commit to user 3
Nilai acuan yang dipakai dalam menjalankan misi Dirjen Pajak adalah: 1
Profesionalisme integritas, disiplin, dan kompetensi; 2
Transparansi; 3
Pelayanan Publik Prima.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi KPP Pratama Karanganyar berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Kepala Kantor;
b. Sub Bagian Umum;
c. Seksi PDI;
d. Seksi Pelayanan;
e. Seksi Penagihan;
f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
h. Seksi Pemeriksaan;
i. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;
j. Kelompok Fungsional.
Selain itu, di wilayah KPP Pratama Karanganyar juga terdapat Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan KP2KP Sragen yang
berkedudukan di Jalan Raya Sukowati No.84 Sragen.
commit to user 4
4. Deskripsi Jabatan
a. Sub Bagian Umum
1 Ikhtisar Jabatan
Mengkoordinasikan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah
tangga, serta perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas KPP Pratama Karanganyar.
2 Uraian Jabatan
a Mengkoordinasikan pengurusan surat masuk dan surat keluar.
b Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tata usaha perpajakan.
c Mengkoordinasikan
penyelenggaraan administrasi
DP3, LP2P, KGB, dan Daftar Riwayat Hidup sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. d
Mengkoordinasikan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit DUPAK Pejabat Fungsional.
e Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian Negara Lembaga RKA-KL. f
Mengkoordinasikan penerimaan Daftar Isian Pelaksana Anggaran DIPA dari Kantor Wilayah Kantor Pusat.
g Mengkoordinasikan
inventarisasi alat
perlengkapan kantoralat tulis kantor.
h Mengkoordinasikan rencana penghapusan inventaris kantor.
commit to user 5
i Mengkoordinasikan penyusunan laporan mutasi barang milik
Negara kekayaan Negara triwulanan dan laporan inventaris tahunan.
j Mengkoordinasikan penyusunan laporan keuangan dan barang
berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi SAI dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN.
k Mengkoordinasikan bahan masukan peyusunan konsep
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Kantor Wilayah.
l Mengkoordinasikan penyusunan tanggapan terhadap Laporan
Hasil Pemeriksaan LHP dari Aparatur Pengawasan Fungsional.
b. Seksi Penagihan
Adapun tugas pokok Seksi Penagihan adalah melakukan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan
pajak penagihan aktif dan membuat usulan piutang pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. c.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI Adapun tugas pokok Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
adalah memberikan dukungan secara tehnis technical Support di bidang TI Teknologi dan Informasi kepada Seksi-Seksi terkait.
commit to user 6
d. Seksi Pelayanan
Adapun tugas pokok Seksi Pelayanan adalah sebagai berikut: 1
Mengadministrasikan surat-surat permohonan dari Wajib Pajak dan surat-surat lainnya pada Tempat Pelayanan TerpaduTPT;
2 Menyelesaikan surat-surat permohonan dari Wajib Pajak yang
masuk ke Seksi Pelayanan; 3
Memberikan jawaban permintaan konfirmasi dan klarifikasi dari KPP lain;
4 Menerbitkan Surat Tagihan Pajak STP dan Surat Ketetapan Pajak
SKP; 5
Menatausahakan Surat Pemberitahuan baik SPT masa SPT Tahunan maupun SPOP PBB;
6 Menerbitkan Surat Teguran sehubungan dengan SPT masa atau
SPT Tahunan atau SPOP yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;
7 Menatausahakan berkas yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak
meliputi; pengarsipan, pemenuhan peminjaman berkas, sampai dengan pemisahan terhadap berkas Wajib Pajak yang masa pajak
telah melampaui 10 tahun daluwarsa; 8
Menerima keputusan keberatan dan banding; 9
Melakukan penyuluhan perpajakan.
commit to user 7
e. Seksi Pemeriksaan
Adapun tugas pokok Seksi Pemeriksaan adalah melakukan peñatausahaan di bidang pemeriksaan pajak.
f. Kelompok Fungsional
Adapun tugas pokok Kelompok Fungsional adalah melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan
Pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku. g.
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Adapun tugas pokok Seksi Ekstensifikasi Perpajakan adalah
melakukan kegiatan ektensifikasi pajak sebagai Unit Pelaksana Kegiatan Ektensifikasi berdasarkan ketentuan yang berlaku.
h. Seksi Pengawas dan Konsultasi I
1 Ikhtisar Jabatan
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi
teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisa kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka
intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2 Wilayah Kerja
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tanggung jawab pengawasan dan konsultasi terhadap Wajib Pajak dengan wilayah
kerja:
commit to user 8
a Kecamatan Karanganyar;
b Kecamatan Karangpandan;
c Kecamatan Tangen;
d Kecamatan Mondokan;
e Kecamatan Gemolong;
f Kecamatan Mojogedang;
g Kecamatan Jenawi;
h Kecamatan Kalijambe;
i Kecamatan Sumberlawang;
j Kecamatan Tasikmadu;
k Kecamatan Tanon;
l Kecamatan Sidoharjo;
m Kecamatan Masaran.
i. Seksi Pengawas dan Konsultasi II
1 Ikhtisar Jabatan
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan
konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisa kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam
rangka intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
commit to user 9
2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja Seksi Waskon II sebagai berikut: a
Kel. Dagen, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; b
Kel. Jaten, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; c
Kel. Ngringo, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; d
Kel. Jati, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; e
Kel. Jetis, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; f
Kel. Sroyo, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; g
Kel. Brujul, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; h
Kel. Suruh Kalang, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar; i
Kecamatan Jatipuro, Kab. Karangayar; j
Kec. Matesih, Kab. Karanganyar; k
Kec. Tawangmangu, Kab. Karanganyar; l
Ke. Kerjo, Kab. Karangaanyar; m
Kel. Kedungpit, Kec. Sragen, Kab. Sragen; n
Kecamatan Sambungmacan, Kab. Sragen; o
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Kab. Sragen; p
Kel. Sragen Kulon, Kec. Sragen, Kab. Sragen; q
Kel. Sragen Wetan, Kec. Sragen, Kab. Sragen; r
Kel. Karang Tengah, Kec. Sragen, Kab. Sragen; s
Kec. Kedawung, Kab. Sragen; t
Kec. Jenar, Kab. Sragen; u
Kel. Nglorog, Kec. Sragen, Kab. Sragen;
commit to user 10
v Kel. Sine, Kec. Sragen, Kab. Sragen;
w Kel. Tangkil, Kec. Sragen, Kab. Sragen;
x Kec. Sukodono, Kab Sragen;
y Kec. Gondang, Kab. Sragen.
j. Seksi Pengawas dan Konsultasi III
Adapun tugas pokok Seksi Pengawas dan Konsultasi III adalah melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak,
bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisa kinerja wajib
pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
k. KP2KP Sragen
1 Ikhtisar Jabatan
Berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan
Nomor: 55PMK.012007 Tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor: 132PMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, tugas pokok dan
fungsi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan adalah melakukan
penyuluhan perpajakan,
melaksanakan pelayanan
konsultasi perpajakan, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
commit to user 11
2 Uraian Jabatan
a Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja tahunan Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar dan terpadu.
b Mengawasi dan mengkoordinasikan pengurusan surat masuk dan
surat keluar serta mengarahkan sesuai dengan unit organisasi pengolah atau alamat yang dituju agar surat tersebut dapat
dikendalikan dengan lancar, menindak lanjutimerespon dengan cepat dan tepat.
c Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tata usaha kepegawaian
agar pegawai menerima hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d Mengawasi dan mengkoordinasikan penataan berkas arsip umum
non Wajib Pajak serta penyusutan arsip yang tidak mempunyai nilai guna atau telah memenuhi jadwal retensi arsip di lingkungan
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan agar tidak terjadi penumpukan atau akumulasi arsip.
e Mengawasi dan mengkoordinasikan pengetikan dan reproduksi
surat-surat dinas yang berhubungan dengan kesekretariatan dan dokumen lainnya guna menunjang kelancaran tugas.
f Mengawasi dan mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan,
pelaksanaan penyalurannya,
serta penginventarisan
alat perlengkapan kantoralat tulis kantor formulir untuk mengetahui
commit to user 12
keadaan dan
kebutuhannya guna menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas.
g Mengawasi dan mengkoordinasikan rencana dan pelaksanaan
pemeliharaan atauperbaikan alat perlengkapan kantorgedung kantor rumah dinas serta pemeliharaan kebersihan seluruh
ruangan dan halaman kantor. h
Mengkoordinasikan penyuluhan di bidang PPh, PPN, PPnBM, Bea Meterai, PBB melalui tatap muka.
i Mengkoordinasikan pembuatan buletin perpajakan.
j Mengkoordinasikan pelayanan konsultasi secara tertulistatap
mukatelepon di bidang PPh, PPN, PPnBM, Bea Meterai dan PBB. k
Mengkoordinasikan pelayanan
formulir-formulir perpajakan
kepada masyarakat. l
Mengkoordinasikan pembuatan
laporan rencana
analisis penyuluhan semesteran.
m Mengkoordinasikan
Penyuluhan Pajak
dengan pemberian
penataran melalui diklat. n
Mengkoordinasikan Penyuluhan pajak dalam rangka pemberian informasi kepada pelajarmahasiswa.
o Mengkoordinasikan penyuluhan perpajakan melalui media masa
elektronik, media cetak, konperensi pers, information desk, sarasehansimulasi.
commit to user 13
p Mengkoordinasikan penyuluhan perpajakan melalui penerbitan
brosurleaflet. q
Melakukan pengamatan potensi pajak dan pencarian informasi secara langsung maupun tidak langsung.
r Mengkoordinasikan dengan seksi Ektensifikasi KPP Pratama
Karanganyar dalam menyelenggarakan ekstensifikasi Wajib Pajak berdasarkan data Wajib Pajak yang tidak dikenal.
s Meningkatkan
pengetahuan perpajakan
untuk kelancaran
pelaksanaan tugas. t
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bulanan dan tahunan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi saat ini harus diakui telah membawa pengaruh terhadap perkembangan ekonomi. Khususnya di Indonesia banyak didirikan
perusahaan-perusahaan dan banyak pula didirikan
home industry
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Hal ini juga merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga dapat mengimbangi perkembangan ini dengan membuat peraturan-peraturan baru yang dapat
disesuaikan dengan keadaan masyarakat di Indonesia. Kewajiban pemerintah yang paling utama dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya adalah melindungi rakyatnya dengan segala kepentingannya, karena sumber pendapatan negara merupakan unsur yang
paling penting dalam mensejahterakan rakyat sudah tentu negara memerlukan
commit to user 14
sumber-sumber dana untuk membiayai pelaksanaan kewajibannya tersebut. Sumber pendapatan negara adalah semua jenis penghasilan yang ditujukan
untuk menambah penerimaan kas negara. Ada berbagai sumber-sumber pendapatan negara diantaranya adalah
pajak, retribusi,keuntungan BUMNBUMD, denda dan sita, pencetakan uang, pinjaman, sumbangan, hadiah dan hibah, serta penyelenggaraan undian
berhadiah. Penerimaan negara yang paling besar atau paling dominan adalah penerimaan pajak.
Untuk itu, guna memperlancar penerimaan yang berasal dari berbagai macam pajak tersebut kebijakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak
menciptakan sistem perpajakan agar tingkat penerimaan pajak meningkat adalah suatu langkah yang baik. Di Indonesia sudah ada berbagai macam
sistem pemungutan pajak yang diatur dalam Undang-Undang perpajakan. Diantaranya, adalah
officia l a ssessment system, self a ssessment system dan withholding system.
berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku di Indonesia saat ini yaitu sistem
self a ssessment.
Berdasarkan sistem tersebut, maka Wajib Pajak diberi kesempatan dan kepercayaan serta tanggung jawab
untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang atau pajak yang harus dibayar. Sistem ini dianut sejak terjadi reformasi
dibidang perpajakan. Sejak reformasi tersebut Indonesia mulai menganut asas
Self Assessment System
sebagai pengganti dari
Officia l Assessment System.
Sehingga semua warga Indonesia harus memiliki Nomor Pajak Wajib Pajak
commit to user 15
NPWP pada Wajib Pajak yang pendapatannya diatas Pendapatan Tidak Kena Pajak PTKP.
Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang KUP dijelaskan bahwa “Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak”. Nomor Pokok Wajib Pajak
NPWP itu mempunyai peranan yang sangat penting yaitu selain sebagai tanda pengenal atau identitas wajib pajak juga untuk menjaga ketertiban dalam
pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Bukan hanya Wajib Pajak Orang Pribadi saja yang wajib mempunyai Nomor Pokok
Wajib Pajak tetapi perusahaan juga harus memiliki NPWP karena merupakan temasuk dalam subyek pajak dalam negeri serta diwajibkan untuk lapor dan
setor pajak dengan sistem pemungutan pajak di Indonesia. Perusahaan yang sudah memliki Nomor Pajak Wajib Pajak, salah
satunya digunakan untuk mendapatkan investasi yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Akan tetapi seiring berjalannya waktu seringkali
perusahaan mengalami hal yang tidak diinginkan. Salah satunya saat dikeluarkan keputusan bahwa perusahaan tersebut ditutup, merupakan sesuatu
yang wajar dalam dunia bisnis. Hal ini dapat disebabkan karena keinginan pemilik maupun berdasarkan putusan banding. Tindakan tersebut akan
berdampak terhadap hak dan kewajiban perusahaan dibidang perpajakan.
commit to user 16
Implikasi dari penutupan usaha tersebut berkaitan dengan masalah penghapusan Nomor Pajak Wajib Pajak.
Pada kenyataannya, tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan peduli dalam menyelesaikan urusan perpajakannya sampai selesai.
Biasanya banyak perusahaan yang ditinggalkan begitu saja tanpa adanya likuidasi atau penyelesaian kewajiban perpajakannya karena perusahaan
tersebut sudah tidak mempunyai tanda-tanda untuk hidup. Akan tetapi karena proses penghapusan harus tetap dilakukan maka ada beberapa pengurus
perusahaan yang mengurusi proses penghapusan tersebut seperti yang tercantum pada UU KUP 32. Permohonan penghapusan Nomor Pajak Wajib
Pajak juga dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi misalnya orang pribadi yang meninggalkan dunia. Proses penghapusan Nomor Pajak Wajib Pajak
NPWP merupakan salah satu masalah dalam penyelesaian perpajakan yang tidak dapat diselesaikan dengan pasti dan memerlukan waktu yang bertahun-
tahun lamanya yang seharusnya dapat terselesaikan oleh fiskus dalam jangka waktu 6 bulan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 12 bulan untuk Wajib
Pajak Badan. Sebuah artikel menyatakan ada suatu perusahaan yang dinyatakan
dilikuidasi tetapi dia tidak melaporkan kepada KPP terdaftar. Sesuai dengan peratusan yang berlaku bahwa seharusnya perusahaan yang dinyatakan
dilikuidasi maka harus segera melaporkan kepada KPP terdaftar agar kegiatan perpajakan yang terkait untuk segera diberhentikan Menixnews, 2012. Di
KPP Pratama Karanganyar pun mengalami hal yang sama seperti yang ada
commit to user 17
pada artikel tersebut maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan studi kasusnya melalui karya ilmiah dengan judul
“EVALUASI PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK SEBAGAI DAMPAK DARI LIKUIDASI PERUSAHAAN SURVEI DI
KPP PRATAMA KARANGANYAR”.
C. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan
prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Dengan melihat latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis mengambil perumusan masalah.
1. Bagaimana persyaratan dan tata cara dalam penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak NPWP di KPP Pratama Karanganyar? 2.
Apa saja penyebab dari terjadinya penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar?
3. Bagaimana kuantitas dari penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak di KPP
Pratama Karanganyar? 4.
Bagaimana dampak likuiditas penghapusan NPWP bagi pegawai dan badan serta KPP Pratama Karanganyar?
commit to user 18
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui syarat-syarat dan tata cara penghapusan NPWP bagi
Wajib Pajak yang dilakukan oleh fiskus; 2.
Untuk mengetahui penyebab dari terjadinya penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. Untuk mengetahui kuantitas penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011; 4.
Untuk mengetahui dampak yang terjadi bagi KPP Pratama Karanganyar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka penulis berharap penelitian ini memiliki manfaat, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi KPP Pratama Karanganyar
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi KPP Pratama Karanganyar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penghapusan
NPWP. 2.
Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan,
referensi, dasar bagi penelitian selanjutnya dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perpajakan, khususnya prosedur penghapusan
commit to user 19
NPWP dan sebagai referensi pembuatan Tugas Akhir, khususnya mahasiswa perpajakan dengan pokok bahasan yang berkaitan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diambil oleh penulis yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak di KPP Pratama Karanganyar.
2. Data Penelitian
Data yang diambil penulis untuk penelitian ini yaitu: a.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi wajib pajak untuk melakukan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak berganda;
b. Prosestata cara untuk melakukan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak berganda; c.
Penyebab terjadinya penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak; d.
Jangka waktu yang diperlukan untuk proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
e. Dampak yang dirasakan oleh KPP Pratama Karanganyar dengan
adanya penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak. 3.
Metode Pengumpulan Data a.
Metode Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap sesuatu yang
dijadikan objek penelitian Layun, 2000. Dalam teknik pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan terhadap tata cara
commit to user 20
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP berganda di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan yang dilakukan antara dua pihak yaitu pewawancara
yang mengajukan
pertanyaan dengan
yang diwawancarai Zaenal dan Amran, 2000. Penulis melakukan
wawancara dengan staff yang bertugas melayani tentang Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
c. Metode Pustaka
Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara menelaah buku-buku tentang perpajakan.
G. METODE
ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan penulis yaitu metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang
berkaitan dengan tata cara metode pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan
kesimpulan dan pengambilan keputusan, sedangkan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam menganalisis
commit to user 21
data, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu mendengarkan dan menulis hasil wawancara dengan orang-orang yang bersangkutan.
commit to user
22
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Perpajakan Secara Umum