FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (Studi pada Remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung)

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

(Studi pada Remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung)

Oleh

Putri Dian Pertiwi

Pada era globalisasi sekarang ini, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mengarah pada industrialisasi modern semakin berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, perkembangan tersebut akan memacu proses perkembangan nasional menuju terciptanya tujuan yang di cita-citakan yaitu masyarakat adil dan makmur. Tetapi perkembangan yang terus berlangsung juga membawa dampak timbulnya masalah sosial seperti remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol, padahal remaja adalah generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa di masa yang akan datang. Pada umumnya keterlibatan remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa sajakan yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung” dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol. Adapun penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Informan berasal dari masyarakat dan aparat kecamatan yang telah ditentukan berdasarkan teknik Purposive Sampling sesuai kebutuhan penelitian. Hasil dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol yang dilihat dari faktor internal yaitu faktor individu dimana minuman beralkohol menjanjikan kenikmatan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan tindakan mencoba-coba. Faktor eksternal yaitu faktor keluarga dilihat dari kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya pendidikan agama dari orang tua, dan ekonomi keluarga, faktor pergaulan karena mudah dipengaruhi dan adanya tekanan dari teman sebayanya.


(2)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI

MINUMAN BERALKOHOL

(Studi pada Remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk

Betung Barat Bandar Lampung)

Oleh

Putri Dian Pertiwi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosiologi

pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

DAFTAR BAGAN


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN COVER………..………... i

ABSTRAK………...………. ii

JUDUL………... iii

HALAMAN PERSETUJUAN……… iv

RIWAYAT HIDUP……….. v

MOTTO……… vi

HALAMAN PERSEMBAHAN……….…………. vii

PERNYATAAN………... viii

SANWACANA………... ix

DAFTAR ISI……….……... x

DAFTAR BAGAN ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah……….. 7

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Remaja dan Ciri-ciri Remaja ... 9

B. Tinjauan Minuman Beralkohol... 14

C. Peraturan Daerah Tentang Minuman Beralkohol ... 18


(5)

B. Fokus Penelitian……… 31

C. Penentuan Informan... 32

D. Lokasi Penelitian……… 35

E. Sumber Data ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data………. 36

G. Teknik Analisa Data ... 37

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian ……….40

B. Letak Geografis Kelurahan Keteguhan ... 42

C. Potensi Sumber Daya Manusia ... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 49

1. Faktor Internal...49

a. Faktor Individu...49

2. Faktor Eksternal...59

a. Faktor Keluarga...59

b. Faktor Pergaulan...69

B. Pembahasan ... 77

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………... 83

B. Saran………. 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(6)

(7)

“Kegagalan merupakan awal dari keberhasilan.”

()

“Aktivitas adalah jembatan yang menghubungkan antara apa yang anda inginkan terjadi

dengan keinginan yang belum terjadi. Bangunlah jembatan di atas pondasi pengetahuan

dan pengalaman, agar anda mampu menciptakan keputusan yang bermanfaat.

Pengalaman tanpa pengetahuan adalah sesat, sementara pengetauan tanpa pengalaman

adalah rusak. Yang diperoleh dengan cara yang tidak baik tidak akan bisa dinikmati

dengan baik, karena ia akan bisa dinikmati dengan baik, karena ia akan lepas dari tangan

kita dengan cara sama mudahnya seperti tatkala diperoleh.”

_Thomas Hendy_

Kekuatan yang terbesar adalah doa, dan berusaha dengan mengandalkan kemampuan

diri sendiri


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Suwarno, M.H ...

Penguji Utama : Drs. Abdul Syani, M.IP ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1 002


(9)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi saya asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Megister/Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Pembahas.

3. Dalam karya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini. Maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang Membuat Pernyataan

Putri Dian Pertiwi 0856011028


(10)

PERSEMBAHAN

Puji syukur ku panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam ku curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW atas segala rahmat, nikmat dan berkah-Nya kepadaku dan keluargaku hingga saat ini kami masih diberi kesehatan, serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala puji hanya untuk Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini kepada :

Sang Pencipta Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan sehingga penulis berhasil membuat skripsi ini dengan baik.  Ayahanda dan Ibunda

Terima kasih untuk Ibunda dan Ayahandaku tersayang yang telah memberikan aku dukungan, atas kasih sayang, kehidupan yang layak, selalu sabar dan tidak pernah mengatakan lelah untuk memberikan yang terbaik dari kecil hingga saat ini.

Kakak dan Adikku

Terima kasih untuk Kakakku tersayang Andi Eka Wijaya, Yunita Amalia, dan adikku Aditya yang telah memberikan dukungan, saran, kritik yang membangun serta doa kepadaku.

 Terima kasih untuk keluarga ku , om dan tante yang ada di Lampung dan

di Jakarta yang telah memberikan doa, semangat serta dukungannya kepadaku.


(11)

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL (Studi pada Remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung)

Nama Mahasiswa : PUTRI DIAN PERTIWI No. Pokok Mahasiswa : 0856011028

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Drs. Suwarno, M.H

NIP. 19650616 199103 1 003

2. KETUA JURUSAN SOSIOLOGI

Drs. Susetyo, M.Si


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung, 02 Oktober 1989, anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Al Rusdi dan Ibu Anilawati

Penulis menempuh pendidikan Formal pada SD Negeri 1 Keteguhan Bandar Lampung tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002, selanjutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taman Siswa tahun 2002 dan lulus pada tahu 2005, kemudian Sekolah Menengah Atas (SMA) Taman Siswa Bandar Lampung pada tahun 2005 yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 bulan September penulis melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Negeri (UNILA) yang menjadikan penulis sebagai mahasiswi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (UNILA). Dan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2011 di Kabupaten Lampung Tengah Kecamatan Trimurjo Desa Pujo kerto.


(13)

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb…..

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat mencapai gelar sarjana Sosiologi. Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol (Studi pada Remaja Di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung.”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan maupun saran dan kritik dari berbagai pihak dan sebagai rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan selaku Dekan FISIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Dra. Anita Damayantie, M.H selaku Sekretariat Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Suwarno, M.H selaku Pembimbing terima kasih atas kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Abdul Syani, M.IP selaku Pembahas dan Penguji skripsi terima kasih atas masukan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.


(14)

ketulusannya.

7. Seluruh staf pengajar dan akademik di Jurusan Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Dosen terbaik di Sosiologi Bu Erna, Bu Vivit Bartoven, Bu Endry, Bu Paras, Pak Sus, Pak Ikram, Pak Pairulsyah, Pak Syani, Pak Warno, Pak Gunawan, terima kasih jasamu tiada tara.

9. Kedua orang tua Ayahanda dan Ibunda atas doa dan kasih sayang serta bantuan moril dan materiil yang diberikan kepada penulis.

10.Kakak dan Adikku tersayang Terima Kasih atas doa, kasih sayangnya, dukungannya dan kesabarannya menanti kelulusanku.

11.My Lovely Ari Kuncoro, untuk selalu menyemangatiku, mendoakanku, terima kasih untuk kesabarannya dan kesetiaannya serta tidak berhenti memberikanku kebahagiaan..Amien.

12.Sahabatku Ely, Ambar, Nur, Desi yang selalu membantuku dalam suka maupun duka, terimakasih atas saran dan kritik serta semangat yang kalian berikan.

13.Teman-teman Sos Reguler’07 Geng D’vertida terima kasih untuk kebersamaan dan bantuannya.

14.Terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(15)

semoga skripsi ini yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Wassalamu’alaikum Wr.Wb…………..

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis

Putri Dian Pertiwi 0856011028


(16)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Remaja merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa dan insan pembangunan nasional. Di dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kebijakan berbangsa dan bernegara keterlibatan para remaja tidak dapat diabaikan. Pembinaan dan pengembangan remaja terus menerus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus ditingkatkan.

Pada umumnya kehidupan remaja akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat relatif baru, salah satunya seperti budaya yang datang dari luar, sehingga hal ini cenderung menggiring perilaku menyimpang pada remaja. Kecenderungan demikian terjadi karena pada masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang anak sehingga merupakan masa yang sangat krisis. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Soerjono Soekanto (1990:412) :

“Masa remaja dikatakan sebagai sesuatu masa yang berbahaya, karena pada periode ini seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya, yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami perkembangan”. Stanley Hall sebagaimana dikutip oleh Y. Singgih D. Gunarsa (1985:205), menyatakan bahwa : “masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan”.


(17)

Untuk menghadapi perkembangan anak di masa remaja, maka keberadaan lingkungan sosial yang harmonis sangat dibutuhkan. Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak usia remaja, terutama keluarga disampingnya, teman sebayanya dan masyarakat setempat. Kondisi lingkungan sosial yang harmonis cenderung mendorong anak berperilaku menyimpang, misalnya mengkonsumsi minuman beralkohol.

Alkohol itu sendiri adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut, merupakan sebuah depresan yang mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman beralkohol mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa berbeda – beda, tergantung bahan – bahan yang dipakai dalam pembuatannya. Alkohol dalam sejarah dunia, masyarakat Barat banyak yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam beranekaragam bentuk, misalnya dengan campuran hidangan makanan, obat-obatan, hingga dalam kegiatan rekreasi. Ini bisa dikatakan bahwa alkohol telah menjadi bagian penting dari Budaya Barat. Ratusan jenis minuman beralkohol beredar bebas di Amerika, Eropa, China, Australia, dan sebagain besar negara di benua Asia dan Afrika. Di Asia, minuman beralkohol sudah dikenal ribuan tahun silam. Di China minuman beralkohol disebut jiu, mereka biasa menyebutnya dengan maotai. Minuman ini terbuat dari campuran sorgum dengan kadar alkohol yang cukup tinggi. Di Jepang, sake dan sochu sudah lebih dari 2.000 tahun menjadi bagian dari budaya dan kehidupan orang Jepang. Kemudian, di India ada juga beberapa jenis minuman beralkohol seperti: soma, sura, sidhu, arishta, madhu, madira, dan asava. Minuman beralkohol memang bisa digunakan untuk berbagai macam tujuan. Salah satunya dimanfaatkan untuk makanan dan minuman. (Hartati dan Zullies, 2009:3-5).


(18)

Hartati dan Zullies (2009:8) menyatakan bahwa minuman beralkohol yang memabukkan pada kebanyakan masyarakat tidak berkisar pada apakah minuman beralkohol boleh atau dilarang untuk dikonsumsi. Minuman alkohol juga bukan berapa banyak yang diminum, tetapi berapa banyak kandungan atau kadar alkohol yang terkandung dalam minuman tersebut. Pada kadar alkohol yang berbeda, kecepatan penyerapannya ke dalam tubuh juga berbeda. Alkohol yang paling cepat diserap pada kadar dalam minuman antara 10%-30%. Kadar dibawah 10% menyebabkan tingkat konsentrasi saluran cerna menjadi rendah dan akan memperlambat serapannya. Sebaliknya, alkohol diatas 30% akan menyebabkan iritasi membran mukosa lambung dan otot spinkter. Berdasarkan keterangan diatas, orang awam berpendapat bahwa minuman beralkohol hanya sebagai stimulant. Stimulant itu sendiri adalah mengaktifkan susunan syaraf pusat sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang, padahal sesungguhnya minuman beralkohol merupakan racun yang mempunyai efek yang berbahaya pada syaraf yang dapat mengakibatkan seseorang pemabuk, semakin kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psokologis maupun sosial. Namun perlu dicatat, bahwa ketergantungan pada minuman beralkohol merupakan suatu proses tersendiri yang membutuhkan waktu (Soekanto, 1990 : 418).

Hartati dan Zullies (2009:169) menyatakan bahwa, alkohol seperti obat-obat terlarang lainnya yang menimbulkan banyak dampak negatif yang ditimbulkan bagi seseorang mengkonsumsi minuman beralkohol terutama pada remaja antara lain farmologi, gangguan fisik dan gangguan kesehatan jiwa. Dampak yang ditimbulkan akibat minuman beralkohol tidak bergantung pada jenis alkohol


(19)

tetapi jumlah yang diminum pada saat itu. Pada dasarnya terdapat dua jenis dampak pada pecandu alkohol, yaitu efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek jangka pendek konsumsi alkohol lebih kurang satu botol besar menjadikan seseorang itu kurang daya koordinasi seperti tidak dapat berjalan dengan benar. Dalam waktu yang singkat ini juga menyebabkan hangover. Hangover lazimnya disebabkan oleh keracunan alkohol, bahan lain dalam alkohol dan akibat ketagihan alkohol. Tanda-tanda hangover alkohol adalah sakit kepala, muntah, gangguan pergerakan usus dan menggeletar selama 8-12 jam kemudian. Dampak jangka panjang akan dirasakan setelah minumannya selama beberapa bulan atau tahun. Dampak utama adalah seperti sakit jantung, hati, atau penyakit dalam perut. Bila situasi ini terjadi mereka akan kurang selera makan, kekurangan vitamin, mudah terjangkit penyakit, dan impoten. Kematian awal sering trerjadi serangan sakit jantung atau hati, radang paru-paru, kanker, keracunan alkohol, kecelakaan, pembunuhan dan bunuh diri (Hartati dan Zullies, 2009:181-182).

Berdasarkan data dari kepolisian selama periode Januari-Juni 2011 di Bandar Lampung tercatat ada 1.793 kasus tindak pidana minuman keras (alkohol). Dari jumlah tersebut, mengalami penurunan bila dibandingkan dari tahun sebelumnya, sekarang jumlahnya menjadi 1.042 kasus tindak pidana yang telah teratasi. Sebagian besar kasus tindak pidana minuman beralkohol adalah para remaja yang berusia 15-24 tahun, dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai dari rasa ingin tahu, coba-coba, karena solidaritas terhadap teman sebagai pencarian identitas diri, ataupun sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi.


(20)

Pada kasus lainnya juga menggambarkan betapa efek negatif mengkonsumsi minuman beralkohol sangat merugikan bagi si peminum maupun membahayakan orang lain seperti kasus yang terjadi di Denpasar, kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengaruh minuman beralkohol dengan dua orang tewas seketika. Kecelakaan lalu lintas karena pengaruh minuman beralkohol ini mendominasi jumlah pasien yang masuk ke Instalasi Rawat Darurat (IRD) RS Sanglah “ dari 181 pasien tercatat ada 81 orang yang masuk ke triage bedah,” jelas dokter jaga, dr. Ketut Wiargita SpB, Kamis, 1 Januari 2009. Sebut saja Hendra (28) sopir bus menabrak tiang listrik. Belum sempat tiba dirumah sakit, pria asal Banyuwangi ini pun meninggal. Tak terselang lama setelah ambulance tiba, satu nyawa lagi melayang. Dewa Gede Pandu Aditya Wirawan (31), seorang satpam Bank Niaga. Pandu yang berasal dari Desa Jati, Jembrana ini tewas usai menabrak truk tronton yang sedang parkir.saat itu korban diketahui usai dari tempat hiburan dan dalam pengaruh minuman beralkohol. (http://nasional.vivanews.com/).

Hasil pengamatan yang dilakukan di Kelurahan Keteguhan Teluk Betung Barat Bandar Lampung merupakan salah satu wilayah yang dapat dikatakan rawan akan kenakalan remaja khususnya minuman beralkohol. Wilayah ini masih termasuk daerah perkotaan. Perkembangan zaman yang lebih maju dari sebelumnya menyebabkan banyak budaya luar masuk ke daerah Kelurahan Teluk Betung Barat Bandar Lampung melalui media massa dan pergaulan tanpa disaring mana yang benar dan mana yang salah oleh para remaja di daerah tersebut. Semua budaya yang masuk itu tidak semuanya bersifat membangun bagi kalangan remaja yang masih dalam kondisi labil dan selalu disertai dengan sikap ingin tahu dan mencoba hal-hal yang belum dirasakan atau belum diketahui, kurang adanya


(21)

kontrol dan perhatian yang cukup dapat berdampak pada perilaku menyimpang. Contohnya adalah remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol semakin hari semakin marak. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi jumlah remaja di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat, dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1. Jumlah Remaja Di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Yang Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

No Umur Jumlah Persentase

1 14 – 16 tahun 17 27,41%

2 17 – 19 tahun 22 35,48%

3 20 – 22 tahun 9 14,51%

4 23 – 25 tahun 14 22,58%

jumlah 62 100%

Sumber: Monografi Kelurahan Keteguhan Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas, jumlah remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat mayoritas berusia 17 – 19 tahun yang berjumlah 35,48% orang.

Berbagai penanggulangan atas permasalahan ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Beberapa hal yang dilakukan oleh POLTABES Bandar Lampung dalam menanggulangi masalah tersebut adalah dengan melakukan razia, operasi penggrebekan. Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh lembaga kemasyarakatan adalah dengan melakukan penyuluhan pada masyarakat dalam bentuk kegiatan kemasyarakatan yang bertujuan untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya tentang minuman beralkohol dan dampaknya bagi para pemakai maupun bagi lingkungannya.


(22)

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa usaha yang dilakukan oleh berbagai lembaga tersebut ternyata belum sepenuhnya berhasil. Untuk itu masyarakat hendaknya menciptakan sebuah strategi untuk menanggulangi perilaku menyimpang pada remaja yang mengkonsumsi minum-minuman beralkohol, agar mereka tidak mengulangi perilaku minum-minuman beralkohol. Kenyataan yang ada menunjukkan tindakan yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung dalam mencegah perilaku menyimpang pada remaja belum sepenuhnya berhasil.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebabkan remaja mengkonsumsi minum-minuman beralkohol di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung?”

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman tentang:

“Faktor-faktor yang menjadi penyebabkan remaja mengkonsumsi minum-minuman beralkohol”


(23)

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan sumbangan bagi orang tua dan masyarakat agar lebih meningkatkan perhatian dan pengawasannya pada remaja dari pergaulan bebas dan dapat dibaca siapa saja yang berminat mengetahui seluk beluk minuman berlakohol.

2. Manfaat praktis

Untuk menambah pengetahuan bagi saya dan remaja lainnya akan bahaya yang ditimbulkan dari minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh remaja kota.


(24)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Remaja dan Ciri-ciri Remaja 1. Pengertian remaja

Istilah yang berkembang untuk remaja berasal dari istilah asing antara lain

pubertiet, adollescentia, young. Dalam bahasa Indonesia hal ini sering dikatakan pubertas atau remaja. Dalam hal ini pubertiet dalam masa antara 12-16 tahun dan

adollescentia adalah masa sesudah pubertas yaitu 17-22 tahun (Singgih D. Gunarsa, 1990:6).

Sedangkan menurut Andi Mappiare (1982:27) membagi remaja kedalam bentuk awal dan akhir remaja. Remaja awal berada dalam usia 12 atau 13 tahun sampai 17 atau 18 tahun dan remaja akhir berada rentangan 17 atau 18 sampai 21 atau 22 tahun.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan seseorang dimana terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikologi untuk menuju masa kedewasaan dan merupakan masa kritis. Dikatakan masa kritis karena dalam masa remaja ini, seorang remaja akan diharapkan pada persoalan apakah ia dapat memecahkan masalah yang


(25)

dihadapinya sehubungan dengan perubahan-perubahan yang dialaminya atau tidak.

2. Ciri-ciri Remaja

Untuk mengenal lebih jauh mengenai remaja maka perlu dikemukakan mengenai ciri-ciri seseorang sehingga ia disebut sebagai remaja. Menurut Soerjono Soekanto (1990:52), ciri-ciri remaja apabila dilihat daari sudut kepribadian sebagai berikut :

1. Perkembangan fisik yang pesat, sehingga ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau wanita tampak semakin tegas, hal mana secara efektif ditonjolkan oleh para remaja, sehingga perkembangan fisik yang baik dianggap sebagai salah satu kebanggaan.

2. Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih matang kepribadiannya. Kadang-kadang diharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa.

3. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum matang. 4. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomi

maupun politik dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah.

5. Adanya perkembangan taraf intelektualitas (dalam arti netral) untuk mendapatkan identitas.


(26)

6. Mengingatkan sistem kaidah atau nilai yang serasi dan kebutuhan atau keinginannya, yang tidak selalu sama dengan kaidah dan nilai yang dianut oleh seseorang dewasa.

Singgih D. Gunarsa (1984:32), menyatakan bahwa “seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa”. Tumbuhnya kelihatan sudah dewasa akan tetapi bila diperlukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaannya. Pengalaman mengenai alam dewasa masih belum banyak.

Mengenai ciri-ciri remaja menurut Singgih D. Gunarsa (1984:82:86), menyebutkan sebagai berikut :

“Pada diri remaja sering terlihat adanya :

1. Kegelisahan: keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja. Mereka mempunyai banyak keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi.

2. Pertentangan: pertentangan-pertentangan yang terjadi pada diri mereka menimbulkan kebingungan baik pada diri remaja maupun orang lain. Pada umumnya timbul perselisihan pertentangan pandangan antara si remaja dan orang tua, sehingga menyebabkan timbulnya keinginan-keinginan yang hebat untuk melepaskan diri dari orang tua.

3. Berkeinginan besar mencoba hal yang belum diketahuinya. Mereka ingin mengetahui macam-macam hal melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam berbagai bidang.

4. Keinginan mencoba sering pula diarahkan pada diri sendiri maupun orang lain. 5. Keinginan berjelajah kealam sekitar pada remaja lebih luas.


(27)

6. Mengkhayal dan berfantasi. Banyak faktor yang menghalangi penyaluran keinginan bereksplorasi dan bereksperimen pada remaja terhadap lingkungan, sehingga jalan keluar diambil dengan berkhayal dan berfantasi.

7. Aktivitas berkelompok. Keinginan berkelompok ini tumbuh sedemikian besarnya dan dapat dikatakan ciri umum masa remaja”.

Berdasarkan beberapa pandapat diatas dapat dinyatakan bahwa ciri-ciri atau tanda-tanda remaja secara umum adalah perkembangan yang pesat, keinginan untuk mencoba dalam segala hal yang belum diketahuinya, ketidakstabilan dalam perasaan dan emosi, perkembangan taraf intelektualitas untuk mendapatkan identitas diri serta keinginan yang besar untuk hidup beraktivitas secara kelompok. Adapun dalam penelitian ini, yang menjdai usia remaja adalah seseorang yang berusia antara 16-22 tahun.

Ada beberapa remaja yang terjerumus dalam masalah minuman berallkohol karena dipengaruhi lingkungan antara lain sebagai berikut;

a. Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai “kelompok pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiassaan. b. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya, sering

menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman sebayanya.


(28)

c. Adanya “ajakan” atau “tawaran” cari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan modern” biasanya mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.

d. Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum-minuman keras dan karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan (http://www.pdf-search-engine.com).

Adapun ciri-ciri perilaku remaja yang minum-minuman keras (alkohol) adalah sebagai berikut:

a. Perubahan perangai atau perilaku seperti: yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.

b. Sering menguap dan mengantuk, males, melamun, dan tidak memperdulikan kebersihan dan penampilan diri.

c. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik dirumah maupun di sekolah. d. Penurunan tingkat kehadiran di kelas, nilai rapot atau prestasinya menurun. e. Bersembunyi di tempat yang gelap dan sepi agar tidak terlihat orang. f. Lebih banyak menyendiri dari biasanya, sering bengong dan berhalusinasi. g. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara agar mendapatkan uang untuk

membeli minuman beralkohol (keras).

h. Berat badan turun drastis, karena nafsu makan kurang. i. Suka marah yang tidak terkendali.


(29)

k. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.

l. Mata merah seperti mengentuk terus (Edi Karsono, 2003: 43-44).

Beberapa alasan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol menurut Hartati dan Zillies (2009:224-225) antara lain sebagai berikut :

1. Berani mengambil resiko 2. Menenangkan diri 3. Mengatasi rasa malu 4. Lari dari rasa sepi 5. Melupakan kesedihan 6. Merasa percaya diri

7. Mengatasi masalah atau melupakan masalah 8. Mengatasi depresi

9. Menyesuaikan diri untuk situasi sosial 10. Melenyapkan rasa khawatir

11. Menahan kemarahan atau menekan rasa marah 12. Mengatasi stress pribadi

13. Menghilangkan rasa sakit 14. Menghapus ketegangan


(30)

B.Tinjauan Mengenai Minuman Beralkohol 1. Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol adalah segala jenis minuman yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya. Yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alkohol, seperti

wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lai-lain. Selain itu juga ada benda padat yang bisa memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil KB, nipan, magadon dan lain-lain atau biasa yang disebut dengan narkoba dan lain-lain sama termasuk kategori minuman beralkohol. Minuman beralkohol juga merupakan jenis minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai Negara, penjualan minuman berakohol dibatasi sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu (http://info-g-excess.com).

Pengertian di atas kita dapat melihat bahwa tanpa disadari sudah banyak orang-orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol, dan bisa saja orang-orang itu adalah keluarga, saudara atau teman-teman kita yang ada disekeliling kita. Dalam banyak kasus, alkohol atau khamar adalah identik. Sebenarnya khamar di dalam Islam itu tidak selalu merujuk pada alkohol. Di dalam Islam yang dimaksud dengan khamar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk. Perlu di ingat bahwa alkohol hanyalah salah satu bentuk zat kimia.

Zat ini juga digunakan untuk berbagai keperluan lain seperti pembersih, pelarut, bahan bakar, dan sebagai campuran produk-produk kimia lannya. Untuk contoh pemakaian tersebut, alkohol tidak bisa dianggap sebagai khamar. Untuk itu


(31)

pemakaiannya tidak dilarang dalam Islam. Jadi, yang dimaksud dengan minuman beralkohol dalam penelitian ini adalah minuman yang mengandung etanol yang dapat memabukan bila diminum akan hilang kesadaran.

2. Jenis-jenis Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol adalah sejenis minuman mengandung etanol yang juga disebut grain alcohol. Hal ini disebabkan etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut bukan methanol, atau group alkohol lainnya. Tabel berikut ini yang menjelaskan jenis minuman yang masih murni dan sudah tercampur atau campuran dan tabel yang menjelaskan nilai kandungan alkohol dalam beberapa jenis minuman beralkohol.

Table 1. Jenis-jenis Minuman Alkohol yang Telah di Campur Jenis-jenis minuman keras Jenis-jenis minuman keras

Acid House Margarita

Adios Mutherfucker Melon Sour Armagnac Daisy Mirage Astronout Mutant

Bajigur Neil Armstrong Black Jack Pletok

Black Russian Pipe Dream Blue Lastren Pink Cocktail California Kiss Red Space Cosmopolitan Sangrita

Copacabana Sex On The Beach Crystal Mythod Spectrum

Exodus Space Juice

Gin Sin Space Floor Banger Gin Tonic Strong X

Green Lastren Tribal

Illusion Tequila Sunrise Long Allen White Russian Long Island (Pitcher) Wisky On The Rock


(32)

Tabel 2. Kandungan Presentasi Alkohol

Jenis Minuman Kandungan Alkohol (%) Ales 4.5

Porter 6.0 Stout 6.0 - 8.0 Sake 14.0 - 16.0 Brandies 40.0 - 43.0 Whiskies 40.0 - 75.0 Gin 40.0 - 48.5 Rum 40.0 - 95.0 Ciu 40.0-60.0 Sumber: Hartati dan Zullies, 2009 : 7 – 8

Alkohol atau etanol bersifat larut dalam air sehingga akan benar-benar mencapai setiap sel setelah dikonsumsi. Alkohol yang dikonsumsi akan diserap masuk melalui saluran pernapasan. Penyerapan terjadi setelah alkohol masuk ke dalam lambung dan diserap oleh usus kecil. Pada kadar alkohol yang berbeda kecepatan penyerapannya ke dalam tubuh juga berbeda. Alkohol paling cepat diserap pada kadar dalam minuman antara 10%-30%. Kadar dibawah 10% menyebabkan tingkat konsentrasi di saluran cerna menjadi rendah dan akan memperhambat serapannya. Sedangkan, kadar diatas 30% akan cenderung menyebabkan iritasi membrane mukosa lambung dan memperlambat pengosongan lambung (Hartati dan Zullies, 2009 : 7-8).

Tabel 3. Jenis-jenis Minuman Alkohol yang Masih Murni

Jenis-jenis minuman keras Jenis-jenis minuman keras Absinth JW Red Label

Absolute Vodka Kahlua Absolute Vannila Lapen

Absolute Repsberry Malibu Coconut White Absolute Mandarin Martell VSOP

Absolute Pepper Malt Liqour

Absolute Citron Martell Goldon Blue Absolute 100 Mensend


(33)

Anggur Merah Micke Donald Aquavit Mojito Arak Negroni Aromized Wines Newport Baileys Okolehao Bacardi Light Pisco Sour

Bacardi Lemon Remy Martin VSOP Beers (lager) Sangria

Bourbon Smirnoff Red Label Brennivin Soju

Brem Soutern Comfort Caipirinha Sparkling Wines Cointreau Table Wines Chivas Regal Taichi Evans William Takju Fortified Wines Tequila Galiano Vannila Topi Miring Gordon Drygin Vibe Vodka Jack Daniel’s Vibe Triple Sec Jeam Beam Black Vibe Melon Jeam Beam White Vibe Coffee JW Black Label Vibe Blue Curacao JW Blue Label XO Hennesey JW Gold Label Yakju

(http:// blogsport.com)

C. Peraturan Daerah tentang Minuman Beralkohol

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/1997, yang dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol yang mengandung ethanol.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 11 Tahun 2008 “ Pengawasan dan Pengendalian Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol”

Menimbang :

a). Bahwa mengingat minuman beralkohol jika dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan dan dampak terhadap keamanan dan keterlibatan masyarakat serta


(34)

dapat mengancam kehidupan dan masa depan khususnya bagi generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Maka perlu dilakukan upaya preventif guna melindungi masyarakat dari pengaruh negatif minuman beralkohol. b). Bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut diatas, salah satu upaya yang perlu

dilakukan Pemerintah kota adalah dengan melakukan pengadilan atau pengawasan terhadap pengedaran atau penjualan minuman beralkohol.

c). Bahwa dalam rangka pelaksanaan maksud huruf b tersebut diatas, perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang pengawasan dan pengendalian peredaran penjualan minuman beralkohol.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenanga Pengaturan Pembinaan dan Pengembangan Industri

4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Isin Usaha Industri

5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1997 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing dibidang Perdagangan

6. Keputusan Presiden Nomor 3 TAhun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/VI/1989 tentang Pendaftaran Makanan

8. Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 15/M-DAG/PER/3/2006 tentang Pengawasan dan Pengendalian Impor, Pengedaran dan Penjualan, dan Perizinan Minuman beralkohol.


(35)

Dengan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Kota Bandar Lampung dan Walikota Bandar lampung memutuskan dan menetapkan : Peraturan Daerah tentang Pengawasan dan Pengendalian Pengedaran Penjualan Minuman Beralkohol.

BAB I Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Bandar Lampung

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Bandar Lampung 3. Walikota adalah Walikota Bandar Lampung

4. SIUP adalah Surat Izin Usaha Perdagangan

5. SIUP MB adalah Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol

6. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengadung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi baik dan cara memberikan pelakuan terlebih dahulu atau tidak, menambah bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengeceran minuman mengandung ethanol yang terbagi dalam 3 golongan :

a. Golongan A : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H-5OH) 1% sampai dengan 5%.

b. Golongan B : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar (C2H-5OH) 5% sampai dengan 20%.


(36)

c. Golongan C : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar (C2H-5OH) 20% sampai dengan 55%.

BAB II

Klasifikasi, Jenis dan Standar Mutu Pasal 2

1. Minuman beralkohol dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut :

a. Golongan A : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H-5OH) 1% sampai dengan 5%.

b. Golongan B : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar (C2H-5OH) 5% sampai dengan 20%.

c. Golongan C : Minuman ini merupakan minuman beralkohol dengan kadar etanol sebesar (C2H-5OH) 20% sampai dengan 55%.

2. Walikota mengeluarkan SIUP MB jenis atau produk-produk minuman beralkohol golongan B dan C yang mengandung rempah sampai 15% dapat dijual atau diperdagangkan.

BAB III

Pengedaran dan Penjualan Pasal 3

1. Pengedaran minuman beralkohol golongan B dan C oleh distributor wajib dilakukan melalui sub distributor.

2. Distributor dan Sub Distributor wajib melaporkan jumlah dan jenis minuman beralkohol yang telah didistribusikan, kepada Walikota melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung setiap 3 (tiga) bulan sekali.


(37)

3. Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) Pasal ini, minuman beralkohol yang mengundang rempah-rempah, jamu dan sejenisnya untuk tujuan kesehatan.

Pasal 5

(1) Penjualan langsung minuman beralkohol dengan golongan B dan C secara eceran untuk diminumm ditempat hanya diizinkan di :

a. Hotel Berbintang 3, 4, 5

b. Restauran dengan Talam Kencana dan Talam Selaka c. Bar termasuk Pur dan Klub malam

(2) Bagi yang memiliki satupun tempat sebagaimana dimaksud ayat (1) Walikota dengan mempertimbangkan kegiatan Wisatawan Manca Negara di Kota Bandar Lampung akan menetapkan tempat tertentu lainnya bagi penjual dengan berpedoman pada peraturan ini.

BAB V Perizinan

Pasal 7

(1) Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C wajib memiliki SIUP-MB.

(2) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan minuman beralkohol golongan A cukup memiliki SIUP dan tidak diwajibkan memiliki SIUP-MB.

Pasal 8

(1) SIUP-MB sebagaimana dimaksud pasal 7 terdiri dari :

a. SIUP-MB bagi penjual minuman beralkohol golongan B dan C untuk Hotel, Restoran dan Bar.


(38)

b. SIUP-MB bagi penjual langsung minuman beralkohol untuk tujuan kesehatan.

(2) SIUP-MB dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Walikota. BAB VI

Pengawasan, Pengendalian dan Penertiban Pasal 11

(1) Siapapun dilarang menjadi penjual langsung unntuk diminuma ditempat minuman beralkohol golongan B dan C kecuali di :

a. Hotel berbintang 3, 4, 5

b. Restoran dengan tanda Talam Kencana dan Talam Selaka. c. Bar termasuk Pub dan Club malam.

(2) Semua minuman beralkohol yang dijual sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (1) harus mencantumkan jenis minuman, sesuai dengan alcohol/ethanol, nomor register, Volume minuman, sesuai dengan peratuaran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Minuman beralkohol dengan golongan B dan C adalah kelompok minuman beralkohol yang peredarannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. (4) Pengawasan, pengendalian dan penertiban peredaran minuman beralkohol

akan dilaksanakan oleh Tim Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol dalam Kota Bandar Lampung yang beranggotakan Dinas/Instansi terkait yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan Walikota.


(39)

BAB VII

Penyitaan dan Pemusnahan Pasal 14

(1) Semua minuamn beralkohol golongan B dan C sebagaimana dimaksud pada pasal 2 selain yang dimasud dengan pasal 5 ayat (2) dan pasal 7 disita dan dimusnahkan.

(2) Tata cara penyitaan dan pemusnahan minuman beralkohol ditetapkan dengan Peraturan Walikota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Faktor–Faktor yang Menyebabkan Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Faktor pendorong merupakan hal yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi minum-minuman beralkohol, yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol pada dasarnya di kelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal menurut pendapat Edi Karsono (2004:67-68) dan faktor eksternal menurut pandapat Kartini Kartono (1986:111) sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor Individu


(40)

permasalahan yang sedang di hadapi, harapan untuk memperoleh kenikmatan dari dampak mengkonsumsi minuman beralkohol, kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan tidak puas terhadap sistem atau nilai sosial dalam kehidupan. Memiliki rasa ingin tahu dengan tindakan mencoba-coba.

2. Faktor Eksternal

Kartini Kartono berpendapat bahwa faktor eksternal adanya tindakan yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah semua perangsang dan pengaruh dari luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada remaja (Kartono,1986:111). Faktor ini disebut pula faktor sosial yang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan.

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi perkembangan, pertumbuhan kepribadian remaja. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peran yang penting dalam memberikan corak bagi proses pembentukan kepribadian remaja. Diantaranya kemungkinan yang dapat menimbulkan kenakalan remaja yang datangnya dari lingkungan keluarga adalah sebagai berikut :

a.Kurang perhatian orang tua

Cara mendidik yang salah banyak membawa akibat yang negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadian remaja. Maka perlu diperhatikan dalam mendidik anak adalah keseluruhan perlakuan yang diterima anak dari orang


(41)

tuanya. Setiap anak ingin disayangi, diperhatikan dan keharmonisan dalam keluarga. Namun, tidak semuanya diberikan secara berlebihan karena dalam hal ini dapat memberikan kasih sayang kepada remaja harus pada hal yang wajar. Dalam kaitan Zakiah Derajat mengatakan bahwa :

“Apabila si anak merasa perlu tidak disayangi oleh orang tuanya dan merasa kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya, ia akan mencari kesenangan itu dengan bermacam–macam jalan. Misalnya dengan kelakuan yang menarik perhatian sering mengeluh, berkelahi, mengganggu orang lain, tidak mau diperintah orang tua dan sebagainya“(Derajat,1983:115).

Pendidikan yang diberikan oleh orang tua sangatlah penting dalam perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua haruslah memperhatikan pendidikan yang salah akan membawa akibat yang negatif pada anak.

b.Kurangnya pendidikan agama

Pendidikan agama yang intensif diberikan remaja sejak kecil sehingga dapat dijadikan benteng moral yang kokoh sebagai filter dari pengaruh–pengaruh negatif dan luar. Zakiah Derajat dalam kaitan ini menerangkan bahwa :

“Dengan tidak kenalnya anak dengan jiwa agama yang benar maka lemahnya hati nuraninya, karena tidak terbentuk dari nilai–nilai masyarakat atau agama yang diterimanya, di waktu ia masih kecil jika hati nuraninya lemah atau unsur pengontrol yang ada pada anak yang kosong dari nilai–nilai yang benar maka sudah barang tentu mereka mudah terperosok ke dalam kelakuan yang tidak baik dan menurutkan pada yang menyenangkan pada waktu itu saja, tanpa pemikiran akibat selanjutnya” (Derajat,1983:114).

Keterangan di atas, maka dapatlah diambil suatu pengertian, bahwa apabila remaja itu tidak condong dari nilai–nilai agamanya yang diterimanya sejak kecil, maka akan berbuat tidak baik sehingga kenakalan remaja akan mendapatkan


(42)

peluang seluas–luasnya. c.Keadaan ekonomi

Pemenuhan kebutuhan seorang manusia dalam kehidupan adalah suatu hal yang wajar. Kebutuhan remaja itu beranekaragaman, bila tidak diimbangi dengan pemenuhannya oleh orang tua, maka akan ada upaya mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya tanpa memperdulikan apakah cara yang dilakukan baik atau menyalahi aturan.

Keadaan ekonomi yang rendah maupun yang tinggi mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku remaja. Pada remaja dengan ekonomi keluarga yang tinggi karena orang tua selalu sibuk dengan kegiatan–kegiatan luarnya bahkan terlalu asyik mengejar materi sering melupakan perhatian dan pengawasan pada anak sehingga anak merasa bebas dan menyebabkan mereka beralih pada minuman beralkohol. Sedangkan di kalangan ekonomi rendah bisa terjadi akibat orang tua terlalu sibuk mencari nafkah sehingga lupa menyediakan waktu untuk keperluan, perhatian, dan pengawasan pada anaknya.

2. Lingkungan Pergaulan (Masyarakat)

Masyarakat merupakan salah satu tempat pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan remaja. Adapun juga hal yang dapat mempengaruhi remaja, yaitu tingkat kegagalan dalam masyarakat dan pengaruh norma-norma atau nilai-nillai baru dari lingkungan masyarakat.


(43)

Seperti diterangkan oleh Zakiah Derajat:

“Apabila golongan tua atau dewasa dalam masyarakat mempunyai satu pendirian yang tetap yaitu anak–anak harus tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan, terhadap kebiasaan yang turun–temurun tanpa boleh mengajukan bantahan dan pertanyaan, maka anak–anak akan merasa bahwa orang tua dan orang dewasa tidak memahami dan tidak menghargai mereka. Akibatnya mereka akan mempertahankan diri terhadap perlakuan masyarakat yang kurang menyenangkan itu. Bahkan mereka akan selalu berusaha meneliti dan menyelidiki kesalahan– kesalahan orang tua dan orang dewasa sebagai balasan terhadap perlakuan mereka. Akan tetapi hilanglah penghargaan mereka kepada oranng tua dan orang dewasa bukan karena kedurhakaan mereka, ataupun keburukan budi pekerti mereka, akan tetapi sebagai akibat kurang mempunyai kemampuan mereka menerima dan memahami tindakan orang tua yang menunjukkan kurang pengertian dan penghargaan kepadanya atau timbulah yang dinamakan kenakalan anak-anak remaja” (Derajat, 1993:120).


(44)

E.Kerangka Pikir

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, industralisasi terjadi perubahan-perubahan yang sangat pesat dalam masyarakat. Perubahan tersebut dapat menyangkut nilai–nilai dan pola kehidupan suatu perilaku hidup manusia, sekaligus juga mempengaruhi nilai–nilai dan pola–pola dalam perilaku minuman beralkohol pada remaja saat ini. Banyak kasus–kasus remaja yang tidak lepas dari perhatian dan kekhawatiran dari pemerintah, pejabat, pendidik, orang tua dan alim ulama, karena dianggap sebagai masalah sosial yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupannya. Bagaimana hal tersebut, fenomena–fenomena yang tidak dapat lepas dari perhatian remaja.

Remaja yang sedang mengalami perkembangan fisik yang membawa remaja tersebut mulai menghadapi masalah–masalah yang berhubungan dengan minuman beralkohol dan pergaulan dengan teman–teman sebayanya dalam kehidupan sehari–hari. Dalam hal ini terkait erat dengan pandangan atau nilai–nilai masyarakat sendiri terhadap minuman beralkohol. Makin besar kecenderungan untuk melakukan hal–hal yang melibatkan remaja dalam pengaruh minuman beralkohol.


(45)

Bagan Kerangka Pikir

Pengonsumsi

Minuman Beralkohol

Remaja

Faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol:

1. Faktor Internal :

Faktor individu

2. Faktor Eksternal :

1. Lingkungan Keluarga

a. Kurang perhatian orang tua b. Kurang pendidikan agama c. Keadaan ekonomi orang tua 2. Lingkungan Pergaulan


(46)

III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Metode kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi yaitu untuk memahami interaksi sosial, memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah pengembangan. Beberapa kegunaan tersebut merupakan alasan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulis melihat bahwa remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol merupakan masalah yang serius, minuman beralkohol di kalangan remaja telah berlangsung lama dan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan minuman beralkohol baik para pemakai maupun lingkungannya. Untuk itu, diperlukan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk mengangkat permasalahan penelitian.


(47)

B.Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah perilaku remaja yang berkaitan dengan “faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol di Kelurahan Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung”. Untuk menjawab masalah tersebut, maka akan dipelajari beberapa hal yang dimungkinkan berkaitan dengan perilaku remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kelurahan Gedong Air yang meliputi:

1. Faktor internal

Faktor individu : Adanya kepercayaan bahwa minuman beralkohol dapat mengatasi semua permasalahan yang sedang dihadapi, harapan untuk memperoleh kenikmatan dari minuman yang dikonsumsi, kurang memiliki rasa percaya diri, rasa ingin tahu dan dengan tindakan mencoba-coba.

2. Faktor eksternal

1. Lingkungan keluarga

a) Kurangnya perhatian orang tua : perasaan tertekan dalam keluarga, pemberian perhatian yang cukup, keharmonisan dalam keluarga, hubungan antara orang tua dan anak, cara orang tua mendidik anaknya.

b) Kuranngnya pendidikan agama : orang tua mengajarkan ibadah.

c) Kondisi ekonomi : ekonomi yang berkecukupan, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua.


(48)

2. Lingkungan pergaulan : adanya tekanan dari teman sebayanya, keadaan lingkungan tempat tinggal, dan adanya masyarakat yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

C.Penentuan Informan

Menurut Spradley dan Faisal (1990:45), informan yang dijadikan subyek penelitian harus memenuhi beberapa kriteria yang sudah dipertimbangkan, yaitu : 1. Subjek yang telah lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau medan

aktivitas yang menjadi informasi, sasaran atau perhatian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terlibat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk diminta

informasinya.

4. Subjek yang memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi. 5. Subjek yang masih tergolong asing dengan penelitian, sehingga peneliti merasa

lebih tertantang untuk belajar sebannyak mungkin dari subyek.

Adapun kriteria informan yang akan disajikan subyek atau obyek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Informan dalam penelitian ini adalah remaja di Kelurahan Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung yang mempunyai kebiasaan minum-minuman beralkohol karena beberapa faktor, meliputi :


(49)

Faktor internal : Individu dan faktor eksternal : 1.faktor keluarga yaitu kondisi ekonomi, kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya pendidikan agama, kondisi ekonomi, 2. Faktor pergaulan.

2. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi guna memecahkan masalah yang diajukan dan di ungkapkan dalam penelitian ini. Informan dalam penelitian ini memilih orang yang benar-benar dapat memberikan informasinya terhadap pernyataan atau data yang diperlukan.

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pemilihan informan dipilih secara acak (Random) berdasarkan kriteria tertentu. Jadi, sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah remaja di Kelurahan Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Informan sebagai verifikasi data dari remaja di Kelurahan Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung adalah informan yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Jumlah informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan data yang dikumpulkan (Sukidin dan Munir, 2005:28).

Adapun data atau identitas diri informan dari remaja yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria, sebagai berikut:


(50)

a). Nama : RJ

Umur : 20 Tahun

Pekerjaan : Serabutan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

b). Nama : AR

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Serabutan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

c). Nama : DJ

Umur : 20 Tahun

Pekerjaan : Serabutan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

b. Aparat Kecamatan

1. Orang tua informan dan sebagai masyarakat

a) Nama : Ibu Ati

Pekerjaan : Pedagang (Wiraswasta)

b) Nama : Ibu Yanti


(51)

c) Nama : Ibu Suti

Pekerjaan : Pedagang (Wiraswasta)

2. Rukun Tetangga (RT)

Nama : Ibu Pia selaku ibu RT (Rukun Tetangga)

3. Perangkat Desa

Nama : Bapak Syamsinul Abidin selaku Kepala Kelurahan

4. Aparat Kepolisian

Nama : Bapak Gurmewa selaku kepolisian

D.Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung. Alasannya adalah karena di lokasi ini banyak remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol, dan karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol. Untuk itu diperlukan data-data yang dapat dibuktikan kebenarannya dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan yang memenuhi kriteria penentuan informan oleh penulis.

E.Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari informan melalui teknik wawancara mendalam dan metode observasi. Informan dalam penelitian ini memilih orang yang benar-benar


(52)

dapat memberikan informasinya terhadap pertanyaan atau data yang diperlukan. Adapun alasan pemilihan informan dari pihak remaja karena para remaja tersebut merupakan orang yang langsung bersangkutan dengan apa yang menjadi fokus dalam penelitian ini, sehingga mampu memberikan datau atau informasi yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian.

Sedangkan data sekunder diperoleh melalui sumber pustaka dan studi dokumentasi, atau diperoleh dari mempelajari atau menelaah berbagai literatur yang ada sesuai dengan topik penelitian berupa buku-buku dari berbagai sumber.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap bentuk penelitian. Oleh karena itu, berbagai hal yang merupakan bagian dari keseluruhan proses pengumpulan data harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam (Indeph Interview)

Wawancara mendalam (Indeph Interview) merupaka suatu teknik dengan memberikan pertanyaan langsung dengan informan mengenai pokok pembahasan penelitian, kemudian pewawancaraan mencatat atau merekam jawaban-jawaban yang dikemukakan informan. Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan berdasarkan masalah penelitian.


(53)

2. Dokumentasi

Yaitu proses pengumpulan informasi melalui pencatatan data yang perlu dari sumber-sumber tertulis berupa laporan dalam membantu penyempurnaan data yang telah diperoleh sebelumnya. Pengumpulan data yang dilakukan di instansi-instansi dan lembaga-lembaga yang memiliki catatan berupa dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Studi Kepustakaan

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku dan literatur yang diperlukan, yaitu berkaitan dengan penelitian ini.

G. Teknik Analisa Data

M. Nasir (1988:35) mengartikan analisis data sebagai kegiatan mengelompokan, membuat suatu ukuran memanipulasi serta mengangkat data sehingga mudah untuk dibaca. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Dinyatakan oleh M. Hadani Hawawi dan Martini Hadani (1992:65) analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan mendeskripsikan, serta menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atau permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini data diperoleh dari wawancara mendalam, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan proses reduction dan interpretation, data yang terkumpul ditulis dalam bentuk transkripsi, kemudian dilakukan pengkategorian dengan melakukan reduksi data yang terkait kemudian dilakukan interpretasi yang mengarah pada fokus penelitian.


(54)

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa hingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi, cara yang dipakai dalam reduksi data dapat melalui seleksi yang panjang, melalui ringkasan atau uraian singkat menggolongkannya ke dalam suatu pola yang lebih luas.

2. Penyajian data (display)

Penyajian data dibatasi sehingga sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lebih baik adalah merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid untuk melihat gambaran keseluruhan dari penelitian ini, maka diusulkan membuat berbagai matrik naratif saja.

3. Kesimpulan (verifikasi)

Peneliti berusaha mencari arti benda-benda, mecatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi, alur sebab akibat, dan proposisi kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna yang muncul dari data yang diakui kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitasnya, sehingga akan diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kelebihannya.


(55)

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

Faktor-faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol pada dasarnya dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal dan faktot eksternal, adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal Faktor Individu

a. Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai alasan mengkonsumsi minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil waancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Pada awalnya saya mengkonsumsi minuman beralkohol karena ingin mencoba dan mengetahui rasa dari minuman beralkohol tersebut, menyesuaikan diri dengan teman-teman, menenangkan diri, mengatasi stress, melupakan masalah” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang tidak jauh berbeda dengan AR (informan 2) sebagai berikut: “…Saya mengkonsumsi minuman beralkohol karena rasa ingin tahu, mencoba-coba, melupakan kesedihan, menghilangkan stres, merasa percaya diri, dan melupakan masalah! Ya gitulah mbak…” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).


(56)

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Saya mengkonsumsi minuman beralkohol karena rasa ingin tahu dan mencoba-coba, menghilangkan permasalahan, menghilangkan rasa sedih, mengatasi stres, menyesuaikan diri dengan teman dan menahan rasa marah” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa alasan para remaja mengkonsumsi minuman beralkohol karena rasa ingin tahu dengan tindakan mencoba-coba, menghilangkan permasalahan yang sedang mereka hadapi, menghilangkan kesedihan, mengatasi stres, menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya dan menahan rasa marah yang tertaman di hati mereka. Sehingga tanpa mereka sadari dengan cara mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai sejak kapan mengkonsumsi minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Pertama kali saya minum-minuman beralkohol pada saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga sekarang” (Wawancara 2 Maret 2011, pukul 11.00 WIB).


(57)

Penuturan yang sama di ungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Saya mengkonsumsi minuman beralkohol sejak duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA), ya masih sekarang” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Pada saat saya duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) saya baru mencoba minum dan ketagihan sampai sekarang” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa para remaja di Kelurahan Keteguhan pertama kali minum-minuman beralkohol masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga sekarang.

b. Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai “jenis minuman yang sering diminum akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Jenis minuman yang sering saya minum adalah Mensend dengan harga Rp. 45.000,00 dan Vigur Rp. 32.000,00: (Wawancara 2 Maret 2011, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Minuman beralkohol yang sering diminum bersama teman adalah Mensend dengan harga Rp. 45.000,00 dan Vigur Rp. 32.000,00: (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan yang tidak jauh berbeda dengan DJ (informan 3) sebagai berikut: “…Pada saat itu jenis minuman beralkohol yang sering diminum sih banyak tapi yang paling favorit adalah Vodka dengan harga Rp. 45.000,00 dan Vigur Rp. 32.000,00: (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).


(58)

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa jenis minuman yang sering mereka konsumsi adalah Vodka, Mensend dan Vigur.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai biasanya dalam sekali minum menghabiskan berapa botol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Awalnya saya menghabiskan minuman beralkohol dalam sekali minum 1 (satu) botol. Karena untuk beberapa saat minuman beralkohol ini tidak membuat saya mabuk, tetapi karena sudah ketagihan saya menghabiskan minuman beralkohol dalam sekali 2-3 botol” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Dulu 1 (satu) botol cukup. Sekarang 1 (satu) botol bagi saya kurang karena saya belum terasa mabuk, tetapi karena sudah ketagihan saya menghabiskan minuman beralkohol dalam sekali 2-3 botol sampai puas” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Untuk 1 (satu) botol minuman beralkohol tidak membuat saya mabuk, tetapi karena sudah ketagihan dan pemakaian yang cukup lama, saya menghabiskan minuman beralkohol dalam sekali minum 2-4 botol” (Wawancara 4 Maret 2011, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan dalam sekali minum remaja awalnya menghabiskan minuman beralkohol 1 (satu) botol, karena tidak merasa masuk mereka menambah dosisnya menjadi 2,3dan bahkan sampai 4 botol dalam sekali minum.


(59)

c. Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai setelah mengkonsumsi minuman beralkohol, kepuasan yang dirasakan yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Kepuasan yang saya dapatkan dari mengkonsumsi minuman beralkohol adalah merasa senang, permasalahan yang ada merasa hilang, pikiran pun menjadi tenang, dan nikamt” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB). Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 1) sebagai berikut:

“…Setelah mengkonsummsi minuman beralkohol saya merasa beban pikiran dan permasalahan yang ada merasa hilang, pikiran menjadi tenang dan senang” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Dengan minuman beralkohol, saya merasa tenang, senang, permasalahan yang ada menjadi hilang, merasakan nikmat yang berbeda” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah mengkonsumsi minuman beralkohol mereka mendapatkan kenikmatan, kesenangan, melupakan akan kesedihan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi, pikiran pun menjadi tenang meresa tidak ada beban.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai dimana dan dengan siapa mengkonsumsi minuman berakohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:


(60)

“…Biasanya saya bersama teman-teman mengkonsumsi minuman beralkohol di pinggir jalan atau di sebuah rumah yang tidak terpakai atau tidak layak pakai karena bangunannya yang sudah rusak” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Kalo saya mengkonsumsi minuman beralkohol bersama teman-teman, biasanya di pinggir jalan dan di rumah yang bangunannya rusak atau sudah tidak terpakai” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Saya bersama tema-teman biasanya mengkonsumsi minuman beralkohol di tempat-tempat yang nyaman dan benar-benar sepi yaitu di pinggir jalan dan di rumah yang tidak berpenghuni atau tidak layak untuk di tempatkan kembali” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasakan hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa remaja bisanya berkelompok untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, dan biasanya juga mereka memilih tempat-tempat yang di anggap nyaman dan sepi juga tidak mengganggu ketengan masyarakat seperti di pinggir jalan dan di rumah atau gedung yang tidak layak unntuk di tempatkan kembali.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai selesaikah permasalahan apabila mengkonsumsi minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Sebenarnya dengan mengkonsumsi minuman beralkohol permasalahan yang ada tidak akan selesai, minuman beralkohol hanya sebagai pelarian dari masalah tersebut.minuman beralkohol ini bagi saya hanya untuk menghilangkan beban, stres, pikiran menjadi tenang dan sebagainya” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).


(61)

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Dengan mengkonsumsi minuman beralkohol sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya dengan mengkonsumsi minuman beralkohol itu dapat mengurangi beban pikiran, dan pikiran menjadi tenang dan hanya sebagai pelarian” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB). Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Memeng benar minuman beralkohol tidak menyelesaikan masalah, tetapi minuman beralkohol hanya sebatas pelarian saja agar tidak kepikiran yang menjadikan diri terpuruk” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB). Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa para remaja mengkonsumsi minuman beralkohol sebenarnya tidak menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi, setidaknya mereka mengkonsumsi minuman beralkohol hanya untuk mengurangi beban pikiran, dan hanya sebagai pelarian saja.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai uang dari mana yang digunakan untuk membeli minum-minuman beralkohol akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Untuk membeli minuman beralkohol dulu pertama kali minum saya mencuri uang orang tua saya, karena saya tidak tahu lagi harus memperoleh uang dari mana untuk membeli minum-minuman beralkohol tersebut. Tetapi sekarang karena sudah memiliki penghasilan sendiri untuk membeli minum-minuman beralkohol memakai uang hasil jerih payah saya sendiri” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang tidak jauh berbeda dengan AR (informan 2) sebagai berikut: “…Pertama kali minum minuman beralkohol saya mencoba untuk mengumpulkan uang jajan, tetapi belum cukup untuk membeli 1 (satu) botol minuman beralkohol akhirnya saya mencuri uang orang tua saya. Dan sekarang saya membeli minuman beralkohol tersebut dengan uang hasil kerja” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).


(62)

Berdasarkan hasil wawancara dengan DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Minuman beralkohol saya membelinya dari hasil mencuri hasil kebun milik orang lain yang berupa buah-buahan dan sayuran seperti papaya, pisang, singkong, daun singkong, bayam dan kemudian akan dijual. Tetapi sekarang saya membeli minum-minuman tersebut dengan uang hasil jerih paying saya sebagai tukang ojek” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa remaja di Kelurahan Keteguhan untuk membeli minuman beralkohol pada awalnya mencuri uang orang tua dan mengambil hasil kebun milik orang dan kemudian di jual dan hasilnya digunakan unntuk membeli minuman beralkohol tersebut.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai tempat biasanya membeli minum-minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Biasanya saya membeli minum-minuman beralkohol di toko-toko atau warung yang berada di pinggir jalan yang menjuang, rokok, makanan ringan dan bensin (minyak tanah) secara eceran. Di sana tersedia beberapa jenis minuman seperti Vodka, Tuak, Vigur, Topi miring dan sebagainya” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Saya membeli minum-minuman beralkohol di warung yang terletak di pinggir jalan, yang menjual rokok, makanan ringan, minyak tanah (bensin) secara eceran” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Minuman beralkohol biasanya dapat kita temukan di warung yang menjual makanan, rokok, dan bensin secara eceran yang letaknya di pinggir jalan. Dan biasanya di warung tersebut tersedia beberapa jenis minuman dengan harga yang beragam” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).


(63)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa para remaja khususnya di Kelurahan keteguhan biasanya membeli minum-minuman beralkohol di toko-toko atau warung yang terletak dipinggir jalan, yang menjual rokok, makanan ringan dan bensin secara eceran. Dan biasanya di warung tersebut tersedia beberapa jenis minum-minuman beralkohol seperti Vigur, Topi Miring, Vodka dan Tuak.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai uang yang di keluarkan dalam sehari untuk membeli minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Waktu masih pertama kali minum saya patungan dengan teman-teman untuk membeli minuman beralkohol, untuk semalam kami mengeluarkan uang Rp. 10.000,00 sampai Rp. 20.000,00. Dan sekarang saya membeli minuman beralkohol dengan uang hasil kerja saya, biasanya saya mengeluarkan uang untuk semalam Rp. 20.000,00 sampai Rp. 45.000,00” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang tidak jauh berbeda dengan AR (informan 2) sebagai berikut: “…Pertama kali saya minum patungan dengan teman karena uang yang ada tidak cukup untuk membeli minuman beralkohol, untuk semalam kami mengeluarkan uang Rp. 10.000,00 sampai Rp. 15.000,00. Dan sekarang saya membeli minuman beralkohol dengan uang hasil kerja saya, biasanya saya mengeluarkan uang untuk semalam Rp. 20.000,00 sampai Rp. 35.000,00” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Pada saat itu saya dan teman-teman membeli minuman beralkohol biasanya dengan cara patungan karena uang yang ada tidak cukup untuk membeli minuman beralkohol, untuk semalam saya dan teman-temen mengeluarkan uang Rp. 10.000,00 sampai Rp. 15.000,00. Dan sekarang saya membeli minuman beralkohol dengan uang hasil kerja saya, biasanya saya mengeluarkan uang untuk semalam Rp. 20.000,00 sampai Rp. 35.000,00” (Wawancara 4 Maret 2011, pukul 14.00 WIB).


(64)

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pertama kali mereka minum-minuman beralkohol dengan cara patungan dalam semalam mereka mengeluarkan uang Rp. 10.000,00 sampai Rp. 20.000,00. Dan setelah mereka mempunyai hasil kerja sendiri mereka mengeluarkan uang untuk semalam sebesar Rp. 20.000,00 sampai Rp. 45.000,00.

d. Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai keinginan untuk berhenti minum-minuman beralkohol yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Saya berfikir bahwa semua ini berakibat buruk bagi diri saya. sebenarnya di dalam diri saya ada keinginan untuk berhenti minum, tetapi saya belum bisa sepenuhnya lari dari minum-minuman beralkohol mbak…! Mungkin nanti mbak, setelah menikah saya akan berhenti. Karena setelah menikah pastinya saya memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Saya ada keinginan untuk berhenti, tetapi sekarang saya belum mampu untuk melakukannya. Dan saya belum tahu kapan saya akan berhenti minum-minuman beralkohol tersebut” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Saya sungguh ingin berhenti minum, tetapi saya belum tahu kapan saya akan berhenti minum-minuman beralkohol tersebut” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).


(65)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa mereka sebenarnya memiliki keinginan untuk berhenti dari minum-minuman beralkohol tersebut, tetapi mereka belum mampu untuk menjalaninya karena mereka telang ketergantungan dengan minuman terlarang tersebut.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Keluarga

1. Dilihat dari kurangnya perhatian orang tua

Cara mendidik yang salah banyak membawa akibat yang negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadian remaja. Maka perlu diperhatikan dalam mendidik anak adalah keselurahan perlakuan yang diterima anak dari orang tuanya. Setiap anak ingin disayangi, diperhatikan dan keharmonisan dalam keluarga. Namun, tidak semuanya diberikan secara berlebihan karena dalam hal ini dapat memberikan kasih sayang kepada remaja harus pada hal yang wajar.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai perasaan tertekan yang di alami dalam keluarga akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:


(66)

“…Ya mbak pada saat itu, saya merasa tertekan sekali karena orang tua selalu menyuruh belajar dan belajar agar mendapatkan peringkat lima besar, tetapi saya belum bisa mendapatkan peringkat yang di inginkan kedua orang tua saya. dan akhirnya saya selalu di omelin, di marahin mbak…!Dari sinilah saya mulai memiliki masalah dengan keluarga sehingga saya melampiaskannya dengan mengkonsumsi minuman beralkohol sebagai pelarian untuk menghilangkan stress dan masalah” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Begini mbak, aku sedikit merasa tertekan berada di rumah karena perlakuan ayah yang selalu membela kakak ku, aku dan kakak selalu di banding-bandingkan, kakak selalu di sayang sama ayah, sedangkan aku bermain saja selalu di omelin sama ayah, pokoknya apa saja yang aku lakukan pasti dilarang sama ayah karena itulah saya mengkonsumsi minuman beralkohol untuk menghilangkan kesedihan, menghilangkan stress, dan untuk melupan masalah yang ada” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB). Berdasarkan hasil wawancara dengan DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Di rumah memang saya merasa tertekan terhadap ayah saya, karena telah meninggalkan ibu karena wanita lain. Saya belum bisa menerima semuanya mbak…! rasa kesal, sedih, marah yang ada dalam diri saya, dan saya juga merasa kasihan sama ibu saya dan sekaligus membuat saya merasa sedih, stress, dan marah. Dan pada akhirnya saya melampiaskannya dengan minum minuman beralkohol untuk menghilangkan perasaan tersebut” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa mereka para remaja ada permasalahan yang sedang mereka hadapi, merasa tertekan terhadap perlakuan orang tua kepada anaknya, dari keadaan itu anak (remaja) merasa kesal, sedih, dan marah yang tertanam di hati mereka. Sehingga anak melampiaskannya dengan mengkonsumsi minuman beralkohol sebagai pelarian.


(67)

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai hubungan antara anak dengan orang tua yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Hubungan saya dengan orang tua baik-baik saja, ya walaupun kadang-kadang orang tua saya selalu marah-marah dan menentang semua keinginan saya” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Hubungan saya dengan orang tua bisa dikatakan baik-baik saja, tetapi kadang-kadang orang tua saya selalu marah-marah sambil ngomel” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Karena saya tinggal dengan ibu, hubungan saya dan ibu baik-baik saja mbak…! Ya walaupun ibu sering marah-marah sih mbak…” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa remaja di Kelurahan Gedong Air mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua mereka, walaupun terkadang orang tua selalu marah-marah dengan mereka.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai keharmonisan kehidupan dalam keluarga yang akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Kehidupan keluarga saya terbilang menyedihkan mbak…ya walaupun terkadang kedua orang tua saya marah-marah dan menentang semua keinginan saya. Dan saya senang masih memiliki keluarga yang masih lengkap memiliki ayah dan ibu” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).


(68)

Penuturan yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Keluarga saya bisa dikatakan harmonis mbak, walaupun terkadang ayah atau ibu selalu menentang keinginan saya” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan DJ (informan 3) sebagai berikut:

“…Kehidupan keluarga saya bisa dikatakan menyedihkan mbak atau, sudah tidak harmonis. Karena ayah saya pergi meninggalkan kam demi wanita lain. Saya dan keluarga sangat sedih dengan hal ini, kami pun terasa amat marah pada ayah saya.” (Wawancara 4 Maret 2012, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan para informan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa di dalam kehidupan lingkungan keluarga terkadang harmonis dengan keluarga yang bisa mengerti dengan kita satu sama lainnya, terkadang ada juga yang kehidupan lingkungan keluarganya tidak harmonis karena keegoisan yang ada di dalam diri seseorang dan kurang mengerti dan memehami satu sama lain.

Berdasarkan wawancara dengan para informan mengenai orang tua memberikan perhatian yang cukup akan dijelaskan seperti hasil wawancara dengan RJ (informan 1) sebagai berikut:

“…Bisa dikatakan tidak mbak, karena orang tua saya sibuk dengan pekerjaan mereka. Pergi pagi dan pulang sore, mereka saja pulang langsung istirahat ya mana ada waktu untuk anak-anaknnya ” (Wawancara 2 Maret 2012, pukul 11.00 WIB).

Penuturan yang sama diungkapkan oleh AR (informan 2) sebagai berikut:

“…Tidak cukup, karena orang tua saya sibuk dengan mencari nafkah” (Wawancara 3 Maret 2012, pukul 13.00 WIB).

Penuturan tersebut diperkuat sebagaimana yang diungkapkan oleh DJ (informan 3) sebagai berikut:


(1)

90


(2)

(3)

Gambar 1.1 Sedang mengkonsumsi tuak bersama teman-teman

Gambar 1.2 Sedang mengkonsumsi minuman beralkohol bersama teman-teman


(4)

Gambar 1.3 Minuman beralkohol dan rokok yang digunakan

Gambar 1.4 Mencoba mengkonsumsi Alkohol yang digunakan untuk pembersih luka yang kadar alkoholnya mencapai 70%


(5)

Gambar 1.5 Minuman yang terkadang mereka konsumsi bersama teman-teman


(6)

Gambar 1.7 Jenis-jenis minuman beralkohol yang terjual

Gambar 1.8 Mencoba mencampurkan minuman beralkohol yang mereka konsumsi dengan kukubima, extra joss dan alkohol yang digunakan