir dan 10% menyerang lansia yang lemah. Thrush pada orang dewasa disebabkan karena ada faktor yang mendukung seperti xerostomia, penggunaan gigi tiruan dll (John & Lewis, 1998).

Gambar 2. Kandidiasis Pseudomembranosis (McCullough & Savage, 2005).

b. Kandidiasis Eritematosa Akut (KEA)

Mukosa oral pada jenis KEA bersifat Eritematosa dan menimbulkan rasa sakit. Lesi dapat terjadi pada semua bagian mukosa mulut. Bila faktor penyebab berupa pengobatan steroid secara inhalasi, lesi sering dijumpai pada palatum dan dorsal lidah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kultur. Pengobatan yang harus dilakukan yaitu menghilangkan faktor predisposisi dan terapi anti jamur topikal selama 4 minggu. Terapi antibiotik harus dihindari. Bila penderita menggunakan terapi steroid dengan inhalasi, maka setelahnya wajib berkumur untuk mengurangi jumlah steroid di dalam rongga mulut (John & Lewis, 1998).


(34)

13

c. Kandidiasis Hiperplastik

Infeksi kandidiasis yang menyebabkan perubahan hiperplastik dari epitel berupa bercak putih yang tidak mudah dikerok. Kandidiasis ini dapat terjadi di setiap bagian mukosa mulut, tetapi sering dijumpai pada komisura mukosa bukal seperti pada gambar 3 dan gambar 4. Pengobatan dilakukan dengan terapi jamur selama 3 bulan dan diberikan dalam bentuk polyene secara topikal (John & Lewis, 1998).

Gambar 3. Kandidiasis hiperplastik(McCullough & Savage, 2005).

Gambar 4. Kandidiasis hiperplastik padakomisura mukosa bukal (McCullough & Savage, 2005).


(35)

14

d. Kandidiasis Eritematosa Kronis (Denture Stomatitis)

Kandidiasis Eritematosa Kronis adalah perubahan patologik yang terjadi pada permukaan mukosa rongga mulut yang tertutup oleh gigi tiruan. Kandidiasis Eritematosa Kronis sering ditemukan pada pengguna GTL (Gigi Tiruan Lengkap) maupun pengguna GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan). Menurut Dwiatmoko dan Kristiana (2011) prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna GTL mencapai 35-50% , sedangkan pada pengguna GTSL mencapai 10-70% .

Eritema atau kemerahan pada KEK merupakan salah satu tanda inflamasi pada mukosa rongga mulut seperti pada gambar 5 dan gambar 6. Kandidiasis Eritematosa Kronis merupakan infeksi yang menyebabkan perubahan pada jaringan di mukosa rongga mulut yang tertutup oleh plat gigi tiruan. Perubahan yang terjadi berupa struktur glanular pada permukaan plat gigi tiruan baik di maksila maupun mandibula. Namun area eritema sering kali dijumpai pada maxilla pengguna gigi tiruan (Asadi dkk, 2010).

Gambar 5. (5a). Aspek klinis palatal dengan stomatitis (classe II Budtz Jorgensen) dan (5b). Aspek klinis palatal normal dan sehat.


(36)

15

Sampai saat ini patogenesis dari Kandidiasis Eritematosa Kronis masih belum diketahui dengan pasti sampai saat ini. Namun tetap di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat stres seseorang, trauma, jamur, kebersihan GTL dan pemakaian GTL selama 24 jam. Pemakaian GTL akan menutup sebagian dari mukosa di rongga mulut yang akan menimbulkan lingkungan yang menguntungkan untuk perkembangan ragi seperti Candida (Bars&Soveidan, 2012). Meskipun prevalensi dari Kandidiasis Eritematosa Kronis tergolong tinggi dan patogenesis tidak sepenuhnya diketahui, namun para peneliti menduga bahwa Candida Albican merupakan faktor penyebab utama dan di dukung oleh beberapa faktor lain (Baghaei dkk, 2013).

Penggunaan gigi tiruan mada mukosa rongga mulut akan berfungsi sebagai katalis untuk memulai proses terjadinya Kandidiasis Eritematosa Kronis. Dengan adanya gigi tiruan di mukosa rongga mulut akan mengubah lingkungan normal dengan menurunkan pH dan air liur pada mukosa yang tertutup. Dengan berkurangnya air liur akan berdampak buruk pada pembersihan mekanis dari mukosa dan menciptakan lokasi yang mendukung untuk mikroorganisme. Mikroorganisme yang paling utama adalah Candida Albican yaitu 80% dari total mikroorganisme pada mukosa yang tertutup oleh gigi tiruan (Bawa dkk, 2011).


(37)

16

Gambar 6. Kandidiasis eritematosa dengan eritema lokal (pada daerah yang tertutup oleh gigi tiruan) (McCullough & Savage, 2005).

4. Jenis Kelamin Sebagai Faktor Predisposisi

Terdapat banyak faktor yang dapat memicu terjadinya kandidiasis oral, diantaranya adalah tingkat stres seseorang, trauma, jamur, kebersihan GTL, pemakaian GTL selama 24 jam, defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, diabetes melitus yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol, hipotiroidisme, leukemia, pemakaian gigi palsu, agranulositosis, Infeksi HIV, xerostomia, dan diet kaya karbohidrat (Gaib, 2012;John & Lewis, 1998).

Sebagian besar perempuan lebih menjaga kebersihan rongga mulut dibanding pria. Menurut Bhat dkk (2013) penelitian yang dilakukan tentang prevalensi kandidiasis pada pengguna gigi tiruan yang menggunakan 34 pria dan 27 wanita usia 50-70 tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi pada laki-laki lebih besar yaitu 61% dari total sample laki-laki dan perempuan


(38)

17

28% dari total sampel perempuan. Hal ini didapatkan karna perempuan lebih menjaga kebersihan mulut dibanding laki-laki.

Terjadinya kandidiasis oral juga dapat dipengaruhi oleh faktor stres. Stres merupakan keadaan dimana seseorang mengalami hal tertentu (Mayasari & Pratiwi, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hastjarja (2004), perempuan karir yang dihadapkan oleh banyak aktivitas kerja akan memiliki tingkat stres lebih tinggi dibanding laki-laki. Seseorang yang mengalami stres akan menyebabkan sistem imun terganggu. Menurunnya imun seseorang akan menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi (Mayasari & Pratiwi, 2009).

B. Landasan teori

Gigi merupakan jaringan keras dalam rongga mulut. yang memiliki banyak fungsi, seperti mastikasi, estetik dan berbicara. Kehilangan gigi dapat menyebabkan fungsi tersebut menjadi terganggu yang dapat diatasi dengan pembuatan gigi tiruan.

Gigi tiruan adalah alat yang dirancang untuk menggantikan gigi asli dan struktur jaringan di rongga mulut yang telah hilang. Gigi tiruan dapat dibedakan menjadi gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan lepasan terdiri dari GTL dan GTSL. Resin akrilik adalah bahan yang paling banyak digunakan untuk membuat gigi tiruan. Keuntungan dari menggunakan resin akrilik adalah tidak toksik, pengaplikasiannya yang mudah dan murah. Namun resin akrilik juga memiliki kerugian yaitu terdapat pori yang besar sehingga memudahkan


(39)

18

mikroorganisme dapat berkembang dengan subur dan sisa mekanan mudah masuk.

Kandidiasis Eritematosa Kronis merupakan infeksi kandida yang umum dijumpai pada pengguna gigi tiruan. Secara klinis Kandidiasis Eritematosa Kronis ditandai dengan adanya eritema atau kemerahan pada mukosa yang tertutup plat.

Selain penggunaan gigi tiruan, terjadinya kandidiasis juga didukung oleh faktor stres dan kebersihan. Perilaku laki-laki dan perempuan dalam menjaga kebersihan rongga mulut dan tinggal stress yang terjadi berbeda, hal ini dapat menjadi faktor penyebab perbedaan prevalensi kandidiasis eritemaus Kronis.


(40)

19

C. Kerangka Konsep

Gambar 7. Kerangka konsep Kehilangan Gigi

Gigi Tiruan Gigi Tiruan Cekat

Gigi Tiruan

Trush

Kandidiasis Oral

Kandidiasis Eritematosa Kronis Candidiasis Hiperplastik Candidiasis Erithematous Akut

Laki-laki Perempuan

Terdapat Perbedaan Prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis


(41)

20

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalahterdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan.


(42)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian adalah pasien pengguna gigi tiruan lepasan dengan karakteristik yang telah ditentukan.

2. Sampel penelitian ini diambil secara consecutive sampling. Besarnya sample minimal dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

n : Jumlahsampel minimal yang diperlukan Za : Confidence level 95% (1,96)

P : Persentase Prevalesi (penelitian terdahulu) Q : (1-P)

d : Ketetapan absolute (0,10)

(Ismail & Sastroasmoro, 2011).

Jumlah sampel minimum yang diperlukan adalah 21,3 orang, maka jumlah dibulatkan menjadi 22 orang.


(43)

22

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Yogyakarta 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 bulan, dimulai dari bulan November 2015 dan berakhir pada bulan Januari 2016.

D. Variabel Penelitian

Variabel pengaruh : Jenis Kelamin

Variabel terpengaruh : Kandidiasis Eritematosa Kronik Variabel terkendali :

1. Tidak memiliki penyakit sistemik.

2. Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol.

3. Tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu ≤ 3 bulan terakhir.

Variabel tak terkendali : 1. Viskositas saliva


(44)

23

E. Kriteria Penelitian

Kriteria Penelitian terdiri atas kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi dari penelitian ini adalah :

1. Pasien pemakai gigi tiruan lepasan.

2. Pasien yang telah menggunakan gigi tiruan ≥ 3 bulan. 3. Pasien bersedia menjadi subyek penelitian.

Kriteria Eksklusi dari penelitian ini adalah : 1. Terdapat lesi selain Oral Kandidiasis. 2. Gigi tiruan selain akrilik.

F. Definisi Operasional 1. Gigi Tiruan Lepasan

Gigi tiruan lepasan adalah alat yang digunakan untuk menggantikan fungsi gigi dan jaringan sekitar yang hilang. Berbahan dasar resin akrilik dan dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien.

2. Kandidiasis Eritematosa Kronis

Kandidiasis Eritematosa Kronis adalah infeksi candida di rongga mulut yang sering terjadi akibat penggunana gigi tiruan lepasan. Secara klinis tampak sebagai area kemerahan pada mukosa yang tertutup oleh gigi tiruan.


(45)

24

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah hal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Secara fisiologis jenis kelamin merupakan data yang tertera pada KTP.

G. Instrumen Penelitian

Alat inti yang digunakan pada penelitian ini adalah satu set alat diagnostik yang berupa dua kaca mulut, pinset, dan bengkok. Sedangkan alat penunjang yang dibutuhkan adalah masker, handscoon, kapas, gelas kumur, povidone iodine , kertas dan pena.

H. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan penelitian :

a. Skreening data pasien

b. Menentukan subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi c. Mengambil sample sesuai dengan kriteria inklusi

d. Perkenalan diri dan menjelaskan kepada pasien mengenai jalannya penelitiaan

e. Meminta persetujuan medis (Inform consent) kepada pasien

f. Anamnesa dan pencatatan identitas dari subyek penelitian yang akan diteliti, yaitu nama pasien, usia, alamat, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan informasi tentang pemakaian gigi tiruan.


(46)

25

2. Tahap Pelaksanaan penelitian :

a. Mengintruksikan subyek untuk duduk dengan rileks.

b. Mengintruksikan subyek untuk membuka mulut dan melepas gigi tiruan yang dikenakan.

c. Dilakukan pemeriksaan pada subyek, ada tidaknya Kandidiasis Eritematosa Kronis

d. Pemeriksaan kadidiasis Eritematosa Kronis dilakukan pada seluruh mukosa dalam rongga mulut terutama pada bagian yang tertutup gigi tiruan menggunakan kaca mulut sebagai alat bantu pemeriksaan.

e. Secara klinis terlihat lesi kemerahan di permukaan mukosa f. Pemeriksaan subyek dilakukan di rumah subyek.


(47)

26

I. Alur Penelitian

(Gambar 8.) Alur penelitian. Proposal Penelitian

Ethical Clearance

Ujian Proposal Ijin Penelitian

Persiapan Alat

Skreening dan penetapan sampel penelitian

Pemeriksaan Oral Kandidiasis

Mengumpulkan Data

Data hasil penelitian

Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Perempuan 25 subyek Laki-laki 25 subyek


(48)

27

J. Analisis Data

Uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan prevalensi antara Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.

K. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, subyek peneliti diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan, sehingga tidak membutuhkan intervensi apapun terhadap subyek. Data yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya, sebagai bukti kesediaan responden dalam mengikuti penelitian ini, maka responden diminta untuk mengisi formulir yang telah dipersiapkan sebelumnya.


(49)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan subyek sebanyak 81 orang. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis kelamin, usia, lama pemkaian gigi tiruan, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

No. Karakteristik Subyek Frekuensi % 1. Jenis Kelamin

Laki-laki 28 34,56%

Perempuan 53 65.43 %

2. Umur

< 60 tahun 44 54,32%

 37 45,67%

3. Tingkat pendidikan

SD 30 37,03%

SMP 18 22,22%

SMA 14 17,28%

Sarjana 16 19,75%

Tidak Sekolah 3 3,70%

4. Jenis Gigi Tiruan

GTL 39 48,15%

GTSL 42 51,85%

5. Lama Pemakaian

< 1 tahun 25 30,86%

> 1 tahun 56 69,14%

6. Pekerjaan

PNS 6 7,41%

Swasta 7 8,64%

Wiraswasta 20 24,69%

Pensiunan 9 11,11%

Lain-lain 39 48,14%


(50)

29

Data subyek yang telah diperoleh dikelompokkan dalam tiap kategori mendapatkan hasil sebagai berikut, berdasarkan jenis kelamin jumlah subyek laki-laki 27 ( 34,56% ) dan subyek perempuan 53 (65,43%). Berdasarkan kelompok umur terdapat 44 (54,32%) subyek memiliki usia < 60 tahun dan 37 (45,67%) subyek memiliki usia  60 tahun. Berdasarkan latar belakang pendidikan terdapat 30 (37,03%) subyek dengan pendidikan terakhir SD ; 18 (22,22%) subyek dengan pendidikan terakhir SMP ; 14 (17,28%) subyek untuk pendidikan terakhir SMA ; 16 (19,75%) subyek untuk pendidikan terakhir Sarjana ; dan 3 (3,70%) subyek tidak pernah sekolah. Berdasarkan jenis gigi tiruan terdapat 39 (48,15%) subyek menggunakan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) dan 42 (51,85%) subyek pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Berdasarkan lama pemakaian terdapat 25 (30,86%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan < 1 tahun dan 56 (69,14%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan > 1 tahun. Berdasarkan pekerjaan terdapat 6 (7,41%) subyek bekerja sebagai PNS ; 7 (8,64%) subyek bekerja swasta ; 20 (24,69%) subyek bekerja sebagai wiraswasta ; 9 (11,11%) subyek pensiunan dan 39 (48,14%) bekerja sebagai pelajar, mahasiswa, petani, ibu rumah tangga.

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan subyek sebanyak 81 orang. Dilakukan pengambilan data berdasarkan jenis kelamin yang masing-masing tiap jenis kelamin berjumlah 25 orang. Data ini yang selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis. Temuan Kandidiasis Eritematosa Kronis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel II.


(51)

30

Tabel II. Temuan Kandidiasis Eritematosa Kronis berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin

Kandidiasis Eritematosa Kronis

Tidak Ada

1 Laki-laki 15 10

2 Perempuan 11 14

Total 26 24

Berdasarkan tabel II. subyek penelitian ini berjumlah 50 orang yang terdiri dari 25 orang berjenis kelamin laki-laki dan 25 orang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan tabel juga dijelaskan bahwa terdapat 10 orang berjenis kelamin laki-laki menderita kandidiasis eritematosa kronik dan 15 orang laki-laki tidak menderita kandidiasis eritematosa kronik. Terdapat 14 orang berjenis kelamin perempuan menderita kandidiasis eritematosa kronik dan 11 orang perempuan tidak menderita kandidiasis eritematosa kronik.

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Kandidiasis Erithematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin. Hasil dari uji hipotesis terdapat pada tabel III.

Tabel III. Hasil Uji Chi-Square berdasarkan jenis kelamin

value Df

asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.

(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi- Square 1,282 1 0,258

Continuity Correction 0,721 1 0,39 Likelihood Ratio 1,288 1 0,256

Fisher's Exact Test 0,39 0,198

Linear-by-Linear

1,256 1 0,262 Association


(52)

31

Dari tabel III didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.


(53)

32

B. PEMBAHASAN

Dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi antara pengguna gigi tiruan laki-laki dan perempuan. Infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis adalah penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh jamur Candida (Irmagita & Paskalis, 2012). Selain jamur Candida yang menjadi pemicu adanya infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronik terdapat pula faktor yang mendukung proses terjadinya infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, diabetes melitus yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol, hipotiroidisme, Leukemia, pemakaian gigi tiruan, agranulositosis, infeksi HIV, xerostomia, diet kaya karbohidrat (John & Lewis, 1998).

Pemakaian gigi tiruan merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya infeksi kandidiasis. Pemakaian gigi tiruan sendiri meliputi cara merawat gigi tiruan lepasan. Menjaga kebersihan gigi tiruan dengan benar merupakan hal yang sangat penting. Bhat dkk (2013) mengungkapkan bahwa merendam dan menyikat gigi tiruan secara rutin dapat mengurangi faktor resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi tiruan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis lebih tinggi dibanding pasien yang rutin membersihkan gigi tiruan (Herwanda dkk, 2013).

Laki-laki maupun perempuan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis yang sama apabila mereka kurang menjaga kebersihan rongga mulut. Atashrazm & Sadri (2013) mengungkapkan bahwa


(54)

33

faktor yang menjadi penyebab banyaknya perempuan terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis dikarenakan kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Perempuan selalu peduli akan penampilan dan estetik, hal ini menyebabkan mereka selalu menggunakan gigi tiruan lepasan tanpa melepas dan membersihkan, sedangkan penyebab dari kandidiasis eritematosa kronis pada laki-laki adalah kebiasaan buruk yaitu merokok. Sedangkan menurut Herwanda dkk (2013) laki-laki juga memiliki kesadaran akan menjaga kebersihan gigi tiruan yang rendah , hal ini menjadi penyebab banyaknya laki-laki yang terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.

Selain faktor kebersihan Kandidiasis Eritematosa Kronis juga dapat di sebabkan oleh sistem imun. Sistim imun yang menurun dapat menyebabkan mudahnya terserang infeksi. Stress merupakan salah satu pemicu dari menurunnya sistem imun. Setiap individu memiliki resiko yang sama untuk terjangkit infeksi apabila sistem imun mereka sedang menurun (Mayasari & Pratiwi, 2009).


(55)

34 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasakan hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan pengguna gigi tiruan lepasan memiliki resiko yang sama terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan kelompok usia yang berbeda.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih besar. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan cangkupan wilayah yang


(56)

35

DAFTAR PUSTAKA

Agtini, MD. 2010. Persentase Pengguna Protesa di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. Vol. XX. No. 2. Hal 50-58.

Asadi, G., Basir, SS., Neishabouri, K., & Sahebjamee, M. (2011). Predisposing Factors associated with Denture Induced Stomatitis in Complete Denture Wearers. Shiraz Univ Dent J, Vol.11.

Baghaei, B., Gholamhoseinian, A., Hashemipour, MA., & Navabi, N. (2013). Risk Factors Associated with Denture Stomatitis in Healthy Subjects Attending a Dental School in Southeast Iran. 13(04), 574-580.

Bars, PL., & Soueidan, A. (2012). Distribution Patterns of E-Cadherin, Type VII Collagen and Fibronectin in Denture-Related Stomatitis: A Preliminary Study. The Open Dentistry Journal, 6, 14-22.

Bawa, R., Brandao, K., Charlton, R., Tsang, B., & Tumini, F. (2011). What is the best treatment for denture stomatitis?.

Bhat, V. Sharma, S.M. Shetty ,V. Shastry, C.S. Rao, V. Shenoy, S.M. et. al. 2013. Prevalence of Kandida Associated Denture stomatitis (CADS) and

Speciation of Kandida Among Complete Denture Wearers of South West Coastal Region of Karnataka. Nitte University Journal of Health Science Vol. 3. September 2013

Chaudhary, S., Haroon, S., & Saleem, S. (2009). Effect of gender, day and night use of complete denture on oral candidal growth. JSZMC, 4(01).

Dwiatmoko, S., & Kristiana, D. (2011). Pengaruh komunikasi kesehatan secara lisan dan tulisan terhadap pengetahuan, sikap dan kebersihan gigi tiruan para pemakai gigi tiruan lepasan. Dentika Dental Journal, 16(1), 14-17. Gaib,Z.(2013).Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis

Eritematosa Pada Penggung Gigi Tiruan Lengkap. Fakultas Kedokteran


(57)

36

Hasibuan, SR., Kurniawan, C., Muljadi., & Sebayang, P. (2012). Peningkatan Sifat Fisis dan Mekanik Bahan Gusi Tiruan Berbasis Komposit Resin Akrilik dengan Penambahan Variasi Ukuran Serat Kaca.

Hastjarja, KBD. (2004). Stress di tempat kerja: Perbandingan antara gender dengan pekerjaannya. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 04(01), 31-40.

Herwanda., Idawani., Liana., Melisa., & Rahmayani. (Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan. Jurnal PDGI, Vol 62(03), 83-88.

Irmagita , A., & Paskalis, S. (2012). Candidal Leukoplakia on Patient with Removable Denture. Journal of Dentistry Indonesia, 19(02), 47-50. Ismael, S. Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Edisi 4. Sagung Seto : Jakarta.

John Lamey, P., Lewis, MAO., & Wiriawan,. (Eds.). (1998). Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika.

Karthik, KS., & Maller, SV., & Maller, US. (2010). Candidiasis In Denture Wearers. JIADS, Vol-1.

Maharani, S., & Santoso, O. (2012). Pengaruh pemberian larutan ekstrak Siwak (Salvadora persica) pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Jurnal PDGI, 61(02), 61-6.

Mayasari, D., & Pratiwi, A. (2009) . Hubungan respon imun dan stres dengan tingkat kekambuhan demam tifoid pada masyarakat di wilayah Puskesmas Colomadu Karanganyar. 2(01), 13-18.

McCullough, MJ., Savage, NW. (2005). Oral candidiasis and the theraupeutic use of antifungal agent in dentistry. Australian Dental Journal Medications Supplement, 50(04).

Obuekwe, ON., & Onunu, AN. (2006). Gender and Oral Manifestations of HIV Infection Among Adult Nigerians. African Journal of Reproductive Health ,10(2).

Pintadi, H., & Prayogo, FSA. (2014) . Perbandingan kekuatan transversal antara resin akrilik teraktivasi panas dan resin akrilik teraktivasi dingin yang direndam pada obat kumur. Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(58)

37

Samaranayake, L. (2012). Essential microbiology for dentistry ( ed.). Hongkong: Elsevier.

Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian. Jakarta: Sagung seto.

Siagian, KV., Watuna, FF., & Wowor, MP. (2015). Gambaran rongga mulut pada lansia pemakai gigi tiruan sebagian lepasan di Panti Werda Kabupaten Minahasa. Jurnal e-GiGi (eG), 3(01).

Susantina., Tyasrini, E., & Winata, T. (2006). Hubungan antara Sifat dan Metabolit Candida spp. dengan Patogenesis Kandidiasis. Jurnal Universitas Kristen Maranatha, 6(01).

Wahyuningtyas, E. (2008). Pengaruh ekstrak graptophyllum pictum terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. Indonesian Journal of Dentistry, 15 (3),187-191.


(59)

38


(60)

Lembar Pemeriksaan Subyek Penelitian

A. DEMOGRAFI

1. Nama :

2. Tempat dan Tanggal Lahir :

3. Jenis Kelamin :

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

6. Pendidikan :

B. ANAMNESIS :

1. Jenis gigi tiruan : GTL / GTSL

2. Basis gigitiruan : Akrilik / Logam

3. Lokasi Gigi tiruan ฀ Rahangatas ฀ Rahangbawah

4. Element gigi yang diganti :

5. Berdasar lama pemakaian gigi tiruan : ฀ 3 bulan

฀ 6 bulan ฀  1 tahun ฀ ≤ 1tahun

6. Apakahandamenerimainstruksitentangcaramembersihkangigitiruansetelah pemasangan?

฀ Ya

฀ Tidak

7. Apakahandamembersihkangigitiruansetiaphari?

฀ Ya

฀ Tidak

8. Apakah subyek pernah melepas gigi tiruan ? :

฀ Ya


(61)

9. Jika iya, seberapa sering subyek melepas gigi tiruan ? : ฀ Satu kali seminggu

฀ Tiga kali seminggu ฀ Setiap hari

10.Pada waktu kapan saja Anda membersihkan gigitiruan sebagian lepasan Anda?

฀ Setiap setelah makan ฀ Sebelum tidur

฀ Sewaktu mandi pagi dan sore

฀ Sewaktu mandi pagi dan sebelum tidur ฀ Sewaktu mandi pagi, sore, dan sebelum tidur 11.Pada saat melepas gigi tiruan , apa yang dilakukan subyek ?

฀ Merendam ฀ Menyikat

฀ Merendam dan menyikat ฀ Di diamkan saja

12.Berapa kali subyek membersihkan gigi dalam sehari ? ฀ Tidak pernah

฀ Sekali sehari ฀ Dua kali sehari ฀ > 2 kali sehari

13.Apakah subyek rutin mengkonsumsi manis dalam sehari ? (jika iya , berapa kali)

14.Apa pekerjaan subyek ?

฀ Pns

฀ swasta ฀ wiraswasta ฀ tni/polri

฀ lain-lain ... 15.Penampakanklinis

a. LesiRonggaMulut : ya/tidak

b. BentukLesi :

c. WarnaLesi :

d. Diameter Lesi :


(62)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi bapak / ibu

Perkenalkan nama saya Fauzia Farrassinta Zahra, saat ini saya sedang menempuh pendidikan stara-1 di program studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya ingin memberitahukan kepada bapak/ ibu bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS

ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

angka kejadian pasien yang mengalami penyakit dalam rongga mulut yaitu Oral Kandidiasis pada pasien pengguna gigi tiruan lepasan di RSGM UMY. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai langkah pembelajaran tentang ciri-ciri setiap luka akibat infeksi jamur Kandida, agar mengetahui perawatan dan pencegahan yang tepat pada kasus tersebut.

Bapak / Ibu, pada usia yang semakin bertambah maka akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh termasuk rongga mulut, seperti timbulnya kelainan-kelainan pada jaringan lunak mulut. Hal ini terjadi karena proses menua pada tubuh.

Saya akan mencatat identitas Bapak / Ibu (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,Alamat, dan Pendidikan. Setelah itu saya akan bertanya beberapa pertanyaan mengenai keluhan-keluhan pada rongga mulut yang Bapak / Ibu rasakan . Adapun pemeriksaan yang akan saya lakukan diantaranya hanya melihat mulut Bapak / Ibu selama beberapa menit. Apabila dijumpai adanya kelainan, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memperbolehkan saya mengambil gambar tersebut.

Partisipasi Bapak / Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak akan terjadi efek samping sama sekali. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang Bapak / Ibu alami, silakan menghubungi saya.

Demikian Penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan Bapak / Ibu saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(63)

LEMBAR INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Alamat :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadarandan tanpa paksaan, Saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan judul “PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN KANDIDIASIS ERITEMATOSA KRONIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN”oleh peneliti mahasiswa yang bernama Fauzia Farrassinta Zahra, NIM 20120340014.

Yogyakarta,

Peneliti Peserta Peneliti

( Fauzia Farrassinta Zahra ) ( )


(64)

(65)

(66)

Prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis Pada Pengguna Gigi Tiruan Lepasan Berdasarkan Jenis Kelamin

Fauzia Farrassinta Zahra1 , Dwi Suhartiningtyas2

1

Mahasiswa Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

2

Bagian Oral Medicine Kedokteran Gigi UMY

farrassinta@yahoo.com

Abstract

Background. The impact of teeth loss can cause the changes in anatomical, physiological and functional, even in some people cause the psychological trauma. The efforts to overcome these problems can be done with the use of denture. The use of denture continuously for a long time, while are not kept clean can cause the accumulation of plaque. Plaque is a good medium for the growth of microorganisms and it is an important factor in inflammation of the mucosa of the mouth, such as Oral Candidiasis. In the denture wearer, Candidiasis is the most common Chronic Erythematous Candidiasis. Objective. This study aimed to determine the differences in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis on removable denture users based on gender.

Research Method. This type of research is observational analytic using cross sectional design. Samples are removable denture users in Yogyakarta totaling 25 men and 25 women. The study was conducted in November 2015 until January 2016 in Yogyakarta. The instrument of this study is the a set of diagnostic tools and sheet inspection.

Result. Statistical analysis using Chi-Square test. The result of this study proves that there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis removable denture users between men and women. The conclusion from this study is there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis. Men and women have the same risk.

Conclusion. The conclusion from this study is there is no difference in the prevalence of Chronic Erythematous Candidiasis. Men and women have the same risk.


(67)

2 Intisari

Pendahuluan. Kehilangan gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan fungsional, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan trauma psikologis. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat di lakukan dengan penggunaan gigi tiruan. Penggunaan gigi tiruan yang terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak dijaga kebersihannya dapat menyebabkan akumulasi plak. Plak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme dan merupakan faktor penting terjadinya inflamasi pada mukosa mulut, seperti kandidiasis oral. Pada pemakai gigi tiruan, kandidiasis yang paling banyak ditemui adalah Kandidiasis Eritematosa Kronis. Tujuan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.

Metode penelitian. Ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna gigi tiruan lepasan di Yogyakarta yang berjumlah 25 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016 di Yogyakarta. Instrumen penelitian ini adalah 1 set alat diagnostik dan lembar pemeriksaan.

Hasil penelitian. Analisis menggunakan statistik uji Chi-Square. Hasil dari penelitian adalah tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan antara laki-laki dan perempuan

Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan prevalensi kandidiasis eritematosa kronis. Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama.


(68)

3 Pendahuluan

Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling umum karena karies dan penyakit periodontal. Dampak dari hilangnya gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan fungsional, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan trauma psikologis. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat di lakukan dengan penggunaan gigi tiruan1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya prevalensi penduduk yang menggunakn gigi tiruan di Indonesia mencapai 4,5% , sedangkan di DIY mencapai 5,9% dari total jumlah penduduk2.

Berdasarkan dapat dilepas atau tidaknya gigi tiruan dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat1. Gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua, yaitu gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan Gigi tiruan lengkap. Gigi tiruan lengkap di indikasikan ketika tidak terdapat gigi yang dapat dipertahankan. Gigi tiruan sebagian lepasan diindikasikan untuk menggantikan beberapa gigi yang telah hilang dan terdapat gigi yang dapat menyokong GTSL3.

Terdapat banyak bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan lepasan. Resin akrilik merupakan salah satu bahan yang hingga saat ini masih digunakan di bidang Kedokteran Gigi untuk pembuatan gigi tiruan. Wahyuningtyas4 (2008) melaporkan tingginya penggunaan bahan resin akrilik mencapai lebih dari 95%. Resin akrilik sering digunakan sebagai bahan pembuatan gigi tiruan dikarenakan resin akrilik memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, estetik baik, harga relatif


(69)

4 murah, dapat direparasi, mudah cara memanipulasi dan pembuatannya. Disamping memiliki kelebihan, resin akrilik juga memiliki kekurangan, yaitu mudah terbentuk pori, mudah fraktur dan elastisitasnya tinggi5. Penggunaan gigi tiruan yang terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak dijaga kebersihannya dapat menyebabkan akumulasi plak. Plak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme dan merupakan faktor penting terjadinya inflamasi pada mukosa mulut, seperti kandidiasis oral3.

Oral Kandidiasis merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari Candida. Maharani dan Santoso (2012)6 melaporkan bahwa sekitar 85-95% terjadinya Kandidiasis di rongga mulut disebabkan oleh spesis Candida albicans. Oral Kandidiasis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Kandidiasis Pseudomembran Akut (oral trush), Kandidiasis Eritematosa Akut, Kandidiasis Eritematosa Kronis, Kandidiasis Hiperplastik, dan Angular Cheilitis7. Pada pemakai gigi tiruan, kandidiasis yang paling banyak ditemui adalah Kandidiasis Eritematosa Kronis (Denture stomatitis). Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Kandidiasis Eritematosa Kronis, diantaranya usia , jenis kelamin, jamur candida, dan lama pemakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin8.

Metode

Penelitian ini merupakanpenelitian observasional analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pengguna


(70)

5 gigi tiruan lepasan dengan karakteristik yang telah ditentukan dipilih secara consecutive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 50 sampel yang terdiri dari 25 sampel berjenis kelamin laki-laki dan 25 sample berjenis kelamin perempuan.

Lokasi penelitian dilakukan di Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan November 2015 dan berakhir pada bulan Januari 2016. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini berupa hand gloves, masker, bengkok, kapas, alkohol, kapas dan 1 set alat diagnostik yang berupa : kaca mulut, pinset, ekskavator, dan sonde.

Data gambaran lesi Oral Kandidiasis didapatkan dari pemeriksaan dan pengamatan langsung yang dilakukan kepada setiap sampel. Data yang diperoleh merupakan data kategorik yang berisikan jenis kelamin, usia, jenis gigi tiruan lepasan, lama pemakaian, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan ada tidaknya Kandidiasis Eritematosa Kronis. Data dicatat dan dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan metode chi-square.

Hasil

1. Deskripsi subyek penelitian


(71)

6 Tabel I. Data hasil penelitian

No. Karakteristik Subyek Frekuensi % 1. Jenis Kelamin

Laki-laki 28 34,56%

Perempuan 53 65.43 %

2. Umur

< 60 tahun 44 54,32%

 60 tahun 37 45,67%

3. Tingkat pendidikan

SD 30 37,03%

SMP 18 22,22%

SMA 14 17,28%

Sarjana 16 19,75%

Tidak Sekolah 3 3,70%

4. Jenis Gigi Tiruan

GTL 39 48,15%

GTSL 42 51,85%

5. Lama Pemakaian

< 1 tahun 25 30,86%

> 1 tahun 56 69,14%

6. Pekerjaan

PNS 6 7,41%

Swasta 7 8,64%

Wiraswasta 20 24,69%

Pensiunan 9 11,11%

Lain-lain 39 48,14%

Jumlah 81 100%

Data subyek yang telah diperoleh dikelompokkan dalam tiap kategori mendapatkan hasil sebagai berikut, berdasarkan jenis kelamin jumlah subyek laki-laki 27 ( 34,56% ) dan subyek perempuan 53 (65,43%). Berdasarkan kelompok umur terdapat 44 (54,32%) subyek memiliki usia < 60 tahun dan 37 (45,67%) subyek memiliki usia  60 tahun. Berdasarkan latar belakang pendidikan terdapat 30 (37,03%) subyek dengan pendidikan terakhir SD ;


(72)

7 18 (22,22%) subyek dengan pendidikan terakhir SMP ; 14 (17,28%) subyek untuk pendidikan terakhir SMA ; 16 (19,75%) subyek untuk pendidikan terakhir Sarjana ; dan 3 (3,70%) subyek tidak pernah sekolah. Berdasarkan jenis gigi tiruan terdapat 39 (48,15%) subyek menggunakan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) dan 42 (51,85%) subyek pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Berdasarkan lama pemakaian terdapat 25 (30,86%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan < 1 tahun dan 56 (69,14%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan > 1 tahun. Berdasarkan pekerjaan terdapat 6 (7,41%) subyek bekerja sebagai PNS ; 7 (8,64%) subyek bekerja swasta ; 20 (24,69%) subyek bekerja sebagai wiraswasta ; 9(11,11%) subyek pensiunan dan 39 (48,14%) bekerja sebagai pelajar, mahasiswa , petani, ibu rumah tangga.

2. Deskripsi KEK berdasarkan jenis kelamin

Hasil dari uji hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Kandidiasis Erithematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel III. Hasil Uji Chi-Square antara pengguna gigi tiruan lepasan laki-laki dan perempuan.

value df asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.

(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi- Square 1,282 1 0,258

Continuity Correction 0,721 1 0,39

Likelihood Ratio 1,288 1 0,256

Fisher's Exact Test 0,39 0,198

Linear-by-Linear

1,256 1 0,262

Association


(73)

8

Dari tabel III didapatkan hasil nilai signifikan yaitu 0.258 yang berarti (p> 0,05). Hal ini berarti bahwa Ho dari penelitian ini diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.

Pembahasan

Pemakaian gigi tiruan merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya infeksi kandidiasis. Pemakaian gigi tiruan sendiri meliputi cara merawat gigi tiruan lepasan. Menjaga kebersihan gigi tiruan dengan benar merupakan hal yang sangat penting. Rogers. H dkk (2013)9 mengungkapkan bahwa merendam dan menyikat gigi tiruan secara rutin dapat mengurangi faktor resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi tiruan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis lebih tinggi dibanding pasien yang rutin membersihkan gigi tiruan3.

Baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis yang sama apabila mereka kurang menjaga kebersihan rongga mulut. Atashrazm . P dan Sadri. D (2013) mengungkapkan bahwa faktor yang menjadi penyebab banyaknya perempuan terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis dikarenakan kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Perempuan selalu peduli akan penampilan dan estetik, hal ini menyebabkan mereka selalu menggunakan gigi tiruan lepasan tanpa melepas dan membersihkan. Sedangkan penyebab dari kandidiasis eritematosa kronis pada laki-laki adalah kebiasaan buruk yaitu merokok (Atashrazm . P dan Sadri. D ,


(74)

9 2013). Sedangkan menurut Rahmayani dkk (2013)3 laki-laki juga memiliki kesadaran akan menjaga kebersihan gigi tiruan yang rendah , hal ini menjadi penyebab banyaknya laki-laki yang terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.

Selain faktor kebersihan Kandidiasis Eritematosa Kronis juga dapat di sebabkan oleh sistem imun . Sistim imun yang menurun dapat menyebabkan mudahnya terserang infeksi. Stress merupakan salah satu pemicu dari menurunnya sistem imun. Setiap individu memiliki resiko yang sama untuk terjangkit infeksi apabila sistem imun mereka sedang menurun10.

Kesimpulan

Berdasakan hasil yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan pengguna gigi tiruan lepasan memiliki resiko yang sama terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Laki-laki dan perempuan pengguna gigi tiruan lepasan memiliki resiko yang sama terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.


(75)

9 Daftar Pustaka

1. Gaib,Z.(2013).Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis

Eritematosa Pada Penggung Gigi Tiruan Lengkap. Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sam Ratulangi.

2. Agtini, MD. 2010. Persentase Pengguna Protesa di Indonesia. Media Litbang

Kesehatan. Vol. XX. No. 2. Hal 50-58.

3. Herwanda., Idawani., Liana., Melisa., & Rahmayani. (Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan. Jurnal PDGI, Vol 62(03), 83-88.

4. Wahyuningtyas, E. (2008). Pengaruh ekstrak graptophyllum pictum terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. Indonesian Journal of Dentistry, 15 (3),187-191.

5. Hasibuan, SR., Kurniawan, C., Muljadi., & Sebayang, P. (2012). Peningkatan Sifat Fisis dan Mekanik Bahan Gusi Tiruan Berbasis Komposit Resin Akrilik dengan Penambahan Variasi Ukuran Serat Kaca. 6. Maharani, S., & Santoso, O. (2012). Pengaruh pemberian larutan ekstrak

Siwak (Salvadora persica) pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Jurnal PDGI, 61(02), 61-6.

7. John Lamey, P., Lewis, MAO., & Wiriawan,. (Eds.). (1998). Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika.

8. Karthik, KS., & Maller, SV., & Maller, US. (2010). Candidiasis In Denture Wearers. JIADS, Vol-1.

9. Bhat, V. Sharma, S.M. Shetty ,V. Shastry, C.S. Rao, V. Shenoy, S.M. et. al. 2013.

Prevalence of Kandida Associated Denture stomatitis (CADS) and Speciation of Kandida Among Complete Denture Wearers of South West Coastal Region of Karnataka. Nitte University Journal of Health Science Vol. 3. September 2013

10.Mayasari, D., & Pratiwi, A. (2009) . Hubungan respon imun dan stres dengan tingkat kekambuhan demam tifoid pada masyarakat di wilayah Puskesmas Colomadu Karanganyar. 2(01), 13-18.


(76)

(1)

6 Tabel I. Data hasil penelitian

No. Karakteristik Subyek Frekuensi % 1. Jenis Kelamin

Laki-laki 28 34,56%

Perempuan 53 65.43 %

2. Umur

< 60 tahun 44 54,32%

 60 tahun 37 45,67%

3. Tingkat pendidikan

SD 30 37,03%

SMP 18 22,22%

SMA 14 17,28%

Sarjana 16 19,75%

Tidak Sekolah 3 3,70%

4. Jenis Gigi Tiruan

GTL 39 48,15%

GTSL 42 51,85%

5. Lama Pemakaian

< 1 tahun 25 30,86%

> 1 tahun 56 69,14%

6. Pekerjaan

PNS 6 7,41%

Swasta 7 8,64%

Wiraswasta 20 24,69%

Pensiunan 9 11,11%

Lain-lain 39 48,14%

Jumlah 81 100%

Data subyek yang telah diperoleh dikelompokkan dalam tiap kategori mendapatkan hasil sebagai berikut, berdasarkan jenis kelamin jumlah subyek laki-laki 27 ( 34,56% ) dan subyek perempuan 53 (65,43%). Berdasarkan kelompok umur terdapat 44 (54,32%) subyek memiliki usia < 60 tahun dan 37 (45,67%) subyek memiliki usia  60 tahun. Berdasarkan latar belakang pendidikan terdapat 30 (37,03%) subyek dengan pendidikan terakhir SD ;


(2)

7 18 (22,22%) subyek dengan pendidikan terakhir SMP ; 14 (17,28%) subyek untuk pendidikan terakhir SMA ; 16 (19,75%) subyek untuk pendidikan terakhir Sarjana ; dan 3 (3,70%) subyek tidak pernah sekolah. Berdasarkan jenis gigi tiruan terdapat 39 (48,15%) subyek menggunakan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) dan 42 (51,85%) subyek pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Berdasarkan lama pemakaian terdapat 25 (30,86%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan < 1 tahun dan 56 (69,14%) subyek telah menggunakan gigi tiruan lepasan > 1 tahun. Berdasarkan pekerjaan terdapat 6 (7,41%) subyek bekerja sebagai PNS ; 7 (8,64%) subyek bekerja swasta ; 20 (24,69%) subyek bekerja sebagai wiraswasta ; 9(11,11%) subyek pensiunan dan 39 (48,14%) bekerja sebagai pelajar, mahasiswa , petani, ibu rumah tangga.

2. Deskripsi KEK berdasarkan jenis kelamin

Hasil dari uji hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Kandidiasis Erithematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel III. Hasil Uji Chi-Square antara pengguna gigi tiruan lepasan laki-laki dan perempuan.

value df asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.

(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi- Square 1,282 1 0,258

Continuity Correction 0,721 1 0,39

Likelihood Ratio 1,288 1 0,256

Fisher's Exact Test 0,39 0,198

Linear-by-Linear

1,256 1 0,262

Association


(3)

8

Dari tabel III didapatkan hasil nilai signifikan yaitu 0.258 yang berarti (p> 0,05). Hal ini berarti bahwa Ho dari penelitian ini diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin.

Pembahasan

Pemakaian gigi tiruan merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya infeksi kandidiasis. Pemakaian gigi tiruan sendiri meliputi cara merawat gigi tiruan lepasan. Menjaga kebersihan gigi tiruan dengan benar merupakan hal yang sangat penting. Rogers. H dkk (2013)9 mengungkapkan bahwa merendam dan menyikat gigi tiruan secara rutin dapat mengurangi faktor resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi tiruan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis lebih tinggi dibanding pasien yang rutin membersihkan gigi tiruan3.

Baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis yang sama apabila mereka kurang menjaga kebersihan rongga mulut. Atashrazm . P dan Sadri. D (2013) mengungkapkan bahwa faktor yang menjadi penyebab banyaknya perempuan terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis dikarenakan kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Perempuan selalu peduli akan penampilan dan estetik, hal ini menyebabkan mereka selalu menggunakan gigi tiruan lepasan tanpa melepas dan membersihkan. Sedangkan penyebab dari kandidiasis eritematosa kronis pada laki-laki adalah kebiasaan buruk yaitu merokok (Atashrazm . P dan Sadri. D ,


(4)

9 2013). Sedangkan menurut Rahmayani dkk (2013)3 laki-laki juga memiliki kesadaran akan menjaga kebersihan gigi tiruan yang rendah , hal ini menjadi penyebab banyaknya laki-laki yang terjangkit infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.

Selain faktor kebersihan Kandidiasis Eritematosa Kronis juga dapat di sebabkan oleh sistem imun . Sistim imun yang menurun dapat menyebabkan mudahnya terserang infeksi. Stress merupakan salah satu pemicu dari menurunnya sistem imun. Setiap individu memiliki resiko yang sama untuk terjangkit infeksi apabila sistem imun mereka sedang menurun10.

Kesimpulan

Berdasakan hasil yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis pada pengguna gigi tiruan lepasan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan pengguna gigi tiruan lepasan memiliki resiko yang sama terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis. Laki-laki dan perempuan pengguna gigi tiruan lepasan memiliki resiko yang sama terserang infeksi Kandidiasis Eritematosa Kronis.


(5)

9 Daftar Pustaka

1. Gaib,Z.(2013).Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis

Eritematosa Pada Penggung Gigi Tiruan Lengkap. Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sam Ratulangi.

2. Agtini, MD. 2010. Persentase Pengguna Protesa di Indonesia. Media Litbang

Kesehatan. Vol. XX. No. 2. Hal 50-58.

3. Herwanda., Idawani., Liana., Melisa., & Rahmayani. (Perilaku pemakai gigi tiruan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan. Jurnal PDGI, Vol 62(03), 83-88.

4. Wahyuningtyas, E. (2008). Pengaruh ekstrak graptophyllum pictum terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik. Indonesian Journal of Dentistry, 15 (3),187-191.

5. Hasibuan, SR., Kurniawan, C., Muljadi., & Sebayang, P. (2012). Peningkatan Sifat Fisis dan Mekanik Bahan Gusi Tiruan Berbasis Komposit Resin Akrilik dengan Penambahan Variasi Ukuran Serat Kaca. 6. Maharani, S., & Santoso, O. (2012). Pengaruh pemberian larutan ekstrak

Siwak (Salvadora persica) pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Jurnal PDGI, 61(02), 61-6.

7. John Lamey, P., Lewis, MAO., & Wiriawan,. (Eds.). (1998). Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika.

8. Karthik, KS., & Maller, SV., & Maller, US. (2010). Candidiasis In Denture Wearers. JIADS, Vol-1.

9. Bhat, V. Sharma, S.M. Shetty ,V. Shastry, C.S. Rao, V. Shenoy, S.M. et. al. 2013.

Prevalence of Kandida Associated Denture stomatitis (CADS) and Speciation of Kandida Among Complete Denture Wearers of South West Coastal Region of Karnataka. Nitte University Journal of Health Science Vol. 3. September 2013

10.Mayasari, D., & Pratiwi, A. (2009) . Hubungan respon imun dan stres dengan tingkat kekambuhan demam tifoid pada masyarakat di wilayah Puskesmas Colomadu Karanganyar. 2(01), 13-18.


(6)