FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2006-2010

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU

KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2006-2010

(Skripsi)

Oleh :

Anggia Putri Kinanti

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU KELURAHAN

BUMI WARAS KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG TAHUN

2006-2010 Oleh

Anggia Putri Kinanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Tingkat Pendapatan Orangtua,Pendidikan Orangtua, Minat Anak Melanjutkan ke Perguruan tinggi dan Lingkungan sosial Masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun 2006-2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang berjumlah 164 orang dengan sampel 114 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Data diperoleh menggunakan angket, untuk menguji hipotesis digunakan regresi linier sederhana, dan regresi linier multiple. Hasil analisis menunjukan : (1) Ada pengaruh positif dan signifikan tingkat pendapatan orang tua terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan, (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi,(3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan minat anak melanjutkan studi ke perguruan tinggi terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan,(4) Ada pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan, (5) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.

Kata kunci: Tingkat Pendapatan Orang tua,Pendidikan Orang tua, Minat melanjutkan ke Perguruan tinggi , Lingkungan Sosial


(3)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LULUSAN STUDI KE PERGURUAN T

KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN

Sebagai

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

FAKTOR PENYEBAB LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU

KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2006-2010

Oleh

ANGGIA PUTRI KINANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

SMA TIDAK MELANJUTKAN SKIP RAHAYU KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN

Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


(4)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Dr. R. Gunawan S, S.E, M.M. NIP. 19600808 1986031003

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Buchori Asyik, M.S NIP. 19560108 19855031002

: FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU KE

BUMI WARAS KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2006-2010

: Anggia Putri Kinanti ahasiswa : 0813031001

: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing II

S.E, M.M. Drs. Hi. Nurdin, M. Si 00808 1986031003 NIP. 19600817 1986031001

2. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. 60108 19855031002 NIP. 19600817 1986031001

FAKTOR PENYEBAB

LULUSAN SMA TIDAK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI KAMPUNG SKIP RAHAYU KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN TELUK

BANDAR LAMPUNG

Pembimbing II,

. Hi. Nurdin, M. Si. 19600817 1986031001

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Nurdin, M.Si. 19600817 1986031001


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. R. Gunawan S, S.E., M.M. ...

Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Teddy Rusman, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Anggia Putri Kinanti

2. NPM : 0813031001

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : Jl. Ikan Julung No. 18 Rt. 014 Kelurahan Bumi Waras Kec. Teluk Betung Selatan Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2012

Anggia Putri Kinanti 0813031001


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 27 Oktober 1990, yang merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan bapak Sulaiman Saad dan Ibu Husnawati

Penulis menyelesaiakan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bumi Waras diselesaikan pada tahun 2002, kemudian dilanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005, selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Penelusuran Bakat dan Kemampuan Akademik (PKAB) Pada tahun 2010, penulis mengikuti Kuliah Kerja lapangan (KKL) di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pringsewu Kecamtan Ambarawa serta pada tahun yang sama penulis juga melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Ambarawa.


(8)

MOTTO

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa

depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh

kesadaran.

(James Thurber)

Jangan pernah takut akan Bayangan karena tidak Jauh Dari Bayangan

Pasti Ada Cahaya

(anonimus)

Bermimpilah, karena Tuhan Akan Memeluk mimpi mimpi itu

Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia

Pesimistis tidak lebih daripada sikap Takabur mendahului nasib.

(Andrea Hirata)

Man Jadda Wa Jadda

Man Shabara Wa Zhafira


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku tersayang Sulaiman Saad dan Ibundaku tercinta Husnawati yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku. Kasih sayangmu tak lekang sepanjang waktu.

Kakak-kakakku susilawati , Desi Armayanti, dan Vekri yanto yang selalu memberikan do’a, motivasi dan selalu mendukungku untuk keberhasilannku.

keponakan keponakanku tersayang Kalyca Darellia Qanita Fikri dan Muhammad Fahri Akbar yang selalu mewarnai hari-hari ku dengan senyuman dan tawa kalian. Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.

Sahabat-sahabat yang kusayangi Para pendidik yang kuhormati Almamater tercinta Universitas Lampung


(10)

SANWACANA

Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Faktor – faktor penyebab lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar lampung Tahun 2006-2010" adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Bukhori Asyik., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(11)

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang sekaligus sebagai Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang bearti bagi kehidupan penulis.

7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis.

8. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., yang telah bersedia menjadi pembahas penulis. Terima kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada henti-hentinya mengingatkan Penulis untuk terus belajar dan belajar.

10. Ayahanda Sulaiman dan Ibunda husnawati, kakak-kakaku Ayuk susi, Ayuk Des,kak Pekri dan Kak Ruslan yang telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku.

11. Untuk teman-teman seperjuanganku ECOUTION 2008 REGULER dan MANDIRI, terimakasih atas do’a dan dukungannya, serta Sahabat Topsy Turvyku Mama Nesti, Dinar (Uud), Desi, Maya, Metra, Mbak Ria, Didy, Yuli, Kiko, Dila, Yaya dan juga Mithul, Ney, Troy, Cici, Mak Fany, Yana, Ratih, serta Endriyan yang selalu memberi dukungan semangat dan motivasi. 12. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010 dan 2011


(12)

13. Untuk Mbak Emy dan Ka Arius teman seperjuanganku selama bimbingan, terimakasih atas segala masukan kalian atas terselesaikannya skripsi.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun penulis berterimakasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis


(13)

1. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyumbangkan usaha manusia dalam rangka memajukan aktifitas. Pendidikan sebagai suatu aspek yang

menyumbangkan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam berbagai kegiatan juga dapat diharapkan mampu membuka cara berfikir seseorang agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Bila cara berfikir bangsa indonesia khususnya generasi muda lebih maju, diharapkan bangsa indonesia dapat terbebas dari belenggu kemiskinan. Dan dengan berfikir maju ini merupakan cara yang paling efektif untuk bangsa indonesia terlepas dari lingkaran setan kemiskinan yang menyebabkan


(14)

Apabila rata – rata pendidikan bangsa indonesia tinggi maka, kita dapat mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain.Kesadaran akan pentingnya mengejar

ketertinggalan kita dari bangsa- bangsa lain sangat diperlukan sebab beberapa bangsa di sekitar kita telah memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan. Adapun tujuan pendidikan indonesia dijelaskan dalam Undang- Undang Sisdiknas 2003 sebagai berikut :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yanf bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanutuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Namun, sebagai negara berkembang yang sebagian besar merupakan penduduk miskin, akan sulit mewujudkan hal tersebut dan dibutuhkan usaha yang cukup keras, hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan dan yang paling meresahkan adalah pendapat dari orang tua di negara berkembang yang berpendapat bahwa pendidikan bukanlah hal yang paling penting bagi mereka, pendidikan bagi anak- anaknya hanyalah suatu yang tidak penting, anak – anak mereka kurang mendapatkan pendidikan bahkan ada yang sampai tidak mendapatkan pendidikan formal sama sekali.

Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan sumber daya manusia sangat berperan di dalamnya. Kualitas sumber daya manusia menyangkut nilai, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang merupakan kunci keberhasilan setiap pembangunan suatu negara. Dalam keadaan serba tidak menentu di bidang

ekonomi, politik, sosial dan moral, bangsa indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang mempuyai pengetahuan dan keterampilan yang siap


(15)

menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi. Melalui pendidikan ternyata dapat secara efektif dikembangkan bakat dan kemampuan seseorang.

Pembangunan pada saat sekarang ini banyak membutuhkan tenaga kerja yang profesional dan persaingan tenaga kerja di dunia kerja yang semakin ketat, maka diharapkan lulusan SMA dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun pada kenyataannya harapan itu tidak mudah untuk

diwujudkan. Sehingga banyak orang yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. Berkenaan dengan hal ini di Kampung Skip Rahayu

Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung ditemukan fakta terdapat banyak lulusan Sekolah Menengah Atas yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Tabel 1. Lulusan SMA Tahun 2006-2010 di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung

No Tahun Lulusan Jumlah Tidak Melanjutkan ke PerguruanTinggi Melanjutkan ke Perguruan Tinggi 1 2 3 4 5 2006 2007 2008 2009 2010 35 39 40 40 37 30 32 35 36 31 5 7 5 4 6

191 164 27

Sumber : Monografi Kelurahan Bumi Waras,2011

Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa dari 191 orang lulusan SMA tahun 2006-2010 hanya 27 orang (14,1 %) yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi kelanjutan pendidikan anak, yaitu baik faktor dari anak itu sendiri (faktor internal) maupun dari luar anak (faktor eksternal).


(16)

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap minat lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya bakat, tingkat perkembangan atau penggalaman, keadaan ekonomi, pendidikan serta psikis. Sedangkan faktor eksternal misalnya

lingkungan, rangsangan, kesempatan, suasana, fasilitas yang tersedia, dan lain- lain.

Dilihat dari faktor- faktor yang mempengaruhi minat anak, faktor internal yang berhubungan dengan minat lulusan SMA di Kampung Skip Rahayu melanjutkan atau tidak ke Perguruan Tinggi salah satunya adalah keadaan ekonomi atau pendapatan orang tua.

Pendapatan orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan pandidikan. Pendapatan orang tua secara teoritis berpengaruh penting terhadap anak lulusan SMA untuk tidak atau melanjutkan pendidikan ke

Perguruan Tinggi. Penduduk kelurahan Bumi Waras berjumlah 13.311 jiwa, dengan sebagian besar bermatapencaharian sebagai Buruh, seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun 2010

No Lapangan Pekerjaan Persentase 1

2 3 4 5 6

Pegawai Negeri Sipil (PNS) ABRI/POLRI

Pedagang/Wiraswasta Buruh

Pensiunan Lain-Lain

0,8% 0,1% 24,3% 43,2% 0,4% 31,2%

Jumlah 100%


(17)

Berdasarkan Tabel 2 di atas, diketahui bahwa penduduk di Kelurahan Bumi Waras sebagian besar bermatapencaharian sebagai Buruh yaitu sebesar 43,2%. Dilihat dari keadaan mata pencaharian penduduk Kelurahan Bumi Waras tersebut di atas, maka berdasarkan penelitian pendahuluan, dapat diketahui pendapatan dari mata pencaharian penduduk Kelurahan Bumi Waras seperti pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Tingkat Pendapatan Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Bumi Waras Tahun 2010

No Lapangan Pekerjaan Pendapatan / bulan 1

2 3 4 5 6

Pegawai Negeri Sipi (PNS) ABRI/POLRI

Pedagang/Wiraswasta Buruh

Pensiunan Lain-lain

Rp. 1.000.000,00-Rp. 2.500.000 Rp. 1.000.000,00-Rp.2.000.000 Rp. 500.000,00- Rp. 1.500.000 Rp. 300.000,00-Rp. 1.200.000 Rp. 500.000,00-Rp. 700.000 Rp. 250.000,00-Rp. 500.000 Sumber : Buku Profil Kelurahan Bumi Waras, 2010

Dilihat dari sudut pandang orang tua, pada umumnya orang tua di Kelurahan Bumi Waras kurang mampu dan lebih mengharapkan anaknya bekerja membantu orang tua dibandingkan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Selain pendapatan orang tua, faktor pendidikan orang tua juga dapat

mempengaruhi anak untuk tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Karena jika pendidikan orang tua rendah maka akan rendah pula tingkat pendidikan anak-anaknya. Di Kelurahan Bumi Waras masih banyak orang tua memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya terutama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi. Keadaan ini mungkin dilatarbelakangi dengan tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan


(18)

Bumi Waras yang sebagian besar berpendidikan SD (38,5%) dari seluruh jumlah penduduk, seperti terlihat pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Bumi Waras Sesuai dengan Pendidikan Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Penduduk Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Buta Huruf

Tidak Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Tamat D-3/D-2/D-1 Tamat S-1 Tamat S-2 Tamat S-3 - 267 Orang 4618 Orang 3502 Orang 3261 Orang 92 Orang 263 Orang

- - - 2,1% 38,5% 29,2% 27,2% 0,8% 2,2% - -

Jumlah 12.003 100%

Sumber : Profil Kelurahan Bumi Waras, 2010

Berdasarkan Tabel 4 di atas, masyarakat di kelurahan Bumi Waras sebagian besar berpendidikan sampai SD yaitu 38,5 %. Dikarenakan pendidikan mereka yang rendah membuat mereka kurang mengetahui tentang pentingnya melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi. Hal ini diketahui ketika penulis melakukan wawancara terhadap 10 orang tua mengenai informasi tentang perguruan tinggi yang mereka ketahui, mereka kurang mengerti tentang pendidikan di perguruan tinggi.

Rendahnya pendidikan mereka dan kurangnya pengetahuan yang mereka ketahui tentang perguruan tinggi menyebabkan rendah pula motivasi mereka

menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Mereka menggangap lebih baik anaknya bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang akan mengeluarkan biaya yang mahal.


(19)

Di samping itu, terdapat faktor yang berasal dari dalam diri anak (faktor internal) yang dapat mempengaruhi apakah ia mau atau tidak untuk melanjutkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi yaitu minat anak itu sendiri. Minat anak merupakan pendorong atau penggerak dari keingginan anak untuk mencapai tujuan hidupnya. Minat yang tinggi menunjukan dorongan dalam diri anak yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sebaliknya minat yang rendah menunjukan dorongan yang rendah pula untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya. Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa minat anak di Kampung Skip Rahayu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi rendah. Hal ini disebabkan karena anak lebih cenderung untuk cepat mendapat pekerjaan/mandiri dibandingkan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada saat penelitian pendahuluan diketahui bahwa terdapat 20 orang anak yang memberikan informasi bahwa ia tidak berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Menurut mereka melanjutkan studi ke perguruan tinggi hanya membuang-buang waktu dan biaya, dan menurut mereka jauh lebih baik bekerja dibandingkan melanjutkan

pendidikan.

Sedangkan dilihat dari faktor eksternal yang berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan tinggi adalah lingkungan sosial masyarakat anak itu sendiri. Hasil observasi, terlihat bahwa masyarakat di Kampung Skip Rahayu sebagian besar terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan rendah (hanya tamat SD). Hal ini mempengaruhi perkembangan dan keinginan anak untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Hal ini diketahui melalui wawancara yang dilakukan penulis terhadap 12 anak yang tidak


(20)

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mereka tidak ingin melanjutkan pendidikan karena terpengaruh teman-temannya yang sudah putus sekolah. Jadi, seorang anak putus sekolah atau tidak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tidak hanya disebabkan oleh individunya, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial masyarakatnya.

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul

“Faktor-faktor Penyebab Lulusan SMA Tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun 2006-2010”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat pendaptan orang tua di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar

Lampung menyebabkan banyaknya lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan tinggi

2. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar

Lampung menyebabkan banyaknya lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan tinggi

3. Kurangnya minat anak untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung


(21)

4. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki orang tua tentang pentingnya melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung

5. Motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung masih rendah

6. Lingkungan sosisl masyarakat yang tidak mendukung anak untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas dan mempermudah dalam membahas permasalahan secara mendalam, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada

“Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua, Tingkat Pendidikan Orang Tua, Minat Anak, dan Lingkungan Sosial Masyarakat Terhadap Lulusan SMA Tidak

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010”.

1.4 Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010?


(22)

2. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010?

3. Apakah minat anak berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010?

4. Apakah lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010?

5. Apakah tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010


(23)

2. Mengetahui besarnya pengauh tingkat pendidikan orang tua terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010

3. Mengetahui besarnya pengaruh minat anak terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010

4. Mengetahui besarnya pengaruh lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010

5. Mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun 2006-2010

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis

1) Bagi Penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah.


(24)

2) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan. 3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam

mengembangkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi lulusan SMA tidak malanjutkan studi ke perguruan tinggi yang belum dikaji dalam penelitian ini.

1) Secara Praktis

1) Bagi masyarakat di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar LampungUntuk

memperoleh gambaran mengenai pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi,sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

2) Bagi Universitas.

Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan bacaan khususnya mengenai pendidikan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian adalah tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA untuk tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.


(25)

2. Subyek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian adalah dibatasi pada lulusan SMA Tahun Pelajaran 2006-2010 tepatnya di Kampung Skip Rahayu Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar lampung

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1 Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang tingkat pendapatan orang tua,tingkat pendidikan orang tua,minat anak dan lingkungan sosial masyarakat. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara tingkat pendapatan orang tua,tingkat pendidikan orang tua, minat anak dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.


(27)

2.1.1 Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan adalah semua penerimaan baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu (tim penyusun kamus perbankan indonesia,2000:99)

Tingkat pendapatan menurut Sumardi (2005:232) adalah

“Pendapatan yang diperoleh suatu rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan non formal, dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok, pendapatan informal adalah pendapatan melalui pekerjaan tambahan atau sampingan, sedangkan pendapatan subsistem adalah pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang’.

Pendapat lain yang menyatakan bahwa “Tingkat pendapatan adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati seseorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan atau sumber pendapatan yang diperoleh.” (Winardi,2005:184) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah semua penghasilan yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang

diberikan dimana penghasilannya tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau perseoranggan.

Pendapatan adalah dasar dari penghidupan. Besarnya pendapatan akan memenuhi jumlah kebutuhan yang hendak dipuaskan. Sejumlah kebutuhan yang dipuaskan merupakan pola konsumsi yang telah berhasil dicapai akan menentukan tingkat hidup.


(28)

1. pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi

2. pendapatan yang berupa barang, yaitu segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa (Sumardi,2002:93). Pada dasarnya tingkat pendapatan menunjukan kelompok di masayarakat. Kelompok dalam masyarakat terbagi berdasarkan tingkat pendapatan, yaitu: berpendapatan rendah, sedang, dan tinggi.

Sementara menurut Yusuf (2006:58) ”keadaan ekonomi adalah kondisi keuangan dari seseorang atau keluarga yang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan

pengeluaran.

Tingkat pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang turut mempengaruhi pendidikan anak, karena untuk mendapatkan pendidikan

dibutuhkan biaya. Antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendidikan mempuyai keterkaitan yang erat, tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan dana yang memadai. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya seorang yang berhasil dalam pendidikannya walaupun berlatar belakang sosial ekonomi yang rendah.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, tingkat pendapatan menunjukan posisi keuangan suatu keluarga atau keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi berpengaruh pada kelanjutan dan keberlangsungan pendidikan anak, rendahnya pendapatan orang tua menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau putus sekolah. Karena untuk mencapai


(29)

2.1.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif menggembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara (UU RI No.20 Tahun 2003,tentang SPN) Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan akan memberikan perubahan dan kemajuan hidup dalam diri seseorang.

Menurut langeveld dalam Hasbulah (2005:2) Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur


(30)

pendidikan non formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan jalur pendidikan informal adalah

pendidikan yang diselenggarakan atau dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Tingkat pendidikan formal orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tingkat pendidikan orang tua akan

mempengaruhi kualitas pemberian bimbingan dan arahan kepada anaknya. Hal ini karena latar belakang dan penggalamanya, orang tua akan mampu mendidik anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan segala potensi yang ada pada diri anak dapat dikembangkan. Dengan demikian anak dapat

memutuskan jalan mana yang akan dia tempuh.

Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi akan mempuyai wawasan, pengetahuan dan pandangan yang luas tentang pendidikan khususnya Perguruan tinggi sehingga orang tua dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada anaknya. Namun pada masyarakat yang tingkat pendidikan yang rendah, ia tidak dapat memberikan bimbingan atau arahan kepada anaknya tentang pentingnya melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi karena ia tidak mempunyai wawasan atau pengetahuan tentang Perguruan Tinggi tersebut.

Selanjutnya menurut Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 2 Tahun 1989 (Dalam Hasbullah 2005:314), menyatakan bahwa jenjang pendidikan sekolah dibagi menjadi 3 menurut formalitasnya, yaitu:


(31)

1. Pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar (SD)

2. Pendidikan menengah dan SLTA, menurut sifat dan jenisnya dapat berupa umum dan kejuruan

3. Pendidikan tinggi, yaitu Perguruan Tinggi merupakan kekhususan pada keahlian tertentu

Berdasarkan ke- 3 jenjang atau tingkatan tersebut di atas, oleh H. Zahairi Abdul Ghofir (2001:165), menggolongkan tingkatan pendidikan menjadi 3 golongan.

a. Jenjang atau tingkatan rendah, yakni dari yang tidak pernah sekolah sampai paling tinggi tamat SD

b. Jenjang pendidikan menengah, yakni minimal pernah masuk Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama sampai tamat SLTA

c. Jenjang pendidikan tinggi, yakni minimal pernah masuk ke Perguruan Tinggi atau alumni.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan Formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Hasbullah, 2005:53)

1. Pendidikan Dasar, terdiri dari:

a. Sekolah Dasar/Madrasah Itbtidaiyah b. SMP/MTS

2. Pendidikan Menengah, terdiri atas: a. SMA dan MA

b. SMK dan MAK

3. Pendidikan Tinggi, terdiri atas: a. Akademi

b. Institut c. Sekolah tinggi d. Universitas

Jenjang pendidikan seperti di atas dikatakan jenjang pendidikan berdasarkan sekolah yang pernah ditamatkan. Di samping itu, dikatakan pendidikan seseorang dapat diukur dengan tahun sukses, yaitu berapa tahun seseorang pernah

bersekolah atau menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu. Sehingga semakin jelas bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan


(32)

semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh orang tua tersebut, dengan wawasan dan pengetahuan yang diperolehnya tersebut diharapkan dapat menimbulkan sikap tanggung jawab orang tua dalam menghadapi masalah pendidikan anaknya yang dibebankan kepada dirinya, salah satunya adalah minatnya untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka tingkat pendidikan orang tua yang rendah, tidak tamat SD atau Buta huruf, secara tidak langsung dapat menjadi penyebab anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.3 Minat Anak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pengertian minat, diantaranya menurut Sardiaman A.M (2005:74) ”Minat merupakan kondisi yang terjadi apabila

seseorang melihat ciri-ciri sementara situasi yang berhubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri, ”Menurut W. S Winkel (2000:30) menggemukakan bahwa, ”Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang studi atau bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung di bidang tersebut”.

Sementara itu Slameto (2001:180) mengemukakan bahwa : “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang meyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut akan semakin besar minatnya”.


(33)

Begitu juga dengan minat anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi bila ia mempunyai minat terhadap Perguruan tinggi tertentu dia akan melakukan usaha-usaha yang dapat mendukung minatnya, sehingga minat tersebut dapat tercapai dengan baik tanpa ada yang memaksanya. Dengan demikian betapa besarnya peranan minat pada aktifitas seseorang akan berpengaruh terhadap efisiensi atau aktifitasnya.

Menurut Klinger dalam Pidarta (2007:222) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi anak untuk belajar adalah.

1. Minat dan kebutuhan individu. Bila minat dan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anak-anak dipenuhi maka motivasi belajarnya akan muncul 2. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas. Bila anak-anak memndang kesulitan

pelajaran itu tidak terlalu berat, melainkancukup menantang, maka motivasi belajar mereka pun akan muncul.

3. Harapan sukses. Dengan cara ini semua anak akan mempunyai motivasi

yang positif dalam belajar.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan anak untuk dapat mendukung untuk

melanjutkan ke perguruan tinggi adalah dengan memotivasi dirinya agar selalu semangat dalam belajar dengan memahami ketiga faktor di atas. Ketika anak sudah memahami ketiga faktor tersebut ia akan bersemangat dalam belajar dan memberikan dorongan yang besar untuk melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu jenjang Perguruan Tinggi.

Selain itu faktor yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu.

1. Faktor sosial ekonomi individu tersebut dari dalam lingkungan kehidupanya. Hal ini memberikan implikasi bahwa minat yang berhubungan dengan dunia pekerjaan, pendapatan dan peningkatan kecakapan bekal hidupnya perlu menjadi bahan kajian untuk selalu mendapat prioritas untuk mendapatkan pemenuhan.

2. Faktor perubahan atau perkembangan tingkah laku individu itu sendiri, terutama menyangkut segi usia. Bisa digambarkan bahwa minat untuk memperoleh keterampilan dalam pekerjaan dan kehidupan berumah tangga pada individu yang berusia muda (18-25 tahun) lebih nampak untuk


(34)

diarahkan untuk bermasyarakat dan memelihara kesehatan (Sutaryat Trinamsyah, 2006:522).

dengan demikian minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi didasari adanya keinginan atau perasaan senang untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Minat anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan baik yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri yang berupa bakat, kemampuan, dan keadaan psikis, maupun yang berasal dari luar yang berupa keadaan sosial ekonomi, lingkungan, dan kesempatan.

2.1.4 Lingkungan Sosial Masyarakat

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana anak bergaul (Anshari 2003:30) Lingkungan (environment) menurut Hamalik merupakan dasar pengajaran, faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu serta merupakan faktor belajar yang signifikan dan penting. Lingkungan belajar menurut Hamalik (2004:196) atau disebut juga lingkungan pendidikan adalah terdiri dari beberapa hal berikut ini:

1. lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar maupun kelompok kecil

2. lingkungan personal meliputi individu- individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya

3. lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar

4. lingkungan kultural atau budaya, yang mencakup hasil budaya serta teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan dapat juga menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai norma dan adat istiadat.


(35)

Lingkungan pendidikan menurut Ngalim Purwanto (2004: 141) digolongkan menjadi tiga, yaitu.

1. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama. 2. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua. 3. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa anak menerima pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga selanjutnya dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan kata lain tanggung jawab pendidikan anak terletak pada kerjasama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan belajar yang pertama mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam

menentukan hasil belajar anak.

Menurut Sartain dalam Hasbullah (2005:33) yang dimaksud dengan lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan dan perkembangan.

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh buruk terhadap anak yang tinggal di tempat tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang baik-baik, ia juga akan memiliki sikap yang baik pula. Sehingga orang tua menjadi antusias untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi anak melanjutkan atau tidak pendidikan ke Perguruan Tinggi tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri anak tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar anak (faktor eksternal).


(36)

Proses perkembangan dan aktifitas manusia ditentukan juga oleh faktor

lingkungan yang ada kalanya lebih besar perananya daripada faktor pembawaan yang turun temurun atau dengan kata lain bahwa lingkungan juga berperan dalam mengubah tingkah laku manusia.

2.2 Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua, Tingkat Pendidikan Orng Tua, Minat Anak, Dan Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap Lulusan SMA Tidak Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Sumardi (2002:336) yang menyatakan bahwa:”Pendapatan Orang Tua

berpengaruh terhadap pendidikan anak, anak dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau putus sekolah dapat ditentukan oleh biaya yang diberikan dari pendapatan orang tua.’’

Yusuf (2000:8) menyatakan bahwa:”Kemiskinan orang tua baik ilmu pengetahuan maupun kekayaan akan mempengaruhi pendidikan anak-anaknya.”

Suryabrata(2002:12) menyatakan bahwa :”Minat mempunyai peran yang amat penting dalam kemampuan berhasil atau tidaknya seseorang dalam berbagai bidang terutama bidang pendidikan dan bidang pekerjaan.”

2.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mengambil pokok permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini dirujuk guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini. Hasil yang relevan disajikan dalam Tabel di bawah ini:


(37)

Tabel 6. Penelitian Relevan

No Tahun Nama Judul Hasil penelitian

1 2005 Brigita Widya

Cahyani Faktor-Faktor Penyebab Lulusan SMK Tidak Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan Tahun 1999-2004

Ada pengaruh yang positif dan signifikan dengan r sebesar 0,648 dari tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMK tidak melanjutka studi ke Perguruan Tinggi di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan Tahun 1999-2004

2 2000 Agus Susanti Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Minat Siswa untuk Melajutkan

Pendidikan ke Perguruan Tinggi bagi Siswa kelas III SMU Negeri 6 Panjang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2000/2001

Ada pengaruh yang berarti r sebesar 0,453 dari prestasi belajar siswa, persepsi siswa dan keadaan ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi bagi siswa kelas III SMU Negeri 6 Panjang Bandar Lampung Tahun pelajaran 2000/2001


(38)

2.4 Kerangka Pikir

Sistem pendidikan nasional memberikan kesempatan kepada setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka akan semakin berkualitas pula sumber daya manusia. Berdasarkan hak tersebut, diharapkan lulusan SMA dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah karena terdapat berbagai faktor yang menyebabkan lulusan SMA tidak melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi adalah tingkat pendapatan orang tua. Tingkat pendapatan orang tua memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan keluarga, juga

kehidupan anak-anaknya di masa depan, karena orang tua sebagai kepala keluarga sangat menentukan corak dan warna kehidupan anaknya di masa yang akan datang, dalam berbagai aspek kehidupan termasuk jenjang pendidikan anak-anaknya. Jadi, dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda tersebut dapat menyebabkan perbedaan tinggi rendahnya aspirasi lulusan SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Faktor lain yang mempengaruhi lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke

Perguruan Tinggi adalah tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua akan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua, wawasan, dan pandangannya terhadap suatu objek termasuk untuk menyekolahkan anak ke Perguruan Tinggi. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan rendah juga


(39)

akan mempengaruhi rendahnya lulusan SMA untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Selain itu, faktor lain yang menunjang lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi adalah minat anak itu sendiri sebagai dorongan untuk mencapai keinginan atau aspirasinya. Anak yang memiliki minat yang rendah dalam belajar menunjukan minat rendah pula untuk masuk ke Perguruan tinggi.

Faktor lain yang juga dapat menunjang lulusan SMA tidak melanjutkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi adalah keadaan sosial masyarakat itu sendiri. Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh anggota masyarakat yang beraneka macam (heterogen), seperti orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa. Ia memperoleh pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup.

Dalam pendidikan non formal di masyarakat, kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang selektif berdasarkan rasio, idealisme dan falsafah hidupnya. Pada umumnya kepribadian seseorang terbentuk melalui pendidikan, maka lingkungan sosial masyarakat berperan aktif dalam mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia. Begitu juga halnya dengan minat anak itu sendiri untuk melanjutkan atau tidak ke jenjang Perguruan Tinggi sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini merupakan kajian dalam mencari pengaruh antar variabel. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sebagai variabel bebasnya adalah tingkat pendapatn orang tua ( ), tingkat pendidikan orang tua ( ), minat anak ( ), dan lingkungan sosial masyarakat ( ), sedangkan sebagai


(40)

variabel terikatnya adalah lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi (Y).

Berdasarkan uraian diatas, maka pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Paradigma pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif dan signifikan dari tingkat pendapatan orang tua terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.

Tingkat Pendapatan

Orang Tua( )

Tingkat Pendidikan

Orang Tua( ) Lulusan SMA Tidak

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

(Y)

Lingkungan Sosial

Masyarakat( )

( ) Minat Anak


(41)

2. Ada pengaruh positif dan signifikan dari tingkat pendidikan orang tua terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan dari minat anak terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.

4. Ada pengaruh positif dan signifikan dari lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.

5. Ada pengaruh positif dan signifikan dari tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan.


(42)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisis data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasannya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

3.1 Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan ex post facto, karena penelitian ini bermaksud ingin menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan mencari pengaruh tingkat pendapatan orang tua,


(43)

tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

Menurut Sugiyono (2010:9) mendefinisikan “Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan

kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.” Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,2010:7).

3.2 Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

3.2.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 297).

Populasi dalam penelitian ini adalah lulusan Sekolah Menengah Atas periode lulusan 2006-2010, di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan


(44)

Teluk Betung Selatan Bandar Lampung yang tidak melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi yang berjumlah 164 orang.

Tabel 6. Lulusan SMA Tahun 2006-2010 di Kampung Skip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung

No Tahun Lulusan Jumlah Tidak Melanjutkan

ke PerguruanTinggi Laki laki Perempuan

1 2 3 4 5 2006 2007 2008 2009 2010 30 32 35 36 31 10 15 16 14 10 20 17 19 22 21

164 65 99

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Basrowi dan Kasinu (2007: 260) Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin, yaitu

=

. . 2

1 + 1 ( . . − 1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

T = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto,2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah p = = 0,3963 ; (Proporsi untuk mahasiswa laki-laki)


(45)

q = 1 – 0,3963 = 0,6036 ; (Proporsi untuk mahasiswa perempuan)

. . = 1,96 x 0,3963 x 0,6036 = 0,9189

= 0,05 = 0,0025

=

0,9189 0,0025

1 + 1164 (0,91890,0025 − 1)

=1 + 2,2351 =367,57 367,573,2351 = 113,61 114

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 114 orang. Dengan menggunakan rumus Cochran ini maka dalam menentukan besarnya sampel mempertimbangkan atau memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat

mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya. 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono,2010: 82). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam silvia,2009: 26) hal ini dilakukan dengan cara:


(46)

Tabel 7. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing - Masing Tahun Lulus

Tahun lulus Perhitungan Pembulatan Persentase

2006 x 114 = 20,85 21 18%

2007 x 114 = 22,24 23 20%

2008 x 114 = 24,32 25 21%

2009 x 114 = 25,02 25 21%

2010 x 114 = 21,54 22 20%

Jumlah 114 100

Penentuan lulusan yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam

menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nazir dalam

silvia,2009: 26).

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:31 )”Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.”

1. Variabel bebas, yaitu variabel yang akan dilihat efeknya. Dengan kata lain, variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinyaperubahan pada variabel lain (Koestoro dan Basrowi, 2006:416) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah .


(47)

a. Tingkat Pendapatan Orang Tua. Yang disebut variabel

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua. Yang disebut variabel

c. Minat Anak. Yang disebut variabel

d. Lingkungan Sosial Masyarakat, yang disebut variabel

2. Variabel terikat, yaitu variabel yang variasinya disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Lulusan SMA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Yang disebut variabel Y. 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Basrowi dan Kasinu,2007: 179).

3.4.1 Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan orang tua adalah seluruh penerimaan yang diperoleh orang tua baik penghasilan pokok maupun penghasilan tambahan yang berupa uang maupun barang dalam satu bulan (Bambang dalam Brigita,2005:34)

3.4.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh bapak atau ibu (kepala keluarga).


(48)

Tingkat pendidikan formal orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh yang bersangkutan.tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi kualitas pemberian bimbingan dan arahan kepada anaknya

3.4.3 Minat Anak

Minat Anak adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri (Sardiman AM,2005:74)

3.4.4 Lingkungan Sosial Masyarakat

Lingkungan Sosial masyarakat adalah semua orang/manusia lain yang

mempengaruhi kita. Menurut Sartain dalam Hasbullah(2005:33) yang dimaksud dengan lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 8. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Definisi

operasional variabel

Indikator Sub indikator Skala

pengukur an Tingkat pendapatan Orang Tua ( ) Tingkat pendapatan orang tua adalah seluruh penerimaan yang diperoleh orang tua baik penghasilan pokok maupun Penghasilan yang diterima orang tua 1. pendapatan tetap 2. pendapatan sampingan 3. Pekerjaan

pokok orang tua 4. Pekerjaan

sampingan


(49)

Tabel 8 (Lanjutan)

Variabel Definisi

Operasional Indikator Sub indikator Skala pengukur

an berupa uang maupun barang dalam satu bulan) Tingkat Pendidikan Orang Tua ( ) Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh bapak atau ibu (kepala keluarga)

Pendidikan formal orang tua

Lama masa belajar a. Sekolah Dasar b. Sekolah

Menengah Pertama c. Sekolah

Menengah Atas d. Sarjana

Ordinal

Minat Anak

( ) Minat adalah rasa ketertarikan anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa ada yang menyuruh

a. rasa senang/ tertarik

b. keingina n belajar

1. Rasa senang atau tertarik (antusias) apabila membahas mengenai jenjang pendidikan yang lebih tinggi 2. Mempunyai perguruan tinggi tujuan sebagai impian masa depan 3. Pengetahuan tentang perguruan tinggi meliputi nama perguruan tinggi, jurusan, program studi, biaya dan beasiswa yang terdapat di perguruan tinggi tersebut 1. Memiliki semangat Ordinal


(50)

Tabel 8 (lanjutan)

Variabel Definisi

operasional Indikator Sub indikator Skala pengukur

an 2. baik saat ada atau

tidak ada guru 3. Mengikuti

bimbingan belajar dan try out Lingkungan Sosial Masyarakat ( ) Lingkungan Sosial masyarakat adalah suatu kondisi masyarakat yang dapat mempengaruhi pendidikan anak Keadaan lingkungan masyarakat

a. interaksi dengan teman

b. interaksi dengan tetangga c. interaksi dengan keluarga d. kegiatan yang

dilakukan di luar ruma

Ordinal

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Teknik kuesioner

Teknik kuesioner adalah teknik penggumpulan data yang efisien digunakan untuk mengumpulkan data langsung dari responden yang diperoleh dengan

menggunakan daftar pertayaan sebagai data primer. Teknik kuesioner digunakan untuk memperoleh data yang berupa pertayaan mengenai tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat.


(51)

Dalam Penelitian ini menggunakan angket berbentuk Kuesioner tertutup,dimana angka 5 memiliki rentang dari sangat positif sampai dengan sangat negatif.. Skala yang digunakan dalam pengukuran angket adalah Rating Scale. RatingScale

merupakan skala pengukuran dengan memperoleh data mentah yang berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenonema sosial dengan mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item angket.

3.5.2 Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu berupa catatan-catatan, dokumen dan arsip di Kelurahan Bumi Waras Bandar Lampung. Data berupa jumlah lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

3.5.3 Observasi

Menurut Sugiyono (2010:139) ”Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejal-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

3.6 Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji


(52)

hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan reliabilitas

3.6.1 Pengujian Validitas Data

Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Metode uji kevalidan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Korelasi Product Moment, sebagai berikut :

  

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N X -XY N r

 

Y Y xy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah sampel

X : Skor butir soal

Y : Skor total

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan  0,05 maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur

tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).

Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 30 responden dengan 13 item pernyataan.

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1

Item

Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,471 0,311 Valid

2 0,587 0,311 Valid

3 0,453 0,311 Valid

4 0,522 0,311 Valid


(53)

Lanjutan Tabel 9 Item

Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan

6 0,411 0,311 Valid

7 0,394 0,311 Valid

8 0,208 0,311 Tidak Valid

9 0,330 0,311 Valid

10 0,414 0,311 Valid

11 0,382 0,311 Valid

12 0,640 0,311 Valid

13 0,06 0,311 Tidak Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa butir pernyataan (item 1-13) terdapat 2 item soal yang tidak valid untuk angket variabel tingkat pendapatan (X1) memiliki koefisien korelasi > 0,311, oleh karena itu untuk item pernyataan

yang tidak valid, item pertayaan tersebut diperbaiki.. Dengan demikian, semua butir pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 30 responden dengan 2 item pernyataan.

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2

Item

Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,809 0,311 Valid

2 0,801 0,311 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua butir pernyataan (item 1-2) untuk angket variabel tingkat Pendidikan Orang Tua(X2) memiliki koefisien

korelasi > 0,311, oleh karena itu semua item pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid. Dengan demikian, semua butir pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.


(54)

Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 30 responden dengan 18 item pernyataan.

Tabel 11. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3

Item

Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,523 0,311 Valid

2 0,450 0,311 Valid

3 0,227 0,311 Tidak Valid

4 0,324 0,311 Valid

5 0,383 0,311 Valid

6 0,359 0,311 Valid

7 0,461 0,311 Valid

8 0,584 0,311 Valid

9 0,423 0,311 Valid

10 0,353 0,311 Valid

11 0,347 0,311 Valid

12 0,512 0,311 Valid

13 0,326 0,311 Valid

14 0,505 0,311 Valid

15 0,440 0,311 Valid

16 0,590 0,311 Valid

17 0,461 0,311 Valid

18 0,342 0,311 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa butir pernyataan (item 1-18) untuk angket variabel minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (X3)

memiliki koefisien korelasi > 0,311, terdapat 1 item pertayaan yang tidak valid oleh karena itu item tersebut akan diperbaiki dan dapat digunakan untuk pengambilan data. Dengan demikian, semua butir pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 30 responden dengan 15 item pernyataan.


(55)

Tabel 12. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X4

Item

Pernyataan rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,329 0,311 Valid

2 0,449 0,311 Valid

3 0,362 0,311 Valid

4 0,340 0,311 Valid

5 0,322 0,311 Valid

6 0,565 0,311 Valid

7 0,325 0,311 Valid

8 0,589 0,311 Valid

9 0,440 0,311 Valid

10 0,545 0,311 Valid

11 0,471 0,311 Valid

12 0,255 0,311 Tidak Valid

13 0,348 0,311 Valid

14 0,377 0,311 Valid

15 0,378 0,311 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa butir pernyataan (item 1-15) untuk angket variabel lingkungan sosial masyarakat (X4) memiliki koefisien korelasi >

0,311 terdapat 1 item pertayaan yang tidak valid oleh karena itu item tersebut akan diperbaiki dan dapat digunakan untuk pengambilan data. Dengan demikian, semua butir pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

3.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menujuk kepada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Arikunto (2006:168-169), reliabel adalah dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha yaitu :


(56)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal ∑ = jumlah varian butir

= varian total (Arikunto, 2006 ∶ 171)

Dengan kriteria pengujian apabila, > dengan taraf signifikansi 0,05

maka pengukuran tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka selanjutnya dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks koefisien korelasi (r) sebagai berikut :

0,80-1,00 = sangat tinggi

0,60-0,79 = tinggi

0,40-0,59 =cukup

0,20-0,39 = rendah

0,00-0,19 = sangat rendah

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 13 item pernyataan.

Tabel 13. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.604 13

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel tingkat pendapatan orang tua (X1) > 0,311, maka dapat

disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X1 dapat digunakan untuk


(57)

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 2 item pernyataan.

Tabel 14 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.458 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel tingkat pendidikan orang tua (X2) > 0,311, maka dapat disimpulkan

bahwa angket atau alat pengukur data tersebeut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X2 dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 18 item pernyataan.

Tabel 15. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.706 18

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel minat anak (X3) > 0,311, maka dapat disimpulkan bahwa angket


(58)

atau alat pengukur data tersebeut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X3 dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan.

Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 15 item pernyataan.

Tabel 16. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.639 15

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel lingkungan sosial masyarakat (X4) > 0,311, maka dapat

disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebeut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X4 dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan. 3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil angket (kuesioner), observasi (pengamatan), dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.


(59)

3.7.1 Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan ststistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S.

Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya. Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), tidak maka kriteria pengujian yaitu. 1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal.

2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi sampel

adalah normal (Sudarmanto, 2005: 105-108) 3.7.2 Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang sama atau sebaliknya.Uji ini menggunakan uji Bartlett, dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(60)

1. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan menggunakan rumus:

= ( ( − 1) / Σ(n − 1))

1. Menghitung harga satuan B dengan rumus,

B = (log S ) (n −1)

2. Menggunakan uji Chi Kuadrat untuk uji Bartlett, yaitu :

x² = (in 10) {B – ( − 1) log }

Dengan kriteria pengujian jika < maka variabel tersebut

berdistribusi normal dan jika > maka variabel tersebut berdistribusi

tidak normal (Sudjana,2005: 263) 3.7.3 Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak. Menurut Hadi (2004: 2) mengemukakan bahwa uji ini

dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus :

F = G S

TC S

2 2

Keterangan:

S2TC = Varian Tuna Cocok

S2G = Varian Galat Kriteria pengujian :


(61)

1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig). dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α = 0,05 dengan kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity > α maka H0 diterima. Sebaliknya H0 tidak diterima.

2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau F Tuna Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria

pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan dk pembilang =

1 dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0 ditolak (Sudjana. 2001).

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai berikut.

Tabel 17. Tabel Analisis Varians Anova

Sumber DK JK KT F keterangan

Total 1 N

Y2

Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu Tuna cocok Galat/Error 1 1 n-2 k-2 n-k JK(a) JKReg(b/a)

JK (S) JK (TC) JK (G)

JK(a)

S2reg=JK b/a)

S2sis=

2 ) (  n s JK S2TC

2 ) (  K TC JK S2G =

k n E JK  ) ( sis S reg S 2 2 E S TC S 2 2 Untuk menguji keberartian hipotesis Untuk menguji kelinearan regresi Keterangan:

JK (a) =

 

n Y 2

JK (b/a) =

 

      

XY

Xn

Y


(62)

JK (G) =

 

 

    

  

 1

2 2

n Y Y

JK (T) = JK (a) – JK (b/a)

JK (T) = 2

JK (TC) = JK (S) – JK (G)

S2

reg = Varians Regresi

S2

sis = Varians Sisa

n = Banyaknya Responden

Kriteria pengujian

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 – α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan

sebaliknya jika Fhitng ≥ F (1 – α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak

linier.

2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk penyebut = (n – k) (Riduwan, 2004: 187).

3.7.4 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.


(63)

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan mengakibatkan (Sudarmanto, 2005: 137):

1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.

2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat berarti.

3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan

tingkat alpha.

2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga

koefisien sebagai berikut.

r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n          Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor butir soal

Y = Skor total

n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72). xy


(1)

3.4 Definisi Operasional Variabel... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 38

3.5.1 Observasi... 39

3.5.2 Dokumentasi... 39

3.5.3 Angket... 40

3.6 Uji PersyaratanInstrumen... 41

3.6.1 Uji Validitas... 41

3.6.2 Uji Reliabilitas... . 43

3.7 Uji Persyaratan Statistik Parametrik... 47

3.7.1 Uji Normalitas... 48

3.7.2 Uji Homogenitas... 48

3.8 Uji Asumsi Klasik... 50

3.8.1 Uji Kelinearan... 51

3.8.2 Uji Multikolinieritas... 52

3.8.3 Uji Autokorelasi... . 53

3.8.4 Uji Heteroskedastisitas... . 54

3.9 Pengujian Hipotesis... 55

3.9.1 Regresi Linier Sederhana... 55

3.9.2 Regresi Linier Multiple... 56

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58

4.1 Hasil Penelitian... 58

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 59

4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Bumi Waras... 60

4.1.1.2 Asal Usul Nama Bumi Waras... 62

4.1.1.3 Luas Wilayah kelurahan Bumi Waras... 65

4.1.1.4 Sarana dan Prasarana Kelurahan Bumi Wras... 61

4.2 Deskripsi Data... 63

4.2.1 Data Tingkat Pendapatan Orang Tua (X1)... 63

4.2.2 Data Tingkat Pendidikan Orang tua(X2)... 65

4.2.3 Data Minat Anak (X3)... 68

4.2.4 Data Lingkungan Sosial Masyarakat (X4)... 69

4.3 Uji Persyaratan Statistik Parametrik... 71

4.3.1 Uji Normalitas... 72

4.3.2 Uji Homogenitas... 73

4.4 Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 74

4.4.1 Uji Kelinearan Regresi... 75

4.4.2 Uji Multikolinieritas... . 79


(2)

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas... . 83

4.5 Pengujian Hipotesis... . 85

4.5.1 Uji Hipotesis Pertama (X1)... 86

4.5.2 Uji Hipotesis Kedua (X2)... 88

4.5.3 Uji Hipotesis Ketiga (X3)... 90

4.5.4 Uji Hipotesis Keempat (X4) ... 94

4.5.5 Uji Hipotesis Kelima(Y)... 95

4.6 Pembahasan... ... 95

4.6.1 Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Lulusan SMA tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 99

4.6.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan orang Tua Terhadap Lulusan SMA tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... ... 99

4.6.3 Pengaruh Minat Anak Terhadap lulusan SMA tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 101

4.6.4 Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap lulusan SMA Tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 104

4.6.5 Pengaruh Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Minat melanjutkan Studi, dan Lingkungan Sosial Terhadap Lulusan SMA tidak Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi... 108

V. SIMPULAN DAN SARAN 109

5.1 Kesimpulan .. ... 109

5.2 Saran ... ... 111

DAFTAR PUSTAKA... 113


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lulusan SMA Tahun 2006-2010 di Kampung Skip Rahayu

Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan... 3

2. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun 2010... 5

3. Tingkat Pendapatan Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Bumi Waras Tahun 2010... 5

4. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Bumi Waras Sesuai dengan Pendidikan Tahun 2010... 6

5. Penelitian yang relevan ... 21

6. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing - Masing Tahun Lulus... 34

7. Indikator dan Sub Indikator Variabel... 36

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 40

9. Hasil Analisis Uji validitas Angket Untuk Variabel X2... 41

10. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3... 41

11. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X4... 42

12. Hasil Analisis Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 44

13. Hasil Analisis Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 44

14. Hasil Analisis Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 ... 45

15. Hasil Analisis Reliabilitas Angket Untuk Variabel X4 ... 46

16. Tabel Analisis Varians Anava ... 49


(4)

Halaman

18. Kategori Tingkat Pendapatan Orang Tua... 62

19. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Orang tua... 63

20. Kategori Tingkat Pendidikan Orang tua... 64

21. Distribusi Frekuensi Minat Anak Malanjutkan Studi... 65

22. Kategori Minat Anak Malanjutkan Studi... 66

23. Distribusi Frekuensi Lingkungan Sosial Masyarakat... 67

24. Kategori Lingkungan Sosial Masyarakat... 68

25. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1, X2, X3 dan Y dengan Menggunakan SPSS... 69

26. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas... 70

27. Hasil Pengujian Homogenitas dengan Mengunakan SPSS... 71

28. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas... 71

29. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua (X1)... 72

30. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua (X2)... 73

31. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Minat Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (X3)... 74

32. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Lingkungan Sosial Masyarakat (X4 )... 75

33. Kesimpulan Hasil Uji Linieritas Garis Regresi... 76

34. Hasil Uji Multikolinearitas... 77

35. Hasil Uji Autokorelasi... 79

36. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 81

37. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas... 82


(5)

Halaman 39. Hasil Uji Hipotesis Kedua... 85 40. Hasil Uji Hipotesis Ketiga... 87

41. Hasil Uji Hipotesis Keempat... 90 42. Hasil Uji Hipotesis Kelima... 92


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma pengaruh tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, minat anak, dan lingkungan sosial masyarakat terhadap lulusan SMA tidak melanjutkan studi ke