MODUL GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

MODUL GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Disusun Oleh:
Tim Modul
Ketua
drg. Krista Veronica Siagian, MARS
Sekretaris
Drg. Vonny NS. Wowor, Mkes

Tim Modul :
drg. Krista Veronica Siagian, MARS
drg. Vonny NS. Wowor, Mkes
drg.Bertha Sp.Prost

UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
1

PENDAHULUAN
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas kedokteran Universitas sam Ratulangi

(PSKG FK Unsrat) pada awalnya telah menerapkan Kurikulum yang mengacu pada
Kurikulum Inti Pendidikan kedokteran Gigi Indonesia II (KIPDGI II) sejak berdirinya
hingga tahun 2008. Dalam rangka memenuhi Konsil kedokteran Indonesia (KKI) maka
PSKG FK Unsrat berusaha menyusun sistem perkuliahan Kurikulum berbasis
Kompetensi KBK dan menerapkannya mulai tahun ajaran 2009/2010. Berangkat dari
kebijakan tersebut maka perkuliahan dikelompokkan dan diintegrasikan ke dalam
modul. Salah satu modul yang ada yaitu Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan,
merupakan modul yang diberikan kepada mahasiswa semester 7 PSPDG FK Unsrat.
Modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan
menarik perhatian mahasiswa sebagai peserta didik yang terdiri materi kuliah, metode
pembelajaran,

daftar bahan dan alat yang digunakan dalam mempermudah

pembelajaran baik kepada dosen pakar, tutor maupun mahasiswa, serta bahan tutorial
dan instrumen evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran baik dalam kuliah
bersama pakar, diskusi tutorial, dskusi kelompok maupun mandiri.
Modul

ini merupakan modul tunggal yang


merupakan integrasi dari beberapa

disiplin ilmu Kedokteran Gigi dibidang Rehabilitatif yang membicarakan tentang
pemahaman

untuk merestorasi dan mempertahankan fungsi rongga mulut,

kenyamanan, estetika dan kesehatan pasien dengan cara merestorasi gigi geligi asli
dan atau mengganti gigi-gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut serta
maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti tiruan (Academy of Prosthodontics,
1995). Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ini merupakan modul wajib dalam Ilmu
Rehabilitatif Kedokteran Gigi yang terdiri dari Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Ilmu
Gigi Lengkap dan Ilmu Gigi Tiruan Cekat.. Pemahaman yang baik dapat dicapai dengan
pengetahuan yang memadai tentang Materi Ilmu Teknologi dan Material Kedokteran
Gigi yang ada dalam modul dasar Kedokteran Gigi.
Pembelajaran Modul ini dilaksanakan dengan sistem team teaching dengan
waktu tatap muka sesuai dengan substansi topik yang ada dalam modul. Metode
pembelajaran berorientasi pada student centered learning (SCL) dengan menerapkan
2


metode pembelajaran kooperatif, kompetitif, dan berbasis kasus. Pembelajaran ini
memerlukan dukungan pengajar, materi, dan sarana pembelajaran yang memadai agar
diperoleh hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan. Pengajar lebih berperan sebagai
tutor dan fasilitator dalam setiap proses pembelajaran di kelas dan laboratorium. Materi
pembelajaran disusun sesuai kompetensi yang diinginkan dan mudah diakses oleh
mahasiswa. Sarana pembelajaran teori (ruang kuliah, media LCD, OHP) dan skill`s lab
(Laboratorium, bahan dan alat skill`s lab) yang tersedia digunakan secara optimal.
Sumber informasi yang ada dapat diakses dan dimanfaatkan oleh setiap mahasiswa.

3

LATAR BELAKANG
Modul Gigi Tiruan Sebagian Lepasan bertujuan membekali mahasiswa calon
dokter gigi supaya mampu menjelaskan konsep dasar, persiapan pasien, faktor-faktor
berhubungan dengan konstruksi, prosedur perawatan serta keluhan dan permasalahan
GTSL agar dapat membuat desain GTSL dan melakukan perawatan dengan GTSL
dengan prosedur benar. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan yaitu gigi tiruan yang mengganti
satu atau lebih gigi, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/atau struktur pendukungnya,
didukung oleh gigi dan/atau mukosa yang dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan

kembali. (Glossary of Prosthodontic terms, 1987).
Modul ini akan mempelajari mengenai penatalaksanaan klinis dan laboratoris
tindakan rehabilitasi pasien kehilangan sebagian gigi dengan gigi tiruan sebagian
lepasan, baik pada pasien yang memiliki riwayat medis baik (non-medik kompromis)
dan medik kompromis secara holistik dan komprehensif.

Modul ini diberikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa. Modul ini diharapkan dapat
membantu tutor dan mahasiswa dalam pemecahan masalah agar pelaksanaan
pembelajaran dengan model Problem Base Learning (PBL) dapat berjalan dengan
baik.
DESKRIPSI MODUL
Modul ini membicarakan tentang pemahaman untuk merestorasi dan mempertahankan
fungsi rongga mulut, kenyamanan, estetika dan kesehatan pasien dengan cara
merestorasi gigi geligi asli dan atau mengganti satu atau lebih gigi yang sudah tanggal
dan jaringan rongga mulut serta maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti
tiruan sebagian lepasan yang dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan kembali oleh
pasien (Academy of Prosthodontics, 1995).


4

Kompetensi utama
Kompetensi utama disusun berdasarkan dokumen Standar Kompetensi Dokter Gigi
dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia tahun
2006.
Domain I. Profesionalisme
1. Etik dan Jurisprudensi
1.3. Memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum yang berkaitan dengan
praktek kedokteran gigi.
1.3.2. Memahami peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan praktek kedokteran
gigi di Indonesia (C2, P2, A2)
3. Komunikasi
3.1. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan bertanggung jawab baik
secara lisan maupun tertulis dengan pasien, keluarga atau pendamping pasien serta masyarakat,
teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait.
3.1.1. Berdialog dengan pasien dalam kedudukan yang setara (C3,P2,A3)
3.1.4. Berdialog dengan teman sejawat, praktisi kesehatan, dan praktisi lain yang terkait (C3, P2,
A2).
4. Hubungan sosio kultural dalam bidang kesehatan gigi dan mulut (C2, P2, A2)

4.1. Mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama
dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai pihak yang terkait untuk menunjang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu.
4.1.1. Memahami adanya keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras Berdasarkan
asal usul pasien (C2, P2, A2)
4.1.2. Memperlakukan pasien secara manusiawi tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya (C3,
P2, A2).
4.1.3. Bekerja sama dengan pihak terkait untuk menunjang peningkatan kesehatan gigi dan mulut
(C2, P2, A2).

5

DOMAIN II. PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN KEDOKTERAN DAN
KEDOKTERAN GIGI
5. Ilmu Kedokteran Dasar (C3, P2, A3)
5.1. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan sebagai sumber keilmuan dan
berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medik kedokteran gigi
DOMAIN VI, IX & XI. PEMULIHAN FUNGSI SISTEM STOMATOGNATIK
6.1.2 Memahami kelainan/penyakit sistemik yang
ermanifestasi di rongga mulut pada pasien

medik kompromis (C2P2A2).
6.1.3 Memahami cara pengelolaan pasien dengan
kelainan/ penyakit sistemik yang bermanifestasi
di rongga mulut pada pasien medik terkompromis secara holistik dan komprehensif
(C2P2A2).
6.1.4 Memahami cara merujuk pasien medik kompromis secara profesional (C3P2A2).
9.2.2 Menganalisis perilaku pasien yang memerlukan
perawatan khusus secara profesional (C3P2A2).
9.3.1

Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1P3A3).

11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidanglain terkait dengan penyakit / kelainan
pasien (C3P2A2).
11.2.2

Mampu merencanakan melakukan rujukan

kepada yang lebih kompeten sesuai dengan
bidang terkait (C3P2A2).

11.2.3 Mampu menjelaskan cara-cara melakukan penyesuaian oklusi (C2P2A2)
11.2.4Mampu menjelaskan persiapan gigi penyangga gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan
GTC (C2P2A2)
11.2.5Mampu membuat GTL, GTC dan GTSL (C3P3A2)

6

RANCANGAN
PEMBELAJARAN
1. MATERI PEMBELAJARAN
Nama Modul

: Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Deskripsi Modul
1. Uraian Singkat Modul Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan/GTSL
Modul Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan adalah salah satu modul harus diberikan kepada
semua mahasiswa tingkat sarjana kedokteran gigi. Mata kuliah ini berisi teori GTSL yaitu:
konsep tentang perawatan rehabilitasi dengan GTL, terdiri dari pokok bahasan sebagai berikut:
pendahuluan, persiapan pasien GTSL, faktor yang berhubungan dengan kontribusi GTSL,

kontruksi GTSL, keluhan dan permasalahan GTSL
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti modul GTSL ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, persiapan
pasien, faktor-faktor berhubungan dengan konstruksi, prosedur perawatan serta keluhan dan
permasalahan GTSL agar dapat membuat desain GTSL dan melakukan perawatan dengan GTSL
dengan prosedur benar.

7

KEGIATAN PEMBELAJARAN
A.

MATERI KULIAH PAKAR

N

Pokok Bahasan

o
A

1.

B
Komponenkomponen
GTSL
akrilik

2.

Komponenkompone
n
GTKL

3.

Prinsip-prinsip
dasar GTSL

Sub
Bahasan


Pokok

Tujuan
Pembelajaran

C
Basis,
fungsi,
bahan,
keuntungan,
kerugian,
penggolonga
n basis, perluasan
basis
Penahan,
intra dan ekstra
koronal, sadel
anasir
gigitiruan

D
1
Mampu
memahami komponenkomponen
gigitiruan sebagian
lepasan (GTSL) akrilik
(C3,
P3, A3)

- Konektor
utama, konektor
tambahan
- Sandaran
Penahan
langsung,
intra,
ekstra koronal
penahan tak
langsung, fungsi
bentuk
Sadel,
fungsi

2
Mampu
memahami komponenkomponen
gigitiruan sebagian
kerangka logam (C3, P3,
A3)

Prinsip
biomekanik
Tipe
pengungkit
- Gaya yang
terjadi pada GTSL
Tipe
gerakan
rotasi
fulkrum

3
Mampu
memahami
prinsipprinsip dasar pada
gigitiruan sebagian
lepasan. (C3, P3, A4)

Sumber
Kepustakaan
1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.
2. Mc.
Givney
Glen P dan
Cas
Tieberry
Dwight J,
1995.
Removabl
e Partial
Prosthodo
ntics. 9th
ed.,The
C.V.
Mosby
Company,
St. Louis.
3. Rud
d RW,
Bange,
AA, Rud
KD,
Montalvo
R.
Preparing
8

4.

Prinsip-prinsip
dasar GTSL

Faktorfaktor
yang
mempengaruhi
besarnya
gaya GTSL

Mampu memahami
prinsip-prinsip
dasar
pada
gigitiruan sebagian
lepasan lanjutan. (C3, P3,
A4)

5.

Diagnosa rencana
perawatan,
prognosa.

1. Anamnesis
2.
Pemeriksaan
ekstra dan intra
oral
3. Evaluasi
data
4. Rujukan
penyakit sistemik

Mampu melakukan
diagnosa,
rencana
perawatan
dan
prognosa
sebelum
pembuatan
GTSL (C4, P4,
A4)

Perawatan
pendahuluan

1. Rujukan
ke Periodontologi
2. Rujukan
ke Konservasi
3. Rujukan
ke Bedah Mulut

Mampu memahami
perawatan pendahuluan
pada
pasien
sebelum
pembuatan GTSL (C3,
P3, A3)

1.
Tujuan
pencetakan
2. Pemilihan
sendok
cetak
sediaan
3.
Mengetahui batasbatas hasil cetakan

Mampu memahami
pencetakan anatomi dan
fisiologis
pada
pasien untuk pembuatan
GTSL
(C3, P3, A4)

6.

7.

Pencetakan rahang

teeth to
receive a
removable
partial
denture. J.
Prosthdent
1999, 82.
4. Asher
ML,
Bening
F, 1992.
Aplicati
on of
rational
part
design
concept
to a
removab
le partial
denture
with
distal
extensio
n base. J.
Prosthet
Dent 68.
1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.
1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
9

4.
Mengetahui cara
pembuatan sendok
cetak
fisiologis
5.
Mengetahui teknik
pencetakan ganda
8.

Survei model

1.

Mengetahui

daerah gerong &
letak

dan
Cetakan II.

Mampu memahami
cara survei model pada
pembuatan GTSL
(C3, P3, A4)

cangkolan
2.

Mengetahui

cara blocking out
pada model

1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.

kerja
3. Defenisi, cara
mensurvei model,
kemiringan model

9.
Penentuan desain
pada GTSL

10
.

Permasalahan
pada GTSL
berujung bebas
dan usaha
penanggulangann
ya

1.Mengetahui
bahan dan alat
blocking out
- Faktor yang
diperhatikan
sebelum
mendesain
Tahap
penentuan desain
Pertimbangan
desain komponen
GTSL
untuk
mengendalikan
tekanan
- Komponenkomponen GTSL
berujung
bebas untuk
mengendalikan
tekanan

Mampu melakukan
penentuan desain pada
pembuatan GTSL
(C3,P3, A4)

Mampu mengetahui
dan
memahami
permasalahan
pada
GTSL
berujung bebas dan cara
penanggulangganny
a (C3,P3, A4)

1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.

1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
10

dan
Cetakan II.
11
.

12
.

13
.

Penentuan
hubungan rahang

Pemilihan dan
penyusunan gigi

Pemasangan dan
pemeliharaan
GTSL

1. Pengertian
dan
tujuan
penetapan
hubungan
rahang
2.
Memahami
pembuatan oklusal
rim
3.
Memahami
metode penentuan
hubungan
rahang
4.
Memahami
kelainan
yang
akan terjadi
1. Pemilihan
gigi depan, gigi
belakang
2. Warna gigi
3.
Penyusunan gigi
depan,
gigi
belakang

1.
Memahami cara
pemasangan
GTSL
2.
Memahami cara
pemeliharaan
GTSL
3.
Faktor
yang diperhatikan
pada tahap
persiapan
pemasangan
gigitiruan

Mampu memahami
penentuan
hubungan
rahang
pada
pembuatan
GTSL (C3,P3, A4)

Mampu memahami
pemilihan
dan
penyusunan
gigi pada pembuatan
GTSL (C3,P3, A3)

Mampu memahami
cara pemasangan dan
pemeliharaan GTSL
(C3,P3, A4)

1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.

1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.
1. Gunadi
H.A. dkk 1991.
Ilmu
Geligi Tiruan
Sebagian
Lepasan.Jakarta
, Hipokrat
es, cetakan I
dan
Cetakan II.

11

METODE BELAJAR :
-

DISKUSI TUTORIAL/DISKUSI KELOMPOK

-

DISKUSI PANEL

-

KULIAH INTERAKTIF OLEH PAKAR

-

BELAJAR MANDIRI DAN PENUGASAN

-

UJIAN MODUL

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Kuliah pakar dalam kelas besar
2. Diskusi kelompok yang difasilitasi oleh tutor
3. Diskusi kelompok tanpa tutor (mandiri)
4. Tugas perorangan untuk persiapan tugas kelompok
5. Praktikum yang dibimbing oleh instruktur
6. Konsultasi pada pakar/narasumber
7. Aktivitas pembelajaran individual dengan menggunakan buku teks, majalah
artikel dari internet, video dll.
1. METODE PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran pada Problem Based Learning (PBL) sangat menuntut
keaktifan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dari modul penulisan
resep pada pengobatan gigi dan mulut. Proses pembelajaran melalui beberapa tahapan
a. Mengikuti kuliah khusus dalam kelas
b. Kegiatan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan
membuat pertanyaan-pertanyaan, konsep ilmiah, dan hubungan antara disiplin
ilmu terkait. Agar diskusi terarah, mahasiswa diharapkan dapat menentukan kata
kunci dari scenario yang ada. Diskusi didampingi oleh Tutor untuk 2 kali

12

pertemuan, dan diharuskan selesai membuat laporan hasil diskusi yang akan
dipresentasikan pada diskusi pleno.
c. Melakukan kegiatan pembelajaran individual, baik di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, jurnal, textbook, maupun melalui media elektronik
seperti internet, slide, ataupun videa, dan mendiskusikan hasil temuan dengan
sesame anggota kelompok.
d. Melakukan diskusi kelompok mandiri dalam rangka curah pendapat antyar
anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah
yang ada.
e. Melakukan konsiltasi pada pakar sesuai masalah yang ada.
Pada diskusi kelompok melalui metode curah pendapat dan diskusi, mahasiswa
diharapkan dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam scenario dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah :
1. Klarifikasi kata atau kalimat yang belum atau kurang jelas dalam skenario.
2. Menetapkan masalah/problem dasar pada skenario dan membuat pertanyaan
untuk membantu menentukan masalah yang ada
3. Menganalisis masalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
4. Susun/klasifikasikan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara sistematik.
5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikan hal
tersebut sebagai tujuan pembelajaran berikutnya.
6. Untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah tersebut, carilah
informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari perpustakaan, pakar, dan
lain-lain sumber informasi. Langkah 6 ini dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Diskusikan dan lakukan sintesis dari semua informasi yang telah ditemukan .
langkah 7 ini dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka langkah 5 dan 6 bisa diulangi, dan selanjutnya
dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bias diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dianggap cukup
maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi
13

pleno dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih
belum jelas.
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi
menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang untuk setiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan
Tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara mengerjakan dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama ini, buku modul dibagikan. Dalam pertemuan
pertama dilakukan kuliah pakar yang akan memberikan kuliah mengenai informasiinformasi penting yang bias dijadikan dasar dalam pemecahan masalah.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 yang dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih sebagai
ketua dan sekertaris kelompok, yang difasilitasi oleh tutor. Tujuannya :
- Memilih ketua dan sekretaris kelompok
- Curah pendapat untuk proses pemecahan masalah 1-5
- Pembagian tugas masing-masing anggota kelompok
Belajar mandiri (sendiri-sendiri). Tujuan : untuk mencari informasi-informasi baru
yang diperlukan sesuai tugas masing-masing yang telah diberikan.
3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2. Seperti pada tutorial 1. Tujuan :
o Melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klarifikasi, analisis dan sintesis semua informasi.
o Diskusi mandiri : dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah
cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi mandiri bias dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
4. Pertemuan keempat : diskusi pleno dan Tanya pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil
analisis dan sintesis informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada
scenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bias diselesaikan
oleh para pakar yang hadir pada pertemuan ini. Masing-masing mahasiswa diberi tugas
untuk menuliskan laporan tentang salah satu masalah yang memberikan gambaran seperti
pada skenarion yang didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk
laporan penyajian dan laporan lengkap.
5. Pertemuan terakhir : laporan masalah dalam kelas besar oleh masing-masing mahasiswa
yang ditunjuk.
Catatan :
o Laporan penyajian kelompok dan pertorangan masing-masing diserahkan satu
rangkap ke penanggung jawab KBK melalui ketua kelompok.
o Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain
untuk dipakai sebagai salah satu bahan Evaluasi Akhir Modul.

14

MATERI DISKUSI KELOMPOK TUTORIAL
SKENARIO 1:
Rina seorang guru umur 45 tahun datang ke PSKG Unsrat dengan keluhan gigi
bagian depan atas sakit dan gigi bawah terasa menonjol dan goyang. Pasien
sudah memakai gigi tiruan sebagian lepasan
depan atasnya,

akrilik rahang atas untuk 4 gigi

dan gigi tiruan sebagian lepasan

akrilik rahang bawah namun

tidak enak dipakai karena berbau, dan terasa longgar bila berbicara dan terlepas
bila makan. Pasien ingin mencabut giginya dan membuat gigi palsu yang baru,
terutama untuk gigi depan atasnya . Dari pemeriksaan klinis terlihat gigi 11,21
missing, 12,13, dan 25,26,27 radiks . Pada gigi depan bawah 31,32,41,42 banyak
terdapat kalkulus supra maupun subgingiva, pada bagian lingual warna gingiva merah dan
berdarah dan pada daerah 35,36,37,38 dan 45,46, 47,48 edentoulus
Materi Diskusi
1. Diagnosa rencana perawatan, prognosa
2. Perawatan Pendahuluan
3. Komponen-komponen GTSL akrilik
4. Prinsip-prinsip dasar GTSL
5.Penentuan desain pada GTSL
6. Immediate Denture

7. Permasalahan pada GTSL berujung bebas dan usaha penanggulangannya
8. Perawatan gigi tiruan

15

LEMBAR KERJA 1:

16

RUBRIK PENILAIAN TUTORIAL 1

Kriteria 1: Keaktifan dalam diskusi tutorial (25%)
DIMENSI

Sangat
Memuaskan
(≥80)

Memuaskan
(65-79)

Batas
(55-64)

Keaktifan
mencari
literatur
Keaktifan
berdiskusi
Kemampu
an
komunikas
i
dalam
penyampai
an ide dan
gagasan
dengan
baik dalam
diskusi
dan
pembahas
an

Sangat aktif

Aktif

Cukup
aktif

Sangat aktif

Aktif

Cukup
aktif
Ide atau
gagasan
yang
disampaik
an cukup
jelas,
tetapi
tidak
bersumbe
r
dari
referensi
yang jelas

-

-

Mampu
menyampai
kan ide
atau
pendapat
secara jelas
dan mudah
dipahami
Ide atau
gagasan
disampaika
n dengan
menggunak
an bukti
ilmiah dari
referensi
yang diacu

- Menyampai
kan ide
cukup jelas,
tetapi sulit
untuk
dipahami
oleh
anggota
mahasiswa
lain
- Ide atau
gagasan
disampaika
n dengan
menggunak
an bukti
ilmiah dari
referensi
yang diacu

Kurang
Memuask
an
(40-54)
Kurang
aktif
Kurang
aktif
Ide atau
gagasan
yang
disampaik
an
tidak
jelas dan
memperol
eh banyak
tambahan
ide atau
gagasan
dari
anggota
lain dalam
kelompok
diskusi

Di bawah
standard
(

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONFIMATORY FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER DALAM MEMBELI PASTA GIGI PEPSODENT

3 47 17

DEKALSIFIKASI DENTIN SALURAN AKAR GIGI SETELAH DIIRIGASI DENGAN EKSTRAK ASAM JAWA 5% DAN 2,5%

0 27 9

EFEK KAFEIN TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOSIT PADA DAERAH TEKANAN TULANG ALVEOLAR GIGI TIKUS YANG DIINDUKSI GAYA ORTODONTI

5 50 71

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

FREKUENSI DENTURE STOMATITIS PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN BUATAN DOKTER GIGI DIBANDING PEMAKAI GIGI TIRUAN BUATAN TUKANG GIGI

1 73 15

HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU KERJA TERHADAP KOMPLIKASI PEMBENGKAKAN DAN TRISMUS PASCA ODONTEKTOMI GIGI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH DI RSGM UNIVERSITAS JEMBER

0 28 17

HUBUNGAN ANTARA LEBAR INTERMOLAR DAN PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

0 26 17

INHIBISI EKSTRAK BIJI PINANG ( Areca catechu L.) TERHADAP PELEPASAN ION FOSFOR PADA PROSES DEMINERALISASI GIGI YANG DISTIMULASI Streptococcus mutans

1 24 67

INTEGRASI TECHNOPRENEURSHIP, PENGOBATAN BERBASIS BUKTI, DAN KAIDAH MORAL DALAM MODUL KEDOKTERAN ESTETIK PADA KURIKULUM PENDIDIKAN DOKTER

1 74 24

PERBEDAAN KASUS KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR YANG MEMILIKI KEGIATAN UKGS DAN TIDAK MEMILIKI KEGIATAN UKGS DI KECAMATAN ENGGAL BANDAR LAMPUNG

12 50 63