Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pulau Bali merupakan pulau kecil yang sangat mempesona.Pesonanya dapat tercermin dari keindahan alamnya dan juga keunikan seni dan budayanya.Keindahan alam dan keunikan budaya masyarakat Bali saling mendukung.Banyak orang di luar Bali ingin memperoleh keindahan itu dengan datang ke pulau seribu pura ini.Daya tarik Bali terletak pada budaya dan keseniannya.Indoensia pada dasarnya mengembangkan pariwisata dengan menggunakan konsep pariwisata budaya UU No. 9 tahun 1990, Dalam Pariwisata Budaya, Yoeti, 2006:01. Keunikan budaya yang ada di Bali menjadi daya tarik tesendiri bagi orang- orang di luar bali. Perkembangan Pariwisata di Bali sangat berimbas pada dibukanya lahan bisnis, seperti jasa penginapan, kuliner, pusat oleh-oleh.Melalui pendirian bisnis-bisnis tersebut sangat berdampak positif pada kemajuan perekonomian Bali. Melihat perkembangan pariwisata di Bali banyak perusahaan membuka bisnis di bidang oleh-oleh sebagai peluang bisnis, salah satunya adalah Krisna Oleh-oleh Khas Bali, dimana para wisatawan akan membeli sesuatu sebagai buah tangan atau bukti perjalanan mereka ke kota wisata yang bersangkutan. Dalam dunia bisnis persaingan menjadi suatu yang tidak dapat dielakkan, setiap pelaku bisnis harus selalu meningkatkan daya saing bisninya dari waktu ke waktu.Berbagai macam strategi dan teknik digunakan untuk memenangkan persaingan bisnis.Perusahaan yang menyediakan produk untuk di jadikan oleh-oleh harus berusaha untuk memiliki strategi untuk menanggapi keinginan konsumen dan untuk meningkatkan kualitas jasa yang dimilikinya dengan cepat dan tepat sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga dapat menciptakan loyalitas konsumen. Dewasa ini persaingan bisnis pusat oleh-oleh untuk memperebutkan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti fasilitas dan pelayanan, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pelanggannya.Peranan merek mengalami pergeseran Aaker, 1991 dalam Hastjarja, 2005: 27. Pada tingkat persaingan yang rendah, merek hanya sekedar membedakan antara satu produk dengan produk lainnya atau merek sekedar nama just a name. Sedangkan pada tingkat persaingan yang makin kuat, merek memberikan kontribusi menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra khusus yang mampu memberikan asosiasi tertentu brand association dalam benak pelanggannya. Merek brand memang bukan sekedar nama, istilah term, tanda sign, simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan features, benefits,dan services kepada para pelanggan. Janji inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut, lebih daripada merek yang lain. Kenyataannya, sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran modern bertumpu pada penciptaan merek- merek yang bersifat membedakan different sehingga dapat memperkuat brand image perusahaan. Untuk mengkomunikasikan brand image kapada stakeholders termasuk pelanggan dapat dilakukan melalui iklan, promosi, publisitas, distribusi dan harga suatu produk jasa yang ditawarkan. Dalam kaitannya dengan upaya yang dilakukan Krisna Oleh-oleh Khas Balidalam membangun ekuitas merek adalah kegiatan pemasaran dengan memperkenalkan Krisna Oleh-oleh Khas Bali dari berbagai segi baik pelayanan, kenyamanan, fasilitas dan lain sebagainya yang tujuannya untuk memperkenalkan dan menawarkan kepada masyarakat untuk menggunakan dan mengonsumsi produk-produk yang ada di Krisna Oleh-oleh. Pihak manajemen Krisna Oleh-oleh berupaya untuk meningkatkan ekuitas merek dengan melalui pilihan yang positif atas identitas merek yaitu pemilihan nama dan logonya. Namun, usaha yang paling sering dilakukan adalah melalui programkomunikasi merek, agar tercipta asosiasi yang mendukung, kuat dan unik di benak masyarakat. Suatu perusahaan yang mempunyai kualitas, fasilitas tinggi dan merepresentasikan nilai yang baik secara potensial mempunyai ekuitas merek yang tinggi.Namun, dibutuhkan usaha yang efektif dan konsisten untuk membangun dan mempertahankan ekuitas merek. Usaha yang efektif pada Krisna Oleh- Oleh Bali sangat berperan penting untuk menunjang eksistensi perusahaan, agar perusahaan dapat dikenal oleh konsumen, tak segan-segan pemilik dari Krisna Oleh-oleh Khas Bali ini langsung menyapa dan mengobrol dengan kosumen krisna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan krisna yang harus di perbaiki agar bisa lebih baik dalam pelayanan. Krisna ini sendiri didirikan oleh Gusti Ngurah Anom yang lebih dikenal dengan sebutan Ajik Cok ajik dalam bahasa bali berarti ayah atau bapak, sejak ajik cok sukses menajalankan usaha konfeksinya Krisna Oleh-oleh yang peratamapun dibangun, di jln. Nusa Indah, Denpasar, dibuka pada tanggal 16 mei 2007,karena usahanya yang berjalan cukup pesat, pada tanggal 16 mei 2008 Krisna Oleh- oleh II dibuka di Jln. Nusa Kambangan, Denpasar. Toko ini menempati lahan seluas 35are.Grand OpeningKrisna Oleh-oleh Khas Bali III pada tanggal 16 mei 2009 di Jln. Sunset Road, Kuta dengan luas tanah 500 meter persegi lalu berkembang menjadi 1,4 ha. Toko Krisna Oleh-oleh IV yang diberi nama Toko Oleh-Oleh Rama Krisna dibuka di Tuban Kuta dengan menepati lahan seluas 45 are. Toko oleh-oleh yang buka selama 24 jam ini diresmikan oleh Gubernur Made Mangku Pastika pada tanggal 1 November 2010. Pada 16 Mei 2014 soft opening Krisna Oleh-oleh Khas Bali V yang terletak di Jln. Raya Seririt, Temukus,Singaraja. Toko oleh-oleh tersebut menempati lahan seluas 30.000 meter persegi. Toko oleh-oleh ini juga dilengkapi dengan pusat kuliner yang menyajikan makanan khas Bali. Perkembangan Krisna Oleh-oleh Khas Baliyang pesat membuktikan bahwa persaingan bisnis tidak semata-mata terletak pada produk, namun lebih pada bagaimana pengusaha mengelola mereknya sehingga dapat diterima oleh konsumen dan menjadikan konsumen loyal terhadap merek tersebut.Dalam hal ini, peran dari strategi-strategi yang di lakukan oleh Krisna tidak dapat diabaikan. Untuk itu, peneliti merasa perlu mengkaji lebih dalam lagi bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Krisna Oleh-oleh Khas Bali dalam membangun dan mempertahankan brand equity- nya, hingga mampu eksis sampai saat ini. Terkait dengan pentingnya upaya-upaya untuk membangun merek yang di lakukan oleh Krisna-Oleh-Oleh Khas Bali, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah “Bagaimana upaya-upaya Krisna Oleh-oleh Khas Bali dalam membangun Ekuitas Merek?”.

1.2 Tujuan