commit to user
22
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Perpajakan Secara Umum
a. Pengertian Pajak
1 Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum Soemitro dan Suandy, 2008.
2 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 3
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa
timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum Waluyo, 2010.
commit to user 23
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut:
1 Iuran dari rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan;
2 Berdasarkan Undang-Undang;
3 Tanpa jasa imbal balik atau kontraprestasi dari negara secara
langsung; 4
Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. b.
Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungi Budgeting sumber
keuangan negara dan fungsi Regulerend atau pengatur Resmi, 2007. 1
Fungsi
Budgeting
Sumber Keuangan Negara Pajak mempunyai fungsi
Budgeting
, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang
sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan
cara ekstensifikasi
pemungutan pajak
melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak
Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan
Bangunan PBB dan lain-lain.
commit to user 24
2 Fungsi
Regulerend
Pengatur Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,serta mencapai tujuan-tujuan
tertentu diluar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah
sebagai berikut: a
Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM dikenakan
pada saat transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang, maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga
barang tersebut semakin mahal harganya. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar rakyat tidak berlomba-lomba untuk
mengkonsumsi barang mewah mengurangi gaya hidup mewah;
b Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan. Hal ini
dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi membayar pajak yang tinggi pula,
sehingga terjadi pemerataan pendapatan; c
Tarif pajak ekspor sebesar 0 dimaksudkan agar para pengusaha terdorong menegkspor hasil produksinya dipasar
dunia sehingga dapat memperbesar devisa negara;
commit to user 25
d Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil
industri tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan industri lain-lain, dimaksudkan agar
terdapat penekanan produksi terhadap industri tersebut karena dapat menggangu lingkungan atau polusi membahayakan
kesehatan; e
Pemberlakuan
ta x holida y
dimaksudkan untuk menarik investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia.
c. Pengelompokan Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut sifat dan
menurut lembaga pemungutannya Suandy, 2008. 1
Menurut Golongan a
Pajak Langsung Pajak langsung yaitu pajak yang bebannya harus
ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Sebagai contoh Pajak
Penghasilan PPh. b
Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pembebannanya
dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan yang menyebabkan
commit to user 26
terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Sebagai contoh Pajak Pertambahan Nilai PPN.
2 Menurut Sifat
a Pajak subjektif
Pajak subjektif
yaitu pajak
yang pengenaanya
memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Sebagai contoh pajak Penghasilan PPh yang pengenaan PPh untuk orang
pribaadi memperhatikan status perkawinan, banyaknya anak dan tanggungan lainnya sehingga dengan kedaan wajib pajak
tersebut digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena pajak.
b Pajak Objektif
Pajak Objektif
yaitu pajak
yang pengenaanya
memerhatikan objeknya tanpa memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak maupun tempat tinggal. Sebagai contoh Pajak
Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
3 Menurut Lembaga Pemungutan
a Pajak Pusat
Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukan sebagai bagian dari penerimaan
commit to user 27
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Contohnya Pajak Penghasilan PPh,Pajak Pertambahan Nilai PPN dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, PajakBea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan dan Bea Materai. b
Pajak Daerah Pajak Daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Dipenda.
d. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi atas3 macam Waluyo, 2010 yaitu:
1
Officia l Assesment System Officia l Assesment System
adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri
Officia l Assesment System
adalah sebagai berikut: a
Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus;
b Wajib pajak bersifat pasif;
c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
commit to user 28
2
Self Assesment System Self Assesment System
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.
3
Withholding System Withholding System
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang
kepada pihak
ketiga untuk
memotongmemungut besarnya pajak yang terutang. e.
Asas Pemungutan Pajak Menurut Adam Smith dalam bukunya “
An Inquiri into Nature a nd Cause of the Wea lth of Nation
” tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan “
The Four Ma xims
” adalah sebagai berikut:
1 Asas
Equa lity
asas keseimbangan atau asas keadilan Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak yang
dikenakan wajib pajak harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak serta sesuai dengan manfaat yang diterima.
2 Asas
Ceratainty
asas kepastian hukum Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang tetapi harus
berdasarkan Undang-Undang, sehingga bagi yang melanggar akan dikenai sanksi hukum.
commit to user 29
3 Asas
Convenience of Pa yment
asas pemungutan pajak tepat waktu
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat diterimanya
penghasilankeuntungan yang dikenakan pajak. 4
Asas
Economy
asas efisien atau asas ekonomis Pemungutan
pajak hendaknya
dilakukan sehematseefisien
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP