Dasar dasar Rekayasa Transport

  

Dasar-dasar Rekayasa Transport

Managemen Parkir

Puguh B. Prakoso, M.Sc.

  

Program Studi S1 Teknik Sipil, Universitas Lambung Mangkurat

2011

1 Sumber: 1) Kaehny, John & Walter Hook (2008), , Presentation from ITDP Europe for the Master Programm of Transportation Systems, Technische Universität München

  2) Suraji, Aji et al (2008), , Universitas Widyagama 3) Radam, Iphan F. (2008), Universitas Lambung Mangkurat Press Parkir:

  • kondisi kendaraan tidak bergerak yang tidak bersifat sementara atau tidak berhenti untuk sementara. Pengertian berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.
  • Dasar pengaturan parkir di Indonesia: • Dasar pengaturan parkir di Indonesia:

  KepMen Perhubungan KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum KepMen Perhubungan KM 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan Bermotor di Jalan Kep Dirjen Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96 tentang fasilitas parkir untuk umum dan tata cara parkir di jalan

  Sumber: 2), 3) 3 Kewenangan dalam Pengelolaan Parkir di Indonesia:

  • Pasal 11 Ayat 2 Undang-undang No 14 Tahun 1992: fasilitas parkir untuk umum dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, badan hukum Indonesia atau WNI
  • KM Menteri Perhubungan No. 66 Tahun 1993 Pasal 7 Ayat 2: izin penyelenggaraaan fasilitas parkir untuk umum diberikan oleh:

  Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Riau untuk wilayah Kotamadya

  Administratif Batam Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk DKI Jakarta

  • Penyelenggaraan fasilitas parkir meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan

  Sumber: 2)

  Jenis Fasilitas Parkir Berdasarkan letaknya terhadap badan jalan:

  1. Parkir di badan jalan (On-Street Parking/(Curb-Side Parking)

  2. Parkir di luar badan jalan (Off-Street Parking) On-Street Parking

  Parkiran yang dilakukan di tepi jalan dan merapat pada kerb jalan (bahu

  • jalan/trotoar)
  • Sering ditemui di kawasan perumahan atau pusat kegiatan serta kawasan yang tidak siap menampung jumlah kend yang cukup banyak
  • Sering ditemui di kawasan perumahan atau pusat kegiatan serta kawasan
  • Ditinjau terhadap penempatan fasilitas parkir:

  Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir Kawasan parkir di tepi jalan dengan pengendalian parkir Sumber: 3) 5 Jenis Fasilitas Parkir (2)

  Off-Street Parking

  • Parkiran yang mengambil areal khusus, dapat berupa taman parkir atau gedung parkir Keuntungan:
  • Kapasitas tampung besar Mengurangi ketidaknyamanan saat sedang parkir, mengeluarkan kend dan berkendara selama di dlm areal parkir berkendara selama di dlm areal parkir

    Meminimalisasi gangguan/hambatan pada saat masuk hingga keluar

  Sumber: 3)

  Jenis Parkir Luar Jalan (Off-Street Parking) berdasarkan tipe:

  1. Pelataran parkir di pemukaan tanah (Surface car parks)

  2. Garasi bertingkat (Multi-storey car parks)

  3. Parkir di atap gedung (Roof parks)

  4. Garasi mekanis (Mechanical car parks)

  5. Garasi bawah tanah (Underground car parks)

  6. Drive-In/Drive Through, parkir sesaat untuk melakukan bisnis singkat dengan memungkinkan pengendara tanpa harus meninggalkan mobilnya.

  Cth: Di kantor pos, kios koran, kios rokok, bank-bank, tempat makan fast food/instant food.

  Sumber: 3) 7 Jenis Parkir Luar Jalan (Off-Street Parking) berdasarkan lokasi:

  1. Park and Walk (P+W): lokasi parkir yang memungkinkan orang untuk memarkir kendaraannya kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju tempat tujuan

  2. Park and Ride (P+R): lokasi parkir yang memungkinkan orang untuk memarkir kendaraannya kemudian melanjutkan pejalanan dengan moda transportasi lain (biasanya PT) untuk mencapai tujuan

  3. Kiss and Ride (K+R): lokasi parkir yang memungkinkan orang untuk mengantar penumpang kemudian melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain menuju ke tempat tujuan.

  Sumber: 3)

  Penetapan Lokasi Parkir Dengan memperhatikan:

  1. Rencana umum tata ruang daerah

  2. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas

  3. Kelestarian lingkungan

  Sumber: 2) 9

  3. Kelestarian lingkungan

  4. Kemudahan bagi pengguna jasa Penetapan Lokasi Parkir (2)

  Menurut Dirjen Perhub. Darat dalam “Menuju Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib”, parkir dapat diterapkan pada suatu tempat dengan syarat

Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penyeberangan pejalan

kaki atau tempat penyeberangan sepeda yang telah ditentukan.

Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius

kurang dari 500 m. Daerah

  Sumber: 3) Daerah Sepanjang 50 meter sebelum dan sesudah jembatan.

  Sepanjang 100 meter sebelum dan sesudah perlintasan sebidang. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah persimpangan. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah akses bangunan gedung.

Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah keran pemadam kebakaran atau

sumber air sejenis.

  Sepanjang tidak menimbulkan kemacetan dan menimbulkan bahaya. Metode Penelitian/Studi mengenai Parkir

  Sumber: 3) 11 Peranan Parkir:

  Perlu kebijakan dan managemen:

  • Di satu sisi adalah fasilitas yang dibutuhkan, merupakan salah satu komponen dalam kebijakan managemen transport untuk mengatasi masalah-masalah kemacetan
  • Di sisi lain, dengan menyediakan ruang parkir yang berlebih dan tidak tepat guna, menyebabkan banyak masalah berkenaan dengan menarik orang untuk semakin meningkatkan jumlah penggunaan kendaraan pribadi

  Sumber: 3) dan penulis sendiri

  Kondisi yang kerap terjadi di

  Perlunya kebijakan parkir:

  lapangan, sisi negatif akibat kesalahan managemen parkir: Sisi positif dengan managemen

  • Parkir dikelola pribadi/preman/

  yang baik: diselewengkan retribusinya

  • Salah satu sektor sumber
  • Parkir yang tidak seharusnya di bahu

  pendapatan daerah melalui retribusi jalan, sehingga mengurangi kapasitas parkir jalan dan menambah hambatan

  • Dapat digunakan untuk

  samping mengendalikan jumlah kendaraan

  • Daerah pinggir bahu jalan digunakan • yang masuk ke suatu kawasan (cth. yang masuk ke suatu kawasan (cth.

  untuk berjualan, mengundang orang perkotaan) utk parkir di bahu jalan

  • Jika diatur dengan baik, bisa
  • Parkir disediakan bebas dimana-

  meningkatkan fungsi dan kapasitas mana jalan

  • Parkir membutuhkan areal yang luas,
  • Meningkatkan kelancaran dan

  diperlukan banyak ruang, namun keselamatan lalu lintas tidak diimbangi dgn sarana publik

  • Mendukung tindakan pembatasan

  transport yg memadai, shg org tetap lalu lintas lainnya menggunakan kend pribadi namun

  Sumber: 2), dan penulis sendiri 13 kesulitan mencari tempat parir

  Perlunya kebijakan parkir:

  

Menyediakan jumlah parkir yang besar, menarik orang untuk cenderung

lebih menggunakan kendaraan pribadi, NAMUN bisa juga digunakan dengan memperketat parkir untuk

„memaksa“ pengguna pindah dari kend pribadi ke publik transport atau

memasyarakatkan bersepeda untuk jarak pendek

Mengapa hanya menfungsikan areal luas di dlm kota untuk parkir? Dan

tidak sebagai fasilitas lain? Cth: dgn memberi akses dan mempromosikan publik transport (PT) yg dpt diandalkan ke dlm kota dan menyediakan parkir untuk sepeda di halte>halte PT>nya atau jalur> jalur pejalan kaki Sumber: 1), dan penulis sendiri

  Perlunya kebijakan parkir: Saat ini mulai berkembang kesadaran dan pemikiran bersama dari kalangan perencana transport, perencana kota dan tata guna lahan, pemerintah, orang>orang peduli lingkungan dan orang>orang akademis bahwa kebijakan managemen parkir adalah salah satu bagian kritis yang terlupakan dalam kebijakan transport yang berkelanjutan ( ( ! ! " " " " ) )

  Parkir mempengaruhi tata perkotaan (urban form); kondisi untuk para persepeda, pejalan kaki dan pengguna publik transit; kepemilikan kendaraan pribadi dan berkendaraan.

  Sumber: 1) 15 Perlunya kebijakan parkir:

Mengapa sebuah kota memerlukan reformasi sistem parkir?

  Mengurangi jumlah berkendara (arus lalu lintas kend pribadi)

Memberi ruang lebih untuk kota yang memasyarakatkan pejalan kaki dan

pengguna transit, dan juga tata kota yang sustainable Meningkatkan kondisi nyaman dan aman bagi para pesepeda dan pejalan kaki kaki Memberi ruang jalan kepada pejalan kaki/pesepeda dan pengguna angkutan transit Mengurangi berkendaraan yg tidak perlu (pemborosan) dan juga kerugian materiil akibat macet Mengurangi pencemaran udara dan emisi CO2 (dgn pengendalian penggunaan kend pribadi)

  Sumber: 1)

  Perlunya kebijakan parkir:

  Hambatan dalam reformasi sistem parkir: − Motorist (pengguna kend pribadi) menyukai parkir yang gratis − Di beberapa negara (khususnya negara maju): ada kesulitan untuk mencabut subsidi parkir secara kolektif − Semakin meluasnya kesalahan konsep dari publik dan profesional ttg reformasi parkir

  Sumber: 1) dan penulis sendiri 17 reformasi parkir − Di tempat kita:

  Kesulitan dalam pengalihan pengelolaan parkir secara tepat Kesulitan dalam pengawasan/pemberantasan pemungutan parkir liar Penentuan tarif parkir yang tidak optimal Kesulitan dalam penertiban parkir di tempat>tempat yg tidak semestinya (malah menimbulkan kemacetan)

  

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT SEMOGA BERMANFAAT