PERAN EDITOR BERITA TV DALAM MENYAJIKAN BAHAN BEITA (Studi pada bahan berita Radar Malam stasiun Radar TV Lampung)

(1)

PERAN EDITOR BERITA TV DALAM MENYAJIKAN BAHAN BEITA (Studi pada bahan berita Radar Malam stasiun Radar TV Lampung)

Oleh IIN DRAYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

MATERIAL

(A Study to News Material Radar Malam in Radar TV Lampung) By

IIN DRAYANI

The background of this research is about how splendid an incident or story to be published, which will not attract the viewers if the news is not delivered by good languange, clear sentences, accurate information and also suppotring picture. Editor has big role to produce a good and right news program which also understanable. The researcher chose Radar Tv Lampung because this station was newly established and hired crews whose educational background mostly not about jornalistic or press. The researcher chose night news program Radar Malam for it is a news program that publish all aspects in life. Beside that, the reason of researcher chose Radar Malam because the editor of this program has no jornalistic as educational background.

The main question of this research is; how is the role of non-jornalistic educated editor in providing news material for Radar Malam news program in Radar TV Lampung. This research was focused on the role of script editor and picture editor, where both editor have no jornalistic or press educational background. Meanwhile the purpose of this research is to describe the role of editor as individual and also the role of editor whose educational background is not jornalistic or press in in the process of providing news material in Radar Malam. This is a descriptive research with qualitative approach.

The result of this research shows that the role of editor is large because it determines the result of published news in a television program. Even without a journalistic education background, the editor was able to work effectively in providing news material in Radar Malam of Radar Tv Lampung. The main job of script editor is to verify the news, the accuracy of datam, check and balance. In the other hand, the job of picture editor is to edit picture starting from cut to cut in every record, mixing the picture and sound, and also adding graphical effect to complete the news presentation. Editor has important role in serving the news material, yet the role of editor could not be done by a single person but in a team. That is why if the editor do not work effectively, it will also affect the result of news presentation and even in some cases the news could not be aired.


(3)

(4)

ABSTRAK

PERAN EDITOR BERITA TV DALAM MENYAJIKAN BAHAN BEITA (Studi pada bahan berita Radar Malam stasiun Radar TV Lampung)

Oleh IIN DRAYANI

Latar belakang pada penelitian ini adalah bagaimana hebatnya peristiwa atau kisah yang diangkat, tidak akan menarik perhatian pirsawan apabila ia tidak disampaikan dengan bahasa yang baik, kalimat yang jelas, informasi yang akurat ditambah dengan gambar yang kuat. Editor sangat berperan untuk menghasilkan tayangan berita yang baik dan benar serta mudah dipahami. Peneliti memilih Radar TV Lampung karena Radar TV Lampung masih tergolong stasiun TV yang masih baru berdiri, dan masih memperkerjakan crew yang tidak berlatar belakang pendidikan junalistik maupun pers. Peneliti memilih program berita Radar Malam karena Radar Malam merupakan pogram berita yang menayangkan semua aspek kehidupan. Selain itu, peneliti memilih program berita Radar Malam juga karena editor Radar Malam tidak berlatar belakang pendidikan jurnalistik

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimakah peran editor dengan basic pendidikan non-jurnalistik dalam menyajikan bahan berita yang di ditayangkan pada program berita Radar Malam di Radar TV Lampung. Penelitian ini terfokus pada bagaimana peran editor naskah dan editor gambar berita dalam menyajikan bahan berita Radar Malam Radar TV Lampung dengan latar belakang pendidikan tidak berbasis jurnalistik dan pers. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran editor secara individu serta Peran editor dengan basic pendidikan non-jurnalistik dalam proses menyajikan bahan berita dalam progam berita Radar Malam. Metrode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran editor memang besar karena menentukan hasil berita yang ditayangkan di sebuah program televisi. Dengan latar belakang pendidikan non-jurnalistik, editor mampu bekerja secara maksimal menyajikan bahan berita program berita Radar Malam Radar TV Lampung. Tugas


(5)

untuk melengkapi tayangan berita. Editor berperan penting dalam penyajian bahan berita, namunperan editor tidak dapat dilakukan sendiri melainkan dilakukan secara tim. Oleh karena itu jika editor tidak bekerja secara maksimal maka hasil berita tidak akan maksimal bahkan terancam tidak ditayangkan.


(6)

\ama Mahasiswa :

cltn

([rc2cnt

\omor Pokok Mahasiswa : 081503 1036

TV Lampung)

-Iurusan Fakultas

: Ilum Komunikasi

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

2. Ketua Jurusan IImu Komunikasi

Budi Raharjo, M.Si.

9600112 198703 1 004

Budi Raharjo, M.Si. 19600112 198703 1 004


(7)

I MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

;

Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si.

Penguji

Utama

:

Dr, Abdul Firman Ashaf, S.Ip., M.Si.

Ilmu Sosial dan ILnu Politik

wan, M.Si. ,/9{603

/ OO2

%).\

,+\

.rO c


(8)

SURAT PER}TYATAAI\

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama NPM Jurusan

Alamat Rumah

No F,IP/Tlp Rumah E-Mail

Iin Drayani 0816031036 Ilmu Komunikasi

Simpang Asant RT/RW 05/03 Banjit, Waykanan Lampung

08973378421

iin_drayani@ymail.com

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Peran Editor Berrita

Tv

dalam Menyajikan Bahan Berita

(studi

pada Bahan Berita Radar Malam

stasiun Radar TV Lampung) adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat

(milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemtldian hmi hasil penelitiarlskripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2013


(9)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D. Kegunaan penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. penelitian terdahulu ... 8

B. Teoritik ... 9

a. Peran Editor Berita ... 9

b. Berita Televisi ... 13

a). Pengertian Berita Televisi ... 13

b). Jenis Berita Televisi ... 14

c). Struktur Berita Televisi ... 15

d). Unsur Berita Televisi ... 17

e). Naskah Berita ... 21

f). Program Acara Berita Televisi ... 25

g). Tinjauan Tentang Manajemen Program Penyiaran Televisi ... 28

C. Landasan Teori………... 31

D. Kerangka pikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian ... 40

B. Batasan Istilah ... 40

C. Fokus Penelitian ... 42

D. Lokasi Penelitian ... 42

E. Penentuan Informan ... 42

F. Sumber data ... 44

G. Teknik pengumpulan data ... 44


(10)

A. Profil Radar TV Lampung ... 47

B. Visi Misi Maksud dan Tujuan Radar TV Lampung ... 49

1. Visi misi Radar TV Lampung ... 49

2. Maksud dan Tujuan Radar TV Lampung ... 51

C. Jangkauan Siar Radar TV Lampung ... 51

D. Struktur Organisasi Radar TV Lampung ... 52

E. Komposisi Siaran Radar TV Lampung ... 52

F. Lokasi Radar TV Lampung ... 53

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Karakteristik informan ... 55

2. Peran editor berita TV dalam menyajikan bahan berita Radar Malam .. ... 58

a. Latar Belakang Pendidikan Editor Berita Radar Malam ... 59

b. Mengikuti Pelatihan Khusus Editing ... 62

c. Pengetahuan Dasar-Dasar Editing, Etika Penyuntingan Naskah / Gambar dan Teknik Penyuntingan ... 64

3. Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Editor ... 67

4. Peran Editor dalam Menyajikan Bahan Berita TV ... 72

a. Penghambat dan Solusi Melalui Hambatan dalam Melaksanakan Tugas Editor ... 76

b. Kebebasan dalam Melakukan Editing dan Batasan Khusus ... .... 79

c. Koordinasi antar Editor dengan Editor Serta Crew Lainya ... 81

B. Pembahasan ... 85

BAB I V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan ... 94


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di belahan dunia melalui televisi. Kehadiran stasiun televisi yang terus bertambah membuka jalan bagi jurnalisme media massa televisi untuk turut berkembang pula. Kebutuhan masyarakat yang besar terhadap berita seolah menuntut stasiun televisi yang ada untuk mampu menghadirkan berita yang cepat, dapat diandalkan, akurat dan baru.

Televisi menjadi media atau penyampai pesan yang sudah sangat dekat dengan masyarakat dan media televisi dianggap sangat mudah untuk digunakan sebagai media penghantar pesan yang cepat oleh kalangan masyarakat dengan ekonomi yang rendah. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan satu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa.

Banyaknya media massa baru memberikan banyak pilihan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Penyampaian informasi diperlukan media yang mampu mencakup masyarakat secara luas. Effendy (2001: 6) mengatakan bahwa: Untuk menyampaikan sebuah pesan antara komunikator


(12)

kepada komunikannya terdapat sebuah alat atau yang biasa disebut media, agar mendapat sebuah efek atau dampak.

Persaingan industri penyiaran saat ini telah mencapai tingkat persaingan yang sangat tajam sehingga dibutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan persaingan pada era bebas belakangan ini (Morissan, 2005:1). Perkembangan media massa di Indonesia saat ini tengah mengalami kemajuan, khususnya media televisi. Pada awalnya hanya ada satu televisi milik negara yaitu TVRI yang berdiri sejak tahun 1962. Kemudian pada awal tahun 90-an mulai bermunculan televisi-televisi swasta di Indonesia terutama di Jakarta sebagai ibukota negara.

Munculnya stasiun - stasiun televisi baru ini menjadikan persaingan semakin ketat untuk menyajikan materi acara yang bervariasi. Indonesia pada saat ini memiliki lebih dari sepuluh stasiun televisi lokal (baik yang stasiun televisi milik pemerintah ataupun stasiun televisi swasta) itu pun belum dihitung dengan stasiun televisi lokal yang ada di daerah-daerah. Perusahaan televisi swasta yang berkembang di Indonesia yang tentunya memiliki jangkauan siar taraf nasional. Belum lagi stasiun televisi lokal di tiap-tiap daerah antara lain adalah JTV (JakartaTV), LTV (LampungTV), TegarTV (Lampung), SigerTV (Lampung), Radar TV, BaliTV (Bali) dan sebagainya banyak bermunculannya stasiun-stasiun televisi di atas, memperlihatkan bahwa media televisi merupakan media yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Peneliti berpendapat bahwa media televisi memiliki beragam fungsi serta kegunaan dalam masyarakat. Televisi dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap suatu pesan dimana khalayak tidak hanya mengetahui pesan tersebut, namun dapat melihat secara langsung dari


(13)

tayangan gambar televisi. Sehingga khalayak dapat mengetahui sekaligus memahami pesan dengan jelas dan mendalam.

Program berita Radar Malam adalah program berita yang menyiarkan berita yang terkini dan bersifat umum di Provinsi Lampung. Memiliki durasi 30 menit dan memiliki ruang untuk society 30 menit. Segmentasi siaran adalah umum dan jam tayang pukul 22.00 WIB setiap hari. Keberadaan stasiun Radar TV cukup memiliki peran yang sangat signifikan dalam masyarakat. Tidak hanya sebagai alternatif hiburan masyarakat, berdirinya stasiun Radar TV juga memberi pemasokan informasi berita bagi masyarakat Lampung yang pada umumnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Sebuah berita, bagaimana hebatnya peristiwa atau kisah yang diangkat, tidak akan menarik perhatian pirsawan apabila ia tidak disampaikan dengan bahasa yang baik, kalimat yang jelas, informasi yang akurat ditambah dengan gambar yang kuat. Menulis berita televisi tentu berbeda dengan media cetak atau radio karena umumnya ada gambar dan footages yang melengkapi berita itu. Itulah sebabnya berita maupun feature TV yang menggabungkan narasi dan gambar yang harus menjadi satu kesatuan utuh yang dimengerti oleh pirsawan. Saat produksi berita televisi, editor sangat berperan penting dan berita tidak akan menarik dan sulit untuk dapat dipahami jika editor tidak bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena berita televisi memiliki unsur yang lebih komplit dari berita media yang lain. Berita yang dapat dipahami dengan baik bergantung terhadap kinerja editor dalam mengolah naskah dan video berita.


(14)

Berita televisi memiliki unsur naskah yang tediri dari naskah berita, judul berita, dan naskah yang disampaikan oleh anchor, audio yang tediri dari voice over / dubbing naskah berita, gambar berita yang tediri dari video rekaman hasil liputan, gambar penunjang berita atau video tambahan. Naskah berita, video rekaman / gambar, judul berita harus senada dan mudah dipahami, hal ini sangat bergantung bagaimana editor dapat mengolahnya dengan baik.

Keberhasilan dari pembuatan sebuah program acara berita membutuhkan kerjasama tim yang baik agar program berjalan bagaimana seharusnya, baik pada tahap pra-produksi hingga pasca-produksi. Crew yang bertugas harus memiliki spesialisasi dan tidak melakukan peran ganda. Pada penelitian ini peneliti mengangkat tentang peran editor dalam tanggung jawabnya menjadikan berita menjadi menarik. Bagaimana editor dapat mengolah dan menyajikan bahan siar menjadi menarik dan berkualitas dimata pirsawan. Peran editor dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi keberhasilan sebuah manajemen televisi. Peran editor juga lebih menunjukan fungsinya sebagai suatu posisi dalam menjalankan suatu proses.

Berkaitan dengan penjelasan di atas dan berawal dari rasa ketertarikan peneliti terhadap komunikasi melalui media massa dan proses produksinya, peneliti ingin mengetahui bagaimana peran editor dalam menyajikan bahan berita, memproduksi atau melakukan penyuntingan naskah berita dan rekaman video peristiwa yang dihasilkan oleh wartawan menjadi berita yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


(15)

Peneliti memilih Radar TV Lampung sebagai obyek penelitian. Peneliti mempertimbangkan lokasi penelitian dan sistem operasional stasiun televisi yang kemungkinan dapat menerima peneliti untuk dapat mengkaji secara mendalam. Peneliti memilih Radar TV Lampung karena Radar TV Lampung masih tergolong stasiun TV yang masih baru berdiri, dan masih memperkerjakan crew yang tidak berlatar belakang pendidikan junalistik maupun pers.

Peneliti memilih program berita Radar Malam karena Radar Malam merupakan pogram berita yang menayangkan semua aspek kehidupan. Selain itu, peneliti memilih program berita Radar Malam juga karena editor Radar Malam tidak berlatar belakang pendidikan jurnalistik. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui peran editor berita yang mungkin berbekal pengalaman dan belajar autodidak, karena memang belum memasyarakatnya pendidikan tinggi editing. karena peran editor adalah bagian penting dalam keberhasilan sebuah tayangan berita. Dengan demikian, maka penelitian ini perlu diketahui dan dipelajari dan dipandang perlu untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, pada penelitian ini peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu :

a. Latar belakang pendidikan editor berita televisi program berita Radar Malam b. Bagaimana tugas dan tanggung jawab editor dalam menyajikan bahan berita


(16)

c. bagaimakah peran editor dengan basic pendidikan non-jurnalistik dalam menyajikan bahan berita yang di ditayangkan pada program berita Radar Malam di Radar TV Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah

a. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan yang di tempuh oleh editor berita program berita Radar Malam

b. Mendeskripsikan tugas dan tanggung jawab editor dalam menyajikan bahan berita program berita Radar Malam

c. Menjelaskan Peran editor dengan basic pendidikan non-jurnalistik dalam proses menyajikan bahan berita dalam progam berita Radar Malam pada stasiun Radar TV Lampung

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penulisan ini yaitu :

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kajian pengembangan ilmu komunikasi yang berkaitan dengan Produksi Siaran Televisi pada kajian proses produksi tayangan berita khususnya peran editing berita dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, pemahaman dan pengetahuan, gambaran dan informasi akan proses produksi, dalam kaitannya Editing serta peran editor dibalik layar.


(17)

c. Bagi stasiun televisi Radar TV adalah sebagai bahan masukan dan informasi dalam evaluasi.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian seperti teori, konsep-konsep, analisis, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 100).

Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis untuk memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah menganalisis penelitian terdahulu atau sejenis yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini, mencakup tentang peran editor dalam poses produksi berita televisi.

Penelitian tentang peran editor berita sebelumnya sudah pernah di lakukan oleh Adhi Dharma Pribadi mahasiswa jurusan Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana tahun 2004. Ia menganalisis tentang peran video editor dalam proses pasca produksi berita Redaksi Pagi Trans7 tahun 2008. Masalah yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian adalah bagaimana peran video editor dalam pasca produksi berita Redaksi Pagi Trans7. Penulis menjadikan


(19)

penelitian ini sebagai referensi karna memiliki kesamaan dalam penelitian penulis yaitu peran editor berita. Yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis adalah objek penelitian dan fokus penelitian. Objek penelitian terdahulu dilakukan di stasiun televisi Trans7 sedangkan objek penelitian penulis dilakukan distasiun televisi lokal Radar TV Lampung, dan fokus penelitian terdahulu mengenai peran video editor berita televisi sedangkan fokus penelitian penulis mengenai peran naskah editor berita dan editor gambar berita televisi.

Penelitian yang serupa juga di lakukan oleh saudara M. Yokhie Oetama AB mahasiswa Universitas Lampung. Ia menelti tentang Peran Assistant Producer dalam Produksi Program Acara MTV AMPUH di Stasiun GLOBAL TV. Tujuan penelitiannya adalah ingin mengetahui bagaimana peranan dan fungsi Assistant Producer dalam proses produksi program acara MTV AMPUH di Stasiun GLOBAL TV. Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan dan fungsi Assistant Producer memang berpengaruh besar kaena menentukan semua proses produksi menjadi lebih baik, baik dari tingkat terendah maupun tingkat yang menentukan sekalipun, sebab sosok seorang Assistant Producer tidak jauh berbeda dari seorang produser utama. Yang membedakan antara penelitian saudara Yokhie denga penelitian penulis adalah objek yang diteliti.

B. Teoritik

a. Peran Editor Berita

Menurut Linton (dalam Robbins, 2006: 41) peran adalah type dynamic aspect of status. Dengan kata lain, seorang yang menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya. Sedangkan menurut Merton (dalam Robbins, 2006: 41) peran


(20)

adalah complement of role relationships wich person have by virtue of occupying status, dengan kata lain adalah pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena memiliki status tertentu.

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi. Peran lebih banyak menunjukan fungsi, penyesesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarkat serta menjalankan suatu peranan.

Peranan menurut Levinson dalam Soekanto (Sosiologi Suatu Pengantar, 2000 hal 269) mencakup tiga hal, diantaranya:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi strustur sosial masyarakat.

Ada pula konsep peran (role) menurut Komarudin (1994:764) dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang dilakukan oleh manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.


(21)

3. Bagian dari suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan oleh seseorang dan menjadi karakteristik yang ada pula

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat

Kata editor berasal dari bahasa Inggris. Menurut Kamus Inggris-Indonesia (Kramer Sr.), kataeditor bermakna redaktur, pemeriksa naskah untuk penerbitan. Kata edit sendiri bermakna membaca dan memperbaiki (naskah), mempersiapkan (naskah) untuk diterbitkan (2009).

Akan tetapi, saat ini kata editor sudah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Menurut KBBI (2003), kata editor berasal dari kata edit. Dari kata edit muncul kata mengedit (kata kerja) dan editor (kata benda/nomina). Kata editor bermakna orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan di majalah, surat kabar, televisi dan sebagainya.

Menurut Deddy Iskandar Muda dalam bukunya, Editor adalah yang bertanggung jawab pada semua bagian di bidang berita. Memutuskan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang, editor juga secara keseluruhan bertanggung jawab tetapi tidak mencampuri urusan-urusan harian, bertanggung jawab terhadap tampilan acara berita seperti penampilan background penyiar berita, penggunaan chomakey dan pemilihan penyiar berita.

Editor harus memiliki suatu pola kerja yang jelas serta memastikan bahwa mereka selalu memperoleh pasokan materi yang memadai dari bulan kebulan. Para editor tidak boleh menunggu sesuatu menjadi basi bahkan untuk suatu berita yang masih


(22)

berkembang, para editor harus menyajikan sesuatu yang aktual dan menarik mengenai berita tersebut.

Menurut Iskandar Muda Editing adalah kegiatan menyunting, dalam hal ini adalah untuk menyunting gambar atau naskah untuk siaran televisi. Dalam media komunikasi editor adalah orang yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan dalam majalah, surat kabar, televisi dsb; penyunting; -- bahasa penyunting naskah yang akan diterbitkan dengan memperhatikan ejaan, diksi, dan struktur kalimat; --pengelola petugas yang bertanggung jawab atas penyampaian berita di televisi dan radio (pada surat kabar dan majalah disebut redaktur pelaksana); -- penyelia manajer penyunting yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas para penyunting secara tepat dan efisien sesuai dengan yang telah ditentukan.

Seorang editor naskah televisi dituntut untuk banyak berada di kantor atau di ruangan. Editor tidak ikut mencari naskah dan mempertimbangkan naskah. Oleh Karena itu, peran seorang editor naskah adalah : mengoreksi dan mengedit naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, struktur kalimat), memperbaiki naskah dengan persetujuan reporter, membuat naskah enak dibaca dan tidak membuat pembaca bingung (memperhatikan keterbacaan naskah). Sedangkan peran editor gambar adalah mengedit potongan gambar dengan memotong dan merangkai (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang utuh, logis dan dapat dimengerti masyarakat, serta memiliki nilai berita dan gambar sesuai dengan isi berita yang ditayangkan.


(23)

Editor juga harus mempertimbangkan berapa durasi dan kandungan beritanya sesuai dengan efisiensi biaya. Artinya seorang editor harus mampu menguasai semua proses kerja peralatan yang ada pada bagian editing newsroom, baik analog atau digital. Secara teknis, dalam proses dari editing video seorang editor berperan secara konsisten dalam mengkopi berbagai elemen baik gambar, suara, grafis, dan efek kedalam satu video tape (betacam) baru untuk disiarkan di master control atau dibuat dalam bentuk media yang lain.

b. Berita Televisi

a) Pengertian Berita Televisi

Dalam uraian tentang berbagai kategori siaran karya jurnalistik televisi, terkandung makna berita. Pada sub bab ini peneliti menjabarkan beberapa konsep yang perlu dipahami tentang berita TV :

Menurut Brian S Brook (1985, dalam freejournalist.wordpress.com) menyatakan bahwa berita TV ialah :

“Tv news is more than just pictures, coverage, it’s also ‘telss’ the news with word spoken by anchor person, reporter and news maker. The link

between the pictures and word is crusial”

(artinya bahwa berita TV lebih dari sekedar peliputan gambar, ia juga mengisahkan berita dengan real yang diutarakan oleh pembawa berita, reporter dan pembuat berita).

Fred wibowo (1994:9) merumuskan berita TV ialah suatu sajian laporan berupa fakta, kejadian dan atau masalah hangat yang mempunyai nilai berita (unusual, factual dan esensial) dan disiarkan melalui bahasa visual dan audio.


(24)

b) Jenis Berita Televisi

Menurut Iskandar (2003 : 40-42) berita pada umumnya dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news, soft news, dan investigative reports. Perbedaan ketiga kategori tersebut didasarkan pada jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data. 1. Hard News

Hard News (berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya suatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan. Secara umum pada hard news, data masih mudah untuk diperoleh, karena semuanya masih bisa transparan walaupun dalam beberapa kasus juga dialami oleh para reporter untuk menggali data yang sebenarnya.

2. Soft News

Soft News (berita ringan) sering disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita semacam ini seringkali lebih menitikberatkan pada hal-hal yang menakjubkan pemirsa. Bagi televisi, berita ringan sangat diperlukan dalam setiap penyajian buletin berita. Karena berita ringan dapat berfungsi sebagai selingan diantara berita berat yang disiarkan pada awal sajian. Ada yang meletakan berita ringan ini ditengah-tengah bulletin berita yang lama durasinya 30 menit atau bahkan ada yang meletakkannya diakhir siaran berita. Durasi berita ringan ini sangat


(25)

bervariasi, tetapi hampir tidak ada yang lebih panjang dari 2 menit dan lebih pendek dari 45 detik.

3. Investigative Reports.

Investigative Reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan.

c) Struktur Berita Televisi

Dalam bukunya Jurnalistik Televisi, Deddy Iskandar Muda mengemukakan struktur penullisan yang digunakan untuk berita televisi adalah bentuk piramida terbalik. Bentuk piramida terbalik didesain untuk penulisan berita di televisi dengan tujuan siaran tunda. Dalam konteks dimana reporter meliput suatu peristiwa lalu beritanya disusun dan ditayangkanpa pada jam tertentu yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Namun desain bentuk piramida terbalik tersebut kurang relevan bila diterapkan dalam berita di televisi dengan format siaran langsung (live report).

Desain piramida terbalik ini berdasarkan atas adanya asumsi bahwa khalayak adalah orang yang sibuk dan memiliki waktu yang singkat untuk menerima suatu informasi. Oleh karena itulah desain piramida terbalik dimuat agar dalam waktu yang singkat saja khalayak dapat mengetahui yang pokok permasalahan yang hendak disampaikan dalam berita, termasuk juga khalayak tidak akan kehilangan informasi-informasi penting yang seharusnya mereka peroleh dari suatu berita. Desain piramida terbalik terdiri atas :


(26)

Bagian ini berada pada posisi atas bentuk piramida terbalik. Unsur ini merupakan topik berita yang mengandung unsur when, who dan what atau dengan kata lain bagian ini merupakan inti berita. Hal paling penting yang harus dipertimbangkan adalah nilai atau tingkat kepentingan suatu informasi untuk segera diketahui oleh khalayak, sehingga layak untuk dicantumkan di dalam teras berita.

2. Set The Scene (Pemaparan permasalahan)

Pemaparan masalah ditujukan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pokok persoalan yang telah dikemukakan terlebih dahulu di dalam teras berita. Unsur-unsur yang terkandung di dalam pemaparan masalah adalah unsur why dan where.

3. Context of The Background (Latar Belakang Permasalahan)

Agar berita yang disampaikan terasa lebih lengkap, maka perlu juga dikemukakan latar belakang permasalahan dalam berita yang disampaikan. Unsur yang terkandung di dalam Context of The Background ini adalah unsur why.

4. Details (uraian), Body

Agar berita yang disajikan kepada khalayak dapat dimengerti secara keseluruhan, maka penting sekali adanya uraian lebih lanjut terkait dengan informasi yang telah lebih dahulu dikemukkan sebelumnya. Unsur yang terkandung dalam Detail adalah unsur why.

5. Minor Detail (Uraian terperinci)

Jika masih memungkinkan, di dalam berita sebaiknya dikemukakan uraian yang lebih rinci lagi. Informasi-informasi lain yang masih berkaitan dan cukup


(27)

menarik atau lebih baik disertakan sehingga semakin melengkapi berita yang disapaikan.

Namun, di dalam kelima bagian yang membangun struktur piramida terbalik tersebut, unsur-unsur yang terkandung di dalam masing-masing bagian tersebut bukanlah format yang mutlak. Pemilihan unsur-unsur tersebut juga harus atas pertimbangan agar informasi yang disampaikan menjadi lebih hangat, aktual, menarik dan mudah dicerna oleh khalayak.

d) Unsur Berita Televisi

Dalam menulis berita, wartawan atau reportrer mengacu pada unsur pokok berita dalam penulisan sebuah berita. Unsur pokok tersebut dikenal sebagai unsur “5W+1H” yang terdiri atas :

What : Apa yang terjadi? Where : Dimana hal itu terjadi? When : Kapan hal itu terjadi?

Why : Mengapa peristiwa itu terjadi?

Who : Siapa yangterlibat dalam kejadian itu: How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Menurut Deddy Iskandar Muda dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Televisi, berita yang disiarkan melalui televisi perlu ditambah lagi unsur Easy listening formula. Tujuannya agar suatu informasi menjadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak. Unsur easy listening formula yang paling mudah diingat dan diaplikasikan adalah formula yang dibuat oleh Soren H. Munhoff, yaitu :


(28)

1. Accuracy

Disini dimaksudkan bahwa semua data yang dihimpun untuk bahan dalam penulisan berita ketika masih dilapangan haruslah tepat. Jika tidak, reporter akan kesulitan dalam menyusun berita, yang akhirnya akan berdampak pada isi berita yang disusunnya, yaitu berita akan terasa kurang lengkap.

2. Brevity

Maksudnya adalah bahwa penulisan berita yang akan disiarkan melalui televise cukup singkat saja. Sekain karena alas an waktu, televisi juga merupakan media yang selintas. Kemampuan daya rekam dan daya ingat manusia sangatlah terbatas, sehingga harus dihindari penjejalan informasi dalam suatu sajian berita. Singkat disini bukan berarti menghilangkan peristiwa yang ingin disampaikan kepada khalayak dalam penyajian berita tersebut. Reporter harus mampu menyaring semua data dari kelengkapan data yang dikumpulkan di lapangan, jangan sampai reporter mengabaikan fakta penting yang seharusnya disampaikan kepada khalayak.

3. Clarity

Informasi yang disampaikan haruslah jelas, jangan membuat khalayak bingung. Penulisan nama, istilah asing dan lafalnya, harus ditulis dengan jelas. Begitu juga denagn bangunan kalimat antar paragraf dan antar kalimat harus jelas. Sehingga kontinuitas penulisan antara satu masalah dengan masalah lainnya akan lebih runtut, jelas dan mudah dipahami.

4. Simplicity

Simplicity adalah kesederhanaan. Pemahaman akan keberagaman latar belakang yang dimiliki oleh khalayak akan sangat membantu reporter dalam


(29)

menulis berita agar mudah diterima dan dipahami oleh khalayak. Pirsawan memiliki latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi maupun budaya yang berbeda, namun berada dalam konteks penerimaan terhadap informasi yng sama. Jika terdapat informasi yang sifatnya terlalu ilmiah , istilah asing ysng beelum memasyarakat dalam ruang lingkup tertentu akan mempersulit khalayak dalam menerima dan memahami informasi yang disampaikan kepadanya.

5. Sincerity

Sincerity menuntut reporter untuk jujur dalam menyajikan berita. Informasi tentang suatu peristiwa yang akan disampaikan terhadap khalayak harus ditulis apa adanya dan ditulis dengan objektif tanpa manipulasi. Berita haruslah mengandung kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Bila diruntut dari pengertiannya, berita televisi merupakan segala informasi yang disampaiakan melalui media televisi. Berita televisi berbeda dengan berita radio atau cetak, menurut Sudirman Tebba (2005 : 67-83) berita televisi terdiri atas tiga hal, yaitu:

1. Gambar

Ini merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gambar menjadi kekuatan berita, karena gambar ikut bicara, bahkan kadang lebih berbicara daripada naskah dan audio. Akan tetapi gambar berita televisi memiliki sejumlah unsur agar menarik, yakni :

1) Aktualitas, gambar yang ditampilkan dalam berita harus actual atau paling baru, kalau bisa gambar yang belum pernah ditayangkan televisi lain.


(30)

2) Sinkronisasi, gambar harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambarnya.

3) Simbolis, berarti bukan gambar sebenarnya, tetapi hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan. Ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya sulit didapatkan.

4) Ilustrasi, gambar berita yang dibuat atau direkayasa berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambarnya yang actual, sincron dan simbolis tidak tersedia.

5) Dokomentasi, adakalanya diperlukan kalau peristiwa sangat penting, sementara tidak tersedia gambar yang actual, sinkron dan simbolis. Dokumentasi gambar berita televisi terdiri dari :

a. Dokumentasi peristiwa, yaitu gambar dokumentasi dari suatu peristiwa yang pernah ditayangkan dan hendak di tayang kembali. b. Dokumentasi simbolis, yaitu gambar dokumentasi yang bersifat

simbolis dari berita yang disampaikan.

c. Dokumentasi foto, yaitu berita yang menampilkan foto tidak bergerak.

d. Dokumentasi profil, yaitu dokumentasi gambar seseorang yang tidak sesuai dengan kejadian yang dialamai.

6) Estetika, maksudnya adalah bersifat estestis supaya enak dipandang mata. Estetika itu meliputi komposisi, fokus dan warna. Tetapi estetika gambar tidak mutlak.

2. Naskah


(31)

memenuhi unsur 5W+1H atau dikenal dengan formula ELF (easy listening formula). Dilihat dari bentuk penyajiannya naskah berita televisi terbagi dua, yaitu :

1) Naskah Reading adalah naskah berita yang seluruh isinya mulai dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter. Dalam bentuk penyajian ini lead menyatu dengan tubuhnya.

2) Voice Over adalah naskah beritanya di baca yang oleh presenter, sedangkan tubuhnya di-dubbing, yaitu dibaca dengan direkam orang lain, biasanya reporter atau siapa pun yang suaranya cukup baik.

3. Audio / Suara

Audio tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan naskah dan gambar. Walaupun suatu berita ada naskah dan gambar, namun jika tidak ada bunyi (on), maka bisa jadi berita tersebut tidak jelas maksudnya.

Ada dua unsur audio dalam berita televisi, yakni :

1) Atmosfir adalah suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya diberitakan. Suatu atmosfir sangat penting menyertai suatu gambar, tanpa atmosfir sebuah gambar akan kehilangan ruhnya.

2) Narasi audio adalah suara reporter, naik berdasarlan naskah yang dibaca maupun melaporkan tanpa naskah dan suara narasumber yang diwawancarai.

e) Naskah Berita

Secara umum naskah adalah bentuk tertulis dari sebuah aplikasi ide atau gagasan kedalam tulisan yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan


(32)

tertentu, dan Naskah Program Acara Siaran adalah menurut Darmanto dalam buku Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, adalah “Naskah Program Acara Siaran dapat di artikan sebagai bentuk tertulis dari suatu gagasan atau pemikiran orang/ kelompok yang telah disistematisasikan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan siaran radio atau pun televisi”. (Darmanto,1998:1).

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Naskah Program Acara Siaran Berita adalah, suatu bentuk tertulis dari suatu gagasan atau pemikiran orang/kelompok yang telah disistematisasikan dan dimaksudkan untuk memberikan informasi aktual fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak melalui siaran radio ataupun televisi.

Menurut Darmanto (1998:1-2), Naskah program acara siaran sedikitnya mengandung sedikitnya 3(tiga) unsur pokok, yaitu:

1. Voice adalah suara yang keluar secara teratur, diproduksi dengan penuh penghayatan, memperhatikan segi Intonasi, Diksi, Presering, dan Imphasing. Bukan suara yang keluar secara spontan dan tidak beraturan,

2. Musik dalam konteks ini tidak terbatas pada jenis musik modern saja, melainkan musik dalam pengertian yang luas, yaitu: semua bentuk perpaduan bunyi yang memiliki arti dan memiliki nilai artistik tinggi

3. Sound adalah suara-suara yang munculnya tidak direncanakan, spontan, tidak beraturan namun berfungsi sebagai atmosfir yang menjelaskan seting suasana, seting tempat,seting waktu, dan sebagainya dari suatu peristiwa.


(33)

Pada media massa televisi adalah media audio visual. Terdapat elemen audio visual yang menjadi wujud ungkapan informasi atau berita di dalam media televisi. Media audio visual berorientasi lebih pada pemikiran dan ungkapan visual. Dalam elemen audio terkandung unsur penulisan (naskah) yang menggunakan prinsip-prinsip pemikiran verbal. Oleh sebab itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita atau informasi untuk mata dan telinga. Itu berarti sajian tayangan gambar atau yang lazim disebut image visual harus jelas (sudut pengambilan tepat, fokus gambar tajam, gambar tidak goyang), urutan gambar tayangan runut (mudah dimengerti dan diikuti perkembangan rangkain gambar), materi visual cukup (tidak diulang-ulang gambar yang sama untuk memberi ilustrasi pada talking head atau penjelasan seorang otoritas), dan penjelasn narasi atau laporan verbal yang tidak bertele-tele, sederhana, dan tepat. (Wibowo, 2007:100-101)

Jurnalistik televisi adalah jurnalistik audio visual. Unsur visual dalam sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting. Dalam hal ini, hasil liputan audio visual yang dilakukan oleh reporter dan juru kamera televisi menjadi bahan utama dalam penyusunan dan penyajian berita. Sehingga hal tersebut dirasa memberikan nilai lebih dan daya tarik yang kuat pada berita yang disampaikan.

Dalam hal ini dikenal sistem ROSS dengan berita yang disebut newscaster karena ia juga pencari, penyeleksi,pengolah, dan penyusun berita. ROSS tersebut singkatan dari :


(34)

1. Reporter on the spot and on the screen

Reporter berada di lokasi dan munculdi televisi, melaporkan sendiri kejadiannya.

2. Reporter on the spot and off the screen

Reporter berada di tempat kejadian, tetapi gambarnya tidak muncul di layar, hanya suara atau laporannya yang dibacakan.

3. Reporter off the spot and on the screen

Reporter tidak berada ditempat kejadian, tetapi sebagai redaksi yang menyusun dan menyampaikan laporan dari sumber. Sumber berita lewat telepon, teleks, faksimele dan muncul di layar televisi.

4. Reporter off the spot and off the screen

Reporter tidak berada di tempat kejadian da tidak muncul di layar televisi. Namun ia mengupulkan, menyeleksi dan menyusun beritayang diperoleh dari sumber-sumber berita. (Wibowo, 2007: 103)

Dalam jurnalistik televisi, unsur visual bukan sekedar unsur tambahan atas dukungan pada berita verbal. Untuk sajian unsur visual dikenal empat materi berupa gambar hasil liputan, yakni :

1. Visual Object and Hot News (VOHN)

Meliputu materi visual hasil liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataan saat itu.


(35)

Tambahan liputan untuk melengkapi materi visual yang sudah ada. Misalnya penayangan saat wawancara.

3. Full Library Operation Back-up (FLOB)

Seluruh materi visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock shoot, foot-ages, dan grafik lainnya.

4. Gabungan ketiga materi itu. (Wibowo, 2007: 104)

f) Program Acara Berita Televisi 1. Produksi Program Televisi

Menurut Wahyudi, proses produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:

1. Pra-produksi (perencanaan)

Pra-produksi adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan (shooting). Yang termasuk kegiatan praproduksi antara lain; penuangan ide/ gagasan ke dalam outline, pembuatan format/scenario/treatment,script, story board, program meeting, hunting (peninjauan loksi liputan), production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.

2. Produksi (peliputan)

Produksi adalah seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio, maupun di lapangan. Proses liputan (shooting) juga disebut taping.

3. Pasca-produksi (penyuntingan).

Paskaproduksi adalah semua kegiatan setelah peliputan/shooting/taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain: editing (penyuntingan),


(36)

manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain. Selesai shooting harus diadakan checking apakah perlu ada shooting ulang. Checking berikutnya dilakukan setelah selesai editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview.

2. Program Acara Pemberitaan Televisi

Program adalah acara pertunjukan televisi, radio atau sebagainya. Program acara televisi adalah semua acara yang disiarkan secara melalui televisi. Program acara televisi dapat berbentuk berita, komedi, kebudayaan, musik dan sebagainya (Daniels Handoyo S, 1978: 3)

Program acara televisi merupakan suatu pembagian bentuk acara televisi yang dilihat dari perbedaan tujuannya. Sama halnya dengan fungsi televisi, tiap program dapat bertujuan memberi informasi, menghibur, mendidik, membujuk (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 128).

Program acara merupakan tipe atau format dari acara-acara yang dimiliki oleh stasiun penyiaran (Straubhaar, 2000:198). Untuk membuat sebuah acara program televisi yang kreatif, perlu diketahui lima acuan dasar yang sangat penting dalam merencanakan, memproduksi dan menyiarkan suatu acara bagaimanapun sifat dan bentuknya (Darwanto Sastro Subroto, 1994: 47). Kelima acuan ini satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan bahkan akan saling terkait, yakni antara lain:

1. Ide

Ide merupakan sebuah pikiran dari seorang perencana acara siaran, dalam hal ini seorang produser. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana


(37)

pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk sebuah naskah siaran harus selalu memperhatikan faktor penonton, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya.

2. Pengisi Acara Siaran

Pengisi acara siaran dapat berupa seorang pembaca berita, artis yang belum dikenal sampai dengan para cendikiawan dan artis yang cukup terkenal di masyarakat. Pengisi acara sangat mempengaruhi jalannya acara program televisi, seperti seorang presenter yang mengantar suatu sajian, seperti musik, aneka program feature, magazine, ataupun kuis. Sebagai pengantar sajian, seorang presenter boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan lewat katanya dan mampu menghidupkan suatu sajian program dengan kata-katanya. Dalam bahasa Indonesia, presenter disebut penyaji yang tidak terlalu terikat oleh materi yang disajikan (Fred Wibowo: 77)

3. Peralatan

Lampu-lampu dengan berbagai karakternya yang diperuntukkan agar dapat menghasilkan gambar-gambar yang baik dan berkualitas, mikrofon, dekorasi, siklorama yang berupa dinding studio, dengan peralatan komunikasi yang dapat menghubungkan antara satu kamar operasional dengan kamar operasional lainnya, disamping sebuah atau lebih pesawat monitor yang diperlukan untuk melihat proses gambar yang sedang diproduksi. Di samping itu untuk pengendalian proses produksi di studio, dibangun beberapa ruang


(38)

operasional yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronis serta alat perekam gambar.

4. Kelompok Kerja Produksi

Kelompok kerja produksi ini merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasil karyanya dinyatakan layak untuk disiarkan.

5. Penonton

Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat.

Program acara pemberitaan biasanya berisi liputan berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya, apakah yang diproduksi secara lokal oleh stasiun radio atau televise, atau oleh suatu jaringan penyiaran. Program acara pemberitaan televisi merupakan hasil liputan berbagai peristiwa berita dan ionformasi lainnya yang diproduksi secara local oleh stasiun televisi atau oleh suatu jaringan penyiaran.

Progam berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, komentar serta bahan lain yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendengar ataupun pirsawan.

g) Tinjauan Tentang Manajemen Program Penyiaran Televisi

Menurut Schoderbek, Cosier dan Aplin dalam buku Morissan M.A (hal. 127) memberi pengertian manajemen sebagai “A process of achieving organizational goal trough others” (suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak-pihak lain). Sedangkan Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses


(39)

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha paa anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen, seorang manajer umum melaksanakan empat fungsi sebagai beikut :

1. Perencanaan (Planning)

Ebelum organisasi menentukan tujuan, telebih dahulu harus menetapkan visi dan misi atau maksud dari oganisasi. Peencanaan mencakup penentuan tujuan media penyiaran serta mempesiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tesebut.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Meupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan orrganisasi, sumbe daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur oganisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja.

Struktur oganisasi stasiun penyiaran pada umumnya tidak memiliki standar yang baku. Bentuk organisasi stasiun penyiaran bebeda-beda satu dengan yang lainnya, bahkan pada wilayah yang sama stasiun penyiarannya tidak memiliki struktur organisasi yang persis sama. Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh perbedaan skala usaha atau besar kecilnya stasiun penyiaran.


(40)

Struktur organisasi setiap stasiun penyiaan komersial dan nonkomersial biasanya terdiri atas empat bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Bagan 1 Struktur Organisasi Penyiaran Kecil

Bagan 2 Struktur Organisasi Penyiaran Besar

MANAGER UMUM

PROGRAM

Produksi Pemberitaan

PEMASARAN ADMINISTRASI

TEKNIK

MANAGER UMUM

Staff teknik

pemeliharaan

Reporter

TEKNIK PROGRAM PEMBERITAAN PRODUKSI PEMASARAN ADMINISTRASI

Editor

Writer

Staf pemasaran Sutradara

Produser

Staff Produksi


(41)

3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (directing/influencing)

Fungsi mengarahkan dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi tertuju padaa upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Mengarahkan dan mempengaruhi mencakup empat kegiatan penting yaitu : pembeian motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan manajemen adalah suatu suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan sertamengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. (Robert J. Mockler, 1972)

C. Landasan Teori

Kata fungsional disini hakekatnya ini bukanlah sebuah teori, melainkan suatu perspektif yangdapat digunakan sebagai pijakan teori. Beberapa teori komunikasi menggunakan perspektif fungsional ini.Teori-teori Struktural dan FungsionalBagian ini memasukkan kelompok utama pendekatan-pendekatan yang tergabung secara samar dalam ilmu sosial. Meski makna istilah strukturalisme dan fungsionalisme kurang begitu tepat,tetapi keduanya percaya bahwa struktur sosial


(42)

adalah hal yang nyata dan berfungsi dalam carayang dapat diamati secara objektif.Sebagai contoh, pengamat komunikasi mungkin berasumsi bahwa hubungan personal merupakansesuatu yang nyata dengan bagian-bagian yang disusun secara khusus, seperti juga rumah yangmerupakan suatu yang nyata dengan material yang disusun sesuai rencana. Disini hubungandilihat sebagai struktur sosial. Pengamat akan berasumsi lebih jauh bahwa hubungan yang ada bersifat tidak statis tetapi memiliki atribut seperti ikatan, ketergantungan, kekuatan, kepercayaandan sebagainya.

Meskipun strukturalisme dan fungsionalisme seringkali digabung, tetapi keduanya tetap berbedadalam penekanannya. Strukturalisme yang berakar pada linguistik, menekankan pada organisasi bahasa dan sistem sosial. Fungsionalisme yang berakar pada biologi, menekankan pada cara-carasistem yang terorganisasi bekerja untuk menunjang dirinya. Sistem terdiri atas variabel-variabelyang berhubungan timbal balik dengan variabel lain dalam sebuah fungsi network. Perubahan pada satu variabel akan mengakibatkan perubahan pada yang lain. Peletakan dua pendekatan inisecara bersama-sama menghasilkan suatu gambaran sistem sebagai struktur elemen denganhubungan yang fungsional. Sebagai contoh, beberapa peneliti komunikasi organisasimenggunakan pendekatan struktural-fungsional dalam kerja mereka. Mereka melihat organisasisebagai suatu sistem dimana bagian-bagian yang terkait membentuk departemen, tingkatan, perilaku umum, suasana, aktivitas kerja dan produk.Pendekatan teoritik yang paling umum dari komunikasi yaitu teori sistem.


(43)

eori ungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori umum atau general theories ( ittlejohn, 1 ), ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang ber ungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.

Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Dalam konteks komunikasi teori struktural fungsional dilihat sebagai suatu proses dimana individu menggunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Teori ini sebagai satu kesatuan namun ada perbedaan fokus perhatian.

Pada pendekatan struktural fungsional, masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa bagian yang saling berkaitan (sub sistem). Setiap sub sistem memiliki peran yang berarti. Salah satu di antara sekian banyak sub sistem itu ialah media. Kehidupan sosial yang teratur memerlukan pemeliharaan terhadap semua bagian masyarakat dan lingkungan sosial secara cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian, citra media yang ditonjolkan selalu dihubungkan dengan semua tersebut.

Dengan kata lain, media diharapkan dapat menjamin integrasi ke dalam, ketertiban, dan memiliki kemampuan memberikan respons terhadap kemungkinan baru yang didasarkan pada realitas sebenarnya. Selain menjalankan harapan masyarakat, media itu sendiri berjalan sesuai dengan fungsinya, dimana fungsi yang dijalaninya didasarkan pada kesepakatan media dengan masyarakat di mana media itu berada. Bisa jadi lingkungan sosial A menilai positif fungsi tersebut


(44)

sedangkan lingkungan sosial B menilainya negatif. Media selain sebagai sub sistem, juga berperan sebagai sistem yang memiliki sub sistem-sub sistem yang saling berhubungan. baik didalam maupun di luar media itu sendiri.

Oleh karenanya berbicara mengenai organisasi media kita tidak dapat mengabaikan berbagai hubungan di dalam maupun di luar ruang lingkup organisasi tersebut. Berbagai hubungan tersebut dapat berwujud negosiasi aktif, pertukaran dan kadangkala juga berupa konflik, baik yang tersembunyi maupun yang aktual. Hal ini menunjukkan peran komunikasi di satu pihak sebagai penghubung yang menyebarkan pesan dalam kalangan para calon “penyokong”, serta di lain pihak sebagai penghubung dalam publik yang berusaha memenuhi kebutuhan informasi dan kebutuhan komunikasi lainnya. Gerbner, (dalam McQuail, 1991) menggambarkan para komunikator massa dalam situasi yang tertekan. Tekanan yang mereka hadapi berasal dari pelbagai kekuatan luar, termasuk dari klien (misalnya para pemasang iklan), penguasa (khususnya penguasa hukum dan politik), pakar, institusi lain dan khalayak.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa di dalam setiap bentuk komunitas manusia pasti mempunyai suatu struktur atau tatanan baku di dalamnya dan yang paling penting adalah disertai fungsi yang melekat pada setiap bagian struktur tersebut, entah itu menyangkut kedudukan dalam masyarakat, atau menyangkut pada hukum atau hal hal lain yang bisa diaplikasikan dalam bentuk tatanan baku. Karena dalam suatu komunitas perlu adanya pattern yang berfungsi sebagai pengatur tingkah laku anggota komunitasnya, atau bersama membawa dalam satu arah yang bersamaan ke tujuan yang lebih baik.


(45)

Dalam struktur sosial di suatu komunitas, individu ditempatkan dalam suatu posisi yang mempunyai suatu fungsi yang sudah pasti melekat padanya. Fungsi itu secara alamiah akan menempel pada individu yang ada dalam suatu komunitas. Masing masing strata dalam manyarakat akan menerima secara otomatis fungsi dari strata tersebut. Seorang ahli ilmu sosial yang mendeskripsi struktur dan fungsi soaial dalam masyarakat pada dimensi diadik ataupun pada dimensi differensial, serta morfologi sosial ataupun fisiologi sosialnya, dapat dimengerti latar belakang kekerabatan, ekonomi, religi, mitologi, dan sector-sektor lain dalam kehidupan masyarakat yang menjadi pokok perhatiannya.

Struktur dan fungsi sosial juga dapat dipakai sebagai kriterium untuk menentukan batas dari suatu system sosial atau suatu system kesatuan masyarakat sebagai suatu organisma. Karena itu ilmu antropologi diciptakan salah satunya bertujuan untuk menganalisa struktur-struktur serta fungsi-fungsi sosial dari sebanyak mungkin masyarakat, sebagai kesatuan-kesatuan, dan membandingkannya dengan metode analisa komparatif untuk mencari azas-azasnya. Dengan demikian dapat dikembangkan suatu klasifikasi besar dari semua jenis struktur sosial yang ada di dunia, ke dalam beberapa tipe dan sub-tipe struktur sosial yang terbatas.

Dalam penelitian masyarakat di lapangan, seorang peneliti tidak hanya mengobservasi wujud dari struktur sosial, tetapi menganalisis sampai kepada pengertian bentuknya yang bersifat abstrak. Bentuk struktur sosial dapat dideskripsi dalam dua keadaan. Seorang ahli ilmu sosial dapat mendskripsikan bentuk dari suatu struktur sosial dalam keadaan seolah-olah berhenti menjadi morfologi sosial, tetapi juga berproses menjadi fisiologi sosial.


(46)

Dalam hal ini Radcliffe Brown berpendapat bahwa suatu struktur dan fungsi sosial di dalamnya merupakan total dari jaringan hubungan antar individu-individu, dan kelompok-kelompok individu-individu, yang mempunyai dua dimensi, yaitu:1) hubungan pihak kesatu (individu atau kelompok individu) dengan pihak kedua 2) hubungan differensial yang artinya hubungan antara satu pihak dengan beberapa pihak lainnya yang berbeda-beda, atau sebaliknya.

Bentuk dari struktur sosial adalah tetap, dan apabila mengalami perubahan, proses itu akan berjalan sangat lambat. Sedangkan realitas struktur sosial, yaitu individu-individu dan kelompok-kelompok individu-individu yang ada di dalamnya selalu berubah dan berganti seiring bergulirnya waktu. Tentunya ada beberapa peristiwa yang bisa mengubah struktur sosial secara mendadak atau bisa dikatakan hanya butuh waktu yang relatif singkat. Peristiwa itu misalnya disebabkan karena keinginan individu untuk mengadakan perubahan, peristiwa kedua adalah revolusi, seperti yang kita ketahui bersama revolusi pasti menginginkan perubahan dari struktur yang mendominasi sebelumnya.

Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama


(47)

halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial.

Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi analisa substantif Spencer dan penggerak analisa fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut.

Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana didalamnya terdapat bagian–bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing–masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai struktural fungsional. Selain itu, antropologis fungsional-Malinowski dan Radcliffe Brown juga membantu membentuk berbagai perspektif fungsional modern.


(48)

D. Kerangka Pikir

Editor bertanggung jawab pada semua bidang pemberitaan. Memutuskan kebijakan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang. Editor bertanggung jawab secara keseluruhan tetapi tidak mencampuri urusan-urusan harian (Iskandar Muda, 2003:193)

Dalam hal ini, judul penelitian terkait dengan teori struktural fungsioanl karena teori ini lebih menekankan mengenai peranan atau fungsi individu sebagai proses dalam sebuah struktur organisasi. Naskah berita yang diperoleh dari lapangan diolah oleh editor yang merupakan sebuah proses dalam penyajian berita. Dengan demikan peran editor sangat perlu diperhatikan dalam kinerjanya sesuai dengan tujuannya.

Editor yang melakukan proses penyajian berita harus memiliki pengetahuan umum dan pedoman yang menjadi acuan dalam penyajiannya.


(49)

Bagan 4 Kerangka pikir

Teori stuktual fungsional

Editor berita

Berita

Editor Gambar Naskah Berita

Editor Naskah


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu satuan kondisi, suatu system pemikiran atau suatu peristiwa. Adapun tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Menurut Moleong, penelitian kualitatif menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan dilapangan, sehingga tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Penelitian metode deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman atau gambaran yang jelas tentang peran editor dalam menyajikan bahan berita program Radar Malam di stasiun televisi Radar TV Lampung.

B. Batasan Istilah

Batasan konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel, yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Batasan konsep dalam penelitian ini yaitu:


(51)

1. Editor

Editor adalah yang bertanggung jawab pada semua bagian di bidang berita. Memutuskan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang, editor juga secara keseluruhan bertanggung jawab tetapi tidak mencapuri urusan-urusan harian.

Editor harus memiliki suatu pola kerja yang jelas serta memastikan bahwa mereka selalu memperoleh pasokan materi yang memadai dari bulan kebulan. Editor tidak boleh menunggu sesuatu berita menjadi basi bahkan untuk berita yang masih berkembang, editor harus menyajikan sesuatu yang aktual dan menarik mengenai berita tersebut. seorang editor tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata kalimat serta akurasi gambar, tapi juga berperan untuk memastikan apakah isi pesan berita sampai ke pirsawan secara utuh, tidak kurang tidak lebih, benar, dalam arti bersesuaian dengan fakta.

Editor juga harus mempertimbangkan berapa durasi dan kandungan beritanya sesuai dengan efisiensi biaya.

2. Naskah Berita

Secara umum naskah adalah bentuk tertulis dari sebuah aplikasi ide atau gagasan kedalam tulisan yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagaimana naskah berita umumnya, naskah berita televisi juga harus memenuhi unsur 5W+1H atau dikenal dengan formula ELF (easy listening formula). Naskah berita juga harus sesuai dengan pedoman penulisan naskah berita yaitu mematuhi etika dan peraturan dalam penulisan. Tidak mengandung unsur sara, pelecehan dan lainnya. Batasan penelitian ini tentang naskah adalah apakah naskah berita yang dikerjakan oleh editor berita Radar


(52)

Malam sudah memenuhi unsur berita. Dengan demikian peran seorang editor dapat dilihat dari hasil kerjanya membuat sebuah naskah berita.

C. Fokus Penelitian

Dalam sebuah penelitian, fokus penelitian sangat penting karena dengan adanya fokus penelitian tidak akan melebar kepada hal-hal lain yang sebenarnya bukan menjadi permasalahan yang ingin dikaji dan dijawab dalam penelitian ini. Fokus akan membantu peneliti dalam menjawab masalah-maslaah dalam penelitian. 1. Untuk mengetahui peran editor naskah dan editor gambar berita dalam

menyajikan bahan berita Radar Malam Radar TV Lampung

2. Mengetahui peran editor berita Radar Malam Radar TV Lampung dengan latar belakang pendidikan tidak berbasis jurnalistik dan pers, multimedia dan ilmu komunikasi atau dunia penyiaran.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berlangsung di Radar TV Lampung, baik sejak pengamatan, pengambilan data, dan penaikan kesimpulan. Lokasi penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa objek merupakan bagian yang intensif dengan kegiatan atau medan kreativitas yang menjadi sasaran perhatian dalam penelitian ini.

E. Penentuan Informan

Informan adalah orang dalam latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar


(53)

penelitian (Moleong, 2000: 90). Syarat untuk penentuan informan adalah karyawan yang telah bekerja disebuah divisi produksi tersebut.

Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah lima orang dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Editor naskah berita Radar Malam pada stasiun TV lokal Radar TV Lampung 2. Editor gambar berita Radar Malam pada stasiun TV lokal Radar TV Lampung 3. Manager Program berita Radar Malam pada stasiun TV lokal Radar TV

Lampung

4. Reporter berita Radar Malam pada stasiun TV lokal Radar TV Lampung (dua orang)


(54)

F. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung ataupun hasil dari wawancara kepada informan berdasarkan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur dan internet.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mencari dan mengumpulkan informasi serta data melalui para informan sebagai representasi dari permasalahan yang diteliti. Untuk mendapatkan informasi, peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari aspek bagaimana dan mengapa dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera atau pengamatan langsung. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Observasi non - sistematik : observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

2. Observasi sistematik : observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

Observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah observasi non-sistematik yaitu melakukan pengamatan kepada Editor dalam proses produksi


(55)

Radar Malam di Stasiun RadarTV. Peneliti dapat mengamati peranan serta fungsi Editor dalam proses produksi, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Interview (Wawancara)

“Wawancara adalah merupakan sumber esensial bagi studi kasus. Bentuk wawancara adalah dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci (key informan) tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini mereka mengenai peristiwa yang diamati” (Mulyana, 2001: 180)

Peneliti akan mengajukan kepada key informan dan informan mengenai masalah yang diteliti dan pendapat maupun tambahan dari mereka yang berhubungan dengan permasalahan. Pertanyaan yang peneliti tanyakan dibuat berdasarkan permasalahan yang diteliti serta berdasarkan pengembangan dari observasi yang dilakukan peneliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan sebagai penambah bukti dari sumber-sumber lain. Jenis-Jenis dokumen tersebut dapat berupa :

1. Agenda, kesimpulan-kesimpulan pertemuan dan laporan-laporan peristiwa tertulis lainnya.

2. Dokumen-dokumen administratif-proposal, laporan kemajuan dan dokumen-dokumen intern lainnya.

3. Penelitian-penelitian atau evaluasi-evaluasi resmi pada perusahaan yang sama


(56)

Pengumpulan dokumentasi bertujuan sebagai pendukung penelitian dan juga dapat dijadikan bukti bahwa memang benar peneliti melakukan penelitiannya langsung di RadarTV.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi data

Reduksi data pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan atau tidaknya antara data dengan tujuan penelitian.

2. Display data

Display data untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian - bagian tertentu dari gambaran keseluruhan.

3. Verifikasi data

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data, kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut lebih tepat dan obyektif


(57)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung dilokasi penelitian di Kantor Redaksi Radar TV Lampung, peneliti mendapatkan bahwa :

1. Editor berita TV di Radar TV Lampung khususnya progam berita Radar Malam bahwa tidak berlatar belakang pendidikan Pers ataupun jurnalistik, editor memahami teknik editing berdasarkan study banding, otodidak dan melalui pelatihan-pelatihan serta diklat yang diadakan oleh televisi lain di luar Lampung.

2. Tugas editor naskah berita adalah melakukan akurasi data supaya tidak tejadi kesalahan dalam penulisan saat berita ditayangkan, verifikasi data untuk mengetahui kebenaran berita dengan selalu berkomunikasi kepada reporter berita saat melakukan editing berita dan check and ballane. Sedangkan tugas editor gambar adalah melakukan cut to cut atau pemotongan gambar hasil liputan peristiwa, mixing antara audio dan gamba serta menambahkan gambar pendukung dan membuat grafis pendukung. Dan editor memiliki tanggung jawab fatal jika melakukan kesalahan.

3. Peran editor sangat penting dalam menyajikan bahan berita, editor berperan secara tim bukan individualis. Peran editor bergantung dengan


(1)

4) Pengetahuan Dasar-Dasar Editing, Etika Penyuntingan Naskah / Gambar dan Teknik Penyuntingan

Informan Pengetahuan Dasar-Dasar Editing, Etika Penyuntingan Naskah / Gambar dan Teknik Penyuntingan

Informan 1 Satu kita ada panduan yah, sudah itu kita berkreasi sih, Untuk pengetahuan umum kita ada panduannya, misalnya ada korban bedarah itu harus di blur. Semacam itu harus ada panduannya, otodidak juga sih

Informan 2 Yah saya mengetahuinya dari pembelajaran dan pengalaman, terus ikut-ikut pelatihan. Selain itu juga kalo kita sering melakukan kita kan akan semakin memahami dengan sendirinya.

Informan 3 Kalo ditanya bagaimana saya bisa memahami tentang dasar-dasar editing yang seiring bejalnnya waktu say bekeja disini saya lebih memahaminya, memang awalnya saya tidak begitu paham, tapi kan saya sering melihat yang lainnya, lama kelamaan saya sering malakukan hal; yang sama mengedit, melihat yah saya makin paham tentang bagaimana teknik penyuntingan naskah, kalo gamba saya tidak begitu paham, karena itu tidak mudah untuk dipelajari.

Informan 4 Bagaimana saya dapat ,memahami teknik diting ini yah karena saya mempelajarinya, mulai dari pelatihan, terus kebiasaan, selain itu jiuga kita kan ada panduan khusus mengenai editing, etika jurnalistik atau pers. Nah, semua itu kan kita pelajari dan memang kita harus mempelajari dan memahaminya. Begitu...

5) Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Editor

Informan Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Editor

Informan 1 Kalo tugas saya sih, kalo secara keseluruhan saya ini tulang punggungnya, ketika wartawan masuk, dateng, stor gambar ke saya, saya render, terus saya nunggu narasi dari redaktur, dubber udah bacain narasi beritanya terus saya mulai mengolah gambar beritanya, mulai dai menyamakan voice antara gambar, terus selesai di render, udah, udah di kumpulin semua nya, tayang jam 10 malam.

Kalo saya tugasnya hanya untuk ngedit gambar, audio dan video. Informan 2 Kalo tugasnya yah kita melakukan editing naskah daripada repoter,


(2)

acak-acakan yah kita benerin, apalagi reporter baru yang perlu sekali dilakukan pengecekan secara teliti, karena data, akurasi berita, kemudian check and ballance, verifikasi, misalnya dia

memberitakan suatu kesalahan orang, misalnya ada infomasi bahwa ada oknum polisi melakukan pencabulan misalnya katakanlah kan, atau oknum polisi melakukan korupsi. Itu kan harus ada verifikasi yang harus dipastikan, tidak boleh menulis berita tanpa ada verifikasi tehadap orang yang tetuduh, kala dia besifat masih awal, tapi kalau udah dipersidangan, udah dalam proses atau udah ditetapkan sebagai tersangka, ya kita cukup melakkukan verifikasi kepada orang atau aparat yang betugas itu sendiri, kepolisian yah Kapolres, kejaksaaan negrinya yah

jaksanya, pengadialan yah di hakim atau humas. Tapi kalo masih dalam tahap di laporkan, nah itu misalnya katakanlah salah satu calon bupati di laporkan, nah itu tugas yang harus peran editor dari pada naskah ini untuk melakukan pengecekan, ketika dia dapat infomasi dari sepihak, itu namanya berita itu tidak ballance tidak berimbang. Terserah dia mau membantah atau mau melakukan apa, melakukan balik menuduh sengaja di buat di politis atau sepeti apa, yang jelas kita sudah melakukan proses konfimasi atau verifikasi kebenaran fakata tersebut.

Untuk melakukan konfimasi atau verifikasi tesebut, kita cek dari reporter yang membuat berita tersebut

Selain itu ada akurasi data, akurasi data itu nama narasumber, jumlah angka, terus lokasi, penyebab suatu peristiwa

Nah itu akurasi data yang pelu diperhatikan. Judul berita juga masuk dalam kategori akurasi data

Inforrman 3 Tugas saya sebagai editor naskah itu ya sebatas ejaan kalimat, mempebaiki judul yang kurang menarik, mengenai akurasi data, verifikasi kebenaan berita, check and ballance ... samakan saja lah sama jawaban jefri,sama kok tugas saya sama dia.

Informan 4 Kalo tugas saya yang pertama gantiin odoy, karena saya bekerja di Radar Malam Cuma sehari dalam seminggu. Tugas saya yah mixing antara gambar dengan audio. Disesuaikan dengan naskah berita. Terus menambahkan grafis animasi, kan kalo berita tv kan judulnya ada tampilannya sendiri, itu kita yang buat, kalo misalnya ada gambar yang kurang itu kita buat tambahan grafis.

Terus kita lihat juga kalo misalnya gambarnya terus kalo kurang jelas yah kita tanya juga sama wartawannya atau penulis

naskahnya. Udah kelar semua ya kelar tugas saya, saya kirim ke server MCR, selesai tugas saya.


(3)

6) Peran Editor dalam Menyajikan Bahan Berita TV

Informan Peran Editor dalam Menyajikan Bahan Berita TV

Informan 1 Itu maksudnya bukan saya seorang gitu perannya disini, karena kita harus tim.

Ketika wartawan ngambil gambarnya bagus, mungkin editnya bakal bagus, tapi ketika wartawan ngambil gambarnya kurang, nah kita juga yang agak susah, cara menarasikan gambarnya itu seperti apa, jadi perannya haus tim, gak bisa seorang.

Perannya itu fatal yah kalo menurut saya. Karena ketika saya salah pasti bakal salkah semua, dari wartawannya, dari ininya, yang dicari kan pasti saya dulu yang disalahkan, karena saya finishing terakhir. Kalo peannya yah didukumng lah sama temen-temen, karena bener-benarr gak bisa sendiri.

Informan 2 Peran kita selain ngedit yah melakukan verifikasi bagaimana sebuah berita tidak telihat asal, beritanya jelas, sumbenya jelas, jadi ketika sebuah berita ditayangkan itu tidak membuat

permasalahan, jika dikatakan peran kita kan disini sistem, jadi peran kita kan tidak sendiri. Jadi, sebagai editor kita harus menjaga komunikasi dengan wartawan, menjadikan berita itu bagus, layak tayang, dan beita itu memang harus akurat dan beimbang. Yah peran kita memang sangat diperlukan disini, jangan sampe ada yang eror disini.

Informan 3 Peran kita yah menyajikan naskah berita sebelum di dubbing. Paling-paling kita melakukan verifikasi kebenaran berita, kalo misalnya sumber beritanya tidak kuat. Kita tanya langsung ke pihak yang dijadikan tersangka, apalagi tersangka tersebut seorang public figur. Jadi hampir setiap berita itu harus diverifikasi

kebenaannya, atau datanya kurang jelas, misalnya data korban rusuh kalianda kemaren, data yang dibuat sama watawan bebeda sama data koban yang ada di abdul moeloek, yah kita verifikasi lagi. Selebihnya pean kita yah ngedit.

Informan 4 Peran saya ngedit video, menyatukan antara gambar, video dan audio.

Informan 5 Kalo menurut saya peran editor itu sngat penting ya, terutama dalam program berita itu tidak mungkin sebuah berita langsung ditayangkan begitu saja dari hasil reporter. Tentu saja melalui seorang editor dulu. Kalo yang saya lihat kalo editor naskah itu dia mengedit naskah yang yang sudah d setor oleh reporter, diperbaiki ejaanya, judulnya, pokoknya masalah redaksional setelah selesai semuanya, itu dikirim ke saya untuk saya bacakan


(4)

sebagai voice overnya. Setelah itu kan saya kirim ke komputer odoy sebagai editor gambar. Jadi peran odoy ini menyatukan antara suara, gambar video dengan data pendukung lainnya. Jadi secaa garis besar editor gamba itu tugasnya mixing semuanya, kalo ada kesalahan dengan apa yang saya bacakan dia akan bilang sama saya atau bang jef sebagai editor naskah.

7) Penghambat dalam Melaksanakan Tugas Editor

Informan Penghambat dalam Melaksanakan Tugas Editor

Infoman 1 Kalo hambatan sih banyak yah, kalo watawannya kurang stok shoot itu gak jadi gambarnya, atau wartawannya Cuma bawa statemen doang itu susah, itu paling disitu aja hambatanhya. Karena kita gak bisa kerja kalo gak ada gambar.

Informan 2 Iya, kalo berita tidak layak tayang itu kan haus kita cancel, atau naskah nggak jelas, tiba tiba reporternya udah nggak jelas juga udah kemana. Nah itu susah kalo udah begitu, kita cancel beritanya.

Informan 3 Apa ya hambatannya,

Informan 4 Sejauh ini nggak ada masalah yang dapat menhambat tugas saya dek, Cuma kadang yang bikin lama kerjaan yah hasil gambarnya kuang bagus jadi kita susah ngakalinnya, selain itu juga kalo stock shootnya kurang itu kan kita harus cari gambar yang bisa

melengkapinya.

8) Melalui Hambatan agar Berita Tetap Bekualitas dan Dapat Dipahami Informan Melalui Hambatan agar Berita Tetap Bekualitas dan Dapat

Dipahami

Infoman 1 Mungkin kalo berita itu berupa grafis animasi atau data yah bisa di akalin bagaimana menyajikannya pake grafis animasinya, secara sistem sih nggak ada hambatannya.


(5)

Informan 2 Kita mengatasinya kalo sudah begini yah berita terpaksa tidak kita tayangkan, besok kan dia ke kantor lagi, besok dapet tegoran.. Informan 3

Informan 4 Yah caranya ya kita buat grafis, animasi kalo gambanya kurang atau rusak, kalo nggak ya kita ambil gamba yang sudah di tayangkan sebelumnya jika topik beritanya masih sama.

9) Kebebasan dalam Melakukan Editing dan Batasan Khusus

Informan Kebebasan dalam Melakukan Editing dan Batasan Khusus Informan 1 Selama kita mampu berkreasi sih kita gak ada batasan, kecuali yah

itu tadi yang menyangkut etika yah, etika jurnalis harus mengikuti panduan, gak ada kebesan. Kayak darah harus di blur, korban pencabulan haus di blur.

Informan 2 Kebebasan disini memang ada, tapi kebebasannya harus mengikuti etika junalistik, mengikuti standar yang sudah kita tentukan. Informan 3 Kebebasan dalam mengedit itu pasti ada, tapi harus sesuai dengan

aturan-aturan yang ada, kita nggak bisa semau-mau kita. Kan kita ada panduan yang disebut SOP, selain itu juga ada etika

jurnalistik. Itu semua kita pakai. Tapi kita juga dituntut untuk bebas berkreatif itu tidak ada laanggannya, yang penting kita dalam satu garis saja cukup.

Informan 4 Kalo meneurut saya biasa aja sih, nggak ada batasan khusus selain harus mengikuti aturan yang ada dalam editing.

10)Koordinasi dengan Editor Lainnya Serta Crew Lainya

Informan Koordinasi dengan Editor Lainnya Serta Crew Lainya Informan 1 Kalo kita secarra koordinasi yah kita komunikasi aja yah yang

pastinya, saya nggak tau ini yang mana narasumbernya yang mana, kita haus tanya mana narasumbenya, kalo nggak dikasih

penjelasannya di ketikannya itu.

Kalo koordinasi sistem kerjanya itu wartawan datang ke kantor, mereka ngetik berita berita, terus capture gambar, capture gambar


(6)

itu transfer gambar yang diambil hunting itu ke komputer saya terus saya pilih-pilih. Nah meeka kan ngedit berita, ntar kan ada redaktunya lagi, terus voicer yang bacain berita baru tansfer semua ke komputer saya, baru saya edit, udah selesai dari saya, saya tranfer ke master control.

Infoman 2 Idealnya pemimpin redaksi itu hanyalah pengawasan, Cuma saya kan disini berpean ganda sebagai pemimpin redakasi, produser dan editor naskah. Jadi kalo ada kesalahan pada hasil gambar yang dihasilkjan reporter, gambar itu misalnya tidak layak tayang, over atau jumping, nantikan editorr gambar nya bilang sama saya kok gambarnya tanpa gambar pendukung Cuma ada statement saja, nanti saya tegor repoter nya kenpa ini kok gambarnya kurang... Jadi kita ini, editor naskah, gambar sama reporter itu tidak bisa putus hubungan saat proses pengeditannya.

Informan 3 Kita kan disini bisa dikatan team saat dalam pekerjaan kita. Kalo menurut saya koordinasi kami baik.

Informan 4 Kordinasi saya dengan crew lainnya iya kalo sebatas komunikasi baik banget, kan kadang kita bekeja sambil becandaan, ketawa-ketawa gitu. Kalo koordinasi saya secara sistem yah saya kan bekeja setelah naskah selesai dibuat, di dubbing, baru saya kejakan. Ya begitu lah setiap harinya saya bekerja. Jadi saya memang sering berhubungan dengan editor naskah dan pengisi suara.

Informan 5 Koordinasi antara saya dengan editor itu simple aja, naskah selesai dai editor naskas, saya dubing kan, kalo misalkan ada yang salah atau janggal saya konfirmasikan ke editor yang membuatnya. Udah selesai langsung saya kirim ke komputer editor gambar. Kalo editor gambar bilang kuang yaa saya ekam ulang, kalo nggak sebagian saja yang kurang bagus. Secara keseluruhan koordinasi kami baik secara komunikasinya.

Informan 6 Koordinasi saya dengan redaktur bagaimana saat saya

menyerahkan hasil berita saya saja, setor berita ke meja redaktur. Kalo seandainya da beita yang kurang jelas mereka hubungi saya lagi, atau misalkan ada yang perlu dikonfimasikan, pasti mereka cari saya.