TA : Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur Pada Smartphone Android (Studi Kasus : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur).

(1)

TUGAS AKHIR

Nama

: Andri Busana

NIM

: 07.41010.0267

Program

: S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

v

wistawan kurang tertarik terhadap obyek tersebut, misalnya info akomodasi dan penjelasan singkat mengenai obyek wisata. Cerita tersesat di wilayah asing bagi wisatawan juga merupakan salah satu faktor yang membuat wisatawan bingung akan perjalanan mereka dikarenakan mereka tidak mengetahui secara pasti posisi keberadaan mereka dan arah rute tujuan obyek wisata yang akan dikunjungi.

Proses navigasi pariwisata dimulai dari Mobile Aplication yang telah menerima permintaan wisatawan mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi dan selanjutnya aplikasi memberitahukan pada server Google Map API bahwa ada request baru yang harus diberitahukan pada ponsel smartphone android yaitu berupa peta digital. Data tentang obyek wisata diambil dari web server Pariwisata, Web server segera memproses permintaan dan menghasilkan informasi detail obyek wisata dan mengirimkannya kembali pada smartphone android.

Dengan memanfaatkan sistem ini wisatawan dapat melihat obyek wisata beserta komponennya yang dipandu dengan arah rute tujuan dan rute terpendek dimana informasi yang disajikan berupa peta digital, mengetahui posisi keberadaannya, dan mengetahui posisi tempat-tempat wisata. Sistem ini terdiri dari aplikasi mobile (android), website (wisatawan), dan website admin untuk keperluan maintence data.


(3)

viii

Halaman

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Pariwisata ... 7

2.2 Sistem Navigasi Satelit ... 8

2.3 GPS ... 11

2.4 Android ... 16

2.5 Google Maps ... 27

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 28

3.1 Analisis Permasalahan ... 28

3.2 Use Case Diagram ... 36


(4)

ix

3.6 Component Diagram ... 65

3.7 Deployment Diagram ... 68

3.8 Desain Struktur Tabel ... 68

3.9 Desain Input Output ... 69

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 88

4.1 Kebutuhan Sistem ... 88

4.2 Implementasi Sistem ... 88

4.3 Evaluasi ... 108

BAB V PENUTUP ... 115

5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117


(5)

x

Halaman

Tabel 2.4 Daftar Rillis Versi Android ... 22

Tabel 3.1 Use Case Diagram Aplikasi Website ... 37

Tabel 3.2 Use Case Diagram Aplikasi Web Service ... 38

Tabel 3.3 Use Case Diagram Aplikasi Android ... 39

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Peta ... 108

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Fitur Wisata ... 110

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Fitur Komponen ... 112

Tabel 4.4 Daftar Versi OS Android ... 114


(6)

xi

Halaman

Gambar 2.1 Simulasi Navigasi Satelit Menggunakan GPS ... 9

Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata ... 11

Gambar 2.3 Teliterasi dalam GPS ... 15

Gambar 2.4 Arsitektur GPS Pariwisata Jawa Timur ... 15

Gambar 2.5 Arsitektur Android ... 25

Gambar 2.6 Lapisan Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata ... 25

Gambar 3.1 Pembagian Gambar Peta ... 33

Gambar 3.2 Arsitektur Navigasi Pariwisata ... 33

Gambar 3.3 Arsitektur Aplikasi Website Pariwisata ... 34

Gambar 3.4 Garis Besar Aplikasi pada Smartphone Android ... 35

Gambar 3.5 Use Case Diagram Aplikasi Website ... 36

Gambar 3.6 Use Case Diagram Aplikasi Web Sever ... 37

Gambar 3.7 Use Case Diagram Aplikasi pada Smartphone Android ... 38

Gambar 3.8 Activity Diagram untuk “Upload File” ... 40

Gambar 3.9 Activity Diagram untuk “Login” ... 41

Gambar 3.10 Activity Diagram untuk “Maintenance User” ... 42

Gambar 3.11 Activity Diagram untuk “Search Tourism Place” ... 43

Gambar 3.12 Activity Diagram untuk “Search Komponen” ... 44

Gambar 3.13 Activity Diagram untuk “View Map” ... 45

Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk “Upload File” ... 47


(7)

xii

Gambar 3.18 Sequence Diagram untuk “Search Component” ... 51

Gambar 3.19 Sequence Diagram untuk “View Map” ... 52

Gambar 3.20 Class Diagram Aplikasi Pariwisata ... 53

Gambar 3.21 Class Diagram Aplikasi Website ... 53

Gambar 3.22 Class Diagram Aplikasi Mobile ... 54

Gambar 3.23 Kelas “OleDbDatabase” ... 54

Gambar 3.24 Kelas “Main Form” ... 55

Gambar 3.25 Kelas “Setting Form” ... 55

Gambar 3.26 Kelas “Pariwisata” ... 56

Gambar 3.27 Kelas “Select Map” ... 56

Gambar 3.28 Kelas “User” ... 57

Gambar 3.29 Kelas “View Map” ... 57

Gambar 3.30 Kelas “Account Setting” ... 58

Gambar 3.31 Kelas “Download” ... 58

Gambar 3.32 Kelas “Maintenance User” ... 58

Gambar 3.33 Kelas “Berita” ... 59

Gambar 3.34 Kelas “Kategori Komponen” ... 60

Gambar 3.35 Kelas “Kategori Wisata” ... 61

Gambar 3.36 Kelas “Help” ... 61

Gambar 3.37 Kelas “My Database” ... 62

Gambar 3.38 Kelas “Google Map API Receiver” ... 62


(8)

xiii

Gambar 3.42 Kelas “Search Tourism Place” ... 64

Gambar 3.43 Kelas “View Form” ... 65

Gambar 3.44 Hubungan Antar Komponen ... 65

Gambar 3.45 Package Spesification untuk Komponen GUI (Web) ... 66

Gambar 3.46 Package Spesification untuk Komponen Kontrol (Web) ... 66

Gambar 3.47 Package Spesification untuk Komponen GUI (Webservice) ... 66

Gambar 3.48 Package Spesification untuk Komponen Kontrol (Webservice) 67 Gambar 3.49 Package Spesification untuk Komponen GUI (Mobile) ... 67

Gambar 3.50 Package Spesification untuk Komponen Kontrol (Mobile) ... 67

Gambar 3.51 Deployment Diagram ... 68

Gambar 3.52 Desain Struktur Tabel ... 69

Gambar 3.53 Rancangan Form Login (Web Service) ... 70

Gambar 3.54 Rancangan Form Home (Web Service) ... 70

Gambar 3.55 Rancangan Form User(Web Service) ... 71

Gambar 3.56 Rancangan Form Edit User(Web Service) ... 72

Gambar 3.57 Rancangan Form Tambah User(Web Service) ... 72

Gambar 3.58 Rancangan Form Upload File(Web Service) ... 73

Gambar 3.59 Rancangan Form Modul(Web Service) ... 73

Gambar 3.60 Rancangan Form Aplikasi Mobile(Web Service) ... 74

Gambar 3.61 Rancangan Form Wisata(Web Service) ... 75

Gambar 3.62 Rancangan Form Tambah Wisata(Web Service) ... 76


(9)

xiv

Gambar 3.66 Rancangan Form Berita(Web Service) ... 79

Gambar 3.67 Rancangan Form Aplikasi (Website) ... 80

Gambar 3.68 Rancangan Form Download Aplikasi (Website) ... 80

Gambar 3.69 Rancangan Form Tempat Wisata (Website) ... 81

Gambar 3.70 Rancangan Form Berita (Website) ... 82

Gambar 3.71 Rancangan Form Help (Website) ... 82

Gambar 3.72 Rancangan Form Contact Us (Website) ... 83

Gambar 3.73 Rancangan Form Home (Android) ... 84

Gambar 3.74 Rancangan Form Kategori Wisata (Android) ... 84

Gambar 3.75 Rancangan Form Detail Wisata (Android) ... 85

Gambar 3.76 Rancangan Form List Kategori Komponen (Android) ... 86

Gambar 3.77 Rancangan Form Detail Komponen (Android) ... 86

Gambar 3.78 Rancangan Form Menu Setting (Android) ... 87

Gambar 4.1 Tampilan Form Splash Screen (Android) ... 89

Gambar 4.2 Tampilan Form Menu Utama (Android) ... 90

Gambar 4.3 Tampilan Form Menu Peta (Android) ... 91

Gambar 4.4 Proses dan Tampilan Arah Rute Tujuan (Android) ... 92

Gambar 4.5 Tampilan Form Wisata (Android) ... 94

Gambar 4.6 Tampilan Form Komponen Wisata (Android) ... 95

Gambar 4.7 Tampilan Form Daftar Catatan (Android) ... 96

Gambar 4.8 Tampilan Form Catatan (Android) ... 96


(10)

xv

Gambar 4.12 Tampilan Form Tambah Wisata (Web Service) ... 100

Gambar 4.13 Tampilan Form Daftar Komponen (Web Service) ... 101

Gambar 4.14 Tampilan Form Tambah Komponen (Web Service) ... 102

Gambar 4.15 Tampilan Form Daftar User (Web Service) ... 103

Gambar 4.16 Tampilan Form Tambah User (Web Service) ... 104

Gambar 4.17 Tampilan Form Kategori Wisata (Web Service) ... 104

Gambar 4.18 Tampilan Form Tambah Kategori Wisata (Web Service) ... 105

Gambar 4.19 Tampilan Form Kategori Komponen (Web Service) ... 105

Gambar 4.20 Tampilan Form Tambah Kategori Komponen (Web Service) ... 106

Gambar 4.21 Tampilan Form Form Aplikasi (Web Service) ... 107

Gambar 4.22 Hasil Test Case 1,2,dan 3 ... 109

Gambar 4.23 Hasil Test Case 4,5,dan 6 ... 110

Gambar 4.24 Hasil Test Case 7,8,9,10,11,dan 12 ... 111


(11)

xvi

Halaman Lampiran 1. Biodata Penulis ... 118 Lampiran 2. Listing Program ... 119


(12)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang terletak secara menyebar di kepulauan Nusantara Indonesia, terdapat 6 jenis obyek wisata yang dapat dikunjungi misalnya wisata alam, wisata kesehatan, wisata religi, wisata budaya, wisata buatan, dan wisata olah raga. Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dimana orang akan berdiam menuju suatu tempat asing untuk maksud tertentu, dan tidak tinggal menetap untuk selama-lamanya atau sementara waktu (Dr.Huber). Kemajuan dalam hal tekhnologi telah mengubah cara bepergian dan merencanakan kegiatan pariwisata, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan tool offline seperti pensil dan kertas untuk mencatat lokasi obyek wisata tersebut. Informasi yang sering ditampilkan adalah informasi tempat-tempat wisata, cerita lokal mengenai tempat-tempat tersebut, info akomodasi dan sebagainya, namun karena keterbatasan mengenai informasi tempat pariwisata dan jarak yang akan ditempuh atau info akomodasi membuat para wisatawan kurang berminat untuk mengunjungi lokasi obyek wisata tersebut. Misalnya, jika seorang wisatawan berada di daerah pusat kota tujuan, dan melihat sebuah obyek wisata seperti bangunan kuno atau museum, wisatawan pasti ingin tahu diskripsi bangunan tersebut terlebih dahulu untuk memastikan informasi obyek wisata yang sedang dikunjungi, wisatawan tidak bisa mendapatkan informasi tersebut tanpa bergabung dengan kelompok tur atau ponsel dengan akses web. Hal ini


(13)

menyebabkan masyarakat kurang berminat terhadap obyek wisata yang menurut mereka tidak menarik dikunjungi karena kurangnya informasi.

Dari permasalahan diatas maka diperlukan suatu sistem yang mampu membantu aktifitas wisatawan dalam mencari informasi mengenai lokasi wisatawan, obyek wisata dan rute tujuan lokasi wisatawan ke obyek wisata, sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata pada smartphone Android, pada saat mengakses dimanapun berada secara realtime menggunakan perangkat mobile smartphone android bagi wisatwan, karena smartphone android merupakan telepon selular (ponsel) yang mampu selalu terhubung ke internet untuk sinkronisasi data secara otomatis atau manual dan dilengkapi dengan fitur GPS untuk sistem navigasi.

Untuk melakukan penentuan lokasi suatu perangkat mobile terdapat banyak cara, namun yang kerap digunakan adalah Cell Identification (Cell-ID) dan Global Positioning System (GPS). Pemanfaatan Cell-ID memiliki kelebihan yaitu tidak membutuhkan perangkat tambahan karena memanfaatkan fasilitas penyedia jaringan yang memungkinkan seorang pelanggan seluler untuk mengetahui posisinya terhadap Base Transceiver Station (BTS) terdekat. Namun akurasi dengan teknik Cell-ID ini sangat rendah yaitu berkisar 1-3 kilometer (km). GPS memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk diimplementasikan dalam sistem penentuan lokasi meskipun teknik ini mengharuskan dibutuhkannya perangkat tambahan. Untuk mendapatkan hasil penentuan posisi yang maksimal dan sesuai kebutuhan sistem maka implementasi metode mobile positioning menggunakan GPS dikarenakan tingkat akurasinya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Cell-ID.


(14)

Perangkat yang mendukung mobilitas untuk membangun sistem yang dapat membantu menunjukkan lokasi obyek wisata adalah dengan cara menggunakan handphone yang dilengkapi fitur GPS, karena perangkat komunikasi ini dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Sebagian besar smartphone Android memiliki GPS yang dipadukan dengan aplikasi google map, sehingga peta dan berbagai informasi didalamnya sangat membantu dalam pencarian lokasi atau pencarian arah.

Pentingnya informasi dalam sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata pada smartphone Android, sehingga wisatwan dapat dipandu dalam menentukan lokasi obyek wisata maupun komponen-komponen wisata. Komponen yang dimaksud adalah komponen pendukung wisata seperti kuliner, pompa bensin, mesin ATM, souvenir atau oleh-oleh dan tempat penginapan dimana komponen tersebut dapat menjamin akomodasi perjalanan wisatawan. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah wisatawan mendapatkan informasi obyek wisata yang dilengkapi dengan system navigasi lokasi obyek wisata dan posisi keberadaan mereka pada peta digital secara mobile. Untuk mempermudah terciptanya sistem ini, maka akan memanfaatkan Google Maps API untuk menampilkan peta digital dan penunjuk rute tujuan.


(15)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang ada pada sistem ini adalah:

1. Bagaimana merancang bangun Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android yang dapat membantu wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai obyek wisata yang ada di Jawa Timur. 2. Bagaimana membuat sistem navigasi obyek wisata yang dilengkapi dengan

peta digital dan panduan rute tujuan pada Smartphone android.

1.3Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan pada aplikasi yang akan dibangun harus diberikan batasan untuk memperjelas dan mencapai tujuan utama. Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Sistem ini hanya bisa diterapkan pada smartphone Android yang memiliki fitur GPS dan mensyaratkan fasilitas GPS harus dalam keadaan aktif (on). 2. Ruang lingkup data dalam sistem ini hanya sebatas obyek wisata yang ada di

Jawa Timur.

3. Penambahan fitur obyek wisata dapat dilakukan dengan menambahkan data dan informasi yang dibutuhkan.

4. Aplikasi sistem navigasi pariwisata pada smarthphone android diperoleh dari webserver pariwisata.

5. Sistem yang dibuat membutuhkan koneksi internet dan menggunakan server online sebagai media penyimpanan data pariwisata untuk menjaga informasi tetap update.


(16)

6. Fungsi penentuan rute terpendek menggunakan fitur yang telah disediakan oleh Google Maps.

7. Peta informasi yang ditampilkan berupa peta dari Google Maps. 8. Pengguna sistem adalah administrator dan wisatawan (user). 9. Pariwisata fokus daerah Surabaya dan sekitarnya.

1.4Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini antara lain:

1. Terciptanya sebuah Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android yang dapat membantu wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai obyek wisata yang ada di Jawa Timur.

2. Terciptanya sistem navigasi pariwisata yang dilengkapi dengan peta digital dan panduan rute tujuan dengan memanfaatkan fitur yang telah disediakan oleh Google Maps.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibedakan dengan pembagian bab – bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah dan tujuan tugas akhir ini.


(17)

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir yang meliputi definisi dan konsep pariwisata, pengertian GPS, Platform Google Android, Google Maps, Google Maps API.

BAB III : METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir mulai dari identifikasi masalah dan tujuan, analisis sistem, perancangan system menggunakan UML (Unified Modeling Language), desain database, desain input output, dan implementasi Menggunakan Smartphone Android.

BAB IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari sistem yang dibuat secara keseluruhan serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan pada validasi input, fungsionalitas sistem dan berisi langkah-langkah implementasi program dari perangkat lunak yang telah melalui tahap evaluasi, serta analisis terhadap kinerja sistem tersebut.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini dijelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan berikutnya.


(18)

7 2.1 Pariwisata

Kata “pariwisata” sebenarnya baru popular di Indonesia setelah disenggelarakannya Msyawarah Nasional Tourisme di Tretes, Jawa Timur pada tanggal 12 s/d 14 juni 1958. Sebelumnya, sebagai kata pariwisata digunakan kata “tourisme” (bahasa Belanda) yang sering pula di Indonesia menjadi “turisme”.

Menurut pengertian ini, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa sangsekerta, sesungguhnya bukanlah berarti “turisme” (bahsa Belanda). Kata pariwisata menurut pengertian ini, sinonim dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut: kata pariwisata terdiri dari dua suku yaitu masing-masing kata “pari” dan “sata”.

• Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar.

• Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalamhal ini sinonim dengan kata “travel”.

Atas dasar itu, maka kata “pariwisata” seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak , kata “kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Menurut ketetapan MPRS No.I – II Tahun 1960, kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan


(19)

manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri. Unsur-unsur yang diperlukan calon wisatawan dalam rangka mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata:

Kemana hendak pergi? Daerah tujuan wisata mana yang menjadi pilihan, dalam kota, luar kota, dalam negeri, atau keluar negeri.

Dimana akan menginap? Kalau di hotel, hotel mana, berkemah dimana, rumah rakyat dimana.

Apa yang dapat

dilakukan ditempat tujuan?

Fasilitas apa yang tersedia, olah raga, memancing, museum, upacara adat, keadaan geografis, dan lain-lain.

Kendaraan apa yang digunakan?

Memakai pesawat udara, kapal laut, kereta api, kendaraan pribadi, atau kendaran sewaan.

Dimaana pendaftaran dilakukan?

Travel agent atau tour operator mana yang menyelenggarakan kegiatan pariwisata.

2.2 Sistem Navigasi Satelit

Sistem navigasi satelit adalah system yang digunakan untuk menentukan posisi di Bumi, dengan menggunakan satelit. Sistem navigasi satelit mengirimkan data posisi (garis bujur dan lintang, dan ketinggian) dan sinyal waktu dari satelit, ke alat penerima di permukaan. Penerima di permukaan dapat mengetahui


(20)

posisinya, serta waktu yang tepat. (Wikipedia, 2010). Gambar 2.1 merupakan gambaran simulasi navigasi menggunakan satelit GPS.

Gambar 2.1. Simulasi Navigasi satelit Menggunakan Satelit GPS

Pada tahun 2007, sistem navigasi satelit yang berfungsi hanyalah NAVSTAR Global Positioning System (GPS) Amerika Serikat. GLONASS, sistem navigasi satelit Rusia sedang berada pada tahap perbaikan, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2010. Uni Eropa sedang dalam tahap meluncurkan sistem navigasi satelit baru bernama Galileo yang dijadwalkan selesai pada tahun 2013. Sistem navigasi satelit lain yang sedang dikembangkan adalah Beidou milik RRC dan IRNSS buatan India.

2.2.1 Cara Kerja

Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.


(21)

1. Bagian Kontrol, bagian ini untuk mengontrol setiap satelit yang berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

2. Bagian Angkasa, Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. 3. Bagian Pengguna, Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:

1. Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi. 2. Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat

diterima.

3. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. 4. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.


(22)

6. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.

7. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.

Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata Jawa Timur pada Smartphone Android

2.3 Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi secara cepat, akurat (tiga dimensi koordinat x, y, z) dan


(23)

memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di seluruh dunia pada setiap saat tanpa tergantung cuaca (Abidin, 2000). GPS merupakan sistem navigasi atau sistem penentuan posisi yang memiliki karakteristik dalam hal ketelitian. GPS memberi ketelitian posisi dari beberapa mm sampai beberapa meter dan ketelitian kecepatan sampai beberapa cm/detik serta ketelitian waktu sampai nanodetik.

Sistem GPS terdiri dari tiga segmen utama, yaitu segmen kontrol (control segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, segmen satelit (space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, dan segmen pengguna (user segment) yang terdiri dari pengguna sipil dan militer. Satelit GPS mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran. Setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS berinklinasi 550 terhadap bidang equator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km (Haryanto, 2004). Dengan adanya 24 satelit di angkasa, 4 sampai dengan 10 satelit GPS setiap saat akan selalu dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Sinyal satelit GPS dipancarkan secara broadcast oleh satelit GPS secara kontinyu serta tidak tergantung cuaca. Dengan mengamati sinyal satelit menggunakan receiver GPS seseorang dapat menentukan posisi (lintang, bujur) di permukaan bumi. Informasi lainnya yang didapat dari satelit GPS selain posisi adalah kecepatan, arah, jarak, dan waktu.

2.3.1 Sejarah Perkembangan GPS

GPS dikembangkan pertama kali sebagai NAVSTAR Global Positioning System (GPS) juga dikenal sebagai Navigation System with Timing And Ranging


(24)

GPS. Sistem ini merupakan sistem penentuan posisi berbasis satelit, dan sekaligus merupakan tonggak revolusi bidang pengukuran posisi dan navigasi. Sistem GPS pada awalnya merupakan sistem navigasi militer yang dirancang, dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Pertahanan Amerika Serikat Departement of Defence (DoD). Sistem ini dirancang oleh Amerika Serikat sejak tahun 1973. Sistem ini adalah hasil gabungan program U.S. Navy’s Timation dan proyek U.S. Air Force’s 621B di bawah tanggung jawab Joint Program Office (JPO). Satelit GPS yang pertama telah diluncurkan pada tahun 1978. Pada awalnya, penggunaan sistem ini ditujukan khusus bagi pihak militer Amerika Serikat. Namun setelah diluluskan pada Kongres Amerika Serikat, penggunaan sistem penentuan posisi ini terbuka untuk umum [Haryanto, 2004].

2.3.2 Sinyal GPS

Satelit GPS memancarkan sinyal yang pada prinsipnya untuk memberikan informasi kepada pengamat sinyal tentang posisi satelit GPS yang bersangkutan serta jaraknya dari pengamat lengkap dengan informasi waktunya (Abidin, 2000). Setiap sinyal dari satelit GPS membawa data yang diperlukan untuk mendukung proses penentuan posisi, kecepatan maupun waktu.

GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Kedua Sinyal satelit GPS tersebut dikendalikan sesuai dengan jam atom rubidium atau cesium yang dipasang pada satelit GPS. Frekuensi jam atomic adalah 10.23 MHz (Haryanto, 2004). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua inyal pseudo-random yaitu kode P (Protected), kode C/A (coarse/aquisition) dan pesan navigasi sedangkan sinyal L2 hanya membawa kode P dan pesan navigasi.


(25)

Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit.

Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.

2.3.3 Cara penentuan lokasi pada GPS

Satelit GPS mengorbit bumi dua kali dalam sehari dengan lintasan yang sangat presisi dan mentrasmisikan sinyal informasi secara kontinu ke bumi. GPS receiver memanfaatkan informasi ini dengan berperan sebagai sebuah alat pengukur yang menghitung jarak antara antenna receiver dengan berbagai satelit GPS. Kemudian GPS receiver mendeduksi posisi melalui proses trilaterasi dengan mencari perpotongan tiap vektor satelit-satelit tersebut. Jarak antara antena receiver dan satelit diukur dengan membandingkan waktu yang terdapat pada sinyal dengan waktu ketika sinyal diterima.

Sebuah GPS receiver setidaknya harus menangkap sinyal dari 3 buah satelit untuk menghitung posisi 2 dimensi (latitude dan longitude) dan pergerakannya. Dengan 4 buah satelit atau lebih, receiver dapat menghitung posisi 3 dimensi (latitude, longitude, dan altitude).


(26)

Gambar 2.3 Trilaterasi dalam GPS

Gambar 2.3 memberikan gambaran sederhana yang memodelkan proses trilaterasi dalam GPS untuk menentukan lokasi. Lingkaran melambangkan ruang wilayah cakupan sebuah satelit dan titik di tengahnya adalah satelit itu sendiri.

2.3.4 Akurasi GPS

GPS menyediakan posisi dengan ketepatan akurasi hingga 15 meter, yang berarti jika GPS receiver memberikan koordinat terhadap suatu lokasi tertentu, maka boleh diharapkan lokasi sebenarnya berada dalam radius 15 meter dari koordinat tersebut (El-Rabbany, 2002). Ketepatan GPS bergantung daripada lokasi GPS receiver-nya dan halangan terhadap sinyal satelit GPS. Meski secara umum, GPS menawarkan tingkat ketelitian 15 meter, namun akurasi ini dapat ditingkatkan dengan berbagai teknik, seperti Assisted GPS (A-GPS), Differential GPS (D-GPS), atau Wide Area Augmentation System (WAAS). Pada kenyataan di lapangan, akurasi dapat bervariasi sesuai keadaan.

2.4 Android

Android adalah sistem operasi untuk smartphone yang dibuat oleh google corporation. Sistem operasi ini dikembangkan dengan memanfaatkan linux kernel.


(27)

(Google, 2010). Perencanaan Sistem dan Tori Penunjang Android ). Versi stable terbaru dari Android adalah Honycomb 3.1 yang di rilis pada bulan mei 2011 dengan linux versi 2.6.37. pada versi ini fitur android sudah dilengkapi dengan High performance WiFi lock, Download manager, Streaming audio formats dan juga browser chrome versi 8 menggunakan HTML5. Pada versi 3.0 ke atas perangkat selular yang digunakan tidak lagi perangkat selular genggam melainkan menggunakan perangkat selular berbentuk tablet, yang memiliki ukuran lebih besar, kurang lebih dua kali lipat di banding perangkat selular biasa.

Dari segi arsitektur sistem, android merupakan sekumpulan framework dan virtual machine yang berjalan di atas kernel linux. Virtual machine android bernama Dalvik Virtual Machine (DVM), engine ini berfungsi untuk menginterpretasikan dan menghubungkan seluruh kode mesin yang digunakan oleh setiap aplikasi dengan kernel linux. Sementara untuk framework aplikasi sebagian besar dikembangkan oleh google dan sebagian yang lain dikembangkan oleh pihak ketiga (developer). Beberapa framework yang dikembangkan oleh android sendiri misalnya fungsi untuk telephoni seperti panggila telepon, sms, video call. Untuk browser android menggunakan google chrome.

Aplikasi yang dikembangkan diatas android dibuat dengan menggunakan kode Java seperti halnya J2ME yang telah lama digunakan pada platform perangkat selular umumnya. Namun secara siklus program memiliki perbedaan mendasar antara J2ME dengan Java yang ada pada android. Kode Java pada android lebih dekat dengan J2SE. hingga saat ini android telah banyak digunakan pada produk smartphone seperti Samsung, LG, SonyErricson, Nexian dan juga HTC. Dengan dukungan Software Development Kit (SDK) dan Application


(28)

Programming Interface (API) dari google memberikan kemudahan bagi pihak ketiga (developer) untuk membangun aplikasi yang dapat berjalan pada sistem opreasi android.

2.4.1 Platform Google Android

Android merupakan suatu software stack untuk mobile device (Google Inc, 2003). Di dalamnya terdapat sistem operasi, middleware, dan key application. Aplikasi pada platform ini dikembangkan dalam bahasa pemrograman java. Android sendiri memiliki banyak fitur diantaranya adalah:

1. Merupakan sebuah Application Framework sehingga programmer dapat menggunakan beberapa fungsi yang telah disediakan.

2. Dalvik virtual machine. Tiap aplikasi dalam Android memiliki instance virtual machine yang dapat bekerja secara efisien dalam lingkungan memori yang terbatas.

3. Integrated browser. Web browser berbasis WebKit engine terdapat pada browser default Android atau pun dapat diintegrasikan dengan aplikasi lain. 4. Optimized graphics. Library grafis 2D yang kaya dan 3D berbasis OpenGL

ES 1.0 yang mendukung akselerasi hardware.

5. SQLite. Basis data relasional yang ringan namun sangat powerfull.

6. Media Support. Mendukung berbagai format audio, video, dan gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

7. GSM Telephony. Mendukung fungsi komunikasi GSM.

8. Bluetooth, EDGE, 3G dan WiFi. Mendukung komunikasi pada jaringan (tergantung hardware).


(29)

9. Kamera, GPS, kompas dan accelerometer. Mendukung berbagai fitur yang disediakan oleh hardware.

10.Device emulator, tools untuk debugging, profiling memori dan performa, plugin untuk Eclipse IDE.

2.4.2 Perkembangan Platform Android

Android merupakan system operasi yang dikembangkan oleh google bersama perusahaan yang tergabung dalam open handset alliance (Intel, NVIDIA, Texas Instrument) sejak tahun 2007. Hasil survey AC Nielsen yang kerap dijadikan sebagai acuan menyebutkan bahwa dalam 3 bulan terakhir penjualan Android mencetak angka 56 persen dari seluruh penjualan smartphone di dunia.Sedangkan Apple dengan iOS hanya menguasai 28 persen yang membuatnya berada di posisi kedua setelah Android. Sementara BlackBerry berada di tempat ketiga dengan menguasai 9 persen penjualan. Hasil survey yang dilakukan oleh AC Nielsen ini dikumpulkan dari 25.500 penjualan smartphone dalam 3 bulan terakhir. Dengan kata lain Android berhasil menjual 14.280 unit smartphone mengalahkan iOS yang hanya mampu menjual iPhone-nya sebanyak 7.140 unit saja. Angka ini akan semakin menunjang Google dalam melakukan pengembangan OS Android beserta aplikasinya untuk bisa digunakan oleh pasar yang kini sedang berkembang dengan pesat (TelSetNews.com, 2011).

2.4.3 Life Cycle Aplikasi Android

Pada banyak kasus, tiap aplikasi pada Android masing-masing memiliki Linux proses. Proses ini diciptakan untuk aplikasi tersebut pada saat kode program tersebut akan dieksekusi, akan terus berjalan sampai tidak dibutuhkan lagi dan sistem memerlukan memori untuk aplikasi lain.


(30)

Konsep dasar program Android adalah suatu proses pada aplikasi tidak langsung di atur oleh aplikasi tersebut. Proses tersebut ditentukan oleh sistem melalui kombinasi: informasi aplikasi bagi sistem, seberapa pentingnya aplikasi tersebut bagi user dan ketersediaan memori.

Contoh kasus life-cycle bug adalah IntentReceiver yang menciptakan thread pada saat menerima intent pada method onReceiveIntent dan selesai dari fungsi tersebut. Setelah fungsi tersebut selesai, sistem menganggap bahwa IntentReceiver tersebut menjadi tidak aktif sehingga ia memiliki proses yang tidak dibutuhkan (kecuali terdapat komponen aplikasi lain di dalamnya). Oleh karena itu, sistem dapat menghapus proses tersebut kapanpun apabila dibutuhkan. Hal tersebut akan menghapus semua thread yang berjalan pada proses tersebut. Solusi masalah ini adalah memakai Service dari IntentReceiver, sehingga sistem mengetahui bahwa ada suatu yang aktif dalam proses tersebut.

Sebagai programmer, kita harus mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk merancang aplikasi. Kesalahan pada perancangan akan membuat suatu aplikasi akan dihentikan oleh sistem pada saat yang tidak diinginkan. Untuk menentukan proses mana yang akan dihapus pada situasi low memory, Android memiliki “importance hierarchy” berdasarkan komponen dan state yang sedang berjalan. Urutan berdasarkankepentingan tersebut adalah:

1. Foreground process. Adalah suatu proses yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan user saat ini. Berbagai komponen suatu aplikasi dapat mengakibatkan proses di dalamnya menjadi foreground proses. Hanya akan terdapat beberapa proses seperti itu dalam sistem, proses ini hanya akan dihapus apabila sistem


(31)

tidak memiliki pilihan lain. Contohnya apabila memori tinggal sedikit sehingga proses foreground tidak bisa lagi berjalan. Hal ini diperlukan untuk menjaga user interface tetap interaktif dengan user.

2. Visible process. Adalah proses yang memegang Activity yang dapat dilihat user pada layar tetapi tidak foreground (pada saat method onPause() dipanggil). Hal ini dapat terjadi, sebagai contoh activity foreground muncul dengan dialog sehingga activity sebelumnya terlihat di belakangnya. Proses ini sangat penting dan tidak akan di hapus kecuali untuk menjaga aplikasi foreground tetap berjalan.

3. Service process. Adalah proses yang memegang Service yang dimulai dengan method startService(). Meskipun proses ini secara langsung tidak dapat dilihat oleh user, biasanya proses ini menjalankan perintah dari user (seperti memutar lagu, men-download data dari jaringan dan lain-lain). Sistem akantetap membiarkan proses ini berjalan selama proses foreground dan visible masih bisa berjalan.

4. Background process. Adalah proses yang memegang Activity yang saat ini tidak dapat dilihat oleh user (method onStop() sedang dipanggil). Proses ini tidak secara langsung mempengaruhi user. Apabila activity life cycle telah dipenuhi dengan benar, sistem dapat menghapus proses ini sewaktu-waktu untuk memberikan memori tambahan. Biasanya banyak ditemukan proses semacam ini, sehingga proses tersebut disimpan dalam LRU (Least Recently Used) untuk menjaga agar proses yang baru saja dilihat oleh user akan dihapuspaling akhir pada kondisi low memory.


(32)

5. Empty Process. Adalah proses yang tidak memegang suatu komponen yang sedang aktif. Alasan mengapa membiarkan proses semacam ini adalah untuk melakukan cache sehingga proses startup menjadi lebih cepat apabila aplikasitersebut akan dijalankan kembali. Sistem seringkali menghapus proses semacam ini untuk mencapai keseimbangan dari system resource antara cached processes dan kernel caches.

Berikut ini adalah tabel daftar rilis versi android dan juga kernel linux yang digunakan pada sistem operasi android. Secara garis besar kernel linux yang digunakan pada perangkat selular android hampir sama dengan kernel linux pada komputer.

Nama Kode

Android

Kernel Linux Tahun Rilis

Cupcake 1.5 2.6.27 Februari 2009

Donut 1.6 2.6.29 September 2009

Éclair 2.1 2.6.29 Oktober 2009

Froyo 2.2 2.6.32 Mei 2010

GingerBread 2.3 2.6.34 Oktober 2010

HoneyComb 3.1 2.6.37 Mei 2011

Tabel 2.4.1Daftar rilis versi android dan kernel linux

2.4.4 The Dalvik Virtual Machine (DVM)

Salah satu elemen kunci dari Android adalah Dalvik Virtual Machine (DVM). Android berjalan di dalam Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java Virtual Machine (JVM), sebenarnya banyak persamaannya dengan Java Virtual


(33)

Machine (JVM) seperti Java ME (Java mobile Edition), tetapi Android menggunakan Virtual Machine sendiri yang menurut saya dikustomisasi dan dirancang untuk memastikan bahwa beberapa feature-feature berjalan lebih efisien pada perangkat mobile.

Dalvik Virtual Machine (DVM) adalah ”register bases” sementara Java Virtual Machine (JVM) adalah ”stack based”, DVM didesain oleh Dan Bornsten dan beberapa engineers Google lainnya. DVM menggunakan kernel Linux untuk menangani fungsionalitas tingkat rendah termasuk keamanan, threading, dan proses serta manajemen memori. Ini memungkinkan kita untuk menulis aplikasi C / C + sama halnya seperti pada OS Linux kebanyakan. Meskipun dalam kenyataannya kita harus banyak memahami Arsitektur dan proses sistem dari kernel Linux yang digunakan dalam Android tersebut.

Semua hardware yang berbasis Android dijalankan dengan menggunakan Virtual machine untuk eksekusi aplikasi, pengembang tidak perlu khawatir tentang implementasi perangkat keras tertentu. Dalvik Virtual Machine mengeksekusi executable file, sebuah format yang dioptimalkan untuk memastikan memori yang digunakan sangat kecil. The executable file diciptakan dengan mengubah kelas bahasa java dan dikompilasi menggunakan tools yang disediakan dalam SDK Android.

2.4.5 Android SDK (Software Development Kit)

Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java (Harahap, 2011). Android merupakan


(34)

subset perangkat lunak untuk smartphone yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang direlease oleh Google.

Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Sebagai platform aplikasi netral, Android memberi Anda kesempatan untuk membuat aplikasi yang bukan merupakan aplikasi bawaan Smartphone.

Beberapa fitur-fitur Android yang paling penting adalah:

1. Framework Aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan reusable. 2. Mesin Virtual Dalvik dioptimalkan untuk perangkat mobile.

3. Integrated browser berdasarkan engine open source WebKit.

4. Grafis yang dioptimalkan dan didukung oleh libraries grafis 2D, grafis 3D berdasarkan spesifikasi OpenGL ES 1.0 (Opsional akselerasi hardware). 5. SQLite untuk menyimpan data.

6. Media Support yang mendukung audio, video, dan gambar. 7. Bluetooth, EDGE, dan WiFi (tergantung hardware).

8. Kamera, GPS, kompas, dan accelerometer (tergantung hardware)

9. Lingkungan Development yang lengkap dan kaya termasuk perangkat emulator, tool untuk debugging, profil dan kinerja memori, dan plugin untuk IDE Eclipse.

2.4.6 Anatomi Aplikasi Android

Terdapat empat building blocks pada aplikasi Android yaitu:


(35)

2. Intent Receiver 3. Service

4. Content Provider

Tidak semua aplikasi membutuhkan keempat blok ini, tetapi suatu aplikasi dibuat menggunakan kombinasi beberapa blok ini. Setelah memutuskan blok komponen yangakan digunakan, blok tersebut didaftarkan pada suatu file yang disebut dengan AndroidManifest.xml. File XML ini digunakan untuk menyatakan komponen apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah aplikasi dan kemampuan serta kebutuhan aplikasi tersebut.

2.4.7 Arsitektur Android

Arsistektur sistem terdiri atas 5 layer, pemisahan layer bertujuan untuk memberikan abstraksi sehingga memudahkan pengembangan aplikasi. Layer-layer tersebut adalah Layer-layer aplikasi, Layer-layer framework aplikasi, Layer-layer libraries, layer runtime, dan layer kernel. Gambar 2.5 memberikan gambaran umum komponen-komponen dalam arsitektur sistem operasi Android.


(36)

Gambar 2.6Lapisan arsitektur sistem navigasi pariwisata pada Android.

Secara garis besar Arsitektur Android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut:

1. Applications dan Widgets

Applications dan Widgets ini adalah layar dimana berhubungan dengan aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi kemudian kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut, di layer inilah terdapat seperti aplikasi inti termasuk klien email, program sms, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman java.

2. Aplikasi Frameworks

Android adalah ”Open Development Platform” yaitu Android menawarkan kepada pengembang atau memberi kemampuan kepada penembang untuk membangun aplikasi yang bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi resource, menjalankan service background, mengatur alarm, dan menambahkan tambahan seperti status


(37)

notificaations, dan masih banyak lagi. Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh apikasi yang berkategori inti. Arsitekturaplikasi dirancang supaya kita dengan mudah dapat menggunakan komponen yang sudah digunakan (reuse).

3. Libraries

Libraries ini adalah layer dimana fitur - fitur Android berada, biasanya para pembuat aplikasi kebanyakan mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya. Berjalan di atas kernel, layer ini meliputi berbagai library C / C++ inti seperti Libc dan SSL.

4. Android Runtime

Layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan dimana dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux. Dalvik Virtual Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi Android.

5. Linux Kernel

Linux kernel adalah layer dimana inti dari operating sistem dari Android itu sendiri, berisi file-file system yang mengatur sistem processing, memory, resource, drivers, dan sistem-sistem operating Android lainnya. Linux Kernel yang digunakan Android adalah Linux Kernel release 2.6.

2.5 Google Maps

Google Maps adalah sebuah layanan gratis peta digital dari Google berbasis web yang dapat digunakan dan ditempatkan pada website tertentu dengan menggunakkan Google Maps API (Wikipedia, 2010).


(38)

Google Maps sendiri mempunyai fitur-fitur antara lain navigasi peta dengan dragging mouse, zoom-in dan zoom-out untuk menunjukkan informasi peta secara detil memberi penanda pada peta dan memberi informasi tambahan. Mode viewing pada Google Maps berupa “Map” (peta topografi dan jalan), “satelite” (peta berupa foto satelit dan foto resolusi tinggi dari udara), “Hybrid” (peta berupa foto satelit dan peta jalan berada diiatasnya) dan “Street View”, fasilitas ini secara resmi diperkenalkan oleh Google pada Mei 2007.

Google telah membuat Google Maps API untuk memfasilitasi para developer untuk mengintegrasikan Google Maps pada websitenya. Ini merupakan layanan gratis yang sementara tidak mengandung iklan, tetapi Google menyatakan pada perjanjian menggunakan layanan bahwa mereka berhak untuk menampilkan iklan dimasa yang akan datang.

Dengan menggunakan Google Maps API kita dapat menampilkan seluruh fasilitas Google Maps pada website kita. Dimulai dengan membuat API key (API Key ini berfungsi sebagai kunci akses untuk website kita ) dan kita sudah dapat menggunakan fungsi-fungsiyang ada pada Google Maps API untuk website kita.


(39)

28

3.1Analisis Masalah

Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dimana orang akan berdiam menuju suatu tempat asing untuk maksud tertentu, dan tidak tinggal menetap untuk selama-lamanya atau sementara waktu (Dr.Huber). Kemajuan dalam hal tekhnologi telah mengubah cara bepergian dan merencanakan kegiatan pariwisata,

wisatawan tidak perlu lagi menggunakan tool offline seperti pensil dan kertas

untuk mencatat lokasi obyek wisata tersebut. informasi yang sering ditampilkan adalah informasi tempat-tempat wisata, cerita lokal mengenai tempat tersebut, info akomodasi dan sebagainya. Namun karena keterbatasan mengenai informasi tempat pariwisata dan jarak yang akan ditempuh atau info akomodasi membuat para wisatawan kurang berminat untuk mengunjungi lokasi obyek wisata tersebut. Misalnya, jika seorang wisatawan berada di daerah pusat kota tujuan, dan melihat sebuah obyek wisata seperti bangunan kuno atau museum, wisatawan pasti ingin tahu diskripsi bangunan tersebut terlebih dahulu untuk memastikan informasi obyek wisata yang sedang dikunjungi, wisatawan tidak bisa mendapatkan informasi tersebut tanpa bergabung dengan kelompok tur atau ponsel dengan akses web. Hal ini menyebabkan masyarakat kurang berminat terhadap obyek wisata yang menurut mereka tidak menarik dikunjungi karena kurangnya informasi.

Dari permasalahan diatas maka diperlukan suatu sistem yang mampu membantu aktifitas wisatawan dalam mencari informasi mengenai lokasi


(40)

wisatawan, obyek wisata dan rute tujuan lokasi wisatawan ke obyek wisata, sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata

pada smartphone Android, pada saat mengakses dimanapun berada secara

realtime menggunakan perangkat mobile smartphone android bagi wisatwan,

karena smartphone android merupakan telepon selular (ponsel) yang mampu

selalu terhubung ke internet untuk sinkronisasi data secara otomatis atau manual

dan dilengkapi dengan fitur GPS untuk sistem navigasi.

Untuk melakukan penentuan lokasi suatu perangkat mobile terdapat

banyak cara, namun yang kerap digunakan adalah Cell Identification (Cell-ID)

dan Global Positioning System (GPS). Pemanfaatan Cell-ID memiliki kelebihan

yaitu tidak membutuhkan perangkat tambahan karena memanfaatkan fasilitas penyedia jaringan yang memungkinkan seorang pelanggan seluler untuk

mengetahui posisinya terhadap Base Transceiver Station (BTS) terdekat. Namun

akurasi dengan teknik Cell-ID ini sangat rendah yaitu berkisar 1-3 kilometer (km). GPS memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk diimplementasikan dalam sistem pelacakan meskipun teknik ini mengharuskan dibutuhkannya perangkat tambahan. Untuk mendapatkan hasil penentuan posisi

yang maksimal dan sesuai kebutuhan sistem maka implementasi metode mobile

positioning menggunakan GPS dikarenakan tingkat akurasinya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Cell-ID.

Oleh karena itu, Perangkat yang mendukung mobilitas untuk membangun sistem yang dapat membantu menunjukkan lokasi obyek wisata adalah dengan cara menggunakan handphone yang dilengkapi fitur GPS, karena perangkat komunikasi ini dapat dengan mudah dibawa kemana-mana, sehingga wisatwan


(41)

dapat dipandu dalam menentukan lokasi obyek wisata maupun komponen-komponen wisata. Komponen yang dimaksud adalah komponen-komponen pendukung wisata seperti kuliner, pompa bensin, mesin ATM, souvenir atau oleh-oleh dan tempat penginapan dimana komponen tersebut dapat menjamin akomodasi perjalanan wisatawan. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah wisatawan mendapatkan informasi obyek wisata yang dilengkapi dengan sistem navigasi

lokasi obyek wisata dan posisi keberadaan mereka pada peta digital secara mobile.

Untuk mempermudah terciptanya sistem ini, maka akan memanfaatkan Google

Map API untuk menampilkan peta digital dan penunjuk rute tujuan.

3.1.1 Cara menampilkan rute terpendek dengan memanfaatkan google

map API pada aplikasi

Pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan Google Maps API adalah tentang HTML dan JavaScript, sedangkan peta sudah disediakan oleh Google, adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Agar peta dapat ditampilkan ke dalam apikasi mobile , maka diharuskan

mempunyai account Google, kemudian mendaftarkan diri dahulu di

http://code.google.com/apis/maps/signup.html. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan Google Maps API key. Berikut potongan source code untuk

memasukkan API key.

<com.google.android.maps.MapView android:id="@+id/mapView"

android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:enabled="true"

android:clickable="true"


(42)

2. Selanjutnya apabila peta sudah tampil dalam aplikasi kita barulah

membuat point marker, point marker adalah penanda untuk koordinat asal

ke koordinat tujuan. Berikut adalah potongan source code untuk membuat

point marker.

List<Overlay> mapOverlays = mapView.getOverlays();

Drawabledrawablethis.getResources().getDrawable(R.drawable. marker);

itemizedoverlay.addOverlay(overlayitem); mapOverlays.add(itemizedoverlay);

sebelumnya icon point marker harus sudah tersimpan dalam editor

program misalnya eclipse.

3. Langkah ketiga barulah kita menampilkan rute terpendek dengan

memanfaatkan google map API, perhitungan jarak pada google maps merekomendasikan jalur terpendek dari semua jalur yang mungkin. Salah satu cara menentukan jarak rute terpendek adalah dengan mengetahui

geopoint dari lokasi awal dan lokasi tujuan, dimana Google Maps akan

menentukan point marker pada rute yang akan dilewati dan menghitung

jarak antara point marker tersebut berdasarkan perhitungan jarak antara

dua geopoint. Logikanya kita click point marker yang terdapat pada peta untuk mendapatkan koordinat asal atau koordinat terakhir dan koordinat

tujuan, setalah itu baru membuat fungsi getDirectiondata untuk

menampilkan rute terpendek dengan memanfaatkan google maps API

perintah untuk request direction pada google maps adalah sebagai berikut:

String urlString =

http://maps.google.com/maps?f=d&hl=en&saddr= + srcPlace + "&daddr=" + destPlace

+ "&ie=UTF8&0&om=0&output=kml";

Didalam source code diatas terdapat fungsi “srcPlace” perintah tersebut


(43)

“destPlace” adalah perintah untuk menampilkan koordinat tujuan. Sedangkan output yang dihasilkan dari fungsi tersebut adalah KML

(keyhole markup language) yang kemudian disimpan dalam database server google map.

4. File KML berisi semua urutan koordinat rute yang dihasilkan oleh point

marker yang kita pilih, file KML kemudian diproses atau dipecah oleh google map hingga menjadi sebuah informasi berupa rute jalur terpendek dan koordinat yang diambil dalam server google map untuk disimpan

dalam aplikasi kita melalui SqlLite untuk aplikasi mobile android dan

MySql untuk aplikasi websitenya. dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta, database, serta obyek-obyek interaktif yang dibuat dengan

bahasa pemrograman HTML dan Javascript, serta beberapa bahasa

pemrograman lainnya. Gambar-gambar yang muncul pada peta

merupakan hasil komunikasi dengan database pada web server Google

untuk menampilkan gabungan dari potongan-potongan gambar yang diminta. Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam database

pada Google Server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan

permintaan. Bagian- bagian gambar map merupakan gabungan dari

potongan gambar-gambar bertipe PNG yang disebut tile yang berukuran


(44)

Gambar 3.1 Pembagian gambar peta sebesar 256 x 256 pixel

3.1.2 Arsitektur aplikasi

Sistem yang dibangun akan menampilkan informasi yang berkaitan dengan pariwisata, yang mana informasi tersebut didukung oleh visualisasi peta

yang diperoleh dari google map. Seorang User Wisatawan membutuhkan koneksi

internet pada smartphone Android ketika pertama kali akan memakai aplikasi,

untuk keperluan download data dan untuk proses pencarian lokasi terdekat.

Sistem pencarian informasi pariwisata merupakan aplikasi pada

smartphone Android yang membutuhkan aplikasi Web Service. Dimana data-data

yang digunakan pada aplikasi smartphone Android ini merupakan data-data yang

ada pada situs web Service pariwisata.

Gambar 3. 2 Arsitektur Navigasi Pariwisata Jawa Timur pada Smartphone


(45)

3.1.3 Arsitektur aplikasi pada Website

Situs sistem pariwisata Jawa Timur digunakan oleh User wisatawan untuk

melihat informasi seputar pariwisata di Jawa Timur. Tambahan sistem ini juga

digunakan untuk melakukan maintenence data yang digunakan untuk aplikasi

smartphone Android dalam mengolah data yang diperlukan seperti komponen wisata dan informasi lokasi wisata untuk keperluan visualisasi peta.

Gambar 3.3 Arsitektur aplikasi website pariwisata Jawa Timur

Pada gambar 3.3, Untuk dapat melakukan maintain data, seorang User

admin harus login terlebih dahulu ke aplikasi web dengan menggunakan User dan

password yang dipunyai. Seorang User admin dapat melakukan maintain

data-data yang terkait untuk proses pengolahan informasi lokasi wisata pada


(46)

3.1.4 Arsitektur aplikasi Pada Smartphone Android

Dalam pembuatan aplikasi Smartphone Android dibutuhkan koneksi yang

menghubungkan smartphone dengan web atau lebih tepatnya adalah mengakses

halaman web. Dalam hal ini, koneksi yang digunakan adalah HTTP Connection.

Untuk penggunaan HTTP Connection, layanan GPRS/3G pada smartphone harus

sudah aktif.

Gambar 3.4 Garis besar aplikasi pada Smartphone Android

Untuk dapat menggunakan aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa

Timur pada Smartphone Android, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

User wisatawan adalah melakukan download aplikasi Sistem Navigasi yang telah

disediakan di situs web pariwisata. Setelah aplikasi diinstall pada smartphone

Android kemudian jalankan, User wisatawan membutuhkan koneksi internet agar

aplikasi ini dapat mengakses Web Service untuk mengambil data-data pariwisata.


(47)

dapat menggunakan aplikasi sistem navigasi bersifat offline. User wisatawan

membutuhkan koneksi bersifat online ketika User wisatawan menggunakan menu

pencarian lokasi obyek wisata, posisi User wisatawan dan rute tujuan.

3.2 Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk menspesifikan apa yang dapat dilakukan oleh sistem atau untuk menspesifikan kebutuhan fungsional utama dari sistem. Berikut

akan dijelaskan use case diagram untuk masing-masing sistem.

3.2.1 Use Case Diagram Aplikasi User pada Web Pariwisata

Download Application

Search Tourism Place Show Map via Web Google map API <<include>>

Tourist View News

Gambar 3.5 Use Case Diagram Aplikasi pada Web Pariwisata

Use Case ini dimulai dari pertama kali wisatawan membuka aplikasi

website yang telah disediakan tanpa harus melakukan proses login terlebih dahulu,

kemudian aktor wisatawan bisa melakukan download aplikasi mobile pada

website khusus untuk aktor wisatawan. wisatawan juga bisa mengakses peta yang

ada pada website untuk mencari lokasi obyek wisata tanpa harus download

aplikasi mobile terlebih dahulu yaitu dengan mengakses peta yang ada pada

website yang dipadukan dengan google map API untuk arah rute tujuan dan penentuan lokasi. Sehingga informasi yang ditampilkan tidak hanya melalui


(48)

aplikasi Mobile tetapi juga bisa ditampilkan melalui website dengan koneksi internet.

Berikut adalah Keterangan singkat dari masing-masing use case yang

dimiliki oleh aplikasi web site untuk user wisatawan:

Tabel 3.1 Keterangan singkat use case diagram aplikasi web site untuk user

Nama Use Case Deskripsi

Download Application Proses yang digunakan untuk melakukan unduh

aplikasi dari web site

Search Tourism Place Proses yang digunakan untuk melakukan pencarian lokasi obyek pariwisata

Show Map Via Web Proses yang digunakan untuk menampilkan peta

melalui website

Google Map AP Proses yang menangani rute terpendek dan maintenance pada map

View News Proses yang menangani penampilan berita yang akan di upload pada web pariwisata.

3.2.2 Use Case Diagram Aplikasi Admin pada Web Service Pariwisata

Login Upload File

Maintenence User Admin

Maintenence File

<<include>>

<<include>> <<include>>

Gambar 3.6 Use Case Diagram Aplikasi pada Web Service Pariwisata.

Use Case ini dimulai dari pertama kali membuka aplikasi web service,

untuk mengakses semuas fasilitas yang ada pada web service aktor admin harus


(49)

fasilitas Maintenance User, fasilitas Maintenance User yang merupakan proses

turunan (include) dari proses login.

Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing use case yang

dimiliki oleh aplikasi web site untuk admin:

Tabel 3.2 keterangan singkat use case diagram aplikasi web site untukadmin

Nama Use Case Deskripsi

Login Proses yang menangani login untuk admin

Maintenance User Proses yang menangani pemeliharaan data akun pengguna

Upload File Proses yang menangani upload file ke server

Maintenance File Proses yang menangani pemeliharaan file aplikasi

3.2.3 Use Case Diagram Aplikasi pada Smartphone Android

Web Server

Google Map API Zoom Map search tourism place

view menu

search component

view map wisatawan

<<include>>

<<include>>

<<extend>> <<include>>

<<include>>

Gambar 3.7 Use Case Diagram Aplikasi pada Smartphone Android

Use Case ini dimulai dari pertama kali membuka aplikasi mobile yang

sebelumnya sudah di download pada website pariwisata, aktor wisatawan di


(50)

tampilan form utama aplikasi mobile dan aktor wisatawan juga dapat mengakses pencarian rute lokasi obyek wisata dan obyek komponen wisata yang semua

pengolahan datanya merupakan proses turunan dari (include) web server

pariwisata yang dipadukan dengan server google map API untuk penentuan arah

rute tujuan dan penentuan lokasi. Dalam use case ini aktor wisatawan tidak perlu

terus menerus membutuhkan koneksi internet, koneksi internet hanya dibutuhkan pada saat penentuan arah rute tujuan dan penentuan lokasi aktor wisatawan

Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing use case yang

dimiliki oleh aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata pada Smartphone Android:

Tabel 3.3 keterangan singkat use case diagram aplikasi Smartphone Android

Nama Use Case Deskripsi

View Menu Proses yang menangani Menu pada aplikasi untuk mengakses Lokasi, Setting, Berita, Petunjuk

aplikasi, tandai lokasi, list tanda.

Search Tourism Place Proses yang menangani pencarian obyek wisata beserta informasinya.

Search Component Proses yang menangani pencarian komponen wisata beserta informasinya seperti pompa bensin, hotel, ATM dan sebagainya.

View Map Proses yang digunakan untuk melihat peta yang

diambil dari Google Map AP untuk menentukan

posisi dan rute tujuan ke obyek wisata.

3.3 Activity Diagram

Dari Use Case yang ada, dibutuhkan Activity Diagram untuk menjelaskan

proses/aliran yang terjadi pada tiap Use Case. Activity Diagram adalah salah satu

bentuk diagram UML yang paling mudah dimengerti dikarenakan diagram ini

memiliki simbol yang menyerupai simbol flowchart, yang sangat berguna untuk


(51)

3.3.1 Activity diagram Web Service Pariwisata

A. Activity Diagram untuk ”Upload File

Proses dimulai dari Useradmin membuka web site dan menu upload.

Setelah tampil halaman upload admin harus mencari file yang ingin di upload

menggunakan tombol browse, Pada saat proses upload berhasil maka file

disimpan dalam web server, namun jika gagal maka akan muncul pesan error dan

mengulangi lagi proses upload. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

3.8.

Open upload file Search file on local

directory Show error

massage

File upload page

Upload process File.zip

Save in we-server

save or not?

No

Yes

Web-serv er Admin

Gambar 3.8 Activity diagram untuk proses “Upload File

B. Activity Diagram untuk ”Login”

Proses dimulai ketika UserAdmin memasukkan username dan password.

Setelah semua data terisi, data kemudian dikirim ke web server via internet untuk

dilakukan proses validasi login. Proses validasi login mencocokkan data yang


(52)

proses validasi salah maka ditampilkan pesan error dan UserAdmin memasukkan

kembali username dan password yang benar, namun jika proses validasi berhasil

maka data login tersebut akan disimpan dalam database lokal untuk proses

merekam siapa saja yang sudah login pada web. Untuk lebih jelas bisa dilihat

pada gambar 3.9.

Input username and password

Show error massage

login data validation

File login page Valid

Cek Validation

Not valid

Webserv er Admin

Gambar 3.9 Activity diagram untuk proses “Login

C. Activity Diagram untuk ”AddUser

Proses dimulai dari UserAdmin membuka web site dan menu setting,

setelah muncul halaman setting Userdapat mengubah password yang digunakan

yaitu dengan cara memasukkan password lama dan password baru. Setelah itu di

cek apakah password lama sesuai dengan database, jika benar maka password

baru akan disimpan, namun jika tidak muncul pesan error dan mengulangi

memasukkan password lama dan baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada


(53)

Open page setting user

Input new user and password

User setting

Page user account

Data validation

Save a new user

Valid or not?

Not save

Save

Webserv er Admin

Gambar 3.10Activity diagram untuk proses “Add User

3.3.2 Activity diagram Smartphone Android

A. Activity Diagram untuk Search Tourism Place

Proses ini dimulai dari Mobile Aplication yang telah menerima permintaan

Userwisatawan mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi dari aplikasi

Sistem Navigasi Pariwisata yang ada pada smartphone android dalam hal ini

device harus bersifat online, dan selanjutnya aplikasi navigasi memberitahukan

pada server Google Map AP bahwa ada request baru yang harus diberitahukan

pada ponsel smartphone android, smartphone android yang menerima request

tersebut akan menampilkan request baru pada Userwisatawan, informasi baru

tersebut merupakan keseluruhan informasi tentang peta, rute tujuan, dan posisi

wisatawan. Data tentang obyek wisata diambil dari web server Pariwisata


(54)

wisata melalui media internet ke dalam web server, kemudian web server

mengirim informasi mengenai obyek wisata ke dalam aplikasi mobile. Web server

segera memproses permintaan dan menghasilkan informasi detail obyek wisata dan mengirimkannya kembali pada smartphone. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.11.

Open aplication Set position Search tourism place Select picture on map Display auto complete search Send request via internet Check mobile status New Direction on Maps Receive request data DB [Alamat,position, rute] Map View Search Aplication ID [New Direction] Get Direction Search AccountID

mobile status Online

Offline

Google map API Webserv er

Dev ice Android Tourist

Gambar 3.11 Activity diagram untuk proses “Search Tourism Place

B. Activity Diagram untuk Use CaseSearch Component

Proses ini dimulai dari Mobile Aplication yang telah menerima permintaan

Userwisatawan mengenai komponen obyek wisata yang akan dikunjungi dari

aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata yang ada pada smartphone android dalam hal

ini device harus bersifat online, dan selanjutnya aplikasi navigasi memberitahukan


(55)

pada ponsel smartphone android, smartphone android yang menerima request

tersebut akan menampilkan request baru pada Userwisatawan, informasi baru

tersebut merupakan keseluruhan informasi tentang peta, rute tujuan, dan posisi

wisatawan. Data tentang komponen obyek wisata diambil dari web server

Pariwisata menggunakan media internet, smartphone android request data tentang

obyek wisata melalui media internet ke dalam web server, kemudian web server

mengirim informasi mengenai obyek wisata ke dalam aplikasi mobile. Web server

segera memproses permintaan dan menghasilkan informasi detail komponen

obyek wisata dan mengirimkannya kembali pada smartphone. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.12.

Open Component page Select search component Select picture on Map Check mobile status Display Completion List Send request vi internet Receive request data DB New Direction on Map [Alamat,position ,rute] Online Map View Search ApplicationID Search AccountID [New Direction] Get Direction offline

Set position or Not?

mobile status

Google map API Webserv er

Mobile Dev ice Tourist


(56)

C. Activity Diagram untuk proses View Map

Proses ini dimulai dari Mobile Aplication yang telah menerima permintaan

Userwisatawan mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi dari aplikasi

Sistem Navigasi Pariwisata yang ada pada smartphone android dalam hal ini

device harus bersifat online, dan selanjutnya aplikasi navigasi memberitahukan

pada server Google Map AP bahwa ada request baru yang harus diberitahukan

pada ponsel smartphone android, smartphone android yang menerima request

tersebut akan menampilkan request baru pada User wisatawan, informasi baru

tersebut merupakan keseluruhan informasi tentang pilihan gambar peta yang akan

ditampilkan, zoom in/out, dan posisi wisatawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar 3.13.

Open view Map Map view

image

View Map Selection Check connection

status Offline

Map,Satellite, Hybrid

Receive direction Online

Zoom in/out image conection status

Google Map API Dev ice Mobile

Tourist


(57)

3.4 Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antar objek berdasarkan urutan waktu yang digambarkan dari atas kebawah.

3.4.1Web Server

A. Upload File

Proses dimulai ketika aplikasi dijalankan, proses upload dilakukan dengan

mengambil data yang ada pada database lokal, aplikasi menghubungi web server

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada koneksi yang terhubung melalui

internet, selanjutnya aplikasi mengirim request data yang ada pada database lokal

proses upload. Jika proses upload berhasil maka aplikasi akan menampilkan file

yang sudah di upload pada form aplikasi. Proses ini dilakukan agar data file

nantinya bisa di download oleh User wisatawan yang nantinya dikirim ke web


(58)

: Admin

: Admin : MainForm : MainForm : WebServer : WebServer : MyDatabase : MyDatabase 1: open_aplication()

4: cek_webserver()

5: search_file() 6: open_spesification()

7: query_command() 8: send_command()

10: get_massage() 2: start_aplication() 3: connection_check()

9: Send File

Gambar 3. 14 Sequence diagram untuk proses “Upload File

B. Login

Proses dimulai ketika aplikasi dijalankan, proses login dilakukan dengan

menginputkan data Useraccount dan password yang ada pada database lokal,

aplikasi menghubungi web server terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada

koneksi yang terhubung melalui internet, selanjutnya aplikasi mengirim username

dan password yang ada pada database lokal proses autentikasi. Jika proses

autentikasi berhasil maka aplikasi sudah terhubung ke web server dan login

sebagai User tertentu. Proses ini dilakukan agar data yang nantinya dikirim ke

web server semuanya ditampilkan untuk User tertentu dengan hak akses masing-masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.15.


(59)

: Admin

: Admin : MainForm : MainForm : OleDbDatabase : OleDbDatabase : WebServer : WebServer 1: open_aplication()

3: cek_webserver()

4: cek_connection() 5: show_massage() 6: cek_account()

7: query_command()

8: send_command() 9: get_massage() 2: start_aplication

Gambar 3.15 Sequence diagram untuk proses “Login

C. Add User

Proses dimulai dari admin membuka web site dan masuk pada halaman

setting, User admin dapat mengganti hak akses yang dimiliki oleh masing-masing

user, admin juga dapat mengubah password dengan cara memasukkan password

lama dan password baru, dan, jika password lama valid maka password baru akan


(60)

: Admin

: Admin : MainForm : MainForm : SettingForm : SettingForm : MyDatabase : MyDatabase 1: open_aplication()

3: get_input()

7: commandQuery()

10: getSuccessMassage() 4: AddNewMember()

5: Command_Query() 6: cek_Password()

11: SendConfirmation()

8: hak_akses() 9: CommandQuery() 2: start_aplication()

Gambar 3.16 Sequence diagram untuk proses “Add User

3.4.2 Mobile

A. Search Tourist Place

Proses dimulai dari web server yang mendapatkan informasi request

terbaru dari aplikasi navigasi pariwisata. Selanjutnya web server menyuruh server

Google Map AP untuk menghubungi ponsel android, proses yang terjadi pada

server Google Map AP secara umum adalah mencari Application ID untuk

mengetahui aplikasi apa yang membutuhkan layanan Google Map AP dan


(61)

ponsel Android. Selanjutnya informasi dikirimkan via internet melalui

smartphone android dan ditampilkan pada ponsel Android. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.17.

: Tourist : Tourist

: MainForm

: MainForm : WebServer : WebServer : Google API : Google API 1: open_aplication()

3: Obyek_information() 5: set_direction()

6: get_direction()

7: send_requestDirection() 8: send_NewDirection()

9: SearchAplicationID() 10: SearchAccountID() 11: DisplayDirection()

2: start_aplication() 4: connection_check()

Gambar 3.17 Sequence diagram untuk proses “Search Tourism Place

B. Search Component

Proses dimulai dari web server yang mendapatkan informasi request

terbaru dari aplikasi navigasi pariwisata. Selanjutnya web server menyuruh server

Google Map AP untuk menghubungi ponsel android, proses yang terjadi pada

server Google Map AP secara umum adalah mencari Application ID untuk

mengetahui aplikasi apa yang membutuhkan layanan Google Map AP dan

Account ID untuk mengetahui kepada siapa serverGoogle Map AP menghubungi


(62)

smartphone android dan ditampilkan pada ponsel Android. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.18.

: Tourist

: Tourist : MainForm : MainForm : WebServer : WebServer

: Google API : Google API

1: open_aplication()

2: component_information()

4: set_direction()

6: get_direction()

7: send_requestDirection()

8: searchAplicationID

9: SearchAccountID

10: Display_Direction() 3: start_aplication()

5: connection_check()

Gambar 3.18 Sequence diagram untuk proses “Search Component

C. View Map

Proses dimulai dari User wisatawan yang membuka form pencarian,

Userwisatawan memasukkan request yang ingin dicari, pada saat aplikasi

dijalankan aplikasi akan mencari data pada server Google Map AP menggunakan

internet, jika data ditemukan selanjutnya server Google Map AP mengirimkan

kembali informasi tersebut ke aplikasi menggunakan internet. proses yang terjadi

pada server Google Map AP secara umum adalah mencari Application ID untuk


(63)

Account ID untuk mengetahui kepada siapa serverGoogle Map AP menghubungi

ponsel Android. Aplikasi menampilkan data peta yang dapat dilihat dengan

memilih menggunakan pencitraan Map, Satellite, atau Hybrid. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.19.

: Tourist

: Tourist : MainForm : MainForm : Google API : Google API 1: open_aplication()

2: start_aplication

3: check_connectionStatus()

4: SetImage[Map,Satellite,Hybrid]

5: Check_ApplicationID()

6: Check_accountID

7: ZoomInOut() 8: show_Map()

Gambar 3.19 Sequence diagram untuk proses “View Map

3.5 Class Diagram

Class Diagram digunakan untuk menampilkan kelas-kelas atau paket-paket didalam sistem dan relasi antar kelas tersebut (menunjukkan interaksi antar kelas di dalam aplikasi).


(1)

112

C. Komponen

Komponen berfungsi untuk menampilkan posisi dimana lokasi kompone wisata berada dari seluruh komponen obyek pariwisata yang tersimpan. Pada halaman ini wisatawan dapat melihat seluruh informasi mengenai komponen wisata dan rute tujuan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Fitur Komponen Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

Hasil keluaran

sistem 13 Melihat kategori

komponen Pilih menu komponen pada menu utama Daftar kategori komponen Sesuai

14 Melihat daftar komponen

Klik kategori komponen yang ada pada menu kategori komponen

Daftar komponen yang dapat dilihat posisinya pada peta

Sesuai

15 Melihat posisi komponen tertentu pada peta

Klik nama obyek komponen pada daftar komponen dan pilih menu lihat peta

Posisi obyek komponen pada peta

Sesuai

16 Melihat detail komponen tertentu

Klik nama komponen pada daftar komponen dan pilih menu detail komponen

Detail komponen tertentu

Sesuai

17 Melihat rute tujuan dari lokasi wisatwan

Klik nama wisata pada daftar komponen pilih menu lihat arah rute tujuan

Rute tujuan dari lokasi wisatawan

Sesuai

Pada test case 13, 14, 15, 16, dan 17 mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada gambar 4.25.


(2)

Gambar 4.25 Hasil Test Case 13, 14, 15, 16, dan 17

4.3.2

Uji coba kompatibilitas sistem

Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompatibilitas sistem. Uji coba kmpatibilitas sistem dilakukan dengan menggunakan 4 versi OS Android, daftar os Android yang digunakan dapat dilihat pada table 4.4. Alasan penggunaan keempat versi Android ini adalah karena pada umumnya yang digunakan adalah keempat versi Android tersebut


(3)

114

Tabel 4.4 Daftar Versi OS Android

No Versi OS Android

1 Android 1.6 (Donut) 2 Android 2.1 (Eclir) 3 Android 2.2 (Froyo) 4 Android 2.3 (Gingerbread)

Uji coba dilakukan menggunakan emulator karena emulator mendukung berbagai versi OS Android. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompatibilitas dari fungsi-fungsi yang ada pada aplikai mobile apakah dapat berfungsi pada berbagai versi OS Android. Pada tabel 4.5 dapat dilihat hasil dari proses uji kompatibilitas.

Tabel 4.5 Hasil Uji Kompatibilitas Sistem

No Fungsi yang diuji Android 1.6 (Donut)

Android 2.1 (Eclir)

Android 2.2 (Froyo)

Android 2.3 (Gingerbread)

1 Peta OK OK OK OK

2 Data wisata OK OK OK OK

3 Data Komponen OK OK OK OK

4 Data Lokasi OK OK OK OK

5 Data Catatan OK OK OK OK

6 Cari Lokasi OK OK OK OK

5 Arah Rute Tujuan OK OK OK OK


(4)

115 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis, perancangan sistem dan pembuatan aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android ini serta dilakukan evaluasi hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan memanfaatkan sistem ini wisatawan dapat melihat obyek wisata beserta komponennya yang dipandu dengan arah rute tujuan dan rute terpendek dimana informasi yang disajikan berupa peta digital, mengetahui posisi keberadaannya, dan mengetahui posisi tempat-tempat wisata. Sistem ini terdiri dari aplikasi mobile (android), website (wisatawan), dan website admin untuk keperluan maintence data.

2. Sistem dapat melakukan pencarian lokasi berdasarkan kata kunci yang dimasukkan dan dapat menunjukkan arah rute tujuan pada peta sehingga dapat membantu pariwisata untuk menuju ke lokasi tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan fitur yang telah disediakan oleh Google Maps.


(5)

116

5.2 Saran

Saran untuk pengembangan sistem adalah dengan membuat sistem serupa yang mampu menangani kegiatan pariwisata seluruh Indonesia. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan untuk mengembangkan sistem yang telah dibuat antara lain:

1. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan fungsi Range Area untuk membantu wistawan dalam pencarian lokasi obyek wisata.

2. Sistem ini dapat dikembangkan untuk berbagai jenis platform smartphone selain Android.


(6)

117

Abidin, H.Z., Dr, 2000, Penentan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Badrika. 2004. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum, Erlangga, Jakarta

Google, 2010. Perencanaan Sistem dan Tori Penunjang Android. (http://www.scribd.com/doc/51699638/Paper-Rekruitasi-Asisten-Riset-Android, diakses pada 20 September 2011).

Google Inc, 2003, "Documentation - Android." (http://code.google.com/android/ documentation.html, diakses pada 18 September 2011)

Harahap, Nazruddin Safaat, 2011. Membangun Aplikasi Mobile Berbasis Android,

Bandung.

Haryanto, Hadi. 2004. GPS : Satelit Penentu Posisi di Belahan Bumi. (http://www.ristishop.com, diakses pada 18 September 2011).

Hartono, Jogiyanto. 1991. Analisis & Desain. Yogyakarta: Andi Offset.

Hariman, Gunadi, 2002. Visual Modelling Menggunakan UML dan Rational

Rose, Bandung.

Telsetnews.com, 2010, Perkembangan Android.

(http://telsetnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 1886 diakses pada 07 Oktober 2011).

Wahyudi, Bambang. 2008. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Wikipedia, 2010, Sistem Navigasi, (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Navigasi,

diakses pada 20 September 2011).