Tugas mandiri bio sel

Tugas
biologi sel
Sitosol dan sitoskelet

Di susun oleh
NAMA: DEBBY C. RUNTU
NIM: 12312319
KELAS: D
SEMESTER: II

mandiri

Sitosol dan sitoskelet

Pengertian sitosol

Sitosol (bahasa Inggris: cytosol) adalah komponen sel di dalam sitoplasma yang berupa cairan.
Sebagian metabolisme sel terjadi di sini .
Protein dalam sitosol berperan penting dalam jalur transduksi sinyal selular dan glikolisis.
Sebagian besar sitosol terdiri atas air, ion terlarut, molekul kecil, dan sejumlah besar molekul
larut air (seperti protein). Mengandung sekitar 20-30% protein.

pH sitosol manusia yang normal (sekitar) 7 (netral), sedangkan pH cairan ekstrasel 7,4
organisasi sitosol
Berdasarkan ada tidaknya membran inti, organisme dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. organisme sel prokariot yang tidak memiliki membran inti, dapat diklasifikasikan menjadi 2
kelompok, yaitu: arkaebakteria dan eubakteria. Arkaebakteria terdiri dari bakteri anaerobik
yang hidup dalam kondisi asam panas (misalnya, bakteri belerang) dan yang mereduksi CO2
menjadi metana serta bakteri yang hidup dalam kondisi sangat asin (halofil ekstrem).
Eubakteria terdiri dari bakteri: gram positif; fotosintetik hijau (anaerobik); sianobakteria
(ganggang biru-hijau); fotosintetiklembayung; gram negatif tidak berfotosintetik; dan
spiroceta.
Bagian terluar dari sel prokariot disebut outer membran, sedangkan bagian yang
memisahkan cairan intrasel (sitosol) dengan cairan di luar lingkungan sel disebut membran
plasma. Membran plasma memiliki tebal 8nm dan terdiri dari dua lapis lipid yang berisi
protein. Sebagian dari membran plasma mengalami pelipatan yang disebut mesosoma,
berfungsi sebagai tempat replikasi DNA dan reaksi enzimatis tertentu. Di antara outer
membran dan membran plasma terdapat dinding sel yang berukuran 3-25 nm dan berfungsi
untuk melindungi sel dari kerusakan akibat mekanis maupun tekanan osmotik. Di antara
outer membran dan dinding sel terdapat periplasma yang merupakan tempat ikatan disulfida
bereaksi. Bagian terdalam berupa cairan yang disebut sitosol, berisi makromolekul seperti
enzim, mRNA, tRNA, ribosom, serta komponen organik dan ion-ion yang dibutuhkan untuk

metabolisme seluler. DNA sel prokariot berada di sitosol dengan membentuk molekul
sirkular dikenal dengan nama nukleoid. Sedangkan untuk bergerak, beberapa sel prokariot
menggunakan flagella.

2. Organisme sel eukariot yang memiliki membran inti, terdiri dari hewan, tumbuhan, dan
manusia. Ada sedikit perbedaan antara sel hewan dan manusia dengan tumbuhan pada
struktur selnya. Tumbuhan memiliki kloroplas, vakuola, dan dinding sel, sedangkan sel
hewan dan manusia tidak. Sebaliknya sel hewan dan manusia memiliki lisosom, sedangkan
tumbuhan tidak. Bagian lainnya yang sama-sama dimiliki oleh ketiganya adalah membran
plasma, sitosol, dua lapis membran inti (luar dan dalam), nukleus, nukleolus, badan golgi,
retikulum endoplasma (RE) kasar, RE halus, dan mitokondria.
Membran plasma eukariot memiliki fungsi yang sama dengan prokariot. Sitosol (tempat
metabolisme seluler) tidak hanya berupa cairan yang homogen, tetapi juga terdapat sitoskleton
(serat berupa jaringan sebagai pemberi bentuk pada sel) dan granul yang tidak terikat pada
membran, contohnya granul glikogen pada sel hati dan otot, serta triagliserol pada sel-sel lemak
pada jaringan adiposa. DNA eukariot terikat dengan protein histon yang disebut dengan
kromosom, terdapat di dalam nukleus. Membran inti luar umumnya tersambung dengan RE
kasar. Nukleolus berfungsi sebagai tempat sintesis rRNA. RE kasar dipenuhi oleh ribosom yang
berfungsi untuk biosintesis protein kemudian hasilnya akan disortir dan dimodifikasi proteinnya
oleh badan golgi pada tahap pasca translasi. RE halus berfungsi untuk biosintesis fosfolipid dan

detoksifikasi komponen toksik. Mitokondria sebagai tempat respirasi sel (sumber energi).
Lisosom berisi enzim hidrolase yang berupa enzim protease (pendegradasi protein), enzim lipase
(pendegradasi lipid), enzim fosfatase (pembawa gugus fosfat dari nukleotida dan fosfolipid untuk
dipindahkan), dan nuklease (pendegradasi DNA dan RNA). Dinding sel tumbuhan berfungsi
membuat sel kuat dan kaku dengan cara mengelilingi membran, dibangun dari selulosa
(polisakarida dari monomer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan beta 1-4) dan lignin
(polimer fenolik yang tidak larut air). Vakuola berfungsi untuk menyimpan makanan seperti
sukrosa, air, ion-ion, dan produk sisa. Kloroplas merupakan tempat terjadinya fotosintesis.



Fungsi sitosol

Fungsi Otot Polos

fungsi otot polos Fungsi Otot Polos – Satuan/serabut otot polos umumnya disebut “sel”, karena
memenuhi kriteria sel. Bentuknya seperti kincir (spindle-shaped) dengan ujung runcing atau
bercabang. Ukurannya bervariasi, ukuran terbesar pada uterus pada masa pregnansi 12×600µm,
dan yang terkecil ditemukan pada arteri-arteri keci 1×10µm. Intinya 1 (satu) dan berbentuk
lonjong dengan ujung tumpul. Pada otot polos yang sedang berkontraksi bentu…


Fungsi Empulur

Fungsi empulur Fungsi Empulur – Empulur adalah bagian
terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh Istilah dalam bahasa
Inggris adalah pith. Empulur biasanya berupa jaringan lunak agak
kering, kadang-kadang berongga kecil-kecil. Pada beberapa
tumbuhan, seperti rumput-rumputan, empulur memiliki ruang
kosong sehingga membentuk rongga memanjang, kecuali pada
bagian yang membentuk daun. Empulur batang tersusun atas
jaringan parenkim yang mungkin …



Struktur dan fungsi sitoskelet

Sitoskeleton atau yang disebut dengan kerangka sel adalah jaringan berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota.

jaringan ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus (jamak

dari mikrotubuli serta intermediat filamen. Filamen-filamen ini terhubung antara satu sama lain
dan saling bekerjasama (koordinasi).
Dengan adanya tiga tipe filamen tersebut, struktur sel bisa bervariasi antara satu sel dengan
beberapa sel yang lainnya. Dalam efektivitas kerjanya, ketiga filamen protein tersebut tergantung
dari pada jumlah protein asesori yang telah menghubungkan filamen ke komponen sel lain.
Protein asesori sangat penting untuk mengontrol perakitan filamen sitoskeleton dalam posisi
tertentu, termasuk didalamnya protein motorik yang berfungsi untuk menggerakkan organel
dalam filamen atau filamen itu sendiri.
Susunan struktur dari filamen sendiri sangat mirip dengan barisan semut. Tersusun sangat rapi
dan jika ada yang meninggalkan rombongan, maka barisan tersebut dapat kembali tersusun
dalam kecepatan tinggi.

Sitoskeleton
Dalam sel terdapat ratusan jenis protein yang telah berasosiasi dengan sitoskeleton (Cytoskeleton
Assosiated Protein) yang berfungsi untuk mengatur distribusi serta tingkah laku dinamis dari
filamen. Contoh motor protein yang berfungsi untuk bergerak.
Untuk mengetahui fungsi sitoskeleton, berikut ini adalah fungsi sitoskeleton secara umum:

Sitoskeleton memiliki tanggung jawab terhadap motilitas dalam sel, seperti ketika terjadi
kontraksi otot serta siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.



Sitoskeleton berfungsi untuk menjaga bentuk bentuk sel (binatang) tetap dengan desain
arsitekturalnya serta dapat berfungsi sebagai tempat berlabuh bagi organela dalam sitosol.

Selama waktu siklosis, organel dipindahkan di sepanjang saluran sitoskeletal di dalam
sitosol

Sitoskeleton berperan untuk bertanggung jawab atas pergerakan sel dan pergerakan
eksternal seperti halnya pergerakan amuboid dari sel darah putih serta migrasi sel selama
perkembangan.
Sitoskeleton juga memiliki peran dalam pembelahan sel.



Sitoskeleton tersusun atas tiga macam serabut yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus,
intermedia filamen. Pada setiap filamen terbentuk dari protein sub-unit yang sangat kecil seperti
mikrofilamen yang terdiri atas sub-unit aktin, mikrotubuli yang terbentuk dari sub-unit tubulin.
Ketiga tipe filamen tersebut merupakan struktur filamen yang besar/panjang (polimer), dimana
filamen itu terbentuk melalui proses polimerisasi (assembly) subunit – subunitnya melalui ikatan

kovalen.


Komposisi kimia dan struktur mikrotubula



Komposisi kimia dan struktur mikrofilamen



Komposisi kimia dan struktur filament menengah



Penyebaran dan fungsi mikrotubula



Penyebaran dan fungsi mikrofilamen


Mikrofilamen sebagai penyusun Sitoskeleton dan Fungsi Filamen Aktin) – Mikrofilamen
merupakan rantai protein ganda yang saling bertautan dan sangat tipis, filamen aktin
(mikrofilamen) memiliki sifat fleksibel, dimana filamen aktin pada umumnya berbentuk gel atau
jaringan dan terdiri dari protein yang disebut dengan aktin (berfungsi untuk membentuk
permukaan sel).
Mikrofilamen memiliki diameter antara 5-6 nm, karena ukuranya sangat kecil, dalam pengamatan
memerlukan mikroskop dengan kemampuan elektron atau yang disebut dengan “Mikroskop
Elektron”
Mikrofilamen memiliki bentuk seperti mikrotubulus, hanya saja mikrofilamen ini lebih lembut
yang terbentuk dari komponen utama protein aktin dan myosin. Mikrofilamen memiliki peran
penting dalam pergerakan sel dan peroksisom (badan mikro).
Organel ini selalu berasosiasi dengan organel lain serta banyak mengandung enzimi oksidase dan
katalase (banyak tersimpan dalam sel-sel hati). Beberapa jenis bakteri dapat bergerak bersama

dengan filamen aktin seperti Listriea monocytogenes yang dapat menyebar dari sel ke sel dengan
menginduksi penyusun filamen aktin dalam sitosol sel inang.
Mikrofilamen mikrotubuli intermedia filamen

Untuk mengetahui lebih

jauh tentang kegunaan dari mikrofilamen, berikut ini adalah Fungsi mikrofilamen (filamen
aktin):


Untuk menjaga bentuk sel sepanjang mikrotubul


Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk mendukung
bentuk sel

Kontraksi otot (filament aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin,
membentuk protein motor, dalam jaringan otot)


Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel)



Pergerakan ‘amuboid’ dan fagositosis




Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis hewan

Mikrofilamen adalah serat dengan ukuran sangat kecil dan padat yang tersusun dari protein
globuler yang bergulung aktin.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University and
Proffesional Dinsion.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.