mengetahui terjadinya peningkatan ataupun penurunan performansi kinerja dari progdi.
2. Kajian Pustaka
Penerapan OMAX sebagai metode atau model pengukuran produktivitas telah banyak diterapkan dalam mendukung pengambilan keputusan, salah satunya
adalah Sistem Pendukung Keputusan Terhadap Produktivitas Hotel Menggunakan Metode OMAX Studi Kasus : Hotel Le Beringin Salatiga. Penelitian ini
menggunakan metode OMAX sebagai dasar perancangan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang bertujuan untuk mengukur kinerja setiap departemen
Hotel Le Beringin, guna memberikan kemudahan kepada pihak hotel untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan produktivitas
tiap departemen dan organisasinya. Hasil dari penelitian ini adalah adanya respon positif dari pihak hotel atas terpenuhinya kebutuhan hotel dalam mengetahui
tingkat produktivitas dari tiap departemennya. Dengan adanya aplikasi pengukuran produktivitas, pihak hotel dapat menentukan langkah-langkah untuk
memaksimalkan kinerja di tiap departemennya [4].
Penelitian lain yang menggunakan metode OMAX adalah Pengukuran dan Analisis Produktivitas Lini Produksi PT. XYZ dengan menggunakan Metode
Objective Matrix. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran produktivitas menggunakan metode OMAX untuk mengevaluasi produktivitas lini produksi.
Tujuan dari pengukuran produktivitas yang dilakukan adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat produktivitas lini produksi, sebagai dasar untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan jika ternyata produktivitas menurun. Berdasarkan hasil pengukuran dengan metode OMAX, diketahui bahwa terjadi
penurunan pada beberapa indikator pengukuran di lini produksi. Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan produktivitas. Hasil
dari pengukuran produktivitas di lini produksi, dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan strategi di masa datang [5].
Penelitian dengan metode OMAX pada Analisa Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix Pada Departemen Produksi Pabrik Furniture Garden
PT. Quartindo Sejati Furnitama. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran produktivitas di departemen produksi periode Januari sampai Agustus tahun 2006.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah penentuan kriteria utama yang paling dominan, dan indeks prestasi yang diperoleh selama ini untuk setiap
kriteria. Dengan pengukuran menggunakan metode OMAX, diketahui bahwa indeks prestasi tertinggi adalah pada bulan Februari dan indeks prestasi terburuk
adalah pada bulan April. Berdasarkan besarnya nilai indeks yang diperoleh, dapat dilakukan analisis untuk perbaikan di masa mendatang [6].
Penelitian metode OMAX pada Perancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk Peningkatan Produktivitas Hotel Bintang 3 di
Surabaya menggunakan Metode AHP dan OMAX. Penelitian ini dilakukan mengingat pentingnya diadakan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat
bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain. Pada penelitian ini, dibuat sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk pembobotan dan Objectives Matrix OMAX untuk pengukuran produktivitas. Dari perhitungan
2
menggunakan AHP diperoleh bobot fungsional, efisiensi, dan kriteria yang digunakan untuk perhitungan produktivitas menggunakan OMAX. Hasil dari
aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel. Setelah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas, hotel dapat mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan dan memperbaiki produktivitas serta profitabilitas di masa
yang akan datang [7].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tentang pengukuran produktivitas dan penerapan metode OMAX, maka akan dilakukan
penelitian tentang pengukuran tingkat pencapaian kinerja progdi dengan menggunakan metode OMAX. Penelitian ini mengambil studi kasus pada FTI-
UKSW salatiga. Data yang diuji merupakan data progja pada periode 2010-2011 dan periode 2011-2012, dari delapan progdi di FTI-UKSW yaitu, S1 Teknik
Informatika TI, S1 Sistem Informasi SI, S1 Desain Komunikasi Visual DKV, S1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer PTIK, Diploma Tiga Teknik
Informatika D3-TI, Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi D3-KA, Diploma Tiga Public Relations D3-PR, dan Diploma Tiga Usaha Perjalanan Wisata D3-
UPW. Pengujian sistem dilakukan pada enam progdi antara lain, S1-TI, S1-SI, S1-PTIK, D3-TI, D3-KA, dan D3-PR. Pada pengujian data periode 2010-2011,
digunakan data simulasi pada progdi SI, DKV, PTIK, D3-TI dan D3-KA. Sedangkan pada periode 2011-2012, data simulasi digunakan untuk progdi D3-
KA dan D3-UPW.
Evaluasi Kinerja
Dalam setiap organisasi, kegiatan pemeriksaan kinerja adalah kegiatan yang perlu dan umum dilakukan. Begitu pula dalam organisasi pendidikan baik di
tingkat Sekolah, Universitas, maupun Sekolah Tinggi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja maupun pencapaian prestasi yang diraih dalam
suatu organisasi.
Pada dasarnya, evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan, yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik [8]. Sedangkan penilaian kinerja atau prestasi kerja performance
appraisal adalah proses dimana suatu organisasi mengevaluasi performa atau kinerja karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja mereka [9].
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja merupakan penilaian periodik terhadap efektifitas suatu organisasi, unit organisasi, dan anggota organisasi
dipandang dari sudut pencapaian tujuan, standar, dan kriteria organisasi [10]. Oleh karena itu, evaluasi kinerja memiliki hubungan erat dengan pengukuran
produktivitas, dimana pengukuran produktivitas merupakan proses yang menunjang keberhasilan dari suatu kegiatan evaluasi kinerja.
Produktivitas
Saat ini produktivitas banyak ditemukan di berbagai bidang dan aspek kehidupan seperti pada aspek perekonomian, perdagangan, pendidikan, keuangan,
usaha menengah ke bawah, bahkan menjadi perbincangan politik. Tidak jarang produktivitas sering digunakan sebagai media untuk mempublikasikan barang dan
jasa. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang baik tentang produktivitas.
3
Istilah produktivitas pertama kali muncul tahun 1776 dalam naskah yang disusun oleh Quesney dari Perancis. Namun filosofi dan keberadaan produktivitas
sudah ada sejak awal peradaban manusia. Makna dari produktivitas adalah suatu upaya atau keinginan manusia untuk selalu meningkatkan kualitas hidupnya
dengan menggunakan sumber dayanya sekecil mungkin.
Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas, dan bang for the buck, sering dihubungkan dengan produktivitas. Secara umum, pengertian
produktivitas dikemukakan orang dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Input bisa mencakup biaya produksi production costs dan biaya
peralatan equipment costs. Sedangkan outputs bisa terdiri dari penjualan sales, pendapatan earnings, kerusakan defects dan market share [11].
Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah lebih besar untuk setiap pekerja,
sehingga lebih besarlah unsur-unsur kebutuhan hidup rakyat yang dapat dipenuhi sendiri [12]. Tata-laku kualitas dan produktivitas ditopang oleh sistem nilai yang
mendalam terhadap pasar, yaitu mengkomit diri untuk menjamin bahwa ‘‘Output’’ nya benar-benar diterima oleh pengguna ‘‘Output’’ tersebut
[13].
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, perlu adanya suatu konsep yang mendukung dilaksanakannya pengukuran produktivitas. Konsep tersebut
selanjutnya dapat diterjemahkan ke dalam suatu Siklus, yang disebut Siklus Produktivitas, dan dibagi menjadi 4 empat bagian: pengukuran produktivitas,
evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, peningkatan produktivitas, seperti terlihat pada Gambar 1.
Tahap 1: Pengukuran
Produktivitas Tahap 2:
Evaluasi Produktivitas
Tahap 3: Perencanaan
Produktivitas Tahap 4:
Peningkatan Produktivitas
Gambar 1 Siklus Produktivitas [14]
Gambar 1 menunjukkan bahwa siklus produktivitas merupakan suatu
proses yang berlangsung secara terus menerus Continue, yang melibatkan aspek- aspek: Pengukuran Measurement, Evaluasi Evaluation, Perencanaan
Planning, dan Pengendalian dalam upaya peningkatan Improvement. Berdasarkan konsep produktivitas, secara formal, program peningkatan
produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem organisasi itu sendiri. Untuk melakukan proses pengukuran ini berbagai teknik
pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan sesuai dengan indikator pengukuran yang dipilih, baik itu indikator yang sederhana ataupun yang lebih
kompleks [14].
4
Metode Omax
Objective Matrix OMAX adalah suatu metode pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian
perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut objektif. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh James L. Riggs,
P.E., pada tahun 1975.
Sebagai sebuah metode pengukuran, OMAX memiliki beberapa kegunaan antara lain: 1 Sebagai sarana pengukuran produktivitas; 2 Sebagai alat
memecahkan masalah produktivitas; 3 Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.
Selain itu, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh metode OMAX adalah: 1 Sederhana dan mudah dimengerti; 2 Data-data yang diperlukan mudah
diperoleh; 3 Mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus; 4 Lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.
Metode OMAX dapat mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dapat digunakan untuk mengukur seluruh aspek kinerja yang
dipertimbangkan dalam suatu unit kerja, indikator kinerja untuk setiap input dan output didefinisikan dengan jelas, dan memasukkan pertimbangan pihak
manajemen dalam penentuan skor sehingga terkesan lebih fleksibel. Score Performance dari metode OMAX Objective Matrix berkisar pada skala 0-10,
dengan demikian ada 11 tingkat pencapaian untuk setiap indikator, seperti yang terlihat pada tabel OMAX pada Gambar 2.
Gambar 2 Tabel Omax [1]
Keterangan bagian-bagian matriks sesuai dengan tabel OMAX pada
Gambar 2 , adalah sebagai berikut:
[1]
1. Productivity criteriakriteria produktivitas merupakan setiap aktivitas yang
menunjukkan nilai produktivitas yang ditetapkan dalam bentuk rasio, seperti jumlah absentotal jam kerja, jumlah pelanggan barutotal pelanggan, dan
sebagainya. Nilai-nilai tersebut menunjukkan karakteristik dari performance suatu badan usaha tertentu yang diukur. Rasio ini dimasukkan pada bagian
puncak dari kolom matriks.
2. Performancenilai pencapaian merupakan pengukuran dari performance
suatu periode dimasukkan pada bagian ini untuk keseluruhan kriteria. Ini adalah hasil aktual yang telah dicapai pada periode tersebut sesuai dengan
kriterianya. Data ini bisa didapat dari produksi, akuntansi, data pribadi atau informasi dari konsumen.
5
3. Scalesskala merupakan badan dari matriks disusun berdasarkan level 0
sampai level 10. Level 0 merupakan nilai performance terjelek dan nilai 10 adalah nilai pencapaian optimal yang dapat terjadi.
4. Scoreskor terletak pada baris tepat di bawah badan matriks. Setiap nilai
performance yang dicapai dikonversikan menjadi score dari badan matriks. Pengkorvesian ini mengikuti aturan, bila nilai performance lebih rendah dari
nilai performance pada level tertentu, namun masih lebih tinggi dari nilai sebelumnya, maka nilai performance digolongkan pada level sebelumnya.
5. Weightbobot merupakan tingkat kepentingan pada setiap kriteria
ditunjukkan dari nilai bobot weight yang tertera. Jika kriteria itu dianggap penting, maka akan diberi bobot yang lebih besar dari kriteria yang lain.
Total bobot keseluruhan adalah 100.
6. Valuenilai merupakan nilai value untuk setiap kriteria, yang didapatkan
dengan cara mengalikan bobot weight dengan nilai score pada setiap kriteria.
7. Performance Indicator terdiri atas nilai performance dari periode yang
diukur current, yang merupakan hasil penjumlahan setiap nilai value, nilai performance periode sebelumnya previous, serta index yang didapatkan
dengan cara mengurangkan nilai periode yang diukur current dengan nilai periode sebelumnya previous dibagi dengan nilai sebelumnya previous
lalu hasilnya dikalikan dengan 100. Dalam perhitungan produktivitas dengan OMAX ada beberapa tahap yang
akan dilakukan:
[1]
1. Langkah Pertama Pendefinisian Defining. Pada bagian atas matriks
terdapat kriteria produktivitas berupa perbandingan yang merupakan unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja serta berpengaruh pada tingkat
produktivitas. Satuan untuk tiap-tiap kriteria ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan kriteria tersebut selain karena pengaruhnya juga sebagai faktor
yang akan diteliti dan dikembangkan.
2. Langkah Kedua Pengukuran Quantifying. Pada badan matriks ditunjukkan
tingkat pencapaian unjuk kerja untuk kriteria produktivitas. Tingkatan tersebut dibagi dalam 10 tingkat. Nilai-nilai menunjukkan tingkat dimana
matriks pengukuran dimulai. Jika nilai kurang dari hasil minimum yang dapat diterima, maka nilai dianggap nol 0.
3. Langkah Ketiga Pencatatan Monitoring. Pada badan matriks, hasil
perbandingan dari operasi yang berlangsung ditempatkan di bagian atas matriks, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pada badan matriks, dan
dicatat dalam baris nilai tingkatan score. Angka pada baris bobot weight, menunjukkan derajat kepentingan dari masing-masing kriteria, yang
kemudian dikalikan dengan nilai atasnya score, lalu dicatat dalam baris nilai value. Hasil penjumlahan dari value merupakan nilai performance
dari periode yang diukur.
3. Metode dan Perancangan Sistem