Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dala diri seseorang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Fungsi sikap menurut Severi dan Tankard 2005 : 197 adalah : 1.
Fungsi Instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan
eksternal dan meminimalkan sanksi. 2.
Fungsi Pertahanan Diri Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat
mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatan- kekuatan yang mengancam dari luar.
3. Fungsi Ekspresi Diri
Sejumlah sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi posotif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri.
4. Fungsi pengetahuan sejumlah sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan akan
pengetahuan atau member struktur dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau.
2.1.6 Game Show
2.1.8 Mahasiswa
Remaja yang menuntut ilmu di perguruan tinggi disebut juga dengan mahasiswa. Masa mahasiswa ini merupakan masa yang penuh tantangan dan kesukaran, masa yang
menuntut remaja menentukan sikap dan pilihan, masa yang menuntut kemampuan untuk menyesuaikan diri Kartono, 1985.
Mahasiswa merupakan elite masyarakat yang mempunyai cirri intelektualitas yang lebih kompleks dibandingkan kelompok seusia mereka yang bukan manusia, ataupun
kelompok usia dibawah dan diatas mereka. Ciri intelektualitas tersebut adalah kemampuan mereka dalam menghadapi, memahami dan mencari cara pemecahan berbagai masalah
secara lebih sistematis Azwar, 1998. Dunia mahasiswa berrbeda dengan SMU, terutama pada cara belajarnya yang
lebih menuntut keaktifan dan kemandirian. Menurut Marwaty, 2003, perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir bagi seseorang yang
berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan sekolah.
2.1.9 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Respon, yang semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi tidak mengherankan,
karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikannya. Unsure-unsur dalam pesan yaitu :
1. Pesan Stimulus ,S
2. Komunukasi Organism, O
3. Efek Respon, R
Dalam proses komunikasi yang berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek hon bukan what dan why. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunkan. Sedangkan dalam proses perubahan sikap tamapk bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus
yang menerpa benar-benar melebihi semula. Ma’rat dalam bukunya “Sikap Manusia, perubahan serta pengukurannya”, menurut pendapat Hovlan, Janis dan
Kelley yang menyatakan bahwa dalam penelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Teori S-O-R digambarkan sebagai berikut :
Organism :
‐ Perhatian
‐ Pengertian
‐ Penerimaan
Respon Stimulus
Gambar tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikasi. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap Effendy, 2000: 254-256.
Teori S-O-R menjadi landasan pada penelitian ini karena terdapat kesesuaian antara unsur-unsur dari teori tersebut dengan topic yang diangkat, yaitu Sikap mahasiswa ilmu
komunikasi Surabaya terhadap program game show Happy Song.
2.2 Kerangka Berfikir