Rukun dan Syarat Jual Beli Macam-Macam Jual Beli

d. Qiyas Dibolehkannya jual beli adalah perkara yang sesuai dengan qiyas, yaitu karena kebutuhan manusia mengajak mereka untuk melakukannya. Sehingga seseorang tidak bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan apabila berada di tangan orang lain kecuali dengan cara ini. 83

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Rukun dan syarat jual beli adalah ketentuan -ketentuan dalam jual beli yang harus dipenuhi agar jual belinya sah menurut syara‟ hukum Islam, diantaranya : 84 a. Rukun Jual Beli 1. Adanya „aqid دقاع yaitu penjual dan pembeli. 2. Adanya ma‟qud „alaih هيلع دوقعم yaitu adanya harta uang dan barang yang dijual. 3. Adanya sighat ةغيص yaitu adanya ijab dan qobul. Ijab adalah penyerahan penjual kepada pembeli sedangkan qobul adalah penerimaan dari pihak pembeli. 85 b. Syarat – syarat Jual Beli 1. Syarat bagi دقاع orang yang melakukan akad antara lain : Baligh berakal, beragama islam , dan tidak dipaksa. 86 83 Abdullah Bin Abdurrahman, Taisirul Allam Syarah „Umdatul Ahkam, terj. Fathul Mujib,“Taisirul „Allam Syarhu Umdatil Ahkam”, h 93. 85 Imam Abi Zakaria al-Anshari, Fathu al-Wahab, Surabaya: al-Hidayah, h. 157. 86 Ibid, h 158. 2 Syarat هيلع دوقعم barang yang diperjualbelikan antara lain : suci atau mungkin disucikan, bermanfa‟at, dapat diserahkan secara cepat atau lambat, milik sendiri, diketahui dilihat. 3 Syarat syah ijab qabul : - Tidak ada yang membatasi memisahkan. Si pembeli tidak boleh diam saja setelah si penjual menyatakan ijab, atau sebaliknya. - Tidak diselingi kata-kata lain. - Tidak dita‟likkan digantungkan dengan hal lain. Misal, jika bapakku mati, maka barang ini aku jual padamu. - Tidak dibatasi waktu. Misal, barang ini aku jual padamu satu bulan saja. 87

4. Macam-Macam Jual Beli

Jual beli ada 3 macam yaitu : a. Menjual barang yang bisa dilihat: Hukumnya bolehsah jika barang yang dijual suci, bermanfaat dan memenuhi rukun jual beli. b. Menjual barang yang disifati memesan barang: Hukumnya bolehsah jika barang yang dijual sesuai dengan sifatnya sesuai promo. c. Menjual barang yang tidak kelihatan: Hukumnya tidak bolehtidak sah. Bolehsah menjual sesuatu yang suci dan bermanfaat dan tidak diperbolehkantidak sah menjual sesuatu yang najis dan tidak bermanfaat. 88 87 Ibnu Mas‟ud dan Zainal Abidin, Fiqh Madzhab syafi‟i, h 26-29. 88 Imam Ahmad bin Husain, Fathu al-Qorib al-Mujib, h.30. Menurut para jumhur ulama jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi, di lihat dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam yaitu : 89 1 Jual beli yang sah,adalah jual beli yang telah memenuhi ketentuan syara‟, baik rukun maupun syaratnya, syarat jual beli antara lain : 1. Barangnya suci 2. Bermanfaat 3. Milik penjual dikuasainya 4. Bisa di serahkan 5. Di ketahui keadaannya 2 Jual beli yang batal, adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak fasid. Dengan kata lain, menurut jumhur ulama, rusak dan batal memiliki arti yang sama. Adapun ulama hanafiyah membagi hukum dan sifat jual beli menjadi sah, batal, dan rusak. 3 Jual beli yang dilarang dalam islam, Jual beli yang dilarang dalam islam sangatlah banyak menurut jumhur ulama. Berkenaan dengan jual beli yang di larang dalam islam, Wahbah Al-Juhalili meringkasnya sebagai berikut : a Terlarang Sebab Ahliah Ahli Akad 90 Ulama telah sepakat bahwa jual beli dikategorikan sahih apabila dilakukan oleh orang yang baligh, berakal, dan dapat memilih, dan mampu ber-tasharruf 89 Moh. Rifa‟i,dkk, Terjamah khulasah kifayatul akhyar, ,Semarang : cv.Toha putra 1978, h 184. 90 Ibid , h. 185. secara bebas dan baik. Mereka yang di pandang tidak sah jual belinya adalah berikut ini : - Jual beli orang gila, Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli orang gila tidak sah. Begitu pula sejenisnya, seperti orang mabuk, sakalor, dan lain-lain. 91 - Jual beli anak kecil. Menurut ulama fiqih jual beli anak kecil di pandang tidak sah, kecuali dalam perkara – perkara yang ringan atau sepele. Menurut ulama Syafi‟iyah, jual beli anak mimayyiz yang belum baligh, tidak sah sebab tidak ada ahliyah. 92 Adapun menurut ulama Malikiyyah, Hanafiyyah, dan Hanabilah, jual beli anak-anak kecil dianggap sah jika diizinkan walinya. Mereka antara lain beralasan, salah satu cara untuk melatih kedewasaan adalah dengan cara memberikan keleluasaan untuk jual beli, juga pengamalan atas firman Allah, yang artinya : “ dan uj ilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapat mereka telah cerdas pandai memelihara harta, maka serahkanlah kepada mereka hartanya ”. Q.S. An-Nisa‟ :6. - Jual beli orang buta. Jual beli orang buta di kategorikan sahih munurut jumhur ulama jika barang yang dibelinya diberi sifat diterangkan sifat-sifatnya . 91 Ibid , h. 186. 92 Ibid , h.186. Menurut Safi‟iyah, jual beli orang buta tidak sah sebab ia tidak dapat membedakan barang yang jelek dan yang baik. 93 - Jual beli terpaksa. Menurut ulama Safi‟iyah dan Hanabilah, jual beli ini tidak sah , sebab tidak ada keridaan ketika akad. 94 - Jual beli fudhul. Adalah jual beli milik orang tanpa seizinnya. Munurut Hanafiyah dan Malikiyah, jual beli di tangguhkan sampai ada izin pemilik. Menurut Safi‟iyah dan Hanabilah, jual beli fudhul tidak sah. 95 - Jual beli orang yang terhalang. Maksudnya adalah terhalang karena kebodohan, bangkrut ataupun sakit. b Terlarang Sebab Ma‟qud Alaih barang jualan 96 Secara umum, ma‟qud alaih adalah harta yang di jadikan alat pertukaran olah orang yang akad, yang biasa di sebut mabi‟ barang jualan dan harga. - Jual-beli benda yang tidak ada atau di khawatirkan tidak ada - Jual-beli barang yang tidak dapat di serahkan - Jual-beli gharar ataui di sebut juga dengan jual beli yang tidak jelas majhul - Jual-beli barang yang najis dan yang terkena najis. - Jual-beli barang yang tidak ada ditempat akad ghaib, tidak dapat dilihat. 93 Ibid . 94 Ibid . 95 Ibid , h.187. 96 Ibid , h. 190. c Terlarang sebab syara 97 - Jual beli riba - Jual beli barang yang najis Barang yang diperjual belikan harus suci dan bermanfaat untuk manusia. Tidak boleh haram berjual beli barang yang najis atau tidak bermanfaat seperti: arak, bangkai, babi, anjing, berhala, dan lain-lain. - Jual beli dengan uang dari barang yang diharamkan . - Jual beli barang dari hasil pencegatan barang Jual beli waktu ibadah sholat jum‟at, berdasarkan Q.S. Al Jumu‟ah ayat 9, yaitu : “ Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui ”. - Jual beli anggur untuk dijadikan khamar - Jual beli induk tanpa anaknya yang masih kecil - Jual beli barang yang sedang dibeli orang lain - Jual beli memakai syarat. 97 Ibid , h.191.

D. Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai