Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

(1)

FAKTOR – FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA

REMAJA DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN GLUGUR

KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT

SKRIPSI

oleh

NOVA FARIDA Br SEMBIRING 101101004

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

FAKTOR – FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA

REMAJA DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN GLUGUR

KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT

SKRIPSI

Oleh :

Nova Farida Br. Sembiring 101101004

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Judul Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Penulis Nova farida Br Sembiring NIM 101101004

Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik 2014

Penyalahgunaan Narkoba adalah pengunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksut pengobatan, tetapi karena ingin menikmatin sensasi ‘haigh’ yang terdapat di narkotika tersebut, Adapun Faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja bertujuan agar dapat mengetahuin faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja sehingga dapat memberikan dan menerapkan asuhan keperawatan dengan klien penyalahgunaan narkoba. Adapun faktor – faktor penyalahgunaan narkoba tersebut terdiri dari faktor internal (faktor kepribadian, faktor usia, dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu, dan faktor pemecahan masalah) faktor eksternal (faktor keluarga, faktor kelompok teman sebaya, dan faktor kesempatan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat. Penelitian dilakukan dengan studi deskriptif, dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor internal 51,4% denag sub variable faktor pemecahan masalah (19,8%), faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu (18,8), faktor kepribadian (12,8%). Faktor eksternal 48,6%. Dengan sub variable faktor kelompok teman sebaya (18,0)%, faktor kesempatan (16,8%), faktor keluarga (13,8%). Rekomendasi peneliti ialah hendaknya tenaga kesehatan meningkatkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyalahgunaan narkoba serta memberikan pendidikan kesehatan akan dampak narkoba


(6)

(7)

PRAKATA

Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini dengan judul “FAKTOR – FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN GLUGUR KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT”.

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar sarjana keperawatan pada fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi kata maupun penguraian dalam menyusun Proposal ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat untuk membangun dari semua pihak guna kesempurnaan Proposal dan perbaikan di masa mendatang.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian proposal ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II

4. Ikhsanuddin Achmad Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III 5. Bapak Mula Tarigan, S.Kep, M.kes, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan dan masukan serta motivasi selama pembuatan proposal ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

6. Ibu Cholina Trisa Srg, Skep, Ns, Mkep, Sp.Kmb selaku penguji I yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan masukan dan arahan.

7. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, M.kes,selaku penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan masukan dan arahan.

8. Walikota, Camat, Lurah Glugur Kota Medan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang yang selama ini memberikan dukungan dan arahan serta kasih sayang kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

10.Yustian selaku orang yang terus mendapingin saya dalam skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancer.

11.Teman seperjuangan fakultas keperawastanatas.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, 10juli 2014


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan... ii

Abstrak... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi…... v

Daftar Skema... vi

Daftar Tabel... vii

BAB I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Pertanyaan Penelitian... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2. Tujuan Umum………... 4

1.3.3. Tujuan Khusus……… 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Narkoba... 6

2.1.1 Defenisi Narkoba... 6

2.1.2 Defenisi penyalahgunaan Narkoba... 6

2.1.3 Jenis-jenis Narkoba... 6

2.1.4 Narkoba yang sering digunakan beserta efek yang timbul…… 8

2.1.5 Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Narkoba... 12

2.1.6 Dampak penyalahgunaan Nrkoba... 15

2.1.7 Penyalahgunaan Narkoba... 19

2.1.8 Penangulangan masalah Narkoba... 19

2.2. Remaja... 23

2.2.1.Defenisi remaja... 23

2.2.2.Karakteristik perkembangan remaja... 23

BAB III Kerangka Penelitian 3.1.Kerangka Konseptual ... 28

3.2. Defenisi operasional... 29

BAB IV Metodologi Penelitian 4.1.Desain Penelitian... 30

4.2.Populasi dan sampel penelitian... 30

4.2.1. Populasi………... 30

4.2.2. Sampel……… 30

4.3.Lokasi dan Waktu penelitian... 31

4.4.Pertimbangan Etik... 31

4.5.Instrumen Penelitian... 31

4.6.Uji Validitas dan Reliabilitas... 32

4.6.1.Uji Validitas………...………..….. 32

4.6.2.Uji Reliabilitas....………... 33

4.7.Prosedur Pengumpulan data... 33


(9)

BAB VHasil Penelitian dan Pembahasan

5.1. Hasil Penelitian………. 36

5.1.1.Karakteristik Responden………. 36

5.1.2.Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat………. 38

5.2. Pembahasan………... 39

5.2.1. Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat……… 39

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan………... 43

6.2. Saran………..43

6.2.1. Pelayanan Kesehatan……….. 43

DAFTAR PUSTAKA……… 45

LAMPIRAN 1. Inform Consent………. 46

2. Instrumen Penelitian………..47

3. Lembar Etik Penelitian……….. 48

4. Lembar Validitas Instrumen……….. 49

5. Reliabilitas Instrumen………... 50

6. Master Data………... 51

7. Lampiran Print Output SPSS……… 52

8. Lembaran Izin Penelitian dari Fakultas………. 53

9. Lembaran izin Penelitian dari Kelurahan……….. 54

10.Jadwal Tentatif Penelitian……….... 55

11.Taksasi Dana………. 56


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema: Halaman

1. Kerangka konsep faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

5.1.1.Distribusi Frekuensi Data Demografi Faktor – Faktor Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Lingkungan XIV Glugur Kota Kecamatan Medan Barat Medan April

2014 (N = 30)... 37 5.1.2. Distribusi faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada

Remaja diLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota


(12)

ABSTRAK

Judul Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Penulis Nova farida Br Sembiring NIM 101101004

Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik 2014

Penyalahgunaan Narkoba adalah pengunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksut pengobatan, tetapi karena ingin menikmatin sensasi ‘haigh’ yang terdapat di narkotika tersebut, Adapun Faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja bertujuan agar dapat mengetahuin faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja sehingga dapat memberikan dan menerapkan asuhan keperawatan dengan klien penyalahgunaan narkoba. Adapun faktor – faktor penyalahgunaan narkoba tersebut terdiri dari faktor internal (faktor kepribadian, faktor usia, dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu, dan faktor pemecahan masalah) faktor eksternal (faktor keluarga, faktor kelompok teman sebaya, dan faktor kesempatan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat. Penelitian dilakukan dengan studi deskriptif, dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor internal 51,4% denag sub variable faktor pemecahan masalah (19,8%), faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu (18,8), faktor kepribadian (12,8%). Faktor eksternal 48,6%. Dengan sub variable faktor kelompok teman sebaya (18,0)%, faktor kesempatan (16,8%), faktor keluarga (13,8%). Rekomendasi peneliti ialah hendaknya tenaga kesehatan meningkatkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyalahgunaan narkoba serta memberikan pendidikan kesehatan akan dampak narkoba


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Penyalahgunaan narkoba semakin banyak dibicarakan baik dikota besar maupun dikota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia. Peredaran Narkoba sudah sangat mengkhawatirkan sehingga cepat atau lambat penggunaan Narkoba akan menghancurkan generasi bangsa (Joewana, 2005 dalam Purba, Wahyuni, Nasution, & Daulay, 2008).

Narkoba (Narkotika dan obat ) adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat. Narkotika mengandung bahan berbahaya sehinga tidak aman digunakan tanpa adanyaindikasi. Pengguna narkoba akan bertentangan dengan hokum sehingga dapat diberi sangsi bagi penggunanya (Martono & Joewana, 2008).

Penggunaan narkotika di bidang kedokteran dan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan memang dapat dinikmati manfaatnya oleh para ilmuan dan ahli-ahli lain yang profesional. Meningkatnya pemakaian zat tersebut dibidang kemanusiaan dan kemaslahatan umat dibarengi dengan penggunaan untuk keperluan yang cenderung distruktif; bahkan distruktif sama sekali. Penggunaan narkotika tersebut telah menyebar diseluruh kalangan masyarakat akan tetapi masyarakat tidak memanfaatkan zat tersebut untuk pengobatan melainkan untuk menikmatin sensasi ‘high’ yang ada dalam narkotika tersebut, sedangkan para ahli kesehatan dan penelitian menggunakan narkotika untuk maksut pengobatan dan


(15)

penelitian dengan dosis yang telah diukur. Maka dalam hal ini telah terjadi penyalahgunaan narkotika dikalangan masyarakat (Sudarsono, 2008).

Narkotika dan Psikotropika merupakan jenis obat yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Namun pada saat ini zat-zat tersebut banyak disalahgunakan, akibatnya dapat membawa dampak negatif bagi penggunanya (Karsono, 2003).

Berdasarkan hasil survey Badan Narkotika Negara (BNN) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PUSLITKES UI), angka prevelensi penyalahggunaan narkoba pada tahun 2008 sebesar 1,99% atau sekitar 3,3 juta orang dari penduduk Indonrsia. Pada tahun 2010 angka prevelensi tersebut meningkat menjadi 2,21% atau 3,8 juta orang dan diproyeksikan tahun 2015 akan meningkat menjadi 2,8% atau 5,1-5,6 juta orang. Angka prevelensi Sumatera Utara, pada tahun 2010 jumlah penyalahgunaan narkotika mencapai 2,2% dari 12 juta penduduk (BNN, 2012).

Menurut Arifin (2012) jumlah daerah rawan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba itu terdapat 13 wilayah polsek di jajaran Polres Medan dan Polres Pelabuhan Belawan di antaranya 13 wilayah itu ialah Polsek Medan Barat yang meliputi Jalan Yos sudarso, Jalan Krakatau, Jalan Bilal, dan Jalan Glugur (BNN, 2012).

Harbeonangin dikutip dari (Yatim, 1986 dalam Purba, Wahyuni, Nasution, & Daulay, 2008). mengemukakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba yaitu faktor internal (faktor kepribadian, faktor inteligesia, faktor usia, dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu,


(16)

pemecahan masalah), faktor eksternal (faktor keluarga, faktor kelompok teman sebaya, dan faktor kesempatan).

Sinaga (2007) melaporkan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan Narkoba pada remaja adalah teman sebaya (78,1%). Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh teman kelompoknya sehingga remaja mengunakan narkoba. Hasil penelitian ini relevan dengan studi yang dilakukan oleh Hawari (1990) yang memperlihatkan bahwa teman kelompok yang menyebabkan remaja memakai Narkoba mulai dari tahap coba-coba sampai ketagihan (Purba, Wahyuni, Nasution, Daulay, 2008).

Remaja merupakan priode transisi perkembangan antara masa kanak- kanak dengan masa dewasa, yang melibatakan perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional (Yusuf, 2012).

Remaja mempunyai pola serupa dengan orang dewasa. Umumnya penyalahgunaan narkoba pada remaja bersifat hedonistic, yaitu bertujuan mencari kesenangan atau kenikmatan. Mereka ingin menikmatin rasa ‘high’ atau rasa mabuk. Alasan lain adalah ingin bebas atau lepas dari sters, beban, dan masalah.

Melihat angka penyalahgunaan narkoba semakin tinggi menimbulkan berbagai dampak antara lain terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja, intoksikasi, overdosis, gejala putus zat, berulang kali kambuh, gangguan prilaku, gangguan kesehatan, kendornya nilai-nilai, masalah ekonomi dan hukum (Martono & Joewana, 2008).

Oleh karena faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Narkoba pada pada remaja dan dampak yang ditimbulkan oleh bahaya penyalahgunaan dan jumlah


(17)

populasi yang semakin meningkat akibat penyalahgunaan narkoba maka mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut faktor – faktor penyebab penyalahgunaan narkoba di daerah rawan penyalahgunaan tepatnya di Lingkungan XIV, Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

1.2 Pertanyaan Penelitian

Apakah faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV, Kelurahan Glugur Kota, Kecamatan Medan Barat.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat.

1.3.2. Tujan Khusus

1. Mengetahui faktor internal tertinggi terhadap penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Mesan Barat 2. Mengetahui faktor eksternal tertinggi terhadapa penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi instansi pemerintah atau lembaga terkait seperti LSM dan masyarakat serta tim Kesehatan.

Dapat digunakan sebagai bahan masukan terhadap pelaksanaan program-program kesehatan yaitu penyuluhan tentang penyalahgunaan narkoba pada remaja.


(18)

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perawatan dalam mengenali berbagai faktor penyebab penyalahgunaan narkoba pada remaja sehingga mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah penyalahgunaan narkoba.

3. Bagi pendidik keperawat

Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pendidik dan peserta didik dalam mengenal faktor penyebab penyalahgunaan narkoba. 4. Bagi penelitian keperawatan.

penelitian ini dapat digunakan menjadi sumber data awal bagi penelitian


(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 2.1. Narkoba

2.1.1 Definisi Narkoba

Narkoba adalah (narkotika dan obat/bahan berbahaya) adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat. yang dimaksud dengan bahan berbahaya adalah bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan dan penggunaannya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum (illegal) (Martono & Joewana, 2008).

Narkoba (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat tersebut (Hidayat, 2005).

2.1.2 Definisi Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya.karena pengaruhnya itu narkoba disalahgunakaan (Martono & Joewana, 2008).

Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan narkoba yang bersifat patologis, paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam perkerjaan dan fungsi sosial (Sumiati, 2009).

2.1.3 Jenis-jenis narkoba 1.Narkotika


(20)

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut potensi menyebabkan ketergantungannya, narkotika dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

a. Narkotika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan untuk terapi. Contoh: heroin, kokain, dan ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

b. Narkotika golong II berpotensi tinggi menyebabkan ketegantungan dan digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh: morfin dan petidin. c. Narkotika golongan III berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan

banyak digunakan dalam terapi. Contoh: kodein (Martono & Joewana, 2008).

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat. Baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Menurut potensi menyebabkan ketergantungannya, psikotropika dikelompokkan menjadi:

a. Psikotropika golongan I: amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi),LSD, dan STP.

b. Psikotropika golongan II: kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan pada terapi secara terbatas. Contoh: amfetamin, Metamfetamin (sabu), fensiklidin (PCP), dan ritalin.


(21)

c. Psikotropika golongan III: potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentobarbital, flunitrazepam.

d. Psikotropika golongan IV: potensi ringan menyebabkan ketergantungan, dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh: diazepam, dan nitrazepam. (Nipam, pil BK, DUM, MG) (Martono & Joewana, 2008).

3. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah: Zat atau bahan aktif bukan narkotika dan psikotropika yang bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan. Yang termasuk zat adiktif adalah :

1. Minuman alkohol: Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Ada 3 golongan minuman :

1. Golongan A: Kadar etanol 1-5% (bir)

2. Golongan B : Kadar etanol 5-20% (berbagai minuman alcohol)

3. Golongan C: Kadar etanol 20-45% (Whisky, vodka, manson house, johny).

2.1.4 Narkoba yang sering disalahgunakan beserta efek yang ditimbulkan 1. Opioida (morfin, heroin, putaw, dan lain-lain)

Segolongan zat dengan daya kerja serupa, ada yang alami, sintetik, dan semi sintetik. Opioida alami berasal dari getah opium poppy (opiat), seperti mortin, opium, dan kodein .Contoh opioida semi sintetik adalah heroin/putauw dan metadon fentanyl (china white).


(22)

Potensi menghasilkan nyeri dan menyebabkan ketergantungan heroin adalah sepuluh kali lipat dibanding morfin dan kekuatan opoida sintetik 400 kali lipat dan kekuatan morfin.

Cara pemakaiannya adalah disuntikan ke dalam pembuluh darah atau di hisap melalui hidung setelah dibakar. Pengaruh jangka pendek : “hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, munculnya rasa nyaman (eforik) diikuti perasan seperti mimpi dan rasa mengantuk ,dan pemakai dapat meninggal karena overdosis”.

Pengaruh jangka panjang : “ketergantungan (gejala putus zat,toleransi). Dapat timbul komplikasi, seperti sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi karena pemakaian jarum suntik yang tidak steril timbul abses, hepatitis B/C yang merusak hati dan penyakit HIV/AIDS yang merusak kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi dan akhirnya menyebabkan kematian”.

2. Ganja (marijuana, cimeng, gelek, hasis)

Ganja mengandung THC (tetrahydro-cannabinol) yang besifat psikoaktif. Ganja yang dipakai berupa tanaman kering yang dirajang ,dilinting, dan disulut seperti rokok. Menurut Undang-Undang ,ganja tergolong narkotik golongan I.

Segera setelah pemakain muncul cemas, rasa gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan halusinasi dan berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering, dan selera makan meningkat.

Pengaruh jangka panjang : daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian kesekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun,


(23)

mengurangi kesuburan, peradangan jalan nafas, aliran darah ke jantung berkurang dan terjadi perubahan pada sel-sel otak.

3. Kokain (kokain, crack, daun koka, pasta koka)

Kokain berasal dari tanaman koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Menurut Undang-Undang, kokain termasuk narkotika golongan I. Kokain berbentuk Kristal putih. Nama jalanannya adalah koka, happy dust, Charlie, srepet, snow/salju putih. Digunakan dengan cara disedot melaluin hidung, dirokok, atau disuntikkan. Kokain dengan cepat menyebabkan ketergantungan.

Segera setelah pemakaian :rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil (seperti ada serangga merayap), waham/curiga (paranoid). Pengaruh jangka panjang: kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak, dan terjadi gangguan jiwa (psikotik).

4. Golongan Amfetamin (amfetamin, ekstasi, sabu)

Golongan amfetamin termasuk stimulansia susunan saraf pusat. Disebut juga upper, amfetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan karena dapat mengurangi rasa lapar, atau mengurangin rasa kantuk harus begadang. Amfetamin cepat menyebabkan ketergantungan .

Termasuk golongan amfetamin adalah MDM (ekstasi, XTC, ineks) dan metamfetamin (sabu), yang banyak disalahgunakan. Berbentuk pil warna-warni (ekstasi) atau kristal putih (sabu) amfetamin disebut disainer drug karena dibuat dalam laboratorium gelap yang kandunganya adalah campuran berbagai jenis zat.


(24)

Remaja dan orang dewasa muda dari bebagai kalangan mengunakan ekstasi dan sabu untuk bersenang –senang.

Cara pemakaian : diminum (ekstasi), dihisap melalui hidung (sabu), atau disuntikka n atau dihisap memakai sedotan. Pengaruh jangka pendek : “Tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa nyaman, dan meningkatkan keakraban. Akan tetapi, setelah itu, muncul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, haus, rahang kaku dan bergerak-gerak dan badan gemetar serta dapat terjadi gangguan jiwa). Pengaruh jangka panjang : “kurang gizi, anemia, penyakit jantung dan gangguan jiwa psikotik”.

5. Golongan Halusinogen: Lysergic Acid (LSD)

LSD menyebabkan halusinasi (khayalan) dan termasuk psikotropika golongan I. Nama yang sering digunakan adalah acid, red dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, tabs. Bentuknya seperti kertas beukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar atau berbentuk pil dan kapsul. Cara pemakainnya adalah dengan meletakkan LSD pada lidah.

Pengaruh LSD tak dapat diduga. Sensasi dan perasaan berubah secara dramatis, dengan mengalami flashback atau bad trips (halusinansi/penglihatan semu) berulang tanpa peringatan sebelumnya. Pupil melebar, tidak bias tidur, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah naik, koordinasi otot terganggu dan tremor dapat merusak sel otak, gangguan daya ingat dan pemusatan perhatian yang diikuti meningkatnya resiko kejang, serta kegagalan pernafasan dan jantung.


(25)

Contoh Sedativa dan hipnotik adalah Lexo, nipam, pil BK, MG, DUM dan Rohyp yang termasuk psikotropika golongan III dan IV dan digunakan dalam pengobatan dengan pengawasan. Tidak boleh diperjualbelikan tanpa resep dokter.

Orang minum obat tidur atau pil penenang untuk menghilangkan stres atau gangguan tidur. Memang stres berkurang atau hilang sementara tetapi persoalan tetap saja ada. Pengaruhnya sama dengan alkohol, yaitu menekan kerja otak dan aktifitas organ tubuh lain (depresan). Jika diminum bersama alkohol akan meningkatkan pengaruhnya, sehingga dapat terjadi kematian. Segera setelah pemakaian : Muncul perasaan tenang dan otak-otak mengendur. Pada dosis lebih tinggi : tertekannya pernapasan, koma, dan kematian. Pada pemakaian jangka panjang: gejala ketergantungan (Martono & Joewana, 2008).

2.1.5 Faktor –faktor penyebab penyalahgunaan Narkoba

Harboenangin dikutip dari (Yatim,1986 dalam Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008). Mengemukakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu Narkoba yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

a. Faktor Keperibadian

Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini lebih cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengespresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk memecahkan masalah secara


(26)

adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri

b. Inteligensia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensia pecandu yang datang untuk melakukan konseling di klinik rehabilitasi pada umumnya berada pada taraf di bawah rata-rata dari kelompok usianya.

c. Usia

Mayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasanya remaja menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang membutuhkan pengakuan, dan identitas dan kelabilan emosi, sementara pada usia yang lebih tua, Narkoba digunakan sebagai obat penenang.

d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu

Narkoba dapat memberikan kenikmataan yang unik dan tersendiri. Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu atau ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-teman sebayanya. Lama kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang utama.

e. Pemecahaan Masalah

Pada umumnya para pecandu Narkoba menggunakan Narkoba untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena pengaruh Narkoba dapat menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada permasalahan yang ada.

2. Faktor Eksternal


(27)

Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab seseorang menjadi pengguna Narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim UKM Atma jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada tahun 1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya terlibat penyalahgunaan Narkoba, yaitu:

1. Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan Narkoba.

2. Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya ayah bilang iya, ibu bilang tidak).

3. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara saudara.

4. Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.

5. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.


(28)

6. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasaan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berprilaku seperti kelompok itu. Peer group terlibat lebih banyak dalam delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan seseorang dalam menggunakan obat-obatan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya ketergantungan fisik dan psikologis.

c. Faktor Kesempatan.

Ketersediaan Narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat disebut sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar Narkoba internasional, menyebabkan obat-obat ini mudah diperoleh. Bahkan beberapa medis masa melaporkan bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya disekolah-sekolah, termasuk di Sekola Dasar (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

2.1.6 Dampak Penyalahgunaan Narkoba 1. Bagi diri sendiri

a) Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja:

1. Daya ingat sehingga mudah lupa; 2. Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi;


(29)

3. Persepsi sehingga memberi perasaan semu/khayal;

4. Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot,

persahabatan rusak, serta minat dan cita-cita semula padam

b)Intoksikasi (keracunan), yakni gejala yang timbul akibat pemakain Narkoba dalam jumlah yang cukup, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung pada jenis, jumlah, dan cara penggunaan. Istilah yang sering dipakai pecandu adalah ‘pedauw’, fly, mabuk, teller dan high.

c) Overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena ‘terhentinya pernafasan’ (heroin) atau pendarahan otak (amfetamin, sabu). OD terjadi karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.

d)Gejala putus zat, yakini gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya. Berat atau ringannya gejala tergantung pada jenis zat, dosis,dan lama pemakaian.

e) Berulang kali kambuh, yakni ketergantungan menyebabkan ‘craving’ (rasa rindu pada Narkoba), walaupun telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya, kawan-kawan, suasana, dan tempat-tempat penggunaannya dahulu mendorong untuk memakai Narkoba kembali. Itulah sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.

f) Gangguan perilaku/mental-sosial, yakni acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, muda h tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama terganggu. Terjadi perubahan mental : gangguan


(30)

pemusatan perhatian, motivasi belajar/bekerja lemah, ide paranoid, dan gejala ‘parkinson’.

g) Gangguan kesehatan, yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS (40-50%), penyakit kulit dan kelamin; kurang gizi, penyakit kulit, dan gigi berlubang.

h)Kendornya nilai-nilai, yakni mengendornya nilai-nilai kehidupan agama-sosial-budaya, seperti perilaku seks bebas dengan akibatnya (penyakit kelamin, kehamilan tak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain.

i) Masalah ekonomi dan hukum, yakni pecandu terlibat hutang, karena berusaha memenuhi kebutuhan akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masi sekolah, uang sekolah digunakan untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah. Jika bekerja, ia akan terancam putus hubungan kerja. Mungkin juga ia ditahan polisi atau bahkan di penjara.

2. Bagi keluarga

Suasana nyaman dan tenteram terganggu. Keluarga resah karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, hidup semaunya, dan asosial. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan anak. Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau mengangur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa


(31)

sebab pengeluaran uang meningkat karena pemakaian Narkoba atau karena anak harusberulang kali dirawat, bahkan mungkin mendekam di penjara. Keluarga harus menanggung beban social - ekonomi ini.

3. Bagi sekolah

Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahgunaan mengganggu terciptanya suasana belajar-mengajar. Prestasi belajar turun drastis, tidak saja bagi siswa yang berprstasi, melainkan juga mereka yang kurang berprestasi atau ada gangguan perilaku, Penyalahgunaan Narkoba berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna Narkoba membolos lebih besar dari pada siswa lain.

Penyalahgunaan narkoba berhubungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang menganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, atau meningkatkan perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak di antara mereka menjadi pengedar atau mencuri barang milik teman.

4. Bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara

Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok Narkoba. Terjalin hubungan pengedar atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh karena itu, sekali pasar terbentuk, sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan Narkoba tidak memiliki daya tahan dan kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak


(32)

produktif dan kejahatan meningkat; belum lagi sarana/prasarana yang harus disediakan (Martono & Joewana, 2008).

2.1.7 Penyalahgunaan Narkoba

Terjadinya kecanduan atau ketergantungan, yang berkaitan gangguan pada kesehatan jasmani, kejiwaan, dan fungsi sosialnya. Ketergantungan tidak berlangsung seketika, terapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan. Adapun beberapa tahap dan pola pemakain narkoba sebagai berikut.

1. Pola coba-coba, karena iseng atau ingin tahu. Pengaruh kelompok sebaya sangat besar, yaitu teman dekat atau orang lain yang menawarkan atau membujuk untuk memakai narkoba.

2. Pola pemakaian sosial, yaitu pemakaian narkoba untuk kepentingan pergaulan (kumpul, acara tertentu ) dan keinginan untuk diakui atau diterima kelompoknya.

3. Pola pemakaian situasional, yaitu karena situasi tertentu, seperti kesepian dan stress. Tahapan ini disebut tahap instrumental, karena dari pengalaman pemakaian sebelumnya, disadari bahwa narkoba dapat menjadi alat untuk memengaruhi atau memanipulasi emosi dan suasana hati.

4. Pola habituasi (kebiasaan) telah mencapai tahap pemakaian teratur atau sering. Terjadi perubahan faal tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti teman pecandu. Kebiasaan, pakaian, pembicaraan, dan lain-lain berubah.

5. Pola ketergantungan (kompulsif) dengan gejala khas, yaitu timbulnya toleransi dan atau gejala putus zat. Ia berusaha untuk selalu peroleh Narkoba dengan berbagai cara (Martono & Joewana, 2008).


(33)

2.1.8 Penanggulangan Masalah Narkoba

Penanggulangan masalah Narkoba dilakukan mulai dari pencegahan, pengobatan sampai pemulihan (rehabilatasi).

1) Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan:

a) Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang Narkoba b) Deteksi dini perubahan perilaku

c) Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada narkoba”

1) Pengobatan

Terapi pengobatan bagi klien narkoba misalnya dengan detoksifikasi.

Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara yaitu:

a) Detoksifikasi tanpa substitusi

Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat yang mengalami gejala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.

b) Detoksifikasi dengan substitusi

Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna sedative - hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti


(34)

sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.

2) Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna narkoba yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasai yang disediakan harus memilki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001).

Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan Narkoba menjalani program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medis selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan (pasca detoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari, 2003).

Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama Karena tergantung pada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas, dan sarana penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari (2003), bahwa setelah klien mengalami perawatan selam 1 minggu menjalani program terapi dan dilanjutkan dengan pemantapan terapi selama 2 minggu maka klien tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Sedangkan lama rawat di unit rehabilitasi berdasarkan


(35)

parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin saja bisa sampai 2 tahun.

Berdasarkan pengertian dan lama rawat di atas, maka perawatan di ruang rehabilitasi tidak terlepas dari perawatan sebelumnya yaitu di ruang detoksifikasi (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

4. Jenis program rehabilitasi

a. Rehabilitasi psikososial

Merupakan persiapan untuk kembali ke masyarakat (reanty program). Oleh karena itu, klien perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan misalnya dengan berbagai kursus atau balai latihan kerja di pusat-pusat rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan bila klien selesai menjalani program rehabilitasi dapat melanjutkan kembali sekolah/kuliah atau bekerja.

b. Rehabilitasi kejiwaan

Dengan menjalani rehabilitasi diharapkan agar klien rehabilitasi semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau pun dengan kata lain sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan, sehingga mmereka dapat bersosialisasi dengan sesama rekannya maupun personil yang membimbing dan mengasuhnya. c.Rehabilitas komunitas

Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mererka yang tinggal dalam satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai konselor.


(36)

Rehabilitasi keagamaan masih perlu di lanjutkan karena waktu detoksifikasi tidak cukup untuk memulihkan klien rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

2.2. Remaja

2.2.1 Definisi remaja

Menurut Invensionis dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis, kami mendefinisikan remaja (adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio - emosional (Santrock, 2007).

Menurut Hall, masa remaja yang usianya berkisar antara 12 hingga 23 tahun diwarnai oleh pergolakan. Pandangan badai - dan - stres (storm – and - stress view) adalah konsep dari Hall yang menyatakan bahwa remaja merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati (Santrock, 2007).

2.2.2 Karakteristik Perkembangan Remaja

Karakteristik perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian, perkembangan kesadaran beragama.

Perkembangan fisik pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini tampak jelas pada pertambahan tinggi tubuh yang pesat (growth spurt) yang terkait dengan perkembangan remaja berlangsung kurang lebih dua tahun lebih


(37)

awal pada perempuan dibanding pada laki-laki (Susman & Rogol, 2004). Disamping meningkatknya tinggi perubahan lainya ialah perubahan lebar pinggul dan bahu. Pada perempuan, perubahan pinggul yang sangat pesat berkaitan dengan meningkatnya hormon estrogen. pada laki-laki, melebarnya bahu berkaitan dengan hormon testosteron, kematangan seksual pada laki-laki mengikuti urutan tertentu : membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut kemaluan yang halus; perubahan suara yang tidak terlalu kentara; ejakulasi pertama (spermarche - hal ini biasanya berlangsung melaluin mimpi basah); tumbuhnya rambut kemaluan yang keriting; tumbuhnya rambut wajah; dimulainya pertumbuhan yang maksimum; tumbuhnya rambut di ketiak; perubahab suara yang lebih ketara. Tiga tanda kematangan seksual yang paling menyolok pada laki-laki adalah panjangnya penis, perkembangan testis, dan tumbuhnya rambut di wajah. Pada perempuan, membesarnya payudara atau terjadinya menstruasi tumbuhnya rambut kemaluan, tumbuhnya rambut diketiak. Seiring dengan perubahan ini, tubuh perempuan bertambah tinggi, pinggul melebar dari pada bahunya (Santrock, 2007).

Menurut teori Piaget, perkembangan kognitif remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja secarah aktif mengonstruksikan dunia kognitif sendiri; dengan demikian informasi-informasi dari lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja mengorganisasikan pengalam-pengalamannya, memisahkan gagasan pentinga dari gagasan-gagasan yang tidak penting dan menggabungkan gagasan-gagasan-gagasan-gagasan itu satu sama


(38)

lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang melibatkan gagasan - gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka. Pada remaja tingkat kognitifnya pada tahap operasional dimana karakteristik yang paling menonjol adalah sifatnya yang lebih abstrak dibanding pemikiran operasi konkret. Kualitas abstrak dari pemikiran di tahap operasi formal pada remaja terbukti di dalam kemampuan mereka untuk memecahkan masalah secara verbal (Santrock, 2007).

Perkembangan emosi, masa remaja dinyatakan sebagai badai emosional (Hall, 1904). Meskipun demikian tidak dapat di sangkal bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa dimana fluktuasi emosi (naik dan turun) berlangsung lebih sering (Ronsenblum & Lewis, 2003). Pertumbuhan fisik, terutama organ – organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan - perasaan dan dorongan - dorongan baru yang dialami sebelumya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaksi yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasional. Remaja muda dapat merasa sebagai orang yang bahagia diperistiwa atau situasi yang menyenangkan bagi remaja dan kemudian merasa orang yang paling malang di saat peristiwa dan situasi yang tidak diinginkan. Dalam hal ini banyak remaja tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sebagai akibatnya, banyak mereka rentan untuk mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya, yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah seperti kesulitan akademis, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja atau ganguan makan.


(39)

Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendaliakan emosinya dengan mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima (Santrock, 2007).

Perkembangan sosial

Pada masa remaja berkembang “social cognition “ yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat - sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalani hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya), baik melalui persahabatan maupun percintaan (pacaran) (Dhalan, 2012).

Perkembangan moral menurut Lapsley, (2005), memiliki tiga dimensi yaitu pikiran, perilaku, dan perasaan. Baru-baru ini muncul minat baru terhadap dimensi keempat, yaitu kepribadian. Piaget maupun Kohlberg beranggapan bahwa relasi dengan kawan sebaya merupakan konteks yang penting bagi perkembangan moral. Disamping itu pengalaman remaja di dalam keluarga dan sekolah juga merupakan konteks yang penting bagi perkembangan moral. Pengasuhan orang tua dengan disiplin dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan remaja terhadap orang lain serta peraturan-peraturan sekolah dan kelas dapat melahirkan moral yang baik terhadap remaja, oleh karena itu mereka sudah lebih mengenal tentang nilai - nilai moral atau konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan (Santrock, 2007).

Perkembangan kepribadian, kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap dan kebiasaan yang mengasilkan tingkat konsistensi respon individu


(40)

yang beragam (piknus, 1976). Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial, kognitif, dan nilai-nilai (Dhalan, 2012).

Perkembangan kesadaran beragama, Masa remaja dapat menjadi titik waktu yang secara khusus penting dalam perkembangan religius (Oser,Scarlett,& Bucher, 2006). Bahkan apabila anak anak diindiktrinasikan kognitifnya sudah maju, mereka dapat mulai mempertanyakan kembali keyakinan-keyakinan religiusnya mana yang benar. Pada tahap ketiga atau usia 14 hingga sisa masa remaja, pemikiran remaja mengungkapkan pemahaman religius yang lebih abstrak, hipotetis. Sebagai contoh, seorang remaja menyatakan bahwa “Tuhan itu suci dan di dunia itu penuh dosa” (Santrock, 2007).


(41)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep

Kerangka penelitian ini menggambarkan faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja.

Skema 1: Kerangka Konseptual faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat.

KETERANGAN

Diteliti :

Faktor- faktor penyalahgunaan Narkoba

Faktor Internal

1. Faktor Kepribadian 2. Faktor Usia 3.Faktor dorongan Kenikmatan dan perasaaningin tahu 4. Pemecahan masalah

Faktor Eksternal

1. Faktor Keluarga 2. Faktor Kelompok

teman sebaya 3. Faktor Kesempatan


(42)

3.3. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Faktor- faktor penyalahgunaan Narkoba adalah alasan yang dapat dikatakan sebagai “pemicu” seseorang dalam penyalahgunaan narkoba yang terdiri dalam faktor ekternal dan internal di Lingkungan XIV, Glugur Kota, Kecamatan Medan Barat. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri.

1. Faktor Kepribadian 2. Faktor Inteligensia 3. Faktor Usia

4. Faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu 5. Pemecahan masalah

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar Individu.

1. Faktor Keluarga 2. Faktor Kelompok

teman sebaya 3. Faktor Kesempatan

kuesioner a. Sangat Setuju = 4 b. Setuju = 3

c. Tidak

setuju = 2

d.Sangat

Tidak Setuju = 1

Ordinal


(43)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba pada remaja.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja dengan penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat.

4.2.2. Sampel

Jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah jumlah sampel minimal yaitu 30 orang dengan penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat (Sugiyono, 2006).

Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007).

Adapun kriteria sampel adalah sebagai berikut:

a. Remaja yang berusia 13-23 tahundi Lingkungan XIV Kelurahan Glugur kota Kecamatan Medan Barat.


(44)

b. Bersedia menjadi responden c. Dapat menulis dan membaca

d. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik .

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat di Medan direncanakan bulan Februari sampai dengan Maret 2014.

4.4. Pertimbangan Etik

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, responden diberikan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta menjadi sampel dalam penelitian ini kemudian responden membaca serta memahami isi surat persetujuan terlebih dahulu sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden terlibat dalam penelitian sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak lain. Semua responden akan dilindungi bagi semua kemungkinan dan berbagai resiko yang timbul akibat penelitian ini. Penelitian ini akan merahasiakan identitas pribadi responden, serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh penelitiberdasarkan tinjauan pustaka dengan bentuk pertanyaan tertutup sehingga responden hanya perlu untuk memberikan jawaban berupa tandachecklist(√) pada jawaban yang sesuai pada kuesioner.


(45)

Kuesionerdibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Kuesioner data demografi remaja yang meliputi inisial, usia, jenis kelamin, agama, narkoba yang digunakan, frekuensi penggunaan, waktu menggunakan, pendidikan, dan uang saku.

2. Kuesioner faktor - faktor penyalahgunaan Narkoba berisi 30 pernyataan negatif, penyataan nomor 1 sampai l5 adalah pernyatan untuk faktor internal yang terdiri dari 5 Pernyataan kepribadian, 5 pernyataan faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu, 5 pernyataan faktor pemecahan masalah, dan nomor 16 samapai 30 adalah pernyataan eksternal yang terdiri dari 5 pernyataan faktor keluarga, 5 pernyataan faktor kelompok teman sebaya, 5 pernyataan faktor kesempatan.kuesioner penelitian ini merupakan bentuk pernyataan yang mengunakan skala Likert.

Kuesioner disajikan dalam bentuk pernyataan negatif dengan empat pilihan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju(TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju(STS) = 1.Skor tertinggi pada setiap faktor pernyataanadalah 20 dan terendah adalah 5. Sehingga skor tertinggi keseluruhan faktor – faktor penyalahgunaan Naroba dari 30 peryanyataan adalah 120 dan terendah adalah 30

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test


(46)

tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Setiadi, 2007).

Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas dalam penelitian ini telah dilakukan uji validitas isi dan dikonsultasikan kepada 3 pakar dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dengan memberi skor pada setiap item peryataan.Kuesioner penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dengan nilai validitas yaitu 1.Sesuai dengan pernyataan Polit & Hungler (1995) sesuatu instrument dikatakan valid apabila nilai validitasnya diatas 0,70.

4.6.2. Uji Realibilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel (Arikunto, 2010).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha.Uji reliabilitas di lakukan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan dilakukan kepada 30 responden yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien dari instrumenpenelitian yang di uji reliability dengan Cronbach’ alpha pada pertanyaan faktor – faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja didapatkan


(47)

0,928. Menurut Polit & Hungler,kuesioner dikatakan reliabel jika koefisien alpha 0,7 atau lebih dari 0,7.

4.7. Prosedur Pengumpulan data

Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian pada ketua program pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara). Kemudian mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ketempat penelitian. Setelah mendapat izin dari Badan Penelitian Dan Pengembangan kota Medan dilanjutkan kepada Camat Medan Baratbeserta Lurah Glugur Kotadan Kepala Lingkungan XIV di Medan, kemudian peneliti membuat janji pada salah satu remaja yang menggunakan narkoba di lingkungan tersebut untuk mengumpulkan remaja penyalahgunaan narkoba lainnya yang masi di ruanglingkup lingkungan tersebut. Setelah itupeneliti melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan. Sebelum pengisian kuesioner, calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangi surat persetujuan, kemudian responden mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti selama 20 menit dengan cermat dan tidak ada hal yang terlewatkan, pengisian kuesioner diisi oleh responden didampingi oleh peneliti. Selanjutnya data dikumpulkan untuk di analisa.

4.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu dengan melihat persentase data faktor – faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja dilingkunganXIV


(48)

Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat,setelah semua data kuesioner penelitian dikumpulkan kemudian masuk kepada tahap analisis data, yaitu :

1. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2. Coding, merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

3. Dataentry, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

Penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi frekuensi faktor – faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja.


(49)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian serta mengenai faktor – faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat .

5.1. Hasil penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian diuraikan gambaran data demografi responden yang terdiri dari inisial, usia, jenis kelamin, agama, narkoba yang digunakan, berapa kali pemakain dalam sebulan, waktu penggunaan, pendidikan, dan uang saku.

5.1.1 Karakteristik responden

Dari 30 remaja yang ditemui dilingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat Medan, yang menjadi responden penelitian, maka didapatkan data demografi denganusia 18- 20 tahun sebanyak 17 orang. Jenis kelamin laki – laki sebanyak 29 orang. Agama islam sebanyak 27 orang, Narkoba yang digunakan berupaganja sebanyak 17orang. Pemakaian ≥ 8 kali dalam

sebulan sebanyak 23 orang. Waktu penggunaan malam sebanyak 9 orang.Pendidikan SMP sebanyak 15 orang, Uang saku ≤ Rp.1.000.000. sebanyak 26.


(50)

Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Faktor – Faktor Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Lingkungan XIV Glugur Kota Kecamatan Medan Barat Medan April 2014 (N = 30)

Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia

a. 15 – 17 Tahun b. 18 – 20 Tahun c. 21 – 22 Tahun Jenis Kelamin

a. Laki – laki

b. Perempuan Agama a. Islam b. Kristen c. Budha d. Hindu

Narkoba yang digunakan

a. Ganja

b. Sabu

c. Sabu dan ganja d. Lain – lain

Jumlah pemakaian dalam sebulan a. ≤ 3 kali pemakaian

b. 4 – 8 kali pemakaian c. ≥ 8 kali pemakaian Waktu penggunaan narkoba

a. Pagi

b. Siang

c. Sore

d. Malam

e. Sore dan malam

f. Pagi dan malam

Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. Kuliah Uang saku

a. ≤ Rp 1.000.000,- b. ≥ Rp 1.000.000,-

9 17 4 29 1 27 2 0 1 17 8 3 5 5 2 23 5 4 7 9 4 1 1 15 12 2 26 4 30 56,67 13,3 96,67 3,3 90 6,67 0 3,3 56,67 26,67 10 16,67 16,67 6,67 76,67 16,67 13,3 23,3 30 13,3 3,3 3,3 50 40 6,67 86,67 13,3


(51)

5.1.2. Faktor –Faktor Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor –faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor pemecahan masalah (19,8%), faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu (18,8%), faktor kelompok teman sebaya (18,0%), faktor kesempatan (16,8%),faktor keluarga (13,8%), dan faktor kepribadian negatif (12,8%).

Tabel 5.1.3. Distribusi faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja diLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat (N=30) Faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja Persentase %

Faktor Internal

Faktor pemecahan masalah

Faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu Faktor kepribadian

Total Internal Faktor Eksternal

Faktor kelompok teman sebaya Faktor kesempatan Faktor keluarga Total Ekstenal 19,8 18,8 12,8 51,4 18,0 16,8 13,8 48,6


(52)

5.2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja diLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat.

5.2.1. Faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja diLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Dari hasil penelitian diperoleh faktor internal pertama yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat yang terbanyak adalah faktor pemecahan masalah (19,8%). Pada umumnya para pecandu Narkoba menggunakan Narkoba untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena pengaruh Narkoba dapat menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada permasalahan yang ada. (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

Faktorinternal yang kedua mempengaruhi penyalahgunaan narkoba pada remajadiLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamayan Medan Barat adalah faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu (18,8%). Narkoba dapat memberikan kenikmataan yang unik dan tersendiri. Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu atau ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-teman sebayanya. Lama kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang utama. (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

Faktor internal yang ketiga yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba diLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor kepribadian negatif (12,8%). Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku


(53)

ini. Hal ini lebih cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengespresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

Faktor ekstenal yang pertama yang mempengaruhi penyalagunaan narkoba pada remajadiLingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatn Medan Barat adalah faktor kelompok teman sebayak (18,0%). Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berprilaku seperti kelompok itu. Peer group terlibat lebih banyak dalam delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan seseorang dalam menggunakan obat-obatan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya ketergantungan fisik dan psikologis. (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

Sinaga (2007) melaporkan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba adalah teman sebaya (78,1%). Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh teman kelompoknya sehingga remaja menggunakan narkoba. Hasil penelitian ini relevan dengan studi yang dilakukan oleh Hawari (1990).


(54)

Faktor eksternal yang kedua yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba pada remaja diLingkungan XIV Kelurahan Glugur kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor kesempatan (16,8% ). Ketersediaan Narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat disebut sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar Narkoba internasional, menyebabkan obat-obat ini mudah diperoleh. Bahkan beberapa medis masa melaporkan bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya disekolah-sekolah, termasuk di Sekola Dasar (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).

Faktor eksternal yangketiga keluarga yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat adalah faktor keluarga (13,8%). Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab seseorang menjadi pengguna Narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim UKM Atma jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada tahun1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya terlibat penyalahgunaan Narkoba, Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan Narkoba, Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya ayah bilang iya, ibu bilang tidak).Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara saudara.Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang


(55)

tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasaan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu. (Purba, Wahyuni, Nasution & Daulay, 2008).


(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibuat kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan . dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden remaja penyalahgunaan narkoba di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat menggambarkan faktor – faktor penyalahgunaan narkoba. Didalam kerangka penelitian ini dibagi atas dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.faktor internal yaitu pemecahan masalah (19,8%), faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin tahu (18,8%), faktor kepribadian (12,8%). Faktor eksternal faktor kelompok teman sebaya (18,0%), faktor kesempatan (16,8%), faktor keluarga (12,8%).

Dari penelitian dapat disimpulkan faktor internal dan eksternal yang paling tinggi untuk penyalahgunaan narkoba pada remaja adalah faktor internal : faktor pemecahan masalah, faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingah tahu,faktor kepribadian, faktor eksternal : faktor kelompok teman sebaya, faktor kesempatan, faktor keluarga.

6.2. Saran

6.2.1. Pelayanan Kesehatan

Hendaknya pelayanan keperawatan mengetaui faktor – faktor yang paling mempengaruhin remaja menggunakan narkoba sehingga dapat mengkaji klien


(57)

dengan penyalahgunaan narkoba lebih baik lagi dan tetap memberikan pendidikan kesehatan tentang dampak penyalahgunaan narkoba pada setiap remaja atau semua golongan masyarakat dan memberi terapi pada klien penyalahgunaan dengan tepat sehingga pencegahan dan pemulihan klien dapat teratasin dengan cepat sehingga penggunaan narkoba dapat menurun.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

BER, Antara. (2012). Ada 73 lokasi rawan peredaran narkoba di Medan.

Karsono, Edy. (2004). Mengenal kecanduan narkoba & minuman keras, Bandung: CV Yrama Widya.

LN, Syamsu, Yusuf. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja edisi 13 November 2012, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Martono, Ludia Harlina dan Joewana, S. (2008). Membantu pemulihan pecandu narkoba dan keluarganya, Jakarta: Balai Pustaka.

Purba, Jenny, et all. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa, Medan: Usu press.

Santrock, John, W. (2007). Remaja edisi 11, Jakarta: Erlangga.

Setiadi. (2007). Konsep & penulisan riset keperawatan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarsono. (2012). Kenakalan remaja : prevensi, rehabilitasi, dan resosialisasi,

Jakarta: PT Asdi Mahastya.

Sumiati, Dinarti, dkk. (2009). Asuhan keperawatan pada klien penyalahgunaan & ketergantungan NAPZA, Jakarta: CV Trans Info Media.

Widyastuti, Indra. (2012). 2015, pengguna narkoba 5,6 juta.


(59)

id=249412:2015-pengguna-narkoba-56-juta-&catid=59:kriminal-a-hukum&itemid=91.


(60)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Oleh :

Nova Farida Br Sembiring

Saya adalah mahasiswa Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk Menggambarkan Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk

mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan :

No. Respoden : ………. (diisi oleh peneliti)

Kode : Tanggal :


(61)

KUESIONER PENELITIAN

Inisial : Kode responden :

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Pada pertanyaan yang terdapat kotak, dijawab dengan cara di checklist() dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada bagian yang kosong.

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan saudara/i yang sebenarnya.

1. Usia : ………. Tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Agama : 1. Islam 3. Budha

2. Kristen 4. Hindu 4. Narkoba yang digunakan : 1. Ganja 2. Sabu

3. Lain-lain

5. berapa kali pemakaian : 1. ≤ 3 kali pemakaian

dalam sebulan 2. 4 – 8 kali pemakaian

3. ≥ 8 kali pemakaian

6. Waktu mengunakan : 1. Pagi 2. Siang 3. Sore 4. Malam 7. Pendidikan : 1. SD 3. SMA

2. SMP 4. Kuliah 8. Uang Saku : 1. ≤ Rp.1.000.000


(62)

Bagian 2. Kuesioner faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja

Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai.

NO Pernyataan Penilaian

A Faktor Kepribadian Negatif SS S TS STS

1 Anda orang yang sering memikirkan kegagalan dari pada

keberhasilan

2 Anda orang yang kurang percaya diri 3 Anda orang yang cenderung menarik diri dari kehidupan

sosial

4 Anda melibatkan orang lain ketika menghadapi masalah 5 Anda suka menyendiri

B Faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin

tahu SS S TS STS

1 Anda menggunakan narkoba karena perasaan ingin tahu 2

Anda menggunakan narkoba ingin membuktikan kenikmatan seperti dikatakan orang yang sudah menggunakan narkoba

3 Anda menggunakan narkoba berawal dari coba-coba 4 Anda menggunakan narkoba agar mengikuti trend 5 Anda mendapatkan rasa kenikmatan lebih seperti

sebelumnya anda mengkonsumsi narkoba

C Faktor pemecahan masalah SS S TS STS

1 Anda menggunakan narkoba ketika menghadapi masalah

yang tidak dapat diatasi 2 Semua masalah anda dapat dilupakan dengan

menggunakan narkoba 3 Anda merasa masalah anda selesai dengan menggunakan

narkoba

4 Anda menghilangkan rasa sakau dengan menggunakan

narkoba

5 Anda merasa tenang setelah menggunakan narkoba

D Faktor keluarga SS S TS STS

1

Anda memiliki keluarga dengan riwayat penyalahgunaan narkoba (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan narkoba

2 Anda mengalami konflik di keluarga baik ayah dan ibu,

ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara saudara 3 Anda dididik dengan keras (otoriter) dalam keluarga 4 Anda dituntut kesempurnaan di segala hal oleh keluarga


(63)

5 Anda merasa dicurigai oleh keluarga

E Faktor kelompok teman sebaya SS S TS STS

1 Teman anda mempengaruhi anda mengunakan narkoba 2 Teman mengajak anda ketika ia mengunakan narkoba 3 Anda menggunakan narkoba saat bersama teman 4 Anda menggunakan narkoba agar diterima teman 5 Anda merasa asik ketika menggunakan narkoba dengan

teman-teman

F Faktor Kesempatan SS S TS STS

1 Narkoba mudah diperoleh dilingkungan anda

2 Anda mampu untuk membeli narkoba

3 Anda menggunakan narkoba di lingkungan sekolah

4 Anda akrab dengan bandar narkoba

5 Anda tinggal dilingkungan yang biasa mengkonsumsi narkoba

Keterangan :

1. SS : Sangat Setuju 2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

DANA PENILITIAN 1. Persiapan Proposal

- Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 200.000,-- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 150.000,-- Perbanyak proposal Rp. 100.000,-- Biaya internet Rp. 100.000,- - Biaya survei awal Rp. 150.000,-- Sidang proposal Rp. 150.000,-- Konsumsi Rp.

100.000,-2. Pengumpulan data

- Penggandaan kuesioner Rp. 100.000,-- Biaya penelitian Rp.

500.000,-3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 300.000,-- Penjilidan Rp. 200.000,-- Sidang skripsi Rp.

200.000,-4. Biaya tak terduga Rp.


(84)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Nova Farida Br. Sembiring Tempat Tanggal Lahir : Medan, 13 Maret 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Bilal Sari Rejo No.15 Kec. Medan Polonia

Riwayat Pendidikan

1. Juli 1998 - Juni 2004 : SD Negeri 064560 Medan 2. Juli 2004 - Juni 2007 : SMP st. Nurul Hasana Medan 3. Juli 2007 - Juni 2010 : SMA st. Dharma Pancasila Medan 4. Juni 2010 - Sekarang : Fakultas Keperawatan USU

Pengalaman lainnya

1. Panitia PMB keperawatan tahun 2011 2. Kader HMI Komisariat FK USU


(85)

(86)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

BER, Antara. (2012). Ada 73 lokasi rawan peredaran narkoba di Medan.

Karsono, Edy. (2004). Mengenal kecanduan narkoba & minuman keras, Bandung: CV Yrama Widya.

LN, Syamsu, Yusuf. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja edisi 13 November 2012, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Martono, Ludia Harlina dan Joewana, S. (2008). Membantu pemulihan pecandu narkoba dan keluarganya, Jakarta: Balai Pustaka.

Purba, Jenny, et all. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa, Medan: Usu press.

Santrock, John, W. (2007). Remaja edisi 11, Jakarta: Erlangga.

Setiadi. (2007). Konsep & penulisan riset keperawatan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarsono. (2012). Kenakalan remaja : prevensi, rehabilitasi, dan resosialisasi,

Jakarta: PT Asdi Mahastya.

Sumiati, Dinarti, dkk. (2009). Asuhan keperawatan pada klien penyalahgunaan & ketergantungan NAPZA, Jakarta: CV Trans Info Media.

Widyastuti, Indra. (2012). 2015, pengguna narkoba 5,6 juta.


(87)

id=249412:2015-pengguna-narkoba-56-juta-&catid=59:kriminal-a-hukum&itemid=91.


(88)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Oleh :

Nova Farida Br Sembiring

Saya adalah mahasiswa Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk Menggambarkan Faktor – faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Lingkungan XIV Glugur Kota Kecamatan Medan Barat

Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk

mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan :

No. Respoden : ………. (diisi oleh peneliti)

Kode : Tanggal :


(89)

KUESIONER PENELITIAN

Inisial : Kode responden :

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Pada pertanyaan yang terdapat kotak, dijawab dengan cara di checklist() dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada bagian yang kosong.

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan saudara/i yang sebenarnya.

1. Usia : ………. Tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Agama : 1. Islam 3. Budha

2. Kristen 4. Hindu 4. Narkoba yang digunakan : 1. Ganja 2. Sabu

3. Lain-lain

5. berapa kali pemakaian : 1. ≤ 3 kali pemakaian

dalam sebulan 2. 4 – 8 kali pemakaian

3. ≥ 8 kali pemakaian

6. Waktu mengunakan : 1. Pagi 2. Siang 3. Sore 4. Malam 7. Pendidikan : 1. SD 3. SMA

2. SMP 4. Kuliah 8. Uang Saku : 1. ≤ Rp.1.000.000


(90)

Bagian 2. Kuesioner faktor – faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja

Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai.

NO Pernyataan Penilaian

A Faktor Kepribadian Negatif SS S TS STS

1 Anda orang yang sering memikirkan kegagalan dari pada

keberhasilan

2 Anda orang yang kurang percaya diri 3 Anda orang yang cenderung menarik diri dari kehidupan

sosial

4 Anda melibatkan orang lain ketika menghadapi masalah 5 Anda suka menyendiri

B Faktor dorongan kenikmatan dan perasaan ingin

tahu SS S TS STS

1 Anda menggunakan narkoba karena perasaan ingin tahu 2

Anda menggunakan narkoba ingin membuktikan kenikmatan seperti dikatakan orang yang sudah menggunakan narkoba

3 Anda menggunakan narkoba berawal dari coba-coba 4 Anda menggunakan narkoba agar mengikuti trend 5 Anda mendapatkan rasa kenikmatan lebih seperti

sebelumnya anda mengkonsumsi narkoba

C Faktor pemecahan masalah SS S TS STS

1 Anda menggunakan narkoba ketika menghadapi masalah

yang tidak dapat diatasi 2 Semua masalah anda dapat dilupakan dengan

menggunakan narkoba 3 Anda merasa masalah anda selesai dengan menggunakan

narkoba

4 Anda menghilangkan rasa sakau dengan menggunakan

narkoba

5 Anda merasa tenang setelah menggunakan narkoba

D Faktor keluarga SS S TS STS

1

Anda memiliki keluarga dengan riwayat penyalahgunaan narkoba (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan narkoba

2 Anda mengalami konflik di keluarga baik ayah dan ibu,

ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara saudara 3 Anda dididik dengan keras (otoriter) dalam keluarga 4 Anda dituntut kesempurnaan di segala hal oleh keluarga


(91)

5 Anda merasa dicurigai oleh keluarga

E Faktor kelompok teman sebaya SS S TS STS

1 Teman anda mempengaruhi anda mengunakan narkoba 2 Teman mengajak anda ketika ia mengunakan narkoba 3 Anda menggunakan narkoba saat bersama teman 4 Anda menggunakan narkoba agar diterima teman 5 Anda merasa asik ketika menggunakan narkoba dengan

teman-teman

F Faktor Kesempatan SS S TS STS

1 Narkoba mudah diperoleh dilingkungan anda

2 Anda mampu untuk membeli narkoba

3 Anda menggunakan narkoba di lingkungan sekolah

4 Anda akrab dengan bandar narkoba

5 Anda tinggal dilingkungan yang biasa mengkonsumsi narkoba

Keterangan :

1. SS : Sangat Setuju 2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju


(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

(2)

(3)

(4)

DANA PENILITIAN 1. Persiapan Proposal

- Biaya tinta dan kertas print proposal Rp.

200.000,-- Fotocopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp.

150.000,-- Perbanyak proposal Rp.

100.000,-- Biaya internet Rp. 100.000,-

- Biaya survei awal Rp.

150.000,-- Sidang proposal Rp.

150.000,-- Konsumsi Rp.

100.000,-2. Pengumpulan data

- Penggandaan kuesioner Rp.

100.000,-- Biaya penelitian Rp.

500.000,-3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp.

300.000,-- Penjilidan Rp.

200.000,-- Sidang skripsi Rp.

200.000,-4. Biaya tak terduga Rp.


(5)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Nova Farida Br. Sembiring

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 13 Maret 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Bilal Sari Rejo No.15 Kec. Medan Polonia

Riwayat Pendidikan

1. Juli 1998 - Juni 2004 : SD Negeri 064560 Medan

2. Juli 2004 - Juni 2007 : SMP st. Nurul Hasana Medan

3. Juli 2007 - Juni 2010 : SMA st. Dharma Pancasila Medan

4. Juni 2010 - Sekarang : Fakultas Keperawatan USU

Pengalaman lainnya

1. Panitia PMB keperawatan tahun 2011 2. Kader HMI Komisariat FK USU


(6)