Alasan Pembuatan Modul KAJIAN PUSTAKA

Dalam jaringan komputer, permasalahan yang sering terjadi adalah mengenai pemahaman konsep IP Address, memanage switch, memanage router, dan memanage VLAN. Hal tersebut terjadi karena masih rendahnya pemahaman dan tidak ada panduan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu diperlukan suatu modul panduan untuk memandu user yang ingin mempelajari jaringan konputer secara baik dan benar. Dengan adanya masalah tersebut, maka pembuatan modul simulasi perangkat jaringan komputer berbasis Packet Tracer 5.2 ini perlu untuk segera diadakan. D. Packet Tracer Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai simulator untuk merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan network. Sama halnya dengan simulator –simulator jaringan lainnya seperti GNS3, Dynamips, Dynagen maupun simulator lain yang khusus digunakan pada simulasi jaringan http:www.scribd.comdoc19072096Cisco-Packet-Tracer . Aplikasi ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang kita inginkan, disertai dengan berbagai perangkat-perangakat jaringan dibutuhkan pada suatu area network misal Router, Switch, Hub maupun perangkat lainnya. Konfigurasi – konfigurasi juga dapat dilakukan dengan teliti sehingga antara perangkat jaringan dapat dihubungkan dengan baik. Kemudahan yang diberikan Packet Tracer 5.2 juga terlihat pada saat penginstallan aplikasi tersebut. Software Packet Tracer dapat diinstall pada PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun. Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita gunakan pada topologi kita inginkan. Aplikasi Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun.

E. Kompetensi Dasar Mempelajari Jaringan Komputer

Untuk belajar jaringan komputer ada step by stepnya, menurut Isnan, 2010 dari situs http:blog.tibandung.com menyatakan bahwa kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dalam mempelajari jaringan komputer adalah: 1. Pengenalan dasar jaringan teknik pengkabelan dan topologi 2. TCPIP 3. Subnetting 4. Routing 5. Switching vlan include 6. Security

F. Validasi Dan Verivikasi

Validasi Modul adalah proses menentukan apakah model konseptual merefleksikan sistem nyata dengan tepat. Dalam sumber lain disebutkan bahwa validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini adalah modul simulasi perangkat jaringan komputer berbasis Packet Tracer 5.2 dapat digunakan sebagai panduan dalam belajar networking ataukah tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut Sugiyono, 2009: 414. Dalam validasi itu, pakar yang telah dihadirkan diminta untuk memberikan penilaian dan komentar terhadap produk, dalam hal ini adalah modul simulasi perangkat jaringan komputer berbasis Packet Tracer 5.2 untuk mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Sedangkan verifikasi adalah proses menentukan apakah model simulasi merefleksikan model konseptual dengan tepat. Dalam verifikasi ini, pertanyaan yang harus dijawab dan dibuktikan adalah apakah modul jaringan komputer tersebut sudah dibuat dengan benar sesuai dengan kebutuhan dalam mempelajari jaringan komputer. Dengan kata lain, dalam modul jaringan komputer ini dicek apakah modul tersebut sudah mampu memandu user untuk pensettingan IP Address dalam komputer secara benar, mampu memandu user untuk pensettingan switch secara benar, dan mampu memandu user untuk pensettingan table routing sehingga perangkat-perangkat jaringan tersebut mampu difungsikan sebagai Virtual LAN VLAN. Maka untuk tahap verivikasi ini adalah melalui pengujian terbatas.

G. Penelitian Yang Relevan

I Wayan Santyasa 2009 melalui makalah dari Universitas Pendidikan Ganesha melalui judul “metode penelitian pengembangan dan teori pengambangan modul”, yang menyatakan bahwa sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik di luar maupun di dalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar Bermodul SBB. SBB telah dikembangkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study System, Self-pased study course, dan Keller plan. Pengembangan modul harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut adalah 1 analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi, 2 analisis sumber belajar, 3 analisis karakteristik pebelajar, 4 menetapkan sasaran dan isi pembelajaran, 5 menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, 6 menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran, 7 menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan 8 pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Suaidinmath 2010 melalui judul “teknik penyusunan modul”, yang menyatakan bahwa terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pelaksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil output yang jelas. Untuk membantu guru dalam pengembangan modul, perlu disusun suatu acuan yang bersifat operasional. Acuan yang dimaksud berupa pedoman teknis yang minimal memuat prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, ketentuan-ketentuan dan prosedur pengembangan modul. Pedoman teknis perlu dirancang sedemikian