Header extention Authentication tidak memberikan layanan kerahasiaan data seperti pada penerapan enskripsi.
2.3 Tata Alamat Pada IPv6
Tata nama alamat dalam IPv6 lebih kompleks daripada penggunaan tata nama alamat pada IPv4 yang telah kita kenal baik selama ini. Meski addressing IPv6 masih mengacu pada
addressing IPv4, tetapi disana terdapat formula-formula yang berbeda.
2.3.1 Model Pengalamatan
Alamat-alamat IPv6 dari semua tipe diberikan pada interface, tidak pada node. Alamat unicast IPv6 mengacu pada interface tunggal. Karena setiap interface milik node tunggal,
alamat unicast yang diberikan pada node tersebit juga digunakan untuk mengidentifikasi node tersebut.
Semua interface diharuskan untuk mempunyai setidaknya satu alamat unicast link- local. Satu buah interface dapat diberikan atau dialokasikan alamat IPv6 lebih dari satu
dengan berbagai macam tipe alamat atau scope. Alamat unicast dengan scope lebih besar dari link-scope tidak diperlukan untuk interface yang tidak digunakan sebagai alamat asal atau
tujuan dari paket IPv6. Hal ini kadang-kadang tepat untuk interface point-to-point, atau dalam bentuk link point-to-point, tidak perlu adanya pemberian alamat unicast pada kedua interface
tersebut. Ada satu pengecualian pada model pengalamatan ini, yaitu alamat unicast atau sekumpulan ala,at unicast mungkin diberikan ke interface fisik yang banyak jika
implementasi tersebut menganggap interface yang banyak tersebut sebagai satu kesatuan interface ketika dihadapkan pada layer internet. Hal ini sangat berguna untuk load-sharing
melalui interface fisik yang banyak. Saat ini IPv6 melanjutkan model IPv4 dimana prefix subnet diasosiasikan dengan satu
link link tunggal. Prefix subnet yang mungkin diberikan pada link yang sama dapat lebih dari satu.
2.3.2 Penulisan Address IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210 dapat direpresentasikan sebagai :
FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai :
::1 Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang
digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 12 0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7 Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit mask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:060 menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix FP yaitu
format bit awal alamat. Misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:060
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner.
2.3.3 Prefix IPv6 Netmask