Tabel 1 Progdi sebagai Rasio
Rasio R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8
Progdi S1-TI S1-SI
S1- DKV
S1- PTIK
D3-TI D3-
KA D3-
PR D3-
UPW
Seperti yang terlihat pada Tabel 1, terdapat delapan rasio yang dipakai pada
perhitungan OMAX dalam Sistem. Banyaknya rasio disesuaikan dengan jumlah progdi yang diikut sertakan pada perhitungan.
2. Penentuan Nilai Kriteria
Pada evaluasi program kerja progdi yang dilaksanakan FTI-UKSW, pencapaian setiap program kerja ditandai dengan status pencapaian berupa
keterangan. Namun dalam sistem yang dibangun, status yang berupa keterangan tersebut akan dikonversi menjadi angka atau nilai untuk mempermudah proses
pengukuran produktivitas.
Mengingat di dalam review kajian pustaka tidak ditemukan standar nilai kriteria dalam mengukur produktivitas, maka dalam penelitian ini dikembangkan
tabel konversi nilai yang menjadi acuan dalam penentuan nilai kriteria, seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Tabel Konversi Nilai
STATUS DESKRIPSI NILAI
25 Tercapai dengan prosentase 25
25 50
Tercapai dengan prosentase 50 50
75 Tercapai dengan prosentase 75
75 Fail
Tidak Tercapai sama sekali OK
Terpenuhi sesuai Target 100
Proses Dalam Proses dengan Alasan
50
Tabel 2 memperlihatkan hasil dari konversi status pencapaian ke nilai.
Status 25 menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 25, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 25. Status
50 menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 50, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 50. Status 75
menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 75, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 75. Status Fail menunjukkan
bahwa pelaksanaan progja tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 0 nol. Status OK menunjukkan bahwa
pelaksanaan progja telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 100. Status Proses menunjukkan bahwa
pelaksanaan progja masih dalam proses dengan alasan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 50.
3. Penentuan Nilai Sasaran
Penentuan nilai sasaran adalah menentukan nilai tertinggi dari setiap rasio yang menunjukkan nilai performance terbaik maupun terburuk, yang dicapai pada
periode tertentu. Dalam penentuan nilai sasaran, nilai terbaik akan ditempatkan pada level 10, sedangkan nilai terburuk ditempatkan pada level 0.
9
Tabel 3 Level 0 dan Level 10
Rasio R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8
Level 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai Terburuk
Level 10
100 100 100 100 100 100 100 100 Nilai
Terbaik
Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai level dimulai dari angka 0 yang
merupakan nilai level 0, sekaligus sebagai nilai terburuk, hingga angka 100 yang merupakan nilai level 10, dan sekaligus merupakan nilai terbaik.
4. Penentuan Bobot Penilaian